Anda di halaman 1dari 6

JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I. PRAKTIKUM : MENGUJI TERJADINYA KOROSI PADA PAKU


II.TUJUAN PRAKTIKUM :1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya
korosi
2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi.

III .TINJAUAN TEORITIS


A. Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa,
terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa
teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa
disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat
dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe)
bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air
bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :

Anode : Fe 2+ + 2e - → Fe
Katode : 2H 2 O → O 2 + 4H + + 4e -

Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada


logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah
kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa -
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan
oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida
atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O 3. nH 2O, suatu zat
padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro
kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih,
dkk.2011)
B. Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan
meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif keudara dapat mempercepat proses korosi.
Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat
proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour,
hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan
korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan
organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak
digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini
berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)

C. Proses Terjadinya Korosi


Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan
logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada
permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.
Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya
karat oksida.

Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam


melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan
elektron ke dalam (permukaan) logam.
D. DAMPAK DARI KOROSI
Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos.
Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja
disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu
jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat
disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya
logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau
dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat
lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.

Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya


transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang
memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi
yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana
atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan
elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-
ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang
tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.

Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan


kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan
pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak
langsung berupa terhentinya aktifitas produksi.

Karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat


korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki
bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya
produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan
menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan
kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu
korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara
terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi
dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
E. Mencegah terjadinya korosi

Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara


permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal
dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom,
nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada
juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap
kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya
digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara
lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu
menlindungi benda besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai
KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih
mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi
pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi,
bukannya tembaga.

Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi,
dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan
mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa
mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu
di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan
permukaan besi membentuk karat.
( Sagala, Polmer P. 2011 )
IV. DATA ALAT DAN BAHAN
1. 8 buah paku tidak berkarat
2. 8 buah aqua plastik
3. Air jeruk nipis ½ gelas
4. Air garam ½ gelas
5. Air sabun ½ gelas
6. Air yang direbus ½ gelas
7. Air sumur ½ gelas
8. Minyak makan / minyak goreng ½ gelas
9. Air gula pasir ½ gelas
10.Plastik putih dan karet

V. CARA KERJA
1. Siapkan 8 buah aqua gelas yang telah dibersihkan.
2. Isi 1 buah paku kedalam masing-masing gelas/wadah yang telah disiapkan.
3. Setelah itu, masukkan larutan yang telah ditentukan dalam setiap gelas
4. Simpan ditempat yang aman.
5. Mengamati perubahan paku selama 5 hari
VII. KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan diatas adalah sebagai berikut : asam
cuka,air pam, air mendidih, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air
suling mendidih ditutup, udara kosong dan larutan silika termasuk dalam
bahan-bahan yang bersifat korosif yaitu yang dapat menyebabkan korosi
pada besi dalam hal ini paku. Sedangkan minyak tanah dan minyak
goreng bukanlah bahan yang dapat menyebabkan besi megalami
korosi(pengkaratan), oleh karna itu minyak tanah dan minyak manis tidak
termasuk kedalam bahan yang korosif.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Suroso. Asih,dkk.2011. kimia untuk SMA/MA kelas XII semester 1.


Aspirasi
Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga

Rantauprapat,Selasa 31 Oktober 2017


Ditandatangani

(Rivyal Ayari Pasaribu) (Saidah Hanim Siregar SPd)


Praktikan Guru Bidang Studi Kimia

Anda mungkin juga menyukai