Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

UJI KOROSI PADA PAKU (BESI)


DISUSUN OLEH
NABILAH AZ ZAHRA – XII MIPA 3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Karat adalah sebutan bagi
korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir
semua logam. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi,
misalnya untuk membangun jembatan, kendaraan dan gedung Besi adalah salah satu dari
banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling
awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan
karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam
dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi
percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam
apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi.
Pada peristiwa perkaratan, besi teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara. Perkaratan
dapat dipercepat dengan adanya air. Itulah sebabnya, rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.xH2O. Karat besi sangat berpori dan selalu mengelupas sehingga perkaratan dapat
terjadi terus menerus. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan
korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-
logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi, dan penjelasannya akan
dipaparkan dalam praktikum ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkaratan pada paku dengan berbagai perlakuan?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi?
3. Bagaimana cara pencegahan korosi pada paku?

C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui proses perkaratan padapaku dengan berbagai cara/perlakuan.
2. Untuk mengetahui factor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.

D. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui penyebab dan pencegahan dari korosi.
2. Dapat menambah informasi tentang korosi.

BAB II DASAR TEORI


Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai
katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari
besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam
tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya: Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar, Pengolahannya relatif
mudah dan murah, dan Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah
dimodifikasi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi
baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan
penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink
dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur
bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan
dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa_an-
organik_maupun_organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour,
hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam
industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan
tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.

BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM


A. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : di Rumah
Waktu : a. percobaan 1= 30 September-6 Oktober.
b. percobaan 2= 30 September-5 Oktober dan 1 Oktober.

B. Alat dan Bahan Praktikum


1. Gelas plastic 9 buah
2. Karet gelang 9 buah
3. Penutup gelas
4. 9 biji paku besi, diantaranya 7 paku tidak berkarat dan 2 paku berkarat
5. Air dingin
6. Air panas
7. Sabun
8. Minyak
9. Larutan asam cuka
10. Larutan garam dapur NaCl

C. Cara Kerja
Percobaan 1 :
1. Beri tanda berbeda A,B,C,D,E,F, dan G pada masing masing gelas plastic.
2. Masukkan air biasa pada gelas A, air panas pada gelas B, larutan asam cuka pada
gelas C, larutan garam pada gelas D, minyak pada gelas E, air sabun pada gelas F,
dan biarkan gelas G kosong.
3. Masukkan paku tidak berkarat pada masing masing gelas, dengan setiap gelas berisi 1
paku.
4. Tutup gelas dengan plastic kemudian diikat dengan karet gelang.
Percobaan 2 :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Perlakuan 1, rendam 1 buah logam besi yang berkarat selama 1 jam dengan asam
cuka, kemudian cuci dengan air bersih sehingga terlihat perubahan yang terjadi.
3. Perlakuan 2, rendam 1 buah logam besi yang berkarat selama 6 hari dengan asam
cuka, kemudian cuci dengan air bersih sehingga terlihat perubahan yang terjadi.

BAB IV HASIL PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai