MY STYLE IS MY LIFE.... NEVER MIND Jangan berusaha menjadi sempurna,.. tapi jadilah
yang berguna
KOROSI
KELOMPOK 4
ADE EKO SAPUTRA L
DWI REZKY AMALIA
NOVA YULIDA ARIANI
NUR PERMATA SARI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
b. RUMUSAN MASALAH
c. TUJUAN PENELITIAN
d. MANFAAT PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
a. ALAT DAN BAHAN
b. CARA KERJA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
a. KESIMPULAN
b. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan.Korosi ini
sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari
besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi.Jadi jelas
korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha
untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk
oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu
masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam
kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah
mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da
fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari
asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi
ini khususnya pada besi..
Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur.
Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan menjadi
katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.
b. Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi
yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang
tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut
dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada
gambar berikut.
Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan
terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media
dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2
yang tinggi.
c. Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada Fe. Semakin
tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan kelarutan
oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami
penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan
terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. ALAT DAN BAHAN
- Gelas plastic bening sebanyak 8 buah
- Paku besi yang tidak berkarat sebanyak 8 buah
- Plastic bening
- Karet gelang
- Larutan cuka
- air
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam
B
sepenuhnya.
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur
C
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
Paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka (CH3COO), dan paku
D
dibiarkan dalam keadaan tenggelam
F Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.
Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur
G
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
HARI KE-1
G. B Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku dan sebagian
lagi larut dalam air. Warna air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan.
G. C Mulai terjadi perkaratan pada bagian yang terendam air, sedangkan bagian yang
tidak terendam masih dalam kondisi awalnya. Air mulai berubah menjadi
kekuningan
G. F Mulai terjadi perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku, dan sebagian lagi
larut dalam air. Air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan, tetapi warna air
G. G Terjadi sedikit perkaratan pada bagian yang terendam. Air berubah menjadi
bening, tetapi warna air tersebut lebih muda jika dibandingkan gelang gelas C.
G. H Tidak terjadi perkaratan. Paku terlihat sangat bersih dan seperti baru. Paku
HARI KE-2
G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin menua (mendekati coklat muda)
G. C Karat pada bagian yang terendam semakin banyak, tetapi bagian yang
G. F Karat semakin banyak, tetapi karat tersebut lebih banyak yang larut dalam air
coklat bahkan lebih coklat jika dibandingkan dengan warna air pada gelas B.
G. G Hanya bagian yang terendam yang mengalami perkaratan dan jumlah karat
HARI KE-3
G. B Warna air semakin coklat. Karat pada paku semakin banyak. Terlihat sedikit
semakin tua karena karat yang larut dalam air semakin banyak. Pada bagian
G. D Paku terlihat semakin bersih dan warnanya terlihat sedikit mengalami penuaan
G. F Karat semakin bertambah banyak. Karat yang larut di dalam air juga semakin
banyak. Warna air semakin tua dan terlihat sedikit endapan karat pada dasar
gelas.
G. G Bagian yang tidak terendam sudah mulai mengalami sedikit perkaratan. Pada
HARI KE-4
G. A Karat mulai menyebar hampir keseluruh bagian paku, tetapi masih berupa
bercak-bercak.
G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat. Endapan karat di dasar gelas
mulai bertambah.
G. C Karat yang menempel pada paku yang terendam maupun karat yang larut
dalam air semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Pada
G. D Paku terlihat semakin hitam dan bersih. Tak ada ditemukan karat.
G. E Karat bertambah banyak dan menyebar keseluruh bagian paku. Namun tidak
G. F Air semakin coklat dan terlihat mulai memekat. Endapan pada dasar gelas juga
semakin banyak.
G. G Pada bagian yang tidak terendam karat mulai semakin tampak. Pada bagian
yang terendam karat semakin banyak dan karat yang larut dalam air pun juga
semakin banyak, mulai terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas.
HARI KE-5
G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai terlihat
G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air mulai sedikit memekat. Warna air semakin coklat.
G. D Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat. Air cuka tetap
bening.
G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat. Air mulai terlihat
G. G Pertambaha karat terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin coklat dan endapan pada dasar gelas mulai semakin
HARI KE-6
G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai
terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas juga semakin banyak.
G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air mulai semakin memekat. Warna air semakin coklat dan
G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor.
Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah.
G. G Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin coklat. Endapan juga terlihat semakin banyak. Air
memekat.
HARI KE-7
G. A Karat terlihat semakin banyak pada seluruh permukaan paku, tetapi karat yang
G. B Karat semakin bertambah banyak dan warna air semakin coklat serta air mulai
terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas juga semakin banyak.
G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air semakin memekat. Warna air semakin coklat dan
G. D Paku terlihat semakin bersih dan warnanya juga menjadi semakin hitam
G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor.
Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah. Paku
G. G Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin coklat dan nampak kotor. Endapan juga terlihat
HARI KE-8
G. A Karat terlihat semakin banyak dan membentuk lapisan yang cukup tebal pada
G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air semakin
pekat. Endapan karat pada dasar gelas juga bertambah tebal. Paku terlihat
semakin keropos.
G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak dari hari sebelumnya. Air terlihat semakin pekat. Warna air
semakin coklat dan tampak kotor. Endapan pada dasar gelas semakin
G. D Warna paku terlihat semakin hitam dari hari sebelumnya. Tak ada karat.
G. E Karat pada paku semakin banyak dan membentuk lapisan yang agak tebal
pada beberapa bagian paku
G. F Karat semakin bertambah banyak pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam. Warna air semakin coklat dan kotor. Endapan karat semakin
G. G Perkaratan terjadi pada seluruh bagian paku, baik yang teendam maupun yang
tidak terendam. Air semakin coklat, pekat dan tampak kotor. Endapan
HARI KE-9
HARI KE-10
G. B Karat terus bertambah banyak. Warna air semakin coklat, pekat dan tampak
kotor. Volume air semakin jelas berkurang. Endapan karat di dasar gelas terlihat
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat, pekat, dan kotor. Volume semakin jelas
G. D Paku semakin hitam, tetapi warna cuka menjadi lebih kuning dibanding hari
sebelumnya.
jelas terlihat berkurang. Paku semakin keropos. Endapan pada dasar gelas
G. G Perkaratan terus terjadi dan karat terus bertambah banyak. Paku terlihat semakin
keropos terutama bagian yang terendam. Warna air semakin coklat, air juga
semakin pekat dan kotor. Endapan pada dasar gelas juga semakin bertambah
HARI KE-12
HARI KE-14
B. PEMBAHASAN
Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan oleh reaksi
kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering
terjadi adalah perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya besi
bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang terhidrasi (Fe 2O3.nH2) . Proses
perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal
1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada bagian besi yang
bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu tenmpat
terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan
uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal
ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi.
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi
logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan yang
terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya
Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan besi tersebut dan juga menyelidiki faktor-
faktor (oksigen, air dan keelektrolitan) yang mempengaruhinya serta membuktikan kebenaran
teori yang kami dapat, kami melakukan penelitian selama 14 hari dengan membuat 8 kondisi
berbeda pada masing masing gelas. Pengkondisian tersebut adalah sebagai berikut :
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam
B
sepenuhnya.
Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur
C
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
Paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka (CH 3COO-), dan paku
D
dibiarkan dalam keadaan tenggelam
F Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.
Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur
G
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi. Kami menemukan bahwa
dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat pada
Pada hari 1-11 perkaratan paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air di gelas yang
terbuka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan lebih
memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2 saja atau H2O saja.
Dalam penelitian ini, kami menemukan sedikit ketidak sesuaian antara teori dan data yang kami
peroleh.Ketidaksesuaian ini adalah tentang pengaruh asam terdapat korosi. Dalam teori
disebutkan bahwa asam akan mempercepat korosi, akan tetapi pada pengamatan kami dari hari
ke-1 hingga ke-11 menunjukkan bahwa paku yang direndam dalam air cuka (asam) justru tidak
mengalami perkaratan sama sekali. Paku yang direndam dalam air cuka terlihat lebih bersih dari
sebelum dilakukan perendaman dan terlihat semakin hitam dari hari ke hari.Hal ini jelas
bertentangan dengan berbagai teori yang telah dikemukakandan hal itu sempat membuat kami
berkesimpulan bahwa teori yang kami baca tentang pengaruh asam terhadap perkaratan tersebut
adalah salah.
Akan tetapi pemikiran kami seketika berubah ketika volume cuka sudah mulai menyurut dan
menyebabkan sebagian batang paku muncul kepermukaan (tidak lagi terendam). Paku yang
muncul ke permukaan tersebut hanya dalam beberapa jam saja sudah mengalami perkaratan yang
cukup parah. Perkaratan tersebut semakin bertambah parah dan bahkan membentuk suatu lapisan
karat yang tebal untuk hari-hari selanjutnya hingga akhir hari penelitian (hari ke-14) dan jauh
melebihi karat pada paku yang direndam di air biasa. Hal ini membuat kami mengetahui bahwa
asam akan sangat mempercepat korosi apabila ia telah berinteraksi dengan O 2, dan akan
My Bias
Oh Sehun
Mengenai Saya
permata sari
Lihat profil lengkapku
K@LendeR
Entri Populer
LAPORAN KIMIA : TITRASI ASAM DAN BASA
...
1. PENGERTIAN ADIL o Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada
tempatnya dan tidak berat sebelah o Seca...
BAB II METABOLISME
Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme.
Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses yang dil...
Assalamu’alaikum wr. Wb Salam sejahtera untuk kita semua Yth Kepala SMA Negeri 2
Kandangan Yth Dewan guru beserta staf tata usa...
Arsip Blog
► 2014 (2)
► 2013 (22)
▼ 2012 (41)
o ▼ Desember (16)
BAB III MATERI GENETIK
BAB II METABOLISME
BAB 1 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (II)
Lirik Lagu EXO-K – Angel (Romanji + Indonesia Tran...
Lirik Lagu EXO-K – What Is Love (Romanji + Indones...
Lirik Lagu EXO-K – Mama (Romanji + Indonesia Trans...
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA : KOROSI
TABEL COS SIN TAN
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN
BAB 1 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (I)
TUGAS BTA : MERAIH HIDAYAH
TUGAS: RANGKUMAN ISI BUKU
TUGAS TIK : JARINGAN KOMPUTER
TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PERILAKU ADIL
PUISI : IBU
PRINCE CHARMING IS MY BROTHER : AT THE FIRST.... p...
o ► November (25)
Visitor
Pengikut
my pet
Label
BAHASA
INDONESIA
(7)
BIOLOGI
(15)
BTA (1)
CERBUNG
(8)
CERPEN (4)
ENDOKRIN
(1)
EXO (11)
FISIKA (1)
FISIOLOGI
(1)
FOTO (5)
HELL GAY'S
MARRIAGE
O... (5)
Thank' HISTOLOGI
(2)
s4 I-POP (4)
coming K-POP (3)
KADARKUM
(1)
Feedjit KEDOKTER
AN (1)
KIMIA (5)
LAPORAN
(6)
LIRIK (9)
MAKALAH
(3)
MATEMATI
KA (1)
MATERI (15)
MATERI
KELAS X (6)
MATERI
KELAS XI (4)
MATERI
KELAS XII
(6)
MY BIAS (3)
MY
DIARY(?) (1)
MY FRIEND
AND ME (1)
PENDIDIKA
N AGAMA
ISLAM (2)
PRINCE
CHARMING
IS MY
BROTHER
(3)
PROVINSI
KALIMANT
AN
SELATAN
2011 (1)
PUISI (1)
SEHUN (3)
SEJARAH (2)
TIKOM (1)
TUGAS
MANDIRI (1)
W-POP (2)
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh imacon. Diberdayakan oleh Blogger.