Anda di halaman 1dari 37

PERMATA'S BLOG

MY STYLE IS MY LIFE.... NEVER MIND Jangan berusaha menjadi sempurna,.. tapi jadilah
yang berguna

Senin, 17 Desember 2012


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA : KOROSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KOROSI
KELOMPOK 4
ADE EKO SAPUTRA L
DWI REZKY AMALIA
NOVA YULIDA ARIANI
NUR PERMATA SARI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
a.      LATAR BELAKANG MASALAH
b.      RUMUSAN MASALAH
c.       TUJUAN PENELITIAN
d.      MANFAAT PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
a.      ALAT DAN BAHAN
b.      CARA KERJA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
a.      KESIMPULAN
b.      SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
a.      LATAR BELAKANG MASALAH
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan.Korosi ini
sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari
besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi.Jadi jelas
korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha
untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk
oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu
masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam
kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah
mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da
fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari
asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi
ini khususnya pada besi..
Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur.
Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan menjadi
katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.

b.      RUMUSAN MASALAH


Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat
penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah :
1.      Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/perkaratan pada besi?
2.      Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi?

c.       TUJUAN PENELITIAN


Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan penulisanlaporan ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
2.      Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya

1.      MANFAAT PENELITIAN


Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.      Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.      Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.
4.      Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap
sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya
dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan
oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu,
paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah
korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap
sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen
juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi
reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa
dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling
umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla,
1990).
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda,
dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia
terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan
(Oxtoby, dkk., 1999).
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai
katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari
besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada
suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah
kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini
memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga
adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena
potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi
adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral
logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan
oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan kecepatan laju
korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami kasus korosi yang sama
pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam pada kondisi lingkungan yang sama
tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam,
yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1.        Faktor Metalurgi
      Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan terhadap
korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang
paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari
faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a.       Jenis logam dan paduannya
                Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi.Sebagai contoh,
aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe,
Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
b.       Morfologi dan homogenitas
                Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan tersebut
akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap daerahnya.
c.        Perlakuan panas
                Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau
perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C terhadap baja
tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu, beberapa
proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan,
maka dapat memicu terjadinya korosi retak tegang.

d.      Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan


                Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah
proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah fabrikasi memiliki tegangan sisa atau
endapan inklusi maka memudahkan terjadinya retak.
2.       Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a.       Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang
berbeda-beda.Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana
air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi.Gambar berikut
menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan
tembaga.

b.      Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi
yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang
tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut
dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada
gambar berikut.

        Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan
terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media
dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2
yang tinggi.
c.       Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada Fe. Semakin
tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan kelarutan
oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami
penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan
terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.

d.    Gas, cair atau padat


          Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila
lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik
pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-
beda.Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair
dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e.       Kondisi biologis
        Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi mikrobial
terutama sekali pada material yang terletak di tanah.Keberadaan mikroorganisme sangat
mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.

2.            Teori Ion Svante August Arrhenius 


Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik?Penjelasan tentang permasalahan di atas
pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat
presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun 1884. 
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel
yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang
bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion.  
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion
zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan
arus listrik melalui larutannya.Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak
terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. 
Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Dari
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:  
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya
terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.  
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam
larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan
listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik
karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam
bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-
ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.  

BAB III
METODE PENELITIAN
a.      ALAT DAN BAHAN
-          Gelas plastic bening sebanyak 8 buah
-          Paku besi yang tidak berkarat sebanyak 8 buah
-          Plastic bening
-          Karet gelang
-          Larutan cuka
-          air

b.      CARA KERJA


1.      susunlah rangkaian percobaan dengan 8 buah gelas plastic seperti gambar berikut :

 2.      Amati keadaan paku setiap hari selama 2 minggu


3.      Catatlah setiap perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
PENGKONDISIAN OBJEK :

Label gelas Pengkondisian

A Paku diletakkan di dalam gelas terbuka (tanpa air)

Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam
B
sepenuhnya.

Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur
C
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.

Paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka (CH3COO), dan paku
D
dibiarkan dalam keadaan tenggelam

E Paku diletakkan dalam gelas kosong yang tertutup

F Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.

Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur
G
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.

H Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi larutan cuka (CH3COO).

HARI KE-1

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Tidak terjadi perkaratan pada paku. Tidak terjadi perubahan apapun.

G. B Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku dan sebagian

lagi larut dalam air. Warna air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan.

G. C Mulai terjadi perkaratan pada bagian yang terendam air, sedangkan bagian yang

tidak terendam masih dalam kondisi awalnya. Air mulai berubah menjadi

kekuningan

G. D Tidak terjadi perkaratan. Air cuka masih dalam keadaan bening.

G. E Tidak terjadi perkaratan. Paku masih dalam kondisi awalnya.

G. F Mulai terjadi perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku, dan sebagian lagi

larut dalam air. Air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan, tetapi warna air

lebih muda jika dibandingkan dengan gelas B

G. G Terjadi sedikit perkaratan pada bagian yang terendam. Air berubah menjadi

bening, tetapi warna air tersebut lebih muda jika dibandingkan gelang gelas C.

G. H Tidak terjadi perkaratan. Paku terlihat sangat bersih dan seperti baru. Paku

terlihat lebih bersih daripada paku pada paku pada gelas D.

HARI KE-2

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Mulai terjadi sedikit perkaratan pada paku.

G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin menua (mendekati coklat muda)

G. C Karat pada bagian yang terendam semakin banyak, tetapi bagian yang

terendam belum mengalami perkaratan.

G. D Paku terlihat makin bersih dibanding hari sebelumnya.

G. E Mulai terjadi sedikit perkaratan

G. F Karat semakin banyak, tetapi karat tersebut lebih banyak yang larut dalam air

dibanding dengan yang menempel di paku. Warna airnya sudah mencapai

coklat bahkan lebih coklat jika dibandingkan dengan warna air pada gelas B.

G. G Hanya bagian yang terendam yang mengalami perkaratan dan jumlah karat

mulai bertambah dibanding hari sebelumnya. Bagian yang tidak terendam

belum mengalami perkaratan.

G. H Paku terlihat semakin bersih disbanding hari sebelumnya.

HARI KE-3

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Bercak-bercak karat mulai terlihat semakin jelas pada paku.

G. B Warna air semakin coklat. Karat pada paku semakin banyak. Terlihat sedikit

endapan karat pada dasar gelas.


G. C Pada bagian yang terendam karat semakin banyak dan warna air terlihat

semakin tua karena karat yang larut dalam air semakin banyak. Pada bagian

yang tidak terendam mulai tampak sedikit bercak-bercak karat.

G. D Paku terlihat semakin bersih dan warnanya terlihat sedikit mengalami penuaan

(menjadi abu-abu kehitaman).

G. E Bercak-bercak karat mulai tampak jelas pada paku.

G. F Karat semakin bertambah banyak. Karat yang larut di dalam air juga semakin

banyak. Warna air semakin tua dan terlihat sedikit endapan karat pada dasar

gelas.

G. G Bagian yang tidak terendam sudah mulai mengalami sedikit perkaratan. Pada

bagian yang terendam, karat semakin banyak sehingga menyebabkan air

semakin berwarna coklat.

G. H Paku terlihat semakin bersih dan menghitam.

HARI KE-4

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat mulai menyebar hampir keseluruh bagian paku, tetapi masih berupa

bercak-bercak.

G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat. Endapan karat di dasar gelas

mulai bertambah.

G. C Karat yang menempel pada paku yang terendam maupun karat yang larut
dalam air semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Pada

bagian yang tidak terendam pertambahan karat juga terjadi.

G. D Paku terlihat semakin hitam dan bersih. Tak ada ditemukan karat.

G. E Karat bertambah banyak dan menyebar keseluruh bagian paku. Namun tidak

terlalu jelas terlihat karena masih berupa bercak-bercak.

G. F Air semakin coklat dan terlihat mulai memekat. Endapan pada dasar gelas juga

semakin banyak.

G. G Pada bagian yang tidak terendam karat mulai semakin tampak. Pada bagian

yang terendam karat semakin banyak dan karat yang larut dalam air pun juga

semakin banyak, mulai terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas.

G. H Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat.

HARI KE-5

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat terlihat semakin jelas dan semakin banyak

G. B Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai terlihat

memekat. endapan pada dasar gelas semakin banyak.

G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin

bertambah banyak. Air mulai sedikit memekat. Warna air semakin coklat.

Endapan pada dasar gelas sudah terlihat.

G. D Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat. Air cuka tetap
bening.

G. E Karat mulai bertambah dan terlihat semakin jelas.

G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat. Air mulai terlihat

memekat. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah.

G. G Pertambaha karat terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak

terendam. Air semakin coklat dan endapan pada dasar gelas mulai semakin

tampak. Air mulai sedikit memekat.

G. H Paku terlihat makin hitam. Tak ada karat.

HARI KE-6

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat semakin banyak

G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai

terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas juga semakin banyak.

G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin

bertambah banyak. Air mulai semakin memekat. Warna air semakin coklat dan

terlihat kotor. Endapan pada dasar gelas mulai bertambah.

G. D Paku semakin menghitam dan bertambah bersih

G. E Karat semakin jelas dan bertambah pada seluruh bagian paku

G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor.
Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah.

G. G Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak

terendam. Air semakin coklat. Endapan juga terlihat semakin banyak. Air

memekat.

G. H Paku terlihat semain bersih dan semakin hitam.

HARI KE-7

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat terlihat semakin banyak pada seluruh permukaan paku, tetapi karat yang

terbentuk ini masih berupa lapisan tipis.

G. B Karat semakin bertambah banyak dan warna air semakin coklat serta air mulai

terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas juga semakin banyak.

Selain itu, paku mulai terlihat keropos.

G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin

bertambah banyak. Air semakin memekat. Warna air semakin coklat dan

tampak kotor. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah.

G. D Paku terlihat semakin bersih dan warnanya juga menjadi semakin hitam

G. E Paku semakin terlihat jelas dan juga bertambah banyak

G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor.
Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas semakin bertambah. Paku

terlihat mulai keropos.

G. G Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak

terendam. Air semakin coklat dan nampak kotor. Endapan juga terlihat

semakin banyak. Air semakin pekat.

G. H Paku mengitam dan tak ditemukan karat.

HARI KE-8

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat terlihat semakin banyak dan membentuk lapisan yang cukup tebal pada

beberapa bagian paku

G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air semakin

pekat. Endapan karat pada dasar gelas juga bertambah tebal. Paku terlihat

semakin keropos.

G. C Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin

bertambah banyak dari hari sebelumnya. Air terlihat semakin pekat. Warna air

semakin coklat dan tampak kotor. Endapan pada dasar gelas semakin

bertambah banyak dan tebal. Paku semakin keropos.

G. D Warna paku terlihat semakin hitam dari hari sebelumnya. Tak ada karat.

G. E Karat pada paku semakin banyak dan membentuk lapisan yang agak tebal
pada beberapa bagian paku

G. F Karat semakin bertambah banyak pada bagian yang terendam maupun yang

tidak terendam. Warna air semakin coklat dan kotor. Endapan karat semakin

banyak. Paku terlihat semakin keropos.

G. G Perkaratan terjadi pada seluruh bagian paku, baik yang teendam maupun yang

tidak terendam. Air semakin coklat, pekat dan tampak kotor. Endapan

semakin banyak. Paku keropos.

G. H Warna paku semakin hitam dan tak ada karat.

HARI KE-9

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Karat semakin bertambah banyak dan membentuk lebih banyak lapisan yang
cukup tebal pada sebagian permukaan paku
G. B Karat terus bertambah banyak. Warna air semakin coklat, pekat dan tampak
kotor. Volume air mulai jelas berkurang karena mengalami penguapan.
Endapan karat di dasar gelas terlihat semakin banyak. Paku terlihat semakin
keropos.
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat, pekat, dan kotor. Volume air juga
mulai jelas terlihat berkurang karena terjadi penguapan. Endapan di dasar gelas
juga semakin bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos.
G. D Paku semakin menghitam. Tak ada karat, tetapi air cuka mulai tampak sedikit
kekuningan.
G. E Karat semakin bertambah banyak pada hampir seluruh permukaan paku, dan
pada beberapa bagian membentuk lapisan yang cukup tebal.
G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Volume air
jelas terlihat berkurang. Paku semakin keropos. Endapan pada dasar gelas
semakin banyak, air semakin pekat dan terlihat semakin kotor.
G. G Perkaratan terus terjadi dan karat terus bertambah banyak. Paku terlihat
semakin keropos terutama bagian yang terendam. Warna air semakin coklat, air
juga semakin pekat dan kotor. Endapa pada dasar gelas juga semakin
bertambah
G. H Paku semakin hitam. Tidak ada karat. Air cuka berwarna kekuningan.

HARI KE-10

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A Karat semakin banyak dan menutupi hampir seluruh permukaan paku,

membentuk lapisan tipis maupun lapisan yang agak tebal.

G. B Karat terus bertambah banyak. Warna air semakin coklat, pekat dan tampak

kotor. Volume air semakin jelas berkurang. Endapan karat di dasar gelas terlihat

semakin banyak. Paku terlihat semakin keropos.

G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak

terendam. Air semakin berwarna coklat, pekat, dan kotor. Volume semakin jelas

terlihat berkurang karena penguapan. Endapan di dasar gelas juga semakin

bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos.

G. D Paku semakin hitam, tetapi warna cuka menjadi lebih kuning dibanding hari

sebelumnya.

G. E Karat semakin banyak pada hampir seluruh permukaan paku.


G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Volume air

jelas terlihat berkurang. Paku semakin keropos. Endapan pada dasar gelas

semakin banyak, air semakin pekat dan terlihat semakin kotor.

G. G Perkaratan terus terjadi dan karat terus bertambah banyak. Paku terlihat semakin

keropos terutama bagian yang terendam. Warna air semakin coklat, air juga

semakin pekat dan kotor. Endapan pada dasar gelas juga semakin bertambah

dan membentuk lapisan tebal.

G. H Paku semakin menghitam, dan air cuka bertambah kuning.


HARI KE-11

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Karat semakin banyak dan menutupi hampir seluruh permukaan paku,
membentuk lapisan tipis maupun lapisan yang cukup tebal pada beberapa bagian.
G. B Karat terus bertambah banyak. Warna air semakin coklat, pekat dan tampak kotor.
Volume air semakin berkurang dan volumenya hanya setengah dari volume awal.
Endapan karat di dasar gelas terlihat semakin banyak. Paku terlihat semakin
keropos.
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam.
Air semakin berwarna coklat, pekat, dan kotor. Volume air terus berkurang dan
hanya tinggal setengah volume awal. Endapan di dasar gelas juga semakin
bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos.
G. D Paku terlihat semakin hitam dan air cuka terlihat semakin kuning. Volume air
cuka tinggal ¼ volume.
G. E Karat semakin banyak bahkan hampir menutupi seluruh permukaan paku
G. F Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Volume air jelas
terlihat berkurang. Paku semakin keropos. Endapan seperti tanah pada dasar gelas
semakin banyak, air semakin pekat dan terlihat semakin kotor .
G. G Perkaratan terus terjadi dan karat terus bertambah banyak. Paku terlihat semakin
keropos terutama bagian yang terendam. Warna air semakin coklat, air juga
semakin pekat dan kotor. Endapan pada dasar gelas juga semakin bertambah dan
membentuk lapisan tebal.
G. H Paku semakin menghitam dan air cuka berwarna semakin kuning. Volume air
sangat berkurang hinggi tersisa ¼ dari volume awal.

HARI KE-12

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Karat semakin bertambah, hampir meliputi seluruh permukaan paku dan lapisan
tipisnya juga sudah mulai mengalami penebalan.
G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai tanah, air
terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah pun juga
semakin banyak pada dasar gelas. Paku terlihat semakin keropos bahkan paku sangat
jelas terlihat mengecil disbanding ukuran awalnya. Volume air terus mengalami
pengurangan.
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air
semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor. Volume air terus
berkurang dan hanya tinggal setengah volume awal. Endapan di dasar gelas juga
semakin bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos dan mengecil.
G. D Paku terlihat semakin hitam dan warna air cuka terlihat semakin kuning. Volume air
cuka terus mengalami pengurangan sehingga ada sebagian paku yang tidak tenggelam
lagi, bagian yang tidak tenggelam ini langsung mengalami perkaratan dengan sangat
cepat.
G. E Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa lapisan
tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
G. F Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku terus
mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan sangat
kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
G. G Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah coklat
menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar gelas. Volume
paku mengalami pengurangan sehingga paku terlihat lebih kecil terutama pada bagian
yang terendam.
G. H Paku semakin hitam, dan air terus bertambah kuning. Volume air mengalami
pengurangan karena menguap mngakibatkan sebagian batang paku tdak terendam
lagi, tak lama setelah itu, bagian yang muncul ke permukaan tersebut langsung
mengalami perkaratan dengan sangat cepat.
HARI KE-13

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami penebalan
dan merata hampir ke seluruh permukaan paku.
G. B Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai tanah,
air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah
pun juga semakin banyak pada dasar gelas. Paku terlihat semakin keropos
bahkan paku sangat jelas terlihat mengecil disbanding ukuran awalnya. Volume
air terus mengalami pengurangan.
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor.
Volume air terus berkurang dan hanya tinggal setengah volume awal. Endapan
di dasar gelas juga semakin bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos
dan mengecil.
G. D Bagian paku yang muncul ke permukaan mengalami perkaratan yang sangat
cepat. Karat yang muncul berlapis lapis dan sangat tebal. Karat tersebut mulai
menjalar ke bagian yang masih terendam dalam larutan cuka dan menyebabkan
warna larutan tersebut hampir serupa dengan tanah.
G. E Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa
lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
G. F Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku terus
mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan
sangat kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
G. G Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah
coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar
gelas. Volume paku mengalami pengurangan sehingga paku terlihat lebih kecil
terutama pada bagian yang terendam.
G. H Bagian yang muncul kepermukaan pada gelas ini juga mengalami hal yang
serupa dengan apa yang terjadi pada gelas D. Karat yang muncul secara cepat
dan tiba-tiba ini justru merupakan karat yang paling tebal dan membuat paku
paling cepat keropos. Karat mulai menjalar keseluruh bagian paku termasuk ke
bagian yang masih terendam. Akibatnya larutan cuka itu pun juga berubah
menjadi larutan yang berwarna seperti tanah.

HARI KE-14

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI


G. A Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami penebalan
dan merata hampir ke seluruh permukaan paku. Warna paku keseluruha berubah
menjadi coklat oranye.
G. B Karat semakin bertambah banyak dan membentuk gumpalan-gumpalan padat.
Warna air semakin coklat menyerupai tanah, air terlihat sangat pekat, dan
terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada
dasar gelas. Paku terlihat semakin keropos bahkan paku sangat jelas terlihat
mengecil dibanding ukuran awalnya. Volume air terus mengalami pengurangan,
bahka terlihat mulai mengering.
G. C Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan sangat
kotor. Volume air terus berkurang dan hampir mengering. Endapan di dasar
gelas juga semakin bertambah banyak. Paku nampak sangat keropos dan
mengecil.
G. D Karat yang sangat tebal terbetuk pada seluruh permukaan paku. Karat ini
berlapis lapis sehingga membuat baku terlihat besar tetapi sangat keropos. Air
cuka berubah menjadi laruta karat yang lebih mendekati larutan tanah. Karatnya
jauh lebih kotor dibandingkan karat pada gelas biasa berisi air.
G. E Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa
lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
G. F Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku terus
mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan
sangat kotor. Endapan pada dasar gelas juga semakin banyak dan memadat.
G. G Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah
coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar
gelas. Volume paku mengalami pengurangan sehingga paku terlihat lebih kecil
terutama pada bagian yang terendam.
G. H Karat terus bertambah banyak dan terus menebal membentuk lapisan tebal pada
seluruh permukaan paku. Karat yang terbetuk berwarna sangat tua dan paku
yang mengalami perkaratan menjadi sangat keropos bahkan beberapa bagian
paku sudah hancur.

B. PEMBAHASAN
Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan oleh reaksi

kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering

terjadi adalah perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya besi

bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang terhidrasi (Fe 2O3.nH2) . Proses

perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal

dari udara dan reduksi oksigen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :

1.      Oksigen

Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada bagian besi yang

bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu tenmpat

maka akan semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi.

2.      Air dan kelembaban udara


Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering logam (besi)

terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan

uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal

ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi.

3.      Zat elektrolit

Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi

logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan yang

terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya

korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.

Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan besi tersebut dan juga menyelidiki faktor-

faktor (oksigen, air dan keelektrolitan) yang mempengaruhinya serta membuktikan kebenaran

teori yang kami dapat, kami melakukan penelitian selama 14 hari dengan membuat 8 kondisi

berbeda pada masing masing gelas. Pengkondisian tersebut adalah sebagai berikut :

Label gelas Pengkondisian

A Paku diletakkan di dalam gelas terbuka (tanpa air)

Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam
B
sepenuhnya.

Paku diletakkan di dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur
C
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
Paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka (CH 3COO-), dan paku
D
dibiarkan dalam keadaan tenggelam

E Paku diletakkan dalam gelas kosong yang tertutup

F Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.

Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur
G
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.

H Paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi larutan cuka (CH3COO-).

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi. Kami menemukan bahwa

dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut :

a)      Keberadaan oksigen (O2)

b)      Keberadaan H2O

c)      Keelektrolitan larutan

Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat pada

masing masing gelas yang telah dikondisikan berbeda tersebut.

Pada hari 1-11 perkaratan paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air di gelas yang

terbuka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan lebih

memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2 saja atau H2O saja.

Dalam penelitian ini, kami menemukan sedikit ketidak sesuaian antara teori dan data yang kami

peroleh.Ketidaksesuaian ini adalah tentang pengaruh asam terdapat korosi. Dalam teori

disebutkan bahwa asam akan mempercepat korosi, akan tetapi pada pengamatan kami dari hari

ke-1 hingga ke-11 menunjukkan bahwa paku yang direndam dalam air cuka (asam) justru tidak
mengalami perkaratan sama sekali. Paku yang direndam dalam air cuka terlihat lebih bersih dari

sebelum dilakukan perendaman dan terlihat semakin hitam dari hari ke hari.Hal ini jelas

bertentangan dengan berbagai teori yang telah dikemukakandan hal itu sempat membuat kami

berkesimpulan bahwa teori yang kami baca tentang pengaruh asam terhadap perkaratan tersebut

adalah salah.

Akan tetapi pemikiran kami seketika berubah ketika volume cuka sudah mulai menyurut dan

menyebabkan sebagian batang paku muncul kepermukaan (tidak lagi terendam). Paku yang

muncul ke permukaan tersebut hanya dalam beberapa jam saja sudah mengalami perkaratan yang

cukup parah. Perkaratan tersebut semakin bertambah parah dan bahkan membentuk suatu lapisan

karat yang tebal untuk hari-hari selanjutnya hingga akhir hari penelitian (hari ke-14) dan jauh

melebihi karat pada paku yang direndam di air biasa. Hal ini membuat kami mengetahui bahwa

asam akan sangat mempercepat korosi apabila ia telah berinteraksi dengan O 2, dan akan

mencegah korosi apabila ia tidak berinteraksi dengan O2.


BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga
merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam
karbonat.
2.      Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :
  Oksigen
  Air
  Keektrolitan larutan
  Permukaan logam
  Sel elektrokimia
B.     SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:
-     Dalam melakukan percobaan, sebaiknya kelompok tersebut memiliki kerjasama yang kompak.
Jangan ada saling ketergantungan antara satu sama lain.
-     Sediakan alat dan bahan dengan lengkap.
-     Jangan lalai dengan kewajibannya untuk mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada
gelas setiap hari
-     Ikuti petunjuk yang berlaku.
- untuk mencegah dan mengatasi korosi sebaiknya melakukan pelapisan misalnya dengan cat untuk
mencegah kontak dengan O2 & H2O, menggunakan perlindungan katode dengan menggunakan
logam lain yang lebih reaktif sebagai pelindung logam/ sebagai korban, menyuplai listrik dari
luar dan menggunakan perlindungan anode dengan menyuplai arus anodik dari luar dengan alat
potensiostat.

Diposkan oleh permata sari di 06.37


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: KIMIA, LAPORAN
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Bias

Glitterfy.com - Photo Flipbooks

Oh Sehun

Mengenai Saya
permata sari
Lihat profil lengkapku

K@LendeR

Get a Glitter Calendar Click Here

Entri Populer
 LAPORAN KIMIA : TITRASI ASAM DAN BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KELOMPOK 3 ...

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA : KOROSI

                                                                                                                            ...

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PERILAKU ADIL

1.       PENGERTIAN ADIL o    Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada
tempatnya dan tidak berat sebelah o    Seca...

LAPORAN BIOLOGI TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

LAPORAN BIOLOGI ANATOMI ORGAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN


DIKOTIL OLEH : NUR PERMATA SARI XI IPA 2 BAB I PENDAHULUA...

 BAB II METABOLISME
      Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme.
Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses yang dil...

 LAPORAN BIOLOGI OSMOSIS DAN DIFUSI

 LAPORAN BIOLOGI TRANSPOR PASIF (OSMOSIS & DIFUSI) OLEH : NUR


PERMATA SARI XI IPA 2 BAB I PENDAHULUAN A.     L...

 MAKALAH HISTOFISIOLOGI : GLANDULA TIROID DAN PARATIROID

BAB I PENDAHULUAN 1.1        LATAR BELAKANG Sistem endokrin, dalam


kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan f...

 PAKAIAN BAGI UMAT ISLAM MENURUT SYARIAT ISLAM

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB ‫ْــــــــــــــــــم اﷲِالرَّحْ َم ِن اا َّر ِحيم‬


ِ ‫ بِس‬ADAB BERPAKAIAN
MENURUT SYARIAT ISLAM ...

 TABEL COS SIN TAN

No α Sin Cos Tan 1 0 ° 0 1 0 1 3...

 PIDATO TENTANG BAHAYA MEROKOK

Assalamu’alaikum wr. Wb Salam sejahtera untuk kita semua Yth Kepala SMA Negeri 2
Kandangan Yth Dewan guru beserta staf tata usa...

Lay (Zhang Yi Xing)

Chen (Kim Jong Dae)


Abah Kris (Wu Yi Fan)

Arsip Blog
 ►  2014 (2)

 ►  2013 (22)

 ▼  2012 (41)
o ▼  Desember (16)
 BAB III MATERI GENETIK
 BAB II METABOLISME
 BAB 1 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (II)
 Lirik Lagu EXO-K – Angel (Romanji + Indonesia Tran...
 Lirik Lagu EXO-K – What Is Love (Romanji + Indones...
 Lirik Lagu EXO-K – Mama (Romanji + Indonesia Trans...
 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA : KOROSI
 TABEL COS SIN TAN
 PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN
 BAB 1 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (I)
 TUGAS BTA : MERAIH HIDAYAH
 TUGAS: RANGKUMAN ISI BUKU
 TUGAS TIK : JARINGAN KOMPUTER
 TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PERILAKU ADIL
 PUISI : IBU
 PRINCE CHARMING IS MY BROTHER : AT THE FIRST.... p...
o ►  November (25)

Visitor

Total Tayangan Laman


290431

Pengikut
my pet
Label
 BAHASA
INDONESIA
(7)
 BIOLOGI
(15)
 BTA (1)
 CERBUNG
(8)
 CERPEN (4)
 ENDOKRIN
(1)
 EXO (11)
 FISIKA (1)
 FISIOLOGI
(1)
 FOTO (5)
HELL  GAY'S
MARRIAGE
O... (5)
Thank'  HISTOLOGI
(2)
s4  I-POP (4)
coming  K-POP (3)
 KADARKUM
(1)
Feedjit  KEDOKTER
AN (1)
 KIMIA (5)
 LAPORAN
(6)
 LIRIK (9)
 MAKALAH
(3)
 MATEMATI
KA (1)
 MATERI (15)
 MATERI
KELAS X (6)
 MATERI
KELAS XI (4)
 MATERI
KELAS XII
(6)
 MY BIAS (3)
 MY
DIARY(?) (1)
 MY FRIEND
AND ME (1)
 PENDIDIKA
N AGAMA
ISLAM (2)
 PRINCE
CHARMING
IS MY
BROTHER
(3)
 PROVINSI
KALIMANT
AN
SELATAN
2011 (1)
 PUISI (1)
 SEHUN (3)
 SEJARAH (2)
 TIKOM (1)
 TUGAS
MANDIRI (1)
 W-POP (2)

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh imacon. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai