Anda di halaman 1dari 27

Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB I

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan.Korosi

ini sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di

udara membentuk oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada

barang-barang yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam

mulia) dapat juga mengalami korosi.Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.

Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang

berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam

telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan

korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi modern.

Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat

luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya

yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi

akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan

sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini

difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada

besi..

Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari

besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa

awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah

yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah :

1. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/perkaratan pada besi atau

paku?

2. Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi atau paku?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan penulisanlaporan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat)

besi atau paku.

2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat

sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.

2. Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).

3. Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB II

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara

suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-

senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut

perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir

dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang

belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan

gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan

logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam

itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah

korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir

dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron

antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya,

istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu

zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu

zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan

hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik

oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan

sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang

(Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan

pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan

lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju

besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat

pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)

mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.

Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-

merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu

berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang

bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion

besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.

Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana

yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat

pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia

melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya

besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta

sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan

struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang

lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038 o+C. Karena potensial elektroda

standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun

dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam

bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang

mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih

mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk

senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan

besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian,

baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali

menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui

kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak

faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat

menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda

bila masih bersih dari oksida.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan

kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami

kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam

pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu

mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor

metalurgi dan faktor lingkungan.

1. Faktor Metalurgi

Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam

dapat tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada

suatu kondisi, jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa

yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.

Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :

a. Jenis logam dan paduannya

Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap

korosi.Sebagai contoh, aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada

lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam

lainnya dapat dengan mudah terkorosi.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

b. Morfologi dan homogenitas

Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka

paduan tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-

beda pada tiap daerahnya.

c. Perlakuan panas

Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur

kristal atau perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada

temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat akan menyebabkan

terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat

menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu,

beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan

sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya korosi retak

tegang.

d. Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan

Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang

baik setelah proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah

fabrikasi memiliki tegangan sisa atau endapan inklusi maka memudahkan

terjadinya retak.

2. Faktor Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

a. Komposisi kimia

Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan

jenis korosi yang berbeda-beda.Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki

sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat

reaktif mengakibatkan korosi.Gambar berikut menunjukkan pengaruh

komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan

tembaga.

b. Konsentrasi

Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi

kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada

laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau

pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam

H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada

gambar berikut.

Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang

berbeda akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah

anodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik

terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang tinggi.

c. Temperatur

Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi

dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi

kinetika reaksi kimia akan meningkat.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi

pada Fe. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin

meningkat, namun menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu

sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami penurunan

karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi

akan terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.

d. Gas, cair atau padat

Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan

pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah

terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi

ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda.Untuk korosi di udara,

proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan

padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.

e. Kondisi biologis

Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya

korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di

tanah.Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi

oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

2. Teori Ion Svante August Arrhenius

Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan

larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik?Penjelasan tentang

permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859

– 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun

1884.

Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi

partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang

dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan

negatif dinamakan anion.

Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses

ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang

sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya.Sedangkan zat

nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap

dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.

Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:

1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam

larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu

bergerak bebas.

2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat

nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang

dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena telah

terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.Zat nonelektrolit adalah zat yang

dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak

terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB III

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

- Gelas plastik bening sebanyak 8 buah

- Paku besi yang tidak berkarat sebanyak 8 buah

- Plastic bening

- Karet gelang

- Larutan cuka

- air

- Larutan Gula

- Larutan Garam

- Minyak Tanah

- Larutan HCL

B. CARA KERJA

1. susunlah rangkaian percobaan dengan 8 buah gelas plastik seperti gambar

berikut :

2. Amati keadaan paku setiap hari selama 2 minggu

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

PENGKONDISIAN OBJEK :

Label
Pengkondisian
gelas

A Paku diletakkan di dalam gelas berisi air (biasa)

B Paku diletakkan di dalam gelas berisi cuka

C Paku diletakkan di dalam gelas berisi minyak tanah

D Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan garam

E Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan gula

F Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan HCL

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

HARI KE-1

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

HARI KE-2

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

HARI KE-3

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

HARI KE-4

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

HARI KE-5

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

HARI KE-6

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

HARI KE-7

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI

G. A

G. B

G. C

G. D

G. E

G. F

B. PEMBAHASAN

Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan

oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Contoh

korosi yang paling sering terjadi adalah perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia

kompleks yang di dalamnya besi bergabung dengan oksigen dan air membentuk

besi oksida yang terhidrasi (Fe2O3.nH2) . Proses perkaratan besi merupakan proses

elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal dari udara dan reduksi

oksigen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :

1. Oksigen

Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada

bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi besi (logam) di

dalamnya terjadi.

2. Air dan kelembaban udara

Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering

logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami

korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban

juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal ini, udara yang banyak mengandung uap

air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi.

3. Zat elektrolit

Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat

mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses

korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut

yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang

terbuat dari logam.

Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan besi tersebut dan juga menyelidiki

faktor-faktor (oksigen, air dan keelektrolitan) yang mempengaruhinya serta

membuktikan kebenaran teori yang kami dapat, kami melakukan penelitian selama

14 hari dengan membuat 8 kondisi berbeda pada masing masing gelas.

Pengkondisian tersebut adalah sebagai berikut :

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

Label
Pengkondisian
gelas

A Paku diletakkan di dalam gelas berisi air (biasa)

B Paku diletakkan di dalam gelas berisi cuka

C Paku diletakkan di dalam gelas berisi minyak tanah

D Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan garam

E Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan gula

F Paku diletakkan dalam gelas berisi larutan HCL

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi. Kami menemukan

bahwa dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Keberadaan oksigen (O2)

b) Keberadaan H2O

c) Keelektrolitan larutan

Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat

keparahan karat pada masing masing gelas yang telah dikondisikan berbeda

tersebut.

Pada hari 1-11 perkaratan paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air di

gelas yang terbuka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan

oksigen akan lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O 2

saja atau H2O saja.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

Dalam penelitian ini, kami menemukan sedikit ketidak sesuaian antara teori dan data

yang kami peroleh.Ketidaksesuaian ini adalah tentang pengaruh asam terdapat

korosi. Dalam teori disebutkan bahwa asam akan mempercepat korosi, akan tetapi

pada pengamatan kami dari hari ke-1 hingga ke-11 menunjukkan bahwa paku yang

direndam dalam air cuka (asam) justru tidak mengalami perkaratan sama sekali.

Paku yang direndam dalam air cuka terlihat lebih bersih dari sebelum dilakukan

perendaman dan terlihat semakin hitam dari hari ke hari.Hal ini jelas bertentangan

dengan berbagai teori yang telah dikemukakandan hal itu sempat membuat kami

berkesimpulan bahwa teori yang kami baca tentang pengaruh asam terhadap

perkaratan tersebut adalah salah.

Akan tetapi pemikiran kami seketika berubah ketika volume cuka sudah mulai

menyurut dan menyebabkan sebagian batang paku muncul kepermukaan (tidak lagi

terendam). Paku yang muncul ke permukaan tersebut hanya dalam beberapa jam

saja sudah mengalami perkaratan yang cukup parah. Perkaratan tersebut semakin

bertambah parah dan bahkan membentuk suatu lapisan karat yang tebal untuk hari-

hari selanjutnya hingga akhir hari penelitian (hari ke-14) dan jauh melebihi karat pada

paku yang direndam di air biasa. Hal ini membuat kami mengetahui bahwa asam

akan sangat mempercepat korosi apabila ia telah berinteraksi dengan O 2, dan akan

mencegah korosi apabila ia tidak berinteraksi dengan O2.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB IV

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas.
Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di
sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut
biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :
a. Oksigen
b. Air
c. Keektrolitan larutan
d. Permukaan logam
e. Sel elektrokimia

B. SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:


- Dalam melakukan percobaan, sebaiknya kelompok tersebut memiliki kerjasama
yang kompak. Jangan ada saling ketergantungan antara satu sama lain.
- Sediakan alat dan bahan dengan lengkap.
- Jangan lalai dengan kewajibannya untuk mengamati dan mencatat perubahan yang
terjadi pada gelas setiap hari
- Ikuti petunjuk yang berlaku.
- untuk mencegah dan mengatasi korosi sebaiknya melakukan pelapisan misalnya
dengan cat untuk mencegah kontak dengan O2 & H2O, menggunakan perlindungan
katode dengan menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai pelindung logam/
sebagai korban, menyuplai listrik dari luar dan menggunakan perlindungan anode
dengan menyuplai arus anodik dari luar dengan alat potensiostat.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Hartajo, Budi. 2010. Chemistry Is Fun. Jakarta : Salemba.

Gunawan, Priyo. 2013. Corrosion. Jakarta : Salemba.

SMA BUDI MULIA


Laporan Pengamatan Kimia February 21, 2013

LAMPIRAN - LAMPIRAN

SMA BUDI MULIA

Anda mungkin juga menyukai