Anda di halaman 1dari 11

MATERI / BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : Teknik Pertemuan : Pertama


Jurusan/Program Studi : Teknik Geologi Modul :1
Kode Mata Kuliah : 329 D6 103 Jumlah Halaman : 11 (sebelas)
Nama Mata Kuliah : Geohidrologi Berlaku : Tahun 2015
Dosen : Sultan, ST. MT.

MODUL 1

PENDAHULUAN, KONTRAK DAN RENCANA


PEMBELAJARAN, RUANG LINGKUP GEOHIDROLOGI,
PENGERTIAN DAN SIKLUS HIDROLOGI

1.1 PENDAHULUAN

Geohidrologi (geo merupakan singkatan dari geologi yang berarti bahwa ilmu
mengenai batuan, hidro- berarti air dan logi / logos berarti ilmu), jadi merupakan
bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air
permukaan, air dalam tanah dan batuan di kerak Bumi (akuifer). Ahli Geohidrologi
secara umum adalah aktivitas seorang ahli rekayasa hidrologi yang mengabdikan
dirinya dalam geologi (geohidrologi).

Proses pembelajaran pada matakuliah geohidrologi ini selain dilaksanakan di


dalam ruang kelas (kuliah tatap muka), juga ada pelaksanaan praktikum pada
beberapa acara serta kegiatan fieldtrip (praktek lapangan) yang lokasi daerah
akan disepakati saat proses perkuliahan ini. Sistem penilaian matakuliah ini
meliputi: Nilai Ujian Akhir Semester (UAS), Nilai Ujian Tengah Semester (UTS),
Nilai Laporan Fieldtrip (Praktek Lapangan), Nilai Praktikum, Nilai Laporan Tugas-
Tugas (Makalah atau Ringkasan Materi) dan Nilai Kuis / Responsi (Keaktifan).

Sementara nilai kehadiran dalam proses penyajian perkuliahan, praktikum dan


fieldtrip secara umum sudah terkait dengan aturan akademik Unhas, dmana setiap
mahasiswa harus terlibat secara aktif minimal 80 % kehadiran dalam proses
perkuliahan matakuliah yang diprogramkan untuk mendapatkan nilai matakuliah
yang diprogramkan tersebut.

Perkuliahan matakuliah Geohidrologi ini menggunakan pendekatan ekspositori,


penugasan dan praktek di laboratorium serta praktek lapangan yang secara umum
dijelaskan berbagai metode sebagai berikut:

1
a. Tatap Muka: Ceramah, Tanya jawab, diskusi dan pemecahan masalah
b. Tugas : Laporan Praktikum, penyajian makalah, presentase dan diskusi serta
Laporan Praktek Lapangan
c. Media : LCD (kuliah dan presentasi), Penuntun Praktikum (CD) dan Modul
Pembelajaran (File PDF).

1.1.1 Tinjauan Materi

Materi yang akan di sajikan adalah tentang ruang lingkup dan pengertian metode
geohidrologi serta siklusnya hidrologi. Pengertian air tanah dan air permukaan
serta memahami pengaruh meteorologi terhadap air tanah dan air permukaan.

1.1.2 Sasaran Pembelajaran

 Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui pengertian geohidrologi


 Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui siklus hidrologi.
 Mahasiswa dapat memahami pengertian air tanah dan air permukaan
 Mahasiswa dapat memahami pengaruh meteorologi terhadap keterdapatan air.

1.2 RUANG LINGKUP GEOHIDROLOGI

Geohidrologi yang terdiri dari suku kata (geo merupakan singkatan dari geologi
yang berarti bahwa ilmu mengenai batuan, hidro- berarti air dan logi / logos berarti
ilmu), jadi merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan
pergerakan air permukaan, air dalam tanah dan batuan di kerak Bumi (akuifer).
Istilah hidrogeologi dan geohidrologi sering digunakan bertukaran, tetapi pada
dasarnya ada kalangan yang membuat perbedaan antara seorang hidrogeologi
dan ahli geohidrologi. Ahli Geohidrologi secara umum adalah aktivitas seorang
ahli rekayasa hidrologi yang mengabdikan dirinya dalam geologi (geohidrologi).

Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup kehidupan,
maka di dalam melakukan analisis hidrologi diperlukan pula ilmu pengetahuan lain
1. Meteorologi Ilmu yang mempelajari tentang cuaca di bumi.
2. Klimatologi Ilmu yang mempelajari tentang iklim yang ada di bumi.
3. Geografi dan Agronomi Ilmu yang digunakan untuk mengetahui ciri – ciri fisik
dari permukaan bumi dan dunia tumbuh – tumbuhan.
4.Geologi dan Ilmu Tanah, yang mempelajari komposisi kerak bumi yang berperan
pada distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam

2
5.Hidrolika Ilmu yang mempelajari gerakan air beraturan dalam sistem sederhana.
6. Oceanogarfi dan Limnologi Ilmu yang berkaitan dengan laut dan danau.
7. Statistik Ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik
menjadi informasi yang sangat berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya

1.3 SIKLUS HIDROLOGI

1.3.1 Siklus Hidrologi Suatu Daerah


Siklus hidrologi (siklus air) adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan
kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus.
Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke
atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
 Evaporasi / transpirasi : Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman,
dan sebagainya. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju atau es.
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah : Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
 Air Permukaan : Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.

3
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem DAS.
Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud
dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

1.3.2 Jenis Siklus Hidrologi


Secara umum di dalam alam ini, ada 3 (tiga) macam siklus air atau Tahapan
Proses Siklus Air, yaitu: Siklus Pendek, Sedang dan Siklus Panjang.

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil, yang prosesnya adalah sebagai berikut:


- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Terjadi kondensasi
- Pembentukan awan
- Turun hujan di permukaan laut
B. Siklus Sedang, yang prosesnya adalah sebagai berikut:
- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Terjadi evaporasi
- Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
- Pembentukan awan
- Turun hujan di permukaan daratan
- Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C. Siklus Panjang / Siklus Besar, yang porsesnya adalah sebagai berikut:
- Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
- Uap air mengalami sublimasi
- Pembentukan awan yang mengandung kristal es
- Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
- Pembentukan awan
- Turun salju
- Pembentukan gletser
- Gletser mencair membentuk aliran sungai
- Air mengalir di sungai menuju darat
- kemudian ke laut

4
Gambar 1.1 Siklus hidrologi pada suatu kawasan

Gambar 1.2. Siklus panjang hidrologi hingga menjadi es pada suatu kawasan

1.4 PENGERTIAN AIRTANAH


1.4.1 Pengertian Air Tanah Suatu Daerah
Groundwater hydrology (Hidrologi air tanah) ; ilmu yang mempelajari kejadian,
distribusi, dan pergerakan air di bawah permukaan tanah. Air tanah adalah air
yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air
tanah juga dapat diartikan bahwa semua air yang berapa di bawah permukaan
tanah adalah merupakan air tanah. Air tanah secara umum adalah air yang
terletak di seluruh pori dalam lapisan bumi/geologi di bawah permukaan.

5
Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air, selain air sungai dan air hujan,
air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) atau untuk kepentingan industri. Di beberapa daerah, ketergantungan
pasokan sumber baku air bersih berasal air tanah telah mencapai ± 70%, kondisi
ini akan berpengaruh terhadap daerah sekitarnya.

Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya
seperti kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut
saling berkaitan dalam mempengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut
diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan kerusakan
air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya permasalahan pada suatu kawasan terkait dengan air tanah adalah:

 Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan


pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan
kenaikan permintaan air tanah.

 Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta


cara memperoleh sumber air.
 Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros
dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.

Permasalahan Air Tanah


Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah
urban dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk bisa mengandung kadar
besi atau asam organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis
Indonesia yang secara alami memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng
gunung atau diakibatkan oleh aktivitas manusia. Sedang air dengan kandungan
asam organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah
bakau yang kaya kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung
kadar besi tinggi atau senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai berikut :

 Air mengandung zat besi

Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning.
Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan

6
berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari
sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar
dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.

 Air kuning permanen

Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang
kaya akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi
tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari
kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.

1.4.2 Siklus Air Tanah


Siklus atau sirkulasi airtanah pada suatu daerah atau kawasan secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut.

Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air
disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akuifer, yang biasanya dapat
merupakan penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah
tertentu, lava dan batu gamping.

Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung
akibat curah hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada
jenis tanah dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap
kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan ada
tanah yang kedap. Kesarangan (porositi) tidak lain ialah jumlah ruang kosong
dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan
yang dengan mudah dapat dilalui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan
merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya
adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan 10 dan 100
sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih besar.

Secara umum Air dalam tanah terbagi menjadi ;

- Zona jenuh (saturated zone); penting untuk pekerjaan keteknikan, studi geologi,
pengembangan sumberdaya air.

- Zona tidak jenuh (unsaturated / aeration zone); meliputi zona perakaran


sehingga menarik untuk ilmu pertanian, botani dan ilmu tanah.

7
1.4.3 Keterdapatan Airtanah
Keterdapatan airtanah dalam suatu cekungan air tanah (CAT) secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut.

Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga
keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki
suatu sistem monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam
data spasial dan atributnya. Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah
aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah (CAT) yang didefinisikan sebagai
suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian
hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah
berlangsung. Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum
dibedakan menjadi dua buah yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT
tertekan (confined aquifer). CAT ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan
total besarnya potensi masing-masing CAT adalah :

 CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m³/tahun

 CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m³/tahun

Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi
seakan-akan merupakan kebalikan dari air permukaan. Air tanah juga penting
untuk bidang perminyakan; two-fluid systems & three-fluid systems

Hukum hidrodinamika sama airtanah, tapi berbeda kualitas air, kedalam


kejadian, teknik pengembangan dan sebagainya. Air tanah berasal dari
permukaan yang terinfiltrasi ke dalam tanah yg merupakan suatu proses siklus
hidrologi menghasilkan jenis-jenis airtanah; air meteorik, air juvenile, air magmatik
(plutonik & volkanik), air kosmik, air fosil (connate water) dan air metamorf.

 Air meteorik; Air tanah yg berasal dari air hujan/ air permukaan yang terinfiltrasi
ke dalam tanah/akuifer.

 Air juvenil; Air magmatik (air plutonik yang sangat dalam maupun air vulkanik
(relatif dangkal berjarak sekitar 3 – 5 km).

 Air kosmik; air yang berasal dari ruang angkasa bersama dengan meteorit.

 Air fosil; ( air "Connate") merupakan kantong air yang terjadi karena air
tersebut terperangkap pada endapan sewaktu terjadi proses pengendapannya.

8
Macam-Macam Air Tanah secara umum adalah sebagai berikut:

 1. Air Bawah tanah; Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah
permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang
kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.
 2. Geiser; Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap
dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal
dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah
menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan,
maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke
permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis,
maka geiser akan berhenti. Geiser banyak terdapat di Eslandia, Selandia
Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada sumber-
sumber air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di
Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jabar) dan di Kuwu, Purwodadi (Jateng).
 3. Travertin; Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang
dihasilkan oleh mata air. Umumnya mata air travertin mengandung gamping.
Contoh travertin di Indonesia di Pegunungan seribu Jateng dan Ciater Jabar.
 4. Sungai Bawah Tanah; Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-
lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di
sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.

Gambar 1.3. Ilustrasi hubungan tipe genetik air

9
1.5. RANGKUMAN

 Siklus air mempengaruhi iklim, bisa mengangkut mineral, memurnikan air, dan
mengisi ulang tanah dengan air tawar.

 Air dengan waktu tinggal yang lebih lama, seperti air di lautan dan gletser,
tidak tersedia untuk Siklus jangka pendek, yang hanya terjadi melalui proses
penguapan.

 Penguapan air permukaan (air menjadi uap air) atau sublimasi (es menjadi uap
air), yang menyumbang dalam jumlah besar uap air ke atmosfer.

 Uap air di atmosfer mengembun menjadi awan dan akhirnya diikuti oleh curah
hujan, yang mengembalikan air ke permukaan bumi.

 Hujan merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat menguap atau memasuki


badan air.

 Limpasan permukaan memasuki lautan secara langsung atau melalui sungai


dan danau.

 Waktu tinggal atau waktu rata-rata molekul tertentu air akan tetap berada di
badan air

 Limpasan permukaan. aliran darat kelebihan air (dengan atau tanpa akumulasi
kontaminan) yang tidak dapat diserap oleh tanah saat infiltrasi

 Evaporasi merupakan proses cairan dikonversi ke bentuk gas

 Kondensasi merupakan konversi gas ke cairan, sehingga terbentuk kondensat

 Sublimasi merupakan transisi dari suatu zat dari fase padat langsung ke
keadaan uap sedemikian rupa sehingga tidak melewati antara fase cair

1.6 CONTOH SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan :

a. Hidrogeologi dan Geohidrologi


b. Presipitasi
c. Infiltrasi

10
2. Gambarkan secara singkat siklus Hidrologi dan jelaskan komponen-komponen
– komponen penyusunnya

3 Sebutkan beberapa factor penyebab timbulnya masalah air tanah pada suatu
daerah atau kawasan !

1.7 DAFTAR PUSTAKA

Agus Maryono, W.Muth and Norbert Eisenhauer, 2002, Apllied Hydrolic (Hidrolika
Terapan), Basic Knowladge on Hydraulic for Hydraulic Construction, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Agus Maryono, 2004, River Development, Impacts And River Restoration
(Pembangunan Sungai, Dampak dan Restorasi Sungai): written by Dr.-
Ing. Ir., Published by Magister System Engineering, Faculty of
Engineering, Gadjah Mada University.

Bowen Robert, 1986, Grounwater, Second Edition, Elsevier Applied Science


Publishers LTD, England.

Palmer Christopher M, 1996, Contaminant Hydrogeology, Second Edition, by


CRC Press, Inc, USA.

Robert J.Kodoatie, 1996, Pengantar Hidrogeologi, Cetakan Pertama, Penerbit


Andi Yogyakarta,

Robert J.Kodoatie dan Roestam Sjarief, 2010, Tata Ruang Air, Penerbit Andi,
Yogyakarta

Robert J.Kodoatie, 2012, Tata Ruang Air Tanah, Penerbit Andi, Yogyakarta

S.Mandel, 1981, Grounwater Resource ; Investigation and Development,


Academic press, Tahal Consulting Engineers, New York.

Sanders. Laura L., 1994, Field Hydrogeology, Prentice – Hall, Inc, New Jersey.

Sharp John M, Jr and Simpson Eugene S,. 1990, Selected Paper On


Hydrogeology, Volume I, Departement of Geological Sciences The
University of Texas.

Todd, D.K., 1980, “Groundwater Hydrology”, 2nd Edition, John Willey & Sons,
Singapore.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air.

11

Anda mungkin juga menyukai