Anda di halaman 1dari 34

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

#3 BATUAN INDUK (SOURCE ROCKS)

A. M. Imran Oemar
SEMESTER AKHIR 20-21
What is a source rock (SR)
• Batuan Induk adalah batuan berbutir
halus yang dapat menghasilkan atau
telah menghasilkan hidrokarbon yang
telah berpindah (Law, 1999).
• Suatu sumber dapat disebut sebagai
batuan induk potensial, jika belum cukup
masak (immature); Batuan induk aktif jika
sementara diproduksi (pematangan awal,
pertengahan atau akhir); spent jika
kelewat mature atau kurang kandungan
OM untuk terus berproduksi.
• Batuan induk efektif mengandung OM
dan memproduksi dan/atau
mengeluarkan (expelling) hidrokarbon
untuk membentuk akumulasi komersial.
• Examples of SR lithologies: mudrock,
limestone and coal

LOMPOC Quarry Sample Monterey Formation, CA


INDIKATOR BATUAN INDUK (SOURCE ROCK)

• Karakteristik Batuan Induk:


– Kaya Organik
– Tipe Kerogen ada 3
– Terjadi Pematangan Thermal
• Kelimpahan Organik dan type
kerogennya adalah fungsi dari
kondisi pengendapan
• Sedangkan maturitas
dipengaruhi oleh sejarah
tektoniknya.
Organic richness

• Merupakan persentasi atau jumlah organik karbon (TOC) dalam


batuan yang mencakup baik kerogen (insoluble) dan bitumen
(soluble) (Peters and Cassa, 1994).
• Menghasilkan sejumlah atom karbon, oksigen dan hidrogen yang
dapat menghasilkan hidrokarbon (Kennedy et al., 2012).
• Jumlah atom tersebut merupakan fungsi dari kondisi dominan
selama pengendapan material sumber.
• Umumnya kondisi pengendapan yang mendukung akumulasi OM
adalah energi rendah, berkurangnya kondisi dysoxic – anoxic.
• Deserts (< 0.05% OM); Abyssal Ocean Plains (< 0.1% OM); High
Energy Coasts (0.2–0.5% OM); Low Energy Coasts (0.5–5% OM);
Distal Floodplains and Deltas (0.5 – > 10% OM); Silled Basins,
Enclosed Seas (< 2 – > 10% OM); Epeiric Seas (< 1 - > 10%);
Lakes, Coastal Lagoons (< 1 - > 10%); Coastal Swamps (10 – 100%)
World's Source Rocks

• World source rock potential through geological time is a function of: Basin
Restriction, Nutrient Level , Sedimentation Rate, and Sea-level Rise.
• Contain higher concentrations of allocthonous vs. autothonous organic
carbon preserved in:
– i) Black (Anoxic) Shale
– ii) (Anoxic) Carbonates
• Have irregular temporal beat driven by:
– i) Climatic response:
• Rain shadow
• East coast/west coast ocean circulation
• Monsoons
– ii) World wide transgressions & restricted basins
– iii) Sporadic super-plumes
– iv) Basin restriction:
• Continental plate configuration:
• Initial extension
• Final collision
• Structural barriers and/or buildup barriers.
• Syarat maksimum untuk akumulasi dan pengawetan OM mencakup:
– Suplai OM yang besar
– Kecepatan sedimentasi sedang dari material berbutir halus
– Lingkungan miskin oksigen untuk mengurangi oksidasi dan degradasi
mikrobial aerobik dari OM yang mati.
• Lagoon, estuari, cekungan laut dalam pada continental margin
mempunyai kontribusi organik, sedimentasi dan suatu lingkungan
anaerobik yang dibutuhkan untuk akumulasi OM.
• Kerogen merupakan istilah umum yang menjelaskan insoluble OM
dalam batuan sedimen dan lebih bagus dideskripsi sebagai OM
yang heterogen, polimerisasi tinggi
• Bitumen merupakan fraksi terlarut dari OM.
SOURCE QUALITY/KEROGEN TYPING

Kerogen
• adalah bagian yang kaya organik dalam batuan sedimen
(Peters and Cassa, 1994; Tissot and Welte, 1984;
Durand, 1980).
• Merupakan suatu macro-molecular yang komplex dengan
struktur seperti polymer (organic compound) yang tidak larut
dalam larutan bukan asam oksida, pelarut-pelarut alkaline
atau pelarut organik.
• Dapat menghasilkan hidrokarbon jika terkenai tekanan dan
temperatur yang meningkat.
• Terbentuk dari hasil diagenesis pada asal organik
(Carbohydrates, Proteins and Lipids) dari material organik
(OM) seperti algae, miospore, etc pada kedalaman beberapa
ratus meter dan range temperatur sekitar 50OC to 60OC.
Formation of oil and gas

Proses dari produksi petroleum dibagi kedalam 3 fase: diagenesis,


catagenesis dan metagenesis.
A. Diagenesis (Ro 0.5% dan Tmax 410⁰C to 420⁰C) .
• Fase pertama dalam transformasi endapan segar OM menjadi
petroleum disebut diagenesis.
• Proses ini dimulai pada interfase sedimen dan berlanjut ke berbagai
kedalaman, tetapi tidak lebih dari beberapa ratus meter.
• Selama diagensisi awal, salah satu agen utama transformas adalah
aktifitas mokroba.
• Selama diagenesis, polimer biologi (lipids-proteins) menjadi
geopolymers dan akhirnya jadi kerogen dengan meningkatnya
temperatur, tekanan dan Overburden.
• Diagenesis menyebabkan menurunnya rasion O/C, dan hanya
sedikit menurun pada rasion H/C.
B. Catagenesis (Ro 2% and T max 480⁰C to 490⁰C).
• Catagenesis adalah fase dari degradasi thermal dari kerogen yang
membentuk oil and gas.
• Akibat meningkatnya temperatur, kerogen dipisahkan membentuk
liquid oil dan gas.
• Fase selanjutnya dari catagenesis menghasilkan methane dari
kerogen.
• Tahap akhir dari catagenesis disepakati jika semua ikatarantai
utama dari kerogen telah terpisahkan.
C. Metagenesis (Ro 4% and T max > 510⁰C).
• Terjadi pada wilayah gradien geotermal tinggi pada kedalaman
sekitar 4000 m.
• Semakin ke fase metagenesis akhir, tidak ada hidrokarbon yang
dihasilkan dari kerogen.
• Rasio H/C dan hydrogen index (HI) sedikit menurun selama
metagenesis.
Kerogen types
Sapropelic /Type I kerogen
• utamanya berasal dari algae dengan
potensi menghasilkan minyak,
• Mempunyai rasio tinggi antara hidrogen
awal dengan carbon, rasio rendah antara
oksigen dengan karbon.
• Sumber terbaik untuk maturasi oil-prone
Herbaceous / Type II
• Kerogen (OM yang tersusun oleh
organisme plankton laut, cuticle dan
miospores dari tumbuhan herbaceous
(Holditch, 2011) dengan potensi
menghasilkan liquid gas (wet gas).
• Disebut exinit (sedimen laut, dimana OM
autokton (bakteri, phitoplankton dan
zooplankton) telah diendapkan.
• Adalah kerogen yang baik untuk
menghasilkan oil atau gas
• Lebih umum dibanding alginit.
Humic / Type III Kerogen
– dari material tumbuhan darat dengan
potensi menghasilkan dry gas
– mempunyai rasio H/C yang rendah,
rasio O/C yang rendah juga
– Dikenal juga dengan kerogen vitrinit
– Kurang memenuhi syarat untuk
menghasilkan oil, tetapi lebih
cenderung menghasilkan gas
Inertinite / Type IV Kerogen
– material tumbuhan teroksidasi tidak
ada potensi menghasilkan
hidrokarbon.
– Dikenal sebagai inertinit
– Berasosiasi umumnya dengan
batubara atau OM yang teroksidasi
cukup kuat.
SOURCE QUALITY/KEROGEN TYPING
Diagenesis, Catagenesis and
Metagenesis of Organic Matter
• Three stages:
– Diagenesis: earlier alteration, degraded by low biological & T
chemical transformation process in water & unconsolidated
sediments,, shallow burial, into CO2, N2 & H2O (aerobic
ondition), then NH3, H2S & CH4 (anaerobic condition).
Dominated by preserved resistant cell material. (RO < 0.5%, T
< 50OC)
– Catagenesis: the principal oil stage, thermal degradation of
kerogen & formation of petroleum, aliphaticity dec. &
aromaticity inc.  due to inc. vitrinite reflectance (0.5 < RO <
2.0%), lost of H2O, CO2 (CH2)n & CH4, proceeds three kerogen
types
– Metagenesis: higher thermal stress  green schist met,
methane, hydrogen, & high carbonized solid organic matter
are remain, (2.0 < RO <4.0%)
• Oil window : 0.5 – 1.3% & gas window: 1.3 – 4% of RO with
threshold from wet to dry gas in 2.0% RO.
Atom
H/C Hasil evolusi kerogen
CO2, H2O
Minyak
1,50 Gas

Evolusi bertambah

1,00

0,50

0
0,10 0,20
Atom O/C

Gambar 3.4. Diagram van Krevelen menunjukkan jalur maturasi untuk


kerogen tipe I, II, dan III yang digambarkan dengan perubahan
rasio atom H/C dan O/C. Tanda panah menunjukkan 21
pertambahan kematangan. Diambil dari Tissot et al. (1974)
dalam Waples 1985).
Source rock evaluation

• Quantity of organic matter (TOC%).


SOURCE ROCK

EFEKTIF POSIBEL POTENSIAL

Already generated and • Source potential has Immature type, need


expelled hydrocarbons not yet been evaluated more thermal maturity to
• May have generated generate and expel
and expelled hydrocarbons
hydrocarbons

• TOC% is the main factor in determining the quantity of organic


matter in source rock.
• TOC indicates the richness of the organic matter in the rock which
includes both the insoluble organic matter (kerogen) and the
soluble organic matter (bitumen).
Quality of organic matter

1. Rock Eval Pyrolysis (direct method).


– Pyrolysis adalah dekomposisi OM oleh heating pada
saat absennya oxygen
– Tipe dan kualitas kerogen biasanya diinterpretasi dari
grap berdasarkan klasifikasi Van Krevelen Diagram,
yaitu rasio H/C dan O/C dengan hydrogen index (HI)
dan rasio O/C dengan hydrogen index (HI) dan Oxygen
index (OI).
SOURCE ROCK EVALUATION

• S1: is the amount of free hydrocarbons that can be easily flushed out of the
rock during the early part of Pyrolysis.
• S2: is thermal decomposition of kerogen.
• S3: is the quantity of O2 in kerogen.
• S2/S3: is an indicator of hydrogen richness in the kerogen. S2/TOC: is
related directly to the potential of the rock to generate oil rather than gas.
The higher the hydrogen richness of the kerogen, the higher the potential to
generate oil.
• T(max): This is the Pyrolysis temperature of the S2 peak which can obtain
the maturation state. It is a useful back-up to vitrinite reflectance, particularly
in the late immature to strongly mature stage.
• Hydrogen Index: of sample used as indicator of oil vs. gas proneness. HI =
S2 (mg/g)/%TOC × 100
• Oxygen Index: Oxygen richness of sample used as indicator of the kerogen
type/degree of weathering. OI = S3 (mg/g)/%TOC × 1002/28/2015 12
Quality of organic matter

2. Vitrinite Reflectance (Ro%)


 Kelompok maceral batubara yang dominan kandungan
organiknya dari batubara humik.
 Bagaimana mengukur vitrinite reflectance:
 Isolate kerogen dari sisa matriks batuan dengan HCL and HF.
 Pengukuran fraksi dari cahaya yang datang dari refleksi dari
individu partikel vitrinit menggunakan photomultiplier.
 Setidaknya 30 butiran individu vitrinit dari sampel batuan juga
diukur.
Thermal Maturation
Tmax.
• Adalah temperatur dimana
kecepatan maksimum produksi
hidrokarbon terjadi (peak of S2).
• Ketika maturitas meningkat,
temperatur meningkat dimana
kecepatan maksimum pirolisis
terjadi.
• Problems associated with Tmax:
• Tergantung pada tipe kerogen.
• Tipe kerogen b/c kerogen bisa
bervariasi dari sampel ke sampel
sepanjang profil sumur.
• Tmax tidak memperlihatkan progres
reguler sesuai dengan kedalaman.
Thermal Maturation

1. Production Index (P.I).


o Called also transformation
ratio which is S1/(S1+S2).
o With increasing maturity,
kerogen is converted to
bitumen (i.e. S2 decreases
while S1 increases).
o Migration of hydrocarbons
into and out of rocks
complicate the pictures.
SOURCE ROCKS (ASAL MO)

• Tumbuhan tingkat tinggi


mengandung banyak
sekali C29
• Zooplankton banyak
nebgabdung C27
• Phytoplankton
mengandung banyak
sekali C28
Plot keberadaan C27, C28
dan C29 dapat
mengidentifikasi apakah
sterolnya dari: Laut, estuari,
lakustrin atau terestriak/darat
berdasarkan kharakteristik
organisme yang terakumulasi
The Petroleum Kitchen
Temperature-Pressure-Time

Geothermal Gradient: (thermogenic hydrocarbons)


Range: <1 to 11 degrees F per 100’
Typical Sedimentary Basins: 1.0-1.7 degrees F per 100’
Good average 1.2
Oil window of ~ 120-300F (50-150C), or about 5,000-20,000’
In practice, oil below 15,000’ rare

Gas – no practical limit to stable depth


Cracking of oil to gas controlled by source kerogen and temperature
Deep basins mostly gas
Practical limits related to maturity of source – not reservoir
The kinetic model of petroleum
(SUMMARY)

• T > 160OC  oil not exist


• Mackenzie & Quigley (1988): Kerogen as reactive & inert
– Reactive  transformed into petroleum
– Inert  rearranged to graphite-like structures without generation of
petroleum
• The model (four stages):
– Immature stage/diagenesis stage  petroleum generation
– Stage of oil & gas generation from labile to kerogen containing lipid
material
– Stage of wet gas/gas-condensate generation as a result of cracking
of previous generated oil.
• The stages 2 & 3  catagenesis of Tissot & Welte 1978.
– Stage of dry gas generation from refractory (vitrinic) kerogen, 
metagenesis stage of Tissot & Welte

Anda mungkin juga menyukai