PENDAHULUAN
I.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dari dibuatnya laporan ini yaitu untuk memenuhi syarat praktikum
geologi minyak bumi. Tujuan dibuatnya laporan ini adalah Mengetahui tentang
Batuan Induk. Mampu menganalisis jumlah material organik. Mampu
menganalisis tipe material organik.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon
yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan
tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik
dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak
bumi itu sendiri pada pengolahannya. Dalam sistem petroleum, selain reservoir,
unsur yang juga penting adalah batuan sumber hidrokarbon atau batuan induk.
Dimana pada sistem petroleum saat ini peranaan batuan induk sebagai identifikasi
dari kandungan hidrokarbon untuk dieksplorasi.
Batuan induk itu adalah batuan sedimen yang bisa menghasilkan hidrokarbon.
Pada bukti yang terdapat pada data-data geokimia, hidrokarbon berasal dari
material organik yang terkubur dalam batuan sedimen yang disebut batuan induk.
Untuk mengetahui dan memperkirakan distribusi dan jenis dari batuan induk
dalam ruang dan waktu, sangat penting untuk mengetahui sumber biologis
dari petroleum. Lapisan batuan induk terbentuk ketika sebagian kecil dari karbon
organik yang bersikulasi dalam siklus karbon di bumi tekubur dalam lingkungan
sedimentasi dimana oksidasi terhalang untuk dapat berlangsung.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi
dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Berdasarkan diagram HI vs Tmax (Peters and Cassa 1994), dapat kita lihat
bahwa pada daerah telitian terdapat 3 tipe kerogen yaitu Tipe II, II/III, III. Maka
kematangannya akan relatif naik. Berdasarkan diagram di atas, dapat kita lihat
bahwa pada daerah telitian, batuan induknya matang. Analisa kematangan batuan
induk metode tidak langsung menggunakan analisa pantulan vitrinit dan Thermal
Alteration Index (TAI).
Dari indikator %Ro didapatkan tingkat kematangan Early Mature, Peak
Mature, Late Mature, dan Over Mature. Semakin dalam batuan induk tersebut,
maka tingkat kematangannya akan semakin tinggi. Kemudian berdasarkan
indikator SCI, tingkat kematangan yang didapatkan adalah Mature dan Optimum
Oil Generation (Tissot dan Welde, 1984).
Para ahli berpendapat bahwa proses kematangan dikontrol oleh suhu dan
waktu. Pengaruh suhu yang tinggi dalam waktu yang singkat atau suhu yang
rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan terubahnya kerogen minyak
bumi. Mengenai jenis Minyak bumi yang terbentuk tergantung pada tingkat
kematangan panas batuan induk, semakin tinggi tingkat kematangan panas batuan
induk maka akan terbentuk Minyak bumi jenis berat, Minyak bumi ringan,
kondensat dan pada akhirnya gas (Hunt, 1979).
1V.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya praktikan leboh memperhatikan lagi
agar tahu prosedur yang akan dilakukan.