Anda di halaman 1dari 21

Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

PENGANTAR GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup

1.1.1 Peristilahan

Beberapa peristilahan yang sering didengar dalam perminyakan merupakan serapan

bahasa asing yang kadang telah familaiar didengar. Istilah-istilah ini juga perlu

diketahui sehingga dapat dimengerti bahasan-bahasan dalam diskusi tentang geologi

minyak dan gas bumi. Berikut istilah-istilah yang sering muncul adalah Petroleum

berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari Petro = batuan dan oleum = minyak. Jadi

petroleum berarti minyak yang berasal dari batuan atau disebut minyak mentah

(crude oil), namun dalam pengertian sehari-hari petroleum diartikan sebagai crude

oil dan natural gas.

Hydrocarbon adalah istilah yang digunakan juga pada crude oil and gas karena

kandungan utamanya adalah carbon dan hydrogen. Elemen lain (komposisi kimia

lainnya) adalah sulfur, nitrogen dan oxygen. Perbedaan antara crude oil dan natural

gas terletak pada ukuran molekul hydrokarbon. Minyak bumi (bahasa Inggris:

petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan

kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas

dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi merupakan campuran komplek

hidrokarbon plus senyawaan organik dari sulfur, Oksigen, Nitrogen, dan senyawa-

senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 1


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gas bumi adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana

(CH4 ). Gas bumi dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi, dan juga

ladang batubara. Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui proses

pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka

ia disebut biogas.

1.1.2 Perubahan Konsep dari Cekungan – Play

Konsep play dan prospect merupakan suatu konsep yang berkembang untuk

menjelaskan kenampakan struktur dan stratigrafi ditemukan sekarang dalam suatu

cekungan dan dapat dipetakan serta di bor. Magoon and Dow (1994) mengemukakan

bahwa plays dan prospek didefinisikan lebih tradisional yang mencakup potensi

eksplorasi untuk akumulasi minyak dan gas bumi yang belum ditemukan secara

komesial. Plays merupakan satu atau lebih wilayah prospek, sedangkan suatu

prospek merupakan suatu perangkap potensial yang harus dievaluasi untuk melihat

apakah mengandung hidrokarbon yang comesial secara kiantitas. Kehadiran batuan

resrvoir, batuan penutup, perangkap, pengisian hidrokarbon dan waktu pengisian

merupakan cakupan dalam evaluasi plays.

Pengertian play concept adalah suatu persepsi atau model dari kombinasi faktor-

faktor geologi yang dapat menghasilkan akumulasi hydrokarbon pada suatu posisi

stratigrafi tertentu. Faktor-faktor tersebut adalah: unit reservoir, sistem pengisian

hidrokarbon, topseal/caprock regional, petroleum trap, dan hubungan keempat

faktor berdasarkan waktu.

Unit reservoir yang dimaksudkan adalah reservoir yang dapat menyalurkan

hidrokarbon dan dapat menghasilkan hidrokarbon secara komersial. Reservoir ini


Geologi Minyak dan Gas Bumi 2
Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

ditentukan oleh porositas dan permeabilitas batuan dan dapat diidentifikasi dengan

sonic log atau density/neutron log. Sistim charge hidrokarbon mencakup source rock

dan sistim migrasi hidrokarbon (Gambar 1.1). Batuan sumber harus dapat

menghasilkan dan mengeluarkan hidrokarbon kedalam unit reservoir.

Topseal/Cap Rocks berfungsi untuk menutup unit reservoir secara regional. Litologi

yang ideal untuk menjadi suatu cap rock adalah berukuran halus, ductil dan secara

lateral persisten contohnya adalah marine shale untuk clastic reservoir dan sabkha

evaporites untuk shallow marine carbonate reservoir. Petroleum Trap merupakan

konsentrasi hidrokarbon bawah permukaan dan diklasifikasikan kedalam perangkap

stratigrafi, struktural dan hidrodinamik. Penemuan hidrokarbon saat ini banyak

dijumpai pada perangkap struktural seperti diapirik dan proses gravitasi, sedangkan

untuk perangkap stratigrafi depositional morphology, discontinuity, basin fill atau

subsequent diagenetic effect.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 3


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gambar 1.1 Peta 2 dimensi yang memperlihatkan bagian-bagian dari suatu petroleum
system, proses migrasi minyak dan gas dari source rock ke reservoir (sumber:
Magoon and Dow, 1994).

Pada umumnya batuan sedimen membentuk framework hydrocarbon untuk

dihasilkan, memindahkan, diisi, ditutup dan terperangkap. Batuan-batuan sumber

adalah batuan sedimen, biasanya shale atau limestone, dimana unsur-unsur organik

ditransfor menjadi liquid atau gas hydrokarbon dibawah pengaruh tekanan, panas

dan waktu. Parameter dari batuan sumber untuk hydrokarbon adalah: 1) sejumlah

unsur-unsur organik, 2) tipe unsur-unsur organik, 3) maturitas dari unsur organik.

Satu batuan sumber aktif dapat didefinisikan sebagai suatu batuan yang mengandung

Geologi Minyak dan Gas Bumi 4


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

sejumlah unsur-unsur organik dari satu proper type dan cukup maturitasnya. Suatu

batuan sumber yang potensial adalah suatu batuan sumber immatur.

Perpindahan hydrocarbon dari lapisan sumber sebagai fungsi dari utamanya

temperatur, dan tekanan serta waktu. Minyak dihasilkan dan migrasi utamanya

terjadi ketika batuan sumber mencapai range temperatur optimum. Gradien

temperatur bervariasi pada cekungan yang berbeda dan tergantung pada ketebalan

lapisan batuan yang menindihnya (overburden rock) (gambar 1.2).

Gambar 1.2 Penampang vertikal yang memperlihatkan susunan stratigrafi dan unit-
unit petroleum system (Sumber: Magoon and Dow, 1994)

Gambar 1.2 di atas menunjukkan suatu petroleum sistem yang dimulai dari proses

pembentukan minyak dan gas pada batuan sumber (source rocks). Kemudian

terbentuk sedimen di atas batuan induk yang bertindak sebagai overburden yang

selanjutnya terbentuk perlapisan di atas batuan induk sebagai batuan reservoir. Pada

gambar tersebut jga diperlihatkan bagaimana batuan minyak dan gas terbentuk

secara optimal yang dikenal dengan oil dan gas window.


Geologi Minyak dan Gas Bumi 5
Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Mempelajari geologi minyak dan gas tidak dapat dilakukan dengan baik jika tidak

mengerti ilmu-ilmu lain yang terkait, khususnya pengetahuan tentang kimia

(geokimia). Beberapa cabang ilmu yang menunjang dalam memahami geologi minyak

diantaranya sebagai ilmu dasar adalah fisika, kimia dan biologi, sedangkan ilmu

geologi antara lain geologi struktur, sedimentologi, petrografi, geokimia, paleontologi,

geofisika, stratigrafi dan batuan karbonat (gambar 1.3).

Gambar 1.3 Hubungan geologi minyak dan gas bumi dengan disiplin ilmu lain
menurut Selley (1998).

Untuk melakukan studi dibidang geologi minyak dan gas bumi maka beberapa bidang

ilmu lainnya. Untuk suatu sumur minyak dan gas dapat berproduksi, dibutukan

perjalanan panjang dan biaya yang sangat tinggi serta kebutuhan ahli yang banyak

pula (gambar 1.4). Perjalanan tersebut dimulai dari pemetaan geologi regional,

Geologi Minyak dan Gas Bumi 6


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

dilanjutkan dengan eksplorasi dengan bidang ilmu yang dibutuhkan geofisik dan

geologi. Ketika telah ditemukan lapangan minyak dan gas secara ekonomis

dilanjutkan dengan pengembangan kemudian produksi dengan kebutuhan ahli

didominasi oleh teknik perminyakan

Gambar 1.4 Garfik yang memperlihatkan kebutuhan beberapa bidang ilmu dalam
memproduksi minyak dan gas pada suatu lapangan minyak yang dimulai dari
ekplorasi hingga produksi (belum termasuk penglangan yang butuh banyak
ahli teknik perminyakan dan pemasaran dsb.). (sumber: Selley, 1998).

Setidaknya ada 6 tahapan besar dalam industri minyak dan gas (Selley, 1998).

Tahapan-tahapan tersebut dikenal hulu – hilir yang dimulai dari pemilihan wilayah

(akuisisi) yang didasarkan pada hasil pemetaan geologi regional. Kemudian

dilanjutkan dengan eksplorasi – produksi – transportasi – pengilangan – penjualan

(gambar 1.5). Masing-masing tahapan membutuhkan keahlian yang berbeda-beda.

Pada tahap ekplorasi hingga produksi peranan bidang geologi sangat menonjol maka

pada tahap berikutnya transportasi (bidang yang berperan adalah teknik

perminyakan, teknik kimia dan teknik mesin) bidang geologi tidak lagi berperan

hingga ke proses penjualan.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 7


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gambar 1.5 Flowchart yang memperlihatkan tahapan-tahapan dalam industri inyak


dan gas dengan kebutuhan keahlian yang berbeda. (sumber Selley, 1998).

1.2 Pembentukan Minyak dan Gas Alam

Telah diketahui secara luas bahwa minyak berasal dari akumulasi senyawa-senyawa

organic di dalam sedimen yang kemudian membentuk senyawa methan. Walaupun

methan ditemukan secara luas, namun methane yang berasal secara inorganic dari

dalam bumi tidak membentuk akumulasi gas yang signifikan. Material organic yang

membentuk petroleum berasal dari hasil fotosintesis seperti sinar matahari (Gambar

1.4). Sinar matahari yang secara terus menerus ditransformasi menjadi energy ke

bumi tetapi hanya sedikit yang tersimpan sebagai organic matter dan petroleum

(Bjørlykke, 2010). Minyak dan gas yang terbentuk di dalam cekungan lapisan

sedimen setiap tahunnya masih jauh lebih kecil dari jumlah yang dikonsumsi setiap

tahunnya. Olehkarena itu sumberdaya ini dikelompokkan sebagai sumberdaya tak

terbarukan, waaupun tetap terbentuk sepanjang masa.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 8


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Umumnya material organic yang memebentuk petroleum di dalam batuan induk

adalah algae, terbentuk secara fotosintetik. Zoo-plankton dan organisme tingkat

tinggi yang diwakili oleh tumbuhan laut dan algae serta secara tidak langsung

tergantung pada fotosintesis juga. Total produksi material organic di lautan sekitar 5

x 1010 ton/thn. Nutrisi dari produksi organik disuplai dari sedimen dari daratan dan

tertransportasi ke dalam lautan. Supplai nutrient lebih besar dari di daerah pantai,

khususnya pada daerah masuknya sedimen-sedimen sungai. Sisa-sisa tumbuhan juga

menyuplai secara langsung nutrient dari daratan ke pantai. Produksi biologi adalah

lebih besar 20 -30 m pada bagian atas dari lautan dan umumnya fitoplankton

berkembang pada zona ini. Pada air jernih, dimana sinar matahari mencapai

kedalaman lebih besar dibanding dengan daerah-daerah yang mengalami turbidit,

tetapi pada air yang jernih lebih sedikit supplai nutrient. Pada kedalaman 100 – 150

m sinar matahari sudah terlalu kecil untuk fotosintesi walaupun pada air yang jernih.

Cekungan sedimen dengan sirkulasi air yang terbatas akan menyipan lebih banyak

organic matter dan menghasilkan batuan induk yang baik yang dapat menghasilkan

minyak dan gas (gambar 1.4). Pada daerah kutup air dingin dengan kondensasi

tinggi mengalir ke kedalaman yang lebih besar dan mengalir sepanjang bagian dasar

lautan menuju ke latitude yang lebih rendah. Hal ini disebut “thermal conveyor belt:

yang menranport panas ke daerah yang mempunyai latitut tinggi dan menjaga dasar

laut tetap teroksidasi. Dalam wilayah-wilayah equatorial dimana angina bertiup dari

timur maka permukaan air laut dibawa menjauh dari pantai barat continent

(Bjørlykke, 2010). Hal ini menghasilkan upwelling yang kuat dari air laut yang kaya

nutrisi dari dasar laut yang mempertahankan produksi organic primer yang tinggi

(gambar 1.4). Contoh yang baik adalah pantai Chili dan Afrika Barat.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 9


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Melalui fotosintesis, air dan CO2 berenergi rendah ditransformasi kedalam

karbohidrat energy tinggi seperti glukosa:

CO2 + H2O → CH2O (organic matter) + O2

Produksi organic matter tidak hanya dibatasi oleh CO2 atau air tetapi juga oleh

ketersediaan nutrisi. Pospor (P) dan Nitrogen (N) adalah nutrient yang sangat

penting.

Minyak dihasilkan dan bermigrasi ketika batuan induk mencapai kisaran temperatur

optimum. Temperatur minimum dalam pembentukan minyak mentah adalah 65 OC

dibawah kondisi rata-rata cekungan sedimen. Keadaan ini dicapai pada saat batuan

kaya organic berada dalam perut bumi dengan gradient hidrotermal normal. Pada

saat batuan induk masih dekat permukaan bumi, maka proses bakteri berlangsung

yang menghasilkan microbial gas, dimana prosesnya cepat dan menghasilkan gas

methane. Gas ini jarang terperangkap dan cepat menguap kepermukaan bumi dalam

volume yang besar dan berupa wet gas.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 10


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gambar 1.6 Transformasi dari energy matahari ke energy fosil oleh fotosintesis.
Hanya sedikit fraksi dari energy matahari digunakan untuk fotosintesis
dan umumnya organic matter yang dihasilkan teroksidasi.
Konsekueensinya sangat sedikit organic matter tertanam dalam
sedimen dan menjadi potensial dalam pembentukan batuan induk
(sumber: Bjørlykke, 2010).

Ketika batuan induk mencapai temperature 65OC pada kedalam 2130 m minyak

mulai dihasilkan hingga pada temperatur 150OC dengan kedalaman sekitar 5500 m.

Zona ini disebut oil window. Minyak yang terbentuk pada temperature rendah

disebut immature oil sedangkan yang terbentuk pada temperature tinggi disebut

Geologi Minyak dan Gas Bumi 11


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

mature oil. Jika kedalaman mencapai temperature di atas 150 OC maka akan

dihasilkan gas thermogenik. Jenis gas ini bisa terperangkap baik dalam bentuk kering,

maupun dalam bentuk basah. Apabila batuan induk berada pada temperature di atas

150OC maka crude oil akan tertranformasi menjadi grafit (carbon) dan natural gas.

Tingkat maturitas minyak bumi sangat ditentukan oleh waktu seiring dengan proses

geologi. Beberapa ahli berpendapat bahwa maturitas minyak bumi ditentukan oleh

rasio karbonnya, dimana kerogen adalah sumber dari hidrokarbon. Dengan

meningkatnya pembebanan yang menyebabkan meningkatnya temperature maka

akan terjadi proses fraksinasi ikatan dalam senyawa kerogen tadi. Fraksinasi ini akan

terjadi pada unsur CO2 dan H2O pertama keluar dari gugusan ikatan. Tissot

memperkenalkan tiga jalur evolusi dengan tiga jenis kerogen yang berlainan yang

ditandai dengan perbedaan H/C.:

Jalur I adalah kerogen yang terdiri atas struktur alifat dengan H/C tinggi, O/C rendah

yang berasal dari ganggang. Kondisi ini setara dengan fasa alginit dalam batubara.

Jalur ke II merupakan transisi dimana jalur inilah yang banyak terjadi pada kerogen

yang dapat disetarakan dengan jenis exinit pada maseral batubara. Jalur ke III adalah

kerogen yang kaya struktur aromat dengan O/C yang cukup tinggi (0,2 – 0,3); dan

H/C yang relative lebih rendah. Zat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi

dan zat humus terrestrial yang setara dengan vitrinit maseral pada batubara.

Berjuta-juta tahun yang lalu, pada cekungan atau basin yang berupa laut yang diisi

oleh kehidupan organisme laut baik hewan maupun tumbuhan mikro, seperti

plankton. Plankton-plakton yang mati akan tenggelam dan terakumulasi di dasar

Geologi Minyak dan Gas Bumi 12


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

basin. Seiring berjalanya waktu maka organisme yang telah mati dan tenggelam di

dasar basin akan terkubur oleh pengendapan lapisan pasir dan shale. Selama jutaan

tahun organisme mati tersebut akan terkubur semakin dalam. Karen pengaruh suhu

dan tekanan maka organisme mati tersebut akan terurai membentuk senyawa kimia

yang disebut kerogen. Proses pematangan ini terus berlanjut dan kerogen tersebut

akan termaturasi membentuk hidrokarbon. Proses pematangan yang sempurna akan

membentuk kerogen menjadi minyak serdangkan jika proses pematangan ini terlalu

lama maka yang terbentuk adalah gas.

1.3 Perkembangan Minyak Dan Gas Di Indonesia

Industri minyak dan gas di Indonesia seperti yang dijelaskan dalam Industri

Perminyakan Indonesia yang ditulis oleh Alex Hunter tahun 1974 bahwa merupakan

salah satu pelopor industry migas dunia. Perkembangan minyak dan gas di Indonesia

dimulai sejak pendudukan Belanda yang telah berkuasa di Indonesia selama 350

tahun. Pengeboran oleh Belanda telah memulai sejak 1871 pada daerah rembesan

minyak di lereng Gunung Ciremai (Jawa Barat). Kemudian pada tahun 1883 A. J.

Zylker (Pengusaha Belanda) berhasil mengebor migas di Sumatera Utara dengan

kedalaman 400 kaki, tahun 1885 dia berhasil menemukan cadangan minyak bumi

secara komersial di Telaga Tunggal, yang kemudian menjadi orang kedua yang

tercatat sebagai pencarian minyak di Indonesia. dan pengusahaan inilah yang

menjadi cikal bakal berdirinya perusahaan mingas di Indonesia.

Pada tahun 1912 kemudian mulailah perusahaan migas Amerika “Standard Vacuum

Oil” untuk mencari minyak di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan di beberapa tempat

Geologi Minyak dan Gas Bumi 13


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

lain. Penemuan utamanya adalah di Sumatera Selatan di daerah Talang Akar. Hingga

tahun 1928 semua konsesi yang beroperasi di Indonesia diberikan untuk jangka 75

tahun. Praktek memberikan daerah-daerah konsesi atau kontrak yang luas ini

berlaku sampai saat sekarang dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasl

minyak yang besar. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan waktu maka

persyaratan pembukaan konsesi semakin ketat dan pada tahun 1928 syarat-syarat

konsesi menjadi lebih berat. Jangka waktu konsesi diperpendek menjadi 40 tahun;

disertai dengan kewajiban mengebor, selain menerima royalti dari produksi tiap-tiap

daerah konsesi, Negara juga menerima bagian keuntungan yang meningkat, biasanya

setinggi 20% dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan yang beroperasi.

Pada tahun 1931 Caltex memperoleh konsesi eksplorasi yang luas di Sumatera

Tengah dan jawa Barat. Kemudian ditahun 1935 N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw

Guinea Petroleum Mij) dibentuk untuk mengekplorasi bagian barat Irian Jaya.

Didalam perusahaan ini Royal Dutch-Shell dan Standard Vacuum masing-masing

memiliki 40% saham dan Caltex 20%.

Sejarah perkembangan produksi minyak mentah di Indonesia sejak tahun 1038 –

1964 diperlihatkan pada tabel 1.1. Perkembangan industri minyak dan gas bumi

Indonesia kemudian mengalamai degradasi baik dari sisi produksi maupun dari sisi

penemuannya. Sistem bumi hangus yang diterapkan oleh Hindia Belanda

menyebabkan infrastruktur perminyakan termasuk lapangan-lapangan minyak,

kilang dan perpipaan hancur (National Planning Association, Stanvac in Indonesia

(Washington, 1959). Penurunan produksi minyak dan gas diperkirakan 3.250.000

metric ton ditahun 1942 menjadi hanya 850.000 ton ditahun 1945.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 14


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

TABEL 1.1 Produksi Minyak Mentah, Thoughput Kilang Dan Ekspor (Ribuan Metric
Ton) Sumber: Hunter , 1974

Minyak Mentah Thoughput Kilang Total Penerimaan


Tahun Produksi Ekspor Umpan Umpan Total Ekspor Ekspor Brotu(dalam
Domestik Impor juta dollar
Amerika)
1938 7.398 52 - - 7.416 6.015 6.067 -
1939 7.949 90 - - 8.065 6.335 6.425 120
1940 7.939 299 - - 7.811 6.049 6.348 -
1950 6.816 8 5.947 1.575 7.522 6.091 6.099 147
1951 8.093 - 7.155 1.495 8.650 6.725 6.725 166
1952 8.523 599 7.480 2.211 9.691 7.284 7.883 181
1954 10.225 2.086 7.937 2.404 10.342 7.689 9.774 207
1954 10.775 2.303 8.408 2.165 10.572 7.618 9.921 227
1955 11.730 3.028 8.420 2.626 11.046 6.515 9.691 216
1956 12.750 4.411 8.108 2.917 11.025 7.814 10.795 255
1957 15.468 6.986 8.047 3.668 11.716 7.328 15.613 303
1958 16.110 7.343 8.328 2.619 10.947 7.446 14.788 315
1959 18.218 4.456 9.852 2.112 11.964 7.969 12.425 231
1960 20.596 7.416 9.794 2.140 11.889 6.514 13.930 221
1961 21.284 9.732 9.461 2.613 11.074 5.759 15.490 261
1962 22.760 12.390 12.390 1.545 11.670 6.549 18.939 216
1963 22.860 12.700 12.700 1.216 10.700 5.770 18.470 269
1964 23.500 15.051 15.051 0 0 4.000 19.051 255

Produksi minyak mentah dalam suasana begini beranjak sangat lambat dari 302.000

metric ton ditahun 1946 ke 1.113.000 ditahun 1947, 4.326.000 ton ditahun 1948 dan

5.930.000 ton ditahun 1949. Baru ditahun 1950 produksi mendekati tingkat tahun

1938 (lihat Tabel 1.2). Hasil-hasil minyak kilang lebih besar dari yang diperlihatkan

angka tersebut; dan volume barang-barang ekspor yang cukup besar segera

berpindah dari Indonesia kepasaran lokal. Ini hanya dimungkinkan oleh adanya

impor minyak mentah, terutama dari Serawak, yang berjumlah lebih dari seperempat

jumlah minyak yang diproses di Indonesia. Karena bersifat internasional kedua

perusahaan penyulingan ini umumnya tidak terpengaruh oleh kondisi lokal

Indonesia.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 15


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Sekitar tahun 1955 Nederlandsche Koloniale Petroleum Mij dan Nederlandsche

Pacific Petroleum Mij beberapa perusahaan minyak baru dan lama/berubah nama

beroperasi di Indonesia seperti Stanvac Petroleum dan Caltex Pacific, Bataafsche

Petroleum Maatschappij (B.P.M.) menjadi Shell Petroleum. Nama-nama baru tersebut

lebih berorientasi nama internasional ketimbang nama Belanda. Selain perubahan

nama, juga terjadi pegeseran staf/pegawai dengan memasukkan tenaga-tenaga lokal

Indoensia. Sejak tahun 1950, perusahaan-perusahaan minyak menggantikan pekerja

asing dengan pekerja local terutama pada level bawah (buruh, juru bor). Hal ini

disebabkan karena untuk kebutuhan akan tenaga kerja pada level lebih tinggi dan

terlatih masih sangat langka.

Tabel 1.2 Perkembangan produksi Minyak dan gas bumi di Indonesia selama tahun
1938 – 1964 (Ribuan Metric Ton). Sumber: Hunter , 1974.
Jenis - Hasil
Tahun Bensin Minyak Bahan Minyak Hasil-Hasil Total Bahan
(Avgas tanah Bakar Residu Lain Hasil- Bakar
dan (termasuk Distilat (aspal,lilin, Hasil Kilang
Mogas) power (diesel L.P.G. Minyak dan
kerosin mobil solvent) Yang
dan jet dan Hilang
fuel) industri)
1938 2.252 931 2.793 1.440 7.416

1939 2.516 1.037 2.902 1.610 8.065


1940 2.244 1.004 2.854 1.709 7.811
1950 2.155 879 4.046 294 7.374 148
1951 2.406 1.031 4.698 364 8.500 150
1952 2.600 1.141 5.250 575 9.567 124
1953 2.600 1.256 5.700 634 10.190 152
1954 2.466 1.443 5.841 662 10.412 161
1955 2.572 1.638 6.001 669 10.880 166
1956 2.441 1.655 6.072 676 10.843 182
1957 2.403 1.668 6.727 737 11.536 180
1958 2.331 1.576 6.146 756 10.809 138
1959 2.400 1.640 6.834 932 11.807 157
1960 2.288 1.683 6.938 806 11.715 174
1961 2.143 1.732 7.115 906 11.888 185
1962 1.918 1.828 6.763 933 11.442 228
1963 1.834 1.656 1.346 2.757 2.685 422 422
1964 1.680 1.300 1.475 1.940 2.793 400 400

Geologi Minyak dan Gas Bumi 16


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut Stanvac dan B.P.M. mendirikan

sekolah-sekolah latihan untuk tukang las, pekerja-pekerja laboratorium, teknik-

teknik pemasangan pipa, analisa minyak, di Sumatera Selatan. Hal ini untuk mengisi

kebutuhan kerja di bidang penyulingan ataupun eksploitasi. Selain memberikan

pelatihan untuk menutupi kebutuhan tenaga kerja, perusahan-perusahan minyak

juga memberikan beasiswa bagi putra-putra Indonesia untuk kuliah pada bidang

ketiknikan.

TABEL 1.3 Produksi Minyak Mentah Indonesia Menurut Daerah. Sumber: Hunter ,
1974.
Jumlah Sumur Produksi Produktifitas
Produksi Produktif Rata-Rata
Tahun
Daerah 1964 (‘000 Kumulatif Persumur
Penemuan Menyembur Dipompa
Metric (Juta Metric (‘000 Metric
Ton) Ton) Ton Pertahun)
Sumatera
Cekungan 1893-1937 99 7 1.613 9.025.7 15.2
utara
cekungan 1901-1962 260 707 4.433 54.740.8 4.5
selatan
Cekungan 1939-1958 45 478 14.537 35.211.5 25.9
tengah
Total 404 1.192 20.583 98.978.0 12.9
sumatera
kalimantan
Cekungan 1897 0 157 0.145 14.566.7 0.9
timur
Tarakan 1906 1 308 0.103 9.261.2 0.3
bunyu 1930 0 50 0.325 1.580.5 6.5
tanjung 1938 80 4 1.806 1.860.7 21.5
Total 81 519 2.379 27.269.1 3.9
kalimantan
Jawa 1896-1929 0 114 .175 6.432.2 1.5
Seram 1897 0 0 0 410.1 0.0
Irian jaya 1936 0 28 .113 1.483.3 4.0
Total 485 1.853 23.250 134.572.7 10.0
indonesia

Shell Petroleum mempunyai daerah konsesi yang luas, tetapi sebagian dari

daerahnya dimiliki bersama dengan N.I.A.M. dan kemudian jatuh ketangan

PERMINDO, perusahaan negara Indonesia yang mengambil alih N.I.A.M. di tahun

Geologi Minyak dan Gas Bumi 17


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

1959. (Perusahaan ini belakangan menjadi P.N. PERTAMIN). Juga banyak dari daerah

konsesi Shell, misalnya di Kalimantan Timur, Tarakan dan Jawa Timur, telah hampir

kehabisan minyak yang dapat dipompa. Sejak tahun 1945, perusahaan ini tidak dapat

mendekati lapangan-lapangannya di jawa Tengah atau kedaerah konsesinya yang

masih produktif di Sumatera Utara, yang mula-mula dipegang oleh pekerja-pekerja

minyak Indonesia, kemudian oleh Angkatan Darat dan akhirnya oleh P.N. PERMINA.

Untuk beberapa waktu ditahun 1950-an, kedua kilang Shell yang besar mengimpor

minyak mentah dalam jumlah besar dari Serawak. Sejak itu, rehabilitasi daerah-

daerah eksploitasi Sumatera Selatan dan bahkan penyelesaian saluran pipa dari

lapangan baru Tanjung di Kalimantan Selatan kekilang Balikpapan ditahun 1955,

nampaknya tidak dapat membuat perusahaan ini swasembada dalam minyak mentah

Indonesia. Impor terus berlangsung sekitar satu setengah juta ton setahun atau

hampir 20% dari bahan baku kilangnya ( Tabel 1.4).

TABEL 1.4 Perincian minyak mentah dan hasil-hasil minyak menurut perusahaan,
1963 (ribuan metric ton)

Perusaha Produksi Throughput Kilang Ekspor Minyak


an Minyak Disediakan
Mentah Minyak Untuk Pasar
Lapangan Perusah Minyak Hasil-Hasil
Mentah Total Domestik
Sendiri aan Lain Mentah Minyak
Impor

Caltek 11.534 10.755 506


Shell 5.351 5.351 4721 1.415 7.138 2.591 1.881
Stanvac 3.327 2.637 8072 3.444 529 1.423 1.246
Permina 1.173 3 995
Pertamin 761 420
Permigan 129 123 123 3 123

Total 22.275 8.111 1.279 1.415 10.8054 12.297 4.1765 4.013


1) Termasuk persediaan yang disuling tuk pertamin
2) Termasuk persediaan yang disuling untuk Caltex
3) Pertamina menyuling sejumlah kecil minyak mentah pada kilang tua shell disumatera utara untuk memperoleh bensin
berkwalitet rendah.
4) Jumlah thoughput yang disuling lebih banyak daripada jumlah hasil-hasil yang diekspor ataw dipakai didalam negeri
karena kekhilafan dank e alpaan, perubahan-perubahan dalam stock, bahan bakar kilang dan kehilangan, dan bungker.
5) Tidak temasuk barang-barang impor seperti pelumas, bahan bakar special dsb.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 18


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Sebaliknva penemuan-penemuan Caltex yang penting, yaitu lapangan Duri dan Minas,

dibuat belum lama sebelum perang dan sesungguhnya Duri baru memulai

produksinya ditahun 1941. Dalam tahun 1963 kedua lapangan ini menghasilkan lebih

dari 50% (11.534.000 ton) dari produksi Indonesia. Kemungkinan besar ditahun

1965 keduanya menghasilkan 13.5 juta ton atau lebih. Kini Caltex tanpa diragukan,

adalah produsen minyak mentah terkemuka dan di dalam kedua lapangan ini

memiliki penemuan-penemuan yang paling produktif dalam sejarah perminyakan

Indonesia.

Setelah sejarah jatuh bangunnya industri migas di Indonesia, kini Indoensia telah

banyak melakukan eksplorasi lapangan migas di seluruh wilayah. Beberapa

penemuan baru telah diungkapkan, baik yang baru dalam tahap indikasi, eksplorasi

awal maupun yang telah terbukti. Sebaran lapangan/cekungan migas di Indonesia

kini tidak hanya didominasi pada cekungan-cekungan di wilayah barat, namun juga

telah terbukti pada cekungan yang relatif sempit di wilayah timur Indonesia (gambar

1.3).

Di Sulawesi penemuan yang telah terbukti adalah Cekungan Luwuk di Sulawesi

Tengan dan Cekungan Sengkang di Sulawesi Selatan dengan produksi gas dalam

reservoir batuan karbonat (gambar 1.4). Kedua lapangan tersebut telah berproduksi.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 19


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gambar 1.7 Peta cekungan minyak dan gas Indoensia (sumber: Sritomo 2004)

Keberadaan minyak dan gas tidak lepas dari umur batuan reservoirnya. Hal ini

disebabkan karena perbedaan karakteristik dan produktifitas dari minyak dan gas itu

sendiri. Namun demikian bahwa tidak ada hubungan langsung antara umur batuan

dan waktu akumulasi hidrokarbon, hanya bahwa kenyataan mengungkapkan kadang-

kadang akumulasi terjadi setelah pengendapan. Tabel 1.5 berikut membuktikan

bahwa ada kecenderungan penemuan migas lebih banyak pada umur Jura ke umur

batuan yang lebih muda.

Geologi Minyak dan Gas Bumi 20


Kegiatan BOPTN PS Teknik Geologi UNHAS TA 2015

Gambar 1.8 Cekungan yang telah berproduksi di wilayah Sulawesi.

Tabel 1.5 Sejarah perjalanan industri minyak dan gas di Indonesia tahun 1871 – 1999
(Sumber: Ibrahim, 2005)

Geologi Minyak dan Gas Bumi 21

Anda mungkin juga menyukai