I.1. Pengertian
Hidrologi adalah studi tentang air, dalam pengertian luas hidrologi mempelajari
distribusi, gerakan dan kandungan unsur-unsur kimia seluruh air di bumi.
7. Pada saat ini persoalan airtanah semakin kompleks dengan adanya kerjasama
dari berbagai disiplin ilmu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika, agronomi,
kimia, fisika sehingga pengertian tentang airtanah sangat luas dan kompleks.
Sehingga batasan hydrogeology dan geohydrology semakin kabur. Pada
prinsipnya studi ini meliputi sifat fisik, kimia, lingkungan, gerakan, kegunaan dan
hal-hal lain yang menyangkut airtanah.
8. Ilmu Hidrogeologi merupakan perpaduan ilmu geologi dan ilmu hidrolika. Dalam
buku ini dititik beratkan pada gerakan/aliran air di dalam tanah secara hidrolik.
Gabungan dua kata hidro dan geologi menunjukkan secara implisit pengertian
geologi dari air. Atau dengan kata lain adalah merupakan suatu studi tentang
interaksi antara kerangka sistem batuan dengan airtanah. Dari sudut pandang
hidrolika maka istilah gerakan aliran dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam
media porous, karena air tanah mengalir di antara atau di sela-sela butiran tanah
yang sekaligus sebagai media. Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting
bagi manusia, karena fungsi dan kegunaannya meliputi tiga aspek (Toth,
1990)yaitu sbb:
1. Aspek sebagai salah satu sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan bagi umat manusia.
2. Aspek bagian dari hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi
keseimbangan siklus hidrologi global.
3. Aspek sebagai anggota/agen dari geologi.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan yang keluar ke permukaan akan berkumpul,
membentuk sungai yang akhirnyamengalir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu
terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya.
Berdasarkan pada keberadan dan asal-mulanya, air di bumi dapat di bedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
1. Air Atmosfer, adalah semua air dalam berbagai bentuk cair, gas atau uap dan
padat atau es, yang berada di atmosfer. Mereka berasal dari penguapan, berupa
awan, uap, kabut, dan salju. Air hujan juga termasuk sebagai air atmosfer.
2. Air Permukaan, adalah air yang berada di permukaan bumi. Yang termasuk
sebagai air permukaan, antara lain air sungai, air danau, air rawa-rawa, air pada
selokan-selokan, dan air laut atau samudra.
3. Air Bawah Permuakaan, adalah air yang berada di bawah permukaan bumi,
meliputi :
b. Air Juvenil, merupakan semua jenis air yang berada di lingkungan gunung
berapi, yang bersumber dari :
Magmatisme, adalah air yang berasal dari magma. Air ini terdiri dari air
plutonik dan vulkanik. Air plutonik terletak lebih dalam dari air vulkanik.
Kedalaman air vulkanik berkisar antara 3 5 km dari permukaan.
c. Air Connate, merupakan air yang terperangkap dalam pori-pori batuan pada
saat terbentuknya batuan (umumnya batuan sedimen), sehingga air tidak bisa
keluar lagi (stagnan), disebut juga air fosil, terdapat dalam kantong-kantong
(lensa) dengan kandungan garam tinggi (3,5 4%). Air Connate juga dapat
berupa air yang berada dalam campuran minyak bumi pada reservoir.
d. Air Rejuvenasi, merupakan air yang ditarik kembali sementara dari siklus
hidrologi oleh pelapukan, metamorfosa, dan lain-lain. Biasanya merupakan air
formasi yang keluar ke permukaan, terlepas dari batuan yang mengandungnya
karena proses metamorfisme atau proses kompaksi
e. Kosmis, adalah air yang berasal dari angkasa luar (masih banyak diperdebatkan
tentang asalnya).
1. Mata air dingin (cold spring) yaitu mataaiir yang suhu airnya rendah.
Airnya biasanya berasal dari pencairan salju atau es.
2. Mata air normal (non thermal or ordinary temperature springs) yaitu
mataair yang suhu airnya hampir sama dengan suhu udara atau
lingkungan sekitarnya.
3. Mata air panas (Thermal springs) yaitu mataair yanng suhu airnya lebih
tinggi dari suhu udaranya sekitarnya.
1. Mata air yang muncul adri material lulus air : perched springs, springs
from old soil on mountain upland, talue springs, landslide springs, springs
from old alluvium, pocket spring, mean springs, cueasta springs. desert
springs, barrier springs.
2. Mata air yang muncul dari material lulus air : channel springs, valley
springs, cliff springs, dimple springs, alluvial-slope springs.
3. Mata air yang muncul pada perselingan batuan lulus dan kedap air :
Monoclinal springs, synclinal springs, anticlinal springs, unconformity
springs.
4. Mata air yang muncul dari saluran pelarutan, banyak ditemukan di daerah
yang berbatu gamping.
5. Mata air pada lava
6. Mata air yang muncul dari retakan batuan.
3. Akuiklud (aquiclude), yaitu perilaku suatu tubuh batuan atau regolith yang
termasuk katagori kedap air (impermeabel), tetapi masih mampu menyimpan air
dalam jumlah yang tidak banyak dan tidak mampu untuk meluluskannya.
Contoh : batulempung.
4. Akuifug (aquifug), yaitu perilaku suatu tubuh batuan atau regolith yang sama sekali
kedap air serta tidak dapat mengandung air dan mempunyai harga permeabilitas
nol.
Contoh : granit yang kompak keras.
Berdasarkan posisi stratigrafinya, variasi posisi dari akuifer, akuitar, akuifug dan
akuiklud ditunjang pula dengan sifat-sifat fisik lainnya maka dapat ditentukan berbagai
jenis akuifer (Kruseman, 1994), yaitu :
Gambar 1.7. Jenis - jenis akuifer (Modified after Harlan and others, 1989)