Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Hidrogeologi 2016

PENGERTIAN DAN DASAR TEORI

I.1. Pengertian
Hidrologi adalah studi tentang air, dalam pengertian luas hidrologi mempelajari
distribusi, gerakan dan kandungan unsur-unsur kimia seluruh air di bumi.

Definisi yang berkaitan dengan hydrogeology/geohidrology oleh para ahli :


1. Lamarck (1802), orang yang pertama kali menggunakan istilah hydrogeology
yang didefinisikan studi fenomena dari degradasi (erosi) dan pengendapan oleh
air.
2. Lucas (1879), menggunakan istilah hydrogeology sebagai studi geologi
mengenai air bawah tanah (Underground water).
3. Mead (1919), pada buku Hydrology klasiknya mendefinisikan hydrogeology
sebagai studi tentang hukum-hukum terjadinya dan gerakan dari pada
subteranian waters (airtanah). Mead menitikberatkan sifat khusus dari studi
airtanah sebagai agen geologi.
4. Meinzer, yang pertama kali menyebut istilah geohydrology sebagai ilmu yang
mempelajari tentang airtanah pada pertemuan IASH (International Association of
Scientific Hydrology) tahun 1939. Geohidrologi sebagai cabang dari hidrologi
dimana pada siklus hidrologi sebagian berada di permukaan yaitu penguapan,
pengembunan, hujan, aliran air permukaan ini sebagai surface hydrology,
sebagian siklus hidrologi yang lain akan meresap masuk kedalam tanah dan
mengalir di bawah tanah ini yang disebut subterrainian hydrology atau
geohydrology.
5. Mead dan Meinzer, sebagai ahli hidrologi klasik menggunakan istilah yang
berbeda, yaitu hydrogeology dan geohydrology, yaitu termasuk air permukaan
dan air bawah permukaan dengan orientasi (dasar) geologi.
6. Toth (1990), Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology, bila
melihat dari struktur bahasa maka dapat diuraikan menjadi hydro (merupakan
kata sifat yang berarti mengenai air) dan geology (kata benda), sehingga dapat
diuraikan menjadi geologi air (the geology of water). Secara definitif dapat
dikatakan merupakan suatu studi dari interaksi antara kerja kerangka batuan dan
airtanah. Dalam prosesnya studi ini menyangkut aspek-aspek fisika dan kimia
yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah. Termasuk di dalamnya
adalah transportasi massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur,
perubahan topografi dan lainnya yang terjadi dalam skala waktu harian (daily
time scale).

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 1


Laboratorium Hidrogeologi 2016

7. Pada saat ini persoalan airtanah semakin kompleks dengan adanya kerjasama
dari berbagai disiplin ilmu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika, agronomi,
kimia, fisika sehingga pengertian tentang airtanah sangat luas dan kompleks.
Sehingga batasan hydrogeology dan geohydrology semakin kabur. Pada
prinsipnya studi ini meliputi sifat fisik, kimia, lingkungan, gerakan, kegunaan dan
hal-hal lain yang menyangkut airtanah.
8. Ilmu Hidrogeologi merupakan perpaduan ilmu geologi dan ilmu hidrolika. Dalam
buku ini dititik beratkan pada gerakan/aliran air di dalam tanah secara hidrolik.
Gabungan dua kata hidro dan geologi menunjukkan secara implisit pengertian
geologi dari air. Atau dengan kata lain adalah merupakan suatu studi tentang
interaksi antara kerangka sistem batuan dengan airtanah. Dari sudut pandang
hidrolika maka istilah gerakan aliran dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam
media porous, karena air tanah mengalir di antara atau di sela-sela butiran tanah
yang sekaligus sebagai media. Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting
bagi manusia, karena fungsi dan kegunaannya meliputi tiga aspek (Toth,
1990)yaitu sbb:
1. Aspek sebagai salah satu sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan bagi umat manusia.
2. Aspek bagian dari hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi
keseimbangan siklus hidrologi global.
3. Aspek sebagai anggota/agen dari geologi.

Lebih lanjut Toth (1990) mengatakan bahwa hidrogeologi merupakan atau


termasuk disiplin ilmu yang (relatif) masih muda dan masih terus berkembang secara
pesat. Pada saat ini, secara umum pengembangannya masih dalam batasbatas dasar
(basic), sehingga bila seseorang mencoba untuk mendalami
dan mempelajari ilmu ini dapat sekaligus mengembangkannya serta dapat dikaitkan
dengan kondisi dan situasi setempat. Oleh karena itu manfaat dan keuntungan lainnya
dalam mempelajari ilmu hidrogeologi ini dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang, yaitu :

1. Dari sudut pandang keilmuan bersifat menantang karena :


merupakan sesuatu yang pasti sehingga dibutuhkan spesialisasi.
menjadi sesuatu yang menarik, karena dalam mempelajarinya bersifat luwes
dan harus sekaligus menguasai teori dan praktek.
cakupannya cukup luas sehingga membutuhkan pengertian disiplin ilmu
yang lain.

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2


Laboratorium Hidrogeologi 2016

2. Dari sudut pandang profesionalisme memberikan kepuasan karena :


menawarkan kesempatan bervariasi, bila seseorang dalam mempelajarinya
tidak menyukai tentang kontaminasi air tanah bisa beralih ke bagian
hidrogeologi yang lainnya misalnya hanya persoalan hidrolikanya saja.
menawarkan keamanan dan pengembangan profesi yang kontinyu.
memberikan penghasilan yang baik.
3. Dari sudut pandang pengembangan individual merupakan pelajaran yang
kontinyu dalam kaitan dengan ilmu yang lain seperti sosiologi, geografi, sejarah
dan lainnya karena :
menawarkan kesempatan untuk melakukan perjalanan jauh.
menawarkan hubungan dengan berbagai orang/ masyarakat.
membuat hidup menarik dalam kaitannya dengan aneka peristiwa.

I.2. SIKLUS HIDROLOGI


Siklus hidrologi merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara
global dan juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila melihat
keseimbangan air secara menyeluruh maka hidrogeologi dapat dipandang sebagai satu
bagian (sub-sistem) dari beberapa aspek yang menjadikan siklus hidrologi menjadi
seimbang.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, campuran hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali


ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
kontinyu dalam tiga cara yang berbeda, yaitu :
a. Evaporasi / transpirasi
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah
c. Air Permukaan

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 3


Laboratorium Hidrogeologi 2016

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan yang keluar ke permukaan akan berkumpul,
membentuk sungai yang akhirnyamengalir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu
terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya.

Gambar 1.1. Siklus Hidrogeologi

I.3. MACAM AIR

Berdasarkan pada keberadan dan asal-mulanya, air di bumi dapat di bedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
1. Air Atmosfer, adalah semua air dalam berbagai bentuk cair, gas atau uap dan
padat atau es, yang berada di atmosfer. Mereka berasal dari penguapan, berupa
awan, uap, kabut, dan salju. Air hujan juga termasuk sebagai air atmosfer.
2. Air Permukaan, adalah air yang berada di permukaan bumi. Yang termasuk
sebagai air permukaan, antara lain air sungai, air danau, air rawa-rawa, air pada
selokan-selokan, dan air laut atau samudra.
3. Air Bawah Permuakaan, adalah air yang berada di bawah permukaan bumi,
meliputi :

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 4


Laboratorium Hidrogeologi 2016

Air bawah permukaan masih dapat dibedakan lagi menjadi :


a. Air Meteoris, merupakan air yang berasal dari atmosfer dan memasuki tanah
dengan cara peresapan (infiltrasi), melalui : sungai atau danau, dan bergerak
melalui tanah dengan perkolasi.

Gambar 1.2. Air Meteoris

b. Air Juvenil, merupakan semua jenis air yang berada di lingkungan gunung
berapi, yang bersumber dari :
Magmatisme, adalah air yang berasal dari magma. Air ini terdiri dari air
plutonik dan vulkanik. Air plutonik terletak lebih dalam dari air vulkanik.
Kedalaman air vulkanik berkisar antara 3 5 km dari permukaan.
c. Air Connate, merupakan air yang terperangkap dalam pori-pori batuan pada
saat terbentuknya batuan (umumnya batuan sedimen), sehingga air tidak bisa
keluar lagi (stagnan), disebut juga air fosil, terdapat dalam kantong-kantong
(lensa) dengan kandungan garam tinggi (3,5 4%). Air Connate juga dapat
berupa air yang berada dalam campuran minyak bumi pada reservoir.

Gambar 1.3. Air Connate

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 5


Laboratorium Hidrogeologi 2016

d. Air Rejuvenasi, merupakan air yang ditarik kembali sementara dari siklus
hidrologi oleh pelapukan, metamorfosa, dan lain-lain. Biasanya merupakan air
formasi yang keluar ke permukaan, terlepas dari batuan yang mengandungnya
karena proses metamorfisme atau proses kompaksi

Gambar 1.4. Air Rejuvenasi

e. Kosmis, adalah air yang berasal dari angkasa luar (masih banyak diperdebatkan
tentang asalnya).

I.4. MACAM MACAM MATA AIR

Mata air (spring) adalah pemusatan pengeluaran airtanah yang muncul di


permukaan tanah sebagai arus dari aliran air. Mata air berbeda dengan rembesan
(seepage). Rembesan merupakan mata air yang keluar secara perlahan-lahan dan
menyebar pada permukaan tanah. Keadaan mata air sangat bervariasi.

Menurut Tolman (1937), faktor-faktor yang mempengaruhi mata air diantaranya :


1. Curah hujan
2. Karakteristik hidrologi permukaan tanah terutama kelulusannya.
3. Topografi
4. Karakteristik hidrologi formasi aquifer
5. Struktur Geologi.

Adapun jenis-jenis mata air diklasifikasikan berdasarkan :

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 6


Laboratorium Hidrogeologi 2016

Mata air berdasarkan sifat pengaliran

1. Mata air menahun (perenial springs) yaitu mataair yang mmengeluarkan


air sepanjang tahun dan tidak dipengaruhi oleh curah hujan.
2. Mata air musiman (Intermitten spriings) yaitu mataair yang mengeluarkan
airnya pada musim-musim tertentu dan sangat tergantung dari curah
hujan.
3. Mata air periodik (Periodic springs) yaitu mataair yanng mengeluarkan
airnya pada periode tertentu. Faktor penyebabnya adalah berkurangnya
evapotranspirasi pada malam hari, perubahan tekanan udara, pasang
surut, dan pemanasan air oleh batuan.

Mata air berdasarkan debit

Debit mataair sangat bervariasi bergantung pada luasan daerah imbuh


(Catchment area) dan besarnya imbuh (Storage). Meinzer membagi klasifikasi
mataair berdasarkan debit menjadi 8 kelas yaitu :

o Kelas I ( Debit rata-rata > 10 m3/sec)


o Kelas II ( Debit rata-rata 1-10 m3/sec)
o Kelas III ( Debit rata-rata 0,1-1 m3/sec)
o Kelas IV ( Debit rata-rata 10-100 l/sec)
o Kelas V ( Debit rata-rata 1-10 l/sec)
o Kelas VI ( Debit rata-rata 0,1-1 l/sec)
o Kelas VII ( Debit rata-rata 10-100 ml/sec)
o Kelas VIII ( Debit rata-rata < 10 ml/sec)

Mata air berdasarkan suhu

1. Mata air dingin (cold spring) yaitu mataaiir yang suhu airnya rendah.
Airnya biasanya berasal dari pencairan salju atau es.
2. Mata air normal (non thermal or ordinary temperature springs) yaitu
mataair yang suhu airnya hampir sama dengan suhu udara atau
lingkungan sekitarnya.
3. Mata air panas (Thermal springs) yaitu mataair yanng suhu airnya lebih
tinggi dari suhu udaranya sekitarnya.

Mata air berdasarkan tenaga penyebabnya

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 7


Laboratorium Hidrogeologi 2016

Ada dua tenaga yang menyebabkan terjadinya pemunculan airtanah ke


permukaan, yaitu tenaga non gravitasi dan tenaga gravitasi (Bryan dalam Todd,
1980). Mataair yang terjadi karena tenaga non gravitasi antara lain mataair
vulkanis (volcanic springs) dan mata air celah (fissure sprigs), yang biasanya
berupa mataair panas. Untuk mataair yang disebabkan oleh tenaga gravitasi
dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu Mataair artesis, mataair retakan atau
pipa (tubular or fracture springs), dan lainnya.

Mata air berdasarkan tipe material pembawa air, dibagi menjadi :

1. Mata air yang muncul adri material lulus air : perched springs, springs
from old soil on mountain upland, talue springs, landslide springs, springs
from old alluvium, pocket spring, mean springs, cueasta springs. desert
springs, barrier springs.
2. Mata air yang muncul dari material lulus air : channel springs, valley
springs, cliff springs, dimple springs, alluvial-slope springs.
3. Mata air yang muncul pada perselingan batuan lulus dan kedap air :
Monoclinal springs, synclinal springs, anticlinal springs, unconformity
springs.
4. Mata air yang muncul dari saluran pelarutan, banyak ditemukan di daerah
yang berbatu gamping.
5. Mata air pada lava
6. Mata air yang muncul dari retakan batuan.

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 8


Laboratorium Hidrogeologi 2016

Gambar 1.5. Jenis Mata Air berdasarkan tenaga penyebabnya

I.5. PERILAKU BATUAN TERHADAP AIRTANAH

Berdasarkan pada kondisi fisik batuan dalam kaitannya dalam kemampuan


batuan untuk menyimpan airtanah, maka terdapat beberapa istilah perilaku batuan
terhadap airtanah sebagai berikut (Fetter, 1994) :
1. Akuifer (aquifer), yaitu perilaku suatu tubuh batuan, tanah atau regolith yang
berfungsi sebagai reservoar dan mempunyai harga porositas serta permeabilitas
yang baik sehingga mampu menyimpan dan meluluskan airtanah dalam jumlah
cukup besar dan cukup suplesi.
Contoh : batupasir dan batugamping.
2. Akuitar (aquitar), yaitu perilaku suatu tubuh batuan atau regolith dengan harga
permeabilitas kecil tetapi masih mengandung airtanah dalam jumlah yang cukup
dan dapat berperan sebagai media transmisi air yang berasal dari satu akuifer ke
akuifer lainnya.
Contoh : batulanau, batulempung pasiran.

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 9


Laboratorium Hidrogeologi 2016

3. Akuiklud (aquiclude), yaitu perilaku suatu tubuh batuan atau regolith yang
termasuk katagori kedap air (impermeabel), tetapi masih mampu menyimpan air
dalam jumlah yang tidak banyak dan tidak mampu untuk meluluskannya.
Contoh : batulempung.
4. Akuifug (aquifug), yaitu perilaku suatu tubuh batuan atau regolith yang sama sekali
kedap air serta tidak dapat mengandung air dan mempunyai harga permeabilitas
nol.
Contoh : granit yang kompak keras.

Gambar 1.6. Perilaku Batuan terhadap Air Tanah

Berdasarkan posisi stratigrafinya, variasi posisi dari akuifer, akuitar, akuifug dan
akuiklud ditunjang pula dengan sifat-sifat fisik lainnya maka dapat ditentukan berbagai
jenis akuifer (Kruseman, 1994), yaitu :

a. Akuifer Bebas ( Unconfined aquifer )


Akuifer ini hanya sebagian yang terisi air dan terletak pada suatu dasar yang
kedap. Pada akuifer demikian, permukaan air di dalam sumur merupakan
permukaan bebas atau permukaan phreatik.
Untuk mudahnya, dianggap tubuh batuan ini tidak mempunyai rumbai-rumbai
kapiler (Capillary fringe), dimana sebenarnya tebal tubuh air tanah bervariasi dari
satu titik ketitik lainnya.

b. Akuifer Tertekan (Confined aquifer)


Akuifer tertekan sepenuhnya jenuh dengan air, bagian atas dan bawahnya
dibatasi oleh lapisan yang kedap air (praktis mempunyai harga k = 0). Permukaan
air ( pizometrik ) terletak di atas lapisan kedap air bagian atas. Air di dalam akuifer
ini disebut air artesis (Artesian water).

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 10


Laboratorium Hidrogeologi 2016

c. Akuifer semi tertekan (semi confined aquifer)


Akuifer ini biasa disebut akuifer setengah tertekan yaitu akuifer yang
sepenuhnya jenuh air yang pada bagian atasnya dibatasi oleh lapisan setengah
kedap air (semi permiabel) dan terletak pada dasar yang kedap air. Untuk lapisan
setengah kedap air biasanya berupa lapisan batuan yang mempunyai harga
kelulusan lebih rendah daripada akuifer. Dengan demikian apabila dilakukan
pemompaan maka terjadilah penurunan permukaan pizometrik didalam akuifer.
Sebagai akibatnya timbullah aliran tegak yang menembus dari lapisan penutup atas
yang setengah kedap air tersebut kedalam akuifer, inilah sebabnya akuifer ini
dikenal sebagai akuifer bocor.

d. Akuifer Setengah Bebas (Semi Unconfined aquifer)


Akuifer jenis ini mempunyai lapisan penutup dengan nilai kelulusan sedemikian
besar akan tetapi masih lebih kecil dari kelulusan akuifer di bawahnya. Dengan
demikian aliran mendatar dalam lapisan akuifer itu sendiri tidak dapat diabaikan
sehingga akuifer ini disebut juga dengan akuifer setengah bebas.

Gambar 1.7. Jenis - jenis akuifer (Modified after Harlan and others, 1989)

Gambar 1.8. Berbagai jenis akuifer berdasarkan nilai k (Kruseman, 1994)

Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 11

Anda mungkin juga menyukai