Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air sangat penting bagi seluruh kehidupan di muka bumi. 70% komponen
yang ada di permukaan bumi terdiri dari air. Kesuburan tanah sangat berpengaruh
besar dan sangat penting peranannya bagi dunia pertanian, banyak faktor yang dapat
menunjang tanah agar menjadi subur salah satunya adalah siklus hidrologi.

Siklus hidrologi berasal dari 2 kata yaitu siklus dan hidrologi. Siklus
merupakan suatu proses atau kejadian – kejadian yang secara garis besar terus
berulang, sedangkan hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji distribusi dan
pergerakkan air di permukaan bumi dan atmosfernya.

Siklus hidrologi terjadi secara berulang dan terus – menerus melalui berbagai
proses fisika seperti, evaporasi, kondensasi, presipitasi, transpirasi, perkolasi, dan
perembesan serta aliran sungai. Asal – usul munculnya air di permukaan bumi pun
masih belum bisa dipastikan namun berbagai teori telah dikemukakan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Hidrologi ?


b. Apa saja cabang-cabang Hidrologi ?
c. Darimana asal-usul air bumi ?
d. Apa yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi ?
e. Apa saja macam-macam Siklus Hidrologi ?
f. Apa yang dimaksud inflitrasi ?

1.3 Tujuan

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam hal yang berhubungan
dengan air baik itu di permukaan bumi, di dalam tanah, maupun di atmosfer bumi.
Dengan mempelajari hidrologi diharapkan kita bisa bagaimana cara menjaga
lingkungan hidup terutama lingkungan perairan untuk kelangsungan makhluk hidup.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidrologi


Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos,
Hydrologia, “ilmu air”) adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan,
distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber
daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam
bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.

Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi(air yang berada di udara dan


berwujud gas), potamologi(aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif
tenang seperti danau; waduk) geohidrologi(air tanah), dan kriologi(air yang berwujud
padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki
kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta
perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode
ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk
setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

            Hidrologi adalah bidang pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian


serta penyebab air alamiah di bumi. Faktor hidrologi yang berpengaruh pada wilayah
hulu adalah curah hujan (presipitasi). Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah
satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah yang
menerimanya (Soemarto,1999). Analisis hidrologi dilakukan guna mendapatkan
karakteristik hidrologi dan meteorologi Daerah Aliran Sungai.

2.2 Cabang – Cabang Hidrologi


a. Hidrometeorologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur-unsur
meteorologi dengan siklus hidrologi. Hidrometeorologi dikaitkan dengan
bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, kekeringan, tanah longsor, puting
beliung, hingga gelombang pasang.
b. Potamologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang
terdapat di atas permukaan tanah dan merupakan air yang mengalir.
Potamologi umumnya berfokus mengenai erosi fluvial, transportasi, dan
sedimentasi, dinamika fluvial dan metamorfosis sungai atau perubahan
melalui waktu.
c. Geohidrologi (groundwater hydrology) adalah ilmu yang mempelajari
terdapatnya, distribusinya dan gerakan air didalam tanah. Air hujan yang
turun ke permukaan tanah/bumi, sebagian akan meresap ke dalam tanah dan
akan menjadi air tanah. Keterdapatan air tanah dibawah permukaan bumi
sekarang ini, disamping air yang berasal dari peresapan langsung dari
permukaan (’air asal luar’), juga air tanah yang memang sudah tersimpan
sejak lama di dalam bumi sendiri (’air asal dalam’). Air tanah yang berasal
dari peresapan air dari permukaan disebut ’Air Meteorik’ yang merupakan air
yang paling banyak terdapat dalam bumi. Sedangkan air yang sejak lama
sudah tersimpan di dalam bumi dapat berasal dari yang tersisa atau terbentuk
pada saat kristalisasi magma yangg disebut ’Air Juvenil’, juga air tanah dapat
berasal dari jebakan air yang terendap dan tersimpan bersama-sama
pembentukan batuan sedimen yang disebut ’Air Connate’.

2
d. Limnologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang
terdapat pada suatu depresi yang tergenang pada suatu cekungan atau danau.
Limnologi merupakan padanan bagi biologi perairan darat, terutama perairan
tawar. Lingkup kajiannya kadang – kadang mencakup juga perairan payau
(estuaria). Limnologi mengkaji keseluruhan mengenai kehidupan di perairan
darat, sehingga digolongkan sebagai bagian dari ekologi. Dalam bidang
perikanan, limnologi dipelajari sebagai dasar bagi budidaya perairan
(akuakultur) darat.
e. Oceanologi adalah ilmu yang mempelajari air dilaut. Hal yang dipelajari pada
oceanologi yaitu: morfologi,topografi,biologi laut dan lautan
f. Hidrometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
pengukuran air, baik dipermukaan, dalam tanah, maupun di
atmosfer.Hidrometri merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
mengenai sungai, baik yang menyangkut tentang ketinggian muka air maupun
debit sungai serta sedimentasi atau unsur aliran lain. Informasi yang terukur
mencakup perubahan variasi waktu dan ruang.
g. Siklus, Distribusi adalah Siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer
bumi kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi
h. Water Quanlity/ kuantitas air adalah air di muka bumi yang secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat
terbesar adalah di laut. Komposisi sebagian besar yang ada di bumi adalah air
asin (95,96%), sedangkan sisanya adalah air tawar (4,40%). Hal yang
menyebabkan jumlah air yang ada di bumi selalu tetap, dikarenakan adanya
siklus hidrologi
i. Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang terdapatnya
gerakan air di bawah permukaan tanah. Keterdapatan air tanah dibawah
permukaan bumi sekarang ini, disamping air yang berasal dari peresapan
langsung dari permukaan (’air asal luar’), juga air tanah yang memang sudah
tersimpan sejak lama di dalam bumi sendiri (’air asal dalam’). Air tanah yang
berasal dari peresapan air dari permukaan disebut ’Air Meteorik’ yang
merupakan air yang paling banyak terdapat dalam bumi. Sedangkan air yang
sejak lama sudah tersimpan di dalam bumi dapat berasal dari yang tersisa atau
terbentuk pada saat kristalisasi magma yangg disebut ’Air Juvenil’, juga air
tanah dapat berasal dari jebakan air yang terendap dan tersimpan bersama-
sama pembentukan batuan sedimen yang disebut ’Air Connate’.

2.3 Asal usul air dibumi


Air meliputi sekitar 70% permukaan Bumi.

Asal usul air di Bumi, atau alasan mengapa ada lebih banyak air di Bumi
daripada di planet lain di Tata Surya, masih belum dipastikan. Ada beberapa teori
yang telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana samudra di Bumi terbentuk
sebagai berikut:

a. Pendinginan Bumi purba hingga ke titik ketika komponen volatil yang


terlepas ke atmosfer mencapai tekanan tertentu yang memungkinkan
penstabilan dan pemertahanan air.
b. Komet, objek trans-Neptunus, atau meteorit (protoplanet) yang kaya akan
air menubruk Bumi. Pengukuran
rasio isotophidrogendeuterium dan protium menunjukkan
peran asteroid karena kemiripannya dengan persentase ketidakmurnian

3
dalam kondrit yang kaya akan karbon di samudra Bumi, sementara
pengukuran terhadap konsentrasi isotop di komet dan objek trans-Neptunus
tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi.
c. Secara biokimia melalui mineralisasi dan fotosintesis.Mineralisasi adalah
suatu proses pengendapan mineral bijih (metal) dari media yang membawanya
akibat perubahan lingkungan kimia dan fisik sekitarnya.
d. Perembesan air yang disimpan di mineralhidrat di bebatuan Bumi secara
perlahan.
e. Fotolisis: radiasi dapat mengurai ikatan kimia di permukaan. Fotolisis
merupakan proses reaksi kimia yaitu berupa pelisisan senyawa kimia dengan
bantuan sinar atau foton. Terdapat berbagai proses reaksi kimia yang
melibatkan fotolisis seperti: Fotosintesis. Pada proses fotosintesis, cahaya
akan diserap melalui klorofil
Air di muka bumi bukan terjadi secara instan, melainkan memerlukan proses
yang cukup lama. Karena banyak ilmuan yang yakin bahwa bumi pada awalnya
adalah tandus dan kering. Sekitar 4,1 miliar tahun hingga 3,8 milyar tahun yang lalu,
merupakan periode di mana bumi dihujani komet, asteroid, dan protoplanet. Komet
dan asteroid yang tertutup lapisan es diperkirakan telah membawa air ke bumi yang
kemudian menjadi lautan dan samudra. Komet dan asteroid tersebut ketika menabrak
bumi itu ternyata pecah saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan kemudian menjadi
partikel-partiklel uap air yang megambang di udara (awan), kemudian turun sebagai
hujan. Proses ini berlangsung lebih dari 3,8 milyar tahun yang lalu.

Menurut perkiraan ilmuwan, terbentuknya air di bumi terjadi sekitar 2 miliar


tahun lalu ketika bumi mulai mengalami proses pendinginan. Sebelumnya bumi
berbentuk gas yang kemudian memadat menjadi bentuk cair lalu mulai mengeras dan
mendingin. Proses pendinginan secara bertahap telah menyelimuti bumi dengan
lapisan awan yang padat, yang mengandung sebagian besar air di planet ini. Untuk
jangka waktu yang lama, permukaan bumi masih sangat panas sehingga tetesan air
yang jatuh akan segera kembali menjadi uap air. Hal ini membuat tingkat kepadatan
awan semakin tinggi sehingga tidak ada sinar matahari yang mampu menembus
sampai permukaan bumi. Segera setelah bumi mendingin, hujan mulai turun. Hujan
ini adalah hujan yang pertama dan terjadi secara terus-menerus dari siang ke malam,
hari ke bulan, bulan ke tahun dan tahun ke abad. Air ini kemudian mengisi basin dan
tempat-tempat yang rendah di permukaan bumi hingga akhirnya menjadi lautan.

2.4 Siklus Hidrologi


Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasiair yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dankembalike atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, eva
porasi dan transpirasi.Siklus hidrologi diberi batasan sebagai suksesi tahapan-
tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer :
evaporasi dari tanah atau laut maupun air pedalaman, kondensasi untuk membentuk
awan, presipitasi, akumulasi di dalam tanah maupun dalam tubuh air, dan evaporasi-
kembali.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi
dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

4
a. Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es.
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
c. Air Permukaan – Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah
wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan lain-lain),
jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, permukaan air dan saluran-
saluran sungai (presipitasi saluran). Air yang jatuh pada vegetasi mungkin
diintersepsi (yang kemudian berevaporasi dan/atau mencapai permukaan tanah
dengan menetes saja maupun sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau secara
langsung jatuh pada tanah (through fall = air tembus) khususnya pada kasus hujan
dengan intensitas yang tinggi dan lama. Sebagian presipitasi berevaporasi selama
perjalanannya dari atmosfer dan sebagian pada permukaan tanah. Sebagian dari
presipitasi yang membasahi permukaan tanah berinfiltrasi ke dalam tanah dan
bergerak menurun sebagai perkolasi ke dalam mintakat (zone) jenuh di bawah muka
air tanah. Air ini secara perlahan berpindah melalui akifer ke saluran-saluran sungai.
Beberapa air yang berinfiltrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa mencapai muka
air tanah sebagai aliran bawah permukaan. Air yang berinfiltrasi juga memberikan
kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah. Beberapa dari lengas ini diambil oleh
vegetasi dan transpirasi berlangsung dari stomata daun.

Setelah bagian presipitasi yang pertama yang membasahi permukaan tanah


dan berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis dibentuk pada permukaan tanah yang
disebut dengan detensi permukaan (lapis air). Selanjutnya, detensi permukaan
menjadi lebih tebal (lebih dalam) dan aliran air mulai dalam bentuk laminer. Dengan
bertambahnya kecepatan aliran, aliran air menjadi turbulen (deras). Air yang mengalir
ini disebut limpasan permukaan. Selama perjalanannya menuju dasar sungai, bagian
dari limpasan permukaan disimpan pada depresi permukaan dan disebut cadangan
depresi. Akhirnya, limpasan permukaan mencapai saluran sungai dan menambah
debit sungai.

5
Air pada sungai mungkin berevaporasi secara langsung ke atmosfer atau
mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya berevaporasi. Kemudian, air ini
nampak kembali pada permukaan bumi sebagai presipitasi. Tangkapan daerah aliran
sungai terhadap presipitasi merupakan keluaran dari saling-tindak semua proses ini.
Limpasan nampak pada sistem yang sangat kompleks setelah pelintasan presipitasi
melalui beberapa langkah penyimpanan dan transfer. Kompleksitas ini meningkat
dengan keragaman areal vegetasi, formasi-formasi geologi, kondisi tanah dan di
samping ini juga keragaman-keragaman areal waktu dari faktor-faktor iklim.

2.5 Macam – Macam Siklus Hidrologi


Secara umum siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Siklus pendek
Air laut menguap dimana penguapan terjadi dipermukaan laut, terjadi
kondensasi, kemudian menjadi butir-butir air yang membentuk awan dan
akhirnya terjadi hujan yang jatuh ke lautdan akan kembali berulang.

b. Siklus sedang
Penguapan terjadi dipermukaan laut, kemudian terjadi proses kondensasi uap
air di atmosfer yang selanjutnya dibawa angin, kemudian terbentuk awan
diatas daratan, terjadi hujan didaratan, selanjutnya air hujan meresap ke dalam
tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.

c. Siklus panjang
Penguapan terjadi dipermukaan laut, terjadi kandensasi, uap air terbawa angin
dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, kemudian
jatuh sebagai saljuBongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan
karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair
terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
2.6 Pengertian Infiltrasi

Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan
laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya ilfiltrasi,
sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada
kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya
serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-
lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air.
Faktor yang mempengaruhi infiltrasi : Kedalaman genangan dan tebal lapisan
jenuh, Kelembaban Tanah, Pemampatan oleh hujan, Penyumbatan oleh butir halus,
Tanaman penutup, Topografi, Intensitas hujan.

6
2.7 Definisi Evaporasi

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan
permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari
tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi.

Evaporasi merupakan proses pertukaran air dipermukaan menjadi molekul uap air
diatmosfer. Evaporasi adalah proses fisis dimana benda cair atau padat berubah
menjadi fase gas. Evaporasi dari air ke dalam atmosfir timbul dari permukaan air seperti
laut, danau, sungai, tanah, dan vegetasi yang basah. Proses evaporasi air yang mengalir
dalam tanaman dari akar ke daun dikenal sebagai transpirasi. Di alam, evaporasi air dari
tanah dan tanaman berjalan secara bersama-sama (Simultan) dan disebut sebagai
evapotianspirasi.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penguapan :

 Suhu

 Kelembaban

 Tekanan Udara

 Angin

 Lamanya penyinaran matahari

7
Beberapa istilah yang berhubungan dengan evaporasi :

 Transpirasi

Proses fiiologi alamiah, diamana air yang dihisap oleh akar diteruskan oleh
tubuh/batang tanaman dan kemudian diuapkan kembali melalui sel-sel stomata.

 Evapotrasnpirasi

Penguapan dari suatu DAS akibat pertumbuhan tanaman didalanya atau penguapan
yang terjadi dipermukaan tanaman.

 Evapotranspirasi Potensial

Penguapan yang terjadi akibat apabila kandungan air tidak terbatas ini sangat penting
untuk perkiraan kebutuhan air untuk irigasi.

Evaporasi vs pengeringan
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan bukan zat padat. Perbedaan
lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak,
sedangkan pada pengeringan sedikit.

Evaporasi vs distilasi
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen tunggal,
dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha
unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk
menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh
pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan
untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil.

Evaporasi vs kristalisasi
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan
zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal dalam larutan induk
(mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi volume cairan
atau slurry atau untuk mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya
menjadikan konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari segala macam seluk – beluk
tentang air serta siklusnya yang terjadi di udara dan di permukaan bumi. Hidrologi
memiliki berbagai cabang – cabang yang masing – masing mempunyai pengertian
dan proses kerja yang berbeda namun tetap berhubungan dengan air. Cabang –
cabang tersebut seperti: hidrometeorologi, potamologi, geohidrologi, limnologi,
oceanologi, kriologi, hidrometri, siklus distribusi, kuantitas air dan Geohidrologi.

Selain itu, air juga memiliki sejarahnya di bumi dan keikutsertaannya dalam
membentuk laut dan samudera. Beberapa teori telah di ajukan sepertiyang pertama
adanya peristiwa pendinginan permukaan bumi pada zaman purba hingga pada titik
dimana komponen-komponen volatile yang dilepaskan dalam bentuk gas yang
tertahan di atmosfer. Kedua adalah adanya kemungkinan objek – objek trans –
neptunus yang menabrak bumi seperti peristiwa komet dan asteroid. Yang ketiga
adanya proses biokimiawi melalui mineralisasi dan fotosintesis. Dan yang keempat
yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi yang memiliki kandungan hydro-
mineral.

Kemudian dengan adanya energi dari matahari maka terbentuklah suatu


proses atau siklus air (siklus hidrologi) yang terjadi secara kontinu. Siklus hidrologi
mempunyai berbagai macam tipe. Ada yang berupa siklus pendek, sedang dan
panjang namun secara hakiki ketiganya memiliki sistem kerja yang sama.

Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan
laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam.

3.2 Saran

Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar saya bisa membuat makalah lebih baik lagi , dan semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami
Hidrologi.

9
DAFTAR PUSTAKA
 
http://xiipa2hengki.blogspot.com/2011/12/cabang-ilmu-hidrologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Asal_usul_air_di_Bumi
http://cakrawala-upi.blogspot.com/2013/07/asal-usul-air-di-planet-biru-
bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/siklus-hidrologi/
http://assharrefdino.blogspot.com/2013/11/pengertian-siklus-hidrologi-dan-
macam.html
http://bardowenang.blogspot.com/2010/04/siklus-air-di-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP210-CIV-202-02-Penguapan-
Infiltrasi.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai