Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tuti Alawiyah

NIM : 06111181823001

HIDROSFER

1. Distribusi Air di Permukaan Laut

Lapisan air yang menyelubungi bumi disebut dengan hidrosfer. Air yang menyelubungi
bumi dapat berupa air permukaan bumi, yang ada di bawah permukaan bumi dan yang ada di atas
permukaan bumi. Air yang ada di permukaan bumi dapat berupa air sungai, air danau, air telaga dan
air rawa. Air yang ada di bawah permukaan bumi dapat berupa air tanah preatis, air tanah artesis
dan kelembaman tanah. Sedang air yang ada di atas permukaan tanah air berupa air meteorit (awan
dan air hujan).

Jumlah air yang ada di bumi ini relatif tetap, namun sebarannya yang berubah-ubah.
Keterdapatan air di bumi berkisar antara 1,3-1,4 milyar km 3. Air tersebut terdiri atas air laut
(97,5%), salju dan es (1,75%), berupa air tawa 0,73% dan berupa air meteorit 0,001%. Air di bumi
yang jumlahnya tetap ini senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus
hidrologi/siklus air atau juga disebut dengan daur hidrologi.

2. Arti dan Manfaat Laut

Lautan mencakup luas hampir 140 juta mil 2 (361 juta km 2 ) dari luas permukaan bumi 200 juta
mil 2 (510 juta km 2 ) atau laut meliputi sekitar 70,78% dari permukaan bumi.

Pentingnya laut untuk bumi dalam kehidupan adalah:

a. Lautan mempengaruhi hampir seluruh proses di permukaan bumi, misalnya laut mengatur siklus
hidrologi aliran gas karbon dioksida pada lingkungan.

b. Air laut mendukung kehidupan dan juga menjamin dinamika pertumbuhan kehidupan pada
evolusi ratusan juta tahun, sehingga memungkinkan kehidupan seperti sekarang.

c. Laut mengatur proses “pelapukan”, penghancuran material geologis seperti batuan dan mineral,
dan “erosi”. Pelapukan ialah disintegrasi dan dekomposisi material bumi melalui proses fisis,
khemis dan biologis.

Pada mulanya manfaat laut bagi manusia sebagai sumber hayati dan sebagai media transportasi.
Tetapi sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin menyadari
pentingnya laut. Selain sumber energy, laut juga memberikan sumber energy lain yang sangat
penting yaitu hydrogen berat, yang diperlukan dalam produksi energy nuklir. Energy lain yang
dapat dijumpai di laut adalah dari energy vulkanik yang ada di dasar laut, dari gelombang, arus dan
pasang surut, serta energy yang dibangkitkan oleh perbedaan temperature air laut.

3. Pengukuran Kedalaman Laut

Kedalaman laut dapat diukur berdasarkan kecepatan bunyi dalam air. Sinyal bunyi dipancarkan
kemudian dipantulkan oleh dasar laut dan kembali ke kapal pengukur. Kedalam laut dihitung dari
persamaan : d = v.t/2, dimana v adalah kecepatan bumi dipancarkan dan dipantulkan. Dalam
perhitungan kedalaman laut dibagi dua, karena gelombang suara menempuh jarak bolak-balik.

4. Sebaran Temperatur Laut Vertikal

Sebaran temperature laut vertical menunjukkan isothermal pada lapisan atas, disebut lapisan
campuran, kemudian turun dengan kedalaman laut secara tajam pada lapisan yang disebut
termoklin, selanjutnya temperatur mendekati homogeny pada lapisan air dalam.jika perairan laut
homogeny dan tenang dipanasi matahari, maka sebaran temperature laut vertical akan berkurang
secara eksponensial terhadap kedalaman.

5. Salinitas

Salinitas permukaan local bergantung pada proses yang terjadi didalam samudra. Penguapan dan
pembekuan es, keduanya cenderung menaikkan salinitas. Tetapi curah hujan, limpasan dan
peleburan es cenderung menurunkan salinitas air permukaan. Percampuran massa air permukaan
dengan massa air lain yang berbeda salinitasnya juga akan mempengaruhi salinitas permukaan.
Karena unsur iklim (curah hujan, penguapan) berubah dengan musim maka salinitas juga
bergantung pada musim.

6. Arus Laut

Air laut memberi kontribusi pada transport panas dari daerah tropis ke daerah kutub. Arus laut
diukur dengan pengukuran arus yang bekerja seperti pengukur angin (animovane). Di daerah
monsoon seperti wilayah Indonesia, arus laut berubah secara musiman disebut ARMONDO (arus
momen Indonesia) pada musim panas BBU (juni, juli, agustus) arus laut mengalir dari perairan
Indonesia menuju laut cina selatan dan sebaliknya pada musim dingin BBU (desember, januari,
februari), arus laut mengalir dari laut cina selatan menuju ke perairan Indonesia.

Siklus Hidrologi

Dalam siklus hidrosfer, air mengalami:


a. Evaporasi, yaitu penguapan air dari permukaan tanah atau air.
b. Transpirasi, yaitu penguapan air dari makhluk hidup.
c. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpi-rasi.
d. Kondensasi, yaitu proses pengembunan uap air dalam membentuk awan.
e. Presipitasi, yaitu proses awan berubah menjadi curah hujan.
f. Presipitasi, yaitu proses awan beru-ah menjadi curah hujan.
g. Adveksi, yaitu pergerakan uap air ke tempat lain yang disebabkan perbe-daan tekanan udara.
h. Sublimasi, yaitu pengkristalan uap air menjadi kristal es.
i. Infiltrasi, yaitu curah hujan yang mengalir ke dalam celah tanah.
j. Perkolasi, yaitu air yang berlanjut mengalir dalam tanah menjadi air tanah.

a) Siklus Pendek/Kecil
Gambar 1. Siklus Hidrologi Pendek
Air laut menguap, mengalami kondensasi lalu membentuk awan di atas permukaan air laut,
dan kemudian terjadi hujan di atas permukaan air laut.

b) Siklus Sedang

Gambar 2. Siklus Hidrologi Sedang


Air di laut dan darat menguap kemudian mengalami kondensasi dan membentuk awan.
Akibat konveksi atau adveksi maka terjadilah hujan di daratan. Air kemudian meresap ke dalam
tanah dan mengalir di permukaan tanah melewati sungai yang akhirnya ke laut.

c) Siklus Panjang
Gambar 3. Siklus Hidrologi Panjang
Air laut menguap menjadi gas, membentuk kristal-kristal es di atas permukaan air laut.
Kemudian dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser,
mencair lalu sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian masuk ke aliran sungai lalu kembali ke
laut.

Anda mungkin juga menyukai