Anda di halaman 1dari 54

HIDROLOGI

Secara etimologi, hidrologi berasal dari kata hydros yang berarti air,
dan logos yang berarti ilmu. Secara umum pengertian hidrologi adalah
ilmu tentang air atau ilmu yang mempelajari tentang masalah air. Di satu
sisi, banyak ditemukan tulisan-tulisan yang mendefinisikan hidrologi secara
umum, dan sebaliknya banyak pula ditemukan definisi hidrologi secara
spesifik yang mengacu pada sudut pandang ilmu si pembuat definisi.
Namun demikian pada prinsipnya terdapat kesamaan pengertian yaitu
bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air. Dengan definisi
air ini maka air bukan bendaalam yang bersifat statis, tetapi air dipandang
sebagai benda alam yang sangat dinamis.

SIKLUS HIDROLOGI
a. Pengertian Siklus Hirologi
Pembahasan tentang ilmu hidrologi tidak dapat dilepaskan dari
siklus hidrologi. Air terdapat di permukaan Bumi, di dalam tanah, dan
di udara. Wujud air tidak hanya cair, tetapi dapat berwujud padat (es
dan salju) dan gas (uap air). Air di bumi selalu bergerak dari suatu
tempat ke tempat lain dan berubah dari wujud satu ke wujud lain. Air
tersebut mengalami sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari laut ke
atmosfer, ke daratan, dan kembali ke laut bersamaan dengan proses
perubahan wujud. Siklus hidrologi merupakan proses yang menjamin
ketersediaan air di muka Bumi untuk mencukupi kebutuhanhidup bagi
makhluk hidup. Perputaran massa air di bumi diawali dengan proses
pemanasan muka Bumi oleh pancaran sinar matahari. Dengan
adanya panas ini maka air akan menguap menjadi uap air dari
semua tanah, sungai, danau telaga, waduk, kolam, sawah, laut dan
badan air yang lain. Proses demikian dinamakan penguapan
(evaporation). Penguapan juga terjadi pada semua
tanaman yang disebut pemeluhan/transpirasi
(transpiration). Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui
permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai, sementara lainnya
menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah menjadi bagian dari air
tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air
permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke
tempat yang lebih rendah yang dapat mengalir ke laut. Sejumlah besar
air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh
penguapan dan pemeluhan (transpirasi) sebelum sampai ke laut.
Gambar Siklus Air
Sumber: Suripin, Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, hal. 134

b. Proses-proses Siklus Hidrologi


Proses-proses yang mengikuti siklus hidrologi adalah:
1) Evaporasi adalah proses air berubah dari padat menjadi gas atau
uap air di atmosfer. Air berpindah dari permukaan menuju
atmosfer melalui evaporasi, proses perubahan uap air menjadi
gas. Sekitar 90% proses evaporasi berasal dari lautan, 10%
berasal dari perairan darat dan vegetasi. Angin memindahkan uap
air mengelilingi bumi, mempengaruhi kelembaban udara di bumi.
2) Transpirasi adalah proses penguapan air ke atmosfer dari daun
dan batang tanaman. Tanaman menyerap air tanah melalui akar-
akar. Tanaman memompa air naik dari tanah untuk memberikan
nutrisi ke daun. Proses memompa didorong oleh penguapan air
melalui pori-pori kecil yang disebut stomata yang ditemukan di
bawah daun.
3) Evapotranspirasi, adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi
tumbuhan yang hidup di permukaan bumi.
4) Kondensasi, adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih
padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
5) Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya
semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan.
Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail)
berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak diatur
oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut
bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi
dingin, menjadi jenuh air,dan jatuh sebagai hujan, salju, dan
hujan es batu (hail).
6) Infiltrasi dan Perkolasi, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
khususnya daratan meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir
secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori
tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water
table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
7) Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut.

c. Macam-macam Siklus Air


Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini terdapat tiga macam
siklus air yaitu sebagai berikut:
1) Siklus Kecil atau Pendek
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami
penguapan yang semakin lama semakin banyak. Setelah mencapai
ketinggian tertentu, temperatur udara menurun, maka terjadilah
kondensasi (pengembunan), dan terbentuklah awan yang
mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut tersebut.
Siklus ini dinamakan dengan siklus pendek.
2) Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap.
Uap air tersebut terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara
di atas daratan (biasanya pegunungan) dingin, maka terjadilah
kondensasi sehingga terbentuklah awan. Jika awan tersebut telah
jenuh oleh uap air, terjadilah hujan. Air hujan tersebut ada yang
mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam tanah, ada yang
masuk danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut. Siklus
(peredaran) air ini disebut siklus sedang.
3) Siklus Panjang atau Siklus Besar
Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang
mengakibatkan air laut menguap. Uap air tersebut terbawa oleh
angin jauh ke wilayah daratan. Setelah mengalami pendinginan,
uap air tersebut berubah menjadi kristal es sehingga terjadilah
hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk padang salju yang
kemudian mencair dan mengalir pada sungai es (gletser). Setelah
mencair akhirnya kembali ke laut. Siklus air ini disebut siklus
panjang.
PERAIRAN LAUT
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang
memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua
atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat
dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera. Terdapat empat
Samudra yang menutupi planet Bumi, yaitu Pasifik (179,7 juta km2),
Atlantik (93,4 juta km2), Hindia (74,9 juta km2), dan Arktik (13,1 juta
km2).
Perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup
tinggi (rata-rata 3,45%). Lautan di bumi memiliki luas kira-kira
361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70% luas permukaan bumi dengan
kedalaman rata-rata 3.730 m. Ilmu yang mempelajari laut atau lautan
disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan
fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik,
pasang surut, dan lain-lain.

a. Klasifikasi Laut
1) Berdasarkan proses terjadinya
a) Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air
laut terhadapdaratan akibat kenaikan tinggi permukaan air
laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah
yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia timur dan
barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal.
Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina
Selatan, dan Laut Arafuru.
b) Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut
mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau
lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi
dan Laut Maluku.
c) Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman
es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda
dan dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan.
Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia,
sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua
Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang
masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang
dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat
Makassar.
2) Berdasarkan letaknya
a) Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi
benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau.
Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
b) Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di
antara benua, contohnya Laut Tengah.
c) Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di
tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan
Laut Kaspia.

3) Berdasarkan kedalamannya
a) Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di
antara garispasang naik dan pasang surut.
b) Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m
b) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut
c) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut
sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan
manusia
d) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut
Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan
Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru
c) Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai
berikut.
e) Kedalamannya antara 200–2000 m
f) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut,
karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas
demikian juga binatang-binatang lautnya
d) Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan
sebagai berikut.
g) Kedalamannya antara 2000–5000 m
h) Tekanan airnya sangat besar
i) Suhu sangat rendah
j) Tidak terdapat tumbuhan laut
k) Binatang laut sangat terbatas
e) Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam > 6000 m).

Gambar Zona Kedalaman Laut


Sumber: konsepgeografinet/2016/02/zona-laut.html

4) Relief Dasar Laut


a) Paparan Benua (Continental Shelf)
b) Lereng Samudra (Continental Slope)
c) Dasar Samudra (Ocean Floor)
d) The Deep adalah cekungan-cekungan yang sangat dalam di
dasar samudra. Pada umumnya, topografi the deep adalah
berupa lubuk (basin) dan palung(trench dan trough).

Gambar Penampang dasar laut


Sumber : Grober science library planet
earth

e) Lubuk laut/Bekken/Basin bentukan dasar samudra berupa


cekungan yang relatif hampir bulat, yang terjadi akibat
pemerosotan muka Bumi karena adanya tenaga endogen.
f) Palung adalah bentukan dasar samudra yang bentuknya
menyerupai parit memanjang dan sangat dalam. Sebagian
besar palung laut terletak pada pertemuan lempeng samudra
dan benua (subduction zone).
g) Ambang adalah relief dasar laut berupa punggungan (bukit)
yang memisahkan dua wilayah laut dangkal.
h) Pematang tengah samudra (Mid Oceanic Ridge) adalah jalur
punggungan yang bentuknya memanjang di sepanjang zone
pemisahan dua buah lempeng samudra (zone divergensi).
i) Submarine canyon adalah alur-alur ngarai yang terletak di
kawasan paparan benua, yang dahulunya diperkirakan
merupakan lembah sungai paparan tersebut masih berupa
kawasan darat.
j) Gunung Laut, adalah gunung yang dasarnya di dasar laut,
baik yang puncaknya menjulang di atas permukaan laut atau
tidak.
k) Guyot merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar
dan tenggelam karena tererosi.
l) Atol adalah pulau karang di laut yang bentuknya menyerupai
cincin yang besar.

b. Persebaran dan Pemanfaatan Biota Laut


Laut adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Oleh karena itu, laut harus dimanfaatkan secara
benar. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia
dengan luas 1,9 juta kilometer persegi. Laut Nusantara yang
membentang dari barat ketimur sepanjang lebih dari 5.000 kilometer,
memberikan kontribusi besar bagiperikanan dunia. Keberadaan laut
menjadi penopang ekonomi masyarakat. Hasil tangkapan nelayan
menjadi sumber protein penting bagi masyarakat Indonesia.

1) Pemanfaatan Perairan Laut Indonesia


Kekayaan laut Indonesia tidak hanya indah, tetapi memiliki
kualitas internasional. Negara kita dikenal sebagai negara
kepulauan dan maritim terbesar di dunia, merupakan salah satu
negara pengekspor ikan, udang, dan berbagai jenis hewan laut
lainnya untuk dikirim ke luar negeri seperti Cina, Jepang, dan
Amerika. Pengelolaan perikanan harus memperhatikan asas
manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian,
pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian,
kekuatan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa
pemanfaatan kekayaan sumber daya laut Indonesia:
a) Laut sebagai sumber pangan
Laut merupakan habitat bagi oranisme di dalamnya, baik
itu tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan (rumput laut dan
alga) dan hewan (teripang,kerang, udang, cumi, dan beragam
ikan baik demersal atau pelagis) dapat ditangkap nelayan
sehingga menjadi komoditi bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan pangan.
b) Sebagai Objek Wisata
Laut juga memiliki manfaat sebagai objek wisata, karena
memiliki panorama yang indah. Bukan hanya keindahan yang
terlihat di atas permukaannya tetapi juga keindahan yang
tersimpan di dasar laut yaitu keindahan terumbu karang
dengan biota di dalamnya. Contoh objekwisata bahari terkenal
di Indonesia adalah Bunaken dan Wakatobi (Sulawesi).
c) Sebagai Media Transportasi
Indonesia merupakan negara kepulauan, sarana
transportasi laut memiliki potensi yang penting. Banyak
pelabuhan terkenal di Indonesia yang dapat disinggahi kapal
barang atau kapal penumpang. Contoh Pelabuhan Tanjung
Perak, Tanjung Priuk, Tanjung Emas, Ketapang, dan
sebagainya.
d) Sebagai Sumber Bahan Tambang
Bahan tambang bukan hanya diperoleh di darat tetapi
ada pula yang tersimpan di dalam laut. Potensi bahan
tambang di laut sangat beragam, misalnya, pasir laut yang
banyak diekspor ke Singapura dan Malaysia, timah dan
bauksit yang banyak terdapat di Pulau Bangka Belitung.

2) Potensi Perairan Laut Indonesia


Para Siswa, Negara kita memiliki wilayah laut sangat luas
yakni 5,8 juta km merupakan tiga perempat dari keseluruhan
wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar
17.508 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km,
yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah
Kanada. Potensi yang dapat dikembangkan yaitu:
a) Perikanan
Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari sebesar
9,9 juta tonper tahun. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-
rata kedalaman 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan
adalah ikan kecil. di kawasan Indonesia Timur yang
kedalaman lautnya mencapai 4.000 m, banyak ditemukan ikan
besar seperti tuna dan cakalang.
b) Budidaya Kelautan
Budidaya kelautan terdiri dari budidaya ikan, budidaya
moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya
rumput laut, yang potensi lahan pengembangannya mencapai
sekitar 913.000 hektar. Indonesia memiliki sumber daya
perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan umum
seluas
54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun.
Sedangkan untuk rumput laut, tersedia sekitar 1,1 juta hektar
tetapi baru sekitar 20% atau 220.000 hektar yang sudah
dimanfaatkan. Salah satu sektor ekonomi kelautan yang
berpeluang besar untuk menjadi penyelamat adalah sektor
perikanan budidaya (aquaculture), khususnya budidaya laut
(mariculture).
c) Bioteknologi Kelautan
Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan biota
laut untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki
kualitas tumbuhan dan hewan, dan merekayasa organisme
untuk keperluan tertentu.

c. Persebaran Biota Laut di Perairan Indonesia


1) Perikanan
a) Perikanan Pantai
Perikanan pantai terdapat di kawasan laut dangkal
dengan jarak tempuh kurang dari 60 mil dari pantai. Jenis
penangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan tradisional
yang menggunakan perahu dayung atau kapal motor tempel.
Karena peralatan yang digunakan sangat terbatas, hasil
tangkapannya pun kurang memuaskan. Jenis ikan yang sering
ditangkap, antara lain kembung, teri, petek, lemuru, dan
beberapa jenis moluska, seperti cumi dan ubur-ubur.
b) Perikanan Laut Dalam
Perikanan laut dalam merupakan jenis penangkapan
ikan di laut lepas atau samudera yang biasa dilakukan oleh
nelayan modern atau perusahaan perikanan dengan peralatan
canggih. Mereka biasa pergi menangkap ikan dengan kapal
trawl serta alat penangkap ikan berupa pukat harimau. Jala
ikan jenis ini mampu menjaring ikan dalam jumlah yang
banyak, mulai dari ikan-ikan besar sampai yang ukurannya
kecil. Komoditas yang menjadi andalan adalah tuna dan
cakalang.
Beberapa wilayah di Indonesia yang merupakan
kawasan perikanan laut yang potensial antara lain sebagai
berikut.
Perairan Selat Malaka dengan pusat di daerah
Bagansiapiapi. Di wilayah ini banyak terdapat ikan terumbuk.
- Sekitar perairan pantai utara Jawa dan Segara Anakan
(Cilacap).
- Perairan selatan Pulau Jawa, menyisir hingga kawasan
timur Indonesia, banyak terdapat ikan tuna jenis Bluefin.
- Perairan Wakatobi, Laut Banda, dan sekitarnya
merupakan habitatjenis tuna sirip kuning.
- Sekitar Air Tembaga, Bitung, dan Sulawesi Utara banyak
menghasilkan jenis ikan tuna dan cakalang.
- Perairan Maluku (sekitar Ambon) yang merupakan salah
satu zona up welling curent sehingga menjadi kawasan
yang kaya dengan ikan. Di wilayah ini banyak terdapat
jenis ikan cakalang dan beberapa jenis ikan hias.

2) Rumput Laut
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi
pengembangan komoditi rumput laut. Kegiatan pengembangan
rumput laut telah dilakukan di seluruh perairan Indonesia mulai
dari Aceh sampai dengan Papua. Sentra lokasi budidaya rumput
laut tersebar di daerah tengah dan timur Indonesia, anatara lain
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara
Timur (NTT), Bali, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Maluku, Jawa Timur, dan Banten.
3) Terumbu Karang
Secara umum penyebaran terumbu karang di Indonesia
tersebar di pantai barat Sumatera dan Jawa bagian selatan yang
dipengaruhi oleh arus dari lautan Hindia. Penyebaran terumbu
karang paling baik di daerah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Terumbu karang yang
paling beragam jenisnya di Indonesia adalah daerah Raja Ampat,
Papua yang merupakan taman laut terbesar di Indonesia, Taman
Laut Bunaken di Sulawesi Utara, dan Wakatobi di Sulawesi
Tenggara.
Terumbu karang memiliki manfaat ekonomis, ekologis,
maupun sosial ekonomi. Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber
makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari. Manfaat ekologis,
yaitu mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat
berakibat terjadinya abrasi.
Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai sumber perikanan
yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan dan
penduduk sekitar.

4) Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang terletak di
daerah pasang surut air laut. Hutan mangrove tersebar di pesisir
barat Pulau Sumatera, beberapa bagian dari pantai utara Pulau
Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir
Selatan Papua, dan sejumlah pulau kecil lainnya.
d. Pencemaran dan Konservasi Perairan Laut
1) Pengertian Pencemaran Laut
Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia,
limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau
penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang
berpotensi memberi efek berbahaya. Banyak bahan kimia yang
berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh
plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah
pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini,
racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan. Semakin panjang rantai yang terkontaminasi,
kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan.
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan,
baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
2) Penyebab Pencemaran Perairan Laut
a) Pencemaran oleh minyak
Kecelakaan kapal tanker mengangkut minyak mentah
dalam jumlah besar yang mengakibatkan tercecernya minyak
dilautan sering terjadi. setiap tahun. Apabila terjadi
pencemaran minyak dilautan, akan mengakibatkan minyak
mengapung di atas permukaan laut yang akhirnya terbawa
arus dan terbawa ke pantai. Pencemaran minyak mempunyai
pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang
hidup di suatu daerah.
b) Pencemaran oleh logam berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang
mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm,
sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah
logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb),
arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan
nikel (Ni), merupakan bentuk materi anorganik yang sering
menimbulkan berbagai permasalahan pada perairan.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada
perairan biasanya berasal dari masukan air yang
terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan
pertambangan.
c) Pencemaran oleh sampah
Sekitar 80% dari sampah di laut adalah plastik.Plastik
dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut
berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Jaring ikan yang
terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di
laut. Jaring ini sangat membahayakan lumba-lumba, penyu,
hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya.
Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka
dan infeksi, serta menghalangi hewan kembali ke permukaan
untuk bernapas.
d) Pencemaran oleh pestisida
Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida adalah
bersifat akumulatif. Pestisida sengaja ditebarkan dengan
tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-
organisme lain yang tidak diinginkan.
Beberapa pestisida yang dipakai berasal dari suatu grup
bahan kimia yang disebut Organochloride. Pestisida jenis ini
termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang
sangat kuat di mana molekul-molekul ini kemungkinan dapat
bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mulai
dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan
digunakannya golongan ini secara terus menerus akan terjadi
penumpukan di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu
tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi
organisme yang hidup.
e) Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian
peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang
mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini
dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer
(ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan
dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk
penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta
tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
f) Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran
kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat,
survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar
angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di
udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki
penglihatan lemah, dan hidup di wilayah yang sebagian besar
ditentukan oleh informasi akustik.
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air
Laut Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran laut:
1) Tidak membuang sampah ke laut
2) Penggunaan pestisida secukupnya
3) Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di
sekitar laut
4) Kurangi penggunaan plastik
5) Tidak meniinggalkan tali pancing, jala, atau sisa sampah dari
kegiatan memancing di laut
6) Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL)
7) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu
pertambangan tertutup
8) Pendaurulangan sampah organik
9) Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat
merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air
10) Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

f. Konservasi Perairan Laut


Konservasi adalah upaya pemeliharaan dan pengembangan alam
menurut status aslinyaagar mampu untuk melindungi dan
mengembangkan sumberdaya yang ada di laut baik berupa hewan,
tumbuhan, dan lain-lain sehingga tercipta alam laut yang alami.
Jadi konservasi ekosistem laut merupakan upaya untuk
melindungi danmengembangkan potensi ekosistem yang ada di laut
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga tercipta kelestarian
ekosistem. Bentuk-bentuk konservasi sebagai berikut:
1) Konservasi Ekosistem Pantai
Pantai merupakan ekosistem yang terletak antar garis air
surut terendah dengan air pasang tertinggi. Banyak di antara
pantai-pantai di Indonesia yang mengalami abrasi, mulai dari yang
tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat abrasinya
parah/tinggi. Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan
berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan berbagai
keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan membawa banyak
imbas positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara
mencegah ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara
penanaman bakau.
2) Konservasi ekosistem estuari
Estuari merupakan perairan semi tertutup yang berada di
bagian hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga
memungkinkan terjadinya percampuran antara air tawar dan air
laut.
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber kerusakan
dan perubahan fisik lingkungan wilayah estuaria antara lain:
a) Semakin meningkatnya penebangan hutan dan jeleknya
pengelolaanlahan di darat, dapat meningkatkan sedimentasi di
wilayah estuaria.
b) Pola pemanfaatan sumber daya hayati laut yang tidak
memperhatikan daya dukung produktifitas pada suatu
kawasan estuaria.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak
kerusakan pada ekosistem perairan wilayah estuaria yaitu:
a) Menata kembali sistem pengelolaan daerah atas
Perairan pesisir yang penggunaan lahannya sebagai
lahan budidaya yang memerlukan kualitas perairan yang baik
maka penggunaan lahan atas tidak diperkenankan adanya
industri yang memproduksi bahan yang dapat menimbulkan
pencemaran atau limbah. Limbah sebelum dibuang ke sungai
harus melalui pengolahan dahulu sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan.
b) Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal
Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai penyedia
habitat sejumlah spesies untuk berlindung dan mencari makan
serta tempat reproduksi dan tumbuh, oleh karenanya di
dalam pemanfaatan sumber daya perikanan khususnya di
wilayah estuaria diperlukan tindakan-tindakan yang bijaksana
yang berorientasi pemanfaatan secara optimal dan lestari.
Pola pemanfatan sebaiknya memperhatikan daya dukung
lingkungan (carrying capacity).
c) Konsenvasi Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah
pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan
terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak
terpengaruh oleh iklim.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan
rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan
ekonomis:
- Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain: pelindung
garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat (tempat
tinggal), tempat mencari makan (feeding ground),
tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground),
tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota
perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro.
- Fungsi ekonominya antara lain: penghasil keperluan
rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan
penghasil bibit

MAGNET DAN MEDAN MAGNET


Anda mungkin telah mengamati magnet menarik klip kertas,
paku dan benda-benda lainnya yang terbuat dari besi. Setiap magnet,
baik dalam bentuk batang maupun bentuk lain, memilki dua ujung
kutub,
dimana efek magnetiknya paling kuat. Jika magnet diikat pada sebuah
tali dan digantungkan maka akan terlihat satu kutub selalu menunjuk
ke arah ke utara. Kutub magnet yang tergantung bebas yang
mengarah utara geografis disebut kutub utara magnet, kutub lainnya
mengarah menuju selatan dan disebut kutub utara selatan. Ketika
dua magnet didekatkan satu sama lain, masing-masing akan
memberikan gaya kepada yang lain, gaya ini dapat berupa gaya
menarik atau gaya menolak dan dapat dirasakan ketika magnet
tidak bersentuhan. Jika kutub yang sejenis didekatkan maka dapat
dirasakan bahwa magnet tersebut sangat susah untuk di satukan,
sehingga semakin besar gaya yang diberikan untuk menyatuhkan
kedua magnet maka maka kedua magnet akan memberikan gaya yang
lebih besar untuk memisahkan diri. Namun, jika kutub-kutub yang
tidak sejenis didekatkan maka kita dapat rasakan kedua magnet
tersebut memberikan gaya tarik menarik satu sama lain, sehingga
kita tidak membutuhkan gaya yang besar untuk menyatuhkan
kedua magnet tersebut. Sementara jika sebuah
magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki
dua kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru, keadaan sebuah
kutub yang terisolasi atau monopoli magnetik (kutub-kutub selalu
muncul berpasangan), telah lama
fisikawan berusaha mencari satu
kutub magnet terisolasi (monopoli),
tetapi tidak pernah ada magnet
monopoli yang diamati.

Sebuah magnet menarik bola-bola yang terbuat dari besi

Kutub berbeda dari dua magnet saling menarik; kutub sejenis saling menolak
Jika anda membagi sebuah magnet, anda tidak akan mendapatkan kutub
utara dan kutub selatan yang terisolasi; melainkan dua buah magnet baru
yang dihasilkan, masing-masing dengan sebuah kutub utara dan kutub
selatan.

Batang magnet menarik serbuk besi di sekitarnya


Sumber : http://www.physicsworld.com

Magnet dapat menarik benda-benda yang berbahan magnetik atau


bahan yang secara mudah untuk di magnetkan memiliki permeabilitas
yang tinggi. Ukuran permeabilitas untuk bahan yang berbeda
dibandingkan dengan permebilitas udara/vakum disebut permeabilitas
relatif. Benda yang tergolong benda magnetik yang memiliki fermeabilitas
relatif (µ) tinggi dan sangat mudah untuk ditarik oleh magnet diantaranya
adalah besi, nikel dan kobalt, biasa dikatakan sebagi bahan feromagnetik.
Untuk bahan yang tidak dapat ditarik kuat oleh magnet (tarikannya sangat
lemah) atau memiliki permeabilitas lebih besar dibandingkan dengan
feromagnetik, disebut juga dengan bahan paramagnetik. Sedangkan
bahan yang tidak dapat sama sekali ditarik oleh magnet atau memiliki
pereabilitas yang lebih rendah dibandingkan kedua bahan diatas, disebut

bahan diamagnetik.

Pola garis gaya magnetik selalu mengarah keluar dari utara ke selatan
Sumber : http://www.modulfisuka.blogspot.co.id/
Pola garis gaya magnetik oleh satu dan dua buah
Sumber : http://www.berpendidikan.com

PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAKNYA


Penjelasan Dan Ciri-Ciri Perubahan Iklim
Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu,
termasuk perubahan ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang
relatif lama, baik secara lokal, regional atau meliputi seluruh bumi kita dan
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang cukup lama dari aspek-aspek
seperti orbit bumi, perubahan samudera, atau keluaran energi dari
matahari. Iklim dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat
tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi
menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang
lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada alam dan
merujuk pada faktor iklim seperti suhu, dan hujan yang terjadi di seluruh
dunia dengan berbagai tingkat dan berbagai cara. Beberapa contohnya
adalah pada abad ke-20 usa lebih basah dan daerah sahel lebih kering.

(sebaran iklim di dunia)


Ciri-ciri perubahan iklim:
a. Meningkatnya pemanasan
b. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
c. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
d. Kenaikan permukaan laut
e. Pengurangan tutupan salju
f. Gletser yang mencair
g. Benua arktik menghangat

CONTOH PERUBAHAN IKLIM


Perubahan iklim yang terjadi di dunia maupun di Indonesia memberi
dampak nyata bagi kehidupan. Salah satu contoh dampak nyata atau
peristiwa yang diakibatkan dari perubahan iklim adalah terancam
tenggelamnya salah satu desa di alaska us yang bernama desa kivalina.
Desa yang letak geografisnya dikelilingi laut bering tersebut terancam
tenggelam di laut. Sebanyak 400 penduduk asli inuit adalah yang paling
terancam. Saat ini mereka tinggal di kabin-kabin berlantai satu, bergantung
hidup dengan berburu ikan besar dan menjaring ikan yang lebih kecil.
Dalam 2 dekade terakhir, mencairnya es di laut arktik yang berlangsung
dramatis, membuat hidup mereka rentan akan erosi pantai. Tak ada lagi
gunung es yang melindungi garis pantai mereka dari kekuatan destruktif
musim gugur dan badai musim dingin sehingga desa kivalina kini semakin
menyusut.

(desa kivalina di us yang terancam tenggelam di laut bering)

Contoh dampak nyata dari perubahan iklim adalah terancam gagal


panennya para petani di belantikan karena perubahan iklim yang tidak
dapat ditebak. Sungai Belantikan terletak di Kecamatan Belantikan,
Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Desa-desa yang mengalami
gagal panen
antara lain Desa Bintang Mangalih, Desa Kahingai, dan Desa Banuatan. Hal
ini berdampak kepada petani tradisional yang memakai sistem padi gunung
atau ladang berpindah. Kegiatan petani dengan sistem padi gunung
biasanya dimulai di saat penghujung musim kemarau dan masa
pertumbuhan padi di musim hujan

PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM


Perubahan iklim ada yang disebabkan oleh ulah manusia, ada pula
yang terjadi karena faktor alam. Beberapa penyebab perubahan iklim
karena faktor alam, adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan Bumi
Bumi memiliki sistem tersendiri untuk memanaskan
temperaturnya dengan cara menghasilkan efek gas rumah kaca.
Karena jika tidak ada gas rumah kaca, bumi sebetulnya akan 33º lebih
dingin dari yang sekarang dan perbedaan suhu siang dan malam akan
sangat kentara, sehingga tidak memungkinkan untuk dihuni oleh
makhluk hidup. Namun, karena adanya gas rumah kaca, bumi tidak
terlalu panas juga tidak terlalu dingin. Gas rumah kaca ini berada pada
ambang batas normal, sehingga tidak mengakibatkan bencana alam.
b. Aktivitas Matahari
Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang telah diamati dari
penelitian sunspot dan isotope berilium. Matahari memancarkan
radiasi kebumi yang selanjutnya akan diserap oleh bumi. Namun, jika
pancaran panas matahari ini terlalu banyak, bumi tidak dapat
menyerapnya dan yang terjadi adalah panas ini terperangkap di dalam
bumi dan menyebabkan bumi menjadi lebih panas dari yang
seharusnya.
c. Bervariasinya Jalur Orbit Bumi
Jalur orbit bumi bervariasi dari mulai hamper berbentuk lingkaran
sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan
variasi dalam jarak bumi-matahari. Poros bumi pun bervariasi
kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi
luas permukaan bumi yang terpapar kepada matahari. Periode-periode
variasi orbit dan gerak poros bumi itu telah mempengaruhi perubahan
iklim sepanjang zaman.
d. Pergeseran Lempeng Tektonik
Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang saling bergerak dan
bergesekan satu sama lain. Hal ini menyebabkan reposisi benua,
keausan, penyimpanan karbon, sulfur, besar-besaran dan peningkatan
glasiation. Gas karbon (CO2) terkandung dalam lempeng tanah, danau
dan kolam magma yang gunungnya masih aktif. Jika terjadi
pergeseran lempeng, maka struktur tanah akan berubah,
menyebabkan perubahan susunan atas karbon yang tadinya ada di
bawah akan berpindah ke atas permukaan. Bahaya dari CO2 adalah
dapat mengurangi hemoglobin dalam pengikatan O2 sehingga makhluk
hidup akan kesulitan bernapas, dan juga CO2 memiliki karakteristik
yang kasat mata sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari University of
Iowa Roy J. and Lucille A. Carver College of Medicine menemukan
bahwa inhalasi nanopartikel karbon aktif dapat meningkatkan sumber
inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat. Dalam perjalanan
vulkanisme, bahan dari inti dan mantel bumi dibawa kepermukaan,
sebagai akibat dari panas dan tekanan yang dihasilkan di dalamnya.
Fenomena letusan gunung berapi dan geiser, melepaskan partikulat ke
atmosfer yang dapat mempengaruhi iklim.
e. El Nino dan La Nina
El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau
suhu air laut di daerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak
mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam
waktu dua sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina adalah
kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau temperatur air laut di
daerah Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina bisa
menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir di daerah-
daerah sekitar Indonesia.
Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor manusia,
adalah sebagai berikut:
1) Gas Rumah Kaca
Salah satu aktivitas manusia yang merusak lingkungan
adalah penggunaan barang yang menggunakan pembakaran fosil
sebagai bahan bakar utamanya, seperti mobil dan motor. Hasil
pembakaran bahan bakar fosil ini adalah gas CO2 yang dapat
mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah
terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat semakin
banyaknya gas pencemar di dalam udara, hasil dari polusi
buangan pabrik dan bahan samping dari pembakaran bahan bakar
fosil berupa gas CO2, CO, NO2, SO2, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4.
Semakin hari zat ini terakumulasi semakin tinggi kadarnya dan
menghambat radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi.
Sebagian sinar matahari dipantulkan ke angkasa, tetapi tertahan
oleh gas lain yang kembali dipantulkan ke bumi, hingga berakibat
semakin panasnya udara di permukaan bumi. Kenaikan suhu ini
kan berakibat pada pencairan es di kutub
lalu meningkatnya permukaan air laut, terendamnya area di
sekitar tepi pantai.

2) Aktivitas Manusia
Kegiatan manusia merupakan penyebab terjadinya
perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang melakukan
pengrusakan lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun
pemukiman di daerah resapan air, membuang limbah pabrik
sembarangan, dan lain sebagainya. Salah satunya yaitu melakukan
penebangan hutan sembarangan. Pohon adalah sebagai salah satu
sumber daya alami yang akan menyerap CO2 yang kita keluarkan.
Apabila terlalu banyak pohon yang ditebang akan menyebabkan
CO2 yang ada tidak akan mampu terserap oleh pohon sehingga
menyebabkan pemanasan global.

CONTOH PERISTIWA ALAM DI LUAR KEBIASAAN


a. Temperatur Anjlok Hingga -89,2o Celcius di Antartika
Suhu ekstrim terendah di dunia (-89,2 ᵒc) terjadi pada 21 Juli
1983 di Vostok, Antartika. Penyebab utamanya adalah tidak ada radiasi
matahari, langit yang bersih, udara stabil sepanjang waktu, dan elevasi
yang tinggi (3.420 meter).
b. Hujan Terlebat di Dunia di Unionville
Pada 4 Juli 1956, 31,2 mm hujan jatuh/menitnya di Unionville,
Maryland, Amerika Serikat . Sebagai perbandingan daerah sub tropis,
Hongkong, hujan terderas berupa 70 mm/jam, bukan permenit.

c. Hujan Terderas Turun Dalam 24 Jam


Hujan lebat turun sebanyak 1.825 meter selama 24 jam mulai 7-
8 Januari 1966. Di Cyclone Denise di Foc-foc, sebuah pulau di
Samudera Hindia.
d. Hujan Es Terburuk di Bangladesh, 92 orang tewas
Hujan es dengan berat 1,02kg/es yang turun dialami kota
Gopalganj, Bangladesh pada 14 April 1986. Menewaskan 92 orang dan
tercatat sebagai hujan es terderas di dunia.

e. Kekeringan Terpanjang Selama 14 Tahun di Chili


Kekeringan 173 bulan/14 tahun (Oktober 1903-Januari) terjadi di
Arica, Chili. Selama itu tidak ada sedikit pun hujan yang turun dan
terhitung sebagai kekeringan terpanjang dalam sejarah.

f. Geiser Air Dingin yang Tertinggi


Geiser yang pada umumnya berupa air panas, pada 19
September 2002 Andercach, Jerman, geiser berupa air dingin dan
ketinggiannya mencapai 61,5 meter.
g. Gelombang Panas Ontario (2010)
Di Ottawa, Ontario, Kanada, suhu normal tertinggi di minggu
pertama bulan april sekitar 7 derajat celcius. Namun, pada 2 dan 3
April 2010 Ottawa mengalami dua hari panas (28,2 ᵒC dan 28,5ᵒC)
berturut- turut.

h. Salju Ajaib/Salju Pertama Florida (1977)


Pada 19 Januari 1977 salju pertama turun di Florida yang tidak
pernah memiliki catatan sejarah turunnya salju.

DAMPAK PERISTIWA ALAM TERHADAP LINGKUNGAN DAN


MANUSIA
a. Dampak positif dari peristiwa alam:
1) Bagi daerah letusan gunung berapi, dapat menambah
kesuburan tanah yang bermanfaat bagi pertanian
2) Dapat dijadikan objek wisata setelah adanya letusan gunung
berapi yang dapat menambah devisa negara
3) Dapat membangkitkan industri (industri semen) yang
berkaitan dengan perbaikan infrasrtruktur pasca bencana
4) Menyerap banyak tenaga kerja dan tenaga ahli untuk
pemulihan infrastruktur yang rusak akibat bencana
b. Dampak negatif peristiwa alam terhadap lingkungan:
1) Terjadi kerusakan pada tempat tinggal masyarakat dan
fasilitas-fasilitas publik
2) Terjadi penurunan devisa negara akibat para wisatawan yang
takut datang ke Indonesia
3) Banyaknya tanaman dan hewan peliharaan yang mati akibat
bencana
4) Matinya infrastruktur
5) Terjadinya gangguan komunikasi
6) Terhentinya aktivitas mata pencaharian
7) Pengeluaran biaya yang tak terduga untuk perbaikan
infrastruktur
8) Terhentinya industri pariwisata
9) Terhentinya alat transportasi
c. Dampak negatif peristiwa alam bagi kesehatan
1) Terganggunya pernapasan masyarakat yang berada di
kawasan bencana meletusnya gunung berapi
2) Kawasan pengungsian yang tidak bersih, membuat
masyarakat banyak terjangkit penyakit diare dan penyakit
kulit
3) Menimbulkan traumatik dan tekanan psikologis bagi
masyarakat pasca bencana
4) Adanya kekurangan gizi dan nutrisi bagi para pengungsi
apabila terjadi keterlambatan akomodasi bantuan makanan

USAHA MANUSIA DALAM MENGATASI PERISTIWA ALAM


a. Usaha Pemerintah dalam Lingkungan Masyarakat
Sosialisasi mengenai perubahan iklim “National Summit
Perubahan Iklim” untuk mengetahui kemajuan kebijakan pelaksanaan
inventarisasi dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
b. Sektor Pertanian
Kementerian pertanian telah melakukan inventarisasi GRK pada
tahun 2012. Hal ini di lakukan melalui berbagai aksi mitigasi, seperti:
1) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
2) System Of Rice Intensification (SRI)
3) Introduksi Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
4) Pengembangan Biogas Asal Ternak Masyarakat (BATAMAS)
5) Introduksi varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi dan
rendah emisi.
c. Sektor Energi
Kebijakan energi nasional, di mana ketergantungan terhadap
minyak akan pelan-pelan dikurangi yang saat ini mencapai 50% akan
dikurangi menjadi kira-kira 23 persen.
Mengidentifikasi berbagai kegiatan nasional dan sektoral yang
dapat mempercepat pencapaian target penurunan emisi GRK, seperti:
1) Program pemanfaatan teknologi energi bersih di pembangkitan
listrik
2) Pengurangan pemakaian BBM bersubsidi, khususnya dengan gas
dan energi terbarukan
3) Program konservasi energi dan lain-lain
a) Sektor Transportasi
l) Kebijakan dan langkah-langkah penurunan emisi grk dan
inventarisasi GRK di sub-sektor perkeretaapian,
perhubungan darat, laut, dan udara
b) Sektor Industri
m) Pemberian penghargaan industri hijau
n) Penerapan program restrukturisasi permesinan industri
tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan gula.
d. Usaha Masyarakat
1) Mitigasi
Mitigasi pada prinsipnya adalah berbagai tindakan aktif untuk
mencegah, memperlambat terjadinya perubahan iklim, dan
pemanasan global serta mengurangi dampak perubahan iklim
melalui penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan
penyerapan gas rumah kaca.
Cara mitigasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Eliminasi, dengan cara menghindari penggunaan alat-alat
penghasil emisi gas rumah kaca
b) Pengurangan, dengan cara mengganti peralatan lama
dan/atau mengoptimalkan struktur yang sudah ada
c) Substitusi: penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan listrik dan/atau pemanas
d) Offset: cara ini berbiaya rendah, tetapi memiliki manfaat yang
cukup besar. Langkah yang diambil adalah melalui reboisasi
dan reforestasi. Cara ini harus dilakukan dengan cakupan
yang besar sehingga sering menjadi kendala.
2) Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan proses yang
terjadi secara alamiah yang dilakukan oleh manusia dan makhluk
hidup lain dalam habitat dan ekosistemnya sebagai sebuah reaksi
atas perubahan yang terjadi.
4 prinsip dalam proses adaptasi perubahan iklim, yaitu:
a) Menempatkan adaptasi dalam konteks pembangunan
b) Membangun pengalaman beradaptasi untuk mengantisipasi
variabilitas perubahan iklim
c) Memahami bahwa adaptasi berlangsung dalam level yang
berbeda, terkhusus di level lokal
d) Memahami bahwa adaptasi adalah proses yang terus berjalan.

e. Teknologi dalam Mengatasi Perubahan Iklim


1) Sektor Pertanian
a) Kalender tanam
b) Varietas unggul baru yang adaptif
c) Teknologi panen hujan dan aliran permukaan
d) Teknologi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti
pemupukan
2) Rencana penggunaan teknologi dalam mengatasi
perubahan iklim
a) Pemasangan dan penggunaan teknologi hemat energi di
bangunan komersial
b) Rumah dan fasilitas industri manufaktur
c) Pengembangan energi terbarukan
d) Penggantian bahan bakar dari bahan bakar fosil ke sumber
energi terbarukan
e) Penggunaan teknologi untuk pengelolaan hutan lebih lestari
dan budidaya pertanian secara lebih efisien
f) Dan penyediaan subsidi dan kompensasi bagi masyarakat dan
dunia usaha yang harus mengubah mata pencaharian mereka
karena kebijakan pembangunan ekonomi hijau oleh
pemerintah
3) Teknologi mitigasi
a) Energi: energi surya dan transportasi massa
b) Kehutanan dan tata guna lahan: pengukuran dan monitoring
emisi karbon
c) Limbah: mechanical biological treatment
4) Teknologi Adaptasi
a) Ketahanan pangan: tanaman padi yang tahan oanas dan
banjir
b) Sumber daya air: daur ulang limbah domestik
c) Kerantanan pesisir: teknologi tembok laut dan dinding laut

BENCANA ALAM

Jenis dan Karakteristik Bencana Alam


1. Pengertian Bencana
Berdasarkan Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, bencana merupakan peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana adalah sesuatu
yang menyebkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, penderitaan,
kecelakaan, dan bahaya. Berdasarkan definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa bencana adalah suatu fenomena atau peristiwa
yang mengancam atau merugikan manusia. Sebuah fenomena dapat
dikatan sebagai bencana apabila fenomena tersebut memberikan
dampak pada kehidupan manusia.
2. Jenis-Jenis Bencana
Undang-undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan
bencana menjadi bencana alam, bencana non alam, dan bencana
sosial.
a. Bencana alam
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam
Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh
fenomena non-alam antara lain berupa kegagalan teknologi,
kegagalan modernisasi danepidemi atau wabah penyakit.
c. Bencana Sosial
Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh
interaksi antar manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau konflik antar komunitas masyarakat dan terorisme.

3. Karakteristik Bencana Alam


a. Bencana Alam Gempa Bumi

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik


besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di
lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa tenggara, sedangkan
dengan Pasifik di utara Papua dan Maluku utara. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan
terkumpulsampai
suatu titik di mana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan
tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Daerah rawan gempa bumi di Indonesia tersebar pada
daerah yang terletak pada zona penujaman maupun sesar aktif.
Daerah yang terletak dekat zona penujaman adalah pantai barat
Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan Bali dan Nusa
Tenggara, Kepulauan Maluku, Maluku Utara, pantai timur dan
utara Sulawesi dan pantai utara Papua. Sedangkan daerah di
Indonesia yang terletak dekat dengan zona sesar aktif adalah
daerah sepanjang Bukit Barisandi Pulau Sumatra, Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Pulau Sulawesi,
Kepulauan Maluku dan Papua Barat. Beberapa sesar aktif yang
telah dikenal di Indonesia antara lain adalah Sesar Sumatera,
Cimandiri,Lambang, Baribis, Opak, Busur Belakang Flores Palu-
Koro, Sorong, Ransiki, sesar aktif di daerah Banten, Bali, Nusa
Tenggara, Kepulauan Maluku, dan sistem sesar aktif lainnya yang
belum teringkap.
Menurut Noor (2006: 136) gempa bumi adalah getaran
dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari terlepasnya energi
yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami
deformasi. Terdapat beberapa tipe gempa bumi:
1) Gempa bumi vulkanik: Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus.
2) Gempa bumi tektonik: Gempa bumi ini disebabkan oleh
adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini
banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh
bagian bumi.
3) Gempa bumi tumbukan: Gempa bumi ini diakibatkan oleh
tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis
gempa bumi ini jarang terjadi.
4) Gempa bumi runtuhan: Gempa bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.
5) Gempa bumi buatan: Gempa bumi buatan adalah gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan
dinamit, nukliratau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Adapun karakteristik bencana alam gempa bumi adalah:


a) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
b) Lokasi kejadian tertentu
c) Akibatnya dapat menimbulkan bencana
d) Berpotensi terulang lagi
e) Belum dapat diprediksi
f) Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan
dapat dikurangi
b. Becana Alam Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” berarti
pelabuhan, “Nami” berarti gelombang sehingga secara umum
diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan. Norr
(2006:148) menungkapkan bahwa tsunami adalah sutu
pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada
dasar samudra pada saat terjadi gempa bumi bawah laut, akan
menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang
lazim disebut tidal waves.
Berdasarkan statistik kejadian tsunami di dunia, Jepang
tercatat di posisi teratas dan Indonesia berada di posisi keempat.
Wilayah rawan bencana tsunami ditentukan berdasarkan sejarah
kejadian tsunami, morfologi (bentuk) pantai, misalna pantai landai
atau teluk, dan berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi
penyebab tsunami.
Di Indonesisa, wilayah rawan bencana tsunami meliputi 18
wilayah provinsi yang tersebar dari Nanggro Aceh Darusalam
hingga Fak-Fak di Papua. Berikut ini merupakan peta ancaman
bencana tsuanami di Indonesia:

Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh


karakteristik gempa bumi yang memicunya. Besar kecilnya
tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada bentuk
morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber
gangguan
implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami
meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme
fokus dan luas rupture area. Beberapa karakteristik Tsunami,
antara lain:
1) Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih
kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini
dapat mencapai 30 meter.
2) Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar
dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang
gelombang ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh
gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9
panjang gelombang tsunami 20- 50 km dengan tinggi
gelombang 2 m dari permukaan laut.
3) Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi
hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit,
sedangkan gelombangpasang bisa berlangsung lebih lama 12-
24 jam.
4) Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada
kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya,
maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:

a) Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan


masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air
(laut/danau)
b) Tanah longsor di bawah tubuh air/laut
c) Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau

Mekanisme terjadinya tsunami:


a) Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oeh
pengangkatansebagai akibat kompresi
b) Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah
yang terangkat
c. Bencana Alam Banjir
Secara geografis Indonesia terletak di daerah iklim tropis
dan memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan
dengan ciri-ciri perubahan cuaca suhu, dan arah angin yang cukup
ekstrim. Kondisi ini dapat menimbulkan ancaman-ancaman yang
bersifat hidrometeorologis seperti banjir dan kekeringan.
Daerah-daerah
dengan resiko tinggi terhadap ancaman banjir tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, terutama di daerah pantai timur Sumatera
bagian utara, daerah pantai utara Jawa bagian barat, Kalimantan
bagian barat dan selatan, Sulawesi Selatan dan Papua bagian
Selatan. Beberapa kota tertentu seperti Jakarta, Semarang, dan
Banjarmasin secara historis juga sering dilanda banjir, begitu pula
daerah aliran sungai tertentu seperti Daerah Aliran Bengawan Solo
di Pulau Jawa dan Daerah Aliran Sungai Benanain di Nusa
Tenggara Timur.
Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai
sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering.
Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi
daya tampung sungai tersebut. Berdasarkan penyebabnya, banjir
dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:

1) Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi


kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari
sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia
2) Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai
sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang
laut akibat badai
3) Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan
manusia seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan
pengendalian banjir
4) Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan
aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai

Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir


bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak
dapat mengakibatkan korban jiwa karena aliran air yang sangat
deras dan besar dapat membuat orang hanyut atau tenggelam.
Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan
lebih tinggi. Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi
jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan
kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan mampu
merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
d. Bencana Alam Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Indonesia sering menghadapai ancaman gelombang ekstrim
dan abrasi kawasan pesisir pantai karena adanya perubahan iklim
global. Gelombang ektrim pada umumnya ditimbulkan oleh siklon
tropis. Untuk wilayah di sebelah selatan katulistiwa, daerah yang
memiliki potensi tinggi terkena gelombang ekstrim adalah wilayah
pantai utara pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur. Untuk wilayah sebelah utara katulistiwa
daerah yang berpotensi terkena gelombang ekstrim adalah pantai
Sulawesi utara, Maluku, dan Papua.
Daerah-daerah yang menghadapi resiko tinggi bencana
abrasi meliputi Aceh Selatan dan Kota Aceh di Provinsi Nanggro
Aceh Darusalam, Kota Medan, Kota Padang, dan Kabupaten Agam
di Sumatera Barat, Jakarta Utara, Rembang di Jawa Tengah,
Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan Kabupaten Selayar
di Sulawesi Selatan.
Gelombang ekstrim adalah salah satu penyebab abrasi yang
terjadi dengan cepat. Gelombang ekstrim yang melanda Indonesia
berada di wilayah-wilayah yang berdektatan dengan posisi siklon
tropis.

Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan


(pantai) akibat aktivitas gelombang, arus, dan pasang surut.
Secara detail penyebab abrasi berdasarkan Detail Enginerring
Penanganan Abrasi dan Rob Kabupaten Demak (Kimpraswil, 2006)
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsudence)
Pemompaan air tanah yang berlebihan untuk keperluan
industri dan air minum di wilayah pesisir akan menyebabkan
penurunan tanah terutama jika komposisi tanah pantai
sebagaian besar terdiri dari lempung/lumpur karena sifat-
sifat fisik lumpur/lempung yang mudah berubah akibat
perubahan kadar air.
Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya
tekanan air pori. Hal inimengakibatkan penggenangan dan
pada gilirannya meningkatkan erosi dan abrasi pantai.

2) Kerusakan Hutan Mangrove


Hutan mangrove merupakan sumber daya yang dapat
pulih (sustainable resources) dalam pembentuk ekosistem
utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir.
Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami
pantai karena memiliki perakaran yang kokoh sehingga
dapat meredam gelombang dan menahan sedimen. Ini
artinya dapat bertindak sebagai pembentuk lahan (Land
Cruiser).

3) Kerusakan akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang


Orientasi sebagian besar pantai yang terkena abrasi
mengarah sedemikianrupa sehingga relatif tegak lurus atau
sejajar dengan puncak gelombang dominan. Hal ini
memberikan informasi bahwa pantai dalam kondisi seimbang
dinamik.
Kondisi gelombang yang semula lurus akan membelok
akibat proses refksi/difraksi dan shoaling. Pantai akan
menanggapai dengan mengorientasikan dirinya sedemikian
rupa sehingga tegak lurus arah gelombang atau dengan kata
lain terjadi erosi dan deposisi sedimen sampai terjadi
keseimbangan dan proses selanjutnya yang terjadi hanya
angkutan tegak lurus pantai (cross shore transport).

4) Kerusakan akibat sebab alam lain


Perubahan iklaim global dan kejadian ekstrim, misal
terjadi siklon tropis. Faktor lain adalah kenaikan permukaan
air laut akibat pemanasan global yang mengakibatkan
kenaikan tinggi gelombang.
5) Kerusakan akibat kegiatan manusia
 Penambangan pasir di perairan pantai
 Pembuatan bangunan yang menjorok ke arah laut
 Pembukaan tambak yang tidak memperhitungkan
keadaan kondisi dan lokasi

e. Bencana Alam Letusan Gunung Api


Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung api dengan 129 di
antaranya aktif. Gunung api aktif yang terbesar di Pulau Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Maluku
merupakan sekitar 13 % dari sebaran gunung api aktif dunia.
Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan
atau kerak Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan batu cair yang
panas bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi. Aktivitas
gunung berapi mengakibatkan extrusion of rock yang cenderung
membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui
tempoh masa. Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui
melalui beberapa tanda, antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik
2) Mata air menjadi kering
3) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu
5) Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain:
1) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus.
Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02),
dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

2) Lava dan aliran pasir serta batu panas


Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang
mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava
encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava
kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan,
air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi
penduduk di lereng gunung berapi.

4) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke
udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan
dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

5) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti
awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas
dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari
600°C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada
tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

f. Bencana Alam Tanah Longsor


Secara geologis Indonesia juga mengalami ancaman gerakan
tanah, atau yang ada umumnya di kenal sebagai tanah longsor.
Hampir setiap tahun Indonesia mengalami bencana tanah longsor
yang mengakibatkan korban dan kerugian besar. Hampir semua
pulau utama di Indonesia memiliki beberapa kabupaten dan kota
yang rawan pergerakan tanah, kecuali pulau Kalimantan yang
hanya memiliki dua kabupaten yang rawan yaitu Kabupaten
Murung Raya di Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melinau di
Kalimantan Timur.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material
campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor-
faktor yang menyebabkan longsor pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya
penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong
dipengaruhi oleh besarnya sudutkemiringan lereng, air, beban
serta berat jenis tanah batuan. Faktor penyebab terjadinya
gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan
tanah penyusun lereng,
struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan
lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat
dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia. Faktor
penyebab terjadinya tanah longsor adalah:
1) Faktor alam
a) Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan
lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa
bumi, stragrafi dan gunung berapi.
b) Iklim: curah hujan yang tinggi
c) Keadaan topografi: lereng yang curam
d) Keadaan air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi
massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan
hidrostatika
e) Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya
tanah kritis
f) Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan,
getaran mesin,dan getaran lalu lintas kendaraan

2) Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di
lereg yang terjal.
b) Penimbunan tanah urugan di daerah lereng
c) Kegagalan struktur dinding penahan tanah
d) Penggundulan hutan
e) Budidaya kolam ikan diatas lereng
f) Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi
yang aman
g) Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan
kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang
akhirnya merugikan sendiri
h) Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik
Adapun ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai
berikut:
1) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan
arah tebing, iasanya terjadi setelah hujan
2) Munculnya mata air baru secara tiba-tiba
3) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
4) Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang
bencana itu, airnya hilang
5) Pintu dan jendela yang sulit dibuka
6) Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar
7) Pohon/tiang listrik banyak yang miring
8) Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles

Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi


didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:
1) Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk
korban jiwa,kerugian ekonomi dan kerusakan sumber
daya alam
2) Menjadi landasan perencanaan pembangunan
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi
serta mengurangi dampak dan resiko bencana sehingga
masyarakat dapat hidup aman

UU RI No. 27 Tahun 2007 mengamanatkan dua macam


kegiatan utama dalammitigasi bencana, yaitu:
1) Kegiatan Struktur/fisik yang meliputi:
a) Pembangunan sistem peringatan dini
b) Pembangunan sarana prasarana
c) Pengelolaan lingkungan untuk mengurangi resiko bencana

2) Kegiatan non struktiral/nonfisik yang meliputi:


a) Penyusunan peraturan perundang-undangan
b) Penyusunan peta rawan bencana
c) Penyusunan peta resiko bencana
d) Penusunan AMDAL
e) Penyusunan tata ruang
f) Pendidikan dan penyuluhan
g) Penyadaran masyarakat
Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan
informasi sebagai dasar perencanaan penanganan bencana yang
meliputi:
1) Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan
jumlah pendudukyang terkena bencana
2) Jalur transportasi dan sistem telekomunikasi
3) Ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi,
tempat penampungan dan jumlah korban
4) Tingkat kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan
medisserta tenaga kesehatan
5) Lokasi pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi
6) Perkiraan jumlah korban yang meninggal dan hilang
7) Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian

Siklus manajemen bencana menggambarkan proses-proses


berkelanjutan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah, lembaga
swasta, dan masyarakat dalam merencanakan untuk mengurangi
dampak bencana, menanggapi bencana yang terjadi, dan
melakukan langkah-langkah pemulihan setelah bencana. Siklus
manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut
saling melengkapi dan tumpang tindih. Keempat fase tersebut
yaitu:
1) Mitigasi
Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase
ini umumnya terjadi bersamaan dengan fase pemulihan dari
bencana sebelumnya. Seluruh kegiatan pada fase mitigasi
ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa tidak
terulang.

2) Kesiapsiagaan
Merupakan perencanaan terhadap cara merespons
kejadian bencana. Dalam fase ini perencanaan yang dibuat
oleh lembaga penanggulangan bencana tidak hanya berkisar
pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga
untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.

3) Respon
Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang
diakibatkan oleh terjadinya bencana. Fase ini berlangsung
sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai dengan
mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan
masyarakat.

4) Pemulihan
Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat
sehingga menjadi seperti semula. Pada fase ini pekerjaan
utama yang dilakukan masyarakat dan petugas adalah
menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban
bencana dan
membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan,
dilakukan evaluasi langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai