Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

AGROHIDROLOGI

Oleh:
FAIZAL ABDI MUSTAMA
G111 14 328
Agrohidrologi C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

SIKLUS HIDROLOGI
Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Secara khusus menurut
SNI No. 1724-1989-F hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sistem kejadian air
di atas, pada permukaan, dan di dalam tanah. Definisi tersebut terbatas pada hidrologi rekayasa.
Secara luas hidrologi meliputi pula pergerakan dan distribusi, berbagai bentuk air, termasuk
transformasi antara keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, di atas, dan di bawah permukaan
tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpan air yang
mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini. (Joyce, 1982). Daur atau siklus hidrologi
adalahsuatu siklus yang mensimulasikan keseimbangan air baik di lautan, atmosfer, maupun di
badan air dan pergerakannya dari laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah dan
akhirnya mengalir ke laut kembali baik secara fisik maupun geografis. Siklus peristiwa tersebut
sebenarnya tidaklah sesederharna yang kita bayangkan, karena:
1. Pertama, daur itu dapat berupa daur pendek, yaitu hujan yang segera dapat mengalir kembali
ke laut.
2. Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Selama musim
kemarau kelihatannya daur seolah-olah berhenti, sedangkan dalam musim hujan berjalan
kembali.
3. Ketiga, intensitas dan frekuensi daur tergantung pada letak geografi dari keadaan iklim suatu
lokasi. Siklus ini berjalan karena adanya sinar matahari. Posisi matahari akan berubah setiap
masa menurut meridiennya (meskipun pada dasarnya posisi bumi yang berubah).
4. Keempat, berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks, sehingga kita hanya dapat
mengamati bagian akhir saja terhadap suatu curah hujan di atas permukaan tanah yang kemudian
mencari jalannya untuk kembali ke laut.
Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air ke udara yang kemudian jatuh ke permukaan tanah
lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasilain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Siklus
hidrologi, digambarkan dalam dua daur, yang pertama adalah daur pendek, yaitu hujan yang
jatuh dari langit langsung ke permukaan laut, danau, sungai yang kemudian langsung mengalir
kembali ke laut. Siklus yang kedua adalah siklus panjang, ditandai dengan tidak adanya
keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Siklus kedua ini memiliki rute perjalanan
yang lebih panjang daripada siklus yang pertama. Proses siklus panjang adalah sebagai berikut:
evaporasi dari air laut mengalami kondensasi pada lapisan atmosfer tertentu, kemudian
tebentuklah awan, awan penyebab hujan dapat berpindah oleh karena tiupan angin yang
membawanya menuju daerah pegunungan, oleh karena terlalu berat massa air yang dibawa,
kemudian awan mencurahkan hujan yang jatuh ke daratan. Perjalanan air dimulai pada saat
curahan terjadi, selanjutnya air mencari jalannya untuk kembali ke laut. Secara lebih komplek
siklus hidrologi ditunjukkan pada gambar berikut

Soemarto (1986) menjelaskan siklus hidrologi yang merupakan perjalanan air, terjadi beberapa
proses yaitu:
1.evaporasi, adalah proses penguapan air laut oleh karena panas terik
matahari,
2.transpirasi, adalah proses pengupan yang terjadi oleh karena pernapasan (respirasi) tumbuhan
hijau,
3.evapotranspirasi, adalah gabungan dari proses evaporasidan transpirasi. Misal, curahan yang
jatuh di dahan-dahan pohon kemudian menguap bersama dengan penguapan transpirasi,
4.kondensasi, adalah proses perubahan wujud uap air hasil evaporasi, menjadi kembali kebentuk
yang lebih padat yaitu butiran-butiran air mikro yang membentuk awan. Proses kondensasi ini
dipengaruhi oleh suhu udara, awan dapat terbentuk pada saat suhu udara dingin,
5.moving, pergerakan awan yang disebabkan oleh angin. Dipengaruhi oleh jenis angin, angin
pantai, darat, gunung, atau lembah,
6.presipitasi, butiran-butiran air mikro dalam awan menjadi dinamis ketika ditekan oleh angin,
sehingga menyebabkan bertabrakan. Tabrakan antar butir ini menyebabkan terjadinya curahan.
Jenis curahan dipengaruhi oleh temperatur pada iklim suatu daerah, dapat berwujud air ataupun
salju, atau dimungkinkan terjadi hujan es apabila suhu memungkinkan.
7.surface run-off, adalah limpasan permukaan. Air dari proses curahan langsung melimpas pada
permukaan tanah,
8.infiltrasi,adalah proses meresapnya air ke dalam tanah
9.perkolasi,adalah proses kelanjutan dari infiltrasi dengan gerakan air yang tegak lurus, bergerak
terus kebawah tanah hingga mencapai zona jenuh air (saturatedzone)

Air laut menguap karena radiasi matahari menjadi awan dan kemudian awan yang terjadi oleh
penguapan air bergerak di atas daratan karenatertiup angin. Presipitasi yang terjadi karena
adanya tabrakan antara butir-butir uap air akibat desakan angin, dapat berbentuk hujan atausalju.
Presipitasi tersebut kemudian jatuh tertarik oleh gravitasi bumi dan jatuh ke tanah yang
kemudian menimbulkan limpasan (runoff) yang mengalir kembali ke laut. Dalam usahanya
mengalir kembali ke laut beberapa di antaranya masuk kembali ke dalam tanah (infiltrasi) dan
bergerak terus ke bawah (perkolasi) ke dalam daerah jenuh(saturated zone) yang terdapat di
bawah permukaan air tanah atau yang dinamakan permukaan freatik. Air dalam daerah ini
bergerak perlahan-lahan melewati akuifer masuk ke sungai maupun langsung masuk ke laut. Air
yang masuk ke dalam tanah (infiltrasi) memberi hidup kepada tumbuhan namun ada diantaranya
naik ke atas lewat akuifer diserap akar dan batangnya sehingga terjadi transpirasi, yaitu evaporasi
(penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan, melalui bagian bawah daun (stomata). Air yang tertahan
di permukaan tanah (surface detention)sebagian besar mengalir kembali masuk ke sungai-sungai
sebagai limpasan permukaan(surface runoff) ke dalam palung sungai. Permukaan sungai dan
danau juga mengalami penguapan (evaporasi), sehingga masih ada lagi air yang dipindahkan
menjadi uap. Akhirnya, air yang tidak menguap ataupun mengalami infiltrasi tiba kembali ke
laut melewati palung-palung sungai. Air tanah yang bergerak jauh lebih lambat mencapai laut
dengan jalan melewati alur-alur masuk ke sungai atau langsung merembes ke pantai-pantai,
sehingga seluruh daur telah dijalani dan kemudian akan berulang kembali

Sumber :
Anonim. 2014. Siklus Hidrologi. http://e-journal.uajy.ac.id/1764/3/2TS12808.pdf. diakses pada 9
September 2015
Anonim. 2014. Hidrologi. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-msalahudin33282-3-2009ts-2.pdf. diakses pada 9 September 2015

Anda mungkin juga menyukai