Anda di halaman 1dari 12

HIDROLOGI TEKNIK

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD DANDY DIONANDA


03011281823079

DOSEN PENGASUH

IR. H. SARINO, MSCE.


AGUS LESTARI YUWONO, S.T, M.T
IR. HJ. REINI SILVIA ILMIATY, M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
A. Pendahuluan

Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan


gerakan air di alam kita ini. Ini meliputi berbagai bentuk air,yang
menyangkut perubahan-perubahannya antara keadaan cair, padat dann gas
dalam atmosfir,di atas dan di bawah permukaan tanah .Didalamnya
tercakup pula air laut yang mengaktipkan penghidupan di bumi ini .

Hidrologi juga bisa diartikan ilmu pengetahuan yang mempelajari


masalah ketersediaan, keberadaan serta pergerakan air di alam ini baik di
udara,darat,laut ,maupun air dalam tanah.Air yang dimaksud meliputi
berbagai bentuk air yang menyangkut perubahan-perubahan antara keadaan
cair,padat,dan gas dalam atmosfir ,diatas maupun dibawah permukaan
tanah.Selain itu juga termasuk air laut yang merupakan sumber serta
penyimpanan air yang terpenting bagi kehidupan di bumi ini.

Umumnya seorang rekayasawan di bidang hidrologi berhubungan


dengan penciptaan dan penyelenggaraan bangunan teknik untuk
mengendalikan penggunaan air dan khususnya menyangkut pengaturan
sungai besar dan kecil dan pembentukan waduk dan saluran pengairan.
Oleh karena itu mereka harus mengetahui tentang penggunaan ilmu
hidrologi dalam artian yang luas,karena bagian bagiannya banyak yang
berasal dari matematika, alam, statistik, meteorologi, oceanografi, geografi,
geologi, geomorfologi, hidrolika dan ilmu pengetahuan lainnya yang
berhubugan dengan itu.

B. Pembahasan

1. Siklus Hidrologi
Besarnya jumlah air yang ada di muka planet bumi ini (diatmosfir,di
atas permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah) adalah sebanyak
1.400 x 106 km3 atau kurang lebihs sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 air yang
diantaranya 97,5 % air laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73% berada
didaratan sebagai air sungai,air danau,air tanah dan sebagainya. Hanya
0,001 % berbentuk uap di udara.Air di bumi ini selalu bergerak dari satu
tempat ketempat lain dan dari bentuk satu ke bentuk lain.Peredaran air di
bumi disebut siklus atau daur hidrologi .Siklus hidrologi merupakan air laut
menguap ke atas, kemudian jatuh ke tanah sebgaai hujan atau bentuk
presipitasi (preciptation) lainnya,dimana akhirnya mengalir ke laur yang
prosesnya berulang terus sepanjang waktu sehingga dikatakan sebagai
siklus.

Pada dasarnya urutan siklus hidrologi yang terjadi sebenarnya tidak


sesederhana itu.Pertama,daur itu mungkin pada berbagai tahapan membuat
jalan pintas,misalnya curahan dapat terjadi langsung di lautan,danau atau
jalan air.

Kedua,tidak ada keseragaman waktu yang terpakai oleh daur


itu.Pada waktu ada kekeringan mungkin daur itu ternyata terhenti sama
sekali,dan selama banjir tampak berlangsung terus.

Ketiga,kehebatan dan kekerapan daur itu bergantung pada geografi


dan iklim, karena yang menyebabkannya bekerja adalah penyinaran
matahari yang berbeda beda,bergantung pada garis lintang dan musim
sepanjang tahun.

Keempat,berbagai bagian daur dapat menjadi sangat


kompleks,sehingga kita hanya dapat mengamati bagian akhirnya saja dari
suatu hujan yang jatuh diatas permukaan tanah dan kemudian mencari
jalannya untuk kembali ke laut.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa air laut menguap karena
adanya panas dari sinar matahari (radiation), yang dapat membentuk awan
(karena air menjadi uap),karena tertiup angin,maka bergerak di atas
daratann.Sampai pada daratan tinggi yang dingin,uap air tersebut akan
menjadi air,yang berwujud sebagai hujan atau salju dimana jatuh ke
permukaan tanah (precipitation).

Dengan turunnya hujan dan salju, maka akan terjadi limpasan


permukaan (surface run off) yang mengalir di atas permukaan tanah
,kemudian masuk ke dalam sungai atau langsung ke laut. Beberapa
diantaranya (selain mengalir diatas tanah).Juga masuk ke dalam tanag
(percolation).Sampai ke daerah jenuh air (saturated zone) yang terletak
dibawah permukaan air tanah (phreatic).Air dalam tanah didaerah jenuh
air,perlahan Berdasarkan penjelasan diatas berkembanglah ilmu hidrologi
yang mempelajari tentang :

1. Presipitasi (Precipitation)
2. Evaporasi dan Transpirasi (Evaporation)
3. Aliran Permukaan (Surface stream flow) dan
4. Air Tanah (ground water)

2. Air Tanah
Curah hujan yang masuk kedalam tanah dan meresap ke lapisan
yang dibawahnya disebut air tanah.Banyaknya air yang dapat tertampung di
bawah permukaan bergantung pada kesarangan lapisan dibawah
tanah.Lapisan pembawa air,disebut akuifer atau penghantar ,dapat terdiri
dari bahan lepas seperti pasir dan kerikil atau bahan yang mengeras seperti
batu pasir dan batu gamping.

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di
dalam ruang-ruang antara butirbutir tanah yang membentuk itu dan didalam
retak-retak dari batuan.Yang terdahulu disebuat air lapisan dan yang
terakhir disebut air celah (fissure water).Mengingat sistem pergerakan air
celah tidak diketahui,maka disini terutama akan membicarakan mengenai
air lapisan.

Air tanah juga bisa dimaksud dengan semua air yang terdapat dalam
ruang batuan dasar atau regolith. Jumlahnya kurang dari 1% dari air di
bumi, tetapi 40 kali lebih besar dibandingkan dengan air bersih di
permukaan(sungai dan danau). Kebanyakan airtanah berasal dari hujan
(disebut juga air meteoric atau vadose). Air hujan yang merembes ke dalam
tanah menjadi bagian dari airtanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau
mengalir langsung dalam tanah atau dipermukaan dan bergabung dengan
aliran sungai.

Banyaknya air yang merembes ketanah bergantung pada selain


ruang dan waktu, juga dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material
permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan tentunya curah
hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi
material impermiabel, persentasi air mengalir dipermukaan (run off) lebih
banyak dari pada merembes ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang,
pada lereng landai dan permukaan permeabel, persentasi air yang merembes
lebih banyak.
Sebagian air yang merembes tidak bergerak jauh karena tertahan
oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah.
Sebagian lagi menguap ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi
tumbuhan selama belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat
permukaan menerobos ke bawah sampai zona dimana seluruh ruang
terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona
saturasi (zone of saturation) ini dinamakan airtanah(ground water). Batas
atas zona ini disebut muka airtanah(water table). Lapisan tanah sedimen
atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi(zone of
aeration),

Muka airtanah umumnya tidak horisontal seperti permukaan laut


atau danau, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya.
Di bawah bukit lebih tinggi dan menurun ke arah lembah. Perbedaan
elevasi antara bagian-bagian muka airtanah disebut hydraulic head. Di
daerah rawa-rawa, muka airtanah sama dengan permukaan, sedangkan
aliran sungai dan danau permukaannya lebih rendah. Muka airtanah yang
tidak mengikuti hukum fisika ini disebabkan oleh aliran airtanah sangat
lambat(percolation) Gambar 4, seperti spons yang jenuh air ditekan
perlahan-lahan.

Apabila tidak ada hujan muka air dibawah bukit akan menurun
perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak pernah
terjadi, karena hujan akan mengisi(recharge) lagi. Daerah dimana air hujan
merembes ke bawah sampai zona saturasi dinamakan daerah
rembesan(Permeability and Seepage).

Semua macam tanah terdiri dari butir-butir dengan ruangan-ruangan


yang disebut pori (voids) antara butir-butir tersebut. Pori-pori ini saling
berhubungan dengan yang lain sehingga air dapat mengalir melalui ruangan
pori tersebut. Proses ini disebut rembesan (seepage) dan kemampuan tanah
untuk untuk dapat dirembesi air disebut daya rembesan (permeability).
Sebenarnya bukan hanya tanah yang mempunyai daya rembesan, banyak
bahan bangunan lain seperti beton dan batu juga mengandung pori-pori
sehingga dapat dirembesi oleh air (Wesley 1977).

Rembesan air dalam tanah hampir selalu berjalan secara “linear”,


yaitu jalan atau garis yang ditempuh air merupakan garis dengan bentuk
yang teratur (smooth curva). Dalam hal ini kecepatan merembes adalah
menurut suatu hukum yang disebut hukum Darcy (Darcy’s law). Prinsip
hukum ini adalah jika ada selisih ketinggian air yang disebut “hydraulic
head” maka air akan mengalir dari tinggi ke rendah. Perbandingan beda
tinggi air dengan jarak rembesan disebut gradien hidraulik (hydraulic
gradient). Menurut hukum Darcy kecepatan aliran air dalam tanah
sebanding dengan gradien hidrolik.

Pergerakan pada aair tanah dapat dijelaskan oleh hukum darcy pada
hukum darcy dijelaskan bahwa jika permukaan air tanah bebas itu
mempunyai gradien,maka air tanah akan bergerak ke arah itu. Gradien ini
disebut gradien hidrolik .Jadi dari peta permukaan air tanah yang memuat
kontur permukaan air,dapat dilihat gradien hidrolik arah pergerakan air
tanah itu.Arah pergerakan air tanah itu fdiperlihatkan ooleh garis alirannya .
Menurut hukum Darcy,kecepatan semu aliran v adalah sebanding dengan
gradien hidrolik I.

v=k.I

Kandungan air tanah suatu aderah dapat dipengaruhi oleh :

1. Iklim/Musim (banyaknya hujan dan evapotranspirasi)


2. Kondisi penutup lahan (Land Cover)
3. Kondisi geomorfologi
4. Kondisi geologi (macam batuan)
5. Aktivitas Manusia
3. Evaporasi

Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang


pengembagan sumber daya air.Evaporasi sangat mempengaruhi debit
sungai,besarnya kapasitas waduk,besarnya kapasitas pompa untuk
irigasi,penggunaan konsumtif untuk tanaman dan lain- lain. Di daerah
beriklim sedaang dan lembab, kehilangan air ewat evaporasi air bebas dapat
mencapai 60 cm per tahun dan kira—kira 45 cm per tahun lewat evaporasi
permukaan tanah. Di daerah beriklim kering umumnya seperti Irak dan
Saudi Arabia angka tersebut dapat menjadi 200 cm dan 10 cm.Perbedaan
itu disebabkan oleh karena tidak adanya curah hujan dalam waktu lama.

Faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap evaporasi adalah


(Ward, 1977) :
a. Radiasi matahari
b. Temperatur udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan Barometer

Berikut adalah pembahasan dari masing – masing faktor lingkungan


yang mempengaruhi evaporasi.

a. Radiasi matahari (%)


Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air
(pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es
lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten
(laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi
matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama
panas dan memengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi,
yang tergantung letak pada garis lintang dan musim.
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun,
yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi
matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling
jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari
berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi
selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember,
sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya.
Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi
oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan dinyatakan dalam
persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap lama
penyinaran matahari yang mungkin terjadi.

b. Temperatur udara (℃ )
Temperatur (suhu) udara pada permukaan evaporasi sangat
berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi suhu semakin besar
kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi
suhu, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air
semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam
bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah
evaporasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah
beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan suhu udara di
Indonesia relatif kecil.
c. Tekanan udara (mb)
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan
menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian
suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut
semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini disebabkansemakin
tinggi tempat akan semakin berkurang udara yang menekannya.
d. Kelembaban udara (%)
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara
tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada
permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya
penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan
udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap
air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak,
tekanan uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan
uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan.
Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan
udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu
penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif (RH).

e. Kecepatan angin (m/s)


Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan
evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi
jenuh terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses
penguapan dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh
tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut
dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin
merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan
banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang
terlindung dan udara diam.
Daftar Pustaka

Ir.Cd. Soemarto, B.I.E.Dipi.H.1987.Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha


Nasional

Takeda,Kensaku dan Ir.Suryon Sosrodarsono.Hidrologi untuk


Pengairan.Jakarta : PT Pradnya Paramita
E.M. Wilson.1993.Hidrologi Teknik.Bandung : ITB

Hamzah S, Muhammad.2000.Hidrologi Pantai dan Kebutuhan Air


Masyarakat Pesisir. Jurnal Fisika “FUSI”ISSN ,9,1412-0249.

Anda mungkin juga menyukai