Anda di halaman 1dari 52

TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

BAB I
SIKLUS HIDROLOGI
1.1.Arti Hidrologi
Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang keberadaan dan gerakan
air di alam kita ini. Ini meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan-
perubahannya antara keaaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir di atas dan di
bawah permukaan tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan
sumber dan penyimpanan air yang mengaktifkan penghidupan di planet bumi ini.
1.2.Ilmu-Ilmu Yang Menunjang Hidrologi
Para teknisi yang sangat berkepentingan dengan perencanaan dan ekploitasi
banguanan air untuk pengendalian penggunaan air, terutama yang mengatur aliran
sungai, pembuatan waduk dan saluran-saluran irigasi harus mengetahui tentang
penggunaan ilmu hidrologi. Hidrologi juga mempunyai cabang-cabang ilmu yang
mendukungnya, antara lain matematika, ilmu alam, statistik, meteorology,
oceanologi, geografi, geomorfologi, hidraulika dan ilmu-ilmu lain yang
berhubungan dengan itu. Di sampimg itu harus pula diketahui pengalaman-
pengalaman yang berasal dari bidang-bidang kehutanan, pertanian, biologi, dan
botani.
Pada dasarnya hidrologi bukan merupakan Ilmu yang sepenuhnya eksak, tetapi
ilmu yang memerlukan interpretasi pekerjaan. Pekerjaan eksperimen dalam
hidrologi sangat dibatasi oleh besar-kecilnya peristiwa alam dan riset dalam hal-hal
tertentu. Syarat-syarat fundamental yang diperlukannya adalah data-data hasil
pengamatan dalam semua aspek presipitasi, limpasan (run off), debit sungai,
infiltrasi, perkolasi, evaporasi dan lain-lain. Dengan data-data tersebut dengan
ditunjang oleh pengalaman-pengalaman Dalam banyak ilmu yang berkaitan dengan
hidrologi, maka seorang ahli hidrologi akan dapat memberikan penyelesaian dalam
persoalan yang menyangkut keperluan dan penggunaan air dalam hubungannya
dengan perencanaan teknis bangunan-bangunan air.

National Institute Of Tekhnology Malang 1


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

1.3.Jumlah Air Yang Ada di Permukaan Bumi


Besarnya air yang ada di planet bumi ini (di atmosfer, di atas permukaan tanah dan
di bawah permukaan tanah) adalah sebanyak 1,400 x 106 atau 1,400 x 1015. Dalam
jumlah tersebut sebagian besar merupakan air laut (air asin) seperti terlihat pada
prosentasi-prosentasi di bawah ini:
 97% berupa air laut (air asin)
 3 % berupa air tawar
Pembagian air tawar yang hanya 3% dari juimlah air di atas planet bumi ini
adalah sebagai berikut :
 75% terdapat di kutub berupa salju, es, dan gletser (penutup kutub atau
polar kutub).
 24% berupa air tanah ( di daerah jenuh yang terletak dei bawah
permukaan tanah).
 0,3% terdapat di danau-danau yang tersebar di atas bumi.
 0,065% sebagai butir-butir air hujan atau lengas tanah (soil moisture)
yang terdapat di daerah tak jenuh (antara permukaan tanah dan
permukaan air tanah).
 0,035% ada di atmosfer berupa awan, kabut, embun, hujan, dan lain-lain.
 0,3% berupa air hujan.
Dari prosentasi-prosentasi tersebut di atas terlihatlah bahwa jumlah air tawar yang
segera dapat digunakan oleh manusia (air danau dan sungai) sangat terbatas, oleh
karenanya kita harus dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
1.4.Daur (Siklus ) Hidrologi
Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara yang kemudian jatuh
ke permukaan bumi lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
mengalir kembali ke laut. Susunan secara siklus peristiwa tersebut tidaklah
sesederhana yang kita gambarkan.Yang pertama daur tersebut dapat merupakan dau
pendek, yaitu misalnya hujan yang jatuh dilaut, danau, atau sungai yang segera
dapat mengalir kembali ke laut. Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang
diperlukan oleh suatu daur. Pada musim kemarau daur berhenti sedangkan di musim
hujan berjalan kembali. Ketiga, intensitaas dan frekuensi daur tergantung pada

National Institute Of Tekhnology Malang 2


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

keadaan geografi dan iklim, yang mana hal ini merupakan akibat adanya matahari
yang berubah-ubah letaknya terhadap meridian bumi sepanjang tahun ( sebenarnya
yang berubah-ubah letaknya adalah pelanet bumi terhadap matahari). Keempat,
berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks, sehingga kita hanya dapat
mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang jatuh diatas permukaan tanah
dan kemudian mencari jalannya untuk kembali ke laut.

awan
awan
awan

transpirasi presipitasi
hujan

hujan
limpasan permukaan
angin evaporasi dari danau
evaporasi infiltrasi
dari daratan

perkolasi

danau
permukaan air tanah
laut

aliran air tanah

Meskipun konsep daur hidrologi ini telah disederhanakan, namun masih


dapat membantu memberikan gambaran mengernai proses-proses penting dalam
daur tersebut yang harus dimengerti oleh ahli hidrologi. Air laut menguap karena
adanya radiasi matahari, dan awan yang terjadi oleh uap air, bergerak diatas
daratan karena didesak oleh angin. Presipitasi karena aadanya tabrakan antara
butir-butir uap air akibat air dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah
yang membentuk limpasan (run off) yang mengalir kembali ke laut. Beberapa
diantaranya masuk ke dalam tanah ( infintrasi) dan bergerak terus kebawah
(perkolasi) ke dalam daerah jenuh (saturatet zone) yang terdapat di bawah
permukaan air tanah atau permukaan phareati. Air dalam daerah ini bergerak
perlahan-lahan masuk kesungai atau kadang-kadang langsung ke laut.
Air yang merembes kedalam tanah (infiltrasi) memberi hidup kepada
tumbuh-tumbuhan dan beberapa diantaranya naik ke atas lewat akar dan

National Institute Of Tekhnology Malang 3


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

batangnya, sehungga terjadi traspirasi, yaitu evaporasi (penguapan) lewat


tumbuh-tumbuhan melalui bagian bawah daun (stomata). Air yang tertahan di
permukaan tanah (surface detertion) sebagian diuapkan dan sebagian besar
mengalir masuk ke sungai-sungai kecil dan mengalir sebagai limpasan
permukaan (Surface run off) ke dalam palung sungai.Permukaan sungai dan
danau juga mengalami penguapan (evaporasi) sehingga masih ada air yang
dipindahkan menjadi uap. Akhirnya sisa air yang tidak diinfintrasi atau diuapkan
akan kembali ke laut lewat sungai. Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya, baik
yang bergerak masuk ke dalam palung sungai atau yang merembes ke pantai dan
masuk ke laut. Dengan demikian seluruh daur telah dijalani dan akan berulang
kembali.Komponen-komponen dari hidrologi adalah:
a. Persepitasi
Peristiwa jatuhnya cairan air atmosfir kepermukaan bumi akibat dari desakan
angin presipitasi bias terwujud:
 cair : hujan, embun
 beku : salju
factor yang mempengaruhi :
 Adanya uap air diatmosfer
 Meteorologi
b. Evaporasi
Proses pertukaran molekul air dipermukaan dipermukaan menjadi
molekul uap air diatmosfir melalui kekuatan panas evaporasi dapat terjadi
pada sungai, danau, laut dan reservoir (permukaan air bebas). Permukaan air
tanah factor-faktor yang mempengaruhi proses penguaapan:
 Factor meteorologist radiasi matahari, angina, kelembaban
 Relative dan suhu
 Macam permukaan yang menguapkan
c. Transparasi
Proses penguapan pada tumbuh-tumbuhan lewat sel-sel stomata
Factor-faktor yang mempengaruhi:
 Meteorologist sinar matahari
 Jenis tumbuhan
 Jenis tanah

National Institute Of Tekhnology Malang 4


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

d. Infiltrasi
Hujan yang jatuh diatas permukaan sebagian atau semuanya akan mengisi
pori-pori tanah, sering diartikan bahwa perpindahan air dari atas kedalam
permukaan tanah, pergerakan kearah bawah oleh grafitasi dan daya kapiler.
e. Perkolasi
Gerakan air kebawah dan zone yang jenuh kedalam daerah jenuh (antara
permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah).
f. Limpasan permukaan (surface run off)
Limpasan air melalui rute bawah tanah dan selalu meninggalkan daerah
pengalir pada pelepasannya berupa aliran permukaan (sun run off).
1.5.Peran Hidrologi dalam Teknik Sipil
Peranannya adalah untuk meramalkan debit pada suatu sungai untuk merancang
saluran dari sungai atau danau yang dimaksud.
Data tersebut digunakan untuk :
 Perencanaan bangunan Air
 Pengendalian Banjir
 Pengendalian aliran sungai
 Pembuatan waduk – waduk
 Pembuatan saluran irigasi, dll

National Institute Of Tekhnology Malang 5


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

BAB III
PENGGAMBARAN POLYGON
THISSEN DAN ISHOYET

2.1. Metode Polygon Thissen


Metode Thissen berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat
ukur dengan menydiakan suatu factor pembobot bagi masing-masing stasiun. Cara
penggambaran polygon Thiesen adalah sebagai berikut:
 Stasiun diplot pada suatu peta kemudian dihubungkan massing-masing
stasiun dengan stasiun yang lain dengan sebuah garis bantu.
 Tentukan titik potong polygon dengan garis bantu dengan cara membagi dua
sama panjang setiap garis Bantu yang menghubungkan dua stasiun tersebut.
 kemudian tarik garis polygon tegak lurus terhadap garis bantu yang
menghubungkan dua stasiun melalui dua titik potong tadi yang terbagi sama
panjang. Kemudian rangkaian garis-garis yang tegak lurus tersebut hingga
membentuk suatu poligon.
Sisi-sisi setiap polygon merupakan batas luas daerah efektif daerah tangkapan air
hujan yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing polygon
ditentukan dengan planimetri dan dinyatakan dalam prosentasi dari luas
keseluruhan tangkapan air hujan. Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang
(weight average). Masing-masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang
dibentuk dengan menggambar garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis
penghubung antara dua pos penakar.

Gambar 2.1 Peta Poligon Thissen

National Institute Of Tekhnology Malang 6


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Misal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas


daerah pengaruh pos penakar 2, dan seterusnya. Jumlah A1 + A2 +…….An =A,
merupakan jumlah luas daerah /seluruh areal yang dicari tinggi curah hujannya.
Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1, pos penakar 2 menakar hujan d2
hingga pos penakar n menakar hujan dn, maka :

A1.di  A2.d 2  ......... An.dn


d 
A
n
Ai.di

1 A

Ai
Jika  pi yang merupakan prosentase luas maka
A
n
d   pi.di
1

dimana
A = luas daerah
d = tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, …dn = tinggi curah hujan di pos penakar 1, 2, …n
A1, A2,…An = luas daerah pengaruh di pos 1, 2, …n

 pi  jumlah prosentasi luas =100%


1

National Institute Of Tekhnology Malang 7


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

2.2. Metode Isohyet


Metode Ishoyet mengijinkan menggunakan dan interprestasi semua data
yang tersedia yang telah digunakan atau ditampilkan dan dibahas. Dalam
membuat suatu peta Ishoyet para analisis biasa menggunakan semua
pengetahuannya tentang pengaruh-pengaruh orografis dan morfologis hujan
lebat. Dalam hal ini peta tersebut akhirnyaa harus memberikan suatu pola hujan
yang lebih realities daripada diperoleh dari jumlah terukur saja bila digunakan
interprestasi linear antar stasiun-stasiun, hasilnya akan menjadi sama secara
hakiki seperti yang diperoleh dengan Metode Thiesen. Metode Ishoyet bila
digunakan oleh seseorang analis berpengalaman, akan merupakan metode yang
paling akurat dalam merata-ratakan hujan pada suatu daerah. Lokasi dan stasiun
diplot pada suatu peta yang cocok dan kontur untuk hujan yang kemudian
digambar. Syarat dari metode ini haarus mempunyai stasiun yang merata,
sehingga dapat dengan mudah menentukan garis kontur.
Hujan rata-rata suatu daerah dihitung dengan mengalihkan hujan rata-
rata antara Ishoyet yang berdekatan (biasanya diambil sebagai rata-rata dari dua
nilai Ishoyet) dengan luas antar Ishoyet, menjumlahkan hasilnya dan
membaginya dengan luas total. Cara Ishoyet ini kita harus menggambar dahulu
kontur dengan tinggi hujan yang sama (isohyet),seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2.2 Garis Isohyet

National Institute Of Tekhnology Malang 8


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Kemudian luas di antara isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan harga rata-
ratanya dihitung sebagai harga rata-rata timbang dari nilai Kontur, seperti
berikut ini :

n n

d 0 d1
A1  d 12d 2 A2  .......... dn12 dn  di 1 di
2
Ai  di 1 di
2
Ai
d 2
 1
 1
A1  A2  ......... An n

 Ai
A
i

Dimana :
Aa = luas areal
D = tinggi curah hujan rata-rata areal
d0, d1, d2,…dn = tinggi curah hujan pada isohyet 0, 1, 2, …n
A1, A2,…An = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-isohyet yang
bersangkutan.Ini adalah cara yang paling teliti, tetapi membutuhkan jaringan pos
penakar yang relatif lebih padat guna memungkinkan untuk membuat garis-garis
isohyet.

National Institute Of Tekhnology Malang 9


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

BAB III
MENCARI DATA HUJAN YANG HILANG
3.1. Data Hujan Yang Hilang
Dari beberapa stasiun hujan kadang-kadang mengalami kekosongan data
karena ketidaktelitian/kehadiraan si pengamat karena kerusakan alat. Untuk itu
perlu diperkirakan data hujan yang hilang tersebut. Dalam prosedur yang
digunakan oleh US Enviromental Data Service, jumlah data hujan yang hilang
dihitung dari pengamatan tiga stasiun terdekat dan sedapat mungkin mempunyai
jarak yang hampir sama atau lebih bagus berjarak sama antara stasiun satu
dengan stasiun lainnya. Cara yang di pakai dinamakan ratio normal. Syarat
untuk dapat menggunakan cara ini adalah tinggi hujan rata-rata tahun pos
penakar yang datanya hilang harus diketahui, disamping data tinggi hujan rata-
rata tahunan dan data pada saat data hilang pada pos penakar di sekitarnya.
Menurut C.D Soemarto data hujan yang hilang dapat taksir dengan rumus:

1 Anx Anx Anx


dx  ( Da  Db  Dc )
3 Ani Ani Ani

Dimana :
dx = data hujan yang hilang
Da, Db, Dc = data tinggi hujan masing-masing stasiun pada tahun yang sama
Anx = tinggi hujan rata-rata tahunan di x
Ani = tinggi hujan rata-rata tahunan disekitar x
Jika jumlah pos penakar untuk membantu menentukan data X yang hilang
adalah sebanyak n maka rumus yang digunakan adalah :

1 n Anx
dx   di
n i Ani

Di mana :
Dx = data hujaan yang hilang
N = banyaknya pos penakar disekitar x untuk membantu menentukan data x
Anx = tinggi hujan rata-rata tahunan di x
Ani = tinggi hujan rata-rata tahunan di pos penakar di sekitar x
Di =. data tinggi hujan masing-masing stasiun pada tahun yang sama dengan x

National Institute Of Tekhnology Malang 10


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

BAB IV
UJI KONSISTENSI DATA

4.1 Lengkung Massa Ganda


Konsistensi data hujan dari suatu tempat pengamatan, dapat diselidiki
dengan Teknis Garis Massa Ganda (Double Mass Curve Teknique).
Dengan metoda ini juga dapat melakukan koreksinya, yaitu dengan cara :
1. Membandingkan curah hujan tahunan (musim akumulatif dari stasiun yang
harus teliti dengan harga kumulatif).
2. Curah hujan rata-rata dari suatu jaringan stasiun dasar yang berkesesuaian
(data minimal lima tahun).
Penyebab tidak konsistensinya data, disebabkan karena :
Data hujan kita gunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah hidrologis.
Ketelitian perhitungan sangat tergantung kepada konsistensi data tersebut.
Dalam suatu array data pengamatan hujan bisa didapat non homogenitas dan
inconsistency (ketidaksesuaian) yang mengakibatkan penyimpangan pada hasil
perhitungan.
Non homogenites disebabkan oleh faktor :
 Perubahan mendadak pada sistem lingkungan hidrolog, misal : gempa bumi,
meletusnya gunung bumi, meletusnya gunung merapi dan lain-lain.
 Pemindahan alat pengukur.
 Perubahan cara pengukuran, misal : berhubungan dengan alat bantu/metoda
baru.
Dasar teknik garis massa ganda adalah membandingkan curah-curah hujan
tahunan atau musiman akumulatif dari stasiun yang harus diteliti dengan harga-
harga akumulatif curah-curah hujan rata-rata dari suatu jaringan stasiun dasar
yang bersesuaian.
Konsistensi data diselidiki dengan menggunakan lengkung massa ganda,
kalau tidak dapat perubahan lingkungan, maka akan didapat garis a, b, dan c.
Akan tetapi pada suatu tahun terjadi perubahan lingkungan maka akan didapat
garis abc’. Penyimpangn tiba-tiba dari garis semula menunjukkan adanya
perubahan iklim atau keadaan hidrologis yang dapat menyebabkan trend.

National Institute Of Tekhnology Malang 11


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

C1
Arah hujan rata-rata
akumulatif ( mm )
B

A Curah hujan tahunan rata-rata beberapa pos


penakar yang berdekatan ( mm )

Langkah untuk menggambar Lengkung Massa Ganda :


 Menentukan stasiun yang dianggap konsisten. Dalam hal ini penyusun
menganggap P1 konsisten.
 Menentukan stasiun yang dianggap sebagai pembanding. Dalam hal ini
penyusun menganggap P1, P2, P3, P4, dan P5 adalah stasiun pembanding.
 Menentukan rata-rata akumulatif dari P1 (Rkm)
Contoh:
No R1 RKM
1 172 172
2 174 346
3 113 459
3. Menetukan tinggi hujan rata-rata St. pembanding (Rkmp) dengan
menggunakan rumus :
P2  P3  P4  P5  P6
Rkmp 
5
 Menetukan rata-rata akumulatif St. pembanding (Ksp).
 Melakukan konsistensi data ulang untuk mendapatkan konsistensi data
HZ = FK*H0

National Institute Of Tekhnology Malang 12


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

FK = tan α
Tan α0
Dengan :
HZ = data yang perlu di perbaiki
H0 = data hujan hasil pengamatan
FK = factor koreksi
Tan α = kemiringan garis sebelum ada perubahan
Tan α0 = kemiringan garis sesudah ada perubahan

HZ
Kom.Crh.
hujan HO
stasiun
yang di
uji(mm)

α α0

Kom.crh. hujan rerata


Stasiun sekitar (mm)

National Institute Of Tekhnology Malang 13


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.2 Tabel uji Konsistensi Tiga Stasiun


ST A ST B ST C ARITHMATIK (
NO TAHUN TANGGAL JUMLAH POLYGON THIESSEN
SAPE LAMBU WAWO mm )
1 2007 20,januari 15 15 126 156 52.00 68.5412
2 2008 15,april 16 22 115 153 51.00 65.4824
3 2009 3,oktober 112 4 0 116 38.67 26.8471
4 2010 30, januari 15 20 140 175 58.33 76.7353
5 2011 2,januari 120 55 16 191 63.67 51.1000
6 2012 14,maret 120 100 10 230 76.67 61.1765
7 2013 21,november 176 4 2 182 60.67 42.4941
8 2014 30,januari 130 12 15 157 52.33 40.5176
9 2015 26, desember 152 137 197 486 162.00 169.3824
10 2016 30,maret 130 39 17 186 62.00 49.2647

4.3 Data sebelum dilakukan perbaikan


4.3.1 Uji Konsitensi daerah Sape
Sta Komulatif Sta Pembanding Komulatif
Rata-
Tahun Gondang Sta Sta Sta
Sta Sape rata
Wawo Wawo Lambu Pembanding
1 2 3 4 5 6 7
2007 126 126 15 15 15 117
2008 115 241 16 22 19 136
2009 0 241 112 4 58 194
2010 140 381 15 20 18 212
2011 16 397 120 55 88 299
2012 10 407 120 100 110 409
2013 2 409 176 4 90 499
2014 15 424 130 12 71 570
2015 197 621 152 137 145 715
2016 17 638 130 39 85 799

Sumber : Hasil Perhitungan

Uji Konsistensi Sta Wawo


700
Komulatif Sta Wawo

600 y = 0.6081x + 148.37


500
R² = 85.62% Uji Konsistensi Sta
400 Wawo
300
Linear (Uji Konsistensi
200 Sta Wawo)
100
Linear (Uji Konsistensi
0 Sta Wawo)
0 500 1000
Komulatif Sta Penbanding

National Institute Of Tekhnology Malang 14


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.3.2 Uji Konsistensi Daerah Lambu


Sta Pembanding Komulatif
Sta Komulatif Rata-
Tahun Sta Sta Sta
Lambu Sta Lambu rata
Sape Wawo Pembanding
1 2 3 4 5 6 7
2007 15 149 15 126 71 71
2008 22 171 16 115 66 136
2009 4 175 112 0 56 192
2010 20 195 15 140 78 270
2011 55 250 120 16 68 338
2012 100 350 120 10 65 403
2013 4 354 176 2 89 492
2014 12 366 130 15 73 564
2015 137 503 152 197 175 739
2016 39 542 130 17 74 812

Sumber : Hasil Perhitungan

Uji Konsistensi Data Sta Lambu


600
y = 0.5531x + 83.484
Komulatif Sta Lambu

500
R² = 96.69% Uji Konsistensi Data Sta
400 Lambu
300 Linear (Uji Konsistensi
Data Sta Lambu)
200
Linear (Uji Konsistensi
100 Data Sta Lambu)
Linear (Uji Konsistensi
0
Data Sta Lambu)
-100 100 300 500 700 900 1100
Komulatif Sta Pembanding

National Institute Of Tekhnology Malang 15


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.3.3 Uji konsistensi daerah Wawo


Sta Komulatif Sta Pembanding Komulatif
Rata-
Tahun Gondang Sta Sta rata
Sta
Sta Sape
Wawo Wawo Lambu Pembanding
1 2 3 4 5 6 7
2007 126 126 15 15 15 117
2008 115 241 16 22 19 136
2009 0 241 112 4 58 194
2010 140 381 15 20 18 212
2011 16 397 120 55 88 299
2012 10 407 120 100 110 409
2013 2 409 176 4 90 499
2014 15 424 130 12 71 570
2015 197 621 152 137 145 715
2016 17 638 130 39 85 799

Sumber : Hasil Perhitungan

Uji Konsistensi Sta Wawo


700
Komulatif Sta Wawo

600 y = 0.6081x + 148.37


500
R² = 85.62% Uji Konsistensi Sta Wawo
400
300
Linear (Uji Konsistensi Sta
200 Wawo)
100 Linear (Uji Konsistensi Sta
Wawo)
0
0 500 1000
Komulatif Sta Penbanding

National Institute Of Tekhnology Malang 16


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.4 Data setelah dilakukan perbaikan


4.4.1 Uji konsistensi daerah Sape
Data Lama Data Perbaikan
Komulatif Komulatif Komulatif Komulatif
Tahun
Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Pembanding Sape Sape Pembanding Sape Sape
2007 123 15 15 123 -60.83225 -60.83225
2008 191 31 16 191 94.5189 155.35115
2009 193 143 112 193 99.0547 4.5358
2010 273 158 15 273 280.4867 181.432
2011 309 278 120 309 360.99715 80.51045
2012 364 398 120 364 485.73165 124.7345
2013 367 574 176 367 492.53535 6.8037
2014 380 704 130 380 523.152 30.61665
2015 547 856 152 547 901.8913 378.7393
2016 575 986 130 575 965.3925 63.5012

Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Sape


1200

1000
y = 2.2679x - 338.65
Komulatif Sta Sape

800

600 Grafik Uji Konsistensi


Stasiun Sape
400
Linear (Grafik Uji Konsistensi
Stasiun Sape)
200

0
0 200 400 600 800
-200
Komulatif Sta Sape

National Institute Of Tekhnology Malang 17


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.4.2 Uji konsistensi daerah Lambu


Data Lama Data Perbaikan
Komulatif Komulatif Komulatif Komulatif
Tahun
Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Pembanding Lambu Lambu Pembanding Lambu Lambui
2007 71 149 15 71 122.47755 122.47755
2008 136 171 22 136 158.7056 36.22805
2009 192 175 4 192 189.6792 30.9736
2010 270 195 20 270 232.54445 42.86525
2011 338 250 55 338 270.15525 37.6108
2012 403 350 100 403 306.10675 35.9515
2013 492 354 4 492 355.33265 49.2259
2014 564 366 12 564 395.4324 40.09975
2015 739 503 137 739 491.94835 96.51595
2016 812 542 39 812 532.6012 40.65285

Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Lambu


600
y = 0.5531x + 83.484
Komulatif Sta Lambu

500

400

300 Grafik Uji Konsistensi


Stasiun Lambu
200 Linear (Grafik Uji Konsistensi
Stasiun Lambu)
100

0
0 200 400 600 800 1000
Komulatif Sta Lambu

National Institute Of Tekhnology Malang 18


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.4.3 Uji konsistensi daerah Wawo


Data Lama Data Perbaikan
Komulatif Komulatif Komulatif Komulatif
Tahun
Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
Pembanding Wowo Wawo Pembanding Wawo Wawo
2007 117 126 126 117 219.5177 219.5177
2008 136 241 115 136 231.0716 11.5539
2009 194 241 0 194 266.3414 35.2698
2010 212 381 140 212 276.9832 10.6418
2011 299 397 16 299 330.1919 53.2088
2012 409 407 10 409 397.0829 66.8910
2013 499 409 2 499 451.8119 54.7290
2014 570 424 15 570 494.9870 43.1751
2015 715 621 197 715 582.8575 87.8705
2016 799 638 17 799 634.2419 51.3845

Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Wawo


700.0000
y = 0.6081x + 148.37
600.0000
Komulatif Sta Wawo

500.0000

400.0000
Grafik Uji Konsistensi
300.0000 Stasiun Wawo

200.0000 Linear (Grafik Uji Konsistensi


Stasiun Wawo)
100.0000

0.0000
0 200 400 600 800 1000
Komulatif Sta Wawo

National Institute Of Tekhnology Malang 19


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

3.2 Curah Hujan Areal Harian Maksimum


Data curah hujan harian maksimum tahunan yang akan di analisa pada stasium
sape, stasium lambu dan stasim wawo, sesuai dengan data hujan yang diperoleh
dari daerah dalam ini kabupaten kresik, propinsi jawa timor akan di urut mulai
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 sebagai berikut:
Tabel Curah Hujan Harian Maksimum
Sta. SAPE Sta. LAMBU Sta. WAWO
Tahun
9.75 km 12.25 km 20.50 km
20,Januari 2007 15.00 15.00 126.00
15, April 2008 16.00 22.00 115.00
3,Oktober 2009 112.00 4.00 0.00
30,Januari 2010 15.00 20.00 140.00
2,Januari 2011 120.00 55.00 16.00
14,Maret 2012 120.00 100.00 10.00
21,November 2013 176.00 4.00 2.00
30,Januari 2014 130.00 12.00 15.00
26,Desember 2015 152.00 137.00 197.00
30,Maret 2016 130.00 39.00 17.00
Rata - Rata 98.60 40.80 63.80

3.3 Cara Poligon Thiessen


Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang (weak everage). Masing-masing pos
penakar dengan daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambar garis-garis sumbu
tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar.
Misal A1 adalah luar daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerah pos
penakar 2, dan seterusnya.
Jumlah A1 + A2 + …...An = A, merupakan jumlah luas daerah atau seluruh
areal yang di cari tinggi curah hujannya.
Sta.Gading Kulon
% Sta. Gading Kulon =
∑A
dimana :
% Sta. Gading Kulon = Koefisie Thyssen pos penakar Sta. Gading Kulon
A Sta. Gading Kulon = Luas pengaruh stasiun balong panggang
A = Total luas pengaruh ketiga stasiun

National Institute Of Tekhnology Malang 20


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Menghitung koefisien thiessen dengan rumus diatas sebagai berikut :


 Luas total DAS (A) = 42,5 Km2
 Luas pengaruh stasiun Sape = 9,75 Km2
 Luas pengaruh stasiun Lambu = 12,25 Km2
 Luas pengaruh stasiun Wawo = 20,5 Km2

Tabel Hujan Harian Maksimum Cara Poligon Theissen


Sta. SAPE Sta. LAMBU Sta. WAWO
Tahun Xi
9.75 km² 12.25 km² 20.50 km²
20,Januari 2007 15.00 15.00 126.00 68.54
15, April 2008 16.00 22.00 115.00 96.54
3,Oktober 2009 112.00 4.00 0.00 12.29
30,Januari 2010 15.00 20.00 140.00 15.17
2,Januari 2011 120.00 55.00 16.00 29.37
14,Maret 2012 120.00 100.00 10.00 105.03
21,November 2013 176.00 4.00 2.00 93.65
30,Januari 2014 130.00 12.00 15.00 126.14
26,Desember 2015 152.00 137.00 197.00 155.15
30,Maret 2016 130.00 39.00 17.00 58.54

 Contoh perhitungan
Xi = 15 x 9.75 + 15 x 12 + 126 x 20.5
= 68.54
9.75 + 12.3 + 20.5

3.4.Analisa Curah Hujan Rancangan


 Menggunakan metode Gumbel type III
Metode Gumbel type III dengan kala ulang 5,20,50,200 dan 1000 tahun
 Mencari rata-rata
NO Xi ( Xi - Xi )²
1 68.54 56.27
2 96.54 420.07
3 12.29 4064.73
4 15.17 3705.21
5 29.37 2178.22
6 105.03 840.03
7 93.65 310.09
8 126.14 2510.01
9 155.15 6258.40
10 58.54 306.24
Xi 76.043
∑( Xi - Xi )² = 20649.28

 Yt dari tabel

National Institute Of Tekhnology Malang 21


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Yt
=
5 = 1.4999
20 = 2.2502
50 = 3.9019
200 = 5.296
1000 = 6.919

 Yn dan Sn dari tabel


Sn = 0.9496
Yn = 0.4952

 Standart deviasi

Sd =

Sd = 20649.28
9

Sd = 47.900

 Yt dari tabel
Tahun K
5 1.0580
20 1.8481
50 3.5875
200 5.0556
1000 6.7647

 Contoh perhitungan K
K 5 tahun = Yt - Yn
Sn

K 5 tahun = 1.4999 - 0.4952


0.9496

K 5 tahun = 1.058

 Perhitungan R dari 5,20,50,200,1000 tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 22


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Tahun X Satuan
5 126.722 mm
20 164.568 mm
50 247.883 mm
200 318.204 mm
1000 400.071 mm

Contoh perhitungan
X 5thn =

X 5thn = . .

X 5thn = 126.722 mm

 Hasil perhitungan
R Hasil Satuan
R5 126.722 mm
R20 164.568 mm
R50 247.883 mm
R200 318.204 mm
R1000 400.071 mm

 Menggunakan metode Log Person Type III

Tahun Xi log Xi log Xi - log Xi ( log Xi - log Xi )² ( log Xi - log Xi )³


20,Januari 2007 68.541 1.836 0.075 0.006 0.00042
15, April 2008 96.538 1.985 0.224 0.050 0.01118
3,Oktober 2009 12.288 1.089 -0.672 0.451 -0.30297
30,Januari 2010 15.172 1.181 -0.580 0.336 -0.19516
2,Januari 2011 29.371 1.468 -0.293 0.086 -0.02520
14,Maret 2012 105.026 2.021 0.260 0.068 0.01762
21,November 2013 93.652 1.972 0.210 0.044 0.00932
30,Januari 2014 126.143 2.101 0.340 0.115 0.03922
26,Desember 2015 155.153 2.191 0.430 0.185 0.07932
30,Maret 2016 58.543 1.767 0.006 0.000 0.00000
Jumlah 17.611 1.341 -0.36626

 Mencari rata-rata
ΣlogXi 17.611
log Xi = = = 1.761
n 10

 Standar deviasi

National Institute Of Tekhnology Malang 23


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

sd ∑ ( log Xi - log Xi )²
=
n-1
1.341
=
9
= 0.386

 Koefisien
n ∑ ( log Xi - log Xi )³
Cs =
( n - 1 ) ( n - 2 ) ( sd )³
-3.66258
=
9 x 8 x 0.05753
= -0.884

 Cara mencari nilai Cs 5, 20, 50, 200 dan 1000 tahun bisa di

interpolasi dari tabel


Cs 5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn
-0.80 0.856 1.545 1.606 1.837 2.035
-0.90 0.854 1.320 1.549 1.749 1.91

 Hasil interpolasi dari tabel


Cs 5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn
-0.884 0.854 1.355 1.558 1.763 1.930

 Contoh perhitungan interpolasi pada tahun ke-5


H1 = 0.856
H2 = 0.854

B1 = -0.884 - -0.80
B2 = -0.900 - -0.80

B1 = -0.084
B2 = -0.10

B1
x= H1 - x H1 - H2
B2

-0.08
x= 0.856 - x 0.856 - 0.854
-0.10

x= 0.854

 Hasil Log dari 5, 20, 50, 200, 1000 tahun


5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn Satuan
Logx
2.091 2.284 2.363 2.442 2.506 mm

 Contoh perhitungan Log

National Institute Of Tekhnology Malang 24


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Logx 5 tahun = Log Xi + Sd x Cs tahun

Logx 5 tahun = 1.761 + 0.4 x 0.85

= 2.091 mm

 Hasil anti Log dari 5, 20, 50, 200, 1000 tahun


Anti 5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn Satuan
Logx 123.279 192.442 230.417 276.439 320.622 mm

 Contoh perhitungan anti Log


Anti Logx 5 tahun = 10 ^ 2.09
= 123.27946 mm

R Hasil Satuan
R5 123.279 mm
R20 192.442 mm
R50 230.417 mm
R200 276.439 mm
R1000 320.622 mm

 Uji Kesesuaian Distribusi

Untuk melakukan uji kesesuian distribusi, maka terlebih dahulu di hitung semua

parameter statistic dengan metode Gumbel seperti tabel di bawah ini :


No Xi Pe Teoritis
1 155.15 9.091 22.809
2 126.14 18.182 34.718
3 105.03 27.273 39.627
4 96.54 36.364 36.436
5 93.65 45.455 29.145
6 68.54 54.545 29.555
7 58.54 63.636 22.664
8 29.37 72.727 19.573
9 15.17 81.818 13.082
10 12.29 90.909 4.191

* Contoh
m
Pe = x 100% = 9.091
n+1

* Jadi α = 5% dan di dapatkan di tabel Δcr = 41% > Δhitungan = 42.727 maka tidak di terima

 Uji Smirnov Kolmogrov Pada Gumbel Type III

National Institute Of Tekhnology Malang 25


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

No Xi Pe Teoritis
1 155.15 9.091 22.809
2 126.14 18.182 34.718
3 105.03 27.273 39.627
4 96.54 36.364 36.436
5 93.65 45.455 29.145
6 68.54 54.545 29.555
7 58.54 63.636 22.664
8 29.37 72.727 19.573
9 15.17 81.818 13.082
10 12.29 90.909 4.191

 Perhitungan
m
Pe = x 100% = 9.091
n+1
1
= x 100% = 9.091
10+1
Jadi α = 5% dan di dapatkan di tabel Δcr = 41% > Δhitungan = 42.727 maka tidak di terima

 Uji Smirnov Kolmogrov Pada Log Pearson Type III


Tabel Pengujian Smirnov Kolmograv

No Xi Pe Teoritis
1 155.15 9.091 25.2
2 126.14 18.182 29.9
3 105.03 27.273 27.6
4 96.54 36.364 20.5
5 93.65 45.455 14.7
6 68.54 54.545 21.7
7 58.54 63.636 20.4
8 29.37 72.727 24.1
9 15.17 81.818 16.4
10 12.29 90.909 8.7
Sumber : Hasil Perhitungan

* Contoh perhitungan
m
Pe = x 100% = 9.091
n+1

* Jadi α = 5% dan di dapatkan Δcr = 41% > Δhitungan = 29.9 maka di terima

maka dapat disimpulkan bahwa pengujian Smirnov Kolmogrov pada hipotesa


Log Pearson Type III diterima.

National Institute Of Tekhnology Malang 26


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

 Uji Chi – Kuadrat Pada Gumbel


Menentukan Tr yaitu dari prosentase 75%,50% dan 25%

Tr Hasil
75 1.33
50 2
25 4
 Menghitung Tr
100
Tr = 75 = 1.33
75

 Mencari Yt dari hasil Tr


𝑇𝑟−1
𝑌𝑡 = ln { 𝑙𝑛 ( 𝑇𝑟
)}
1.333−1
= 𝑙𝑛 { 𝑙𝑛 ( )}
1.333

= -0.3266

 Tabel hasil perhitungan Yt


Yt Hasil
75 -0.3266
50 0.3665
25 1.2459

 Mencari K dari 25%, 50% dan 75%


K Hasil
75 -0.8655
50 -0.1355
25 0.7905
 Contoh perhitungan
Tr - Yn
K=
Sn

-0.3266 - 0.4952
K=
0.9496

K= -0.8655

National Institute Of Tekhnology Malang 27


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

 Mencari batasan untuk kelas


Xt Hasil
75 141.9998
50 153.4877
25 164.8667
 Contoh perhitungan
Xt= nilai terbesar dari Xi + nilai dari K - 12.29

Xt= 155.15 + -0.8654531 - 12.29

Xt= 141.9998

 Tabel kelas untuk mencari X hitungan


Kelas of ef ef-of (ef-of)²
0 s/d 142.00 4 2.5 -1.5 2.25
63.66 s/d 153.488 4 2.5 -1.5 2.25
99.468 s/d 164.867 2 2.5 0.5 0.25
136.914 s/d ~ 0 2.5 2.5 6.25
Jumlah 10 11

 Derajat kebebasan
DK = K - (P+1)
DK = 4 - (2+1)
DK = 1

 Dari ketentuan lefel significance yang sering di ambil 5% Tingkat


Kepercayaan 95%
 Mencari X hitungan
11
Xhit = = 1.1
10

Chi Kuadrat Kritis = 3.841 (Xcr)


Jadi Xhit = 1.32 < Xcr = 3.841 jadi diterima

 Uji Chi kuadrat - Log person III


3.322 x Log 10 + 1 = 4.32 4 Kelas

 Mencari kelas

National Institute Of Tekhnology Malang 28


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Xi terbesar
K=
pembagian kelas

155.1529
K=
4
K= 38.788

Kelas of ef ef-of (ef-of)²/ef


0 s/d 38.788 0 2.5 2.5 2.5
26.238 s/d 77.5764 3 2.5 -0.5 0.1
52.4737 s/d 155.1529 7 2.5 -4.5 8.1
104.9473 s/d ~ 0 2.5 2.5 2.5
Jumlah 10 13.2

 Derajat kebebasan
DK = K - (P+1)
DK = 4 - (2+1)
DK = 1
 Dari ketentuan lefel significance yang sering di ambil 5% Tingkat
Kepercayaan 95%
 Maka di cari Xhit
13.2
Xhit = = 1.32
10
Chi Kuadrat Kritis = 11.07 (Xcr)
Jadi Xhit = 1.32 < Xcr = 11.07 jadi diterima
 KESIMPULAN
Metode Gumbel Log person
Smirnov Δcr = 41% > Δhit = 42.727 Δcr = 41% > Δhit = 29.9
Chi kuadrat Xhit = 1,1 < Xcr = 3.841 Xhit = 1,32 < Xcr = 3.841

Dari perhitungan yang telah dilakuklan diatas maka data curah hujan yang
digunakan unrtuk perhitungan selanjutnya adalah data curah hujan yang telah
dihitung dangan menggunakan Metode Log Pearson, karena data curah hujan
hasil perhitungan menggunakan Metode Log pearson adalah yang terkecil, dan
dari hasil yang dilakukan, data ini layak untuk digunakan.

National Institute Of Tekhnology Malang 29


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

3.5. Metode Rasional


Metode rasional merupakan cara tertua untuk menghitung debit banjir dari curah
hujan. Metode ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan daerah
pengaliran yang luas, dan juga untuk perencanaan drainese daerah pengaliran yang
relatif sempit.
Bentuk umum rumus rasional ini adalah sebagai berikut :
Q = 0,278 . I . A . C
Dimana :
Q = debit banjir maksimum (m3/dt)
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran bagian hulu (Km2)
Rumus tersebut dapat didasarkan atas asumsi:

National Institute Of Tekhnology Malang 30


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Tidak ada kehilangan – kehilangan (semua curah hujan menjadi limpasan


permukaan)
Lama waktu hujan adalah sedemikian rupa sehingga debit kesimbangan dicapai
Dalam daerah-daerah perkotaan yang tidak begitu luas kehilangan-kehilangan di atas
relative kecil, dank arena kecilnya waktu konsentrasi maka debit kesimbangannya dapat
dicapai.
Waktu Tc (waktu konsentrasi) yang deperlukan oleh efek hujan untuk
menempuh jarak dari bagian terjauh daerah pengaliran guna mencapai pelepasannya,
dibagi dalam eberapa interval waktu yang sama.
𝐿
Tc = 0,0195 [ ]0,77
√𝑆

Dimana :
Tc = waktu konsentrasi
L = panjang sungai utama (m)
S = kemiringan sungai utama

Di Jepang, rumus-rumas perkiraan intensitas curah hujan sembarangan yang dihitung


dari curah hujan harian adalah sebagai berikut:
𝑅1 24
I= . (𝑇𝑐)2/3
24

Dimana :
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
R1 = curah hujan harian
Tc = waktu konsentrasi
 Diketahui
Sungai daerah pinggiran berdasarkan tabel ditetapkan nilai koefisien aliran
Panjang sungai ( L ) = 8 Km 8000 m
Luas Daerah Aliran Sungai (A) = 42.5 km²
Kemiringan Sungai Utama (ΔH) = 6.2
C = 0.59
 penyelesaian

National Institute Of Tekhnology Malang 31


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

1
Q = x 0.59 x I x 42.5
3.60

R24 24 2/3
I =
24 tc

 Waktu konsistensi (Tc)

L 8000
tc = tc =
W W

L 8000
tc = tc =
W 0.2720264

tc = 29408.913 detik 490.149 jam

 Mencari W
rH 0.6
W = 20
L

6.2 0.6
W = 20
8000

W = 0.272026377 mm/jam

 Curah Hujan diambil dari Curah Hujan log person type III
 Curah hujan rancangan 5 tahun
Tahun Xi log Xi log Xi - log Xi ( log Xi - log Xi )² ( log Xi - log Xi )³
20,Januari 2007 68.541 1.836 0.075 0.006 0.00042
15, April 2008 96.538 1.985 0.224 0.050 0.01118
3,Oktober 2009 12.288 1.089 -0.672 0.451 -0.30297
30,Januari 2010 15.172 1.181 -0.580 0.336 -0.19516
2,Januari 2011 29.371 1.468 -0.293 0.086 -0.02520
14,Maret 2012 105.026 2.021 0.260 0.068 0.01762
21,November 2013 93.652 1.972 0.210 0.044 0.00932
30,Januari 2014 126.143 2.101 0.340 0.115 0.03922
26,Desember 2015 155.153 2.191 0.430 0.185 0.07932
30,Maret 2016 58.543 1.767 0.006 0.000 0.00000
Jumlah 17.611 1.341 -0.36626

 Rata - rata :
ΣlogXi 17.611
log Xi = = = 1.761
n 10

National Institute Of Tekhnology Malang 32


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

 Standart deviasi :
sd ∑ ( log Xi - log Xi )²
=
n-1
1.341
=
9
= 0.386

 koefisien kepencengan :
n ∑ ( log Xi - log Xi )³
Cs =
( n - 1 ) ( n - 2 ) ( sd )³
-3.66258
=
9 x 8 x 0.05753
= -0.884

 Contoh perhitungan interpolasi pada tahun ke-5


H1 = 0.856
H2 = 0.854

B1 = -0.884 - -0.80
B2 = -0.900 - -0.80

B1 = -0.084
B2 = -0.10
B1
x= H1 - x H1 - H2
B2

-0.08
x= 0.856 - x 0.856 - 0.854
-0.10

x= 0.854

Cs 5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn


-0.884 0.854 1.355 1.558 1.763 1.930

 Contoh perhitungan Log


Logx 5 tahun = Log Xi + Sd x Cs tahun

Logx 5 tahun = 1.761 + 0.386 x 0.854

= 2.091 mm

5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn Satuan


Logx
2.091 2.284 2.363 2.442 2.506 mm

 Contoh perhitungan anti Log


Anti Logx 5 tahun = 10 ^ 2.091
= 123.27946 mm

National Institute Of Tekhnology Malang 33


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Anti 5 thn 20 thn 50 thn 200 thn 1000 thn Satuan


Logx 123.279 192.442 230.417 276.439 320.622 mm

 R24 dari curah hujan Log person type III


R Hasil Satuan
R5 123.279 mm
R20 192.442 mm
R50 230.417 mm
R200 276.439 mm
R1000 320.622 mm

 Mencari intensitas hujan


R24 24 2/3
I =
24 tc

R5 24 2/3
I =
24 490.1

123.279 24 2/3
I =
24 490.149

I = 0.6875 mm/jam

I Hasil
R5 0.6875
R20 1.0732
R50 1.2850
R200 1.5416
R1000 1.7880

 Mencari debit maksimal


1
Q = x C x I x A
3.60

1
Q = x 0.59 x 0.6875 x 42.5
3.60

Q = 4.79 m³/detik

Q Hasil
R5 4.79
R20 7.48
R50 8.95
R200 10.74
R1000 12.45
Sumber : Hasil Perhitungan

National Institute Of Tekhnology Malang 34


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

3.6 Metode Nakayasu


Nakayasu berasal dari Jepang yang telah menyelidiki hidrograf satuan pada
beberapa sungai diJepang . Mereka membuat rumus hidrograf satuan sintetik dari
hasil penyelidikannya.
C * A * Ro
Qp =
3.6 * (0.3 * Tp  T0.3)
Dimana :
Qp = debit puncak banjir (m 3 S 1 )
Ro = Hujan satuan (mm)
Tp = Tenggan waktu dari permulaan hujan sampai puncak hujan
(jam)

National Institute Of Tekhnology Malang 35


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

T 0.3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak (jam).
C = Koefisien pengaliran
A = Luas daerah hulu
Hidrograf banjir rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tp

24 jam
Qp

Gambar Hidrograf Banjir Rancangan dengan metode Nakayasu


Langkah – langkah penggambaran Garfik adalah :
1. Tentukan nilai Tg (waktu konsentrasi), dimana mempunyai nilai yang
tergantung pada L (panjang alur sungai).
Jika L < 15 km maka Tg = 0.27 * L 0.7 dan
Jika L > 15 km maka Tg = 0.4 + 0.058 * L
2. Tentukan Tr yang nilainya antara 0.5 * Tg sampai dengan 1 * Tg
3. Cari Tp dengan rumus Tp = Tg + 0.8 * Tr
4. Tentukan nilai T 0.3 yaitu nilai dimana ordinatnya adalah = 0.3 * QP
Nilai T 0.3 dapat dicari dengan rumus T 0.3 = 2 * Tg
5. Cari QP dengan rumus umum tersebut diatas. Gambar grafik dengan batasan –
batasan dan fungsi yang berlaku sebagai berikut :
 Bagian lengkung naik dengan batasan waktu (t) adalah 0 < t < tp
24
t 
Fungsi yang berlaku Qn = Qp *  
 tp 
 Bagian lengkung turun pertama dengan batasan waktu (t) adalah Tp < T <
(Tp + T 0.3 ) dimana ordinatnya adalah hidrograf satuannya,
antara Qp - 0.3 * Qp

National Institute Of Tekhnology Malang 36


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

 t  Tp 
Fungsi yang berlaku Qd1 = Qp * 0.3  
 T 0.3 
 Bagian lengkung turun kedua dengan batasan waktu (t) adalah (Tp + T 0.3 )
< t< (Tp + T 0.3 + 1.5 * T 0.3 )
 t  Tp  0.5 * T0.3 
Fungsi yang berlaku Qd2 = Qp * 0.3  
 1.5 * T 0.3 
 Bagian lengkung turun ketiga dengan batasan waktu (t) adalah
T > (Tp + T 0.3 + 1.5 * T 0.3 )
 t  Tp  0.5 * T0.3 
Fungsi yang berlaku Qd3 = Qp * 0.3  
 2 * T 0.3 

 CONTOH PERHITUNGAN METODE NAKAYASU


Pola Pembagian hujan setiap jam.
Curah hujan jam – jaman digunakan untuk distribusi hujan jam- jaman (hasil
pencatatan). Maka hujan jam- jaman didapat dengan mengguankan estimasi
bahwa hujan perhari terpusat selama 4 jam, sehingga prosetasi (%) kemungkinan
hujan adalah sebagai berikut :
2
4 3
𝑅𝑡 = 𝑅𝑜 (𝑇)

Dengan :
Rt = rata – rata hujan awal sampai dengan hujan jam ke- t
T = Waktu dari awal sampai jam ke- t
Ro = R24/4
R24 = Jumlah hujan dalam sehari

National Institute Of Tekhnology Malang 37


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Jadi :
R24 4 2/3
R1 = x = 0.62996 R24
4 1

R24 4 2/3
R2 = x = 0.39685 R24
4 2

R24 4 2/3
R3 = x = 0.30285 R24
4 3

R24 4 2/3
R4 = x = 0.25000 R24
4 4
R24 4 2/3
R5 = x = 0.21544 R24
4 5
Maka untuk R24 = 100 % di dapat hubungan waktu dengan ratio jam ke – t yaitu
sebagai berikut : Rt = t x Rt - t - 1 x R(t-1)

Dengan memasukan harga t pada rumus tersebut diatas maka didapat :

 Menentukan ratio
R1 = 1 x 0.62996 - 1 - 1 x 0

R1 = 0.62996

R2 = 2 x 0.39685 - 2 - 1 x 0.62996

R2 = 0.16374

R3 = 3 x 0.30285 - 3 - 1 x 0.39685

R3 = 0.11486

R4 = 4 x 0.25000 - 4 - 1 x 0.30285

R4 = 0.09144

National Institute Of Tekhnology Malang 38


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

R5 = 5 x 0.21544 - 5 - 1 x 0.30285

R5 = -0.13420

 Hasil perhitungan
Rt Hasil %
R1 0.62996 62.996
R2 0.16374 16.374
R3 0.11486 11.486
R4 0.09144 9.144
R5 -0.13420 -13.420
∑ 0.86580 86.580
 SEBARAN CURAH HUJAN EFEKTIF
1. Kala ulang 5 tahun
5 tahun = 123.279
C = 0.59
o curah hujan efektif
= 123.279 x 0.59

= 72.735 mm
Jam CH 5thn Ratio CH jam
1 123.279 0.630 77.661
2 123.279 0.164 20.186
3 123.279 0.115 14.160
4 123.279 0.091 11.273
123.279
Sumber : Hasil Perhitungan

2. Kala ulang 50 tahun


50 tahun = 230.417
C = 0.59
o curah hujan efektif

= 230.417 x 0.59

= 135.946 mm
Jam CH 50 thn Ratio CH jam
1 230.417 0.630 145.154
2 230.417 0.164 37.729
3 230.417 0.115 26.466
4 230.417 0.091 21.069
230.417

National Institute Of Tekhnology Malang 39


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Sumber : Hasil Perhitungan


3. Kala ulang 200 tahun
200 tahun = 276.439
C = 0.59
o curah hujan efektif
= 276.439 x 0.59

= 163.099 mm
Jam CH 200 thn Ratio CH jam
1 276.439 0.630 174.146
2 276.439 0.164 45.264
3 276.439 0.115 31.752
4 276.439 0.091 25.278
276.439
Sumber : Hasil Perhitungan
4. Kala ulang 1000 tahun
1000 tahun = 320.622
C = 0.59
o curah hujan efektif

= 320.622 x 0.59

= 189.167 mm
Jam CH 1000 thn Ratio CH jam
1 320.622 0.630 201.979
2 320.622 0.164 52.499
3 320.622 0.115 36.827
4 320.622 0.091 29.318
320.622
Sumber : Hasil Perhitungan

 Contoh perhitungan hidrograf banjir rancangan memakai Metode


Nakayasu :
Diketahui :
a. Luas DAS (A) = 42.5 km²
b. Panjang Alur Sungai (L) = 8 km
c. Koefisien Pengaliran = 0,59
d. Base Flow (Qf) = 10 m³/det
e. Hujan satuan (Ro) = 1 mm
Dilakukan perhitungan sebagai berikut :
 Mencari tegang waktu antara debit puncak (tg) karena (L) < 15 km

National Institute Of Tekhnology Malang 40


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Tg = . 𝐿0.7
0.7
Tg = .
= 0.864
 Mencari tegangan waktu permulaan hujan sampaui puncak banjir
(TP)
Tp = 0.864 + 0.8 x 1

Tp = 1.664

 Parameter  antara 0.5 sampai dengan 3 dengan interval 0.5


0.47 x A x L 0.25
α=
Tg

0.47 x 42.5 x 8.00 0.25


α=
0.864

α= 2.336

 Mencari penurunan debit dan puncak sungai 30 % (T 0.3)

T0,3 = α x Tg

T0,3 = 2.336 x 0.864

T0,3 = 2.018

 Mencari puncak debit (Qp)


A * Ro
Qp = 
3.6 * (0.3 * Tp  T0.3 )

C x A x Ro
Qp =
3.6 x 0.3 Tp + T0,3

0.56 x 42.5 x 1
Qp =
3.6 x 0.3 1.66 + 2.01822

Qp = 2.626 m³/detik

National Institute Of Tekhnology Malang 41


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Untuk mentukan banjir rancangan digunakan rumus :


 Untuk menentukan lengkung naik 0 ≤ t ≤ Tp
t 2.4
Qa = Qp x
Tp

1 2.4
Qa = 2.767 x
1.7

Qa = 0.815 m³/detik

 Untuk menentukan lengkung turun dengan Tp ≤ t < (Tp + T 0.3)


t - Tp
Qd1 = Qp x 0.3 ^
T0,3

3 - 2
Qd1 = 2.767 x 0.3 ^
2.018

Qd1 = 1.2470 m³/detik

 Untuk menentukan lengkung turun dengan (Tp + T0.3) ≤ t ≤ (Tp + 1.5 *


T0.3)
t - Tp + 0.5 x T0,3
Qd2 = Qp x 0.3 ^
2 x T0,3

4 - 2 + 0.5 x 2.018
Qd2 = 2.767 x 0.3 ^
2 x 2.02

Qd2 = 0.7315 m³/detik

 Untuk menentukan lengkung turun dengan t ≥ ( Tp + 1.5 T0.3 ) atau t ≥


15,16
t - Tp + 1.5 x T0,3
Qd3 = Qp x 0.3 ^
2 x T0,3

5 - 1.664 + 1.5 x 2.018


Qd3 = 2.767 x 0.3 ^
2 x 2.02

Qd3 = 0.4146 m³/detik

Tabel : Ordinat Hidrograf Satuan Sintetik Metode Nakayasu

National Institute Of Tekhnology Malang 42


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

t (Jam) Q m³/detik Keterangan


1 0.8151
2 4.3022 Qda
1.66 2.7668
3 1.2470
4 0.6867
5 0.3782 Qd1
6 0.2083
7 0.1147
8 0.1491
Qd2
9 0.1001
10 0.0933
11 0.0693
12 0.0514
13 0.0381
14 0.0283
15 0.0210
16 0.0156
17 0.0116 Qd3
18 0.0086
19 0.0064
20 0.0047
21 0.0035
22 0.0026
23 0.0019
24 0.0014
Sumber : Hasil Perhitungan
Catatan :
 Qa Berhenti pada jam ke- 4 karena Tp
 Qd1 Berhenti pada jam ke- 11 karena Tp + T0.3
1.664 + 2.02 = s
 Qd2 Berhenti pada jam ke- 14 karena Tp + 1.5 * T0.3
1.664 + 1.5 x 2.018 = 4.6913236
Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dilanjutkan dengan anlisa Ordinat
banjir rancangan periode 5 th, 20th, 50th, 200 th dan 1000 th serta pembuatan garfik
hubungan antara debit dan waktu pengaliran sebagai berikut :
 Tabel Ordinat hidrograf banjir rancangan metode Nakayasu kala ulang 5
tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 43


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Dat curah hujan perjam


t jam Q m³/dt best flow Qtotal
77.661 20.186 14.160 11.273
0 0 0 10 10
1 0.8151 63.30231243 0 10 74.12
2 4.3022 334.1116081 16.4536 0 10 364.87
1.664 2.5657 199.2522123 86.84264 11.54181696 0 10 310.20
3 1.1470 89.07738652 51.78984 60.91807515 9.188424441 10 222.12
4 0.4567 35.46786611 23.15309 36.32936106 48.49679495 10 153.90
5 0.3782 29.36957333 9.218845 16.24134809 28.92175384 10 94.13
6 0.20826 16.17401822 7.63377 6.46680355 12.92971464 10 53.41
7 0.11469 8.907138772 4.203968 5.354910851 5.148213317 10 33.73
8 0.11105 8.624275304 2.315153 2.948984811 4.263037085 10 28.26
9 0.10014 7.777179703 2.241631 1.624025433 2.347682709 10 24.09
10 0.09332 7.247433852 2.021453 1.572451356 1.29288439 10 22.23
11 0.06925 5.378292348 1.883761 1.418001668 1.251826339 10 20.00
12 0.05139 3.991209741 1.397931 1.321413891 1.128869157 10 17.89
13 0.03814 2.961861156 1.037399 0.980616086 1.051975762 10 16.07
14 0.0283 2.197985593 0.76985 0.727711367 0.780667103 10 14.50
15 0.021 1.631116522 0.571303 0.540031762 0.579330007 10 13.34
16 0.01559 1.210445199 0.423962 0.400755461 0.429918535 10 12.48
17 0.01157 0.898266653 0.31462 0.297399062 0.319040866 10 11.84
18 0.00858 0.666600174 0.233478 0.220698682 0.23675898 10 11.37
19 0.00637 0.494681385 0.173263 0.16377963 0.175697914 10 11.01
20 0.00473 0.367101123 0.128578 0.121540223 0.130384736 10 10.75
21 0.00351 0.272424309 0.095417 0.090194525 0.096758003 10 10.56
22 0.0026 0.202165016 0.070809 0.066933005 0.071803736 10 10.41
23 0.00193 0.150025868 0.052547 0.049670721 0.053285272 10 10.31
24 0.00143 0.111333611 0.038995 0.036860448 0.039542792 10 10.23
Sumber : Hasil Perhitungan
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30

 Tabel Ordinat hidrograf banjir rancangan metode Nakayasu kala ulang 50


tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 44


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Dat curah hujan perjam


t jam Q m³/dt best flow Qtotal
145.154 37.729 26.466 21.069
0 0 0 10 10
1 0.8151 118.3160 0 10 129.13
2 4.3022 624.4758 162.3144 0 10 801.09
1.664 2.5657 372.4150 96.7985 67.9019 0 10 549.68
3 1.1470 166.4913 43.2746 30.3561 24.1665 10 275.44
4 0.5567 80.8071 21.0035 14.7334 11.7293 10 138.83
5 0.2882 41.8333 10.8734 7.6274 6.0722 10 76.69
6 0.2083 30.2303 7.8575 5.5118 4.3880 10 58.20
7 0.1547 22.4553 5.8366 4.0942 3.2594 10 45.80
8 0.1155 16.7653 4.3576 3.0568 2.4335 10 36.73
9 0.1001 14.5360 3.7782 2.6503 2.1099 10 33.17
10 0.0833 12.0913 3.1428 2.2046 1.7551 10 29.28
11 0.0693 10.0524 2.6128 1.8328 1.4591 10 26.03
12 0.0514 7.4598 1.9390 1.3601 1.0828 10 21.89
13 0.0381 5.5359 1.4389 1.0094 0.8035 10 18.83
14 0.0283 4.1082 1.0678 0.7490 0.5963 10 16.55
15 0.0210 3.0487 0.7924 0.5559 0.4425 10 14.86
16 0.0156 2.2624 0.5880 0.4125 0.3284 10 13.61
17 0.0116 1.6789 0.4364 0.3061 0.2437 10 12.68
18 0.0086 1.2459 0.3238 0.2272 0.1808 10 11.99
19 0.0064 0.9246 0.2403 0.1686 0.1342 10 11.47
20 0.0047 0.6861 0.1783 0.1251 0.0996 10 11.09
21 0.0035 0.5092 0.1323 0.0928 0.0739 10 10.81
22 0.0026 0.3779 0.0982 0.0689 0.0548 10 10.60
23 0.0019 0.2804 0.0729 0.0511 0.0407 10 10.45
24 0.0014 0.2081 0.0541 0.0379 0.0302 10 10.33
Sumber : Hasil Perhitungan

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
-1 4 9 14 19 24

 Tabel Ordinat hidrograf banjir rancangan metode Nakayasu kala ulang 200
tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 45


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Dat curah hujan perjam


t jam Q m³/dt best flow Qtotal
174.146 45.264 31.752 25.278
0 0 0 10 10
1 0.81511 141.9478 0 10 152.76
2 4.30217 749.2050 194.7341 0 10 958.24
1.664 2.56566 446.7991 116.1325 81.4642 0 10 656.96
3 1.147 199.7453 51.9180 36.4193 28.9933 10 328.22
4 0.5567 96.9470 25.1986 17.6762 14.0720 10 164.45
5 0.2882 50.1888 13.0451 9.1509 7.2850 10 89.96
6 0.20826 36.2683 9.4269 6.6127 5.2644 10 67.78
7 0.1547 26.9404 7.0024 4.9120 3.9104 10 52.92
8 0.1155 20.1138 5.2280 3.6673 2.9196 10 42.04
9 0.10014 17.4394 4.5329 3.1797 2.5314 10 37.78
10 0.0833 14.5063 3.7705 2.6449 2.1056 10 33.11
11 0.06925 12.0602 3.1347 2.1989 1.7506 10 29.21
12 0.05139 8.9498 2.3262 1.6318 1.2991 10 24.26
13 0.03814 6.6416 1.7263 1.2110 0.9640 10 20.58
14 0.0283 4.9287 1.2811 0.8986 0.7154 10 17.85
15 0.021 3.6576 0.9507 0.6669 0.5309 10 15.83
16 0.0156 2.7143 0.7055 0.4949 0.3940 10 14.32
17 0.0116 2.0143 0.5235 0.3673 0.2924 10 13.21
18 0.0086 1.4948 0.3885 0.2725 0.2170 10 12.38
19 0.0064 1.1093 0.2883 0.2023 0.1610 10 11.77
20 0.0047 0.8232 0.2140 0.1501 0.1195 10 11.31
21 0.0035 0.6109 0.1588 0.1114 0.0887 10 10.97
22 0.0026 0.4533 0.1178 0.0827 0.0658 10 10.72
23 0.0019 0.3364 0.0874 0.0613 0.0488 10 10.54
24 0.0014 0.2497 0.0649 0.0455 0.0362 10 10.40
Sumber : Hasil Perhitungan
1200

1000

800

600

400

200

0
-1 4 9 14 19 24

 Tabel Ordinat hidrograf banjir rancangan metode Nakayasu kala ulang 1000
tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 46


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Dat curah hujan perjam


t jam Q m³/dt best flow Qtotal
201.979 52.499 36.827 29.318
0 0 0 10 10
1 0.8151 164.6351 0 10 175.45
2 4.3022 868.9491 225.8582 0 10 #####
1.664 2.5657 518.2102 134.6937 94.4845 0 10 759.95
3 1.1470 231.6702 60.2160 42.2401 33.6273 10 378.90
4 0.5567 112.4419 29.2260 20.5014 16.3211 10 189.05
5 0.2882 58.2104 15.1301 10.6134 8.4493 10 102.69
6 0.2083 42.0650 10.9336 7.6696 6.1058 10 76.98
7 0.1547 31.2462 8.1215 5.6971 4.5354 10 59.75
8 0.1155 23.3286 6.0636 4.2535 3.3862 10 47.15
9 0.1001 20.2267 5.2573 3.6879 2.9359 10 42.21
10 0.0833 16.8249 4.3731 3.0677 2.4422 10 36.79
11 0.0693 13.9877 3.6357 2.5504 2.0303 10 32.27
12 0.0514 10.3802 2.6980 1.8926 1.5067 10 26.53
13 0.0381 7.7031 2.0022 1.4045 1.1181 10 22.27
14 0.0283 5.7165 1.4858 1.0423 0.8298 10 19.10
15 0.0210 4.2422 1.1026 0.7735 0.6158 10 16.76
16 0.0156 3.1481 0.8183 0.5740 0.4570 10 15.01
17 0.0116 2.3362 0.6072 0.4260 0.3391 10 13.72
18 0.0086 1.7337 0.4506 0.3161 0.2516 10 12.76
19 0.0064 1.2866 0.3344 0.2346 0.1867 10 12.05
20 0.0047 0.9547 0.2482 0.1741 0.1386 10 11.52
21 0.0035 0.7085 0.1842 0.1292 0.1028 10 11.13
22 0.0026 0.5258 0.1367 0.0959 0.0763 10 10.84
23 0.0019 0.3902 0.1014 0.0711 0.0566 10 10.62
24 0.0014 0.28955367 0.0753 0.0528 0.0420 10 10.46
Sumber : Hasil Perhitungan
1200

1000

800

600

400

200

0
-1 4 9 14 19 24

Sumber : Hasil Perhitungan

 Hasil hidrograf banjir rancangan kala ulang 5 tahun, 50 tahun, 200 tahun, dan
1000 tahun

National Institute Of Tekhnology Malang 47


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0 5 10 15 20

BAB IV
PENUTUP

National Institute Of Tekhnology Malang 48


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita peroleh diantaranya :
1. Data-data hujan yang hilang dalam satu stasiun hujan dapat diisi dengan
metode-metode yang ada. Namun keberadaan data tersebut adalah suatu
pendekatan statistic saja. Oleh karena itu banyak ahli berpendapat data yang
hilang dibiarkan saja karena tidak mungkin tergantikan datanya atau hanya
dicari bila diperlukan lagi.
Penentuan curah hujan diatas areal tertentu dapat dilakukan dengan tiga cara :
 Rata-rata hitung
 Cara polygon Thiessen
 Cara garis-garis Isohyet
dari ketiga cara tersebut cara garis-garis Isohyet adalah yang paling baik
namun dalam penerapannya diperlukan banyak data untuk dapat membuat
garis kontur hujan. Cara polygon Thiessen lebih baik dari pada rata-rata
hitung karena dalam polygon Thiessen memperhatikan luas daerah pengaruh
dari stasiun-stasiun pencatat hujan yamg digunakan.
2. Poligon theissen dapat memberikan gambaran tentang distribusi curah hujan di
seluruh daerah aliran sungai. Poligen Theissen mencatat semua luas daerah
pengaruh dari stasiun stasiun pencatat hujan yang digunakan.
3. Semakin besar simpangan komulatif curah hujan maka, semakin besar
penyimpangan data.
4. Semakin besar kala ulang direncanakan maka semakin besar debit banjir yang
terjadi. Dari pembacaan grafik dapat diketahui debit banjir akan terus naik
sampai pada debit banjir maksimum, kemudian akan turun sampai pada batas
minimum.
5. Dari perhitungan diatas dapat diketahui debit banjir maksimum yang mungkin
terjadi (PMF) adalah 3013 m3/detik, terjadi pada jam ke-6
6. Dari hasil perhitungan debit andalan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar R rencana maka semakin besar pula debit andalan.
7. Terjadinya penurunan puncak banjir dan penundaan waktu banjir disebabkan
karena adanya tampungan pada palung – palung sungai.

4.2 Saran

National Institute Of Tekhnology Malang 49


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

1. Keseriusan dan kemauan dalam mengerjakan tugas ini sangat diperlukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman, mengingat sulitnya mencari literature yang
dibutuhkan.
2. Untuk tugas selanjutnya agar ditingkatkan permasalahannya sehingga
mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.

Daftar Pustaka
Soemarto, CD. 1999. Hidrologi Teknik, edisi ke-2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Suyono Sosrodarsono et al., 1994. Hidrologi Untuk Pengairan, Penerbit PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.

National Institute Of Tekhnology Malang 50


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Materi kuliah Rekayasa Hidrologi dari Ir. H. Hirijanto., MT

National Institute Of Tekhnology Malang 51


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI AGUNG RIFKI ADI S / 1621022/ A

Lampiran

National Institute Of Tekhnology Malang 52

Anda mungkin juga menyukai