TINJAUAN PUSTAKA
A. Drainase
pengaliran, proses pengeringan air yang berlebihan, baik secara alamiah atau
buatan manusia dari permukaan tanah maupun dari bawah tanah. Tujuan pokok
mengalirkan air limbah dan air hujan melalui saluran drainase permukaan
Selain itu juga berfungsi untuk mengalirkan air permukaan yang berasal
dari air hujan atau air irigasi yang tidak meresap kedalam tanah kemudian
dialirkan keluar dari daerah pertanian agar tidak terjadi genangan air.
1
Daerah jalan raya adalah saluran pembuang yang berfungsi untuk
menampung air hujan yang jatuh diatas permukaan jalan atau air hujan
yang mengalir dari daerah lain, agar tidak menimbulkan genangan daerah
sekitarnya.
drainase permukaan dimana sebagian merupakan saluran alam dan sebagian sudah
merupakan saluran buatan. Saluran drainase ini umumnya dibuat mengikuti rute
saluaran jalan raya sehingga berfungsi sebagai drainase jalan raya yang
mengalirkan air hujan dan air limbah kesaluran induk dan selanjutnya mengalir
kedalam laut.
kemirigan tanah pada daerah setempat atau pada dareah yang akan
keadaan tanah dasar, maka harus diadakan galian pada tanah tersebut untuk
tersebut akibat kecepatan pengaliran air yang terlalu cepat sehingga dapat
2
tergantung
3
B. Hidrologi
perputaran dan penyebaran air di atmosfir dan di permukaan bumi serta dibawah
pemukaan bumi.
pekerjaan:
1. Siklus Hidrologi
Menurut Imam Subarkah (1980) daur atau siklus hidrologi adalah gerakan
air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan
atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir kelaut kembali. Susunan
Yang pertama daur tersebut dapat merupakan daur pendek, yaitu misalnya
hujan yang jatuh dilaut, danau atau sungai yang segera dapat mengalir kembali
kelaut.
4
Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur.
berjalan kembali.
dan iklim, yang mana hal ini merupakan akibat adanya matahari yang berubah-
hanya dapat diamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang jatuh diatas
a. Air laut menguap karena adanya radiasi matahari, dan awan yang terjadi
oleh uap air, bergerak diatas daratan karena didesak oleh angin.
b. Presipitasi atau hujan terjadi karena adanya tabrakan antara butir-butir uap
air akibat desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke
tanah yang membentuk limpasan (run off) yang menglir kembali kelaut.
5
d. Air yang merembes kedalam tanah (infiltrasi) tersebut memberi hidup
(stomata).
sungai.
sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya sisa air
yang tidak diinfiltrasikan atau diuapkan akan kembali kelaut lewat palung
sungai. Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya, baik yang bergerak
masuk kedalam palung sungai atau yang merembes ke pantai dan masuk
ke laut. Dengan demikian seluruh daur telah dijalani dan akan berulang
kembali.
6
Gambar 2. 1. Siklus Hidrologi
Sumber: murid.co.id
7
2. Hujan
Hujan merupakan salah satu unsur yang terbentuk dalam suatu siklus
hidrologi. Siklus hidrologi merupakan suatu sistem yang tertutup dalam arti
bahwa pergerakan air pada sistem tersebut selalu berada didalam sistemnya. Air
laut yang menguap ke udara karena adanya radiasi matahari akan berubah menjadi
hujan. Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan menjadi aliran
berdasarkan volume debit (yang disebabkan oleh curah hujan) dari daerah
pengaliran yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana peluap atau
adalah curah hujan jangka aktu yang pendek dan bukan curah hujan jangka
panjang seperti curah hujan tahunan atau bulanan. Intensitas curah hujan jangka
waktu yang singkat (biasanya dalam 2 jam) tersebut dirubah menjadi intensitas
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi dalam bentuk uap air
yang terkondensasi dan jatuh ke tanah dalam ragkaian proses siklus hidrologi
yang dialihkan menjadi aliran sungai, baik melalui limpasan permukaan (surfase
run off), aliran antara (surface interflow) maupun aliran air tanah (groundwater
flow).
8
Dalam praktek dikenal 2 macam alat untuk mengukur curah hujan yaitu
Penakar curah hujan biasa terdiri atas corong dan penampung yang
berkurang dengan bertambahnya tinggi alat penakar, hal ini disebabkan karena
otomatis. Dengan alat ini dimungkinkan pencatat tinggi hujan setiap saat, sehingga
penakar curah hujan yang ditempatkan pada stasiun-stasiun curah hujan. Curah
hujan yang tercatat pada alat penakar hujan diukur dalam curah hujan harian
curah hujan, maka nilai curah hujan pada kawasan itu adalah rata-rata dari
seluruh alat penakar. Besarnya rata-rata curah hujan ini dihitung dengan metode
walaupun waktu dan saat terjadinya peristiwa tersebut tidak dapat ditentukan.
akan disamai atau dilampaui satu kali. Jika periode ulang T = 10 tahun, maka
peristiwa yang bersangkutan (banjir/hujan) akan terjadi rata-rata satu kali tiap 10
tahun, tetapi terjadinya peristiwa tersebut tidak harus tiap 10 tahun, melainkan
rata-rata sekali dalam tiap 10 tahun misalnya 10 kali dalam 100 tahun, 25 kali
harian maksimum yang mungkin akan terjadi dengan periode ulang tertentu pada
suatu daerah. Untuk perhitungan curah hujan rencana digunakan beberapa metode
perhitungan frekweensi yaitu distribusi Metode Haspers, Gumbel, Log Pearson III
10
dan Iwai. Dalam Skripsi ini perhitungan curah hujan rencana digunakan Metode
Gumbel karena motode ini umum dipakai dalam menghitung curah hujan rencana.
S = √ i=1
n-1
…...........................................................(2.2)
YTr - Yn
K = Sn ..........................................................................(2.3)
Dengan:
2.2
YTr = Reduced Variate yang tergantung jumlah data (n), Tabel 2.3 Tabel 2. 1.
Reduced Mean, Yn
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5053 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
11
Lanjutan Tabel 2.1
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611
Sumber: Suripin, 2003
Tabel 2. 2. Reduced Standard Deviation, Sn
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1226 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1480 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1658 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1782 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1936 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Sumber: Suripin, 2003
12
4. Curah hujan rencana Gumbel (XT):
XT = X + K.S......................................................................................(2.4)
Dengan:
S = Standar Deviasi
Intensitas curah hujan adalah rata-rata dari hujan yang lamanya sama
dengan lama waktu konsentrasi (tc) dengan masa ulang tertentu. Atau dapat
dikatakan intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada
suatu kurun waktu tertentu dimana air tersebut berkonsentrasi. Waktu konsentrasi
adalah waktu yang dibutuhkan aliran dari titik terjauh ke suatu tempat tertentu.
Menurut Mononobe, intensitas curah hujan (I) dihitung dengan persamaan berikut
(Suripin,
2003):
R₂
₄ 24 2/3
I = ( ) ...........................................................................(2.5)
24 t
Dengan:
hujan yang jatuh dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ketitik kontrol
1. Intet time (to), yakni waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir diatas
2. Conduit time (td), yakni waktu yang diperlukan air untuk mengalir
Lama waktu mengalir diatas permukaan tanah (to) dan didalam saluran (td)
dihitung dengan persamaan 2.22 dan 2.23. Untuk saluran alami, sifat-sifat
Dengan:
14
to = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir melalui
salurannya (menit)
15
Lanjutan Tabel 2.5
No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)
7 Pemukiman padat 0,40-0,60
8 Pemukiman tidak padat 0,40-0,60
9 Taman dan kebun 0,20-0,40
10 Persawahan 0,45-0,60
11 Perbukitan 0,70-0,80
12 Pegunungan 0,75-0,90
Sumber: SNI 03 - 3423 - 1994
H. Debit Rencana
Debit rencana yang diperhitungkan adalah jumlah dari debit total akibat
100
Q = x x Cs . C . I . A = 0,00278 Cs . C . I . A.......................(2.8)
1
36 1000
Dengan:
Cs = Koefisien penampungan
2 tc
Cs = 2 tc + td ......................................................................(2.9)
17
Dengan:
= 1,25 . qr
= 80 % . Qpakai
Cr = Koefisien (0,20)
jumlah penduduk dimasa yang akan datang adalah suatuhal yang sangat penting
memperkirakan proyeksi penduduk pada masa yang akan datang digunakan tiga
1. Metode Aritmatik
Pn = Po (1 + r. n)..............................................................................(2.11)
2. Metode Geometrik
Pn = Po (1+ r)n...................................................................................(2.12)
18
3. Metode Exponensial
Pn = Po . e r . n................................................................................... (2.13)
Dengan:
1. Bentuk Trapesium
19
Jari-jari hidrolis :R=A/P
Dengan:
m h
α
20
b = 2h (1,155 – 0,577)
b = 1,155 h.........................................................................................(2.14)
A = (1,155 h + 0,577 h) h
A = 1,732 h2.......................................................................................(2.15)
Keliling basah : P = b + 2h
Bentuk saluran segi empat yang paling ekonomis adalah jika kedalaman
air setengah dari lebar dasar saluran (h = b/2), atau jari-jari hidrolisisnya
Q = V . A.............................................................................................(2.16)
21
Dengan:
Dengan:
3. Jagaan
Jagaan (waking) adalah jarak vertikal dari permukaan air sampai puncak
tanggul pada kondisi perencanan. Fungsi dari jagaan adalah untuk mencegah
kenaikan air secara tiba-tiba, akibat gelombang serta fluktuasi permukaan air,
22
sehingga air tidak meluap keluar tanggul. Tinggi jagaan dierencanakan antara 5 %
4. Kemiringan Saluran
23
Tabel 2. 8. Kemiringan Dinding Saluran Sesuai Bahan Pembentuk Dinding
Bahan saluran Kemiringan dinding
Bahan cadas 0
Tanah lumpur 0,25
Lempung keras/tanah 0,5 – 1
Tanah dengan pasangan buatan 1
Lempung 1,5
Tanah berpasir lepas 2
Lumpur berpasir 3
Sumber: SNI 03 – 3424 – 1994
dan kriteria atau dasar perhitungan struktur. Pemilihan bahan dan tipe bangunan
saluran adalah hasil yang diperhitungkan dari beberapa faktor teknis maupun non
1. Periode ulang
drainase yaitu:
Jenis bahan untuk saluran pasangan adalah terbuat dari batu kali, dan
bahan yang baik dan dipakai di Kelurahan Kasintuwu adalah batu kali.
Dasar
24
pemilihan bahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
25
Tabel 2. 9. Dasar Pemilihan Bahan Saluran
No Faktor Batu Kali Beton Bertulang
1 Ketersediaan Terjamin, banyak sumber batu Diperhitungkan
bahan ketersediaan bahan
2 Harga Konstruksi Relatif murah Relatif mahal
3 Pelaksanaan Mudah Agak sulit
4 Konstruksi Stabil, agak berat dan mudah Stabil dan permanen
patah bila terjadi penurunan
5 Umur Relatif lama Relatif lama
Sumber: Suripin, 2003
Tipe saluran yang biasa digunakan ada dua yakni bentuk trapesium dan
segi empat. Pilihan yang akan digunakan dari kedua tipe tersebut
26
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
27
B. Data Curah Hujan
Desa Toinasa memiliki topografi yang terbagi atas dua bagian yaitu dari
utara ke selatan dan dari timur kebarat. Adapun keadaan daerah dataran sebesar
100%.
berkisar 27⁰ - 35⁰C dengan keadaan udara yang panas. Berdasarkan data curah
hujan yang ada menunjukkan bahwa Desa Toinasa merupakan wilayah Kabupaten
Poso yang termasuk kota basah karena hampir setiap bulan turun hujan, walaupun
hanya untuk beberapa hari. Data curah hujan yang diambil dari Badan
28
C. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berdasarkan data dari Kantor Desa Soe bahwa jumlah
penduduk yang pada saat ini yang diteliti adalah sebagai berikut:
Dari data penduduk Jalan Kartini terlihat bahwa sebagian besar penduduk
5%, buruh 35%, PNS 15%, 10% bekerja sebagai pegawai swasta, dan
perbengkelan 5%.
29
D. Sarana dan Prasarana
1. Air Bersih
-PAM Desa
-Sumur
2. Listrik
Saat ini pelayanan listrik oleh stasiun tenaga listrik yang bersumber dari
30
3. Pendidikan
4. Fasilitas Kesehatan
5. Sarana Ibadah
a. Gereja = 4 buah
yang sama. terdiri dari pasangan batu atau beton. Pekerjaan drainase ini di
31
32
berbeda dan dikelola oleh masing-masing instansi atau proyek-proyek yang berbeda
pula.
drainase, dimana pada wilayah ini sudah terdapat saluran drainase, namun kurang
memadai karena masih ada ruas-ruas jalan yang belum ada salurannya sedangkan
elevasi lokasinya rendah dibandingkan daerah lainnya sehingga saat terjadi hujan
maka sebagian ruas jalan akan tergenang, disamping itu diakibatkan oleh
kapasitas saluran yang ada tidak mampu menampung debit genangan serta banyak
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah terjadi luapan air di jalan, karena
kondisi saluran yang kurang dapat mengalirkan air permukaan. Kurang dapat
mengalirkan air disini dapat diartikan karena kapasitas saluran yang kurang
mampu menampung volume air. Dari hasil survey di lokasi menunjukkan bahwa
arah aliran pada saluran drainase yang ada menunjukkan pola aliran pembuangan
33
b=60
h=60
F. Bagan Alir
34
Gambar 3. 3. Diagram Alir
35
BAB IV.
Data curah hujan yang akan diolah diambil dari Badan Meteorologi
Geofisika Stasiun Kasiguncu Kabupaten Poso dari tahun 2010 sampai dengan
Sebagai langkah awal, data curah hujan dibuat seperti tabel berikut:
36
37
Sumber: Hasil Perhitungan
38
1. Menghitung curah hujan rata-rata dengan persamaan (2.1):
∑X
X̅ =
n
Dengan:
X̅ = = 1.429 = 142.9
10
S =√ i=1
n-1
19.261,9
S=√ = 46.3
10-1
3. Menghitung faktor probabilitas Gumbel (K) dengan persamaan (2.3)
Ytr – Yn
K = Sn
Dengan:
Tabel 2.2
YTr = reduced variate yang tergantung jumlah data (n), Tabel 2.3
Untuk n = 10 maka:
Dalam Tabel 2.3 bahwa YTr yang merupakan fungsi periode ulang curah
39
curah hujan yang akan terjadi YTr adalah 5 tahun, maka YTr adalah 1,5004
persamaan (2.4):
XT = X̅ + K . S
Dengan:
S = Standar deviasi
Hasil perhitungan yang lain diberikan dalam tabel berikut. Tabel 4. 3. Hasil
5 tahun dengan curah hujan rencana (R24) = 191.98 mm/jam. Penggunaan periode
ulang curah hujan rencana untuk 5 tahun kedepan dengan pertimbangan bahwa
40
saluran drainase yang terdapat di Jalan Kartini merupakan saluran primer dan
R₂₄ 2/3
I = 24 24)
( t
Dengan:
191.98 24 2/3
I = ( ) = 349.78 mm/jam
24 0,083
Perhitungan intensitas hujan untuk lamanya curah hujan yang berbeda dapat
Untuk menghitung debit pada saluran drainase yang diakibatkan oleh curah
Diketahui:
A1 ∙ C1 + A2 ∙ C2 + A3 . C3
C =
A1 + A2 + A3
Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir melalui permukaan tanah
42
L𝘍 0,77
to = 0,0195 𝘍
)
(
√S
0,77
to = 0,0195 380 )
( √0,07
to = 5,261 menit
√S
0,77
td = 0,0195 2500 )
( √0,07
td = 22,443 menit
tc = to + td
tc = 5,261 + 22,443
tc = 27.704 menit
2/3
R₂₄
I = 24 24)
(t
2/3
191.98 24 ) = 111.410 mm/jam.
I = ( 27.704
24 60
2tc
Cs =
43
2tc + td
44
2 x 27.704
Cs = 2 x 27.704 + 22,443
Cs = 0,712
(2.8) berikut.
Q = 0,00278 . C . Cs . I . A
Q = 1.033 m3/detik
45
Tabel 4. 5. Hasil Perhitungan Debit Air Hujan
Uraian RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 Indeks Rumus
Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
1
padat padat padat padat
Pemukiman Pemukiman
Kondisi permukaan tanah Pemukiman - 2
tak padat tak padat
tak padat
Taman dan
Taman dan Taman dan Taman dan 3
kebun
kebun kebun kebun
15.10 7.32 8.05 3.53 4
Luas area tangkapan Ha 1.25 1.57 1,25 - 5
1,35 1.48 1.50 1.20 6
Total luas area tangkapan (A)
7.75 10.37 10.8 4.73 7 (7) = (4)+(5)+(6)
Ha
0,6 0,6 0,6 0,6 8 Tabel 2.9
Koefisien Pengaliran (C) 0,6 0.6 0,6 - 9 Tabel 2.9
0,4 0.4 0.4 0.4 10 Tabel 2.9
Rata-rata koefisien pengaliran (11) =
0,587 0,571 0,572 0,549 11
(C) ((4)*(8)+(5)*(9)+(6)*(10))/(7)
Panjang aliran permukaan (L’)
380 335 290 270 12 Tabel 3.4
m
Kemiringan pengaliran (S’) m 0,016 0,018 0,0024 0,0022 13 Tabel 3.4
Panjang saluran drainase (L) m 2500 2000 2000 1.750 14 Tabel 3.4
46
Lanjutan Tabel 4.5
Uraian RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 Indeks Rumus
Kemiringan dasar saluran (S) 0,0035 0,0045 0,0055 0,0045 15 Tabel 3.4
Waktu mengalir di
5,261 4.774 4.272 4.044 16 (16) = 0,0195*((12)/(13)0,5)0,77
permukaan (to) menit
Waktu mengalir dalam
22.443 18.900 18.900 17.053 17 (17) = 0,0195*((14)/(15)0,5)0,77
saluran (td) menit
Waktu konsentrasi (tc) menit 27.704 23.674 23.172 21.097 18 (18) = (16)+(17)
Koefisien Penampungan (Cs) 0,712 0,714 0,710 0,712 19 (19) = (2*(18))/((2*(18))+(17))
Curah hujan rencana (R24)
191.98 191.98 191.98 191.98 20 Tabel 4.11
mm/jam
Intensitas hujan (I) mm/jam 111.410 123.719 125.500 133.599 21 (21) = ((20)/24)*(24/((18)/60)2/3
(22) =
Debit (Q) m³/detik 1.033 1.45 1.53 0.686 22
0,00278*(11)*(19)*(21)*(7)
Sumber: Hasil Perhitungan
47
D. Proyeksi Jumlah Penduduk
Pn = Po (1 + r . n )
n = 5 tahun
Pn = Po (1 + r . n)
1.100 = 875 (1 + r . 4)
Pn
1+n.r =
Po
Pn
n.r = –1
Po
(Pn/Po)- 1
r = n
(1.453/875)- 1
r = 5
r = 0,0332 = 3.32 %
48
b. Metode Geometrik, persamaan (2.12):
n = 4 tahun
Pn = Po (1 + r)n
1+r
= Pn 1/n
( )
Po
Pn
r = 1/n – 1
( )
Po
1.453 1/4
r =( ) –1
875
r = 0,0278 = 2.78 %
n = 4 tahun
Pn = Po . e r.n
Pn
Po = er.n
Pn
ln ( )=r.n
Po
Pn
ln ( )
Po
r = n
1.453
ln ( 875)
r = 5
r = 0,0280 = 2.80 %
49
Hasil dari ketiga rasio pertambahan penduduk diatas dirata-ratakan dan
3.32 + 2.78 + 2.80
digunakan untuk menghitung pertambahan penduduk yaitu
3
= 0,0296 = 2.96 %
Exponensial.
n = tahun (5 tahun)
r = 0,0.296 = 2.96 %
Besarnya debit air limbah tergantung kepada beberapa faktor yaitu jumlah
penduduk yang dilayani, tingkat kebutuhan pemakaian air, koefisien infiltrasi dan
faktor-faktor lainnya.
0,8 × Qpakai
qr = 24 × 60 × 60 x 103
0,8 × 200
qr = 24 × 60 × 60 x 103
qmd = 1,25 × qr
A X jumlah penduduk
P = 1.000
7.75 x 1453
P = 1.000
P = 11.26 jiwa/Ha/1.000 orang
L
Qpuncak = 5 ∙ P5/6 ∙ qmd + Cr ∙ P ∙ qr + ∙q
1.000
2500
Qpuncak = (5 x 11.265/6 x 2,31) + (0,20 x 11.26 x 1,85) + (
1.000 x 2)
= 96.035 m3/det
51
Debit untuk 1.000 penduduk:
Hasil perhitungan debit akibat air limbah rumah tangga terhadap saluran
tabel berikut.
52
Tabel 4. 8. Hasil Perhitungan Debit Limbah Rumah Tangga
Ruas Saluran
Parameter Indeks Rumus
RW 01 RW 02 RW 03 RW 04
Luas area tangkapan (A)
7.75 10.37 10.8 4.73 1
Ha
Jumlah penduduk (jiwa) 1.453 2.079 1.865 2.232 2
Jumlah penduduk
terlayani (P) 11.26 21.56 20.14 10.56 3 (3) = (1)*(2)/1000
jiwa/Ha/1.000 orang
Debit pemakaian (Qpakai)
200 200 200 200 4
liter/hari/1.000 orang
Debit limbah (qr)
1,85 1,85 1,85 1,85 5 (5) = 0,8*(4)*1000/(24*60*60)
ltr/dt/1.000 org
Debit harian maksimum
2,31 2,31 2,31 2,31 6 (6) = 1,25*(5)
(qmd) lt/dt/1.000 org
Debit infiltrasi (q)
2 2 2 2 7
liter/detik/Ha
Koefisien (Cr) 0,2 0,2 0,2 0,2 8
44
F. Perhitungan Dimensi Drainase
total yang merupakan penjumlahan dari debit akibat air hujan dengan debit air
limbah rumah tangga, jenis saluran drainase yang akan digunakan adalah persegi.
5.08
A = 5,60
= 0.907 m2
Untuk saluran persegi yang paling ekonomis adalah jika kedalaman air
A =bxh
= b x (b / 2)
= b2 / 2
b = √2 x A
45
b = √2 x 0.906
= 1.35 m
h =b/2
= 1,35 / 2
= 0,68 m
1
V = n . R2/3. S1/2
Dengan:
= 0,68 / 2
= 0,34 m
1
V = . 0,342/3 x 0,071/2
0,025
46
Tabel 4. 10. Hasill Perhitungan Dimensi Saluran Drainase
Uraian RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 Indeks Rumus
Debit total (Q) m3/det 5.076 5.87 6.23 2.87 1
Jenis saluran Pasangan cor 2
Kecepatan ijin (Vijin) m/det 5,6 5,6 5,6 5,6 3
Luas penampang (A) m2 0.906 1.048 1.113 0.513 4 (4) = (1)/(3)
Lebar saluran (b) m 1,35 1,45 1,49 1,01 5 (5) = (2*(4))0,5
Tinggi saluran (h) m 0,68 0,73 0,75 0,51 6 (6) = (5)/2
Jari-jari hidrolis (R) m 0,34 0,37 0,36 0,26 7 (7) = (6)/2
Kemiringan dasar saluran (S) 0,07 0,025 0,0055 0,0055 8 Tabel 3.4
Koefisien kekasaran Manning (n) 0,025 0,025 0,025 0,025 9 Tabel 2.10
Kecepatan yang terjadi (V) m/det 5,16 5.45 5.36 4.31 10 (10) = (1/(9))*(7)2/3*(8)1/2
Jagaan (w) m 0,2 0,2 0,2 0,2 11 Tabel 2.11
Tinggi total (H) m 0,88 0,93 0,95 0,71 12 (12) = (6) + (11)
Dimensi untuk perencanaan 13
Tinggi saluran (h) m 0,89 0,93 0,96 0,71 14 Pembulatan indeks (12)
Lebar saluran (b) m 1,40 1,46 1,50 1,00 15 Pembulatan indeks (5)
Sumber: Hasil Perhitungan
47
G. Perbandingan Dimensi Drainase
Data yang digunakan pada perbandingan dimensi drainase ini adalah data
dari lokasi penelitian dan dari hasil perhitungan drainase. Hasil pehitungan
w = 0,20 m
h = 0,68 m
b = 1.40 m
48
w = 0,20 m
h = 0.73 m
b = 1,46 m
w = 0,2 m
h = 0,75 m
b = 1,50 m
Gambar 4. 3. Tipikal Dimensi Saluran Drainase Wilayah RW 03
Sumber: Hasil Perhitungan
w = 0,2 m
h = 0,51 m
b = 1,00 m
Gambar 4. 4. Tipikal Dimensi Saluran Drainase Wilayah RW 04
Sumber: Hasil Perhitungan
49
BAB V.
A. Kesimpulan
berikut:
m3/detik.
dengan tinggi (h) 0,95 m dan lebar (b) 1,50 m, sedangkan dimensi saluran
yang terkecil yaitu RW 04 dengan tinggi (h) 0,75 m dan lebar (b) 1,00 m.
teruskan ke laut.
50
B. Saran
lebar lahan yang sudah tersedia di lapangan tanpa mengurangi lebar jalan
sama.
51
DAFTAR PUSTAKA
Imam Subarkah, 1980. Hidrologi Untuk Bangunan Air, Penerbit Darma, Bandung.
BPS Kabupaten Poso. 2019. Kecamatan Poso Kota UJtara Dalam Angka 2019.
Toko Rio. Palu
Murid.co.id, https://www.murid.co.id/siklus-hidrologi/
Ray K Linsley Jr, 1986 Teknik Sumber Daya Air, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
52
LAMPIRAN
a) Saat Kering
b) Saat Banjir
b) Saat Banjir
54
a) Saat Kering
b) Saat Banjir
55
a) Saat Kering
b) Saat Banjir
56
Foto 5. Data Curah Hujan Stasiun Meteorologi Poso
57