90186
Hidrologi teknik lingkungan adalah bagian penting dalam berbagai konstruksi di dunia
termasuk dalam membangun bendungan dan hunian untuk kebaikan manusia dan lingkungan
Hidrologi tentunya sangat familiar didengarkan bagi yang bekerja dan belajar di bidang tenik
lingkungan. Inilah cabang ilmu yang mempelajari pergerakan hingga distribusi dan kualitas
air di bumi. Ilmu ini juga mempelajari tentang silkus hidrologi dan sumber daya air. Maka
dari itulah, sangat penting mengenal lebih jauh dengan hidrologi teknik lingkungan agar tepat
dalam perencanaan dan pelaksanaan. Salah satu tujuan aplikasi dari hidrologi teknik
lingkungan adalah untuk pengendalian banjir. Maka, dalam perencanaan, terlebih dahulu
harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan air. Selain untuk mengatasi banjir,
aplikasi ilmu ini juga penting dalam hal penyediaan kebutuhan air dengan berbagai langkah
analisa yang bisa dilakukan, seperti :
Perhitungan jumlah kebutuhan air
Proyeksi jumlah penduduk
Perhitungan air permukaan yang tersedia
Menentukan perkiraan kehilangan air karena berbagai sebab, seperti penguapan dan
rembesan
Perkiraan kebutuhan air unutk industri, pertanian maupun domestik
Perkiraan banjir atau design flood yang bisa beresiko terjadi
Perencanaan drainase pada perkotaan ataupun daerah aliranSemua hal di atas akan terkait
dengan hidrologi teknik lingkungan. Maka dari itulah, hidrologi sangat penting guna
diaplikasikan oleh ahlinya. Tak heran jika kebutuhan tenaga ahli dalam konstruksi
sangatlah banyak dan kompleks.
Aplikasi hidrologi teknik lingkungan bukan hal sepele. Kesalahan dalam perkiraan mampu
membuat konstruksi yang salah. Akibatnya, lingkungan maupun kehidupan akan terancam.
Salah satunya adalah bisa menimbulkan masalah banjir yang mengakibatkan kerugian fisik
maupun materiil
Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang
lebih rendah. Air mengalir di atas permukaan tanah namun air juga rnengalir di dalam tanah.
Air juga dapat berubah wujud, dapat berupa zat cair sesuai dengan nama atau sebutannya
"air", dapat berupa benda padat yang disebut "es", dan dapat pula berupa gas yang dikenal
dengan nama "uap air". Perubahan fisik bentuk air ini tergantung dari lokasi dan kondisi
alam. Ketika dipanaskan sampai 100oC maka air berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu
uap air berubah kembali menjadi air. Pada suhu yang dingin di bawah 0 oC air berubah
menjadi benda padat yang disebut es atau salju. Air dapat juga berupa air tawar (fresh water)
dan dapat pula berupa air asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di
dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di
dalam tanah dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal
dengan istilah siklus hidrologi.
Atau
Menurut Kodoatie (2012) proses perjalanan air dalam siklus hidrologi seperti ditunjukkan
pada Gambar 1, adalah:
1) Penguapan/evaporasi: Proses ini terjadi pada laut, danau, waduk, rawa, sungai,
tambak dan lain-lain.
2) Evapotranspirasi: yaitu suatu proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk
kebutuhan hidupnya, kemudian terjadi penguapan pada tanaman tersebut. Proses
pengambilan air oleh akar tanaman disebut transpirasi, sedangkan proses penguapan
pada tanaman akibat dari sinar matahari disebut evaporasi.
3) Hujan/salju turun: Uap air dari proses evaporasi dan evapotranspirasi di atmosfir
akan berubah menjadi cairan akibat proses kondensasi, tetesan air yang terbentuk
tersebut saling berbenturan satu dengan yang lainnya dan terbawa oleh angin sampai
berubah menjadi butir-butir air. Butir-butir air tersebut akan terakumulasi dan
semakin berat, sehingga secara gravitasi akan turun ke bumi.
4) Air hujan di tanaman: Air hujan yang terjadi akan langsung jatuh (through flow) atau
mengalir melalui batang tanaman (stem flow) serta air hujan tersebut ada yang
tertinggal di atau jatuh dari daun (drip flow). Perlu waktu yang relatif lama untuk air
hujan mencapai tanah apabila tanaman tersebut cukup rimbun.
5) Aliran permukaan (run-off): Aliran yang bergerak di atas permukaan tanah. Secara
alami air akan mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung
ke lembah, kemudian menuju ke daerah lebih rendah, sampai ke pantai dan akhirnya
bermuara ke laut atau ke danau. 6.
6) Banjir/genangan: Banjir dan genangan terjadi akibat dari luapan sungai atau daya
tampung drainase yang tidak mampu mengalirkan air.
7) Aliran sungai (river flow): Aliran permukaan mengalir menuju daerah tangkapan air
atau daerah aliran sungai menuju ke sistem jaringan sungai. Aliran dalam sistem
sungai akan mengalir dari sungai kecil menuju sungai yang lebih besar dan berakhir
di mulut sungai (estuari), tempat sungai dan laut bertemu.
8) Transpirasi: Proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk memenuhi kebutuhan
hidup dari tanaman tersebut.
9) Kenaikan kapiler: Air dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai
daya kapiler untuk menaikkan air ke vadose zone menjadi butiran air tanah (soil
moisture), demikian juga butiran air tanah ini naik secara kapiler ke permukaan
tanah.
10) Infiltrasi: Sebagian dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (soil
water).
11) Aliran antara (interflow): air dari soil water yang mengalir menuju jaringan sungai,
waduk, situ-situ dan danau.
12) Aliran dasar (base flow): aliran air dari ground water yang mengisi sistem jaringan
sungai, waduk, situ-situ, rawa dan danau.
13) Aliran run-out: aliran dari ground water yang langsung menuju ke laut.
14) Perkolasi: Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran air tanah
15) Kenaikan kapiler: aliran dari air tanah (ground water) yang mengisi soil water.
16) Return flow: aliran air dari soil water/vadoze zone menuju ke permukaan tanah.
17) Pipe flow (aliran pipa): aliran yang terjadi dalam tanah.
18) Unsaturated throughflow: aliran yang melewati daerah tidak jenuh air.
19) Saturated flow: aliran yang terjadi pada daerah jenuh air