Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan praktikum serta makalah akhir Agrohidrologi.
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah berupa Data hasil dan perhitungan tentang
Infiltrasi didalam Tanah. Makalah ini merupakan syarat untuk dapat mengikuti ujian
Praktikum dan merupakan syarat dalam mengontrak mata kuliah Agohidrologi
Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen
serta staf pengajar Mata kuliah Agrohidrologi yang selalu membimbing dan
mengajari kami dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun makalah ini.
Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal penyusunan laporan ini.
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta
saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan makalah akhir
ini. Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena
kami mohon maaf sebesar besarnya untuk kelancaran penyelesaian makalah ini. Atas
perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami ucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan seperlunya.

Pontianak, 17 Desember 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dan makhluk hidup


lainnya. Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi, makhluk
hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan mutlak membutuhkan air sebagai
kebutuhan primernya. Tidak ada kehidupan makhluk yang tidak terkait
langsung atau tidak langsung dengan sumberdaya air. Tanpa air,
mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah
ada, demikian pula tidak akan pernah ada siklus materi dan energi, dengan
demikian tanpa air tidak akan pernah ada kompleksitas ekosistem. Sehingga
dapat dipastikan bahwa jika tidak ada air, maka kehidupan diatas permukaan
bumi ini akan terancam kepunahan.

Dalam praktek kegiatan irigasi, sering dibutuhkan besaran infiltrasi


untuk suatu daerah tertentu. Besaran ini umumnya hanya dapat diperoleh
dengan pengukuran atau analisis tertentu. Memang tidak mungkin untuk
memperoleh besaran infiltrasi yang dapat mewakili suatu daerah yang luas
secara keseluruhan, akan tetapi upaya-upaya tertentu dapat dilakukan untuk
mendekatinya.

Secara praktis pengukuran infiltrasi dimaksudkan untuk memperoleh


gambaran tentang besaran dan laju infiltrasi serta variasi sebagai fungsi
waktu. Cara pengukuran yang dapat dilakukan adalah dengan pengukuran
lapangan menggunakan alat infiltrometer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menghitung laju infiltrasi dengan metode Philip dan
konstiakov?
2. Bagaimana cara membandingkan infiltrasi model konstiakov dan Philip?
3. Bagaimana cara mengetahui laju infiltrasi tanah gambut ?
4. Apa yang mempengaruhi laju infilrasi tanah gambut ?

1.3 Tujuan Masalah


Pratikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui :
1. Untuk mengetahui laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh kadar air tanah
pada tanah gambut.
2. Untuk menentukan laju infiltrasi berdasarkan kapasitas infiltrasi model
Philip dan kostiakov
3. Mengetahui pengaruh laju infiltrasi pada tanah gambu
2.1. Siklus Hidrologi
Kodoati dan Rustam (2008) menyatakan bahwa siklus hidrologi adalah
pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir,
tanah dan badan-badan airyang tidak terputus melalui proses kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar
matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalambentuk air, es,atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa
presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga
cara  yang berbeda.
Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain
dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
2.2. Presipitasi
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke
permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di
daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim
sedang (Siswanto, 2003).
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu
perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat
proses kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan
proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS ( merupakan elemen utama yang
perlu diketahui medasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses
resapan air tanah dan debit aliran ) (Sudarsono, 2006).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi
produk air suatu hasil perencanaan pengelolaan DAS. Besar kecilnya
presipitasi, waktu berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan
yang terjadi baik secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan
mempengaruhi kegiatan pembangunan ( proyek ). Jumlah presipitasi selalu
dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm). salju, es, hujan dan lain-lain
juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan) sesudah di cairkan
(Sudarsono, 2006)

2.3. Infiltrasi

Infiltrasi adalah masuknya air dari permuaaan ke dalam tanah. Apabila


tanah yang kering terkena hujan,kandungan lengas tanah di permukaan
meningkatmencapai kapasitas lapangan. Kemudian air tanah akan bergerak
ke lapisan yang paling dalam. Air juga bergerak ke semua arah. Di atas
kapasitas lapangan perkolasi bergerak lambat melailui pori-pori berukuran
10-50 µm dan pengatusa terjadi dengan cepat melaui pori-pori berukuran
>50 µm (Sutanto,2005).

Pengelolaan tanaman di lahan kering umumnya terkendala oleh


ketersediaan air. sebab ketersediaan air di lahan tersebut hanya berasal dari
hujan. Ketersediaan air di lahan kering umumnya dipengaruhi oleh curah
hujan dan kemampuan tanah menahan air. Peluang untuk meningkatkan
produksi tanaman pada penanian tadah hujan ditekankan bagaimana
memaksimalkan produksi per unit air. Terdapat naungan antara kebutuhan
air tanaman dan hasil (Arsyad dan Rustiadi,2012).

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah tekstur tanah,


kerapatan massa (bulk density), permeabilitas, kadar air tanah dan vegetasi.
Semakin rendah nilai kerapatan massa (bulk density) tanah, semakin besar
volume pori tanah, dan semakin remah tanahnya maka laju infiltrasi akan
semakin besar. Bila ditinjau dari sudut vegetasi maka semakin besar
penetrasi akar, semakin besar daya serap akar, semakin tinggi akumulasi
bahan organik tanah maka laju infiltrasi akan semakin besar(Asdak,1995).

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju


infiltrasi adalah tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal
lapisan tanah yang  jenuh, kadar air atau lengas tanah, pemadatan tanah oleh
curah hujan,  penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti
bahan endapan dari partikel liat, pemadatan tanah oleh manusia dan hewan
akibat traffic line oleh alat olah, struktur tanah, kondisi perakaran tumbuhan
baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik), proporsi udara yang
terdapat dalam tanah, topografi atau kemiringan lahan, intensitas hujan,
kekasaran permukaan tanah, kualitas air yang akan terinfiltrasi serta suhu
udara tanah dan udara sekitar (Kodoatie dan Roestam, 2005).

Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan


masuknya air ke dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan
tanah, maka proses infiltrasi tergantung pada kondisi biofisik permukaan
tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke
dalam tanah melalui pori- pori permukaan tanah. Proses mengalirnya air
hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya
kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga  biasanya disebut sebagai aliran
air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi.
Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh
besarnya diameter pori-pori tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air
mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah dalam keadaan
kering (Hanafiah, 2005).

2.4. Model Kostiokov

Persamaan Philip merupakan salah satu model berbasis fisik yang


diadopsi dari berbagai peneliti untuk menjelaskan pergerakan air dari
permukaan bumi ke dalam profil tanah (Ukata dkk., 2015). Model Philip
digunakan untuk memperkirakan laju infiltrasi dan tingkat infiltrasi dengan
ketelitian yang tinggi dan metode ini merupakan model yang cocok setelah
model Kostiakov-Lwies. Model SCS mengabaikan infiltrasi dan tingkat
infiltrasi di semua kondisi, sehingga tidak direkomendasikan (Rahimi dan
Byzedi, 2012). Model Philip selalu gagal untuk memprediksi infiltrasi terukur
ketika asumsi model tidak terpenuhi selama proses infiltrasi.
Namun, kebutuhan untuk studi mendalam dan bidang studi spesifik
yang berkesinambungan dengan penerapan persamaan infiltrasi tidak dapat
terlalu ditekankan. Hal ini dikarenakan parameter model dan pelaksanaannya
bervariasi untuk tanah dan waktu yang berbeda (Jafarinia dan Fuladipanah,
2014). Persamaan Philip sebagai berikut:
2.5. Model Philip

Model Kostiakov menggunakan pendekatan fungsi power dengan tidak


mamasukkan kadar air awal dan kadar air akhir (saat laju infiltrasi tetap)
sebagai komponen fungsi. Fungsi infiltrasi dan laju infiltrasi disajikan pada
persamaan di bawah ini:

Untuk memudahkan perhitungan laju infiltrasi Konstiakov, maka akan


digunakan alat bantu micrsoft excel (komputerisasi). Analisis infiltrasi
lapangan akan di transformasi log guna mendapatkan persamaan laju
infiltrasi Kostiakov fp = atn. Perhitungan akan diturunkan menggunakan
metode least square.

Model Kostiakov Lwies dan Kostiakov masing-masing merupakan


model alternatif sesuai dengan homogenitas tekstur tanah dan kondisi
kelembaban yang sama.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
A. Metode kostiakov
3.1.1 tabel hasil perhitungan infiltrasi di tanah gambut

Beda kumulatif beda


tinggi air kumulatif laju infiltrasi
waktu waktu tinggi
(cm) infiltrasi (cm) (cm/jam)
(menit) (menit) (cm)
    9,7      
5 5 8,7 1 1 12
5 10 8,5 0,2 1,2 2,4
5 15 8,35 0,15 1,35 1,8
5 20 8,23 0,12 1,47 1,44
5 25 8,23 0 1,47 0

3.1.1 Grafik hasil perhitungan infiltrasi di tanah gambut


14

12
laju infiltrasi (cm/menit)

10

8 f(x) = − 2.5 x + 11.02

0
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu (menit)

Menentukan konstanta kostiakov:

a. Perhitungan Konstanta Kostiakov


Persamaan kostiakov : F =0,0904 . t 0,5
Konstanta kostiakov (b) :
F 1−F 2
b=
2(t 10,5−t 20,5 )
1−1,5
b= 0,5 0,5
2(5 −25 )
−0,5
b=
2(2,2361−5)
−0,5
b=
2(−2,7639)
−0,5
b=
−5,5278
b = 0,0904
b. Perhitungan Konstanta Philip
Persamaan Philip : F = 0,2831 . t -0,5 – 0,05322
Perhitungan Cp:

F 1 t 2−F 2t 1
Cp =
2(t 10,5 . t 2−t 2 0,5 t 1)
( 1 .25 )−(1,5 . 5)
Cp =
2 ( 2,2361. 25−5 . 5 )
25−7,5
Cp =
2 ( 55,9025−25 )

17,5
Cp =
30,9025
17,5
Cp =
61,805
Cp = 0,2831

Perhitungan C:
F 1−2 A t 10,5 F 2−2 A t 20,5
C= =
t1 t2
1−( 2 .0,2831 ) 2,2361 1,5−( 2 . 0,2831 ) 5
C= =
5 25
1−1,2661 1,5−2,831
C= =
5 25
−0,2661 −1,331
C= =
5 25
C = 0,0532 = 0,0532

Jadi untuk persamaan kostiakov didapatkan bahwa :

f = 0,0904. t-0,5

Persamaan Philip Didapatkan bahwa :

f = F = 0,2831 . t -0,5 – 0,05322

c. Perbandingan Laju Infiltrasi antara infiltrasi di lapangan, model


kostiakov dan model philip :

Laju Infiltrasi (cm/jam)


Lapangan kostiakov Philip
12 0,0404 0,0734
2,4 0,0286 0,0363
1,8 0,0233 0,0199
1,44 0,0202 0,0101
0 0,0181 0,0034

3.2 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai