Anda di halaman 1dari 22

TEHNIK ANALISIS

TANAH DAN TANAMAN


OLEH : IR. ASRIFIN ASPAN, MS
Uji Tanah

- Dasar rekomendasi pemupukan spesifik


lokasi dan tanaman secara rasional dan
efisien.
- Menghindari kerusakan lingkungan
karena penggunaan pupuk berlebihan.
 Agar uji tanah dapat digunakan secara
efektif dan efisien dan tepat diperlukan
latar belakang penelitian yang cukup
banyak baik dilaboratorium, rumah kaca
maupun lapang, dan sangat berhubungan
erat dengan ilmu-ilmu pengetahuan lain
dibidang pertanian a.l. Kesububuran
tanah, kimia tanah agronomi.
Tujuan Uji Tanah:
1. Menentukan ketertersediaan hara,
terjadinya kekahatan atau keracunan
secara tepat dan teliti.
2. Menyusun rekomendasi pemupukan
spesifik lokasi yang rasional dan
efisien
3. Menyusun rekomendasi pemupukan
secara ekonomi menguntungkan.
Tahapan program uji tanah :

1. Pengambilan dan pengumpulan contoh


tanah dilapangan
2. Analisis laboratorium untuk
menentukan status hara.
3. Interpretasi data analisis / uji tanah
4. Menyusun rekomendasi pemupukan
Uji Tanah: analisis kimia untuk menentukan status
hara dalam tanah : Mudah, murah, murah,
reproduceable, cepat dan tepat.
Data uji tanah  dinilai berdasarkan penelitian
kalibrasi dilapangan : Rendah, sedang, tinggi.
Rendah : respon tanaman terhadap pemberian hara
besar
Sedang : respon tanaman terhadap pemberian hara,
kecil
Tinggi : tidak ada respon terhadap emberian hara.
 Terdapat 15 unsur hara esensial bagi tanam : C, H, O, N,
P, K, S, Mg, Ca, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, dan Co.
 N, P, K -> hara makro yang umumnya terjadi kekahatan di
lahan pertanian.
 Cara-cara evaluasi status hara tanah:
1. Percobaan lapang
2. Percobaan pot
3. Tes bio;ogi
4. Gejala tanaman dilapang -> terjadi pada kondisi kekahatan
atau keracunan berat
 Cara-cara evaluasi status hara tanah:
1. Percobaan lapang
2. Percobaan pot
3. Tes biologi
4. Gejala tanaman dilapang -> terjadi pada kondisi kekahatan
atau keracunan yang berat.
5. Analisis jaringan tanaman menjelaskan kekahatan/keracunan
yang telah terjadi
6. Uji tanah -> sederhana, cepat, murah, dapat diulang, tepat
serta dapat menentukan kebutuhan pupuk
Faktor-Faktor Yang Menentukan Ketersedian
Hara.

 Ketersedian hara
- Faktor tanah : sifat-sifat tanah
- Faktor tanaman : Kemampuan akar mengabsorbsi

hara dari larutan tanah.


Faktor Tanah : Konsentrasi oksigen dalam tanah,
temperatur tanah, reaksi antagonis antara unsur
hara.
Gerakan hara -> permukaan tanah : aliran masa,
difusi dam imtersepsi akar.
 Penelitian pembinaan Uji tanah
1. Survei kesuburan dan evaluasi status hara tanah
2. Penelitian laboratorium dan rumah kaca untuk mempelajari hara pembatas
(penjajagan hara)
3. Penelitian uji korelasi/penelitian metode uji tn di laboratorium dan rumah
kaca untuk memilih uji tanah terbaik
4. Penelitian kalibrasi uji tanah dengan respon tanaman di lapang
5. Penelitian efesiensi pemupukan
6. Penyusunan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi/dalam satu system
tanah tanaman.
Studi korelasi/Pemilihan metode analisis

 Nilai uji tanah harus dikorelasikan dengan


respon hasil (rumah kaca/lapang)
 Metode analisis dengan korelasi tertinggi ->

metode terpilih/ -> terbalik/ sesuai untuk tanah


– tanaman tertentu.
 Secara garis besar, tahapan-tahapan uji korelasi adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan contoh tanah bulk yang memiliki tipe tanah yang luas sebarannya di
areal pertanian. Jumlah contoh bulk density sekitar 10 – 15 contoh/ unit percobaan
2. Persiapan metode-metode analisis yang akan diuji dan persiapan contoh tanah
untuk analisis laboratorium.
3. Percobaan rumah kaca untuk mencari hara pembatas pertumbuhan (1-2 bulan)
4. Percobaan rumah kaca untuk studi korelasi uji tanah misalnya hara P dengan
pemberian pupuk P pada berbagai tingkat (4-5 tingkat) untuk mendapatkan hasil
maksimum. Tanaman indikator sesuai dengan percobaan di lapang,
5. Hasil analisis di laboratorium (nilai uji tanah) kemudian dikorelasikan dengan
respon hasil yang dinyatakan dalam % hasil.
6. Diantara metode yang dianalisis yang diuji dipilih metode analisis yangmemiliki
nilai korelasi tertinggi, sehingga akan didapatkan metode analisis/uji tanah terbaik
pada suatu sistem tanah – tanaman.
Pendekatan untuk penelitian kalibrasi uji tanah :

1. Banyak lokasi (multi location) dengan


status hara tanah rendah hingga tinggi.
2. Lokasi bekas percobaan
pemupukan/percobaan evaluasi residu
pemupukan
3. Lokasi tunggal (Single site)
Banyak lokasi :
- Biaya mahal
- Kondisi tanaman beragam (karakteristik tanah dapat berbeda)
- Pengaruh lokasi (cuaca) berbeda
Lokasi tunggal :
- Status hara tanah dibuat dengan selang rendah hingga tinggi -> perlu
waktu minimal 1 musim agar keseimbangan hara dan tanah tercapai.
- Karakteristik tanah dan cuaca sama
- Perlu waktu lebih lama
- Sulit mencari lokasi dengan status hara sangat rendah.
Uji tanah Apa dan bagaimana?
Latar belakang :
 Rekomendasi pemupukan P dan K padi sawah

masih bersifat umum.


- Belum didasarkan pada kemampuan tanah untuk

menyediakan hara.
- Belum didasarkan pada kandungan hara tanah dan

kebutuhan tanaman
Akibatnya : pemberian pupuk tidak efisien/rasional
-> berlebihan atau kurang.
 Bagaimana menentukan rekomendasi yang rasional?
- Pada tanah dengan kandungan hara tinggi tidak perlu diberi
pupuk atau diberi sedikit, hanya untuk “maintenance”
- Pada tanah dengan kandungan hara sedang dan rendah : pupuk
diberi lebih banyak -> disamping untuk menyediakan hara
bagi tanaman (yang diambil tanaman), juga untuk
meningkatkan kandungan hara tanah.
 Bagaimana kita tahu status hara tanah rendah, sedang atau
tinggi? – perlu kreteria -> salah satu tahapan dalan uji tanah.
Data analisis tanah/kadar hara tanah tidak bearti apa-apa tanpa adanya

Apa Uji Tanah ?


Uji tanah merupakan suatu cara untuk menentukan
status hara yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan rekomendasi pemupukan.
Uji tanah terdiri dari tahapan kegiatan :
1. Korelasi

2. Kalibrasi

3. Rekomendasi.
Korelasi suatu tahapan kegiatan dalam uji tanah
bertujuan untuk mendapatkan metode analisis tanah
dengan ekstrak tertentu yang mempunyai hubungan
paling baik/erat dengan hasil tanaman tertentu.
Hasil analisis tanah (dengan ekstrak tertentu) yang
tidak berkorelasi dengan hasil tanaman  tidak
bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun
rekomendasi.
Bagaimana melakukan studi korelasi?

 Ambil contoh-contoh tanah yang mempunyai


variasi kadar P cukup lebar (rendah-tinggi)
 Analisis contoh tanah tersebut dengan beberapa
metode ekstraksi yang akan dicoba (HCL 25%,
Olsen, Bray I, dll).
 Buat percobaan pot untuk menentukan ekstraksi
yang paling baik.
Apa Kalibrasi?
Kalibrasi adalah suatu cara untuk menentukan batas kritis hara terhadap
pertumbuhan/hasil tanaman.
Bagaimana melakukan studi kalibrasi?
Mirip/hampir sama dengan studi korelasi tetapi dilakukan di lapang.
1. Pilih lokasi dengan kandungan hara P bervariasi dari rendah sampai tinggi.
2. Analisis kadar P dengan metode ekstraksi yang paling baik dari hasil
korelasi (contoh HCL 25%).
3. Buat percobaan lapang dengan 4 atau 5 taraf
4. Buat hubungan antara persentase hasil (%Y) dengan kadar P tanah
5. Tentukan batas kritis  contoh Cate and Nelson.
6. Diperopeh kreteria hasil analisis tanah.
 Setelah diperoleh batas kritis/Kreteria hasil uji tanah,
bagaimana membuat rekomendasi pemupukan?
 Rekomendasi pemupukan perlu dibuat untuk masing-masing

status P tanah (Rekomendasi pemupukan ini dapat


menggunakan data percobaan kalibrasi).
Caranya :
1. Cari lokasi yang mempunyai kadar status P rendah, sedang, dan

tinggi.
2. Buat percobaan pemupukan P dengan beberapa tingkat dosis

pupuk (seperti uji kalibrasi dengan 3 – 4 ulangan.


3. Buat hubungan dosis P dengan hasil padi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai