Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI TANAH - B

Oleh:
NAMA : RAHMA WELLY ADRI
NO. BP : 2210231017
JURUSAN : ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
KELAS : TANAH B
PRAKTIKUM : TANAH B
KELOMPOK : 1 (SATU)
DOSEN PENJAB : ZULDADAN NASPENDRA. SP. MSi

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2024
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua bentuk kehidupan yang diketahui ada di Bumi bergantung pada air atau
(dihdrogen monoksida). Hampir 71% permukaan Bumi terdiri dari air. Bumi memiliki
1,4 triliun kilometer kubik, atau 330 juta mil3, air yang dapat diakses. Rumus kimianya
adalah H2O, dengan setiap molekul mengandung satu oksigen dan dua hidrogen yang
terikat dengan ikatan kovalen. Sebagian besar air ditemukan di laut (air asin) dan pada
lapisan es di kutub dan puncak gunung. Namun, air dapat ditemukan dalam bentuk
awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Aliran air dari objek-
objek ini bergerak sesuai dengan siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata air, sungai, dan muara) menuju laut.
Infiltrasi adalah peristiwa merembesnya air ke dalam tanah. Tingkatinfiltrasi
dipengaruhi oleh permeabilitas, tutupan vegetasi, volume air, intensitascurah hujan,
tingkat pra-saturasi, topografi tanah, serta tingkat evapotranspirasi.Air yang hanya
sampai di lapisan atas tanah sebagian akan diserap dansebagiannya lagi secara bertahap
akan menguap. Sedangkan air yang mampumasuk ke bagian tanah lebih dalam,
biasanya akan tertampung ke ekuifer dan selanjutnya akan terbawa ke sungai atau
danau melalui aliran bawah permukaan
Perembesan air ke dalam tanah disebut infiltrasi. Berbagai faktor, termasuk
permeabilitas, tutupan vegetasi, volume air, intensitas curah hujan, tingkat pra-saturasi,
topografi tanah, dan tingkat evapotranspirasi, memengaruhi tingkat infiltrasi.Air yang
hanya sampai di lapisan atas tanah sebagian akan diserap dan secara bertahap menguap.
Air yang mampu masuk ke bagian tanah lebih dalam biasanya tertampung di ekuifer
dan kemudian dapat dibawa ke sungai atau danau melalui aliran bawah permukaan.
Pengukuran infiltrasi, baik kapasitas nya maupun kecepatannya dari suatu tanah
penting untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air
yang baik dalam tanah.
Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air
kedalam tanah, biasanya merupakan aliran kebawah yang melalui seluruh permukaan
tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menetukan
banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan
tanah (surface run off).
Dua kekuatan gravitasi dan kapiler mengatur infiltrasi. Karena pori-pori tanah
menarik air melalui kapilernya, pori-pori yang lebih kecil akan memberikan
"perlawanan" yang lebih besar terhadap gravitasi.Laju infiltrasi, juga dikenal sebagai
inci per jam atau milimeter per jam, adalah pengukuran kecepatan air yang terserap
oleh tanah.Biasanya akan terjadi pelepasan air jika volume air di permukaan melebihi
laju infiltrasi. Konduktivitas hidrolik jenuh pada tanah yang dekat dengan permukaan
adalah penyebabnya. Laju infiltrasi meningkat karena daya serap tanah yang tinggi
dalam kondisi kering. Apabila tanah jenuh terhadap air, kemampuan tanah ini secara
bertahap akan berkurang.
Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan
dan kontinyu ( baik dari hujan maupun sprinkler) umum nya konstan diawal proses
kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan. Bila permukaan
tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka lajun infiltrasi atau
infiltrability langsung menurun sehingga mencapai lebih kurang konstan. Hubungan
infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanah tergenang air. Apabila dihitung “infiltrasi
komulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasinya merupakan integrasi dari kurva
hubungan antara laju infiltrasi dengan waktu.
Laju infiltrasi dapat diukur dengan mengunakan infiltrometer, yang berupa silinder
tunggal atau ganda yang dimasukan kedalam tanah kemudian di isi air. Permukaan air
ini dapat juga tetap atau dapat pula dibiarkan menurun, dan keduanya dapat
menunjukan laju infiltrasi tanah yang keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah
yang bersangkutan. Cara pengukuran yang dapat dilakukan adalah dengan pengukuran
lapangan menggunakan alat infiltrometer. Dikenal dua macam infiltometer, yakni
single ring infiltrometer dan double ring infiltrometer.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari konsep infiltrasi dan faktor – faktor yang
mempengaruhinya, serta mempraktekkan cara mengukur dan menghitung infiltrasi air
tanah di lapangan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi adalah proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses inimerupakan
bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam
proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi
(infiltration)sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian
perkolasi(percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang
terletakdiantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh).
Dalamkaitan ini terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu
kapasitasinfiltrasi (infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate).
Kapasitasinfiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah
tertentu,sedangkan laju infiltrasi adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.
Pengelolaan tanaman di lahan kering umumnya terkendala oleh ketersediaan air. sebab
ketersediaan air di lahan tersebut hanya berasal dari hujan. Ketersediaan air di lahan
kering umumnya dipengaruhi oleh curah hujan dan kemampuan tanah menahan air.
Peluang untuk meningkatkan produksi tanaman pada penanian tadah hujan ditekankan
bagaimana memaksimalkan produksi per unit air. Terdapat naungan antara kebutuhan
air tanaman dan hasil (Arsyad dan Rustiadi,2012).
Isnaini (2013) menyebutkan dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam cm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah
laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi
adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah. Apabila
tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi, laju infiltrasi tinggi karena kedua
gaya kapiler dan gaya gravitasi bekerja bersama – sama menarik air ke dalam tanah.
Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi
menurun. Akhirnya laju infiltrasi mencapai suatu nilai konstan atau laju infiltrasi
maksimum sebagai kapasitas infiltrasi dari suatu tanah.
Proses terjadinya infiltrasi ini diawali ketika air hujan telah menyentuh permukaan
tanah, yang mana sebagian maupun seluruh air hujan tersebut pasti akan masuk ke
dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan tersebut
menuju tanah disebabkan oleh adanya tarikan gaya gravitasi dan kapiler tanah. Laju
dari proses infiltrasi biasanya akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan dibatasi oleh
besarnya diameter pada pori-pori tanah (Suwigyo,2022).
Di sisi lain, adanya gaya kapiler yang bersifat mengalirkan air tersebut nantinya
akan membuat air berarah tegak lurus ke atas, ke bawah, maupun horizontal. Gaya
kapiler tanah ini bekerja pada tanah yang memiliki pori-pori kecil. Sementara jika pada
tanah dengan pori-pori besar, gaya kapiler cenderung akan terabaikan pengaruhnya
sehingga air “lebih suka” masuk ke dalam dengan pengaruh gaya gravitasi. Dalam
perjalanan air tersebut, nantinya akan mengalami penyebaran ke arah pinggir akibat
terkena tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah yang memiliki pori-pori
lebih kecil (Suwigyo,2022).
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan
tebal lapis jenuh, kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup,
intensitas hujan, dan sifat-sifat fisik tanah. Menurut Aidatul (2015) faktor yang
mempengaruhi laju infiltrasi yaitu tutupan lahan, kemiringan lereng, dan perbedaan
kepadatan tanah.
Semakin besar pori-pori tanah, maka akan semakin besar pula laju infiltrasinya.
Atas dasar ukuran pori tersebut, maka terdapat tanah liat yang banyak memiliki pori
halus dan ada pula tanah liat yang sedikit memiliki pori besar. Namun sebaliknya, pada
tanah pasir justru mengandung banyak pori besar dan sedikit pori halus. Nah, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa laju infiltrasi pada tanah pasir jauh lebih besar
dibandingkan pada tanah liat. Tanah-tanah yang memiliki tekstur kasar dapat
menciptakan struktur tanah yang ringan. Namun sebaliknya, tanah-tanah yang
memiliki tekstur tanah halus dapat menyebabkan terbentuknya tanah tersebut memiliki
struktur yang berat (Hanafiah,2021).
Laju infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan alat infiltronometer. Infiltrometer
yang dalam bentuk paling sederhana terdiri atas tabung baja yang ditekankan ke dalam
tanah. Nantinya, permukaan tanah di dalam tabung akan diisi oleh air. Tinggi air dalam
tabung tersebut akan menurun karena proses infiltrasi. Kemudian, banyaknya air yang
ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air di dalam tabung juga harus diukur.
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum hidrologi pertanian dengan materi infiltrasi air tanah dilakukan pada
pukul 9.20 WIB, hari Rabu, tanggal 27 Maret 2024 di dua lahan berbeda yaitu lahan
terbuka dan lahan bervegetasi bertempat di Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur perhitungan laju infiltrasi yaitu
satu set double ring infiltrometer, stop watch, penggaris, ember dan air.

C. Cara Kerja
Cara kerja pengukuran laju infiltras tanah yaitu tentukan lokasi tanah yang akan
diukur infiltrasinya dan dibersihkan dari serasah yang ada. Ring dibenamkan secara
hati – hati dengan posisi vertikal ke dalam tanah sampai pembatas ring. Ring yang
terbenam harus rata. Ditambahkan air ke dalam ring perlahan – lahan dan samakan
tinggi genangan pada ring penyangga dan ring pengukur. Catat kedalaman genangan
air pada penggaris di alat dengan menggunakan katup apung dan stop watch dihidupkan
untuk mencatat waktu infiltrasi air setiap 1 cm sampai katup menyentuh tanah,
dilakukan beberapa kali sampai tanah dalam keadaan Quasi staedy state. Jika sudah
konstan, tambahkan kembali air ke dalam ring lalu catat tinggi genangan ai (H) dan
catat waktu infiltrasi (t) air menggunakan stop watch sampai katup menyentuh tanah
untuk mendapatkan nilai laju infiltrasi (Qs). Untuk mendapatkan data yang akurat
lakukan ulangan dengan membenamkan ring di area lain pada penggunaan lahan yang
sama.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Tabel 1. Data hasil percobaan infiltasi pada tanah di dekat rumah kawat
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.
Tinggi Tinggi Tinggi air
Waktu
Sampel genangan air genangan air terinfiltrasi Kfs
(t)
Perc. awal (H1) akhir (H2) (H2-H1) (cm/s)
(detik)
(cm) (cm) (cm)

1 1,8 1,6 0,2 600 0,0001411

Tabel 2. . Data hasil percobaan infiltasi pada tanah di dekat lapangan basket
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
Tinggi Tinggi Tinggi air
Sampel genangan air genangan terinfiltrasi Waktu (t) Kfs
(percobaan) awal (H1) air akhir (H2-H1) (detik) (cm/detik)
(cm) (H2) (cm) (cm)
1 4,9 1,5 3,4 600 0,002428
2 2,3 1,2 1,1 210 0,002244

B. Pembahasan

Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori
di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan
air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair
akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi laju infiltrasi pada suatu tanah. Yaitu, faktor ukuran pori (porositas),
jenis tanah dan kepadatan tanah yang dinyatakan dengan koefesien permeabilitas
dengan satuan cm's atau m/s.
Praktikum pengukuran infiltrasi ini dilakukan di dua lokasi yaitu di dekat rumah
kawat Fakultas Pertanian dan di dekat lapangan basket Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Andalas. Pengukuran dilakukan pada dua lokasi yang berbeda. Tujuan dari
pengukuran ini adalah untuk mengamati perbedaan laju infiltrasi dan membandingkan
kedua sampel tanah. Alat yang dikenal sebagai ilfiltrometer digunakan untuk
menentukan infiltrasi; dalam praktik ini, menggunakan infiltrometer dua ring.
Keunggulan dari infiltrometer double ring adalah harganya yang terjangkau,
kemudahan penggunaan, dan kemampuan untuk melakukan analisis data.
Kelemahan alat ini adalah kemungkinan tinggi gangguan terhadap tanah, sehingga
diperlukan banyak ulangan pengukuran, baik spasial maupun temporal, untuk
mendapatkan data yang akurat. Penggunaan ring yang terlalu kecil juga dapat
meningkatkan kesalahan pengukuran.
Pada praktikum yang dilakukan di rumah kawat universitas andalas dilakukan 3 kali
pengulangan. Pengulangan pertama lau infiltrasinya adalah 0,0001411. Dan untuk
pengulangan yang kedua da ketiga tidak ada peningkatan maupun penurunan laju
infiltrasi hal ini dikarenakan tidak ada penurunan airnya. Laju infiltrasi pda tanah ini
termasuk dalam katedori sangat lambat. Hal tersebut dikarenakan tekstur tanah yang
terdapat di lokasi pengamatan merupakan tanah yang bertekstur liat. Tanah bertekstur
liat memiliki pori-pori yang rapat sehingga sulit dilalui oleh air.
Pada praktikum yang dilakukan di tanah dekat lapangan basket fakultas pertanian,
Universias Andalas dilakuka sebanyak 2 kali pengulangan. Pada ulangan pertama laju
infiltrasinya 0,002428 dan pada ulangan kedua laju infiltrasinya 0,002244. Laju
infiltrasi pada tanah ini asih termasuk kategori sangat lambat namun pada tanah dekat
lapangan basket ini laju infiltrasinya lebih cepat dibandingkan dengan laju infiltrasi
tanah dekat rumah kawat. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh vegetasi.
Vegetasi dan lapisan serasah melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung
tetesan air hujan yang dapat menghancurkan agregat tanah, sehingga terjadi pemadatan
tanah, Hancuran partikel tanah akan menyebabkan penyumbatan pori tanah makro
sehingga menghambat infiltrasi air tanah, akibatnya limpasan permukaan akan
meningkat,
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penentuan laju infiltrasi metode double ring infiltrometer
didapatkan laju infiltrasi air pada tanah dekat rumah kawat pertanian sebesar
0,0001411cm/s. Sedangkan pada tanah dekat lapangan basket fakultas pertanian laju
infiltrasinya sebesar 0,002428cm/s dan 0,002244 cm/s. Laju infiltrasi pada tanah
tersebut tergolong sangat lambat. Hal tersebut dikarenakan tekstur tanah yang terdapat
di lokasi pengamatan merupakan tanah yang bertekstur liat. Tanah bertekstur liat
memiliki pori-pori yang rapat sehingga sulit dilalui oleh air.
B. Saran
Praktikan sebaiknya lebih hati-hati dalam menuang air agar tidak tumpah serta lebih
teliti dalam melakukan pengukuran tinggi air.
DAFTAR PUSTAKA

Aidatul, NF. 2015. Pemetaan Laju Infiltrasi Menggunakan Metode Horton Di Sub DAS
Tanggerang Kabupaten Bondowoso. [skripsi]. Fakultas Teknik. Universitas
Jember. Jember.
Arsyad,sitanala dan Rustiadi, E. 2012. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan.
Pustaka Obor Indonesia. Yogyakarta.
Hanafiah, Ali, K. 2021. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press.
Isnaini, Riri. 2013. Kajian Laju Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan
Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. USU Medan. Medan.
Suwigyo. 2022. Hidrologi Aplikasi untuk Teknik Sipil. UMM Press.
LAMPIRAN
A. Dokumentasi

No Gambar Keterangan

Penentuan lokasi pengambilan sampel


dan pembenaman ring pada area yang
akan diuji
1.

Pengisian air kedalam ring penyangga


dan ring pengukur double infiltrometer

2.

Katup apung dijatuhkan dan hitung


waktu dengan stopwatch

3.

Hasil infiltrasi dicatata dengan melihat


pengukur yang ada pada alat tersebut

4.
B. Perhitungan
Perhitungan laju infiltrasi dekat rumah kawat.
Diketahui
 Diameter ring dalam (a) = 6 cm
 Jari – jari ring (r) = 3 cm
 Kedalamangan genangan air (H) = 10 cm
 Kedalaman pembenagan ring (d) = 5 cm
 Tinggi air terinfiktrasi (t) = 0,2 cm
 Waktu (T) = 10 menit
 Sifat pori tanah (a*) = 0,12 cm−1
 C1 = 0,361
 C2 = 0,184

Ditanya: Kfs =…..?

Jawab

πr2 𝑡
Qs =
T

3,14 × 32 ×0,2
=
600

5,625
=
600

= 0,00942 cm⁄s
Qs
Qs =
πr2

0,00942
=
3,14 × 32

0,00942
=
28,26
= 0,000333 cm⁄s
qs
Kfs = 10 1
( )+( )+1
C1 d+C2 a a∗ C1 d+C2 a

0,000333
= 10 1
( )+( )+1
0,361 𝜋 5 +0,184 𝜋 6 0,12 0,361 𝜋 5 +0,184 𝜋 6

0,000333
= 10 1
(9.13426 )+(4,146684)+1

0,000333
=
1,0947+0,24115+1

0,000333
=
2,33585

= 0,0001411

Perhitungan laju infiltrasi dekat lapangan basket.

 Ulangan 1: T = 10 menit = 600 detik


t = 4,9 cm – 1,5 cm = 3,4 cm
 Ulangan 2: T = 3,5 menit = 210 detik
t = 2,3 cm – 1,2 cm = 1,1 cm

Ulangan 1:
πr2 t
Qs =
T
3,14 𝑥 32 𝑥 3,4
=
600
= 0,16014 cm3 /detik
Qs
qs =
πr2
0,16014
=
3,14 x 32

= 0,00567 cm/detik
qs
Kfs = H 1
[C d+C a]+{[ a∗ C d+C
}+1
1 2 1 2 a]

0,00567
= 10 1
[0,361π x 5+0,184π x 6]+{[ 0,12 x 0,361π x 5 +0,184π x 6]}+1

= 0,002428 cm/detik

Ulangan 2:
πr2 t
Qs =
T
3,14 𝑥 32 𝑥 1,1
=
210
= 0,14802 cm3 /detik
Qs
qs =
πr2
0,14802
=
3,14 x 32

= 0,00524 cm/detik
qs
Kfs = H 1
[ ]+{ ∗ }+1
C d+C a
1 2 [a C 1 d+C2 a]

0,00524
= 10 1
[0,361π x 5+0,184π x 6]+{[ 0,12 x 0,361π x 5 +0,184π x 6]}+1

= 0,002244 cm/detik

Anda mungkin juga menyukai