NPM : 2020611220133
KELAS :E
Jadi dari kesimpulan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa infiltrasi adalah aliran
air masuk ke dalam permukaan tanah. Ketika air dalam tanah sudah jenuh, air tersebut
dapat bergerak antar lapisan dalam proses yang dikenal sebagai perkolasi. Laju
maksimal air masuk ke dalam tanah dikenal sebagai kapasitas infiltrasi. Artinya,
sebanyak apapun air hujan yang jatuh, laju infiltrasi tidak akan melebihi kapasitas
infiltrasi tanah tersebut. Umumnya, laju infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/jam. Air
hujan yang masuk kedalam tanah ini sangat bermanfaat bagi hewan dan tumbuhan
yang ada disitu. Selain karena mengontrol kelembaban tanah, air tanah juga diperlukan
oleh tumbuhan dan hewan-hewan tanah lainnya. Air yang mengalami infiltrasi dapat
menetap menjadi air tanah, mengalir dalam perkolasi ke lapisan lain dan bermuara di
sungai/akifer, atau bahkan menguap lagi ke udara dalam proses evapotranspirasi.
Proses infiltrasi ini sangat penting bagi keberlangsungan lingkungan disekitarnya.
Selain mempengaruhi siklus air, proses infiltrasi juga mempengaruhi daur
biogeokimia yang lainnya. Oleh karena itu, sudah seharusnya para pakar ekologi,
pertanian, geografi lingkungan, dan meteorologist mencoba memahami proses yang
kompleks dan sangat penting ini.
proses terjadinya peristiwa infiltrasi air ke dalam permukaan tanah dapat dibagi menjadi
beberapa poin-poin penting. Poin penting tersebut antara lain adalah
Terjadinya hujan atau presipitasi lainnya Masuknya air hujan melalui pori-pori
permukaan tanah, Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah
Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, air tersebut akan terbagi dua menjadi
air yang mengalir di permukaan (runoff) dan air yang masuk ke dalam tanah. Dan untuk
jumlah air yang masuk kedalam tanah ini sangat bergantung pada karakteristik tanah
dan kondisi fisik tanah di wilayah tersebut. Air tersebut masuk lewat pori-pori yang ada
di dalam tanah. oleh karena itu, laju masuknya air ini dibatasi oleh diameter pori-pori
tanah. Semakin besar dan banyak pori-pori, maka semakin tinggi laju dan kapasitas
infiltrasinya. Masuknya air hujan kedalam tanah disebabkan oleh gaya gravitasi
menarik air masuk kedalam permukaan tanah. Sedangkan, gaya kapiler
mendistribusikan air tersebut ke sekelilingnya, secara vertikal dan secara horizontal.
Dan pada umumnya gaya gravitasi cukup dominan pada permukaan tanah yang
memiliki pori-pori besar dan untuk gaya kapiler itu adalah kebalikan dari gaya gravitasi
atau atau permukaan tanah yang memiliki pori-pori yang berukuran lebih kecil/rapat.
Faktor yang Mempengaruhi
Infiltrasi
Tanah yang memiliki tekstur remah akan memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah yang liat. Hal ini terjadi karena terdapat lebih banyak pori-
pori dan rongga pada tanah bertekstur lemah, sehingga permeabilitasnya pun tinggi.
Selain itu, tanah yang sudah jenuh dengan air (kelembaban tinggi) cenderung memiliki
kapasitas infiltrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah kering. Hal ini terjadi
karena pori-pori tanah sudah dipenuhi oleh air, sehingga sulit bagi air yang baru untuk
masuk. Permukaan dari tanah tersebut juga dapat mempengaruhi laju masuknya air
hujan ke dalam tanah. Tanah yang memiliki permukaan keras dan rapat seperti salt
pan atau lapisan tanah yang sangat kering dapat menurunkan permeabilitasnya.
Penurunan permeabilitas ini menyebabkan air yang mampu masuk kedalam tanah
menjadi lebih sedikit. Bahkan, tanah yang dilapisi lapisan impermeable seperti beton
sama sekali tidak dapat menyerap air, sehingga laju infiltrasinya nol. Sedangkan, tanah
yang ditutupi oleh banyak vegetasi dapat menyerap dan meloloskan lebih banyak air.
Hal ini terjadi karena perakaran vegetasi dan serasah yang dimiliki dapat meningkatkan
permeabilitas tanah. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengurangi banjir
dan runoff berlebih adalah menanam tanaman di daerah aliran sungai. Selain itu, tanah
yang memiliki banyak mikroba dan hewan tanah seperti tikus mondok dan cacing juga
umumnya memiliki permeabilitas yang lebih baik. Aktivitas hewan-hewan ini di dalam
tanah tentu saja akan menghasilkan rongga sehingga meningkatkan permeabilitas
tanah.
Cara Mengukur Infiltrasi
Metode ketiga yaitu Menggunakan teknik pemisahan hidrograf aliran dari data air
hujan sehingga didapatkan berapa air yang menyerap dan berapa yang menjadi
air permukaan dan untuk cara mengujinya langsung diuji di lapangan dengan
membandingkan antara hidrograf sungai dan volume air hujan. Seharusnya,
jumlah peningkatan volume air pada hidrograf sungai setara dengan volume air
hujan.
Jika ada selisih, berarti air tersebut dianggap meresap kedalam tanah. Data inilah yang
digunakan untuk mengestimasikan laju infiltrasi di suatu permukaan tanah. Namun
metode ini memiliki beberapa kelemahan yang antara lain adalah data yang kurang
akurat dan adanya faktor-faktor eksternal yang sulit untuk diprediksi.
ALAT MENGUKUR INFILTRASI
Single Ring Infiltrometer
Merupakan silinder
baja atau bahan lain
berdiameter antara
25-30 cm dan
panjang alat ukur
kurang dari 50 cm.
Lysimeter
Merupakan alat pengukur
berupa tangki beton yang
ditanam dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya,
dilengkapi dengan fasilitas drainage dan pemberian air. Dengan persamaan
neraca air (waterbalance) seperti berikut:
P+I=D+E S
Keterangan :
I = Pemberian (supply) air
D = Air yang dikeluarkan
E = Penguapan (evapotranspirasi)
S = Tampungan air dalam tanah.
PERKOLASI
air.Perkolasi
adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan
tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan
jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan
peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin
besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan
untuk sejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda
maka daya resap tanahnya juga akan berbeda pula.
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari daerah tak jenuh (antara permukaan tanah
sampai ke permukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh (daerah di bawah permukaan air
tanah). Sedangkan Daya Perkolasi adalah laju perkolasi (Pp) yaitu laju perkolasi maksimum
yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah tak
jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai daerah medan.
Istilah daya perkolasi tidak mempunyai arti penting pada kondisi alam karena adanya
stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang
menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh.
Setelah beberapa waktu, air yang diinfiltrasi setelah dikurangi dengan sejumlah air untuk
mengisi rongga-rongga tanah, akan mengalami perkolasi. Dimana adanya perkolasi kecil,
akan timbul muka air tanah yang terbentuk oleh adanya lapisan semi kedap air. Tetapi dalam
rechaarge buatan, perkolasi mempunyai arti penting karena dibutuhkan pada infiltrasi secara
terus-menerus.
Untuk mempermudah uraian selanjutnya perlu dijelaskan pengertian beberapa istilah yang
digunakan, antara lain :
Kapasitas lapang (field capacity) adalah jumlah kandungan air maksimum yang
dapat ditahan oleh tanah terhadap pengaruh gaya gravitasi.
Soil moisture deficiency (smd) adalah jumlah kandungan yang masih diperlukan
untuk membawa tanah pada “field capacity”.
Abstraksi awal (initial abstraction) adalah jumlah intersepsi dan tampungan
permukaan (depression storage) yang harus dipenuhi sebelum terjadi limpasan
(overland flow).
Intersepsi adalah air hujan yang langsung diserap oleh tanaman
Kapasitas infiltrasi (fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang bisa terjadi jika ada
cukup air. Kapasitas ini tergantung dari kondisi permukaan, termasuk lapisan
tanah yang paling atas. Satuan yang biasa digunakan adalah mm/jam.
Laju infiltrasi (fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Kapasitas perkolasi (Pp) adalah laju perkolasi maksimum. Kapasitas perkolasi
dipengaruhi oleh kondisi tanah di bawah permukaan pada daerah tak jenuh
Laju perkolasi (Pa) adalah laju perkolasi yang sesungguhnya terjadi. Laju
perkolasi tergantung pada kondisi tanah baik, di permukaan maupun di bawah
permukaan pada daerah tak jenuh. Nilainya sangat dipengaruhi oleh laju infiltrasi
dan kapasitas perkolasi.