Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM IRIGASI TERPADU

“Analisis Konstanta Laju Infiltrasi”

Oleh :

Nama : Ni Wayan Putri Wijayaningsih


NIM : 2010531026
Prodi : Teknik Pertanian dan Biosistem

Teknik Pertanian dan Biosisitem

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2023
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infilrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah.
Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off.
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air tanah.
(Asdak, 2010). Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya
drajat kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan
nisbi air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena
pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari
pukulan air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke
permuakan tanah kita kenal dengan infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur
dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga
waktu.(Suripin, 2004) . Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke
dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah
infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton,
2004). Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas
infiltrasi.
Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada
suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam
tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman,
1991). Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah
dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton,
2004). Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan
kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka
kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water)
(Jury danHorton, 2004).
Dengan mempelajari proses terjadinya dan faktor yang mempengaruhi dalam
proses infiltrasi terutama pada infiltrasi dibawah tegakan hutan, mahasiswa
memahami berbagi fungsi penting dari hutan sebagai salah satu media untuk
meningkatkan proses masuknya air dalam tanah sehingga peran hutan dalam
mengendalikan aliran permukaan nampak lebih jelas. Dengan memahami proses dan
cara pengukurannya, mahasiswa dapat melakukan analisis dan medesain
pembangunan atau pengelolaan suatu kawasan hutan dengan memperhatikan peran
proses infiltrasi didalamnya. Setelah mempelajari kita akan mengerti dan memahami
proses infiltrasi, faktor – faktor yang mempengaruhi, mampu melakukan
pengukuran dan perhitung untuk analisis hidrologi suatu kawasan.Perkolasi
merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam.Setelah
lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih
dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi.
Penentuan laju perkolasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik tanah
(permeabilitas,porositas dan tekstrur tanah), kedalaman air tanah dan topografi
daerah tinjauan serta sifat geomorfologi secara umum (Sudaryono,2001).
Pori-pori tanah dalam suatu daerah atau lahan tertentu laju infiltrasi tanahnya
berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi tersebut. Sehingga
perlu dilakukan pengamatan atupun melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum
dilakukannya penanaman. Supaya mengetahui seberapa besar daerah tersebut
membutuhkan air irigasi dan mengevisiensikan air yang ada.
Dalam praktikum ini saya diajarkan bagaimana cara menghitung kebutuhan
air menggunakan doubel ring. Dimana kegiatan praktikum ini dilakukan agar
nantinya bisa diterapkan dan dipraktikkan oleh mahasiswa dalam menentukan
kebutuhan air yang ada di suatu tempat. Dan membantu para petani dalam
menghitung kebutuhan air yang diperlukan di lahannya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Agar mengetahui peralatan, cara kerja, dan cara pengukuran laju infiltrasi pada
daerah tertentu
2. Mampu menentukan nilai parameter infiltrasi
3. Dapat menghitung penurunan volume infiltrasi selama waktu (t) tertentu
4. Mampu menetapkan persamaan penduga, membuat kurva infiltrasi model
horton dan dapat menentukan nilai konstanta horton
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui


permukaan tanah Air tersebut dapat berasal dari genangan air hujan, air permukaan, dan
air lainnya. Banyaknya perpindahan air tersebut per satuan waktu disebut dengan laju
infiltrasi. Laju infiltrasi maksimum disebut dengan daya infiltrasi. Banyaknya
perpindahan air tersebut biasanya dinyatakan dalam tinggi kolom air, sehingga secara
umum satuan laju infiltrasi adalah mm/jam, mm/hari, cm/hari atau dalam konversi
lainnya.
Kurva kapasitas infiltrasi merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan
waktu yang terjadi selama beberapa saat. Laju infiltrasi pada tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu: tinggi genangan, kadar air tanah, ada tidaknya
pemanpatan tanah, ada tidaknya vegetasi/tumbuhan pada permukaan tanah, dan faktor
lainnya seperti adanya rekahan atau lubang pada tanah.
Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi yang dikemukakan oleh Horton adalah
salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrolofi. Horton mengakui bahwa
kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga mendekati nilai
konstan. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih
dikontrol oleh faktor yang beroprasi dipermukaan tanah dibandingkan dengan proses
aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti
penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran
struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan
air hujan. Model Horton dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
ft = fc + (fo – fc) e-Kt

dimana, ft = laju infiltrasi pada saat t

fc = laju infiltrasi konstan

fo = laju infiltrasi awal

K = konstanta Horton

t = waktu dihitung dari awal

e = 2,72
Dengan demikian untuk suatu daerah (tempat) dan suatu kasus nilai k Horton akan
spesifik. Berdasarkan hal tersebut, pada suatu daerah (tempat) dengan kasus tertentu
terhadap perlakuan tanah tersebut perlu diketahui nilai konstanta Horton-nya.

Penentuan besaran infiltrasi dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode


diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada
percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi
laboratorium).
b. Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan).
c. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi
hidrograf).

Infiltrasi dapat diukur dengan cara sebagai berikut:

a. Infiltrometer
ltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah. Permukaan tanah di dalam tabung diisi air. Tinggi air
dalam tabung akan menurun, karena proses infilltrasi. Kemudian banyaknya air
yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus
diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke
samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari
banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan waktu.
b. Testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap
luasan yang kecil saja, sehingga susah untuk mengambil kesimpulan terhadap
besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih
tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat
dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot
sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
c. Lysimeter
Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam
dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainase dan pemberian air.
BAB III METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 17 Maret 2023 pukul 08.30- 10.00
Wita di lahan tanah yang berada di depan Bengkel Teknik Pertanian dan Biosistem.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, sedangkan alatnya
adalah mistar, stopwatch dan infiltrometer (dua buah silinder berbeda ukuran),
buku/alat tulis, dan ember.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ring infiltrasi dimasukkan ke dalam tanah (pilih tempat yang baik) selama
kurang lebih 5-10 cm.
2. Letakkan ring di tanah (ring yang dimeternya lebih kecil diletakkan di dalam
ring yang berdiameter yang lebih besar), peletakan ring yang lebih kecil harus
pas di tengah-tengah.
3. Letakkan tutup ring di atasnya setelah itu diberikan tekanan dengan cara
dipukul menggunakan palu atau dinaiki oleh beberapa orang sambil meloncat-
loncat sampai ringnya tertanam kurang lebih 5-10 cm.
4. Ring luar bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadinya perembesan air secara
lateral pada dalam ring.
5. Kedua ring diisi air yang sama.
6. Mistar atau penggaris digunakan untuk mengukur air yang berada di dalam
ring yeng lebih kecil.
7. Saat pengukuran dicatat pada setiap penurunan permukaannya setiap
pengukuran.
8. Dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali pada ring dengan interval waktu
pengukuran sebagai berikut:
✓ Menit ke 10 dilakukan pengukuran pertama
✓ Menit ke 20 dilakukan pengukuran kedua
✓ Menit ke 30 dilakukan pengukuran ketiga
✓ Menit ke 40 dilakukan pengukuran keempat
✓ Menit ke 50 dilakukan pengukuran kelima
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang dilakukan menghasilkan beberapa data sebagai berikut:


Periode 10 Tinggi Kolam Tinggi Kolam Penurunan Tinggi Laju Infiltrasi
No.
Menit Ke Air Awal (mm) Air Akhir (mm) Kolam Air(mm) (mm/menit)
1 10 menit 310 270 40 4
2 20 menit 287 260 27 2,7
3 30 menit 300 275 25 2,5
4 40 menit 310 300 10 1
5 50 menit 300 291 12 1,2

Dari grafik diatas maka diketahui data sebagai berikut :


𝑓𝑐 : 11
𝑓0 : 60
𝑓𝑡 : 25
t : 18
Dari data diatas maka nilai K adalah :
𝑓𝑡 = 𝑓𝑐 + (𝑓0 − 𝑓𝑐 )𝑒 −𝐾𝑡

25 = 11 + (60 − 11) 2,72−18𝐾

25 − 11 = (60 − 11) 2,72−18𝐾

14 = 49 𝑥 2,72−18𝐾

2,72−18𝐾 = 0,286

68 −18𝑘 143
(25) = 500

68 143
−18𝐾 = log 25 (500)

1 68 143
𝐾 = - 18 x log 25 (500)

= 0,069

4.2 Pembahasan

Pada tabel diatas merupakan nilai hasil pengukuran laju infiltrasi dengan menggunakan

ring infiltrometer dengan waktu pengamatan dan pengukuran selama 50 menit. Terlihat

pada Tabel diatas bahwa laju infiltrasi awal yang paling tinggi yaitu 4 mm/menit, lalu

semakin lama terjadi penurunan laju infiltrasi. Penurunan laju infiltrasi ini terjadi karena

kondisi tanah tersebut semakin mencapai kondisi jenuh air; dan lahan semakin lembab

sehingga perbedaan gaya kapiler berkurang. ada perhitungan konstanta laju infiltrasi

didapatkan nilai k yaitu 0,069 yang dapat dikategorikan nilai k kecil. Konstanta k

merupakan gambaran fungsi tekstur permukaan lahan.


BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dan dari hasil pembahasan yang ada dapat
disimpulkan bahwa infiltrasi adalah perpindahan air dari atas atau permukaan ke dalam
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infiltrasi yaitu tinggi genangan,
kadar air tanah, ada tidaknya pemanpatan tanah, ada tidaknya vegetasi/tumbuhan pada
permukaan tanah, dan faktor lainnya seperti adanya rekahan atau lubang pada tanah. Laju
infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun
dengan bertambahnya waktu, semakin lama waktunya maka proses terjadinya infiltrasi
akan semakin kecil.

5.2 Saran
Saran dalam melakukan pengujian yaitu jangan melakukan pengisian air disaat
tengah-tengah praktikum karena dapat mempengaruhi hasil data yang diperoleh bahkan
data yang didapat akan tidak konsisten.
DAFTAR PUSTAKA

Rifda Arum. “Pengertian Infiltrasi: Proses, Faktor, dan Manfaat”.


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-infiltrasi/, diakses pada 10
September 2022
Rohmad. 2015. “Infiltrasi & Kurva Infiltrasi Medel Horton”
https://www.academia.edu/23300725/INFILTRASI_and_KURVA_INFILTRASI
_MODEL_HORTON, diakses pada 10 September 2022
Fakultas Pertanian Universitas Andalas 2012.
https://mukegile08.wordpress.com/2012/10/18/kurva-kapasitas-infiltrasimenurut-
model-horton/, diakses pada 13 September 2022
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai