Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI

INFILTRASI DAN KURVA INFILTRASI MODEL HORTON

Oleh:
Alifatin Fadhilah
NIM A1C018006

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok bagi mannusia dan makhluk hidup lainnya.

Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi, makhluk hidup baik

manusia, hewan dan tumbuhan mutlak membutuhkan air sebagai kebutuhan

primernya. Tidak ada kehidupan makhluk yang tidak terkait langsung atau tidak

langsung dengan sumberdaya air. Tanpa air, mikroorganisme yang

mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan

pernah ada siklus materi dan energi, dengan demikian tanpa air tidak akan pernah

ada kompleksitas ekosistem. Sehingga dapat dipastikan bahwa jika tidak ada air,

maka kehidupan diatas permukaan bumi ini akan terancam kepunahan.

Dalam praktik kegiatan irigasi sering dibutuhkan besaran infiltrsi untuk

suatu daerah tertentu. Besaran ini umumnya hanya dapat diperoleh dengan

pengukuran atau analisis tertentu. Memang tudak mungkinuntuk memperoeh

bsaran infitarsi yang dapat mewakili suatu daerah yang luas secarakeseluruhan,

akakn tetapi upaya-upaya tertentu dapat dilakukan untuk mendekatinya.

Secara praktis pengukuran infiltrasi dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran tentang besaran dan laju infiltrasi serta variasi sebagai fungsi waktu.

Cara pengukuran yang dapat dilakukan adalah dengan pengukuran lapangan

menggunakan alat infiltrometer. Dikenal dua macam infiltrometer yakni single

ring infiltrometer dan double ring infiltrometer.

Ada tiga proses mekanisme infiltrasi yang tidak saling mempengaruhi,yaitu:


1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.

2. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

3. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas).

Meskipun tidak salaing mempengaruhi secara langsung ketiga proses

tersebut di atas saling terkait. Proses infiltrasi dipengaruhi beberapa faktor antara

lain tekstur dan struktur tanah, persediaan air awal (kelembaban awal), kegiatan

biologi, dan unsur organik, jenis dan kedalaman seresah, dan tumbuhan bawah

atau tajuk penutup tanah lainnya. Secara teoritis, bila kapasitas infiltrasi tanah

diketahui, volume air larian dari suatu curah hujan dapat dihitung dengan cara

mengurangi besarnya curah hujan.

B. Tujuan

1. Melatih mahasiswa agar mengaetahui peralatan dan cara kerja pengukur

infiltrasi

2. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara pengukuran infiltrasi

3. Mahasiswa mampu menentukan nilai parameter infiltrasi : fo, fc, dan K

4. Mahasiswa mampu menetapkan persamaan penduga dan membuat kurva

infiltrasi model Horton

5. Mahasiswa dapat menghitung volume infiltrasi total selama waktu (t) tertentu
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat-sifat fisiknya derajat

kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi

air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena

pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari

pukulan air hujan pada permukaan tanah. Proses berlangsungnya air masuk ke

permuakan tanah kita kenal dengan infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh

tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga

waktu (Suripin, 2002).

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui

permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal,

yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah. Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi

kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah

air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi

adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan

kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah

(Jury dan Horton, 2004).

Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah

dan menurun dengan bertambahnya waktu. Pada awal infiltrasi, air yang meresap

ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah

mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah

menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Laju masuknya air ke dalam tanah terutama dipengaruhi oleh ukuran dan

kemantapan agregat. Pori tanah merupakan bagian tanah yang tidak terisi bahan

padat tanah. Pori-pori tanah dapat terbentuk akibat susunan agregat tanah,

aktivitas akar, cacing, dan aktivitas organisme tanah lainnya (Arsyad, 2002).

Aktivitas perakaran tumbuhan tahunan, sangat berperan dalam pembentukan

saluran untuk pergerakan air dan udara. Saluran yang terbentuk umumnya

berbentuk pipa yang kontinue dengan panjang yang dapat mencapai satu meter

(Suranto, 2005).
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Cangkul

3. Double ring infiltrometer

4. Ember

5. Gayung

6. Komputer/Laptop

7. Microsoft Excel

8. Papan

9. Penggaris

10. Palu

11. Stopwatch

B. Prosedur Kerja

1. Pilih daerah yang mewakili untuk diukur

2. Catat tentang :

a. Bekas pelakuan apa.

b. Berbongkah,berkerak atau retak.

3. Pasang tabung infiltrometer tegak lurus permukan tanah dengan kedalaman

10 cm. dalam pemasangan ini diusahakan jangan sampai merusak kondisi

permukaan tanah.
4. Pasang silinder pelindung dengan kedalaman 5 cm.

5. Isi bagian luar (bagian pelindung) dengan air setinggi 5 cm dan dipertahankan

mempunyai kedalaman tetap selama pengukuran.

6. Isi bagian silider pengukura dengan air, cara pengisian harus hati-hati jangan

sampai merusak lapisan permukaan tanah. Isi silinder pengukur sesuai dengan

kedalaman yang dikehendaki.

7. Catat jam dan waktu pengukuran.

8. Awasi penurunan air dengan interval tertentu (lihat tabel pengamatan

infiltrasi). Pengamatan dilakukan sampai infiltrasi hampir konstan.

9. Membuat tabel seperti dibawah ini:

Waktu (t)(Jam) Kapasitas Fc f-fc Log (f-fc)

infiltrasi

(f)(cm/Jam)

10. Buat tabel dan input data kedalam program Microsoft Excel

11. Persamaan linier regresi y = m X + c atau y = t dan X = log (f-fc) dengan

memplot hubungan t dan log (f-fc) pada kertas grafik atau menggunakan

kalkulator maka di peroleh persamaan dan grafik sebagai berikut:


12. Mencari gradien dari persamaan linier tersebut dalam grafik diatas misalnya

dalam grafik diperoleh gradien, m = -6,9583 x dengan menggunakan rumus K

= -1/ -1/0.434 x -6.9583 maka K = 16,033.

13. Setelah diketahui fc,fo,dan K, lalu masukkan kedalam persamaan f = fc + (fo-

fc) e-Kt.

14. Lalu dibuat grafik persamaan Horton.

15. Kemudian menghitung volume infiltrasi


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Data

Tabel 1. Tabel Data


waktu kapasitas
(t) infiltrasi (f) Fc f0-fc log (f-fc) K F
(menit) (cm/menit)
0 15 14 1 0 0.304025 15

2 14.7 14 0.7 -0.15490196 0.304025 14.3811

4 14.6 14 0.6 -0.22184875 0.304025 14.1778

6 14.3 14 0.3 -0.522878745 0.304025 14.0484

8 14.1 14 0.1 -1 0.304025 14.0087

10 14 14 0 0.304025 14

2. Gambar grafik

Gambar 1. Grafik Debit Observasi dan Debit Model


B. Pembahasan

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari

permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air

hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,

sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland

flow (Media, 2007).

Infiltrasi merupakan masuknya aliran air kedalam tanah melalui permukaan

tanah. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya intensitas

curah hujan, porositas tanah, kerapatan massa tanah, kadar air tanah, tekstur tanah,

struktur tanah, kepadatan tanah, kemiringan lahan.Berdasarkan uraian diatas laju

infiltrasi dipengaruhi oleh pori-pori tanah (Kuncoro, 2014).

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui

permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal,

yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah. Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi

kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah

air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi (Jury dan Horton,

2004).

Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang

dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi (Media, 2007). Laju

infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu.

Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke

dalam tanah (Jury dan Horton, 2004). Laju infiltrasi (infiltrasi rate) adalah
banyaknya air per satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah, dinyatakan

dalam mm/jam (Arsyad, 2006).

Proses terjadinya infilrasi, aliran air masuk ke dalam tanah melalui

permukaan tanah itu sendiri. Di dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai

aliran perantara menuju mata air, danau, dan sungai atau secara vertikal yang

dikenal dengan penyaringan menuju air tanah. Laju infilltrasi umumnya

dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu

milimeter per jam (mm/jam). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer

melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir

ke sungai di sekitar. Air hujan atau air irigasi dapat digunakan oleh tanaman

setelah melalui proses infiltrasi ke dalam tanah menjadi kadar air. Faktor yang

berpengaruh terhadap infiltrasi adalah jenis tanah dan kadar lengas awal

menentukan hisapan kapiter dan konduktivitas hidrolik tanah. Air bergerak dari

potensial tinggi ke potensial rendah. Potensial air tanah didefinsiikan sebagai ”

jumlah kerja yang harus dilakukan tiap satuan jumlah air murni agar dapat

dipindahkan secara berlawanan dan secara isotermal sejumlah air tak terbatas dari

suatu gudang (pool) air murni dari ketinggian tertentu bertekanan atmosferik ke

air tanah (ke tempat yang dipersoalkan). Potensial air tanah (atau potensial lengas)

terutama dibagi menjadi komponen potensial kapiler (atau potensial matriks) dan

potensial gravitasi. Namun terdapat komponen lainnya yang juga berperanan pada

potensial total tanah, yaitu potensial osmotik, potensial piezometrik, dan potensial

bertekanan.

Aplikasi infiltrasi di bidang pertanian:


1. Salah satu teknologi pengelolaan air pada pertanian

Artinya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian

melalui infiltrasi, ketika air masuk kedalam tanah harus tersedia media

penampung di dalam tanah tersebut supaya air yag masuk dapat diolah melalui

media tersebut. Sehingga mampu digunakan untuk pengairan pada tanaman.

2. Sebagai identifikasi air tanah

Air yang masuk kedalam tanah (infiltrasi) setelah dilakukan pengelolaan

untuk pemenuhan kebutuhan, maka perlu di identifikasi menggunakan alat

resistivity terameter. Yang perlu di identifikasi yakni zat-zat maupun kandungan-

kandungannya. Apakah air tersebut layak untuk diberikn pada tanaman.

3. Sebagai konservasi air pada pertanian lahan kering

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah

(infiltrasi) seefisisen mungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga

tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada

musim kemarau.

4. Salah satu sumber pemasok air untuk tanaman

Maksudnya, air yang masuk kedalam tanah (infiltrasi), di tampung pada

suatu media yang air tersebut nanti digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air

tanaman. Sehingga air infiltrasi mampu menjadi salah satu suber pemasok air

pada tanaman yang memiliki banyak kebutuhan air atau tanaman yang memiliki

efesiensi pengeluaran air yang berlebihan.

5. Sebagai perbaikan drainase


Tanaman yang kehilangan banyak air yang dikarenakan meningkatnya

efesiensi pemakaian air pada tanaman yang berlebih maka bisa dipenuhi

kebutuhan airnya oleh air infiltrasi yang telah di tampung pada suatu media yang

telah dijelaskan pada teknik pengelolaan air diatas.

Faktor yang mempengaruhi infiltrasi menurut Fadly (2013) antara lain:

1. Karakteristik-karakteristik hujan

2. Kondisi-kondisi permukaan tanah

a. Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan

tanah dan mengurangi infiltrasi

b. Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada

permukaan tana dan mengurangi laji inflasi

c. Laju infiltrasi di awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan

d. Kapastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari

e. Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi

selama tahapan awal huna berikutnya

f. Penggologan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur) dapat

meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan

cadangan permukaan

3. Kondisi-kondisi penutup permukaan

a. Dengan melindungi tanah dari dampak tettesan hujan dan dengnan

melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju

infiltrasi yang tinggi


b. Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang

dilakukan sersesah

c. Urbanisasi (bangunan, jalan, system drainase bawah permukaan)

mengurangi infiltrasi

4. Transmibilitas tanah

a. Banyaknya pori besar, yang menentukan sebagian dari struktur tanah

merupakan salah satu factor penting yang mengtur laju transmisi air yang

turun melalui tanah

b. Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.

5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

a. Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya

belum pasti

b. Kualitas air merupakan factor lain yang mempengaruhi infiltrasi

Sebut n jelskan model persamaan infiltrasi

Bahas hasil Dari praktikum acara 1 yaitu Infiltrasi Dan kurva infiltrasi

model Horton diperoleh beberapa data yakni waktu, kapasitas infiltrasi, fc

(besarnya infiltrasi saat konstan), f0-fc, log (f0-fc), K, dan F. Waktu yang

diperoleh adalah waktu yang telah ditentukan pada saat praktikum. Kapasitas

infiltrasi dan besarnya infiltrasi pada saat konstan (fc), besarnya infiltrasi saat

awal (f0) diperoleh dari pengukuran menggunakan alat double ring infiltrometer.

Sehingga dalam pengukuran diperlukan bebrapa alat dan bahan yaitu penggaris

utuk mengukur kedalamana air yang berada didalam ring, stopwatch untuk
pengukuran waktu, double ring infiltrometer sebagi wadah pengukuran air yang

akan di teliti, dan lain sebagainya.

Kendala praktikum acara 1 adalah pada jenis tanah atau lokasi yang dipiih

saat praktikum. Pada lokasi tersebut dilakukan percobaan pengukuran infiltrasi

yang sangat berdekatan dengan kelompok lain sehingga saat dilaksanakn

percobaan kurang efektif.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum acara 1 ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Data non Pengukuran infiltrasi dapat digunakan sebuah alat yaitu Double

Ring Infiltrometer dengan cara pasang tabung infiltometer tegak lurus

permukaan tanah dengan kedalaman 10 cm kemudian dilakukan pengisian air

sehingga kapasitas infiltrasi dapat ditentukan.

2. Infiltrasi dapat di ukur menggunakan 3 cara yaitu inflow dan outflow, analisis

data hidograf, dan double ring infiltrometer.

3. Nilai fo (besarnya infiltrasi awal), fc (besarnya infiltrasi saat konstan), dan K

(kostanta) dapat di tentukan melalui pengukuran pada air yang berada dalam

ring.

4. Persamaan penduga dan kurva infiltrasi model Horton dapat dibuat ketika

tabel data pada pengukuran sudah dipatkan.

5. Volume infiltrasi total selama waktu (t) tertentu dapat ditentukan melalui

persamaan: f = fc + (fo-fc) e-Kt

B. Saran

Dalam pelaksanaan praktikum acara 1 ini, Praktikan sebaiknya lebih teliti

dalam pengukuran besarnya infiltrasi baik besarnya infiltrasi saat konstan maupun

infiltrasi saat awal sehingga dapat diperoleh data yang akurat untuk pembuatan

kurva kapasitas infiltrasi dan kurva persamaan Horton.


DAFTAR PUSTAKA.

Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Arsyad. 2006. Konversi Tanah dan Air. IPB press. Bogor.

Fadly. 2013. “Pengendalian Sumber Daya Air”. Makalah. Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan. Universitas Putra Indonesia (UPI) “YPTK”. Padang.

Jury dan Horton. 2004. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Kuncoro, Jati. 2014. “Aplikasi Model Infiltrasi pada Tanah dengan Model
Kostiyacov Dan Model Horton Menggunakan Alat Rainfall Simulatord.
Jurnal Ilmiah Konservasi Sumber Daya Air. Universitas Brawijaya. Malang.

MediaYani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi Menyingkap Fenomea


Geosfer. Grafindo Media Pratama. Bandung.

Suranto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.


Yogyakarta.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Offset
.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai