Anda di halaman 1dari 5

MENENTUKAN LAJU INFILTRASI DAN INFILTRASI KUMULATIF

DENGAN METODE ITERASI

Muhammad Rozi Ramadhan (213110109), Novita Sari Dwi Prabayanti (213110391), Danisza
Happy ArumSari (213110619), Fayza Evdi Putri (213110315), Arjuna Caisara Wirayudha
(213110265)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau

ABSTRAK
Banyaknya gedung dan juga infrastruktur di kawasan fakultas teknik UIR mempersempit adanya
ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan alami. Ruang terbuka hijau sangat diperlukan agar
tidak terjadinya penggenangan air di sekitar area fakultas teknik UIR. Untuk itu selain penggunaan
drainase sebagai sistem pengairan, penyerapan oleh lahan terbuka yang tersisa perlu
diperhitungkan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan terjadi dimasa mendatang. Studi
penyerapan air ini dapat dikaji dengan mencari laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif pada kawasan
daerah tersebut. Ada banyak cara yang dapat digunakan dalam penentuan laju infiltrasi dan
infiltrasi kumulatif. Salah satunya yaitu menggunakan cara Green-Ampt dengan pendekatan
metode iterasi.
Kata Kunci: Laju Infiltrasi, Infiltrasi Kumulatif, Green-Ampt, Metode Iterasi
Infiltrasi dipengaruhi oleh parameter
I. PENDAHULUAN parameter, diantaranya; intensitas hujan,
kondisi permukaan tanah, sifat tanah,
Kawasan gedung di fakultas teknik UIR
kelengasan tanah, tanaman penutup lahan,
memiliki sejumlah besar permukaan
serta topografi dari suatu kawasan. Menurut
impermeable, seperti atap bangunan, trotoar,
Aidatul (2015) faktor yang mempengaruhi
jalan, dan semenisasi area gedung. Keadaan
laju infiltrasi yaitu tutupan lahan, kemiringan
seperti ini dapat menyebabkan air hujan yang
lereng, dan perbedaan kepadatan tanah.
turun langsung mengalir ke saluran drainase
Faktor faktor tersebut memiliki pengaruh
atau sistem pembuangan air, yang pada
terhadap besarnya nilai infiltrasi dari suatu
akhirnya dapat membebani sistem drainase
kawasan. Untuk memperkiraan atau
itu sendiri serta dapat menyebabkan banji,
perhitungan infiltrasi dapat dilakukan dengan
erosi, dan pencemaran air. Oleh karena itu,
beberapa pendekatan, seperti Green-Ampt,
penting untuk memperhitungkan dan
Horton, Philips, Indeks, dan cara Hidrogaf
meninjau kembali infiltrasi yang terjadi
banjir.
dikawasan ini. Prinsip utamanya adalah
memungkinkan air hujan yang turun di area Infiltrasi Green-Ampt Konsep
fakultas teknik UIR untuk dapat diserap Pendekatan Green-Ampt memvariasikan laju
sebnayak mungkin, sehingga mengurangi infiltrasi dari waktu ke waktu berdasarkan
beban air permukaan dan memungkinkan air konduktivitas hidrolik tanah, hisapan,
untuk masuk kedalam sistem perairan tanah. porositas, dan kadar air awal. Metode ini
Penerapan infiltrasi dalam kawasan gedung mengasumsikan bahwa saat air mulai
fakultas teknik UIR memiliki banyak menginfiltrasi tanah, sebuah garis dibuat
manfaat. Beberapa diantaranya seperti dapat yang membedakan antara tanah kering
mengurangi resiko penggenangan air yang dengan kadar air dan tanah basah (dengan
terlalu lama atau bahkan banjir serta erosi kadar air sama dengan porositas tanah). Saat
permukaan dengan mengurangi aliran air yang diinfiltrasi terus bergerak melalui
permukaan yang terjadi. Kemudian dengan profil tanah dalam arah vertikal, kelembaban
mendorong infiltrasi hujan, kawasan fakultas tanah berupa seketika dari kandungan awal
teknik UIR dapat berkontribusi pada menjadi keadaan jenuh. Konsep ini
penyimpanan air tanah dan pemulihan ditunjukkan secara skematis pada gambar
akumulasi air tanah yang dapat dimanfaatkan dibawah ini:
kembali demi kebutuhan pasokan air tanah
dan bagi pertumbuhan tanaman di sekitarnya.
Lalu infiltrasi dapat juga membantu dalam
menjaga kualitas air dengan mengurangi
aliran air hujan yang mencemari lingkungan
akibat limbah dan polutan.
Infiltrasi
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses
masuknya air ke permukaan tanah. Proses ini
Gambar 1.1 Skema Infiltrasi pada Green-
merupakan bagian yang sangat penting dalam
Ampt
daur hidrologi maupun dalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran Infiltrasi kumulatif 𝐹(𝑡) = 𝐾𝑡 +
disungai. Pengertian infiltrasi sering 𝐹(𝑡)
𝜓 . ∆𝜃 . ln( 1 + 𝜓 .∆𝜃 ) , dalam satuan
dicampur adukkan untuk kepentingan praktis ∆𝜃 .𝜓
dengan pengertian perkolasi. Perkolasi cm.Laju infiltrasi 𝑓(𝑡) = K ( 1 + ),
𝐹(𝑡)
sendiri memiliki arti proses aliran air dalam dalam satuan cm/jam.Nilai-nilai dari
tanah secara vertikal akibat gaya berat. parameter dapat diperoleh dari pengamatan
Keduanya saling berpengaruh, akan tetapi fisik dilapangan dan pada table berikut.
secara teoritis memiliki pengertian yang
berbeda (Sri Harto Br., 1993).
Tabel 1.1 Parameter Green-Ampt lubang resapan adalah diameter (Ø) 3 inchi
(0,0762 m), 4 inchi (0,1016 m), 8 inchi
(0,2032 m), kedalaman 1,1 m

Gambar 2.1 Tahapan pengambilan data

Pengukuran infiltrasi pada lubang resapan,


menggunakan double-ring infiltrometer.
Data yang diambil dari pengukuran tersebut
adalah penurunan muka air (h) terhadap
akumulasi waktu (t). Infiltrometer ditaruh di
atas lubang resapan yang telah dibuat,
kemudian air dituangkan ke dalam
II. METODE PENELITIAN infiltrometer tersebut. Ring luar (ring yang
besar) dimasukkan secara konsentris ke
Lokasi dalam tanah dengan cara yang sama seperti
Penelitian dilakukan di kawasan gedung ring dalam.
fakultas teknik UIR. Tepatnya disamping Ruang antara ring luar dan ring dalam diisi
gedung A sebelah laboratorium. Sampel air kemudian dibiarkan beberapa saat, akan
tanah yang diamati berada sekitar aliran terlihat air di sebelah dalam ring luar tersebut
drainase fakultas teknik UIR. turun. Ruang tersebut diisi air kembali dan
Peralatan dan bahan dilanjutkan dengan pengisian air di ring
dalam. Air di bagian dalam ring luar selalu
Peralatan dan bahan yang digunakan pada
tetap tergenang hingga meresap habis ke
penelitian ini, adalah sebagai berikut.
dalam tanah. Pengukuran yang diperhatikan
• Alat tulis, kamera, ember, air, stop watch adalah pada ring dalam infiltrometer.
dan tabel data. Pengambilan data infiltrasi dilakukan
sebanyak tiga kali pengulangan untuk setiap
• Cangkul untuk mengali tanah sebagai
lubang resapan pada hari yang berbeda.
peletakan double ring serta sendok semen
guna untuk meratakan sekitaran doublr ring Direct Methode (Metode Iterasi)
dengan tanah di dekatnya Metode iterasi ini menggunakan suatu
• Double ring infiltrometer dengan diameter persamaan untuk mencari nilai akar dari
ring dalam 12" (30,48 cm), ring luar 24" persamaan. Persamaan ini dikembangkan
(60,96 cm), tinggi alat 24" (60,96 cm), dan dari fungsi f(x) = 0 sehingga parameter x
tebal plat ring 1 mm (0,1 cm). berada disisi kiri persamaan, menjadi : x =
g(x), nilai x merupakan fungsi dari x Dengan
Sampeling
memberikan nilai perkiraan awal dari 𝑥𝑖
Pada penelitian ini dilakukan uji sampel di maka dapat dihitung nilai 𝑥𝑖+1 dengan rumus
lapangan terhadap laju infiltrasi pada bidang iterasi: 𝑥𝑖+1 = 𝑔(𝑥) Besar galat yang terjadi
tanah yang diberi lubang resapan. Dimensi dapat dihitung dengan rumus 𝜀𝑎 =
𝑥𝑖+1 −𝑥𝑖 Nilai F(t) didapat dengan menggunakan
| | 𝑥 100%. Bagan alir pengerjaan
𝑥𝑖+1 metode iterasi numerik sehingga hasil
metode iterasi perhitungan terakhir diperoleh F(t) kiri = F(t)
kanan. Untuk nilai kolom F(t) kiri awal
diambil nilainya = 1. Kemudian dimasukkan
pada rumus diatas. Hasil dari nilai tersebut
kemudian dimasukkan ke kolom F(t) kanan.
Nilai kolom F(t) kiri berikutnya adalah nilai
kolom F(t) kanan perhitungan sebelumnya.

Trial F(t) kiri F(t) kanan

1 1 1.8002

2 1.8002 2.477

3 2.477 2.8823
Gambar 2.2 Bagan Pengerjaan Direct
Method
4 2.8823 3.082

5 3.082 3.1716
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 3.1716 3.2102
Parameter Tanah
Berdasarkan pengamatan, diambil 7 3.2102 3.2266
kesimpulan bahwa tanah termasuk dalam
kategori lempung berpasir (sandy loam). 8 3.2266 3.2335
Berdasarkan tabel 1 diperoleh parameter-
parameter tanah tersebut sebagai berikut: 9 3.2335 3.2364

K = 1.09 cm/jam,𝜂 = 0.453,𝜃𝑖 = 0.412, 𝜓 = 10 3.2364 3.2375


11.01 cm
11 3.2375 3.238
Pendekatan Green-Ampt dengan Kajian
Direct Methode
12 3.238 3.2382
Infiltrasi kumulatif
𝐹(𝑡) 13 3.2382 3.2383
𝐹(𝑡) = 𝐾𝑡 + 𝜓 . ∆𝜃 . ln( 1 + )
𝜓 . ∆𝜃 14 3.2383 3.2384
𝐹(𝑡) = 1.09 + 11.01 𝑥 (0.453
− 0.412) . ln( 1 15 3.2384 3.2384
𝐹(𝑡)
+ )
11.01 𝑥 (0.453 − 0.412)
Setelah dilakukan sebanyak 15 iterasi, 𝑓(𝑡) =
diperoleh untuk nilai infiltrasi kumulatif F(t) (0.453−0.412) 𝑥 11.01
1.09 ( 1 + )
= 3.2383 cm 3.2384

Laju infiltrasi 𝑓(𝑡) = 1.2382 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡


∆𝜃 .𝜓 Jadi, diperoleh nilai laju infiltrasi sebesar
𝑓(𝑡) = K ( 1 + ) 1.2382 cm/jam
𝐹(𝑡)
IV. KESIMPULAN
Nilai infiltrasi dapat diketahui dengan
pendekatan Green-Ampt menggunakan
kajian direct methode. Nilai ini nantinya
dapat menjadi acuan sebagai pembangunan
infrastruktur lebih lanjut di kawasan gedung
fakultas teknik UIR, dengan tetap
mempertimbangkan daerah resapan air yang
tersedia;
Laju infiltrasi di kawasan gedung fakultas
teknik UIR yaitu 1.2382 cm/jam. Dapat
diartikan bahwa penyerapan hanya terjadi
sebesar 1.2382 cm dalam satu jam, berskala
dengan kemampuan resap tanah. Ini
merupakan nilai yang sangat kecil jikalau
hujan terjadi selama terus menerus dan
berintensitas tinggi. Dampak yang
ditimbulkan tentunya terjadi penggenangan
air atau bahkan banjir.
V. DAFTAR PUSTAKA
Aidatul, N. (2015). Pemetaan laju infiltrasi
menggunakan metode horton. Universitas
Jember. Jember
Arbaningrum, R. Dkk. (2022). Analisis Laju
Infiltrasi pada Ruang Terbuka Hijau yang
Terbatas di Daerah Pemukiman Perkotaan.
Universitas Muhammadiyah Sorong. Sorong
BR, Sri Harto. (1993). Analisis Hidrologi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yogyakarta
Isnaini, Riri. (2013). Kajian Laju Infiltrasi
Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan.
USU. Medan
Suteja, YTDS. Dkk. (2022). Studi Laju
Infiltrasi Menggunakan Model Hortondan
Model Philip pada Berbagai Tutupan Lahan.
Universitas Brawijaya. Malang
Annisa,Bismi.(2018). Penerapan Model
Horton Untuk Kuantifikasi Laju
Infiltrasi.Universitas Islam Riau. Riau

Anda mungkin juga menyukai