Anda di halaman 1dari 16

RMO, 29 SEPTEMBER 2022

BAB IV. INFILTRASI

1. Pengertian
− Proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) yang meresap masuk ke dalam
tanah atau proses masuknya air melalui permukaan tanah. Sedangkan gerakan air di
dalam tanah baik lateral maupun horizontal disebut perkolasi.
Air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral)
dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh,
kelebihan air tersebut mengalir (bergerak) ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat
gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimum gerakan
air masuk ke dalam tanah dinamakan “Kapasitas Infiltrasi” - (Kemampuan tanah
menyerap atau menyimpan air).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi


beberapa faktor yang mempengaruhi infiltrasi antara lain:
− tekstur, struktur dan kelembaban tanah.
tanah remah akan memberikan kapasitas infiltrasi lebih besar daripada tanah liat,
dan tanah yang jenuh air (pori-pori terisi air seluruhnya) mempunyai kapasitas
infiltrasi lebih kecil bila dibandingkan dengan tanah yang tidak jenuh/dalam
keadaan kering (pori-pori tidak terisi air seluruhnya).
− kegiatan biologi dan serasah (jenis dan ketebalan)
aktivitas organisme tanah (cacing, dll) membentuk alur-alur dalam tanah yang
memberikan peluang lebih besar pada proses infiltrasi, sementara sistem
perakaran vegetasi dan serasah yang dihasilkan (jenis dan volume) membantu
menaikan permeabilitas tanah, dan dengan demikian meningkatkan laju infiltrasi.
− vegetasi bawah dan penutup tanah lainnya

35
keadaan tajuk penutup tanah yang rapat dapat mengurangi jumlah air hujan yang
sampai ke permukaan tanah, dan dengan demikian mengurangi besarnya air
infiltrasi (lebih banyak terevaporasi).
− Kelandaian tanah (ground slope)

3. Laju infiltrasi
Laju infiltrasi ditentukan oleh:
− Jumlah air yang tersedia di permukaan tanah
− Sifat permukaan tanah
− Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah
− Ketersediaan air atau kelembaban tanah adalah yang terpenting karena akan
menentukan besarnya tekanan potensial pada permukaan tanah).

Laju infiltrasi berkurang/menurun dapat disebabkan oleh :


− Bertambahnya Kelembaban Tanah
− Butiran tanah berkembang, dan dengan demikian menutup ruang pori-pori tanah
− Gaya tarik butir-butir tanah
− Gaya tarik ini bertambah besar sesuai kedalaman tanah, dan dengan demikian, laju
kecepatan air di bagian tanah yang lebih dalam berkurang, sehingga akan
menghambat masuknya air berikutnya dari permukaan tanah

36
Hubungan Curah Hujan – Infitrasi – Aliran Permukaan –
Gambaran konsep dasarnya sbb

CH

AP

4. METODE PENETAPAN INFILTRASI (PENGUKURAN INFILTRASI)


Beberapa cara/metode pengukuran infiltrasi a.l. :
a. Menggunakan simulasi hujan buatan - dapat menentukan beda
volume air hujan buatan dengan volume air aliran permukaan)

simulator hujan buatan (mini) Infiltrometer Cincin Ganda

37
b. Menggunakan alat infiltrometer
Infiltrometer yang biasa digunakan adalah “infiltrometer cincin ganda” (double
ring infiltrometer), dengan ukuran diameter 30 cm untuk silinder kecil dan 46 – 50 cm
untuk silinder yang besar.

5. CARA MEMPERBAIKI INFILTRASI

6. MEMPERKIRAKAN LAJU INFILTRASI


Laju infiltrasi adalah laju pada saat air masuk ke dalam permukaan tanah, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan cm/jam atau mm/jam.
Terdapat beberapa metode (persamaan) untuk memperkirakan besarnya laju infiltrasi,
diantaranya adalah metode: HORTON DAN Φ-INDEKS (phi-INDEKS).

38
1. KURVA INFILTRASI Persamaan Horton (1940)

ft: kapasitas infiltrasi pada waktu t (mm/jam)


f0: kapasitas infiltrasi awal (mm/jam)
fc: kapasitas infiltrasi akhir (mm/jam)
-1
K: konstanta emipiris (jam )
t: waktu dalam jam
e = 2,71828

LATIHAN
Diketahui
− kapasitas infiltrasi awal fo dari suatu luas tangkapan hujan adalah 4,5 mm/jam
− konstanta waktu K adalah 0,35/jam
− kapasitas infiltrasi akhir fc sebesar 0,4 mm/jam.
1. HITUNGLAH LAJU INFILTRASI MENGGUNAKAN PERSAMAAN HORTON
pada t = 10 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 6 jam
BUAT KURVA INFILTRASI PERSAMAAN HORTON
2. HITUNG infiltrasi total selama selang waktu 6 jam tsb. Diasumsikan kondisi
permukaan tanah tergenang secara kontinyu.

f t = f c + ( f 0 − f c )e − kt
f t = 0,4 + (4,5 − 0,4)e −0,35t

39
Dengan demikian, kapasitas infiltrasi untuk setiap waktu t adalah

t (jam) 1/6 1/2 1 2 6

f (mm/jam) 4,27 3,84 3,29 2,44 0,90


t

f0 = 4,50 mm/jam

-0,35t
Pers. Horton : ft = 0,40 + (4,50 – 0,40) e

fc = 0,40 mm/jam

Infiltrasi total selama selang waktu T = 6 jam adalah:

F = f cT +
1
k
(
( f 0 − f c ) 1 − e −kT )
F = 0,4 x6 +
1
0,35
(
(4,5 − 0,4) 1 − e −0,35x 6 )
F = 12,7 mm

40
BAB V. AIRTANAH

1. KONSEP DASAR DAN SIKLUS HIDROLOGI AIRTANAH


− Air merupakan sumberdaya ALAM PENTING yang dalam pemanfaatannya perlu
mendapat perhatian, sekaligus perlu dilindungi kelestariannya.
− SUMBER AIR - untuk memenuhi/mencukupi semua kebutuhan ini – diperoleh dari AIR
PERMUKAAN (air sungai, waduk, danau reservoir, dll) dan air bawah permukaan
berupa AIRTANAH dan MATA AIR.
− AIRTANAH – MERUPAKAN SUMBER AIR BERSIH YANG PALING BANYAK
DIMANFAATKAN.
− NAMUN, pertumbuhan penduduk, peningkatan ekonomi, perkembangan wilayah dan
laju pembangunan - menuntut tersedianya lahan yang semakin luas dan ketersediaan
sumber air untuk mendukung kebutuhan hidup yang terus meningkat (untuk
kebutuhan domestik/rumah tangga, industri, pertanian dan perkebunan, peternakan,
perkantoran, perdagangan, dll) – TIMBUL KETIDAKSEIMBANGAN antara ketersediaan
dan kebutuhan baik secara kuantitas maupun kualitas terhadap airtanah – akibat
berkurangnya lahan/daerah resapan/RTH tempat paembentukan airtanah, disamping
pencemaran air permukaan, dll.
− Airtanah - merupakan air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan
misalnya dengan sumur-sumur atau pemompaan.
− Sumber airtanah
1) air hujan yang masuk/meresap masuk ke dalam tanah melalui pori-pori atau
retakan formasi batuan dan akhirnya mencapai muka airtanah dan tersimpan
dalam lapisan tanah atau batuan, dan

41
2) air dari aliran sungai, danau, reservoiryang meresap melalui tanahdan masuk ke
dalam zona air tanah.

DARI DISTRIBUSI AIR DI ATAS – KETERSEDIAAN AIR TAWAR DI BUMI HANYA 2.5%
terdiri dari air di udara, airpermukaan (sungai dan danau), es dan salju dan AIRTANAH
(0,72% ATAU SEKITAR 28% DARI 2.5% AIR TAWAR ADALAH AIRTANAH).

Siklus hidrologi AIRTANAH


− Mempelajari air sebagai sumberdaya – selalu di mulai dengan pemahaman tentang
siklus air. Sama halnya mempelajari AIRTANAH – karena AIRTANAH juga merupakan
salah satu bagian dari siklus hidrologi, yaitu suatu sistem peredaran air di bumi.
− Oleh sebab itu ketersediaan AIRTANAH tidak lepas dari proses siklus hidrologi
− Air hujan yang sampai ke permukaan bumi (tanah) – akan masuk ke dalam tanah
melalui proses INFILTRASI. AIR YANG MASUK DALAM TANAH – pertama akan
tertahan di dalam tanah oleh GAYA KAPILER dan membentuk kelembaban tanah
(SOIL WATER). BILA tingkat kelembaban sudah cukup jenuh – air (hujan yang masuk
dalam tanah) akan bergerak secara LATERAL atau VERTIKAL ke bagian yang lebih
dalam (GROUND WATER) dan selanjutnya akan keluar kembali ke sungai atau tempat
pembuangan alami lain (MISALNYA mata air).
− AIRTANAH yang bergerak (BAIK SECARA LATERAL MAUPUN VERTIKAL) dipengaruhi
oleh keadaan morfologi (bentuk lahan), hidrologi (infiltrasi, dan proses-proses

42
hidrologi lainnya seperti hujan, evaporasi, dll), dan geologi SETEMPAT (jenis dan
tekstur batuan, strruktur batuan, pelapisan).
− Gambar-gambar siklus hidrologi AIRTANAH BERIKUT INI memberi contoh
terbentuknya DAN KETERDAPATAN AIRTANAH

43
POSISI AIRTANAH DALAM SIKLUS HIDROLOGI DI ALAM

NERACA AIR UNTUK AIRTANAH

44
Neraca air untuk aliran AIRTANAH mempunyai banyak parameter yang mempengaruhi
perubahan AIRTANAH , tetapi secara lengkap sangat sulit diukur di lapangan. Secara
sederhana variasi perubahan keseimbangan AIRTANAH dapat digambarkan dengan
persamaan kontinyuitas berikut:

Rt + Re + Ri + Ig + Is = Tp + Og + Et + Sg + L

Rt = masukan dari air hujan (recharge)


Re = masukan dari rembesan (seepage) dari danau, rawa, saluran
Ri = masukan dari daerah irigasi
Ig = masukan AIRTANAH dari DAS sebelahnya
Is = rembesan dari sungai
Tp = pengambilan AIRTANAH
Og = AIRTANAH yang mengalir keluar DAS
Et = evapotranspirasi
Sg = perubahan simpanan AIRTANAH
L = kehilangan melalui perkolasi yang dalam

HA-HAL PENTING YANG TERKAIT DENGAN AIRTANAH


1. Lapisan Pembawa Airtanah
− LAPISAN PEMBAWA AIRTANAH atau AIRTANAH TERDAPAT DALAM BEBERAPA TIPE
GEOLOGI DAN SALAH SATU YANG PENTING ADALAH AKUIFER
− AKUIFER dapat diartikan FORMASI BATUAN YANG DAPAT MENYIMPAN DAN
MELALUKAN AIR DALAM JUMLAH YANG CUKUP artinya bahwa formasi batuan ini
sebagai sebagai lapisan pembawa air yang sifatnya lpermeable (dapat melalukan air),
atau sebagai lapisan tanah lulus air yang menyimpan dan mengalirkan AIRTANAH
dalam jumlah yang cukup.
− Pada keadaan geologi tertentu yang berupa CEKUNG (BASIN) dengan beberapa
lapisan pembawa air dapat membentuk sebuah CEKUNGAN AIRTANAH = CAT
(groundwater basin).
− Contoh AKUIFER - Formasi batuan (batuan pembawa air) seperti Pasir yang tidak
termampatkan (unconsolidated), kerikil (gravel), batupasir, batugamping, batukapur

45
berongga (porous), batuan malihan (metamorf) dan batuan plutonik dengan banyak
rekahan/retakan – Batuan-batuan ini mempunyai porositas dan permeabilitas
tinggi), sedangkan batuan keras seperti batuan vulkanik (seperti basal) dan batuan
plutonik (granit, diorite, gabro) mempunyai porositas kurang rendah sehingga
permeabilitasnya rendah. Batuan ini mempunyai prositas dan permeabilitas tinggi bila
terdapat retakan, belahan atau kerusakan batuan karena cuaca.
− Sifat akuifer untuk dapat MENYIMPAN airtanah – KESARANGAN atau
POROSITAS, sedangkan sifat akuifer untuk MELALUKAN atau meluluskan
AIRTANAH - PERMEABILITAS
− KEDUA SIFAT INI AKAN BERPENGARUH TERHADAP KETERSEDIAAN AIRTANAH pada
suatu formasi batuan, KARENA AIR TANAH BERADA PADA RONGGA-RONGGA DALAM
LAPISAN BATUAN TERSEBUT.
− BILA LAPISAN BATUAN HANYA DAPAT MENYIMPAN TETAPI TIDAK DAPAT
MELALUKAN AIR DALAM JUMLAH YANG CUKUP - AKUIKLUD – lapisan ini mempunyai
permeabilitas rendah, biasanya terletak di atas atau di bawah lapisan dari sistem aliran
airtanah.
− BILA LAPISAN BATUAN DAPAT MENYIMPAN AIR TETAPI HANYA DAPAT
MENGALIRKAN AIR DALAM JUMLAH TERBATAS (karena adanya rembesan antara
akuifer dan akuaklud) - AKUITAR
− Bila lapisan batuan tidak dapat menampung dan tidak dapat mengalirkan air – sama
sekali kedap terhadap air (misalnya batuan granit, kuarsit, dan batuan yang kompak)
– AKUIFLUG.

2. JENIS AKUIFER
Berdasarkan susunan geologi dan besarnya koefisien kelulusan air (K), akuifer
dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu akuifer bebas (unconfined aquifer), akuifer
tertekan (confiined aquifer),akuifer setengah tertekan (semiconfined aquifer), akuifer
menggantung (perched aquifer), dan akuifer berganda(multiple aquifer).
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer atau water table aquifer, sering disebut juga
phreatic aquifer) - mempunyai 1 lapisan kedap yang terletak di bagian bawah,
46
sedangkan muka airtanah merupakan bidang batas sebelah atas dari daerah jenuh
air.
Nilai K lapisan tidak kedap air = K akuifer bebas

muka air

b. Akuifer tertekan (confined aquifer) – akuifer yang mempunyai lapisan atas


dan bawahnya merupakan lapisan kedap air sebagai pembatasnya. Pada lapisan
pembatas tidak terdapat bocoran/rembesar/air yang mengalir. Pada akuifer
tertekan – tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfer, nilai K lapisan kedap
air= 0, K akuifer tertekan > K lapisan kedap air.

47
c. Akuifer setengah tertekan (semiconfined aquifer) – akuifer jenuh air, dengan
bagian atas dibatasi oleh lapisan setengah kedap air (nilai K nya terletak antara
akuifer dan akuitar) dan pada bagian bawah dibatasi lapisan kedap air. Pada
lapisan pembatas di bagian atasnya dimungkinkan masih ada air yang mengalir ke
akuifer.

48
d. Akuifer menggantung
Akuifer menggantung (perched aquifer) merupakan akuifer yang masa airtanahnya
terpisah dari airtanah induk. Pemisahnya adalah suatu lapisan yang relatif kedap
air yang begitu luas dan terletak di atas daerah jenuh air, seperti lapisan batuan
yang kedap air

3. Koefisien kelulusan air


Koefisien kelulusan air = koefisien permeabilitas = hidrolik konduktifitas
adalah kemampuan untuk meluluskan air di dalam rongga-rongga batuan tanpa
mengubahsifat-sifat airnya. Koefisien kelulusan air dapat dinyatakan dalam:
− koefisien kelulusan air di lapangan (K)

49
− koefisien kelulusan air di laboratorium (Ks)
Koefisien kelulusan air dapat dihitung dengan menggunakan rumus hukum DARCY,
yaitu:

Q L3/T
K = --------------- = ------------- = L/T (m/hari)
A x dh/dl L2 x L/L

A = luas akuifer

50

Anda mungkin juga menyukai