2. Materi Pembelajaran
a. Mengapa kita perlu mempelajari hidrologi?
Manusia terdiri dari 60-80% air tergantung usia dan berat badan; metabolisme tubuh kita
memerlukan dua hingga tiga liter air dalam sehari; manusia hanya dapat bertahan hidup
selama 3-5 hari tanpa minum atau mendapatkan pasokan air dari luar. Selain itu, air juga
diperlukan dalam berbagai aktivitas manusia seperti rumah tangga, kehutanan, pertanian,
perikanan, peternakan, industri, pembangkit listrik dan sarana transportasi. Khusus untuk
kebutuhan rumah tangga seperti minum, memasak, mencuci dan mandi, air bersih sangat
diperlukan. Menurut Tanika dkk ., 2016 Kurang lebih 90% permukaan bumi yang kita
tempati berupa air. Namun demikian, hanya 3% dari jumlah air yang tersedia yang dapat
kita gunakan secara langsung. Dari 3% tersebut masih terbagi lagi manjadi es/gletser di
kutub selatan dan utara (72%), air tanah dalam (aquifer) (20%), dan air permukaan (1%)
(Gambar .1). Kecilnya jumlah air permukaan yang dapat dimanfaatkan bagi makhluk
hidup, mengharuskan kita untuk mengelola dan menggunakannya secara benar dan
bijaksana.
Ilmu yang mempelajari mengenai distribusi, pergerakan, kualitas, dan siklus air yang
lebih dikenal sebagai hidrologi menjadi dasar dalam merencanakan pengelolaan daerah
aliran sungai. Oleh karena itu, hidrologi sangat penting untuk dipelajari. Hidrologi
modern, mempelajari distribusi air yang ada di bumi maupun di atmosfer termasuk
pergerakannya (Davie, 2008).
c. Definisi Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup. Karena perkembangan yang ada maka
ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari sirkulasi air. Jadi dapat
dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk mempelajari; presipitasi (precipitation), evaporasi
dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah
(ground water).
Focus dari hidrologi adalah kejadian dan pergerakan air baik di permukaan maupun di
bawah permukaan bumi. Yang merupakan pergerakan secara terus menerus dari satu
bentuk ke bentuk lain atau pergerakan dari suatu lokasi storage ke yang lain, akan tetapi
jumlah air yang tinggal di permukaan dan dibawah permukaan tetap. System ini disebut
sisten tertutup yang tidak mempunyai permulaan dan akhiran, karenanya ini disebut siklus
hidrology. Energy yang digunakan untuk menjalankan siklus ini adalah solar radiation
(radiasi matahari )
d. Cabang-Cabang Hidrologi
Cabang-cabang ilmu hidrologi, antara lain:
- Potamologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di
permukaan tanah.
- Limnologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang menggenang
di permukaan tanah.
- Geohidrologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah
permukaan tanah.
- Kriologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es.
- Hidrometeorologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh
aspek meteorologi terhadap aspek hidrologi.
Cabang-cabang ilmu di atas tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan satu
sama lain. Mempelajari hidrologi berarti juga mempelajari bagian-bagian Potamologi,
Limnologi, Geohidrologi, Kriologi, dan Hidrometeorologi.
e. Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke
atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut, seperti digambarkan pada Gambar
2.
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu
melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat
yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan
tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi akan
berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan penguapan atau
evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat
perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk
akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state). Bila temperatur
berada di bawah titik beku (freezing point) kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil
(tiny droplet) terbentuk oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan
terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi
butir-butir air.
Apabila jumlah butir air sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri pengaruh gravitasi)
butir-butir air akan berubah menjadi salju dan turun ke bumi. Proses turunnya butiran air
ini disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai dibawah 0o
Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui
tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi
(tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa
retensi alam seperti daerahdaerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah dll.,
maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll.
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari
gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke
daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan
tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah
tangkapan atau daerah aliran menuju k esistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk.
Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai yang besar dan akhirnya
menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan
laut. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan
Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap
(evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk
kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler).
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang – ruang
antara butir – butir tanah dan di dalam retak – retak dari batuan. Dahulu disebut air
lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water).
Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan
aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang
mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan
tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap
dan kontinyu.
Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar ke
permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff), aliran
intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang terkumpul di sungai
yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya
mengikuti siklus hidrogi.
Pada jangka waktu yang lama dan skala ruang global simpanan cenderung mendekati nol,
sehingga keseimbangan air hanya dipengaruhi oleh masuk dan keluar ke dalam sub
sistem.
g. Siklus Hidrologi Terbuka
Aliran air tanah bisa merupakan satu atau lebih dari sub-sistem dan tidak tertutup, karena
sistem tertutup itu dipotong pada bagian tertentu dari seluruh sistem aliran. Transportasi
aliran di luar bagian aliran air tanah merupakan masukkan dan keluaran dari sub-sistem
aliran air tanah tersebut, demikian pula aliran air permukaan. Gambar 4. menunjukkan
gabungan sub-sistem aliran air tanah, aliran permukaan dan hidrologi yang merupakan
sub-sistem terbuka.
2) Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. Evaporasi Kondensasi Presipitasi di daratan Laut
- Perubahan iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu tempat dalam waktu yang lama.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan secara nyata yang terjadi pada
saat ini mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam
jangka waktu tertentu dalam kurun waktu puluhan hingga jutaan tahun (IPCC
2007). Pemanasan global dan perubahan curah hujan yang merupakan bagian dari
perubahan iklim berdampak pada siklus hidrologi, yaitu terjadinya perubahan
ketersediaan air sebagai akibat dari kekeringan, peningkatan suhu, meningkatnya
kejadian dan intensitas banjir akibat siklon tropis (Bates dkk. , 2008). Kekeringan
dan peningkatan suhu merupakan pemicu kebakaran hutan dan lahan di Indonesia,
di samping aktivitas manusia.
Representasi tersebut dinyatakan dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan untuk
berbagai macam tujuan penelitian. Penyederhanaan dilakukan secara representatif
terhadap perilaku proses yang relevan dari keadaan yang sebenarnya (Hidayat, 2001). Hal
yang sama dinyatakan Sri Harto (1983), bahwa model hidrologi adalah sebuah sajian
sederhana ( simple representation ) dari sebuah sistem hidrologi yang kompleks. Menurut
Dasanto (2000), model di dalam studi hidrologi atas dasar pendekatan pembentukan
model, dapat dipilah secara umum menjadi lima, yaitu :
- Model Stokastik
- Model Probabilitas
- Model Konseptual
- Model Parametrik
- Model Deterministik
3. Latihan
Diskusikanlah kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang, untuk mendiskusikan modul
3 (tiga).
4. Evaluasi
Buatlah sebuah kasus kecil, dengan membuat artikel untuk pembahasan modul modul 1
(satu) ini
5. Kunci jawaban