Anda di halaman 1dari 14

A.

Kegiatan Pembelajaran ke-1 (Hidrologi)


1. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
- Mahasiswa dapat menjelaskan peran ilmu hidrologi dalam perencanaan dan
perancangan sistem bangunan air
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Ruang
Lingkup Hidrologi
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Definisi
Hidrologi
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Cabang-
Cabang Hidrologi
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Siklus
Hidrologi
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Fungsi
hidrologi DAS
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang Aktor-
faktor yang mempengaruhi fungsi hidrologi DAS
- Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami ,menjelaskan dan menganalisis
tentang Model Hidrologi

2. Materi Pembelajaran
a. Mengapa kita perlu mempelajari hidrologi?
Manusia terdiri dari 60-80% air tergantung usia dan berat badan; metabolisme tubuh kita
memerlukan dua hingga tiga liter air dalam sehari; manusia hanya dapat bertahan hidup
selama 3-5 hari tanpa minum atau mendapatkan pasokan air dari luar. Selain itu, air juga
diperlukan dalam berbagai aktivitas manusia seperti rumah tangga, kehutanan, pertanian,
perikanan, peternakan, industri, pembangkit listrik dan sarana transportasi. Khusus untuk
kebutuhan rumah tangga seperti minum, memasak, mencuci dan mandi, air bersih sangat
diperlukan. Menurut Tanika dkk ., 2016 Kurang lebih 90% permukaan bumi yang kita
tempati berupa air. Namun demikian, hanya 3% dari jumlah air yang tersedia yang dapat
kita gunakan secara langsung. Dari 3% tersebut masih terbagi lagi manjadi es/gletser di
kutub selatan dan utara (72%), air tanah dalam (aquifer) (20%), dan air permukaan (1%)
(Gambar .1). Kecilnya jumlah air permukaan yang dapat dimanfaatkan bagi makhluk
hidup, mengharuskan kita untuk mengelola dan menggunakannya secara benar dan
bijaksana.

Gambar 1. Persentase ketersediaan air yang ada di Bumi

Ilmu yang mempelajari mengenai distribusi, pergerakan, kualitas, dan siklus air yang
lebih dikenal sebagai hidrologi menjadi dasar dalam merencanakan pengelolaan daerah
aliran sungai. Oleh karena itu, hidrologi sangat penting untuk dipelajari. Hidrologi
modern, mempelajari distribusi air yang ada di bumi maupun di atmosfer termasuk
pergerakannya (Davie, 2008).

Hidrologi menjadi semakin penting dalam kaitannya dengan perubahan iklim


( climate change ). Dampak paling umum dari perubahan iklim adalah kenaikan suhu
udara, perubahan curah hujan dan kenaikan tinggi muka air laut. Di Indonesia penanda
perubahan iklim yang paling terasa adalah semakin besarnya potensi fenomena El Nino
dan La Nina yang berdampak pada perubahan curah hujan. Fenomena El Nino
menyebabkan kelangkaan air/kekeringan, sedangkan La Nina menyebabkan kenaikan
curah hujan hingga terjadi banjir
b. Ruang Lingkup Hidrologi
Ruang lingkup kajian Hidrologi menekankan pada fenomena yang berkaitan dengan asal
usul dan ketersedian air di bumi, karakteristik masingmasing proses hidrologi (presipitasi,
evapotranspirasi, infiltrasi dan perkolasi, air tanah, limpasan) yang terpadu dalam siklus
hidrologi, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data hidrologi untuk kepentingan
pengelolaan sumberdaya air di wilayah daerah aliran sungai.

c. Definisi Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup. Karena perkembangan yang ada maka
ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari sirkulasi air. Jadi dapat
dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk mempelajari; presipitasi (precipitation), evaporasi
dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah
(ground water).

Focus dari hidrologi adalah kejadian dan pergerakan air baik di permukaan maupun di
bawah permukaan bumi. Yang merupakan pergerakan secara terus menerus dari satu
bentuk ke bentuk lain atau pergerakan dari suatu lokasi storage ke yang lain, akan tetapi
jumlah air yang tinggal di permukaan dan dibawah permukaan tetap. System ini disebut
sisten tertutup yang tidak mempunyai permulaan dan akhiran, karenanya ini disebut siklus
hidrology. Energy yang digunakan untuk menjalankan siklus ini adalah solar radiation
(radiasi matahari )

d. Cabang-Cabang Hidrologi
Cabang-cabang ilmu hidrologi, antara lain:
- Potamologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di
permukaan tanah.
- Limnologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang menggenang
di permukaan tanah.
- Geohidrologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah
permukaan tanah.
- Kriologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es.
- Hidrometeorologi , yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh
aspek meteorologi terhadap aspek hidrologi.

Cabang-cabang ilmu di atas tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan satu
sama lain. Mempelajari hidrologi berarti juga mempelajari bagian-bagian Potamologi,
Limnologi, Geohidrologi, Kriologi, dan Hidrometeorologi.

e. Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke
atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut, seperti digambarkan pada Gambar
2.

Gambar 2. Siklus Hidrologi

Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu
melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat
yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan
tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi akan
berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan penguapan atau
evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat
perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk
akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state). Bila temperatur
berada di bawah titik beku (freezing point) kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil
(tiny droplet) terbentuk oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan
terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi
butir-butir air.

Apabila jumlah butir air sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri pengaruh gravitasi)
butir-butir air akan berubah menjadi salju dan turun ke bumi. Proses turunnya butiran air
ini disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai dibawah 0o
Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju

Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui
tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi
(tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa
retensi alam seperti daerahdaerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah dll.,
maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll.

Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari
gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke
daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan
tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah
tangkapan atau daerah aliran menuju k esistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk.

Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai yang besar dan akhirnya
menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan
laut. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan
Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap
(evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk
kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler).

Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang – ruang
antara butir – butir tanah dan di dalam retak – retak dari batuan. Dahulu disebut air
lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water).

Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan
aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang
mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan
tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap
dan kontinyu.

Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar ke
permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff), aliran
intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang terkumpul di sungai
yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya
mengikuti siklus hidrogi.

Menurut Tanika dkk ., (2016), siklus hidrologi melibatkan beberapa komponen/proses


antara lain: hujan, aliran batang dan tetesan daun, infiltrasi, aliran bawah permukaan,
absorbsi oleh tanaman, aliran permukaan, evaporasi, dan transpirasi (Tabel .1).
Tabel 1. Komponen/proses penyusun siklus hidrologi
f. Siklus Hidrologi Tertutup
Siklus hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila dilihat
keseimbangan air secara menyeluruh maka air tanah dan aliran permukaan: sungai, danau,
penguapan dll. merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek yang menjadikan siklus
hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan siklus hidrologi yang tertutup
(closed system diagram of the global hydrologycal cycle). Lebih jelasnya lihat gambar
3.
Gambar 3 .Siklus Hidrologi Tertutup

Persamaan matematis siklus hidrologi tertutup adalah sebagai berikut:

Pada jangka waktu yang lama dan skala ruang global simpanan cenderung mendekati nol,
sehingga keseimbangan air hanya dipengaruhi oleh masuk dan keluar ke dalam sub
sistem.
g. Siklus Hidrologi Terbuka
Aliran air tanah bisa merupakan satu atau lebih dari sub-sistem dan tidak tertutup, karena
sistem tertutup itu dipotong pada bagian tertentu dari seluruh sistem aliran. Transportasi
aliran di luar bagian aliran air tanah merupakan masukkan dan keluaran dari sub-sistem
aliran air tanah tersebut, demikian pula aliran air permukaan. Gambar 4. menunjukkan
gabungan sub-sistem aliran air tanah, aliran permukaan dan hidrologi yang merupakan
sub-sistem terbuka.

Gambar 4. Siklus Hidrologi Terbuka

h. Macam-Macam Siklus Hidrologi


1) Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi.
Evaporasi Kondensasi Hujan/presipitasi (jatuh ke permukaan laut)
Gambar 5. Siklus Hidrologi Pendek

2) Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. Evaporasi Kondensasi Presipitasi di daratan Laut

Gambar 6 Siklus Hidrologi Sedang


3) Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah
beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini awan tidak
langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan
membentuk gletser. Evaporasi Sublimasi Kondensasi Prepitasi (salju) Gletser
Aliran Sungai Lautan

Gambar 7. Siklus Hidrologi Panjang

i. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Pada proses siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan (Gambar 3.3). Tahapan
proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.

j. Fungsi hidrologi DAS


Berkaitan dengan kejadian hujan, fungsi hidrologi DAS mencakup tiga hal (Van
Noordwijk dkk., 2004), yaitu:
- Mempertahankan kuantitas air, dalam bentuk:
- Mempertahankan kualitas air.
- Mempertahankan kestabilan tanah.
DAS memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila memiliki kemampuan dalam
mempertahankan kestabilan tanah dari kejadian erosi, longsor, dan abrasi.
Berbagai pihak memiliki kepentingan yang berbeda dalam kaitannya dengan fungsi
hidrologi DAS , meskipun secara umum semua manusia menginginkan fungsi hidrologi
DAS dapat berjalan dengan baik.

k. Aktor-faktor yang mempengaruhi fungsi hidrologi DAS


Fungsi hidrologi DAS dipengaruhi oleh: (a) perubahan iklim, (b) perubahan penggunaan
lahan, dan (c) aktivitas manusia. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi DAS
yang ditunjukkan oleh adanya perubahan kualitas dan kuantitas (jumlah) air (Gambar 8).
Perubahan kualitas dan kuantitas air akan mempengaruhi ketersedian air baik untuk
kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, maupun penggunaan yang lain seperti untuk
mikrohidro.

Gambar 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi fungsi hidrologi DAS

- Perubahan iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatu tempat dalam waktu yang lama.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan secara nyata yang terjadi pada
saat ini mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam
jangka waktu tertentu dalam kurun waktu puluhan hingga jutaan tahun (IPCC
2007). Pemanasan global dan perubahan curah hujan yang merupakan bagian dari
perubahan iklim berdampak pada siklus hidrologi, yaitu terjadinya perubahan
ketersediaan air sebagai akibat dari kekeringan, peningkatan suhu, meningkatnya
kejadian dan intensitas banjir akibat siklon tropis (Bates dkk. , 2008). Kekeringan
dan peningkatan suhu merupakan pemicu kebakaran hutan dan lahan di Indonesia,
di samping aktivitas manusia.

- Aktivitas manusia dalam pengelolaan lahan


Menurut Guo dkk ., (2008), perubahan tutupan lahan mempengaruhi siklus
hidrologi melalui proses infiltrasi, evapotranspirasi, dan intersepsi oleh vegetasi
Sebagai contoh, tutupan lahan hutan yang dikonversi menjadi tanaman semusim
menyebabkan berkurangnya tingkat infiltrasi, intersepsi, dan evapotranspirasi.
Perubahan tersebut mengakibatkan curah hujan yang sampai ke permukaan tanah
dan menjadi aliran permukaan menjadi semakin besar sehingga berpotensi banjir
dan erosi (Gambar 9).

- Aktivitas manusia dalam pengelolaan sumber daya air


Aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan menyebabkan penurunan fungsi
hidrologi DAS. Sebagai contoh pemukiman di bantaran sungai yang penyebab
limbah rumah tangga langsung masuk ke sungai (Gambar 9), penggunaan
pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan terutama di lahan dekat sumber air

Gambar 9. Aktivitas manusia yang mempengaruhi fungsi hidrologi; (A)


perubahan tutupan lahan, (B) pembuangan sampah rumah tangga ke bantaran
sungai
l. Model Hidrologi
Model adalah reprensentasi atau gambaran dari suatu keadaan ( states ), obyek
(objects ), dan kejadian ( events ). Representasi tersebut harus diungkapkan dalam bentuk
yang sederhana, yaitu dengan mengeliminasi atau meminimalkan variabelvariabel lain
yang rumit dan tidak terkait secara langsung dengan model tersebut

Representasi tersebut dinyatakan dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan untuk
berbagai macam tujuan penelitian. Penyederhanaan dilakukan secara representatif
terhadap perilaku proses yang relevan dari keadaan yang sebenarnya (Hidayat, 2001). Hal
yang sama dinyatakan Sri Harto (1983), bahwa model hidrologi adalah sebuah sajian
sederhana ( simple representation ) dari sebuah sistem hidrologi yang kompleks. Menurut
Dasanto (2000), model di dalam studi hidrologi atas dasar pendekatan pembentukan
model, dapat dipilah secara umum menjadi lima, yaitu :
- Model Stokastik
- Model Probabilitas
- Model Konseptual
- Model Parametrik
- Model Deterministik

3. Latihan
Diskusikanlah kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang, untuk mendiskusikan modul
3 (tiga).

4. Evaluasi
Buatlah sebuah kasus kecil, dengan membuat artikel untuk pembahasan modul modul 1
(satu) ini

5. Kunci jawaban

Anda mungkin juga menyukai