SIKLUS HIDROLOGI EFRAIM TANDI BUA R1B118037 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALUALEO 2022 PENGERTIAN HIDROLOGI
Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan air di bumi,
proses terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (International Glosary of Hidrology dalam Seyhan, 1995). Hidrologi dapat disebut ilmu yang mempelajari presipitasi (precipitation), evaporasi dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface steamflow), dan air tanah (groundwater) (Suyono, 1977). C abang-cabang ilmu hidrologi, antara lain:
1. Potamologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di
permukaan tanah. 2. Limnologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang menggenang di permukaan tanah. 3. Geohidrologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah permukaan tanah. 4. Kriologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es. 5. Hidrometeorologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh aspek meteorologi terhadap aspek hidrologi AIR METEROIT (0,001%) •ES DAN SALJU( 1,75%) •AIR LAUT( 95,5%) AIR TAWAR (0,73%) Cabang-cabang ilmu dalam hidrologi tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Mempelajari hidrologi berarti juga mempelajari bagian- bagian Potamologi, Limnologi, Geohidrologi, Kriologi, dan Hidrometeorologi. Di bumi terdapat air berkisar antara 1,3 – 1,4 milyard km3 . Persebarannya meliputi; Dalam perkembangannya hidrologi menjadi ilmu dasar dari pengelolaan sumberdaya air yang merupakan pengembangan, agihan, dan penggunaan sumberdaya air secara terencana. Indonesia mengalami berbagai permasalahan sumberdaya air yang membutuhkan analisis hidrologi yang semakin rumit dalam mengatasinya. Pemahaman ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan problem berupa kekeringan, banjir, perencanaan sumberdaya air seperti dalam disain irigasi, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi dan problem lain yang terkait dengan kasus hidrologi. SIKLUS HIDROLOGI Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk air, es, atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: • Gambar 2.1. Siklus Hidrologi (T=Transpirasi, E=Evaporasi, P=Hujan, R=Aliran Permukaan, G=aliran air tanah, I=infiltrasi), Sumber: Veihmeyer, et al. 1989) 1. Evaporasi/transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb, kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintikbintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es 2. Air Permukaan – Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut 3. Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui celah celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. • Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS) gambar 2.2. Kesetimbangan dan pergerakan air secara Hidrologis HIDROLOGI DI INDONESIA
Indonesia dalam mengimplemetasikan konsep keairan telah
menuangkan dalam bentuk perundangan berupa UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 yang memuat konsep dasar keairan berupa definisidefinisi. 1. Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. 2. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. 3. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. 4. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, atau pun di bawah permukaan tanah. 5. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2 6. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. 7. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Permasalahan sumberdaya air di Indonesia masih bertumpu pada aspek kuantitatif seperti kejadian banjir dan kekeringan. Dimana air terlalu banyak pada musim hujan dan terlalu sedikit pada musim kemarau. Distribusi ketersediaan air sepanjang waktu sangat ditentukan oleh distribusi hujan sepanjang tahun dan ketersediaan sarana penampungan air untuk mencegah kekurangan air pada musim kemarau Disamping persoalan kuantitas, kualitas air juga menjadi permasalahan di Indonesia dimana kualitas air permukaan sudah sangat kotor, misalnya air di Sungai Citarum yang berbau dan berwarna hitam. Permasalahan sumber daya air ini dapat diselsesaikan dengan pemahaman yang komprehensif tentang hidrologi wilayah/regional pada masing-masin DAS TERIMA KASIH