Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

BAB 1 SIKLUS HIDROLOGI


A. Pengertian Siklus Hidrologi
B. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
C. Jenis-Jenis Siklus Hidrologi
D. Dampak Negatif Siklus Hidrologi Bagi Kehidupan Apabila Terganggu
E. Manfaat Siklus Hidrologi
F. Dampak Kegiatan Manusia Pada Siklus Air
G. Sejarah Siklus Hidrologi
A. Pengertian Siklus Hidrologi
Terdapat beberapa definisi hidrologi menurut para ahli, diantaranya yaitu
sebagai berikut ini:
1. Pengertian Hidrologi Menurut Marta dan Adidarma (1983)
Hidrologi yaitu ilmu yang mempelajari terjadinya pergerakan dan
distribusi air di bumi baik yang berada di atas maupun yang berada di bawah
permukaan bumi, tentang sifat fisika dan kimia air dengan reaksi terhadap
lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.
2. Pengertian Hidrologi Menurut Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan
(1986)
Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan mengenai air yang terdapat di
bumi yaitu tentang kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat kimia dan
fisika serta rekasinya terhadap lingkungan termasuk juga hubungannya
dengan kehidupan.
3. Pengertian Hidrologi Menurut Singh (1992)
Bahwa hidrologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
karakteristik menurut ruang dan waktu tentang kuantitas dan kualitas air
yang ada di bumi termasuk juga proses hidrologi, pergerakan, penyebaran,
eksplorasi, sirkulasi tampungan, manajemen dan pengembangan.
4. Siklus hidrologi menurut Sosrodarsono (2003)
Bahwa hidrologi adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah
dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Dalam siklus hidrologi ini terdapat beberapa proses yang saling terkait dan
perlu diperhatikan dalam merencanakan bangunan air, yaitu proses hujan
(presipitasi), penguapan (evaporasi), infiltrasi, limpasan permukaan
(surfacerunoff) dan limpasan air tanah (subsurface runoff).

Siklus hidrologi atau siklus air, merupakan cabang ilmu geografi yang
secara spesifik membahas pergerakan air atau siklus air. Kata hidrologi
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang berarti ilmu tentang air. Pengertian
siklus hidrologi adalah proses secara terus menerus molekul air dari bumi ke
atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi. Pergerakan tersebut memiliki
nama masing-masing. Jika air bergerak dari laut ke udara disebut
penguapan. Saat air bergerak jatuh ke permukaan tanah disebut hujan atau
bentuk presipitasi lain yang akhirnya mengalir kembali ke laut. Sirkulasi ini
berlangsung terus menerus dalam tahapan penguapan, presipitasi dan
pengaliran keluar.

Pengertian siklus hidrologi secara singkat adalah siklus air dari laut
ke atmosfer kemudian ke bumi dan kembali lagi ke laut dan seterusnya.
Pengertian siklus hidrologi dan gambarnya adalah sirkulasi air tanpa henti
dari atmosfer menuju ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui
beberapa proses diantaranya yaitu kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi.

Siklus hidrologi bisa juga berarti lebih sederhana yaitu peredaran air
dari laut ke atmosfer melalui penguapan, lalu jatuh dalam bentuk hujan ke
permukaan bumi, yang mengalir di dalam tanah dan di atas permukaan tanah
sebagai sungai yang mengalir menuju ke laut.

Pemanasan air laut karena paparan sinar matahari adalah kunci sukses
dari siklus hidrologi, sehingga bisa berjalan secara terus menerus. Air
berevopolasi, lalu jatuh ke bumi sebagai prespitasi dalam bentuk kabut,
grimis, hujan, salju, hujan es dan salju dan hujan batu.

Kemudian air hujan ini akan menyerap ke dalam tanah (infiltrasi dan
perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Air yang berada di
permukaan dan sebagian yang berada di bawah permukaan, baik yang
mengalir seperti sungai maupun yang tergenang seperti air rawa, waduk,
danau. Air tersebut akan terkumpul dan mengalir yang akhirnya membentuk
sungai yang mengalir menuju ke laut.

Melalui siklus hidrologi inilah, ketersediaan air di daratan bumi bisa


tetap terjaga, selain itu siklus hidrologi juga berpengaruh terhadap teraturnya
cuaca, suhu lingkungan, hujan dan juga keseimbangan ekosistem bumi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
menyangkut masalah kualitas dan kuantitas air di bumi. Hidrologi dapat
di kategorikan menjadi 2 (dua) bagian:

 Operatioal Hydrology
Menyangkut pemasangan alat-alat ukur penentuan jaringan stasiun
pengamatannya, pengumpulan data hidrologi (pengamatan elemen-
elemen hidrologi), pengolahan data mentah dan publikasi data.
 Applied Hydology
Ilmu yang langsung berhubunga dengan penggunaan hukum-
hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni pada kejadian
praktis dalam kehidupan menyangkut analisis hidrologi.
Contoh:
Pada kegiatan perencanaan reservoir yang bertujuan untuk
mengendalikan banjir dan mengatasi kebutuhan air, tercakup
beberapa langkah analisis hidrologi adalah:
 Memperkirakan jumlah air permukaan yang tersedia
 Memperkirakan kehilangan air (akibat penguapan,
rembesan, dan sebagainya)
 Memperkirakan kebutuhan air (domistik, pertanian,
perindustrian)
 Memperkirakan rencana banjir/design flood
 Memperkirakan kapasitas/volume reservoir dan tinggi muka
air maksimum dalam reservoir.

B. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Proses Siklus Hidrologi Siklus air ini memiliki beberapa tahapan yang
telah disinggung di atas. Tahapan tersebut berupa penguapan,
evapotranspirasi, hujan, aliran air, pengendapan air dalam tanah, dan air
tanah ke laut. Berikut penjelasan lengkap proses siklus hidrologi:
1. Evaporasi
Evaporasi menjadi tahap pertama siklus hidrologi. Pada tahap ini,
proses penguapan mengubah air yang berada di danau, laut, sungai,
dan tempat genangan lain menjadi uap. Proses ini melibatkan panas
matahari yang membuatnya menguap ke atas. Besar kecil perubahan
molekul cair menjadi gas ini bergantung pada semakin terik dan
tidaknya panas matahari. Jika sinar matahari semakin terik, maka
semakin besar pula molekul air yang terangkat ke atmosfer.
2. Transpirasi
Siklus hidrologi berikutnya adalah transpirasi. Penguapan yang terjadi
dari genangan air atau tanah disebut evaporasi. Namun ternyata ada
penguapan yang terjadi pada tubuh makhluk hidup seperti hewan,
manusia, dan tumbuhan. Tahap ini pun disebut transpirasi. Zat cair
yang terdapat pada hewan dan tumbuhan akan berubah menjadi uap
atau molekul gas. Penguapan zat cair dari hewan dan tumbuhan
memang tidak terlalu banyak. Tumbuhan akan menyerap air lewat
akar dan digunakan untuk fotosintesis. Uap air akan keluar melalui
stomata. Sedangkan hewan akan mengonsumsi air dan bernafas. Nafas
itu menghasilkan uap air yang akan menjadi objek transpirasi.
3. Evapotranspirasi
Tahap ini merupakan tahap penguapan air yang ada di muka
bumi. Penguapan ini tentu meliputi air yang ada di tanah, badan air,
maupun makhluk hidup. Tahap ini merupakan tahap yang paling
berpengaruh pada jumlah air yang terbawa dalam siklus hidrologi.
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi
dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air
dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah
proses keluarnya air dari tanaman (biotik) akibat proses respirasi dan
fotosistesis. Transpirasi pada dasarnya merupakan proses dimana air
menguap dari tanaman melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran
tanaman mengadopsi air dalam jumlah yang berbeda-beda dan
ditransmisikan melalui tumbuhan dan melalui mulut daun. Kombinasi
dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan
tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman
melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET).
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah suhu
air, suhu udara (atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan
udara, sinar matahari. Pada waktu pengukuran evaporasi,
kondisi/keadaan iklim ketika itu harus diperhatikan, mengingatfaktor
itu Sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan (Sosrodarsono dan
Takeda,1983). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi
adalah suhu, kecepatanangin, kelembaban tanah, sinar matahari,
gradien tekanan uap. Juga dipengaruhi olehfaktor karakteristik
tanaman dan kerapatan tanaman (Kartasapoetra dan Sutedjo,1994).
Proses Evaporasi dimulai saat energi dibutuhkan untuk
merubah bentuk molekul air dari fase cair ke faseuap. Radiasi
matahari langsung dan faktor lingkungan yang mempengaruhi suhu
udara merupakan sumber energi. Gaya penggerak untuk
memindahkan uap air dari permukaan penguapan adalah perbedaan
tekanan antara uap air di permukaan penguapan dan tekanan udara
atmosfir. Selama berlangsungya proses, udara sekitar menjadi jenuh
secara perlahan dan selanjutnya proses akan melambat dan
kemungkinan akan berhenti jika udara basah tidak dipindahkan ke
atmosfir.Pergantian udara jenuh dengan udara kering sangat
tergantung pada kecepatan angin. Oleh karena itu, radiasi surya,
temperature udara, kelembaban udara dan kecepatanangin merupakan
parameter iklim yang dipertimbangkan dalam penentuan proses
evaporasi. Jika permukaan penguapan adalah permukaan tanah, maka
tingkat penutupan tanaman pelindung (crop canopy) dan jumlah air
tersedia pada permukaan penguapan juga menjadi faktor yang
mempengaruhi proses evaporasi.Ada beberapa metode untuk
pengukuran evaporasi, yaitu: dengan panci eva porasi, lisimeter,
pengukuran meteorologis.
 Proses dan Parameter Evapotranspirasi
Evapotranspirasi (ETc) adalah proses dimana air berpindah dari
permukaan bumi ke atmosfer termasuk evaporasi air dari tanah dan
transpirasi dari tanamanmelalui jaringan tanaman melalui transfer
panas laten persatuan area (Hillel, 1983). Ada 3 faktor yang
mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu:
1. Faktor iklim mikro, mencakup radiasi netto, suhu, kelembaban
dan angin.
2. Faktor tanaman, mencakup jenis tanaman, derajat
penutupannya, struktur tanaman, stadia perkembangan sampai
masak, keteraturan dan banyaknya stomata, mekanisme
menutup dan membukanya stomata.
3. Faktor tanah, mencakup kondisi tanah, aerasitanah, potensial air
tanah dan kecepatan air tanah bergerak ke akar tanaman
(Linsleydkk., 1979).
 Jenis-Jenis Evapotranspirasi
1. Evapotranspirasi potensial, adalah yang munkin terjadi pada
kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang
mempengaruhi evapotranspirasi adalah tersedianya air yang
cukup banyak. Evapotranspirasi potensial akan terjadi jika
evapotranspirasi pada suatu daerah sempit di tengah-tengah
daerah yang luas, tidak terpisah, seluruh permukaan tertutup
vegetasi seragam. Dan terjadi jika dalam kondisi
kelembaban tanah tidak terbatas.
2. Evapotranspirasi aktual Jumlah air tidak berlebihan atau
terbatas. Dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang
tidak tertutupi tumbuhan hijau pada musim kemarau.
4. Sublimasi
Sublimasi merupakan peristiwa berubahnya es batu menjadi
uap air. Proses ini tidak memerlukan perubahan zat padat menjadi zat
cair. Tahap ini terjadi pada bumi di bagian wilayah kutub utara dan
kutub selatan. Penguapan pada tahap ini merupakan perbedaan tahap
evaporasi dan sublimasi. Pada tahap ini, penguapannya lebih lambat.
5. Kondensasi
Selain evaporasi dan sublimasi adalah kondensasi. Tahap ini adalah
tahap pengembunan. Air yang telah menguap akan menjadi partikel es
yang sangat kecil. Suhu dingin pada ketinggian atmosfer di bagian
atas akan mengubahnya menjadi partikel es. Partikel es tersebut akan
berubah menjadi awan. Setiap partikel es yang menjadi awan, maka
akan terkumpul dan menjadi awan berwarna hitam. Proses ini
berlangsung hingga wujudnya semakin padat. Contohnya yakni gas
yang berubah menjadi cairan.
6. Adveksi
Adveksi merupakan proses dari siklus hidrologi yang berupa
perpindahan awan. Awan-awan hasil kondensasi tersebut akan
menyebar dan berpindah tempat. Perpindahan ini dipengaruhi oleh
angin dan perbedaan tekanan udara. Adveksi juga dikenal sebagai
suatu penyebaran panas dengan arah horizontal atau mendatar.
Adanya gerakan ini membuat udara di sekitar menjadi panas.
7. Presipitasi
Presipitasi terjadi atas adanya pendinginan dan penambahan
uap air. Air pun membentuk awan dan mencapai titik jenuh. Banyak
sedikitnya air yang terbentuk di atmosfer akan berpengaruh pada
tetesan air di awan. Semakin banyak uap air yang terkumpul di
atmosfer, maka tetesan air pun semakin banyak dan berat. Jika awan
tak mampu lagi menampung banyaknya air, maka air tersebut akan
turun ke bawah. Proses air yang turun ke bawah ini disebut dengan
hujan.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah,
merupakan perubahan bentuk air dari uap menjadi cairan sebagai
akibat dari proses kondensasi. Peristiwa presipitasi secara mendetail
dapat dilihat pada siklus hidrologi. Proses presipitasi diawali naiknya
uap air dari permukaan bumi ke atmosfer. Uap air di atmosfer menjadi
dingin dan terkondensasi membentuk awan (clouds). Kondensasi
terjadi ketika suhu udara berubah menjadi lebih dingin. Ketika awan
yang terbentuk tidak mampu lagi menampung air maka awan akan
melepas uap air yang ada di dalamnya ke dalam bentuk presipitasi.
Secara sederhana, agar presipitasi dapat terjadi, kondisi atmosfer
harus mendukung 4 hal berikut, yaitu:
1. Kelembaban udara yang cukup
2. Terdapat inti yang cukup untuk pembentukan kondensasi
3. Kondisi udara cukup baik untuk proses penguapan terjadi
4. Awan pembentukan kondensasi harus mencapai bumi.
Bentuk-Bentuk Presipitasi Seperti yang sudah disinggung
sebelumnya, presipitasi bisa terjadi dalam beberapa bentuk.
Berdasarkan ukurannya, bentukbentuk presipitasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Drizzle : Presipitasi yang terdiri dari butir-butir air berdiameter
kurang dari 0,02 mm atau intensitasnya kurang dari 0.04 mm per
jam
b. Rain : Presipitasi dengan ukuran butir air lebih besar dari 0,02 mm
c. Glaze : Presipitasi berupa es yang terbentuk dari hujan atau drizzle
yang membeku akibat kontak dengan lingkungan yang dingin
d. Sleet : Presipitasi terbentuk apabila butir-butir hujan sewaktu jatuh
mengalami pembekuan akibat udara yang dingin
e. Snow : Presipitasi dalam bentuk Kristal es
f. Hail : Presipitasi dalam bentuk bola es dengan diameter lebih dari
0,2 inci.
8. Run Off
Tahap ini adalah peristiwa hujan yang jatuh ke bumi di dataran
tinggi. Air yang berada di dataran tinggi akan mengalir kedataran
lebih rendah. Oleh karena itulah disebut run off. Air yang mengalir
dari dataran tinggi ini akan menuju ke laut pada akhirnya.
Air tersebut mengalir ke tempat yang lebih rendah dan kemudian
bermuara ke sungai atau danau atau waduk bahkan laut.Pada akhirnya
air akan terevaoprasi lagi. Limpasan permukaan atau aliran permukaan
merupakan dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah
yang mengangkut zat-zat dan partikel tanah. Limpasan terjadi akibat
intensitas hujan yang turun melebihi kapasitas infiltrasi, saat laju
infiltrasi terpenuhi maka air akan mengisi cekungan yang terdapat
pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut terisi air
dan penuh, maka air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan
tanah (surface runoff).
Limpasan terdiri dari berbagai sumber, yaitu:
a. Aliran permukaan (Surface Flow) Adalah bagian dari air
hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis diatas
permukaan tanah. Aliran permukaan dapat terkonsentrasi
b. Aliran Antara (interflow) Adalah aliran dalam arah lateral
yang terjadi di bawah permukaan tanah. Aliran antara
terdiri dari gerakan air dan lengas tanah secara lateral
menuju elevasi yang lebih rendah.
c. 3. Aliran Air Tanah Adalah aliran yang terjadi dibawah
permukaan air tanah ke elevasi yang lebih rendah yang
akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut.
d. Aliran di bawah permukaan yaitu air yang masuk ke
dalam tanah tetapi tidak masuk cukup dalam disebabkan
adanya lapisan kedap air. Air ini mengalir di bawah
permukaan tanah kemudian ke luar pada suatu tempat
dibagian bawah atau masuk ke sungai.
e. Aliran sungai Yaitu air yang mengalir di dalam saluran-
saluran yang jelas seperti sungai. Sungai yang berasal
dari aliran di bawah permukaan dan aliran air bawah
tanah akanjernih, sedangkan yang bersumber utama dari
aliran permukaan akankeruh oleh sedimen yang
dikandungnya.
9. Inflitrasi
Infiltrasi menjadi faktor utama pada siklus hidrologi. Tahap ini
berperan penting saat pendistribusian air hujan dan berpengaruh pada
permukaan bumi seperti banjir, erosi, ketersediaan air saat kemarau,
air bawah tanah, air pada tanaman, dan lain sebagainya.
Infiltrasi merupakan peristiwa atau proses masuknya air ke
dalam tanah, umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan tanah
dan secara vertikal. Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam
tanah melalui permukaan tanah dalam tingkatan prosesnya melalui
 Ambibisi, yaitu proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah atau serapan matrik tanah
 Bergeraknya air ke dalam permukaan tanah,dimana ambibisi masih
berlangsung.
 Redistribusi air tanah setelah proses ambibisi berakhir.Infoltrasi
merupakan suatu peralihan atau pergerakan air dari permukaan
tanah yang terus bergerak di dalam profil tanah yang prosesnya
dikenal dengan perkolasi (Utomo, 2016).
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi lajuh infiltrasi
dintaranya; Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh,
Kelembaban tanah, Pemampatan oleh hujan, Penyumbatan oleh butir
halus, Tanaman penutup, Topografi, dan Intensitas hujan. Faktor-
faktor ini yang akan menentukan nilai infiltrasi dari suatu wilayah
tertentu Pada beberapa kasus, air dapat masuk melalui jalur atau
rekahan tanah, atau gerakan horizontal dari samping, dan lain
sebagainya. Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur
curah hujan, aliran permukaan, dan menduga faktorfaktor lain dari
siklus air,atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf.
Mengingat cara tersebut memerlukan biaya yang relatif mahal,
maka penetapan infiltrasi sering dilakukan pada luasan yang sangat
kecil dengan menggunakan suatu alat yang dinamai infiltrometer. Ada
beberapa macam infiltrometer yang dapat digunakan untuk
menetapkan laju infiltrasi, yaitu:
 ring infiltrometer (single ataudouble/concentric-ring infil
trometer);
 wells, auger hole permeameter;
 pressure infiltrometer;
 closed-top permeameter;
 crust test;
 tension and disc infiltrometer;
 driper; dan
 rainfall (Clothier, 2001;Reynoldet al., 2002).
Proses Terjadinya Infiltrasi
Proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang saling tidak
tergantung satu sama lain, yaitu:
1. proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan
tanah,
2. tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah,
3. proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah,
samping, dan atas) (Asdak ,2014).
Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau
seluruh air hujan tersebut masuk ke dalam tanah melalui pori-pori
permukaan tanah. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah
disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Laju air
infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya
diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan
mengalir tegak lurus ke dalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi
yang lain, gaya kapiler bersifat mengalirkan air tersebut tegak lurus ke
atas, ke bawah dan ke arah horizontal. Gaya kapiler tanah ini bekerja
nyata pada tanah dengan poripori yang relatif kecil (USDA Natural
Resouces Conservation Service, 1998).
Proses infiltrasi pada dasarnya di pengaruhi oleh potensial
tanah total yang dapat digambarkan sebagai berikut:
 Y total = Yo+Ym+Yg+Yp Yo = Potensial osmotik
 Ym = Potensial Matrik
 Yg = Potensial Gravitasi
 Yp = Potensial pressure
Karena curah hujan memiliki kadar larutan yang sama, jadi
potensial osmotik sama dengan nol. Demikian pula potensial pressure,
karena tidak tergenang maka potensial pressure sama dengan nol.
Sehingga potensial tanah dipengaruhi oleh potensial matrik dan
gravitasi Y total = Y m + Y g (Banuwa, 2013).
10. Konduksi
Pada tahap siklus hidrologi yang terakhir yakni konduksi. Konduksi
adalah tahap dan proses pemanasan dengan cara bersinggungan
langsung dengan suatu objek. Pemanasan ini ada karena molekul
udara di dekat permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang
menerima panas dari matahari. Molekul yang telah panas ini
kemudian bersinggungan dengan molekul udara yang belum panas.
C. Jenis-Jenis Siklus Hidrologi
Jenis Siklus Hidrologi terdapat tiga jenis siklus hidrologi, yakni siklus
pendek, sedang, dan panjang. Adapun, penjelasan terkait masing-masing jenis
siklus hidrologi tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus hidrologi pendek ini terjadi tanpa perpindahan awan. Oleh
karena itu, prosesnya diawali dari evaporasi air laut langsung ke
atmosfer bumi. Kemudian pada ketinggian tertentu, uap air akan
menjadi awan. Awan yang semakin tebal akan melewati proses
presipitasi dan terjadi hujan. Air hujan yang turun akan kembali lagi
ke laut.

b. Siklus Hidrologi Sedang


Siklus hidrologi sedang dimulai saat air laut menguap. Uap air
tersebut akan terbawa oleh angin menuju daratan dan semakin tinggi.
Pada titik tertentu, uap air akan melewati fase menjadi awan.
Kemudian, awan akan menjadi hujan ke daratan. Air hujan itu pun
meresap ke tanah dan akan juga diresap oleh tumbuhan. Selanjutnya,
air akan mengalir ke sungai dan nantinya akan berakhir ke laut.

c. Siklus Hidrologi Panjang


Siklus ini pada umumnya terjadi di daerah pegunungan atau
wilayah dengan iklim sub tropis. Pada siklus hidrologi ini awan tidak
langsung menjadi hujan. Siklus hidrologi panjang ini diawali fase
evaporasi atau penguapan di lautan. Air akan berubah jadi gas dan
menyublim. Awan yang terbentuk dari proses ini akan mengalami
adveksi. Awan tersebut kemudian akan melewati fase presipitasi dan
turun ke bumi. Namun, hujan tidak berbentuk air melainkan berbentuk
salju dan terakumulasi membentuk gletser. Gletser yang terdapat di
daratan itu akan mencair karena suhu yang naik serta tekanan yang
muncul. Gletser cain akan menuju ke laut dan siklus pun terulang
kembali.

D. Dampak Negatif Bagi Kehidupan Apabila Siklus Hidrologi Terganggu


Dilansir dari National Geographic, siklus hidrologi bumi dimulai sekitar 3,8
miliar tahun yang lalu ketika bumi mendingin. Namun, aktivitas manusia
dapat mengganggu keseimbangan siklus ini.
A. Banyaknya Hujan dan Banjir
Dampak negative bagi kehidupan apabila siklus hidrologi
terganggu adalah banyaknya hujan dan banjir. Pemanasan global
menaikkan suhu dan meningatkan penguapan. Di beberapa daerah,
terutama di daerah pesisir dan daerah di sekitar perairan, hal tersebut
menyebabkan tingginya curah da intensitas hujan. Banyaknya hujan
dapat menyebabkan banjir yang membawa berbagai dampak negatif
lainnya.
B. Terjadinya Kekeringan
Terganggunya kekeringan Terganggunya siklus hidrologi memberikan
dampak negatif yang berbeda di daerah benua atau daratan yang jauh
dari perairan. Dilansir dari NASA Earth Observatory, pergeseran
siklus air menyebabkan peningkatan pengeringan permukaan tanah
dan menambah keparagan kekeringan. Akibatnya, daerah tersebut
akan kekurangan air dan kekeringan yang juga membahayakan bagi
kehidupan.
C. Tanah menjadi tidak subur
Terganggunya siklus hidrologi dapat menyebabkan banjir dan air
limpasan. Dilansir dari University of Missouri Extension, air limpasan
di permukaan, air yang meresap, dan banjir dapat membawa banyak
unsur hara. Menyebabkan tanah yang terkena banjir dan air limpasan
menjadi kekurangan unsur hara dan tidak subur. elain banjir,
kekeringan yang terjadi karena terganggunya siklus hidrologi dapat
membuat kandungan air dalam tanah berkurang. Akibatnya, tanah
menjadi tidak subur dan sulit bagi tumbuhan untuk tumbuh.
D. Kematian makhluk hidup
Kekeringan yang terjadi akibat terganggunya siklus air melahirkan
berbagai dampak negatif yang berujung pada kematian makhluk
hidup. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Kekeringan membuat
manusia, hewan, dan juga tumbuhan tidak dapat memenuhi kebutuhan
air untuk mempertahankan fungsi tubuhnya. Sehingga, terganggunya
siklus hidrologi (terutama dalam jangka panjang) dapat
mengakibatkan kepunahan makhluk hidup.
E. Terjadinya badai
Dilansir dari NASA Global Precipitation Measurement, peningkatan
penguapan siklus hidrologi dapat mengakibatkan badai yang lebih
sering dan intens. Adapun badai mengakibatkan banyak dampak
negatif seperti terhentinya aktivitas, kerusakan infrastruktur, dan juga
jatuhnya korban jiwa.
F. Terjadinya longsor
Daerah yang mengalami kenaikan intensitas hujan akibat
terganggunya siklus hidrologi mengalami lebih banyak banjir dan air
limpasan. Banjir dan air limpasan tersebut dapat memicu terjadinya
longsor dalam skala besar maupun kecil. Longsor yang terjadi dapat
menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kehidupan.
G. Terjadinya hujan asam
Aktivits manusia dapat mengemisikan gas sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke udara. Kedua gas tersebut kemudian masuk ke
dalam silus hidrologi, bereaksi dengan uap air, dan menghasilkan
hujan asam yang berbahaya bagi kehidupan. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa siklus hidrologi memegang peranan penting dalam
kehidupan di bumi. Sehingga, kita harus menjaga siklus hidrologi agar
tidak terjadi dampak negatif yang telah disebutkan.

E. Manfaat Siklus Hidrologi


Daur air merupakan siklus alami yang memberikan manfaat bagi seluruh
komponen di bumi. Beriktu ini adalah fungsi dan kegunaan siklus hidrologi,
yaitu:
a. Wash Biosfer
Biosfer adalah tempat hidup makhluk hidup meliputi tumbuhan,
hean dan manusia. Biosfer terdiri dari litosfer (batuan atau daratan),
hidrosfer (air) serta atmosfer (udara). Proses hidrologi melalui tiga
lapisan tersebut dan air menjadi pelarut universal yang sangat baik.
Seluruh komponen yang dilalui akan larut oleh air kecuali minyak.
Siklus air pertama kali dimulai dari penguapan sumber air, seperti
sungai, laut, danau dan sebagainya.Penguapan tersebut mengalami
tahapan tertentu sehingga menghasilkan air bersih berupa hujan. Air
hujan tersebut menjadi bahan dasar untuk mencuci biosfer. Dalam
perjalanannya menuju atmosfer, air akan melarutkan partikel debu,
gas (NOx, SOx), aerosol, fume, fog dan sebagainya termasuk saat air
menjadi titik air atau awan presipitasi. Semua yang ada di atmosfer
dapat terlalut dan terikat dalam air untuk kembali ke permukaan bumi.
Awan di atmosfer adalah air bermuatan listrik sehingga jika
terjadi pertemuan dengan yang lainnya akan menimbulkan kilat
atau petir. Petir adalah kondisi yang bermanfaat untuk terjadinya
fiksasi yang membentuk N2 yang berguna untuk siklus nitrogen.
Salah satu tahap siklus hidrologi ialah turunnya hujan. Sebelum
mencapai bumi, air hujan akan mengenai dendaunan yang tertutup
partikel debu dalam berbagai kondisi lingkungan. Secara alami daun-
daun tersebut akan tercuci dan terbilan sehingga dapat melakukan
fungsi fotosintesis sempurna, stomata terbuka, serta penguapan tidak
terganggu. Air hujan juga bermanfat untuk membersihkan atap tumah
dan lingkungan pada umumnya.
b. Water Move Position
Air di bumi selalu stabil jumlahnya dan tidak mengalami
pengurangan maupun penambahan. Ketersediaan air hanya ditentukan
oleh posisi dan kualitasnya yang berubah. Secara keseluruhan total air
di bumi adalah 1.362.000.000 km3 yang terdiri dari samudera 97,2%,
es atau gletser 2,15%, air tanah 0,61%, air permukaan 0,05%, danau
air tawar 0,0009%, danau air asin 0,008, sungai, atmosfer dan
sebagainya 0,073%).
Dari jumlah tersebut air yang secara langung dimanfaatkan
hanya sekitar 2,8%. Menurut teori seluruh air di bumi kondisinya
statis, namun karena faktor panas matahari, panas bumi, perbedaan
ketinggian, maka menyebabkan air bergerak dan membentuk siklus
hidrologi.
Adanya daur air secara langsung memutar atau memindahkan
air dari berbagai tempat. Air yang awalnya di daratan dan lautan akan
berpindah ke udara dan kembali turun ke daratan dan lautan. Pada
masing-masih tahapan tersebut, air mempunyai manfaat berbeda-beda
tergantung kemampuan manusia mendayagunakannya.
Jumlah air yang tersirkulasi hanya sekitar 521.000 km3 per
tahun atay 0,038% dari total air di dunia. Sirkulasi tersebut terbagi
pada proses evaporasi atau penguapan lautan sebanyak 84% dan
daratan sebanyak 16%. Akan tetapi ketika presipitasi jatuh ke bumi,
pembagiannya menjadi 80% ke lautan dan 20% ke daratan. Porisu
evaporasi dan presipitasi di daratan terdapat selisih 6% atau sekitar
31.250 km3 per tahun.
c. Water Supply
Sirkulasi air dalam siklus hidrologi hanya berjumlah 521.000
km per tahun atau sama dengan 1,427.1015 liter per hari. Jika bumi
3

dihuni oleh 6 milyar orang dengan kebutuhan 200 liter per hari, maka
membutuhan 1,2.1012 liter per hari.
Jika dibandingkan maka terdapat kelebihan air yang bisa
dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan. Jumlahnya tidak akan
mengganggu kondisi air yang mengalir di sungai, air tanah, danau dan
lautan. Dalam siklus ini, air akan melalui berbagai tempat, seperti
daratan meliputi permukaan atau dibawah permukaan tanah.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah air sanga
mencukupi untuk keperluan manusia, hewan dan tumbuhan. Akan
tetapi kualitas air antar daerah dapat berbeda, berikut pula dengan
kuantitasnya.
Masyarakat yang tinggal di pegunungan tak perlu mencari air
ke lautan dan cukup menunggu hujan atau aliran permukaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Bagi masyarakat perkotaan yang tinggal
di wilayah datar dapat mengambil air tanah dan menjernihkan air
permukaan. Oleh sebab itu, kebutuhan air akan tercukup dengan baik
dari segi jumlah dan lokasinya.
d. Resource Life

Air merupakan kebutuhan mutlak seluruh makhluk hidup.


Tanpa air mustahil ada kehidupan di bumi. Air terbentuk diawali dari
bumi yang mendingin dan mengkerut, kemudian membentuk air yang
mengisi keriput-keriput bumi.
Titik air terbentuk melalui aktifitas gunung berapi. Pada saat itu
air masih tawar dan belum ada kehidupan. Kemudian karena ada sinar
matahari, panas bumi dan sifat air maka terjadi penguapan, awan,
hujan, air tanah, sungai, danau dan lautan.
Kehidupan diduga pertama kali terbentu daria danya petir
akibat hasil pertemua dua awan yang mengenai permukaan air tawar,
sinar ultraviolet, paans dan sinar radiasi. Selanjutnya mulai terbentuk
unsur-unsur kehidupan dan muncul makhluk hidup sederhana di
perairan tawar. Setelah itu makhluk tersebut mengalami evolusi yang
membentuk berbagai mahluk hidup seperti saat ini.
Suatu mikroorganisme tidak akan berkembang dalam kondisi
kering tanpa air. Bahkan pada litosfer yang kondisinya kering, maka
dipastikan kehidupan akan berjalan lambat, kurang aktivitas, lambat
berkembang. Sehingga dapat disimpulkan jika kehidupan akan
terbentuk jika terdapat unsur air.
e. Sumber Energi
Siklus air memungkinkan air hujan jatuh ke dataran tinggi atau
pegunungan. Akibat pengaruh gravitasi maka air akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah. Perbedaan ketinggian daratan akan dilalui
air dengan kekuatan yang berbeda-beda. Semakin tinggi sumber air
menuju lokasi rendah maka kekuatannya akan semakin
besar.Kekuatan tersebut dapat dimanfaat sebagai sumber energi secara
berkelanjutan. Misalnya untuk memutar kincir hingga memutar turbin
untuk menghasilkan energi listrik.
f. Wisata

Keberadaan air memberikan dampak terhadap bentangan alam,


contohnya kabut di pegunungan, air terjun, awan tebal, gerimis,
danau, aliran sungai, sungai bawah tanah, stalaktit dan stalakmit, mata
air, sumur artesis, dan gelombang laut. Kondisi tersebut terbentuk
oleh siklus hidrologi yang telah berjalan ribuan tahun dan bisa
dijadikan obyek wisata menarik.

F.Dampak Kegiatan Manusia Pada Siklus Air


Seluruh kegiatan manusia dapat berdampak pada siklus air. Aktivitas negatif
tersebut dapat memberikan akibat buruk, antara lain:
1. Penebangan Hutan
Penyusutan wilayah hutan secara berlebihan akan berdampak
pada area resapan air ke dalam tanah. Hutan dengan kondisi gundul
tidak akan efektif menyerap air sehingga jika hujan turun maka air
akan langsung menuju ke lautan. Karena tidak ada area resapan maka
lapisan atas tanah (humus) akan terkikis dan laurt dalam air.
Lapisan tanah yang terbuka akan menyebabkan kapasitas
intersepsi hujan menurun drastis. Air hujan akan langsung
menghantam permuakaan tanah dan memcahkan matriks tanah
menjadi partikel kecil.
Partikel-partikel tanah tersebur akan menutup pori tanah dan
memadatkan permukaan tanah, sehingga kapasitas infiltrasi menurun.
Kapasitas infiltrasi yang turun akan membuat jumlah aliran
permukaan meningkat dan total aliran air menuju ke bawah
permukaan untuk mengisi air tanag berkurang. Aliran permukaan
dapat menggerus partikel permukaan dan mengangkutnya ke tempat
lain sebagai bagian dari proses erosi tanah.
2. Pemukiman
Pertambahan penduduk dunia tentunya akan menambah
kebutuhan tempat tinggal. Jika pembangunan ini tidak memperhatikan
aspek lahan serapan air maka tanah akan tertutup oleh perumahan,
jalan, semen dan beton.
3. Manipulasi Skala Besar
Pembangunan dalam skala besar terkait air dapat berpengaruh
terhadap siklus hidrologi. Contohnya adalah merubah pola global
debit sungai, perubahan salinitas laut, serta perubahan biofisik
permukaan tanah dapat berdampak buruk. Kegiatan manusia berkaitan
aliran sungai dan vegetasi kering bahkan telah mengurangi limpasan
sungai sekitar 324 km per tahun.
Penurunan kawasan limpasan tersebut menurunkan permukaan
laur sekitar 0,8 mm per tahun. Angka tersebut mewakili fraksi
signifikan dari kenaikan permukaan laut yang diamati dari 1-2 mm per
tahun yang berlawanan arah. Sehingga jika tidak karena manipulasi
manusia, maka permukaan laut akan naik lebih cepat dari kondisi saat
inI.
4. Pembukaan Lahan Hutan
Kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi,
bisnis dan sosial masyarakat dapat menimbulkan dampak negatif.
Umumnya pembukaan lahan hutan digunakan untuk lahan industri,
perumahan, pertanian dan perkebunan yang menyebabkan area
resapan air berkurang.
5. Penggunaan Zat Kimia
Zat kmia yang digunakan manusia di lingkungan akan lepas ke
udara dan mencemari tanah. Hal ini berpengaruh terhadap kandungan
air hujan yang turun ke bumi. Berbagai kandungan kmia akan
terakumulasi besama air hujan dan dapat membahayakan makhluk
hidup.
G. Sejarah Pengembangan Hidrologi
1. Pengembangan Awal
Aplikasi praktis dalam hidrologi telah mulai diterapkan, misalkan pada
pembuatan: Sumur-sumur zaman purba di Arab

 Sistem irigasi di Cina


 Dam/reservoir air terbesar di dunia pada saat itu (4800 tahun yang lalu di
Mesir)
2. Pengembangan Pada Abad Sesudah Masehi
Secara praktis, ilmu hidrologi baru dimulai pada abad 16 sejak:

 Leonardo & Vinci dan Bernard Palissy menemukan konsep siklus


hidrologi secara benar, melalui penyelidikan (hubungan infiltrasi
sampai kepada terjadinya mata air)
 Pierre Perrault & Edme Mariotte (1686) mengadakan pengukuran
aliran sungai pertama kali (pengukuran penampang melintang dan
kecepatan aliran), kemudian membandingkannya dengan hujan dan
evaporasi DAS, sehingga dengan adanya alat pengukur dan
pengembangan hidrolika, membuka kemungkinan dilaksanakan
percobaan-percobaan hidrologi.
3. Hidrologi Modern
Pengembangan hidrologi modern adalah:

 1850-1900 : pengukuran pengukuran sesaat dari debit


 1900-1930 : periode penggunaan rumus-rumus empiris atau (mulai
dilakukan pengumpulan data muka air- debit sungai secara sistematis)
 1930-1950 : periode penggunaan konsep rasional (teori infiltrasi teori
unit hidrograf pengembangan hidrolika air tanah rumus-rumus semi
empiris)
 1950 – sekarang : periode penggunaan teori-teori (seperti teori analisis
linier dan nonlinear sistem hidrologi, teori unsteady flow dalam air
tanah, aplikasi dan teori mass-transfer menjadi analisis evaporasi,
studi dari dinamika soil moisture, pengumpulan dari data hidrologi
yang berkesinambungan)
 Terbaru : penggunaan alat-alat modern (seperti sinar gamma sinar
laser supersonik dan) untuk berbagai tujuan penyelidikan
pengumpulan data dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai