Anda di halaman 1dari 186

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan suatu senyawa yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air
adalah kebutuhan utama untuk adanya kehidupan, kemudian manusia berusaha keras
dengan cukup lama menggunakan air dari sumber-sumber air. Salah satu planet dalam
tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak adalah bumi karena
biasa ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi. Lapisan air yang menyelimuti
bumi dinamakan hidrosfer yang merupakan lapisan pada bagian luar bumi yang terdiri
dari air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-resapan. Kadar air di bumi
berkisar antara 1,3–1,4 milyar atau sebesar 97 % air laut dan 3% air tawar. Sedemikian
pentingnya air bagi kehidupan sehingga air menjadi prioritas utama dari kebutuhan
lainnya, atau dengan kata lain air sangat dibutuhkan oleh manusia dan tidak
terpisahkan dengan tubuh manusia karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari
air, maka dari itu penyediaan air bersih mutlak harus ada.
Oleh karena itu studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-
negara berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air
yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air
tersebut adalah Hidrologi. Hidrologi ini berusaha memberi pemecahan bagi masalah –
masalah lingkungan sekitar yang berkaitan dengan air.
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan
gerakan air di alam kita ini.Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan
– perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di
bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan
penyimpanan air yang mengaktifkan penghidupan di planet bumi ini (Soemarto, 1987).
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi air di bumi, termasuk yang
ada di atmosfer dalam bentuk uap air, diatas permukaan dalam bentuk air, es, dan
dibawah permukaan sebagai air tanah. Hidrologi juga merupakan suatu ilmu yang
mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai
bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair,

1
padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya,
penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.
Setiap kegiatan pemanfaatan sumberdaya air akan selalu terkait dengan
analisis hidrologi. Umumnya analisis hidrologi merupakan langkah awal untuk
menetapkan potensi ketersediaan air pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
ditinjau. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
model hidrologi berupa model hujan aliran (rainfall runoff model), yang dapat
digunakan untuk melakukan simulasi debit aliran sungai berdasarkan masukan
data hujan, dan data parameter DAS.
Dalam Hidrologi terdapat juga daur atau siklus hidrologi yang mana adalah
gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan
atau bentuk presiptasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali (Soemarto, 1987).
Presipitasi sebagai bagian dari proses siklus hidrologi memang sangatlah penting.
Salah satu bentuk umum dari presipitasi adalah hujan.Untuk kebutuhan hidrologi
maupun perencanaan bangunan air, terkadang kita memerlukan data hujan. Oleh sebab
itulah kita perlu untuk mencatat intensitas hujan itu sendiri.Sehingga data yang ada
bisa digunakan untuk keperluan yang lebih lanjut.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan yang hendak dicapai dari penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian debit rencana serta pengertian-pengertian lain
yang terkait dengan debit rencana.
2. Untuk mengetahui cara analisa dan pengujian data hujan, cara penggunaan
distribusi probabilitas dalam perhitungan hujan rencana, cara pengujian hasil
perhitungan hujan rencana, dan perhitungan intensitas hujan rencana.
3. Untuk mengetahui pengertian hidrograf, asumsi dan landasan teori yang
mendasari penurunan hidrograf satuan, cara-cara menurunkan hidrograf satuan
nyata dan sintetik, serta cara menggunakan masing-masing metode hidrograf
satuan dalam perhitungan debit rencana.

2
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian debit rencana serta pengertian-pengertian lain
yang terkait dengan debit rencana.
2. Dapat mengetahui cara analisa dan pengujian data hujan, cara penggunaan
distribusi probabilitas dalam perhitungan hujan rencana, cara pengujian hasil
perhitungan hujan rencana, dan perhitungan intensitas hujan rencana.
3. Dapat mengetahui pengertian hidrograf, asumsi, dan landasan teori yang
mendasari penurunan hidrograf satuan, cara-cara menurunkan hidrograf satuan
nyata dan sintetik, serta cara menggunakan masing-masing metode hidrograf
satuan dalam perhitungan debit rencana.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Siklus Hidrologi


Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,
peredarannya dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya
terutama dengan makhluk hidup. Penerapan ilmu hidrologi dapat dijumpai dalam
beberapa kegiatan sipil seperti perencanaan dan operasi bangunan air, penyediaan air
untuk berbagai keperluan (air bersih, irigasi, perikanan dan peternakan), pembangkit
listrik tenaga air, pengendalian banjir, pengendalian erosi dan sedimentasi, transportasi
air, drainase dan limbah dan lain-lain.
Pada ilmu hidrologi lebih banyak didasarkan pada pengetahuan empiris daripada
teoritis. Hal ini karena banyaknya parameter yang berpengaruh pada kondisi hidrologi
di suatu daerah, seperti kondisi klimatologi (angin, suhu udara, kelembaban udara,
penyinaran matahari), kondisi lahan (DAS) seperti jenis tanah, tata guna lahan,
kemiringan lahan, dan sebagainya. Banyaknya parameter tersebut mengakibatkan
analisis hidrologi sulit diselesaikan secara analitis. Di samping itu kondisi hidrologi
juga tergantung pada perubahan kegiatan yang dilakukan oleh manusia, seperti
perubahan tata guna lahan dan perubahan penutup permukaan tanah (Triatmodjo,
2008).
Siklus hidrologi, siklus air maupun daur hidrologi merupakan gambaran
pergerakan molekul air yang kontinyu dari permukaan bumi ke atmosfer. Dalam
pergerakannya, energi matahari mempunyai peran yang besar dalam siklus yang terus
terjadi ini. Pemanasan air oleh sinar matahari, membuat air berevaporasi yang
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hingga kabut.
Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh. Air yang langsung terjatuh akan di intersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi pun terus bergerak secara
berulang-ulang yang menyebabkan jumlah air di Bumi relatif sama.

4
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
(Sumber: Freepik)

Air melewati beberapa proses dan tahapan yang kemudian kembali lagi ke
bentuk semula. Seperti pada gambar siklus hidrologi di atas, terdapat beberapa tahapan
yang diantaranya:
1. Evaporasi, yaitu proses penguapan air dari tubuh-tubuh air, seperti laut, danau,
dan sungai yang diakibatkan oleh pemanasan sinar matahari. Air yang menguap
akan naik ke langit dan nantinya menjadi awan.
2. Transpirasi, merupakan penguapan air dari permukaan tumbuhan. Seperti pada
gambar siklus hidrologi di atas, tumbuhan mengeluarkan uap H2O dan CO2
pada siang yang panas dan transpirasi berlangsung melalui pori-pori daun yang
berhubungan dengan udara.
3. Sublimasi, pada tahapan ini sinar matahari akan membantu penguapan pada es
tanpa melalui proses pencairan. Hal ini mengakibatkan es yang merupakan
bentuk padat dari air, menguap dan berubah menjadi awan.
4. Intersepsi, pada proses ini air hujan tertahan pada tanaman untuk kemudian
terevaporasi kembali ke atmosfer. Siklus hidrologi ini memungkinkan air untuk
kembali ke atas tergantung dengan kemampuan setiap pohon dari jenis daun,
kerapatan daun, lebar tajuk, dan batang.

5
5. Kondensasi, siklus hidrologi satu ini menampakkan perubahan wujud uap air
menjadi titik-titik air di atmosfer, sehingga membentuk awan. Proses ini terjadi
karena pengaruh rendahnya suhu udara pada ketinggian atmosfer tertentu.
6. Adveksi, pada siklus hidrologi ini, butiran air yang berbentuk awan bergerak
secara horizontal dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal tersebut
juga dibantu karena pengaruh angin yang berhembus.
7. Presipitasi, adalah proses turunnya air ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.
Bukan hanya hujan, pada daerah yang bersuhu rendah, presipitasi juga bisa
menurunkan air padat berupa salju.
8. Run Off, air yang sudah jatuh ke permukaan bumi yang tinggi, akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah melalui sungai dan anak sungai.
9. Infiltrasi, pada tahapan ini merupakan proses peresapan air ke dalam tanah
melalui pori- pori tanah. Dalam siklus hidrologi ini, air dapat tersimpan menjadi
air tanah yang secara lambat akan mengalir kembali ke laut.
Air di permukaan Bumi selalu mengalami perputaran yang dikenal dengan siklus
hidrologi. Perputaran ini berlangsung sepanjang waktu dan dapat kita rasakan sehari-
hari seperti melihat awan di langit sampai turunnya hujan. Itulah siklus hidrologi yang
secara terus-menerus terjadi. Air yang terdapat di permukaan bumi, jumlahnya tidak
akan berkurang dan akan terus bergerak dari laut, ke langit, hingga terjadi hujan dan
kembali lagi.

2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh
pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang
jatuh dan mengalir ke sungai lalu bermuara ke danau/laut. Daerah Aliran Sungai
(DAS) adalah kumpulan dari beberapa Sub-DAS. Sub-DAS merupakan suatu wilayah
kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, air hujan meresap atau mengalir
melalui sungai hingga ke hilir dan ke pelosok daerah. Manusia yang dengan segala
kegiatannya, air dalam permukaan, hewan dan tumbuhan adalah suatu ekosistem di
Sub-DAS yang saling berinteraksi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
pengertian DAS adalah sebagai berikut:

6
1. Suatu wilayah daratan yang menampung, menyimpan kemudian mengalirkan air
hujan ke laut atau danau melalui suatu sungai utama.
2. Suatu daerah aliran sungai yang dipisahkan dengan daerah lain oleh pemisah
topografis sehingga dapat dikatakan seluruh wilayah daratan terbagi beberapa
DAS.
3. Unsur-unsur utama di dalam suatu DAS adalah sumber daya alam (tanah,
vegetasi dan air) yang merupakan sasaran dan manusia yang merupakan
pengguna sumber daya yang ada.
4. Unsur utama (sumber daya alam dan manusia) di DAS membentuk suatu
ekosistem dimana peristiwa yang terjadi pada suatu unsur akan mempengaruhi
unsur lainnya.
Daerah Aliran Sungai (DAS) ditentukan dengan menggunakan peta topografi yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur. Garis-garis kontur dipelajari untuk menentukan
arah dari limpasan permukaan. Limpasan berasal dari titik-titik tertinggi dan bergerak
menuju titik-titik yang lebih rendah dalam arah tegak lurus dengan garis-garis kontur.
Daerah yang dibatasi oleh garis yang mengubungkan titik-titik tertinggi tersebut
adalah DAS. Luas DAS diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada peta
Topografi. Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai. Pada umumnya
semakin besar DAS, semakin besar jumlah limpasan permukaan sehingga semakin
besar pula aliran permukaan atau debit sungai.

Gambar 2.2 Dearah Aliran Sungai (DAS)


(Sumber: Ariyani, 2015)

7
2.3 Hujan
Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi; yang bisa
berupa hujan, hujan salju, kabut, embun, dan hujan es. Di daerah tropis, termasuk
Indonesia, yang memberikan sumbangan paling besar adalah hujan, sehingga
seringkali hujanlah yang dianggap sebagai presipitasi. Untuk selanjutnya digunakan
istilah hujan untuk mengganti- kan presipitasi. Hujan berasal dari uap air di atmosfer,
sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti angin,
temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut akan naik ke atmosfer sehingga
mendingin dan terjadi kondensasi menjadi butir-butir air dan kristal-kristal es yang
akhirnya jatuh sebagai hujan.
Atmosfer bumi mengandung uap air. Meskipun jumlah uap air di atmosfer
sangat kecil dibanding dengan gas-gas lain, tetapi merupakan sumber air tawar yang
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Air berada di udara dalam bentuk gas (uap
air), zat cair (butir-butir air) dan kristal- kristal es. Kumpulan butir-butir air dan kristal-
kristal es tersebut, yang mempunyai ukuran sangat halus (diameter 2-40 mikron),
membentuk awan yang melayang di udara. Awan terbentuk sebagai hasil pendinginan
(kondensasi dan sublimasi) dari udara basah (yang mengandung uap air) yang bergerak
ke atas. Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara
adiabatis dengan bertambahnya ketinggian.
Partikel debu, kristal garam dan kristal es yang melayang di udara dapat
berfungsi sebagai inti kondensasi yang dapat mempercepat proses pendinginan.
Dengan demikian ada dua syarat penting terjadinya hujan yaitu massa udara harus
mengandung cukup air, dan massa udara harus naik ke atas sedemikian sehingga
menjadi dingin. Proses terjadinya hujan banyak dipelajari oleh ahli meteorologi dan
klimatologi. Ahli hidrologi lebih banyak mempelajari jumlah dan distribusi hujan baik
dalam ruang maupun waktu. air yang jatuh di permukaan bumi dapat diukur dengan
menggunakan alat penakar hujan.
Hujan merupakan sumber dari semua air yang mengalir di sungai dan di dalam
tampungan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Jumlah dan variasi debit
sungai tergantung pada jumlah, intensitas dan distribusi hujan. Terdapat hubungan
antara debit sungai dan curah hujan yang jatuh di DAS yang bersangkutan. Apabila

8
data pencatatan debit tidak ada, data pencatatan hujan dapat digunakan untuk
memperkirakan debit aliran. Gerakan udara atau angin mempunyai usaha besar dalam
pembentukana hujan, berdasarkan atas gerakan udara ini hujan dapat dibagi dalam:
1. Hujan Orografi
Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik
dan mengalami pendinginan, sehingga terbentuk awan dan hujan. Sisi gunung yang
dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng hujan, sedang
sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi hujan di lereng hujan)
disebut lereng bayangan hujan. Daerah tersebut tidak permanen dan dapat berubah
tergantung musim (arah angin). Hujan ini terjadi di daerah pegunungan (hulu DAS),
dan merupakan pemasok air tanah, danau, bendungan, dan sungai.

2. Hujan Konvektif
Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan
tanah mengalami pemanasan yang intensif. Pemanasan tersebut menyebabkan rapat
massa udara berkurang, sehingga udara basah naik ke atas dan mengalami pendinginan
sehingga terjadi kondensasi dan hujan. Hujan yang terjadi karena proses ini disebut
hujan konvektif, yang biasanya bersifat setempat, mempunyai intensitas tinggi dan
durasi singkat.

Gambar 2.3 Tipe Hujan


(Sumber: Triatmodjo, 2008)

9
3. Hujan Siklonik
Jika massa udara panas yang relatif ringan bertemu dengan massa udara dingin
yang relatif berat, maka udara panas tersebut akan bergerak di atas udara dingin. Udara
yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi
dan terbentuk awan dan hujan. Hujan yang terjadi disebut hujan siklonik, yang
mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan berlangsung dalam waktu lebih lama.
Presipitasi termasuk faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus
hidrologi pada suatu DAS (Daerah Aliran Sungai). Seorang perencana/hidrologis
harus dapat menentukan variasi karakteristik hujan di suatu DAS, dari hasil
pengumpulan, analisa data, serta dapat menentukan bagaimana pengukurannya
maupun cara menganalisa data hasil pengukuran. Selain bergantung pada data yang
tersedia, maka kebutuhan akan data hujan tergantung pula pada kebutuhan lebih lanjut,
apakah akan seteliti data harian, bulanan atau harus data tahunan. Jenis-jenis hujan
berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG):
- Hujan sedang, 20-50 mm per hari;
- Hujan lebat, 50-100 mm per hari
- Hujan sangat lebat, diatas 100 mm per hari

Data-data tinggi hujan atau besarnya hujan hanya bisa ditentukan dengan
pengukuran langsung dengan alat pengukur hujan atau juga disebut takaran hujan, ada
dua jenis alat pengukur curah hujan yaitu alat pengukur/penakar hujan biasa dan alat
pengukur/penakar hujan otomatis. Tujuan pengukuran yaitu untuk mengukur
banyaknya dan intensitas hujan yang turun pada permukaan datar tanpa
memperhatikan adanya infiltrasi, pengaliran.
1. Alat Penakar Hujan Biasa
Pada dasarnya alat ini berupa botol yang terdiri dari corong dengan diameter
tertentu (umumnya 8 inch) diperlengkapi dengan cincin bibir tajam agar ada batas yang
tajam antara air yang masuk dalam corong dan yang tidak terukur. Air di dalam botol
penampung diukur dengan memakai gelas ukur, untuk mengukur jumlah hujan yang
dinyatakan dalam mm atau inch tiap 1 hari atau 24 jam, misalnya 15 mm/24 jam.

10
Gambar 2.4 Penakar Hujan OBS
(Sumber: iklim.sumsel.bmkg.go.id)

2. Alat Penakar Hujan Otomatis


Alat perekam hujan ini dapat dipakai juga untuk menentukan kecepatan atau
kederasan hujan untuk suatu jangka waktu pendek.

Gambar 2.5 Penakar Hujan Otomatis


(Sumber: Aryani, 2015)

11
2.4 Analisa Data Hujan
Analisis data hujan bertujuan sebagai analisa pendahuluan dalam analisa
hidrologi, untuk mengetahui hujan maksimum, rata-rata hujan harian, bulanan dan
tahunan, hujan rencana dan mengetahui probabilitas hujan.
2.4.1 Data Curah Hujan yang Hilang
Data curah hujan sangat penting untuk perencanaan teknik khususnya untuk
bangunan air misalnya irigasi, bendungan, drainase perkotaan, pelabuhan, dermaga,
dan lain-lain. Pencatatan data curah hujan yang dilakukan pada suatu DAS dilakukan
di beberapa titik stasiun pencatat curah hujan untuk mengetahui sebaran hujan yang
turun pada suatu DAS apakah merata atau tidak. Diperlukan data curah hujan
bertahun-tahun untuk mendapatkan perhitungan perencanaan yang akurat, semakin
banyak data curah hujan yang ada maka semakin akurat perhitungan yang akan
dilakukan.
Namun terkadang di beberapa titik stasiun pencatat curah hujan terdapat data
yang hilang. Hilangnya data tersebut dapat disebabkan oleh kelalaian dari petugas
pencatat curah hujan atau rusaknya alat pencatat curah hujan karena kurangnya
perawatan. Untuk memperbaiki atau memperkirakan data curah hujan yang tidak
lengkap atau hilang, maka dapat dilakukan perhitungan dengan metode normal ratio,
metode inversed square distane dan metode cara rata-rata aljabar. Karena hujan yang
turun di suatu daerah di Indonesia juga akan turun secara periodik maka dapat dihitung
apabila ada data yang hilang pada masa tertentu (Prawaka dkk., 2016).
1. Normal Ratio Method
Metode ini cocok digunakan untuk memperkirakan data hujan yang hilang pada
kondisi variasi data hujan antar lokasi pengukuran tidak terlalu besar. Selain itu stasiun
hujan yang tersedia lebih dari tiga stasiun hujan. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung metode perbandingan normal adalah sebagai berikut:

Px 1 P1 P2 P3 Pn
= { + + …+ }
PX n N1 N2 N3 Nn

12
Keterangan :
PX = Hujan yang hilang di stasiun x
P1, P2 , ... Pn = Data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
NX = Hujan tahunan di stasiun sekitar x
N1, N2 , ... Nn = Jumlah stasiun hujan disekitar x
N = Jumlah stasiun hujan disekitar x

2. Recprocat Method
Metode ini dianggap lebih baik dari pada metode perbandingan normal, karena
dalam perhitunganya memasukkan faktor jarak antar stasiun hujannya sebagai faktor
koreksi pembobotan. Persamaaan yang digunakan dalam perhitungan metode ini
adalah sebagai berikut:
H Hr2 Hr3 Hrn
( r1
2 )+ ( 2 )+ ( 2 ) +…+( 2 )
L1 L2 L3 Ln
Hh =
1 1 1 1
( 2 )+ ( 2 )+ ( 2 )+…+ ( 2 )
L1 L2 L3 Ln

Keterangan :
Hh = Hujan di stasiun yang akan dilengkapi (mm)
H1 …. Hn = Hujan di stasiun referensi (mm)
L1 …. Ln = Jarak referensi dengan data stasiun yang dimaksud (km)

2.4.2 Uji Konsistensi


Satu seri data hujan untuk satu stasiun tertentu, dimungkinkan sifatnya tidak
konsisten (inconsistence). Data semacam ini tidak dapat langsung di analisis, karena
sebenarnya data didalamnya berasal dari populasi data yang berbeda. Tidak
konsistensinya data dapat saja terjadi karena alat ukur yang diganti atau dipindahkan
dari tempatnya, atau situasi lokasi penempatan alat ukur mengalami perubahan. Suatu
series data hujan untuk suatu stasiun hujan dimungkinkan sifatnya tidak konsisten.
Kondisi data hujan yang tidak konsisten ini butuh dilakukan uji konsistensi data
sebelum dilakukan analisis, karena datanya berasal dari populasi yang berbeda.
Penyebab ketidak konsistensian data ini adalah:

13
1) Alat ukur hujan diganti dengan spesifikasi berbeda, atau alat yang sama akan
tetapi dipasang dengan patokan yang berbeda.
2) Alat ukur dipindahkan dari tempat semula tetapi secara administrasi nama
stasiun tersebut tidak diubah, misalnya karena masih dalam satu desa.
3) Alat ukur sama, tidak dipindahkan, akan tetapi lingkungan yang berubah.
Salah satu metode yang digunakan untuk menguji konsistensi data adalah kurva
massa ganda (Linsley, 1986). Metode ini membandingkan hujan tahunan komulatif di
stasiun y terhadap stasiun referensi x. Stasiun referensi biasanya adalah nilai rerata
dari beberapa stasiun hujan di dekatnya. Nilai komulatif tersebut digambarkan pada
sistim koordinat kartesian x-y. Langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah:
1) Plot komulatif data hujan pada stasiun yang akan diuji (sb. y).
2) Plot komulatif data hujan pada stasiun referensi (sb. x).
3) Periksa kurva hasil plotting diatas untuk melihat perubahan kemiringan (trend).
Apabila garis yang terbentuk lurus berarti pencatatan di stasiun y konsisten.
Sebaliknya apabila kemiringan kurva patah/berubah, berarti pencatatan di
stasiun y tidak konsisten.

2.4.3 Curah Hujan Kawasan


Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi
antara lain:
1) Tinggi hujan (d) dengan satuan mm;
2) Lama waktu/durasi (t) dengan satuan menit atau jam;
3) Intensitas hujan (I) dengan satuan mm/menit atau mm/jam;
4) Frekuensi adalah jumlah kejadian hujan yang terjadi dan biasanya dinyatakan
dengan kala ulang (return period), misalnya sekali dalam 2, 5, 10, 20, 50, 100
tahun;
5) Luas geografi daerah sebaran hujan (A) dengan satuan km2.
Untuk keperluan analisis hujan rancangan, diperlukan data hujan daerah aliran
sungai atau hujan kawasan harian maksimum tahunan. Hujan kawasan dapat
ditentukan berdasarkan hujan titik dengan berbagai cara yang ada, yakni rata-rata
aljabar, poligon thiessen, dan isohyet. Dari tiga cara tersebut, cara isohyet

14
menghasilkan ketelitian paling tinggi, tetapi kurang didukung dengan ketersediaan
data. Cara poligon thiessen lebih umum digunakan dalam beragam analisis. Ada tiga
metode dalam menghitung curah hujan wilayah di suatu DAS, yaitu:
1. Metode Aritmatik/Rata-Rata Aljabar
Metode aritmatik adalah paling sederhana yang akan memberikan hasil yang
teliti bila stasiun hujan tersebar merata di DAS variasi kedalaman hujan antar stasiun
relatif lebih kecil. Cara ini berdasarkan asumsi bahwa semua alat penakar curah hujan
memiliki pengaruh yang setara, sehingga cocok untuk kawasan dengan topografi datar
dengan sebaran alat penakar curah hujan yang merata dan harga individual curah
hujannya tidak terlalu jauh dari harga rata-ratanya (Ariyani, 2015).

(P1 + P2 + …+ Pn )
P=
n

Keterangan :
P = Curah hujan area (mm)
P1, P2, Pn = Curah hujan pada Stasiun 1, 2, n (mm)
n = Jumlah Stasiun

Gambar 2.6 Metode Aritmatik


(Sumber: Soemarto, 1978

15
2. Poligon Thiessen
Metode ini relatif lebih teliti, kurang fleksibel, tidak memperhitungkan faktor
topografi dan objektif. Cara ini dikenal juga sebagai rata-rata timbang. Cara ini
memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk
mengakomodasikan ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan
dua pos penakar terdekat (Ariyani, 2015).

A1 P1 + A2 P2 +…+ An Pn
P=
A1 + A2 …+ An

Keterangan :
P = Curah hujan area (mm)
P1, P2, Pn = Curah hujan pada Stasiun 1, 2, n (mm)
A1, A2, An = Luas area pada Stasiun 1, 2, n

Gamber 2.7 Metode Poligon Thiessen


(Sumber: Triatmodjo, 2008)

16
3. Metode Ishoyet
Isohyet adalah garis lengkung yang menghubungkan titik-titik dengan
kedudukan yang mempunyai curah hujan yang sama. Pada metode isohyet dianggap
bahwa hujan pada suatu daerah diantara dua garis ishoyet adalah merata dan sama
dengan nilai rerata dari kedua garis ishoyet tersebut. Adapun contoh dari
penggambaran garis ishoyet dapat dilihat pada gambar 2.8 Metode Ishoyet.

I +I I +I I +I I +I
A1 1 2 + A2 2 3 + A3 3 4 +…+ An n n
2 2 2 2
P=
A1 + A2 + A3 +…+ An

Keterangan :
P̅ = Hujan rerata kawasan
I1, I2, … In = Garis ishoyet ke 1, 2, … n dan n+1
A1, A2, … An = Luas daerah yang dibatasi oleh garis isohyet 1, 2 … n dan n+1

Gambar 2.8 Metode Ishoyet


(Sumber: Soemarto, 1978)

17
2.4.4 Curah Hujan Rencana
Hujan rencana merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam kala
ulang tertentu sebagai hasil dari suatu rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut
analisis frekuensi. Secara sistematis metode analisis frekuensi perhitungan hujan
rencana ini dilakukan secara berurutan adalah parameter statistik, pemilihan jenis
metode, dan uji sebaran.
1. Parameter Statistik
Data curah hujan sangat beragam, sehingga perlu adanya penentuan karateristik
distribusi curah hujan disuatu DAS dengan pengujian secara statistik. Dala Dalam
statistik dikenal empat macam distribusi frekuensi yang banyak digunakan dalam
hidrologi yaitu distribusi Normal, Log Normal. Gumbel dan log Person III. Masing-
masing distribusi memiliki sifat yang khas, sehingga data curah hujan perlu diuji
kecocokannya dengan sifat statistik masing-masing distribusi tersebut. Pemilihan
distribusi yang kurang tepat akan menimbulkan kesalahan perkiraan yang cukup besar,
baik over-estimated maupun underestimated (Sri, H.1993).
Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis parameter statistik
meliputi parameter nilai rata-rata (x̅), standar deviasi (Sd), koefisien variasi (Cv),
koefisien Skewness (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck).
- Standar deviasi (Sd)

∑ni=1 (xi - x̄ )2
S =√
n-1

- Koefisien skewness (Cs)


n ∑ni=1 (x - x)3
Cs =
(n - 1)(n - 2) S3

- Koefisien kurtosis (Ck)


1 n
∑i=1 (x - x)4
Ck = n
S4

18
- Koefisien variasi (Cv)
S
CV =

Keterangan :
S = Standar deviasi
xi = Besarnya curah hujan DAS
x = Rata-rata curah hujan maksimum daerah
n = Jumlah data
Cs = Koefisien Swekness
Ck = Koefisien Kurtosis
Cv = Koefisien Variasi

2. Pemilihan Jenis Metode


Terdapat empat metode yang digunakan dalam mendapatkan hasil atau paling
mendekati analisis frekuensi. Ke empat metode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Distribusi Log Pearson Type III
Distribusi Log Person Type III digunakan apabila parameter statistik Cs dan Ck
mempunyai nilai selain dari parameter statistik untuk distribusi yang lain (normal, log
normal, dan gumbel) (Triatmodjo, 2008).
b. Distribusi Log Normal
Distribusi Log Normal digunakan apabia nilai-nilai dari variabel random tidak
mengikuti distribusi normal, tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi normal.
Dalam hal ini fungsi densitas probabilitas (PDF) diperoleh dengan melakukan
transformasi (Triatmodjo, 2008).
c. Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk analisis data maksimum, seperti
untuk analisis frekuensi banjir. Pada distribusi gumbel memiliki sifat bahwa koefisien
swikness Cv = 1,1396 dan kefisien kurtosis Ck = 5,4002 (Harto, 1993).

19
d. Distribusi Normal
Distribusi Normal adalah simetris terhadap sumbu vrtikal dan berbentuk lonceng
yang juga disebut distribusi Gauss. Distribusi normal mempunyai dua parameter yaitu
rerata μ dan deviasi standar σ dari populasi.

Tabel 2.1 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi


Jenis Distribusi Syarat
Log person III Selain dari nilai di bawah
Cs = Cv3 + 3Cv
Log Normal
Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3
Cs = 1,14
Gumbel
Ck =5,4
Cs ≈ 0
Normal
Ck ≈ 3
(Sumber : Triatmodjo, 2008)

3. Uji Kecocokan/Sebaran (The Goodness of Fittest Test)


Uji kecocokan dilakukan untuk menguji kecocokan distribusi dari frekuensi
beberapa sampel data yang digunakan terhadap fungsi distribusi peluang yang
diprediksi bisa menggambarkan distribusi dari frekuensi sampel data tersebut. Metode
pengujian yang umumnya digunakan yaitu uji Chi-square test dan uji Kolmogorov-
Smirnov (Suripin, 2004).
a. Chi-Square Test
Chi-Square test ini memiliki metode tersendiri dalam pengambilan
keputusannya, yaitu dengan membandingkan nilai parameter Chi-kuadrat hitung (χ2)
pada distribusi yang sedang diuji dengan nilai parameter Chi-kuadrat kritis (χcr2) yang
terdapat pada lampiran yang didasari pada kecocokannya terhadap parameter derajat
kebebasan (DK) pada peluang kesalahan statistik sebesar 5%. Bila nilai parameter Chi-
kuadrat hitung lebih kecil dari nilai parameter Chi-kuadrat kritis, yaitu nilainya sesuai
dengan persamaan χ2 < χcr2, maka terbukti bahwa data hujan yang sedang diuji adalah
benar.

20
(Of – Ef)2
χ2 =
Ef

Keterangan :
χ2 = Harga chi kuadrat
Of = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-i
Ef = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

b. Smirnov-Kolmogorov
Uji Smirnov-Kolmogorov dapat digunakan untuk menguji sampel yang kecil.
Pada uji Smirnov-Kolmogorov akan dihitung nilai ΔP atau disimbolkan dengan D pada
literatur lainnya, yaitu perbedaan maksimum antara fungsi kumulatif sampel dan
fungsi probabilitas kumulatif. Nilai ΔP max tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
nilai ΔP kritis. Distribusi probabilitas akan diterima jika nilai ΔP max lebih kecil dari
ΔP kritis. Pengujian smirnov kolmogorov mempunyai keunggulan apabila datanya
sedikit karena tiap data yang ada diuji terhadap nilai standar pada masing-masing
distribusi probabilitas. Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-
Kolmogorov dapat dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a) Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya.
b) Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut P(xi)
dengan rumus Weibull.
m
P(xi) =
(n + 1)
Keterangan :
m = Ranking atau nomor urut data
n = Jumlah data
c) Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut tersebut P'(xi)
berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang dipilih (Log Person III, Log
Normal, Gumbel dan Normal).
d) Hitung selisih (∆P) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap data yang
sudah diurut.

21
∆P = | P(xi) - P'(xi)|
Keterangan :
P(xi) = Peluang empiris
P’(xi) = Peluang teoritis
e) Tentukan apakah ∆P max < ∆P kritis jika "tidak" artinya distribusi probabilitas
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
f) ∆P kritis dapat dilihat pada lampiran berupa tabel Nilai ∆P kritis Smirnov-
Kolmogorov.

2.4.5 Intensitas Curah Hujan


Untuk menentukan debit banjir rencana (design flood), perlu didapatkan harga
suatu intensitas curah hujan. Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang
terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Analisis intensitas
curah hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah terjadi pada masa
lampau (Loebis, 1987). Untuk menghitung intensitas curah hujan, dapat digunakan
beberapa macam metode, antara lain metode Dr. Mononobe, metode Talbot dan
metode Tadashi Tanimoto.
1. Metode Dr. Mononobe digunakan untuk menghitung intensitas curah hujan
apabila yang tersedia adalah data curah hujan harian (Loebis, 1987).

R24 24 2/3
Rt = ×[ ]
24 t
Keterangan :
Rt = Intensitas curah hujan pada jam ke-t (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm).
t = Lamanya curah hujan (jam).
2. Metode Talbot digunakan apabila data curah hujan yang tersedia adalah data
curah hujan jangka pendek (Loebis, 1987).
3. Metode Tadashi Tanimoto mengembangkan distribusi hujan jam-jaman yang
dapat digunakan di Pulau Jawa (Triatmodjo, 2008).

22
2.4.6 Debit Banjir Rencana
Analisa debit banjir digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana
pada suatu DAS. Debit banjir rencana merupakan debit maksimum rencana di sungai
atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu yang dapat dialirkan tanpa
membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Menghitung debit banjir
rencana dapat menggunakan metode rasional dan HSS (Hidrograf Satuan Sintetik).
1. Metode Rasional
Metode rasional merupakan rumus yang tertua dan yangterkenal di antara
rumus-rumus empiris. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit
puncak sungai atau saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas. Menurut
Coldman (1986) dalam Suripin (2004), Metode Rasional dapat digunakan untuk
daerah pengaliran < 300 ha. Menurut Ponce (1989) dalam Triatmodjo (2008), Metode
Rasional dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 2,5 km2. Dalam Departemen PU,
SK SNI M-18-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat digunakan
untuk ukuran daerah pengaliran < 5000 Ha. Dalam Asdak (2002), dijelaskan jika
ukuran daerah pengaliran > 300 ha, maka ukuran daerah pengaliran perlu dibagi
menjadi beberapa bagian sub daerah pengaliran kemudian Rumus Rasional
diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran. Dalam Montarcih (2009)
dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran) 5000 Ha maka koefisien pengaliran (C) bisa
dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang bersangkutan. Dalam Suripin
(2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah pengaliran dengan
beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C gabungan
atau C rata-rata dan intensitas dihitung berdasarkan waktu konsentrasi terpanjang.
Adapun rumus umum dari Metode Rasional adalah sebagai berikut:

Q = 0,278 × C × I × A
Keterangan :
Q = Debit puncak limpasan permukaan (m3/det)
C = Angka pengaliran (tanpa dimensi)
A = Luas daerah pengaliran (km2)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

23
2. HSS Nakayasu
Hidrograf Satuan sintetis Nakayasu dikembangkan berdasarkan beberapa sungai
di Jepang (Soemarto, 1987) bentuk HSS Nakayasu diberikan oleh persamaan berikut:

1 A
Qp =
3,6
(0,3 × Tp + T0,3)

a. Waktu permulaan sampai puncak hidrograf (Tp)


Waktu permulaan sampai puncak hidrograf dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Tp = Tg + 0,8 Tr

b. Waktu konsentrasi (Tg)


Waktu konsentrasi mempertmbangkan panjang sungai utama sehngga dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tg = 0,4 + 0,058 × L (untuk L > 15 km)


Tg = 0,21 × L0,7 (untuk L < 15 km)

c. Waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (T0,3)
Waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

T0,3 = α × Tg

d. Satuan waktu dari curah hujan (Tr)


Satuan waktu dari curah hujan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Tr = 0,5 × Tg

24
Keterangan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
A = Luas DAS (km2)
Re = Curah hujan efektif biasanya dipakai 1 mm
Tp = Waktu permulaan sampai puncak hidrograf (jam)
T0,3 = Waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (jam)
Tg = Waktu konsentrasi (jam)
Tr = Satuan waktu dari curah hujan (jam)
α = Koefisien karakteristik DAS
L = Panjang sungai utama (km)

3. HSS Gamma I
Sri Harto (1993) mengembangkan hidrograf satuan sintetik berdasarkan perilaku
hidrologis di 30 DAS di Pulau Jawa. Meskipun hidrograf ini dikembangkan hanya di
pulau jawa, ternyata masih relevan untuk digunakan di seluruh daerah lain di
Indonesia. Permasalahan lain yang timbul dari penggunaan hidrograf satuan tersebut
ialah diperlukannya data yang baik, yaitu:
1) Data AWLR;
2) Data pengukuran debit;
3) Data hujan harian;
4) Data dengan durasi per jam.
Kerumitan selanjutnya disebabkan untuk menginventarisasi data yang tersedia.
Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan suatu cara untuk mendapatkan hidrograf
satuan tanpa mempergunakan data tersebut atau yang lebih dikenal dengan hidrograf
satuan sintetik. HSS Gama I terdiri dari tiga bagian pokok yaitu:
1) Sisi naik (rising clim);
2) Puncak (crest);
3) Sisi turun (recession clim).
HSS Gamma I terdiri dari empat varibel pokok, yaitu waktu aik (time of rise-
TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB) dan sisi resesi yang ditentukan oleh nilai
koefisien tampungan (K) yang mengikuti persamaan berikut.

25
Qr = Qp × e-t/k

Keterangan :
Qt = Debit pada jam ke-t (m3/det)
Qp = Debit puncak (m3/det)
t = Waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam)
K = Koefisien tampang (jam)

Variabel-variabel pokok dalam Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gamma I


adalah sebagai berikut:
a. Waktu naik (Tr)
Waktu naik (TR) adalah waktu yang diukur dari saat hidrograf mulai naik sampai
waktu terjadinya debit puncak. Perhitungan waktu naik dapat menggunakan rumus
berikut:

L 3
Tr = 0,43 ( ) + 1,0665 × SIM + 1,2775
100 ×SF

b. Debit puncak (Qp)


Debit puncak adalah debit maksimum yang terjadi dalam suatu kasusu tertentu.
Debit puncak dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Qp = 0,8136 × A0,5886 × Tr-0,4008 × JN0,2381

c. Waktu dasar (Tb)


Waktu dasar adalah waktu yang diukur dari saat hidrograf mulai naik sampai
waktu dimana debit kembali pada suatu besaran yang ditetapkan. Untuk menghitung
niali Tb dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Tb = 217,4132 × Tr0,1457 × S-0,0986 × SN0,7344 × RUA0,2574

26
d. Koefisien tampungan (K)
Koefisien tampungan dapat dihitung dengan menggunkan rumus berikut:

K = 0,5617 × A0,1798 × S-0,1446 × SF-1,0897 × D0,0452

e. Aliran dasar (Qb)


Aliran dasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Qb = 0,4751 × A0,6444 × D0,9430

2.4.7 Evapotranspirasi
Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air dan selanjutnya uap
air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer. Evaporasi
terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah,
maupun dari vegetasi yang basah. Pada transpirasi, vaporasi terjadi terutama di ruang
antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer (Allen
dkk., 1998).

Gambar 2.9 Major Climatic Factor Influencing Corp Water Need


(Sumber : http://www.fao.org)

27
Dari gambar 2.9 didapatkan bahwa tanaman tertentu yang tumbuh di iklim cerah
dan panas membutuhkan lebih banyak air per hari daripada tanaman yang sama yang
ditanam di iklim berawan dan lebih dingin. Namun demikian - selain sinar matahari
dan suhu - faktor iklim lain yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman. Faktor-faktor
ini adalah kelembaban dan kecepatan angin. Saat kering, kebutuhan air tanaman lebih
tinggi daripada saat lembab. Di iklim berangin, tanaman akan menggunakan lebih
banyak air daripada di iklim tenang.
Evapotranspirasi terbagi atas beberapa jenis, yaitu Evapotranspirasi potensial,
Evapotranspirasi standar, Evapotranspirasi tanaman, Evapotranspirasi aktual.
Biasanya untuk mengalisa debit andalan untuk mengetahui ketersediaan air,
dipengaruhi oleh evapotranspirasi potensial. Adapaun metode yang digunakan untuk
mencari nilai evapotranspirasi potensial adalah metode penman yang telah
dimodifikasi dan metode blaney cradle.

2.4.8 Debit Andalan


Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan yang
dapat diairi. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari Dr. F.J.
Mock. Metode ini digunakan untuk menghitung harga debit bulanan, evapotranspirasi,
kelembaban air tanah, dan tampungan air tanah. Metode ini dihitung berdasarkan data
curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi
daerah pengaliran. Perhitungan debit andalan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

TRO × A × 1000
Q=
d × 24 × 3600

Keterangan :
Q = Debit andalan (m3/dtk)
TRO = Total limpasan (mm/bln)
A = Luas DAS (km2)
d = Jumlah hari dalam 1 bulan

28
BAB III
ANALISA DATA

3.1 Uji Konsistensi Data


Untuk menguji konsistensi data curah hujan. terlebih dahulu menentukan curah
hujan maksimum tahunan dengan memilih nilai terbesar dari data curah hujan pada
masing-masing stasiun yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1.1 Data curah hujan harian maksimum pada Stasiun A, C, dan D
Stasiun
Tahun
Stasiun (A) Stasiun (C) Stasiun (D)
2003 54 54 42
2004 60 40 44
2005 100,0 60,5 93,0
2006 35,0 46 45
2007 95,0 42 60
2008 101,0 80 64
2009 35,0 46 60
2010 154,0 40 45
2011 80,0 22 60
2012 30,0 110 62,5
2013 60,0 40 58,5
2014 45,0 40 60
2015 45 30 50
2016 90 40 77,3
2017 90 25 84,3
2018 90 50 110,0
2019 95 21 75,0
2020 40 87 75,0
2021 90 87 89,0
2022 45 75 60,0

29
Selanjutnya membandingkan data hujan tahunan kumulatif pada masing-masing
stasiun terhadap stasiun pembandingnya (stasiun referensi). Stasiun pembanding ini
terlebih dahulu di tentukan curah hujan tahunan maksimumnya dan di rata-ratakan
kemudian di cari nilai kumulatifnya.
3.1.1 Uji Konsistensi Stasiun A
1. Tabel Uji Konsistensi Stasiun A
Tabel 3.1.2 Uji konsistensi stasiun A
Stasiun Kumulatif
Rerata
Kumulatif Rerata
Tahun B D F Stasiun
Stasiun B Stasiun
(mm) (mm) (mm) (D dan F)
(D dan F)
2003 54 54 42 48 54 48
2004 60 40 44 42 114 90
2005 100,0 60,5 93,0 76,75 214,0 166,75
2006 35,0 46 45 45,5 249 212,25
2007 95,0 42 60 51 344 263,25
2008 101,0 80 64 72 445 335,25
2009 35,0 46 60 53 480 388,25
2010 154,0 40 45 42,5 634 430,75
2011 80,0 22 60 41 714,0 471,75
2012 30,0 110 62,5 86,25 744 558
2013 60,0 40 58,5 49,25 804 607,25
2014 45,0 40 60 50 849 657,25
2015 45 30 50 40 894 697,25
2016 90 40 77,3 58,65 984 755,9
2017 90 25 84,3 54,65 1074 810,55
2018 90 50 110,0 80 1164 890,55
2019 95 21 75,0 48 1259 938,55
2020 40 87 75,0 81 1299 1019,55
2021 90 87 89,0 88 1389 1107,55
2022 45 75 60,0 67,5 1434 1175,05
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

30
2. Grafik Uji Konsistensi Stasiun A

UJI KONSISTENSI STASIUN A


1400

y = 0,7843x - 12,591
1200
R² = 0,9919 2022
2021
2020

1000 2019
Kumulatif Referensi (mm)

2018
2017
800
20152016
2014
2013
600 2012
2011
2010
2009
400
2008
2007
2006
200 2005
2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Kumulatif Stasiun A (mm)

Grafik 3,1 Grafik Kumulatif Stasiun A


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik diatas. dapat diketahui bahwa kurva data curah hujan belum
konsisten. karena masih terdapat patahan dan nilai korelasi masih jauh dari angka satu.

3. Tabel Hasil Koreksi Stasiun A


Berdasarkan grafik di atas. dapat diketahui bahwa kurva data curah hujan belum
konsisten. hal ini dapat dibuktikan pada analisa regresi dan korelasi berikut:

31
Tabel 3.1.3 Analisa korelasi pada data stasiun A
Kumulatif Kumulatif
Stasiun A Stasiun
No. X*Y X2 Y2
(C dan D)
(X) (Y)
1 54,00 48,002592,00 2916,00 2304,00
2 114,00 90,00
10260,00 12996,00 8100,00
3 214,00 166,7535684,5 45796,00 27805,56
4 249,00 212,25
52850,25 62001,00 45050,06
5 344,00 263,25 90558 118336 69300,5625
6 445,00 335,25 149186,25 198025 112392,5625
7 480,00 388,25 186360 230400 150738,0625
8 634,00 430,75 273095,5 401956 185545,5625
9 714,00 471,75 336829,5 509796 222548,0625
10 744,00 558 415152 553536 311364
11 804,00 607,25 488229 646416 368752,5625
12 849,00 657,25 558005,25 720801 431977,5625
13 894,00 697,25 623341,5 799236 486157,5625
14 984,00 755,9 743805,6 968256 571384,81
15 1074,00 810,55 870530,7 1153476 656991,3025
16 1164,00 890,55 1036600,2 1354896 793079,3025
17 1259,00 938,55 1181634,45 1585081 880876,1025
18 1299,00 1019,55 1324395,45 1687401 1039482,203
19 1389,00 1107,55 1538386,95 1929321 1226667,003
20 1434,00 1175,05 1685021,7 2056356 1380742,503
Jumlah 15142,00 11623,7 11602518,8 15036998 8971259,35
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

n . Σ xy - Σ x . Σ y
r =
√n . Σ x2 - (Σ x)2 - √n . Σ y2 - (Σ y)2

(20 × 15036998) - (15142 × 11623,7)


=
√20 × 15036998 - (15142)2 - √20 × 8971259 - (11623,7)2

= 0,9919

32
Berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun A
harus dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru
dan kemiringan lama.
430,75 - 48
α =
634 - 54
= 0,65991
1175,05 - 430,75
β =
1434 - 634
= 0,93038
0,65991
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,70930
0,93038
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari tahun 2007 s/d 2011
dengan cara mengalikan data dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data berikut:
Tabel 3.1.4 Data hasil koreksi pada stasiun A
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun A C D
(C dan Stasiun Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (C dan D)
2003 54 54 42 48,0 54,0 48,0
2004 60 40 44 42,0 114,0 90,0
2005 100 61 93 76,8 214,0 166,8
2006 35 46 45 45,5 249,0 212,3
2007 67,4 42 60 51,0 316,4 263,3
2008 71,6 80 64 72,0 388,0 335,3
2009 24,8 46 60 53,0 412,8 388,3
2010 109,2 40 45 42,5 522,1 430,8
2011 56,7 22 60 41,0 578,8 471,8
2012 30 110 63 86,3 608,8 558,0
2013 60 40 59 49,3 668,8 607,3
2014 45 40 60 50,0 713,8 657,3
2015 45 30 50 40,0 758,8 697,3
2016 90 40 77 58,7 848,8 755,9
2017 90 25 84 54,7 938,8 810,6
2018 90 50 110 80,0 1028,8 890,6
2019 95 21 75 48,0 1123,8 938,6
2020 40 87 75 81,0 1163,8 1019,6
2021 90 87 89 88,0 1253,8 1107,6
2022 45 75 60 67,5 1298,8 1175,1
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

33
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut didapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN A


1400

y = 0,8865x - 6,4106
R² = 0,9954
1200 2022
2021

2020
1000
2019
Kumulatif Referensi (mm)

2018
2017
800 2016
2015
2014
2013
600 2012

2011
2010
400 2009
2008
2007
2006
200 2005
2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kumulatif Stasiun A (mm)

Grafik 3.2 Grafik Uji Konsistensi Stasiun A


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun A masih belum mendekati


angka satu. Maka, kembali harus dilakukan analisa regresi dan korelasi. Dengan
berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun A harus
dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru dan
kemiringan lama.

34
430,75 - 48
α =
489,1 - 54

= 0,879724
1175,1 - 430,75
β =
1207,4 - 489,1

= 1,03613
0,879724
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,849048
1,03613

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari tahun 2007 s/d 2020
dengan cara mengalikan data dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data berikut:

Tabel 3.1.5 Data hasil koreksi pada stasiun A


Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun A C D
(C dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (C dan D)
2003 54 54,0 42,0 48 54 48
2004 60 40,0 44,0 42 114 90
2005 77,4 60,5 93,0 77 191,4 166,75
2006 35,0 46,0 45,0 46 226,4 212,25
2007 67,4 42,0 60,0 51 293,8 263,25
2008 71,6 80,0 64,0 72 365,5 335,25
2009 24,8 46,0 60,0 53 390,3 388,25
2010 72,2 40,0 45,0 43 462,5 430,75
2011 41,1 22,0 60,0 41 503,6 471,75
2012 30,0 110,0 62,5 86 533,6 558
2013 60,0 40,0 58,5 49 593,6 607,25
2014 45,0 40,0 60,0 50 638,6 657,25
2015 45,0 30,0 50,0 40 683,6 697,25
2016 69,7 40,0 77,3 59 753,3 755,9
2017 65,2 25,0 84,3 55 818,5 810,55
2018 82,1 50,0 110,0 80 900,6 890,55
2019 69,7 21,0 75,0 48 970,3 938,55
2020 59,2 87,0 75,0 81 1029,5 1019,55
2021 90,0 87,0 89,0 88 1119,5 1107,55
2022 45,0 75,0 60,0 68 1164,5 1175,05
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

35
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut didapatkan grafik sebagai berikut

UJI KONSISTENSI STASIUN A


1400
y = 1,0151x - 18,096
R² = 0,9973 2022
1200 2021
2020
Kumulatif Referensi (mm)

1000 2019
2018
2017
2016
800 2015
2014
2013
2012
600
2011
2010
2009
400 2008
2007
2006
2005
200 2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kumulatif Stasiun A (mm)

Grafik 3.3 Grafik Uji Konsistensi Stasiun A


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun A masih belum mendekati


angka satu. Maka, kembali harus dilakukan analisa regresi dan korelasi. Dengan
berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun A harus
dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru dan
kemiringan lama.

558 - 48
α =
533,5 - 54

= 1,063409
1175,1 - 558
β =
1164,4 - 533,5

= 0,97809

36
1,063409
Jadi, faktor koreksi adalah = 1,087229
0,97809

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari tahun 2006 s/d 2022
dengan cara mengalikan data dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data berikut:
Tabel 3.1.6 Data hasil koreksi pada stasiun A
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun A C D
(C dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (C dan D)
2003 54,0 54,0 42,0 48 54 48
2004 60,0 40,0 44,0 42 114 90
2005 77,4 60,5 93,0 76,75 191,4 166,75
2006 35,0 46,0 45,0 45,5 229,5 212,25
2007 75,0 42,0 60,0 51 302,8 263,25
2008 80,5 80,0 64,0 72 380,6 335,25
2009 35,0 46,0 60,0 53 407,6 388,25
2010 82,3 40,0 45,0 42,5 486,1 430,75
2011 42,7 22,0 60,0 41 530,8 471,75
2012 31,6 110,0 62,5 86,25 594,8 558
2013 63,3 40,0 58,5 49,25 660,1 607,25
2014 47,5 40,0 60,0 50 709,0 657,25
2015 47,5 30,0 50,0 40 757,9 697,25
2016 90,0 40,0 77,3 58,65 827,6 755,9
2017 90,0 25,0 84,3 54,65 892,8 810,55
2018 90,0 50,0 110,0 80 974,9 890,55
2019 58,7 21,0 75,0 48 1044,6 938,55
2020 40,0 87,0 75,0 81 1108,9 1019,55
2021 90,0 87,0 89,0 88 1198,9 1107,55
2022 45,0 75,0 60,0 67,5 1247,9 1175,05
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

37
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut didapatkan grafik sebagai berikut:

UJI KONSISTENSI STASIUN A


1400
y = 0,9302x - 10,148
R² = 0,9989
1200 2022
2021
2020
2019
1000
2018
Kumulatif Referensi (mm)

2017

2016
800
2015
2014
2013
2012
600
2011
2010
2009
400 2008
2007
2006
2005
200
2004
2003

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kumulatif Stasiun A (mm)

Grafik 3.4 Grafik Uji Konsistensi Stasiun A


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun A telah cukup lurus yang
menandakan bahwa grafik telah konsisten. Adapun nilai korelasi yang didapatkan
adalah 0,9989 yang berarti data stasiun A hampir berkorelasi sempurna sehingga tidak
perlu lagi dilakukan koreksi data pada stasiun A.

38
3.1.2 Uji Konsistensi Stasiun C
1. Tabel Uji Konsistensi Stasiun C
Tabel 3.1.7 Uji konsistensi stasiun C
Stasiun
Tahun
Stasiun (C) Stasiun (A) Stasiun (D)
2003 54,0 54 42,0
2004 40,0 60 44,0
2005 60,5 77,44 93,0
2006 46,0 38,05 45,0
2007 42,0 73,26 60,0
2008 80,0 77,89 64,0
2009 46,0 27,0 60,0
2010 40,0 78,5 45,0
2011 22,0 44,7 60,0
2012 110,0 64,0 62,5
2013 40,0 65,2 58,5
2014 40,0 48,9 60,0
2015 30,0 48,9 50,0
2016 40,0 69,7 77,3
2017 25,0 65,2 84,3
2018 50,0 82,1 110,0
2019 21,0 69,7 75,0
2020 87,0 64,3 75,0
2021 87,0 90,0 89,0
2022 75,0 48,9 60,0
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

39
2. Grafik Uji Konsistensi Stasiun C

UJI KONSISTENSI STASIUN C


1400
y = 1,2986x - 44,788 2022
R² = 0,9879 2021
1200
2020
2019

1000 2018

2017
Kumulatif Referensi (mm)

2016
800 2015
2014
2013
600 2012
2011
2010
2009
400 2008
2007
2006
200 2005
2004
2003

0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kumulatif Stasiun C (mm)

Grafik 3.5 Grafik Uji Kumulatif Stasiun C


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa kurva data curah hujan belum
konsisten, sehingga perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan analisis korelasi.

40
Tabel 3.1.8 Analisa korelasi pada data stasiun C
Kumulatif Kumulatif
Stasiun C Stasiun
No. X*Y X2 Y2
(A dan D)
(X) (Y)
1 54 48 2592 2916 2304
2 94 100 9400 8836 10000
3 154,5 196,5 30359,25 23870,25 38612,25
4 200,5 236,5 47418,25 40200,25 55932,25
5 242,5 314 76145 58806,25 98596
6 322,5 396,5 127871,25 104006,25 157212,25
7 368,5 444 163614 135792,25 197136
8 408,5 543,5 222019,75 166872,25 295392,25
9 430,5 613,5 264111,75 185330,25 376382,25
10 540,5 659,75 356594,875 292140,25 435270,062
11 580,5 719 417379,5 336980,25 516961
12 620,5 771,5 478715,75 385020,25 595212,25
13 650,5 819 532759,5 423150,25 670761
14 690,5 902,65 623279,825 476790,25 814777,022
15 715,5 989,8 708201,9 511940,25 979704,04
16 765,5 1089,8 834241,9 585990,25 1187664,04
17 786,5 1174,8 923980,2 618582,25 1380155,04
18 873,5 1232,3 1076414,05 763002,25 1518563,29
19 960,5 1321,8 1269588,9 922560,25 1747155,24
20 1035,5 1374,3 1423087,65 1072260,25 1888700,49
12966490,7
Jumlah 10495 13947,2 9587775,3 7115046,5
3
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

n . Σ xy - Σ x . Σ y
r =
√n . Σ x2 - (Σ x)2 - √n . Σ y2 - (Σ y)2

(20 × 9587775,3) - (10495 × 13947,2)


=
√20 × 7115046,5 - (10495)2 - √20 × 12966490,73 - (13947,2)2

= 0,9879

41
Berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun C
harus dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru
dan kemiringan lama.
585,2 - 48
α =
524 - 54
= 1,1428

1281,2 - 585,2
β =
1019 - 524
= 1,40621
1,1428
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,81268
1,40621

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun C dari tahun 2004 s/d 2014
dengan cara mengalikan data tersebut dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data
berikut:
Tabel 3.1.9 Data hasil koreksi pada stasiun C
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun C A D
(A dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (A dan D)
2003 54 54 42 48 54 48
2004 31,4 60 44 52 85,4 100,0
2005 47,5 77,4 93 85,2 132,9 185,2
2006 36,1 38,1 45 41,5 169,0 226,7
2007 33,0 73,3 60 66,6 202,0 293,4
2008 62,8 77,9 64 70,9 264,8 364,3
2009 36,1 27,0 60 43,5 300,9 407,8
2010 31,4 78,5 45 61,7 332,3 469,6
2011 17,3 44,7 60 52,3 349,6 521,9
2012 86,4 64,0 62,5 63,3 436,0 585,2
2013 32,5 65,2 58,5 61,9 468,5 647,0
2014 40 48,9 60 54,5 508,5 701,5
2015 30 48,9 50 49,5 538,5 751,0
2016 40 69,7 77,3 73,5 578,5 824,5
2017 25 65,2 84,3 74,75 603,5 899,2
2018 50 82,1 110 96,05 653,5 995,2

42
Rerata Stasiun Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun C A D
(A dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (A dan D)
2019 21 69,7 75 72,35 674,5 1067,6
2020 87 64,3 75 69,67 761,5 1137,3
2021 87 90,0 89 89,50 848,5 1226,8
2022 75 48,9 60 54,46 923,5 1281,2
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN C


1600
y = 1,4853x - 23,263 2022
Kumulatif Referensi (mm)

1400 2021
R² = 0,9921 2020
1200 2019
2018
1000 2017
2016
2015
2014
800 2013
2012
2011
600 2010
2009
2008
400 2007
2006
2005
200 2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000
Kumulatif Stasiun A (mm)

Grafik 3.6 Grafik Uji Konsistensi Stasiun C


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun C masih belum mendekati angka
satu. Maka, kembali harus dilakukan analisa regresi dan korelasi. Dengan berdasarkan
perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun C harus dilakukan
koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru dan kemiringan
lama.
1137,3 - 48
α =
860 - 54

43
= 1,35147
1281,2 - 1137,3
β =
1017,3 - 860

= 0,91536
1,35147
Jadi, faktor koreksi adalah = 1,47643
0,91536

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun C dari tahun 2005 s/d 2022
dengan cara mengalikan data tersebut dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data
berikut:
Tabel 3.1.10 Data hasil koreksi pada stasiun C
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun C A D
(A dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (A dan D)
2003 54 62,0 42 48 54 48
2004 60 39,6 44 52 93,6 100,0
2005 77,4 88,3 93 85,2 181,9 185,2
2006 38,1 45,5 45 41,5 227,4 226,7
2007 73,3 41,5 60 66,6 269,0 293,4
2008 77,9 79,1 64 70,9 348,1 364,3
2009 27,0 45,5 60 43,5 393,6 407,8
2010 78,5 45,0 45 61,7 438,6 469,6
2011 44,7 21,8 60 52,3 460,4 521,9
2012 64,0 62,0 62,5 63,3 522,4 585,2
2013 65,2 31,6 58,5 61,9 553,9 647,0
2014 48,9 50,4 60 54,5 604,3 701,5
2015 48,9 37,8 50 49,5 642,1 751,0
2016 69,7 51,9 77,3 73,5 694,0 824,5
2017 65,2 50,0 84,3 74,8 744,0 899,2
2018 82,1 66,0 110 96,0 810,0 995,2
2019 69,7 45,0 75 72,3 855,0 1067,6
2020 64,3 70,0 75 69,7 925,0 1137,3
2021 90,0 71,0 89 89,5 996,0 1226,8
2022 48,9 62,0 60 54,5 1058,0 1281,2
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

44
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN C


1400 2022
2021
y = 1,2736x - 55,611 2020
Kumulatif Referensi (mm)

1200 2019
R² = 0,9967 2018
1000 2017
2016
2015
800 2014
2013
2012
600 2011
2010
2009
2008
400 2007
2006
2005
200 2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kumulatif Stasiun C (mm)

Grafik 3.7 Grafik Uji Konsistensi Stasiun C


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun C masih belum mendekati


angka satu. Maka, kembali harus dilakukan analisa regresi dan korelasi. Dengan
berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun C harus
dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru dan
kemiringan lama.
585,2 - 48
α =
522,4 - 54

= 1,1469
1281,2 - 585,2
β =
1058 - 522,4

= 1,29952
1,1469
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,88256
1,29952

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun C dari tahun 2005 s/d 2022
dengan cara mengalikan data tersebut dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data
berikut:

45
Tabel 3.1.11 Data hasil koreksi pada stasiun C
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun C A D
(A dan Stasiun A Stasiun
(mm) (mm) (mm)
D) (A dan D)
2003 54 62,0 42 48 54 48
2004 60 35,5 44 52 89,5 100,0
2005 77,4 61,5 93 85,2 151,0 185,2
2006 38,1 40,8 45 41,5 191,8 226,7
2007 73,3 37,3 60 66,6 229,1 293,4
2008 77,9 71,0 64 70,9 300,1 364,3
2009 27,0 40,8 60 43,5 340,9 407,8
2010 78,5 37,8 45 61,7 378,7 469,6
2011 44,7 29,0 60 52,3 407,7 521,9
2012 64,0 62,0 62,5 63,3 469,7 585,2
2013 65,2 28,3 58,5 61,9 498,0 647,0
2014 48,9 45,2 60 54,5 543,2 701,5
2015 48,9 33,9 50 49,5 577,1 751,0
2016 69,7 51,9 77,3 73,5 629,0 824,5
2017 65,2 50,0 84,3 74,8 679,0 899,2
2018 82,1 64,0 110 96,0 743,0 995,2
2019 69,7 45,0 75 72,3 788,0 1067,6
2020 64,3 64,7 75 69,7 852,7 1137,3
2021 90,0 65,6 89 89,5 918,3 1226,8
2022 48,9 57,3 60 54,5 975,6 1281,2
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

46
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN C


1400
y = 1,3659x - 33,733 2022
R² = 0,9988 2021
1200 2020
2019
2018
1000
2017
Kumulatif Referensi (mm)

2016
800 2015
2014
2013
2012
600
2011
2010
2009
400 2008
2007

2006
2005
200
2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kumulatif Stasiun C (mm)

Grafik 3.8 Grafik Uji Konsistensi Stasiun C


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun C telah cukup lurus yang
menandakan bahwa grafik telah konsisten. Adapun nilai korelasi yang didapatkan
adalah 0,9988 yang berarti data stasiun C hampir berkorelasi sempurna sehingga tidak
perlu lagi dilakukan koreksi data pada stasiun C.

47
3.1.3 Uji Konsistensi Stasiun D
1. Tabel Uji Konsistensi Stasiun D
Tabel 3.1.12 Uji konsistensi stasiun D
Stasiun
Tahun
Stasiun (D) Stasiun (A) Stasiun (C)
2003 42,00 54,00 62,00
2004 44,00 60,00 35,50
2005 93,00 77,44 61,50
2006 45,00 38,05 40,80
2007 60,00 73,26 37,30
2008 64,00 77,89 71,00
2009 60,00 26,99 40,80
2010 45,00 78,48 37,80
2011 60,00 44,70 29,00
2012 62,50 64,00 62,00
2013 58,50 65,23 28,30
2014 60,00 48,93 45,20
2015 50,00 48,93 33,90
2016 77,30 69,70 51,90
2017 84,30 65,21 50,00
2018 110,00 82,09 64,00
2019 75,00 69,70 45,00
2020 75,00 64,34 64,70
2021 89,00 90,00 65,60
2022 60,00 48,93 57,30
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

48
2. Grafik Uji Konsistensi Stasiun D

UJI KONSISTENSI STASIUN D


1200,00
y = 0,8187x + 25,443 2022
R² = 0,9979
2021

2020
1000,00
2019
2018

2017
800,00
Kumulatif Referensi (mm)

2016
2015
2014
2013
600,00 2012
2011
2010
2009
400,00 2008

2007
2006
200,00 2005
2004
2003

0,00
0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00
Kumulatif Stasiun D (mm)

Grafik 3.9 Grafik Kumulatif Stasiun D


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa kurva data curah hujan belum
konsisten, sehingga perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan analisis korelasi.

49
Tabel 3.1.13 Analisa korelasi pada data stasiun D
Kumulatif Kumulatif
Stasiun D Stasiun
No. X*Y X2 Y2
(A dan C)
(X) (Y)
1 54,00 48,00 2592 2916 2304
2 98,00 95,75 9400 8836 10000
3 191,00 165,22 30359,25 23870,25 38612,25
4 236,00 204,65 47418,25 40200,25 55932,25
5 296,00 259,93 76145 58806,25 98596
6 360,00 334,37 127871,25 104006,25 157212,25
7 420,00 368,27 163614 135792,25 197136
8 465,00 426,41 222019,75 166872,25 295392,25
9 525,00 463,26 264111,75 185330,25 376382,25
10 587,50 526,26 356594,875 292140,25 435270,062
11 646,00 573,03 417379,5 336980,25 516961
12 706,00 620,09 478715,75 385020,25 595212,25
13 756,00 661,50 532759,5 423150,25 670761
14 833,30 722,30 623279,825 476790,25 814777,022
15 917,60 779,90 708201,9 511940,25 979704,04
16 1027,60 852,95 834241,9 585990,25 1187664,04
17 1102,60 910,30 923980,2 618582,25 1380155,04
18 1177,60 974,82 1076414,05 763002,25 1518563,29
19 1266,60 1052,62 1269588,9 922560,25 1747155,24
20 1326,60 1105,73 1423087,65 1072260,25 1888700,49
12966490,7
Jumlah 10495 13947,2 9587775,3 7115046,5
3
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

n . Σ xy - Σ x . Σ y
r =
√n . Σ x2 - (Σ x)2 - √n . Σ y2 - (Σ y)2

(20 × 9587775,3) - (10495 × 13947,2)


=
√20 × 7115046,5 - (10495)2 - √20 × 12966490,73 - (13947,2)2

= 0,9979
Berdasarkan perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun D
harus dilakukan koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru.

50
852,9 - 48
α =
1027,6 - 54

= 0,82678
1105,7 - 852,9
β =
1326,6 - 1027,6

= 0,84542
0,82678
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,97794
0,84542

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun D dari tahun 2018 s/d 2022
dengan cara mengalikan data tersebut dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data
berikut:
Tabel 3.1.14 Data Hasil Koreksi pada Stasiun D
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun D A C
(A dan Stasiun D Stasiun
(mm) (mm) (mm)
C) (A dan C)
2003 42,00 54,00 62,00 58 54 48
2004 44,00 60,00 35,50 47,75 98 95,75
2005 93,00 77,44 61,50 69,47 191,0 165,2
2006 45,00 38,05 40,80 39,43 236,0 204,6
2007 60,00 73,26 37,30 55,28 296,0 259,9
2008 64,00 77,89 71,00 74,44 360,0 334,4
2009 60,00 26,99 40,80 33,90 420,0 368,3
2010 45,00 78,48 37,80 58,14 465,0 426,4
2011 60,00 44,70 29,00 36,85 525,0 463,3
2012 62,50 64,00 62,00 63,00 587,5 526,3
2013 58,50 65,23 28,30 46,77 646,0 573,0
2014 60,00 48,93 45,20 47,06 706,0 620,1
2015 50,00 48,93 33,90 41,41 756,0 661,5
2016 77,30 69,70 51,90 60,80 833,3 722,3
2017 84,30 65,21 50,00 57,60 917,6 779,9
2018 107,57 82,09 64,00 73,05 1025,2 852,9
2019 73,35 69,70 45,00 57,35 1098,5 910,3
2021 75,00 64,34 64,70 64,52 1173,5 974,8
2021 89,00 90,00 65,60 77,80 1267,5 1052,6
2022 60,00 48,93 57,30 53,11 1322,5 1105,7
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

51
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN D


1200 2022
2021
y = 0,8216x + 24,315 2020
Kumulatif Referensi (mm)

1000 R² = 0,9981 2019


2018
2017
800 2016
2015
2014
2013
600 2012
2011
2010
2009
2008
400 2007
2006
2005
200 2004
2003
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kumulatif Stasiun D (mm)

Grafik 3.10 Grafik Uji Konsistensi Stasiun D


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dikoreksi, visualisasi grafik pada stasiun D masih belum mendekati angka
satu. Maka, kembali harus dilakukan analisa regresi dan korelasi. Dengan berdasarkan
perhitungan korelasi grafik diatas, maka data hujan pada stasiun D harus dilakukan
koreksi, yaitu dengan membandingkan antara besar kemiringan baru dan kemiringan
lama.
779,9 - 48
α =
917,6 - 54

= 0,8475
1105,7 - 779,9
β =
1298,3 - 917,6

= 0,85586
0,8475
Jadi, faktor koreksi adalah = 0,99023
0,85586

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun D dari tahun 2013 s/d 2022
dengan cara mengalikan data tersebut dengan faktor koreksi, sehingga diperoleh data
berikut:

52
Tabel 3.1.15 Data Hasil Koreksi pada Stasiun D
Stasiun Rerata Kumulatif
Stasiun Kumulatif Rerata
Tahun D A C
(A dan Stasiun D Stasiun
(mm) (mm) (mm)
C) (A dan C)
2003 42,00 54,00 62,00 58 54 48
2004 44,00 60,00 35,50 47,75 98,0 95,75
2005 93,00 77,44 61,50 69,47 191,0 165,2
2006 45,00 38,05 40,80 39,43 236,0 204,6
2007 60,00 73,26 37,30 55,28 296,0 259,9
2008 64,00 77,89 71,00 74,44 360,0 334,4
2009 60,00 26,99 40,80 33,90 420,0 368,3
2010 45,00 78,48 37,80 58,14 465,0 426,4
2011 60,00 44,70 29,00 36,85 525,0 463,3
2012 62,50 64,00 62,00 63,00 587,5 526,3
2013 57,93 65,23 28,30 46,77 645,4 573,0
2014 59,41 48,93 45,20 47,06 704,8 620,1
2015 49,51 48,93 33,90 41,41 754,4 661,5
2016 76,55 69,70 51,90 60,80 830,9 722,3
2017 83,48 65,21 50,00 57,60 914,4 779,9
2018 91,50 82,09 64,00 73,05 1005,9 852,9
2019 65,40 69,70 45,00 57,35 1071,3 910,3
2020 70,90 64,34 64,70 64,52 1142,2 974,8
2021 86,15 90,00 65,60 77,80 1228,3 1052,6
2022 57,43 48,93 57,30 53,11 1285,8 1105,7
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

53
Berdasarkan data pada tabel koreksi tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut.

UJI KONSISTENSI STASIUN D


1200,0
y = 0,8426x + 18,096 2021
R² = 0,999 2020
2019
1000,0
2018
2017
2016
Kumulatif Referensi (mm)

800,0
2015
2014
2013
2012
600,0
2011
2010
2009
400,0 2008
2007

2006
2005
200,0 2004
2003

0,0
0,0 200,0 400,0 600,0 800,0 1000,0 1200,0 1400,0
Kumulatif Stasiun D (mm)

Grafik 3.11 Grafik Uji Konsistensi Stasiun D


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah dilihat, visualisasi grafik pada stasiun D telah cukup lurus yang
menandakan bahwa grafik telah konsisten. Adapun nilai korelasi yang didapatkan
adalah 0,999 yang berarti data stasiun D hampir berkorelasi sempurna sehingga tidak
perlu lagi dilakukan koreksi data pada stasiun D.

54
3.2 Perhitungan Curah Hujan Kawasan
3.2.1 Metode Rerata Aritmatik (Aljabar)
Menurut Bambang Triatmodjo (2008) salah satu persamaan yang digunakan
untuk menentukan curah hujan kawasan adalah persamaan aljabar. Metode aljabar
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

PA + PB + PC .... + Pn
P=
n

Keterangan :
P = Curah hujan rerata kawasan
PA,PB, ... Pn = Hujan di stasiun A, B, ...., n
n = Jumlah stasiun

1. Menghitung Curah Hujan Kawasan pada Tahun 2003


Dik :
PSTA A =
PSTA C =
PSTA D =
Dit :
P = ....?
Peny :
PSTA A + PSTA C + PSTA D
P = n
54,00 + 54,00 + 42,00
=
3
= 79,17 mm

Hasil perhitungan Curah Hujan Kawasan yang diperoleh dengan metode aljabar
dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut:

55
Tabel 3.2.1 Data Curah Hujan Kawasan dengan menggunakan Metode Aritmatik
Stasiun Curah Hujan
Tahun A C D Kawasan Area
(mm) (mm) (mm) (mm)
2003 54 62 42 52,7
2004 60 35,5 44 46,5
2005 77,4 61,5 93 77,3
2006 38,1 40,8 45 41,3
2007 73,3 37,3 60 56,9
2008 77,9 71,0 64 71,0
2009 27,0 40,8 60 42,6
2010 78,5 37,8 45 53,8
2011 44,7 29,0 60 44,6
2012 64,0 62,0 62,5 62,8
2013 65,2 28,3 57,9 50,5
2014 48,9 45,2 59,4 51,2
2015 48,9 33,9 49,5 44,1
2016 69,7 51,9 76,5 66,0
2017 65,2 50,0 83,5 66,2
2018 82,1 64,0 91,5 79,2
2019 69,7 45,0 65,4 60,0
2020 64,3 64,7 70,9 66,6
2021 90,0 65,6 86,2 80,6
2022 48,9 57,3 57,4 54,6
Jumlah 1168,4
58,40
Rata-Rata
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.2.2 Metode Poligon Thiessen


Adapun rumus yang digunakan dalam metode Poligon Thiessen adalah sebagai
berikut:

A1 × P1 + A2 × P2 + .... + An Pn
P=
A1 + A2 + .... + An

Keterangan :

56
P = Curah hujan kawasan (mm)
P1, P2, Pn = Curah hujan pada stasiun 1, 2, n (mm)
A1, A2, An = Luas stasiun 1, 2, n (mm)

1. Menghitung Luas Wilayah Tiap Stasiun


a) Menempatkan stasiun hujan sesuai titik yang telah ditentukan pada peta DAS,
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.

b) Menghubungkan setiap stasiun dengan garis lurus seperti yang tertera pada
gambar di bawah.

57
c) Membuat garis tengah pada setiap sisi segitiga, hingga membagi DAS
Maretumbo menjadi tiga (3) bagian wilayah seperti gambar di bawah.

d) Membagi DAS secara jelas sesuai dengan menandai wilayah stasiun yang ada,
sebagai pemisah DAS.

58
e) Menghitung luas masing-masing bagian stasiun dari AutoCAD dengan
menandai wilayah dengan melakukan perintah “properties” untuk mengetahui
luasan wilayah.
1) Luas Stasiun A = 1213,598 mm2

2) Luas Stasiun C = 1903,6686 mm2

59
3) Luas Stasiun D = 291,5322 mm2

Dari langkah-langkah tersebut di atas, sehingga didapatkan luas tiap wilayah


stasiun pada AutoCAD, yaitu:
Luas Stasiun A = 1213,598 mm2
Luas Stasiun C = 1903,6686 mm2
Luas Stasiun D = 291,5322 mm2

Luas DAS Maretumbo = Luas Stasiun A + Luas Stasiun C + Luas Stasiun D


= 1213,598 +1903,6686 + 291,5322
= 3408,7988 mm2
= 34,087988 cm2

Untuk menghitung luas sebenarnya pada masing-masing stasiun digunakan


persamaan berikut.

Luas Stasiun pada CAD


Luas Sebenarnya = × Skala
100

60
Sehingga diperoleh:
1213,598
Luas Stasiun ASebenarnya = × 1200002
100
= 273059550000,00 cm2
= 27,31 km2
1903,6686
Luas Stasiun CSebenarnya = × 1200002
100
= 428325435000,00 cm2
= 42,83 km2
291,5322
Luas Stasiun DSebenarnya = × 1200002
100
= 65594745000,00 cm2
= 6,56 km2
Luas DAS Maretumbo = Luas Stasiun A + Luas Stasiun C + Luas Stasiun D
= 27,31 + 42,83 + 6,56
= 76,70 km2

2. Menghitung Curah Hujan Kawasan


a) Menghitung curah hujan kawasan pada tahun 2003
Dik :
PA = 72 mm AA = 27,31 km2
PC = 48 mm AC = 42,83 km2
PD = 60 mm AD = 6,56 km2
Dit :
P̿ = ....?
Peny :
AA × PA + AC × P𝐶 +AD × PD
P̿ =
AA + AC + AD
(27,31 × 72) + (42,83 × 48) + (6,56 × 60)
=
27,31 + 42,83 + 6,56

= 57,29 mm

61
Tabel 3.2.2 Rekapitulasi perhitungan curah hujan kawasan Metode Poligon Thiessen
Curah Hujan Harian Curah
Luas Stasiun (km2)
Maksimum Tahunan (mm) Hujan
Tahun
Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Kawasan
B D F B D F (mm)
2003 54,00 54,00 42,00 57,44
2004 60,00 40,00 44,00 44,95
2005 100,00 60,50 93,00 69,85
2006 35,00 46,00 45,00 40,20
2007 95,00 42,00 60,00 52,06
2008 101,00 80,00 64,00 72,86
2009 35,00 46,00 60,00 37,53
2010 154,00 40,00 45,00 52,91
2011 80,00 22,00 60,00 37,24
2012 30,00 110,00 62,50 62,75
27,31 42,83 6,56
2013 60,00 40,00 58,50 43,97
2014 45,00 40,00 60,00 47,73
2015 45,00 30,00 50,00 40,57
2016 90,00 40,00 77,30 60,34
2017 90,00 25,00 84,30 58,28
2018 90,00 50,00 110,00 72,80
2019 95,00 21,00 75,00 55,54
2020 40,00 87,00 75,00 65,09
2021 90,00 87,00 89,00 76,05
2022 45,00 75,00 60,00 54,32
Jumlah 778,68
Rata-Rata 51,91
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

62
3.2.3 Metode Ishoyet
Ishoyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan
yang sama. Pada Metode Ishoyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah diantara
dua garis ishoyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis ishoyet
tersebut. Pembuatan garis ishoyet dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a) Lokasi stasiun hujan dan kedalaman hujan digambarkan pada peta daerah yang
ditinjau.
b) Dari nilai kedalaman hujan di stasiun yang berdampingan dibuat interpolasi
dengan pertambahan nilai yang ditetapkan.
c) Dibuat kurva yang menghubungkan titik-titik interpolasi yang mempunyai
kedalaman hujan yang sama. Ketelitian tergantung pada pembuatan garis isohyet
dan intervalnya.
d) Diukur luas daerah antara dua isohyet yang berurutan dan kemudian dikalikan
dengan nilai rerata dari nilaii kedua garis isohyet.
e) Jumlah dari hitungan pada butir d untuk seluruh garis isohyet dibagi dengan luas
daerah yang ditinjau menghasilkan kedalaman hujan rerata daerah tersebut.

Rumus yang akan digunakan pada Metode Ishoyet adalah sebagai berikut:

I +I I +I I +I In + I(n+1)
A1 1 2 + A2 2 3 + A3 3 4 + .... + An
2 2 2 2
P=
A1 + A2 + A3 + .... + An

Keterangan :
P = Hujan rerata kawasan
I1,I2, ...,In = Garis ishoyet ke 1,2,3,....,n,n+1
A1,A2 ...,An = Luas daerah yang dibatasi garis ishoyet ke 1 dan 2, 2 dan 3, ...., n dan
n+1

Berdasarkan rumus tersebut, maka perlu diketahui berapa jumlah garis ishoyet
pada daerah yang menjadi lokasi stasiun hujan yang digunakan, dan mengetahui luas
tiap daerah yang dibatasi oleh garis-garis tersebut.

63
a) Gambar dan Tabel pada Tahun 2007

Gambar 3.1 Garis ishoyet pada tahun 2007


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Tabel 3.2.3 Hasil Perhitungan Curah Hujan Kawasan dengan Menggunakan Metode
Ishoyet
2007
Garis
Garis Luas Luas
Garis Ishoyet Curah
Ishoyet CAD Skala Asli
Ishoyet × Luas Hujan
((I1+I2)/2) mm2 km2
km2
40
40 448,70 6,46 258,45
40
40
45 571,70 8,23 370,46
50
50
55 641,70 120000 9,24 508,23 58,29
60
60
65 818,20 11,78 765,84
70
70
71,65 929,40 13,38 958,92
73,3
(Sumber : hasil perhitungan kelompok 5 Sipil, 2023)

Dan berikut disajikan hasil rekapitulasi untuk perhitungan curah hujan kawasan
dengan Metode Ishoyet dalam tabel sebagai berikut:

64
Tabel 3.2.4 Hasil rekapitulasi perhitungan Curah Hujan Kawasan dengan
menggunakan Metode Ishoyet
Stasiun
̅
P
Tahun B D F
(mm)
(mm) (mm) (mm)
2003 54 62 42 57,19
2004 60 35,5 44 47,22
2005 77,4 61,5 93 87,40
2006 38,1 40,8 45 43,39
2007 73,3 37,3 60 58,29
2008 77,9 71 64 73,34
2009 27,0 40,8 60 43,40
2010 78,5 37,8 45 57,99
2011 44,7 29 60 42,05
2012 64,0 62 62,5 62,66
2013 65,2 28,3 57,9 46,29
2014 48,9 45,2 59,4 53,38
2015 48,9 33,9 49,5 42,06
2016 69,7 51,9 76,5 67,95
2017 65,2 50 83,5 76,72
2018 82,1 64 91,5 84,71
2019 69,7 45 65,4 56,25
2020 64,3 64,7 70,9 68,95
2021 90,0 65,6 86,2 76,03
2022 48,9 57,3 57,4 53,21
Jumlah 1198,46
Rata-Rata 59,92
(Sumber : hasil perhitungan kelompok 5 Sipil, 2023)

3.2.4 Analisa Metode Pemilihan Curah Hujan Kawasan


Berdasarkan hasil perhitungan curah hujan kawasan dengan menggunakan 3
metode yakni: Metode Aritmatika, Thiesen dan Ishoyet kami memperoleh nilai rerata
curah hujan sebagai berikut:

65
Tabel 3.2.5 Hasil Perhitungan Curah Hujan Kawasan dengan Menggunakan
MetodeAritmatika, Thiesen dan Ishoyet
Tahun Aritmatika Thiessen Ishoyet
2003 52,7 57,44 57,19
2004 46,5 44,95 47,22
2005 77,3 69,85 87,40
2006 41,3 40,20 43,39
2007 56,9 52,06 58,29
2008 71,0 72,86 73,34
2009 42,6 37,53 43,40
2010 53,8 52,91 57,99
2011 44,6 37,24 42,05
2012 62,8 62,75 62,66
2013 50,5 43,97 46,29
2014 51,2 47,73 53,38
2015 44,1 40,57 42,06
2016 66,0 60,34 67,95
2017 66,2 58,28 76,72
2018 79,2 72,80 84,71
2019 60,0 55,54 56,25
2020 66,6 65,09 68,95
2021 80,6 76,05 76,03
2022 54,6 54,32 53,21
Rata-Rata 58,40 51,91 59,92
(Sumber : hasil perhitungan kelompok 5 Sipil, 2023)

Dalam pemilihan metode hujan kawasan untuk curah hujan kawasan yang akan
digunakan pada analisa hujan rencana yaitu metode yang paling akurat berdasarkan
kelompok kami (Kelompok 5) yaitu Metode Poligon Thiessen. Karena dalam Metode
Aritmatik sangatlah sederhana dan mudah diterapkan, akan tetapi kurang memberikan

66
hasil yang teliti mengingat tinggi curah hujan yang berbeda-beda pada tiap stasiun.
Utamanya di wilayah tropis seperti Indonesia, sifat distribusi hujan sangat bervariasi,
sehingga untuk suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang relatif besar, metode
Aritmatik tidak cocok untuk digunakan.
Metode Poligon Thiessen, cara ini dipandang lebih baik dari metode rerata
aljabar (aritmatik), yaitu dengan memasukkan faktor luas area yang mewakili oleh
setiap stasiun hujan. Jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poligon dengan besar curah
hujan di stasiun dalam poligon tersebut dibagi dengan luas daerah seluruh DAS akan
menghasilkan nilai curah hujan rata-rata DAS. Nilai perbandingan antara luas poligon
yang mewakili setiap stasiun terhadap luas total Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut
disebut faktor bobot Thiessen untuk stasiun tersebut. Dengan demikian cara ini
dipandang lebih baik dari cara rerata aljabar karena telah memperhitungkan pengaruh
letak penyebaran stasiun penakar hujan. Metode ini cocok untuk menentukan hujan
rata-rata apabila penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada metode
ini juga stasiun hujan yang digunakan minimal tiga stasiun.
Sedangkan Metode Ishoyet merupakan metode yang paling teliti untuk
menghitung kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah. Pada metode ini stasiun hujan
haruslah banyak dan tersebar merata, karena apabila kurang maka di setiap
penggambaran kontur akan memiliki luasan yang berbeda walaupun DASnya sama.
Metode ini membutuhkan pekerjaan dan perhatian yang lebih banyak dibandingkan
dua metode lainnya.
Jadi, metode yang paling sesuai yang akan digunakan oleh kelompok kami
berdasarkan data curah hujan dan wilayah DAS yang telah diberikan adalah Metode
Poligon Thiessen.

3.3 Curah Hujan Rencana


3.3.1 Metode Distribusi Log Pearson Type III
Prosedur perhitungan Metode Distribusi Log Pearson Type III:
Berikut ini adalah data curah hujan selama dua puluh tahun (2003 – 2022).
xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
x̅ = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)

67
Adapun contoh perhitungan analisa jenis sebaran Log Pearson Type III tahun 2003
adalah sebagai berikut:
Log Xi = Log (57,44) = 1,76
(Log Xi - Log Xi rerata) = (1,76 - 1,73)
= 0,03
(Log Xi - Log Xi rerata)2 = (1,76 - 1,73)2
= 0,00
(Log Xi - Log Xi rerata)3 = (1,76 - 1,73)3
= 0,00
(Log Xi - Log Xi rerata)4 = (1,76 - 1,73)4
= 0,00

Untuk hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:


Tabel 3.3.1 Rekapitulasi Perhitungan Distribusi Log Pearson Type III
Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
Log
Tahun Xi Log Log Log Log
Xi
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2003 57,44 1,76 0,03 0,00 0,00 0,00
2004 44,95 1,65 -0,08 0,01 0,00 0,00
2005 69,85 1,84 0,11 0,01 0,00 0,00
2006 40,2 1,60 -0,13 0,02 0,00 0,00
2007 52,06 1,72 -0,01 0,00 0,00 0,00
2008 72,86 1,86 0,13 0,02 0,00 0,00
2009 37,53 1,57 -0,16 0,02 0,00 0,00
2010 52,91 1,72 -0,01 0,00 0,00 0,00
2011 37,24 1,57 -0,16 0,03 0,00 0,00
2012 62,75 1,80 0,07 0,00 0,00 0,00
2013 43,97 1,64 -0,09 0,01 0,00 0,00
2014 47,73 1,68 -0,05 0,00 0,00 0,00
2015 40,57 1,61 -0,12 0,02 0,00 0,00

68
Tabel 3.3.1 Rekapitulasi perhitungan Distribusi Log Pearson Type III (lanjutan)
Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
Log
Tahun Xi Log Log Log Log
Xi
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2016 60,34 1,78 0,05 0,00 0,00 0,00
2017 58,28 1,77 0,03 0,00 0,00 0,00
2018 72,8 1,86 0,13 0,02 0,00 0,00
2019 55,54 1,74 0,01 0,00 0,00 0,00
2020 65,09 1,81 0,08 0,01 0,00 0,00
2021 76,05 1,88 0,15 0,02 0,00 0,00
2023 54,32 1,73 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah 1102,48 34,62 0,00 0,18 0,00 0,00
Rerata 55,124 1,73
(Sumber : hasil perhitungan kelompok 5 Sipil, 2023)
Adapun langkah-langkah penggunaan Distribusi Log Pearson Type III dalam
analisis jenis sebaran adalah sebagai berikut:
1. Mengubah data curah hujan kedalam bentuk Log Xi, seperti pada tabel di atas.
2. Hitung nilai Log Xi curah hujan maksimum rata-rata
∑ni= 1 Log Xi
Log Xi =
n
34,62
=
20
= 1,73
3. Hitung nilai Standar Deviasi Logaritma Xi

∑ n
(Log Xi - Log X) ̅̅̅̅̅̅̅̅ 2
S = √ i=1
n-1
= 0,10
4. Hitung nilai Koefisien Kemencengan Skewness
3
n(Log Xi - ̅̅̅̅̅̅̅̅
Log X)
Cs =
(n - 1) (n - 2) S3

= -0,16

69
5. Menentukan nilai K. Nilai K diperoleh dari lampiran pada Tabel LA-4 nilai K
untuk Distribusi Log Pearson Type III dan nilainya tergantung pada koefisien
kemencengan G.

Tabel 3.3.2 Nilai K untuk Distribusi Log Pearson Type III


Periode Ulang Tahunan (Tahun)
Cs
2 5 10 20 25 50
atau
Peluang (%)
G
50 20 10 5 4 2
1 -0,164 0,758 1,340 1,809 2,043 2,542
0,9 -0,148 0,769 1,339 1,792 2,018 2,498
0,8 -0,132 0,780 1,336 1,774 1,993 2,453
0,7 -0,116 0,790 1,333 1,756 1,967 2,407
0,6 -0,099 0,800 1,328 1,735 1,939 2,359
0,5 -0,083 0,803 1,323 1,714 1,910 2,231
0,4 -0,066 0,816 1,317 1,692 1,880 2,261
0,3 -0,050 0,824 1,309 1,669 1,849 2,211
0,2 -0,033 0,830 1,301 1,646 1,818 2,159
0,1 -0,017 0,836 1,292 1,621 1,785 2,107
0,0 0,000 0,842 1,282 1,595 1,751 2,054
-0,1 0,017 0,846 1,270 1,567 1,716 2,000
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,539 1,680 1,945
-0,3 0,050 0,853 1,245 1,510 1,643 1,890
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,481 1,606 1,834
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,450 1,567 1,777
-0,6 0,099 0,857 1,200 1,419 1,528 1,720
-0,7 0,116 0,857 1,183 1,386 1,488 1,663
-0,8 0,132 0,856 1,166 1,354 1,448 1,606
-0,9 0,148 0,854 1,147 1,120 1,107 1,549
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,287 1,366 1,492
(Sumber : Soewarno, 1995)

Karena pada perhitungan yang didapat, nilai G = -0,16. Maka, diperlukan


perhitungan interpolasi pada Periode Ulang 2 Tahun dengan rumus sebagai berikut:
(-0,16) - (-0,10)
K = 0,017 + × (0,033 - 0,017)
(-0,20) - (-0,10)

= 0,027

70
6. Menghitung nilai Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang T-Tahun
(sebagai contoh Periode Ulang 2 Tahun)
Log XT = Log X + K × S
= 1,73 + (0,027) × 0,10
= 1,73
Jadi, XT = Anti Log XT
= 180,05 mm
7. Harga Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang Tertentu (XT) diperoleh
dengan cara mencari Anti Logaritma dari Log XT.

Tabel 3.3.3 Rekapitulasi perhitungan Curah Hujan Rencana pada setiap Periode
Ulang Metode Log Pearson Type III
Periode Ulang XT
G K Log XT
(Tahun) (mm)
2 -0,16 0,027 1,73 180,05
5 -0,16 0,844 1,81 229,11
10 -0,16 1,263 1,86 259,17
20 -0,16 1,550 1,88 282,08
25 -0,16 1,694 1,90 294,32
50 -0,16 1,967 1,92 318,94
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.3.2 Metode Distribusi Gumbel


Berikut ini adalah data curah hujan selama dua puluh tahun (2003 – 2022).
Dik :
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
̅
X = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)

Adapun contoh perhitungan analisa jenis sebaran Distribusi Gumbel tahun 2003
adalah sebagai berikut:
Xi = Xi - Xi rerata
= 57,44 – 55,12
= 2,32

71
Xi2 = (Xi - Xi rerata)2
= (57,44 – 55,12)2
= 5,36
Xi3 = (Xi - Xi rerata)3
= (57,44 – 55,12)3
= 12,42
Xi4 = (Xi - Xi rerata)4
= (57,44 – 55,12)4
= 28,77

Selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


Tabel 3.3.4 Rekapitulasi perhitungan Distribusi Gumbel
Xi - X (Xi - X (Xi - X (Xi - X
Tahun X
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2003 57,44 2,32 5,36 12,42 28,77
2004 44,95 -10,17 103,51 -1053,11 10714,38
2005 69,85 14,73 216,86 3193,41 47026,12
2006 40,2 -14,92 222,73 -3323,96 49606,77
2007 52,06 -3,06 9,39 -28,77 88,14
2008 72,86 17,74 314,57 5579,14 98951,58
2009 37,53 -17,59 309,55 -5446,20 95820,48
2010 52,91 -2,21 4,90 -10,85 24,03
2011 37,24 -17,88 319,84 -5719,97 102296,00
2012 62,75 7,63 58,16 443,50 3382,11
2013 43,97 -11,15 124,41 -1387,69 15478,28
2014 47,73 -7,39 54,67 -404,24 2988,94
2015 40,57 -14,55 211,82 -3082,81 44867,25
2016 60,34 5,22 27,21 141,91 740,20
2017 58,28 3,16 9,96 31,43 99,21
2018 72,8 17,68 312,44 5522,71 97619,36

72
Tabel 3.3.4 Rekapitulasi perhitungan Distribusi Gumbel (lanjutan)
Xi - X (Xi - X (Xi - X (Xi - X
Tahun X
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2019 55,54 0,42 0,17 0,07 0,03
2020 65,09 9,97 99,32 989,83 9864,69
2021 76,05 20,93 437,90 9163,44 191754,20
2022 54,32 -0,80 0,65 -0,52 0,42
Jumlah 1102,48 0,00 2843,40 4619,74 771350,96
Rerata 55,124
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Prosedur Perhitungan Metode Distribusi Gumbel:


1. ̅)
Menghitung nilai curah hujan rata-rata (X
∑ni= 1 Log Xi
̅
X =
n
1102,48
=
20
= 55,12
2. Menghitung harga simpangan beku Standar Deviasi (Sd)

∑ n
(Log Xi - Log X) ̅̅̅̅̅̅̅̅ 2
S = √ i=1
n-1
= 12,23
3. Menentukan nilai KT. Dengan jumlah data (n) = 20, maka didapat:
Yn = 0,5236 (sesuai tabel nilai Reduced Mean)
Sn = 1,0628 (sesuai tabel nilai Reduced Standard Deviation)
Dengan Periode Ulang T = 2 tahun, maka didapat:
YT = 0,3668 (sesuai tabel nilai Reduced Variate)
Maka, rumus KT adalah sebagai berikut:
YT - Yn
KT =
Sn
0,3668 - 0,5236
=
1,0628

= -0,15

73
Tabel 3.3.5 Nilai Reduced Mean (Yn)
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5410 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5486 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5508 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5538 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5561 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5580 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5589 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611
(Sumber : Suripin, 2004)

Tabel 3.3.6 Nilai Reduced Standard Deviation (Sn)


n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1086
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
(Sumber : Suripin, 2004)

Tabel 3.3.7 Nilai Reduced Variate (YT) sebagai fungsi dari Periode Ulang
No. Periode Ulang, T (tahun) Reduced Variate (YT)
1 2 0,3668
2 5 1,5004
3 10 2,2510
4 20 2,9709
5 25 3,1993
6 50 3,9028
7 75 4,3117
8 100 4,6012
9 200 5,2969
10 250 5,5206
11 500 6,2149
12 1000 6,9087
13 5000 8,5188
14 10000 9,2121
(Sumber : Suripin, 2004)

74
4. Hitung Nilai Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang T-Tahun (sebagai
contoh Periode Ulang 2 Tahun)
XT = 𝑋̅ + KT × S
= 55,12 + (-0,15) × 12,23
= 53,32

Untuk hasil perhitungan Curah Hujan Rencana pada setiap Periode Ulang dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3.8 Metode Gumbel - Reduced Variate (YT) sebagai fungsi Periode Ulang
Periode Ulang XT
Yn Sn YT KT
(Tahun) (mm)
2 0,5236 1,0628 0,3368 -0,15 53,32
5 0,5236 1,0628 1,5004 0,92 66,37
10 0,5236 1,0628 2,2510 1,63 75,01
20 0,5236 1,0628 2,9709 2,30 83,29
25 0,5236 1,0628 3,1993 2,52 85,92
50 0,5236 1,0628 3,9028 3,18 94,02
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.3.3 Metode Distribusi Normal


Berikut ini adalah data curah hujan selama dua puluh tahun (2003 – 2022).
Dik :
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
̅
X = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)

Adapun contoh perhitungan analisa jenis sebaran Distribusi Normal tahun 2003
adalah sebagai berikut:
Xi = Xi - Xi rerata
= 57,44 – 55,12
= 2,32
Xi2 = (Xi - Xi rerata)2
= (57,44 – 55,12)2
= 5,36

75
Xi3 = (Xi - Xi rerata)3
= (57,44 – 55,12)3
= 12,42
Xi4 = (Xi - Xi rerata)4
= (57,44 – 55,12)4
= 28,77

Tabel 3.3.9 Rekapitulasi perhitungan Distribusi Normal


Xi - X (Xi - X (Xi - X (Xi - X
Tahun X
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2003 57,44 2,32 5,36 12,42 28,77
2004 44,95 -10,17 103,51 -1053,11 10714,38
2005 69,85 14,73 216,86 3193,41 47026,12
2006 40,2 -14,92 222,73 -3323,96 49606,77
2007 52,06 -3,06 9,39 -28,77 88,14
2008 72,86 17,74 314,57 5579,14 98951,58
2009 37,53 -17,59 309,55 -5446,20 95820,48
2010 52,91 -2,21 4,90 -10,85 24,03
2011 37,24 -17,88 319,84 -5719,97 102296,00
2012 62,75 7,63 58,16 443,50 3382,11
2013 43,97 -11,15 124,41 -1387,69 15478,28
2014 47,73 -7,39 54,67 -404,24 2988,94
2015 40,57 -14,55 211,82 -3082,81 44867,25
2016 60,34 5,22 27,21 141,91 740,20
2017 58,28 3,16 9,96 31,43 99,21
2018 72,8 17,68 312,44 5522,71 97619,36
2019 55,54 0,42 0,17 0,07 0,03
2020 65,09 9,97 99,32 989,83 9864,69
2021 76,05 20,93 437,90 9163,44 191754,20
2022 54,32 -0,80 0,65 -0,52 0,42
Jumlah 1102,48 0,00 2843,40 4619,74 771350,96
Rerata 55,124
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Adapun langkah-langkah penggunaan Distribusi Normal analisis jenis sebaran


adalah sebagai berikut:

76
1. Menghitung nilai curah hujan maksimum rata-rata
∑ni= 1 Log Xi
̅
X =
n
1102,48
=
20
= 55,12
2. Menghitung nilai Standar Deviasi

∑ n ̅̅̅̅̅̅̅̅ 2
(Log Xi - Log X)
S = √ i=1
n-1

= 12,23
3. Menentukan nilai KT, nilai KT dihitung dari nilai T pada Tabel LA-5 didapat
untuk T = 2 maka nilai KT = 0.

Tabel 3.3.10 Nilai Variabel Reduksi Gauss


Periode Periode
Ulang T Peluang K Ulang T Peluang K
(Tahun) (Tahun)
1.001 0.999 -3.05 2.33 0.3 0.52
1.005 0.995 -2.58 4 0.25 0.67
1.010 0.99 -2.33 5 0.2 0.84
1.050 0.95 -0.164 10 0.1 1.28
1.110 0.9 -1.28 20 0.05 1.64
1.250 0.8 -0.84 50 0.02 2.05
1.330 0.75 -0.67 100 0.01 2.33
1.430 0.7 -0.52 200 0.005 2.58
1.670 0.6 -0.25 500 0.002 2.88
2.000 0.5 0 1.000.000 0.001 3.09
2.500 0.4 0.25
(Sumber : Suripin, 2004)

4. Menghitung nilai Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang T-Tahun


(sebagai contoh Periode Ulang 2 Tahun).
XT ̅ + KT × S
= X
= 55,12 + 0 × 12,23
= 55,12

77
Tabel 3.3.11 Rekapitulasi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Tahunan
Periode Ulang XT
Peluang KT
(Tahun) (mm)
2 0,5 0 55,12
5 0,2 0,84 65,40
10 0,1 1,28 70,78
20 0,05 1,64 75,19
25 0,04 1,708 76,02
50 0,02 2,05 80,20
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.3.4 Metode Distribusi Log Normal


Berikut ini adalah data curah hujan selama dua puluh tahun (2003 – 2022)
Dik :
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
̅
X = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)

Adapun contoh perhitungan analisa jenis sebaran Distribusi Log Normal tahun
2003 adalah sebagai berikut:
Log Xi = Log (57,44) = 1,76
(Log Xi - Log Xi rerata) = (1,76 - 1,73)
= 0,03
(Log Xi - Log Xi rerata)2 = (1,76 - 1,73)2
= 0,18
(Log Xi - Log Xi rerata)3 = (1,76 - 1,73)3
= 0,00
(Log Xi - Log Xi rerata)4 = (1,76 - 1,73)4
= 0,00

78
Tabel 3.3.12 Rekapitulasi perhitungan Distribusi Log Normal
Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
Tahun Xi Log Xi Log Log Log Log
rerata rerata)2 rerata)3 rerata)4
2003 57,44 1,76 0,03 0,00 0,00 0,00
2004 44,95 1,65 -0,08 0,01 0,00 0,00
2005 69,85 1,84 0,11 0,01 0,00 0,00
2006 40,2 1,60 -0,13 0,02 0,00 0,00
2007 52,06 1,72 -0,01 0,00 0,00 0,00
2008 72,86 1,86 0,13 0,02 0,00 0,00
2009 37,53 1,57 -0,16 0,02 0,00 0,00
2010 52,91 1,72 -0,01 0,00 0,00 0,00
2011 37,24 1,57 -0,16 0,03 0,00 0,00
2012 62,75 1,80 0,07 0,00 0,00 0,00
2013 43,97 1,64 -0,09 0,01 0,00 0,00
2014 47,73 1,68 -0,05 0,00 0,00 0,00
2015 40,57 1,61 -0,12 0,02 0,00 0,00
2016 60,34 1,78 0,05 0,00 0,00 0,00
2017 58,28 1,77 0,03 0,00 0,00 0,00
2018 72,8 1,86 0,13 0,02 0,00 0,00
2019 55,54 1,74 0,01 0,00 0,00 0,00
2020 65,09 1,81 0,08 0,01 0,00 0,00
2021 76,05 1,88 0,15 0,02 0,00 0,00
2023 54,32 1,73 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah 1102,48 34,62 0,00 0,18 0,00 0,00
Rerata 55,124 1,73
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Adapun langkah-langkah penggunaan Distribusi Log Normal dalam analisis


jenis sebaran adalah sebagai berikut:

79
1. Menghitung nilai Log X curah hujan maksimum rata-rata
∑ni= 1 Log Xi
̅
X =
n
1102,48
=
20
= 55,12
2. Menghitung nilai Standar Deviasi Logaritma X

∑ n ̅̅̅̅̅̅̅̅ 2
(Log Xi - Log X)
S = √ i=1
n-1
= 0,10
3. Menentukan nilai KT, nilai KT dihitung dari nilai T pada Tabel LA-5 didapat
untuk T = 2 maka nilai KT = 0

Tabel 3.3.13 Nilai Variabel Reduksi Gauss


Periode Periode
Ulang T Peluang K Ulang T Peluang K
(Tahun) (Tahun)
1.001 0.999 -3.05 2.33 0.3 0.52
1.005 0.995 -2.58 4 0.25 0.67
1.010 0.99 -2.33 5 0.2 0.84
1.050 0.95 -0.164 10 0.1 1.28
1.110 0.9 -1.28 20 0.05 1.64
1.250 0.8 -0.84 50 0.02 2.05
1.330 0.75 -0.67 100 0.01 2.33
1.430 0.7 -0.52 200 0.005 2.58
1.670 0.6 -0.25 500 0.002 2.88
2.000 0.5 0 1.000.000 0.001 3.09
2.500 0.4 0.25
(Sumber : Suripin, 2004)

4. Menghitung nilai Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang T-Tahun


(sebagai contoh Periode Ulang 2 Tahun).
Log XT = Log X + KT × S
= 1,73 + 0 × 0,10
= 1,73
Jadi, XT = 178,64

80
Tabel 3.3.14 Rekapitulasi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Tahunan
Periode Ulang
KT Log XT XT
(Tahun)
2 0 1,73 178,64
5 0,84 1,81 228,81
10 1,28 1,86 260,49
20 1,64 1,89 289,64
25 1,708 1,90 295,50
50 2,05 1,93 326,83
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Adapun nilai Standar Deviasi, Koefisien Skewness, Koefisien Kurtosis, dan


Koefisien Variasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3.15 Rekapitulasi Standar Deviasi, Koefisien Skewness, Koefisien Kurtosis,
dan Koefisien Variasi
Metode
Jenis Nilai
Dispersi Normal Dispersi Logaritma
Sd 12,23 0,10
Cs 0,15 -0,16
Ck 2,37 2,34
Cv 0,22 0,06
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Setelah diketahui nilai parameter statistiknya, maka selanjutnya menentukan


Metode Distribusi mana yang dapat dipakai. Akan disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3.16 Metode Distribusi yang dapat memenuhi
Jenis
Syarat Perhitungan Kesimpulan
Distribusi
Log Pearson
Cs ≠ 0 0,15 ≠ 0,24 Memenuhi
Type III
Cs ≤ 1,14 0,15 ≤ 1,14
Gumbel Memenuhi
Ck ≤ 5,4 2,37 ≤ 5,4
Cs ≈ 0 0,15 ≈ 0 Tidak
Normal
Ck ≈ 3 2,37 ≈ 3 Memenuhi
3Cv+(Cv^³) = Cs -0,16 = -0,16 Tidak
Log Normal 8 6 4 2
Cv +6Cv +15Cv +16Cv +3 = Ck 3,10 = 2,34 Memenuhi
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

81
Dari hasil uji Distribusi di atas, terlihat yang dapat memenuhi syarat adalah Log
Pearson Type III dan Gumbel. Sedangkan Normal dan Log Normal tidak memenuhi
syarat yang ada.

3.4 Pengujian Kesesuaian Distribusi


3.4.1 Metode Smirnov-Kolmogorov
Pengujian distribusi probabilitas dengan menggunakan Metode Smirnov-
Kolmogorov dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1. Mengurutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya
2. Menentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P(Xi) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya:

i
P(Xi) =
n+1
Keterangan :
n = Jumlah data,
i = Nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil)
3. Menentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut tersebut
P’(Xi) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang dipilih (Gumbel,
Normal, dan sebagainya)
4. Menghitung selisih (ΔPi) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap data
yang sudah diurut:

ΔPi = P(Xi) - P'(Xi)

5. Menentukan apakah ΔPi < ΔP Kritis, jika “tidak” artinya distribusi probabilitas
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya. Nilai ΔP Kritis diperoleh
dari tabel pada Lampiran

82
a) Distribusi Normal
Untuk Xi = 130,42 mm
1) Perhitungan peluang empiris P(Xi)
i
P(Xi) =
n+1
1
=
20 + 1
= 0,05

2) Perhitungan nilai f(t) atau K


̿
Xi - X
f(t) =
S
76,05 - 55,12
=
12,23

= 1,71

3) Perhitungan peluang teoritis


Luas kurva normal ditentukan dengan tabel pada Lampiran
P’(Xi) = 1 - Luas kurva normal
= 1 - 0,9564
= 0,0436

4) Perhitungan selisih (ΔP)


ΔP = | P’(Xi) - P(Xi) |
= | 0,0436 - 0,05 |
= 0,0040

Selanjutnya untuk Xi lainnya dapat diselesaikan dengan rumus yang sama dan
dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut:

83
Tabel 3.4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov pada Distribusi Normal
i Xi P(Xi) ̿
X S f(t) Kurva P’(Xi) ΔP
1 76,05 0,05 1,71 0,9564 0,0436 0,0040
2 72,86 0,10 1,45 0,9265 0,0735 0,0217
3 72,8 0,14 1,44 0,9251 0,0749 0,0680
4 69,85 0,19 1,20 0,8849 0,1151 0,0754
5 65,09 0,24 0,81 0,791 0,209 0,0291
6 62,75 0,29 0,62 0,7324 0,2676 0,0181
7 60,34 0,33 0,43 0,6664 0,3336 0,0003
8 58,28 0,38 0,26 0,602 0,398 0,0170
9 57,44 0,43 0,19 0,5753 0,4247 0,0039
10 55,54 0,48 0,03 0,512 0,488 0,0118
55,12 12,23
11 54,32 0,52 -0,07 0,4721 0,5279 0,0041
12 52,91 0,57 -0,18 0,4286 0,5714 0,0000
13 52,06 0,62 -0,25 0,4013 0,5987 0,0203
14 47,73 0,67 -0,60 0,2743 0,7257 0,0590
15 44,95 0,71 -0,83 0,2033 0,7967 0,0824
16 43,97 0,76 -0,91 0,1814 0,8186 0,0567
17 40,57 0,81 -1,19 0,117 0,883 0,0735
18 40,2 0,86 -1,22 0,1112 0,8888 0,0317
19 37,53 0,90 -1,44 0,0749 0,9251 0,0203
20 37,24 0,95 -1,46 0,0721 0,9279 0,0245
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 14 Sipil, 2023)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ΔP Maksimum adalah 0,0824. Karena


jumlah data 20 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5%, maka ΔP Kritis adalah 0,3041.
Syarat : ΔP Maksimum < ΔP Kritis
Sehingga, : 0,0824 < 0,3041 (DITERIMA)

84
b) Distribusi Log Normal
Untuk Log Xi = 1,83 mm
1) Perhitungan peluang empiris P(Xi)
i
P(Xi) =
n+1
1
=
20 + 1
= 0,05

2) Perhitungan nilai f(t) atau K


Log Xi - ̿̿̿̿̿̿̿̿
Log X
f(t) =
S Log X
1,76 - 1,73
=
0,10

= 0,29

3) Perhitungan peluang teoritis


Luas kurva normal ditentukan dengan tabel pada Lampiran
P’(Xi) = 1 - Luas kurva normal
= 1 - 0,6141
= 0,3859

4) Perhitungan selisih (ΔP)


ΔP = | P’(Xi) - P(Xi) |
= | 0,3859 – 0,05 |
= 0,3383

Selanjutnya untuk Xi lainnya dapat diselesaikan dengan rumus yang sama dan
dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut:

85
Tabel 3.4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov pada Distribusi Log Normal
i Xi P(Xi) ̿̿̿̿̿̿̿̿
Log X S f(t) Kurva P’(Xi) ΔP
1 1,76 0,05 0,29 0,6141 0,3859 0,3383
2 1,65 0,10 -0,79 0,2148 0,7852 0,6900
3 1,84 0,14 1,15 0,8749 0,1251 0,0178
4 1,60 0,19 -1,29 0,0985 0,9015 0,7110
5 1,72 0,24 -0,15 0,4404 0,5596 0,3215
6 1,86 0,29 1,34 0,9099 0,0901 0,1956
7 1,57 0,33 -1,59 0,0559 0,9441 0,6108
8 1,72 0,38 -0,08 0,4681 0,5319 0,1509
9 1,57 0,43 -1,63 0,0516 0,9484 0,5198
10 1,80 0,48 0,68 0,7517 0,2483 0,2279
1,73 0,10
11 1,64 0,52 -0,89 0,1867 0,8133 0,2895
12 1,68 0,57 -0,53 0,2981 0,7019 0,1305
13 1,61 0,62 -1,25 0,1056 0,8944 0,2754
14 1,78 0,67 0,51 0,6950 0,305 0,3617
15 1,77 0,71 0,35 0,6368 0,3632 0,3511
16 1,86 0,76 1,33 0,9082 0,0918 0,6701
17 1,74 0,81 0,14 0,5557 0,4443 0,3652
18 1,81 0,86 0,84 0,7995 0,2005 0,6566
19 1,88 0,90 1,53 0,9370 0,063 0,8418
20 1,73 0,95 0,04 0,5160 0,484 0,4684
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ΔP Maksimum adalah 0,8418. Karena


jumlah data 20 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5%, maka ΔP Kritis adalah 0,3041.
Syarat : ΔP Maksimum < ΔP Kritis
Sehingga, : 0,8418 < 0,3041 (DITOLAK)

86
c) Distribusi Log Pearson Type III
Untuk Xi = 76,05 mm
1) Perhitungan peluang empiris P(Xi)
i
P(Xi) =
n+1
1
=
20 + 1
= 0,0476

2) Perhitungan nilai f(t) atau K


̿
Xi - X
f(t) =
S
76,05 - 55,12
=
12,23

= 1,71

3) Perhitungan peluang teoritis


i
P’(Xi) =
n-1
1
=
20 - 1
= 0,0526

4) Perhitungan nilai (ΔP)


ΔP = | P’(Xi) - P(Xi) |
= | 0,09474 – 0,9524|
= 0,0050

Selanjutnya untuk Xi lainnya dapat diselesaikan dengan rumus yang sama dan
dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut:

87
Tabel 3.4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov pada Distribusi Log Pearson
Type III
i Xi P(Xi) ̿
X S f(t) P’(Xi) ΔP
1 76,05 0,0476 1,71 0,0526 0,0050
2 72,86 0,0952 1,45 0,1053 0,0100
3 72,8 0,1429 1,44 0,1579 0,0150
4 69,85 0,1905 1,20 0,2105 0,0201
5 65,09 0,2381 0,81 0,2632 0,0251
6 62,75 0,2857 0,62 0,3158 0,0301
7 60,34 0,3333 0,43 0,3684 0,0351
8 58,28 0,3810 0,26 0,4211 0,0401
9 57,44 0,4286 0,19 0,4737 0,0451
10 55,54 0,4762 0,03 0,5263 0,0501
55,12 12,23
11 54,32 0,5238 -0,07 0,5789 0,0551
12 52,91 0,5714 -0,18 0,6316 0,0602
13 52,06 0,6190 -0,25 0,6842 0,0652
14 47,73 0,6667 -0,60 0,7368 0,0702
15 44,95 0,7143 -0,83 0,7895 0,0752
16 43,97 0,7619 -0,91 0,8421 0,0802
17 40,57 0,8095 -1,19 0,8947 0,0852
18 40,2 0,8571 -1,22 0,9474 0,0902
19 37,53 0,9048 -1,44 1,0000 0,0952
20 37,24 0,9524 -1,46 1,0526 0,1003
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ΔP Maksimum adalah 0,1003. Karena


jumlah data 20 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5%, maka ΔP Kritis adalah 0,3041.
Syarat : ΔP Maksimum < ΔP Kritis
Sehingga, : 0,1003 < 0,3041 (DITERIMA)

88
d) Distribusi Gumbel
Untuk Xi = 76,05 mm
1) Perhitungan peluang empiris P(Xi)
i
P(Xi) =
n+1
1
=
20 + 1
= 0,05

2) Perhitungan nilai f(t) atau K


̿
Xi - X
f(t) =
S
76,05 - 55,12
=
12,23

= 1,71

3) Perhitungan nilai Yt
Untuk n = 20, maka nilai Yn = 0,5236 dan Sn = 1,0628
Yt = f(t) × Sn + Yn
= 1,71 × 1,0628 + 0,5236
= 2,3416

4) Perhitungan nilai T
Nilai T diperoleh dari interpolasi berdasarkan kertas tabel probabilitas Gumbel.
Sehingga untuk Yt = 2,3416 dapat diperoleh T = 10,9059

5) Perhitungan peluang teoritis


1
P’(Xi) =
T
1
=
10,9059

= 0,092

89
6) Perhitungan selisih (ΔP)
ΔP = | P’(Xi) - P(Xi) |
= | 0,0917 - 0,05 |
= 0,044

Selanjutnya untuk Xi lainnya dapat diselesaikan dengan rumus yang sama dan
dapat dilihat pada tabel rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 3.4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov Distribusi Gumbel
i Xi P(Xi) f(t) Yn Sn Yt T P’(Xi) ΔP
1 76,05 0,05 1,71 2,342 10,906 0,092 0,044
2 72,86 0,10 1,45 2,064 8,392 0,119 0,024
3 72,8 0,14 1,44 2,059 8,351 0,120 0,023
4 69,85 0,19 1,20 1,803 6,582 0,152 0,039
5 65,09 0,24 0,81 1,389 4,533 0,221 0,018
6 62,75 0,29 0,62 1,186 3,800 0,263 0,023
7 60,34 0,33 0,43 0,977 3,187 0,314 0,020
8 58,28 0,38 0,26 0,798 2,758 0,363 0,018
9 57,44 0,43 0,19 0,725 2,605 0,384 0,045
10 55,54 0,48 0,03 0,560 2,298 0,435 0,041
0,5236 1,0628
11 54,32 0,52 -0,07 0,454 2,127 0,470 0,054
12 52,91 0,57 -0,18 0,331 1,952 0,512 0,059
13 52,06 0,62 -0,25 0,257 1,857 0,538 0,081
14 47,73 0,67 -0,60 -0,119 1,480 0,676 0,009
15 44,95 0,71 -0,83 -0,360 1,313 0,762 0,047
16 43,97 0,76 -0,91 -0,445 1,266 0,790 0,028
17 40,57 0,81 -1,19 -0,741 1,140 0,877 0,068
18 40,2 0,86 -1,22 -0,773 1,129 0,885 0,028
19 37,53 0,90 -1,44 -1,005 1,070 0,935 0,030
20 37,24 0,95 -1,46 -1,030 1,065 0,939 0,013
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

90
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ΔP Maksimum adalah 0,0806. Karena
jumlah data 20 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5%, maka ΔP Kritis adalah 0,3041.
Syarat : ΔP Maksimum < ΔP Kritis
Sehingga, : 0,0806 < 0,3041 (DITERIMA)

Tabel 3.4.5 Rekapitulasi Uji Kesesuaian Distribusi Metode Smirnov-Kolmogorov


No. Jenis Distribusi Syarat ΔP Maks ΔP Kritis Keterangan
1 Normal 0,0824 DITERIMA
ΔP Maks
2 Log Normal 0,8418 DITOLAK
< 0,3041
3 Log Pearson Type III 0,1003 DITERIMA
ΔP Kritis
4 Gumbel 0,0806 DITERIMA
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan hasil uji parameter statistik dengan Metode Smirnov-Kolmogorov


diperoleh bahwa curah hujan rencana yang distribusinya dapat “DITERIMA” dan
digunakan selanjutnya adalah curah hujan rencana dari Metode Distribusi Normal, Log
Pearson Type III, dan Gumbel. Selanjutnya akan dilakukan Uji Kesesuaian dengan
Metode Chi Kuadrat.

3.4.2 Metode Chi Kuadrat


1. Data curah hujan yang diurutkan dari besar ke kecil
Tabel 3.4.6 Data Curah Hujan
No. Tahun Xi (Diurutkan)
1 2021 76,05
2 2008 72,86
3 2018 72,8
4 2005 69,85
5 2020 65,09
6 2012 62,75
7 2016 60,34

91
Tabel 3.4.6 Data Curah Hujan (lanjutan)
No. Tahun Xi (Diurutkan)
8 2017 58,28
9 2003 57,44
10 2019 55,54
11 2022 54,32
12 2010 52,91
13 2007 52,06
14 2014 47,73
15 2004 44,95
16 2013 43,97
17 2015 40,57
18 2006 40,2
19 2009 37,53
20 2011 37,24
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

2. Menghitung jumlah kelas


- Jumlah data (n) = 20
- Kelas distribusi (k) = 1 + 3,322 Log n
= 1 + 4,322
= 5,32 ≈ 5
- Menghitung frekuensi yang diharapkan
n
Ef =
k
20
=
5
= 4

92
3. Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan X2cr
- Parameter (p) = 2
- Derajat kebebasan (Dk) = k - (p + 1)
= 5 - (2 + 1)
= 2
- Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 20, α = 5%, dan Dk = 2 adalah 5,991
(tabel nilai parameter Uji Chi Kuadrat Kritis)

4. Menghitung kelas distribusi


1
Kelas distribusi = × 100 = 20%
5
Interval distribusi adalah 20%, 40%, 60%, dan 80%
1 1
- Px = 20%, diperoleh T = = = 5 Tahun
PX 0,2
1 1
- Px = 40%, diperoleh T = = = 2,5 Tahun
PX 0,4
1 1
- Px = 60%, diperoleh T = = = 1,67 Tahun
PX 0,6
1 1
- Px = 80%, diperoleh T = = = 1,25 Tahun
PX 0,8

5. Menghitung interval kelas


a) Distribusi Normal
Nilai KT diperoleh berdasarkan nilai T pada tabel “Nilai Variabel Reduksi
Gauss”, yaitu:
T = 5 Tahun maka KT = 0,84
T = 2,5 Tahun maka KT = 0,25
T = 1,67 Tahun maka KT = -0,25
T = 1,25 Tahun maka KT = -0,84

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai seperti pada tabel sebagai


berikut:

93
Tabel 3.4.7 Distribusi Normal
Periode Ulang
̅
X S KT XT
(Tahun)
5 0,84 65,400
2,5 0,25 58,182
55,12 12,23
1,67 -0,25 52,066
1,25 -0,84 44,848
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

b) Distribusi Log Normal


Nilai KT diperoleh berdasarkan nilai T pada tabel “Nilai Variabel Reduksi
Gauss”, yaitu:
T = 5 Tahun maka KT = 0,84
T = 2,5 Tahun maka KT = 0,25
T = 1,67 Tahun maka KT = -0,25
T = 1,25 Tahun maka KT = -0,84

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai seperti pada tabel sebagai


berikut:
Tabel 3.4.8 Distribusi Log Normal
Periode Ulang
̅̅̅̅̅̅̅̅
Log X S Log X KT XT Anti Log
(Tahun)
5 0,84 1,8135 65,095
2,5 0,25 1,7555 56,953
1,73 0,10
1,67 -0,25 1,7063 50,855
1,25 -0,84 1,6483 44,494
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

c) Distribusi Log Pearson Type III


Nilai KT diperoleh berdasarkan nilai T pada tabel “Nilai Variabel Reduksi
Gauss”, yaitu:

94
T = 5 Tahun maka KT = 0,8444
T = 2,5 Tahun maka KT = -0,1746
T = 1,67 Tahun maka KT = -0,4628
T = 1,25 Tahun maka KT = -0,6276

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai seperti pada tabel sebagai


berikut:
Tabel 3.4.9 Distribusi Log Pearson Type III
Periode Ulang
̅̅̅̅̅̅̅̅
Log X S Log X KT XT Anti Log
(Tahun)
5 0,8444 1,8140 65,160
2,5 -0,1746 1,7137 51,731
1,73 0,10
1,67 -0,4628 1,6854 48,462
1,25 -0,6276 1,6692 46,686
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

d) Distribusi Gumbel
Nilai KT diperoleh berdasarkan nilai T pada tabel “Nilai Variabel Reduksi
Gauss”, yaitu:
T = 5 Tahun maka KT = 0,9191
T = 2,5 Tahun maka KT = 0,1378
T = 1,67 Tahun maka KT = -0,7858
T = 1,25 Tahun maka KT = -1,0008

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai seperti pada tabel sebagai


berikut:

95
Tabel 3.4.10 Distribusi Gumbel
Periode Ulang
̅
X S KT XT
(Tahun)
5 0,9191 66,367
2,5 0,1378 56,810
55,12 12,23
1,67 -0,7858 45,511
1,25 -1,0008 42,881
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

6. Perhitungan nilai X2
X2 = Chi kuadrat hitung
Of = Frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya

a) Distribusi Normal
Tabel 3.4.11 Distribusi Normal
(Of - Ef)2
Kelas Interval Of Ef
Ef
1 < 44,848 6 1
2 44,848 – 52,066 2 1
3 52,066 – 58,182 5 4 0,25
4 58,182 – 65,400 3 0,25
5 > 65,400 4 0
Σ 20 20 X2 2,5
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai X2 = 2,5


Syarat : X2 < X2cr
2,5 < 5,991 (DITERIMA)

96
b) Distribusi Log Normal
Tabel 3.4.12 Distribusi Log Normal
(Of - Ef)2
Kelas Interval Of Ef
Ef
1 < 44,494 6 1
2 44,494 – 50,855 2 1
3 50,855 – 56,953 4 4 0
4 56,953 – 65,095 4 0
5 > 65,095 4 0
Σ 20 20 X2 2
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai X2 = 1,5


Syarat : X2 < X2cr
2 < 5,991 (DITERIMA)

c) Distribusi Log Pearson Type III


Tabel 3.4.13 Distribusi Log Pearson Type III
(Of - Ef)2
Kelas Interval Of Ef
Ef
1 < 46,686 6 1
2 46,686 – 48,462 1 2,25
3 48,462 – 51,731 0 4 4
4 51,731 – 65,160 9 6,25
5 > 65,160 4 0
Σ 20 20 X2 13,5
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai X2 = 1,5


Syarat : X2 < X2cr
13,5 < 5,991 (DITOLAK)

97
d) Distribusi Gumbel
Tabel 3.4.14 Distribusi Gumbel
(Of - Ef)2
Kelas Interval Of Ef
Ef
1 < 42,881 6 1
2 42,881 – 45,511 1 2,25
3 45,511 – 56,810 5 4 0,25
4 56,810 – 66,367 5 0,25
5 > 66,367 3 0,25
Σ 20 20 X2 4
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai X2 = 11,5


Syarat : X2 < X2cr
4 < 5,991 (DITERIMA)

Adapun tabel rekapitulasi percobaan X2 < X2cr adalah sebagai berikut:


Tabel 3.4.15 Rekapitulasi Uji Kesesuaian Distribusi Metode Chi Kuadrat
No. Jenis Distribusi Syarat X2 X2cr Keterangan
1 Normal 2,5 DITERIMA
2 Log Normal 2 DITERIMA
X2 < X2cr 5,991
3 Log Pearson Type III 13,5 DITOLAK
4 Gumbel 4 DITERIMA
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.5 Intensitas Curah Hujan


Data yang tersedia adalah hujian harian, sehingga perhitungan Intensitas Curah
Hujan dapat ditentukan dengan rumus Mononobe. Bentuk umum dari rumus
Mononobe adalah sebagai berikut:
2
X24 24 3
I= ×( )
24 t

98
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
X24 = Curah hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm)
t = Durasi curah hujan (jam)

- Pada perulangan 2 tahun periode ulang 1 jam:


2
180,05 24
I = × ( )3 = 62,42 mm/jam
24 1

- Pada perulangan 5 tahun periode ulang 1 jam:


2
229,11 24
I = × ( )3 = 79,43 mm/jam
24 1

- Pada perulangan 10 tahun periode ulang 1 jam:


2
259,17 24
I = × ( )3 = 89,85 mm/jam
24 1

- Pada perulangan 20 tahun periode ulang 1 jam:


2
282,08 24
I = × ( )3 = 97,79 mm/jam
24 1

- Pada perulangan 25 tahun periode ulang 1 jam:


2
294,32 24
I = × ( )3 = 102,03 mm/jam
24 1

- Pada perulangan 50 tahun periode ulang 1 jam:


2
318,94 24
I = × ( )3 = 110,57 mm/jam
24 1

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan


Intensitas Curah Hujan sebagai berikut:

99
Tabel 3.5.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Curah Hujan
Periode Intensitas
Ulang 2 5 10 20 25 50
R24
180,05 229,11 259,17 282,08 294,32 318,94
(mm)
Dur
t (jam) mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam
asi
0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
60 1 62,42 79,43 89,85 97,79 102,03 110,57
120 2 39,32 50,04 56,60 61,60 64,28 69,65
180 3 30,01 38,18 43,20 47,01 49,05 53,16
240 4 24,77 31,52 35,66 38,81 40,49 43,88
300 5 21,35 27,16 30,73 33,44 34,90 37,81
360 6 18,90 24,05 27,21 29,62 30,90 33,49
420 7 17,06 21,71 24,55 26,72 27,88 30,22
480 8 15,60 19,86 22,46 24,45 25,51 27,64
540 9 14,43 18,36 20,77 22,60 23,58 25,55
600 10 13,45 17,11 19,36 21,07 21,98 23,82
660 11 12,62 16,06 18,17 19,77 20,63 22,35
720 12 11,91 15,15 17,14 18,66 19,47 21,10
780 13 11,29 14,37 16,25 17,69 18,46 20,00
840 14 10,75 13,67 15,47 16,83 17,57 19,03
900 15 10,26 13,06 14,77 16,08 16,78 18,18
960 16 9,83 12,51 14,15 15,40 16,07 17,41
1020 17 9,44 12,01 13,59 14,79 15,43 16,72
1080 18 9,09 11,56 13,08 14,24 14,86 16,10
1140 19 8,77 11,16 12,62 13,73 14,33 15,53
1200 20 8,47 10,78 12,19 13,27 13,85 15,01
1260 21 8,20 10,44 11,80 12,85 13,41 14,53
1320 22 7,95 10,12 11,44 12,46 13,00 14,08
1380 23 7,72 9,82 11,11 12,09 12,62 13,67
1440 24 7,50 9,55 10,80 11,75 12,26 13,29
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

100
240,00
Intensitas Curah Hujan
220,00
200,00
Intensitas Hujan ( mm/Jam )

180,00
160,00
140,00
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Durasi ( Jam )
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun
20 Tahun 25 Tahun 50 Tahun

Grafik 3.12 Intensitas Curah Hujan


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.6 Debit Banjir Rencana


3.6.1 Metode Rasional
Metode Rasional merupakan rumus yang tertua dan yang terkenal di antara
rumus-rumus empiris. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit
puncak sungai atau saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas. Dalam
Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran > 5000 Ha maka koefisien
pengaliran (C) bisa dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang
bersangkutan. Dalam Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada
daerah pengaliran dengan beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan
pendekatan nilai C gabungan atau C rata-rata dan intensitas hujan dihitung berdasarkan
waktu konsentrasi yang terpanjang.

101
Perhitungan besarnya debit rencana untuk berbagai periode ulang dengan
metode rasional menggunakan persamaan berikut:

Qt = 0,278 × C × IT × A

Keterangan :
Qt = Debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3/det)
C = Koefisien pengaliran
IT = Intensitas curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2)

1. Data-Data Sungai
- Panjang sungai utama (L) = 9,958 km
- Luas daerah aliran sungai (A) = 76,700 km2
- Elevasi hulu (H1) = 0,085 km
- Elevasi hilir (H2) = 0,005 km
- Koefisien data aliran (C) dapat dilihat pada tabel 3.6.1

Tabel 3.6.1 Data Koefisien Pengaliran


Jenis Penggunaan Luas Lahan
C
Lahan Lahan (%) (km2)
Hutan 60 46,02 0,600
Perkebunan 20 15,34 0,150
Pemukiman 20 15,34 0,400
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

102
2. Analisa Perhitungan
a) Kemiringan rata-rata aliran sungai (S)
∆H
S =
0,9 × L
0,080 × 0,005
=
0,9 × 9,958

= 0,009

b) Nilai tc
0,385
0,87 × L2
tc = ( )
1000 × S
0,385
0,87 × 9,9582
= ( )
1000 × 0,009

= 2,395 jam

c) Nilai koefisien aliran (C) rata-rata


ΣC × A
C =
ΣA
(0,600 × 46,02) + (0,150 × 15,34) + (0,400 × 15,34)
=
24,080

= 0,458

d) Nilai intensitas curah hujan (I)


R24 24 2/3
I2 = ( )×( )
24 tc

180,05 24 2/3
= ( )×( )
24 2,395

= 34,87 mm/jam

e) Nilai debit rencana (Qt)


Qt = 0,278 × C × IT × A
= 0,278 × 0,458 × 34,87 × 76,700
= 340,54 mm3/det

103
Hasil Perhitungan Debit rencana dengan metode rasional modifikasi untuk
masing-masing periode ulang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6.2 Rekapitulasi Debit Rencana dengan Metode Rasional
Periode R24 tc I C Q
(Tahun) (mm) (jam) (mm/jam) rata-rata (m3/det)
2 180,05 34,87 340,54
5 229,11 44,37 433,34
10 259,17 50,20 490,20
2,395 0,458
20 282,08 54,63 533,52
25 294,32 57,00 556,68
50 318,94 61,77 603,24
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

3.6.2 HSS Nakayasu


Hidrograf Satuan sintetis Nakayasu dikembangkan berdasarkan beberapa sungai
di Jepang (Soemarto, 1987) bentuk HSS Nakayasu diberikan oleh persamaan berikut:
1 A
Qp = ( )
3,6 0,3 × Tp + T0,3

Tp = Tg + 0,8 Tr
Tg = 0,4 + 0,058 × L (untuk L > 15 km)
Tg = 0,21 × L0,7 (untuk L < 15 km)
T0,3 = α × Tg
Tr = 0,5 × Tg

Keterangan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
A = Luas DAS (km2)
Re = Curah hujan efektif biasanya dipakai 1 mm
Tp = Waktu permukaan sampai puncak hidrograf (jam)
T0,3 = Waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (jam)
Tg = Waktu konsentrasi (jam)
Tr = Satuan waktu dari curah hujan (jam)
α = Koefisien karakteristik DAS
L = Panjang sungai utama (km)

104
1. Data-Data Sungai
- Luas daerah aliran sungai (A) = 76,700 km2
- Panjang sungai utama (L) = 9,958 km (L < 15 km)
- Panjang semua sungai (L2) = 30,932 km
- Panjang sungai ordo 1 (L1) = 18,851 km
- Jumlah sungai ordo 1 = 7 sungai
- Jumlah semua sungai = 9 sungai
- Jumlah pertemuan sungai (JN) = 6 pertemuan

2. Analisa Data HSS Nakayasu


a) Indeks kerapatan sungai (D)
L2
D =
A
30,932
=
76,700

= 0,403 km-1

b) Besar aliran dasar atau base flow periode (Qb)


Qb = 0,4751 × A0,6444 × D0,9430
= 0,4571 × 76,7000,6444 × 0,4030,9430
= 3,307 m3/det

c) Menghitung frekuensi sumber (SN) yaitu perbandingan antara jumlah segmen


sungai tingkat 1 dengan jumlah segmen semua tingkat. Pada peta topografi
daerah aliran sungai (DAS) Maretumbo terbagi atas 3 ordo sungai diantaranya
sungai ordo 1 berjumlah 7, sungai ordo 2 berjumlah 1, dan sungai ordo 3
berjumlah 1 dengan total 9 sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut.

105
Sehingga, perhitungan nilai frekuensi sumber (SN) adalah sebagai berikut.
Jumlah sungai tingkat 1
SN =
Jumlah semua tingkat
7
=
9
= 0,778

d) Hujan efektif dengan metode indeks infiltrasi (ɸ)


A 4
ɸ = 10,4903 - (3,859×10-6 × A) + (1,6985×10-13 × ( SN ) )
76,700 4
= 10,4903 - (3,859×10-6 × 76,700) + (1,6985×10-13 × ( ))
0,778

= 10,468 mm/jam

e) Tg = 0,21 × L0,7
= 0,21 × 9,9580,7
= 1,049 jam

106
f) Tr = 0,5 × Tg
= 0,5 × 1,049
= 0,525 jam

g) Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,049 + 0,8 × 0,525
= 1,469 jam

1
h) α = 0,47 (A × L)0,25 ×
Tg
1
= 0,47 (76,700 × 9,958)0,25 ×
1,049

= 2,355 jam

i) T0,3 = α × Tg
= 2,355 × 1,049
= 2,471 jam

1 A
j) Qp = ( )
3,6 0,3 × Tp × T0,3

1 76,700
= ( )
3,6 0,3 × 1,469 × 2,471

= 7,318 m3/det

Bentuk hidrograf satuan diberikan oleh syarat ordinat berikut.


a) Pada kurva naik (0 < t < Tp)
t 2,4
Qt = Qp ( )
Tp

1 2,4
= 7,318 ( )
1,469

= 2,907 m3/det

107
Tabel 3.6.3 Ordinat Kurva Naik (0 < t < Tp)
t Qt
(jam) (m3/det)
0 0
1 2,907
1,469 7,318
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)
b) Pada kurva turun (0 < t < Tp + T0,3)
Qt = Qp × 0,3(t - Tp) (T0,3)
= 7,318 × 0,3(2 - 1,469) (2,471)
= 5,650 m3/det

Tabel 3.6.4 Ordinat Kurva Turun (0 < t < Tp + T0,3)


t Qt
(jam) (m3/det)
2 5,650
3 3,471
3,940 2,195
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

c) Pada kurva turun (0 < t < Tp + T0,3 + 1,5 × T0,3)


Qt = Qp × 0,3[((t - Tp) (0,5 × T0,3))/(1,5 × T0,3)]
= 7,318 × 0,3[((4 - 1,469) (0,5 × 2,471)/(1,5 × 2,471)]
= 2,650 m3/det

Tabel 3.6.5 Ordinat Kurva Turun (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 × T0,3)
t Qt
(jam) (m3/det)
4 2,650
5 1,774
6 1,188
7 0,795
7,646 0,613
8 0,532
9 0,356

108
Tabel 3.6.5 Ordinat Kurva Turun (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 × T0,3) (lanjutan)
t Qt
(jam) (m3/det)
10 0,239
11 0,160
12 0,107
13 0,072
14 0,048
15 0,032
16 0,021
17 0,014
18 0,010
19 0,006
20 0,004
21 0,003
22 0,002
23 0,001
24 0,001
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Tabel 3.6.6 Rekapitulasi Ordinar Hidrograf HSS Nakayasu


t Qt Qt Koreksi
(jam) (m3/det) (m3/det)
0 0 0,000
1 2,907 2,053
1,469 7,318 5,168
2 5,650 3,990
3 3,471 2,451
3,940 2,195 1,550
4 2,650 1,872
5 1,774 1,253
6 1,188 0,839
7 0,795 0,561
7,646 0,613 0,433
8 0,532 0,376
9 0,356 0,252
10 0,239 0,168

109
Tabel 3.6.6 Rekapitulasi Ordinar Hidrograf HSS Nakayasu (lanjutan)
t Qt Qt Koreksi
(jam) (m3/det) (m3/det)
11 0,160 0,113
12 0,107 0,075
13 0,072 0,051
14 0,048 0,034
15 0,032 0,023
16 0,021 0,015
17 0,014 0,010
18 0,010 0,007
19 0,006 0,005
20 0,004 0,003
21 0,003 0,002
22 0,002 0,001
23 0,001 0,001
24 0,001 0,001
∑ 30,169 21,306
VLL (m^3) 108607,008 76700,000
TLL (mm) 1,416 1,000
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

GRAFIK HIDROGRAF SATUAN


SINTETIK NAKAYASU
8
7
6
Qt (m3/det)

5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Durasi (Jam)

Q Hitung Q Koreksi

Grafik 3.13 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

110
Untuk mendapatkan hidrograf debit banjir rencana tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menghitung debit banjir dapat berupa rumus:

Q total = (U1 × Rei) + (U2 × Rei2) + (U3 × Rei3) + Un × Rei (n-1) + Qb

Keterangan :
Q total = Debit banjir rencama untuk periode ulang T tahun
Ui = Ordinat unit HSS (m3/det)
Rei = Hujan efektif pada jam ke-I (mm/jam)
Qb = Aliran dasar atau base flow (m3/det)

Perhitungan selanjutnya memerlukan data pada tabel 4.14 Rekapitulasi


Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Normal. Dengan data tersebut dapat
digunakan untuk menghitung intensitas curah hujan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

0,75 × xt 3 2/3
Rt = ×( )
3 t

Keterangan :
Rt = Intensitas hujan pada jam ke-t
xt = Curah hujan rencana pada periode T (2, 5, 10, 20 dan 50 tahun)
t = Durasi hujan (jam)

2. Intensitas hujan pada periode 2 tahun dengan durasi 1 - 3 jam


0,75 × xt 3 2/3
R1 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 1
= 27,727 mm/jam

111
0,75 × xt 3 2/3
R2 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 2
= 13,864 mm/jam

0,75 × xt 3 2/3
R3 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 3
= 9,242 mm/jam

Selanjutnya curah hujan efektif (Re) pada periode 2 tahun dengan durasi 1 - 3
jam.

Re1 = R1 - ɸ
= 27,727 - 10,468
= 17,259 mm/jam

Re2 = R2 - ɸ
= 13,864 - 10,468
= 3,396 mm/jam

Re3 = R3 - ɸ
= 9,242 - 10,468
= 1,225 mm/jam

Untuk hasil perhitungan nilai debit banjir rancangan untuk priode ulang 2, 5, 10,
20, 25 dan 50 dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut:

112
Tabel 3.6.7 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 2 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 27,727 13,864 9,242
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
17,259 3,396 1,225
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 50,173 9,872 3,562 3,182 66,788
1,469 7,318 126,299 24,850 8,966 3,182 163,297
2 5,650 97,511 19,186 6,922 3,182 126,801
3 3,471 59,900 11,786 4,252 3,182 79,120
3,940 2,195 37,890 7,455 2,690 3,182 51,216
4 2,650 45,739 8,999 3,247 3,182 61,167
5 1,774 30,619 6,025 2,174 3,182 41,999
6 1,188 20,497 4,033 1,455 3,182 29,167
7 0,795 13,722 2,700 0,974 3,182 20,577
7,646 0,613 10,588 2,083 0,752 3,182 16,604
8 0,532 9,186 1,807 0,652 3,182 14,827
9 0,356 6,149 1,210 0,437 3,182 10,977
10 0,239 4,116 0,810 0,292 3,182 8,400
11 0,160 2,756 0,542 0,196 3,182 6,675
12 0,107 1,845 0,363 0,131 3,182 5,520
13 0,072 1,235 0,243 0,088 3,182 4,747
14 0,048 0,827 0,163 0,059 3,182 4,230
15 0,032 0,553 0,109 0,039 3,182 3,883
16 0,021 0,370 0,073 0,026 3,182 3,651
17 0,014 0,248 0,049 0,018 3,182 3,496
18 0,010 0,166 0,033 0,012 3,182 3,392
19 0,006 0,111 0,022 0,008 3,182 3,323
20 0,004 0,074 0,015 0,005 3,182 3,276
21 0,003 0,050 0,010 0,004 3,182 3,245
22 0,002 0,033 0,007 0,002 3,182 3,224
23 0,001 0,022 0,004 0,002 3,182 3,210
24 0,001 0,015 0,003 0,001 3,182 3,201
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

113
Tabel 3.6.8 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 5 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 34,512 17,256 11,504
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
24,045 6,789 1,037
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 69,897 19,734 3,013 3,182 95,827
1,469 7,318 175,952 49,677 7,585 3,182 236,396
2 5,650 135,846 38,354 5,856 3,182 183,237
3 3,471 83,449 23,560 3,597 3,182 113,789
3,940 2,195 52,786 14,903 2,276 3,182 73,146
4 2,650 63,720 17,990 2,747 3,182 87,639
5 1,774 42,657 12,043 1,839 3,182 59,721
6 1,188 28,556 8,062 1,231 3,182 41,031
7 0,795 19,116 5,397 0,824 3,182 28,519
7,646 0,613 14,750 4,164 0,636 3,182 22,732
8 0,532 12,797 3,613 0,552 3,182 20,143
9 0,356 8,567 2,419 0,369 3,182 14,536
10 0,239 5,735 1,619 0,247 3,182 10,783
11 0,160 3,839 1,084 0,165 3,182 8,270
12 0,107 2,570 0,726 0,111 3,182 6,588
13 0,072 1,720 0,486 0,074 3,182 5,462
14 0,048 1,152 0,325 0,050 3,182 4,708
15 0,032 0,771 0,218 0,033 3,182 4,204
16 0,021 0,516 0,146 0,022 3,182 3,866
17 0,014 0,346 0,098 0,015 3,182 3,640
18 0,010 0,231 0,065 0,010 3,182 3,488
19 0,006 0,155 0,044 0,007 3,182 3,387
20 0,004 0,104 0,029 0,004 3,182 3,319
21 0,003 0,069 0,020 0,003 3,182 3,274
22 0,002 0,046 0,013 0,002 3,182 3,243
23 0,001 0,031 0,009 0,001 3,182 3,223
24 0,001 0,021 0,006 0,001 3,182 3,209
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

114
Tabel 3.6.9 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 10 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 39,005 19,503 13,002
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
28,538 9,035 2,534
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 82,958 26,264 7,367 3,182 119,771
1,469 7,318 208,829 66,115 18,544 3,182 296,670
2 5,650 161,229 51,045 14,317 3,182 229,773
3 3,471 99,042 31,357 8,795 3,182 142,375
3,940 2,195 62,649 19,835 5,563 3,182 91,228
4 2,650 75,627 23,943 6,716 3,182 109,468
5 1,774 50,627 16,029 4,496 3,182 74,333
6 1,188 33,891 10,730 3,010 3,182 50,813
7 0,795 22,688 7,183 2,015 3,182 35,068
7,646 0,613 17,506 5,542 1,555 3,182 27,785
8 0,532 15,188 4,809 1,349 3,182 24,527
9 0,356 10,167 3,219 0,903 3,182 17,471
10 0,239 6,806 2,155 0,604 3,182 12,747
11 0,160 4,556 1,443 0,405 3,182 9,585
12 0,107 3,050 0,966 0,271 3,182 7,469
13 0,072 2,042 0,646 0,181 3,182 6,051
14 0,048 1,367 0,433 0,121 3,182 5,103
15 0,032 0,915 0,290 0,081 3,182 4,468
16 0,021 0,613 0,194 0,054 3,182 4,043
17 0,014 0,410 0,130 0,036 3,182 3,758
18 0,010 0,275 0,087 0,024 3,182 3,568
19 0,006 0,184 0,058 0,016 3,182 3,440
20 0,004 0,123 0,039 0,011 3,182 3,355
21 0,003 0,082 0,026 0,007 3,182 3,297
22 0,002 0,055 0,017 0,005 3,182 3,259
23 0,001 0,037 0,012 0,003 3,182 3,234
24 0,001 0,025 0,008 0,002 3,182 3,216
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

115
Tabel 3.6.10 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 20 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 43,314 21,657 14,438
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
32,847 11,190 3,971
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 95,484 32,528 11,542 3,182 142,736
1,469 7,318 240,362 81,882 29,055 3,182 354,480
2 5,650 185,574 63,218 22,432 3,182 274,405
3 3,471 113,997 38,834 13,780 3,182 169,792
3,940 2,195 72,108 24,564 8,716 3,182 108,571
4 2,650 87,046 29,653 10,522 3,182 130,403
5 1,774 58,272 19,851 7,044 3,182 88,348
6 1,188 39,009 13,289 4,715 3,182 60,195
7 0,795 26,114 8,896 3,157 3,182 41,348
7,646 0,613 20,149 6,864 2,436 3,182 32,631
8 0,532 17,481 5,955 2,113 3,182 28,732
9 0,356 11,703 3,987 1,415 3,182 20,286
10 0,239 7,834 2,669 0,947 3,182 14,632
11 0,160 5,244 1,787 0,634 3,182 10,847
12 0,107 3,511 1,196 0,424 3,182 8,313
13 0,072 2,350 0,801 0,284 3,182 6,617
14 0,048 1,573 0,536 0,190 3,182 5,481
15 0,032 1,053 0,359 0,127 3,182 4,721
16 0,021 0,705 0,240 0,085 3,182 4,212
17 0,014 0,472 0,161 0,057 3,182 3,872
18 0,010 0,316 0,108 0,038 3,182 3,644
19 0,006 0,212 0,072 0,026 3,182 3,491
20 0,004 0,142 0,048 0,017 3,182 3,389
21 0,003 0,095 0,032 0,011 3,182 3,320
22 0,002 0,063 0,022 0,008 3,182 3,274
23 0,001 0,042 0,014 0,005 3,182 3,244
24 0,001 0,028 0,010 0,003 3,182 3,223
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

116
Tabel 3.6.11 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 25 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 44,681 22,341 14,894
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
34,214 11,873 4,426
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 99,458 34,515 12,867 3,182 150,022
1,469 7,318 250,366 86,884 32,390 3,182 372,821
2 5,650 193,298 67,079 25,007 3,182 288,566
3 3,471 118,741 41,206 15,361 3,182 178,491
3,940 2,195 75,110 26,065 9,717 3,182 114,073
4 2,650 90,669 31,465 11,730 3,182 137,045
5 1,774 60,697 21,063 7,852 3,182 92,794
6 1,188 40,632 14,101 5,257 3,182 63,171
7 0,795 27,201 9,439 3,519 3,182 43,341
7,646 0,613 20,988 7,283 2,715 3,182 34,168
8 0,532 18,209 6,319 2,356 3,182 30,066
9 0,356 12,190 4,230 1,577 3,182 21,179
10 0,239 8,160 2,832 1,056 3,182 15,229
11 0,160 5,463 1,896 0,707 3,182 11,247
12 0,107 3,657 1,269 0,473 3,182 8,581
13 0,072 2,448 0,850 0,317 3,182 6,796
14 0,048 1,639 0,569 0,212 3,182 5,601
15 0,032 1,097 0,381 0,142 3,182 4,801
16 0,021 0,734 0,255 0,095 3,182 4,266
17 0,014 0,492 0,171 0,064 3,182 3,908
18 0,010 0,329 0,114 0,043 3,182 3,668
19 0,006 0,220 0,076 0,029 3,182 3,507
20 0,004 0,147 0,051 0,019 3,182 3,399
21 0,003 0,099 0,034 0,013 3,182 3,328
22 0,002 0,066 0,023 0,009 3,182 3,279
23 0,001 0,044 0,015 0,006 3,182 3,247
24 0,001 0,030 0,010 0,004 3,182 3,225
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

117
Tabel 3.6.12 Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu Periode Ulang 50 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 48,892 24,446 16,297
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
38,425 13,979 5,830
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,182 3,182
1 2,907 111,699 40,635 16,947 3,182 172,463
1,469 7,318 281,180 102,291 42,661 3,182 429,313
2 5,650 217,088 78,975 32,937 3,182 332,181
3 3,471 133,356 48,514 20,233 3,182 205,284
3,940 2,195 84,354 30,687 12,798 3,182 131,021
4 2,650 101,828 37,044 15,450 3,182 157,504
5 1,774 68,167 24,799 10,342 3,182 106,490
6 1,188 45,633 16,601 6,924 3,182 72,340
7 0,795 30,548 11,113 4,635 3,182 49,478
7,646 0,613 23,571 8,575 3,576 3,182 38,904
8 0,532 20,450 7,440 3,103 3,182 34,174
9 0,356 13,690 4,980 2,077 3,182 23,929
10 0,239 9,165 3,334 1,390 3,182 17,071
11 0,160 6,135 2,232 0,931 3,182 12,479
12 0,107 4,107 1,494 0,623 3,182 9,406
13 0,072 2,749 1,000 0,417 3,182 7,348
14 0,048 1,841 0,670 0,279 3,182 5,971
15 0,032 1,232 0,448 0,187 3,182 5,049
16 0,021 0,825 0,300 0,125 3,182 4,432
17 0,014 0,552 0,201 0,084 3,182 4,019
18 0,010 0,370 0,134 0,056 3,182 3,742
19 0,006 0,247 0,090 0,038 3,182 3,557
20 0,004 0,166 0,060 0,025 3,182 3,433
21 0,003 0,111 0,040 0,017 3,182 3,350
22 0,002 0,074 0,027 0,011 3,182 3,294
23 0,001 0,050 0,018 0,008 3,182 3,257
24 0,001 0,033 0,012 0,005 3,182 3,232
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

118
Hidrograf Banjir dengan Periode Ulang
500

400
Qt (m3/det)

300

200

100

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Durasi (jam)
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun

20 Tahun 25 Tahun 50 Tahun

Grafik 3.14 Hidrograf Banjir dengan Periode Perulangan HSS Nakayasu


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Untuk menentukan debit banjir diambil nilai terbesar dari masing-masing


perhitungan, sehingga debit banjir periode diperoleh sebagai berikut:
2 tahun = 163,297 m3/det;
5 tahun = 236,396 m3/det;
10 tahun = 296,670 m3/det;
20 tahun = 354,480 m3/det;
25 tahun = 372,821 m3/det;
50 tahun = 429,313 m3/det.

3.6.3 HSS Gamma I


Sri Harto (1993) mengembangkan hidrograf satuan sintetik berdasarkan perilaku
hidrologis di 30 DAS di Pulau Jawa. Meskipun hidrograf ini dikembangkan hanya di
pulau jawa, ternyata masih relevan untuk digunakan di seluruh daerah lain di
Indonesia. Permasalahan lain yang timbul dari penggunaan hidrograf satuan tersebut
ialah diperlukannya data yang baik, yaitu:

119
- Data AWLR;
- Data pengukuran debit;
- Data hujan harian;
- Data dengan durasi per jam.

Kerumitan selanjutnya disebabkan untuk menginventarisasi data yang tersedia.


Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan suatu cara untuk mendapatkan hidrograf
satuan tanpa mempergunakan data tersebut atau yang lebih dikenal dengan hidrograf
satuan sintetik. HSS Gama I terdiri dari tiga bagian pokok yaitu:
- Sisi naik (rising clim);
- Puncak (crest);
- Sisi turun (recession clim).

HSS Gamma I terdiri dari empat varibel pokok, yaitu waktu aik (time of rise-
TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB) dan sisi resesi yang ditentukan oleh nilai
koefisien tampungan (K) yang mengikuti persamaan berikut.

Qr = Qp × e-t/k

Keterangan :
Qt = Debit pada jam ke-t (m3/det)
Qp = Debit puncak (m3/det)
t = Waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam)
K = koefisien tampang (jam)

1. Data-Data Sungai
- Luas daerah aliran sungai (A) = 76,700 km2
- Panjang sungai utama (L) = 9,958 km
- SN = 0,778
- Panjang sungai ordo 1 (L1) = 18,851 km
- Panjang semua sungai (L2) = 30,932 km

120
- Jumlah sungai ordo 1 = 7 sungai
- Jumlah semua sungai = 9 sungai
- Jumlah pertemuan sungai (JN) = 6 pertemuan

- Elevasi hulu (H1) = 0,085 km


- Elevvasi hilir (H2) = 0,005 km
- ΔH = Elevasi hulu (H1) - Elevvasi hilir (H2)
= 0,085 - 0,005
= 0,080 km

a) Indeks kerapatan (D)


L2
D =
A
30,932
=
76,700

= 0,403 km-1

121
b) Kelandaian sungai (S)
∆H
S =
L
0,080
=
9,958

= 0,009

c) Faktor sumber (SF)


L1
SF =
L2
18,851
=
30,932

= 0,609

d) Luas sebelah hulu (AU)


AU = 10,291 km2 (AU dari titik berat DAS)

e) Luas relatif DAS hulu (RUA)


AU
RUA =
A
10,291
=
76,700

= 0,134

1
f) WL = L
4
1
= × 9,958
4
= 2,489 km

3
g) WU = L
4
3
= × 9,958
4
= 7,468 km

122
h) Faktor Lebar (WF)
WU
WF =
WL
7,468
=
2,489

= 3

i) Faktor simetri (SIM)


SIM = WF × RUA
= 3 × 0,134
= 0,403

2. Analisa Data HSS Gamma I


a) Waktu naik (Tr) dinyatakan dengan persamaan:
L 3
Tr = 0,43 ( ) + 1,0665 × SIM + 1,2775
100 × SF

9,958 3
= 0,43 ( ) + 1,0665 × 0,403 + 1,2775
100 × 0,609

= 1,707 jam ≈ 2 jam

b) Debit puncak (Qp), dihitung berdasarkan persamaan:


Qp = 0,8136 × A0,5886 × Tr0,4008 × JN0,2381
= 0,8136 × 76,7000,5886 × 1,7070,4008 × 60,2381
= 12,942 m3/det

c) Waktu dasar (Tb), dihitung berdasarkan persamaan:


Tb = 217,4132 × Tr0,1457 × S-0,0986 × SN0,7344 × RUA0,2574
= 217,4132 × 1,7070,1457 × 0,008-0,0986 × 0,7780,7344 × 0,1340,2574
= 187,496 jam

123
d) Koefisien tampang (K), dihitung berdasarkan persamaan:
K = 0,5617 × A0,1798 × S-0,1446 × SF-1,0897 × D0,0452
= 0,5617 × 76,7000,1798 × 0,008-0,1446 × 0,609-1,0897 × 1,4030,0452
= 4,054

e) Hujan efektif dengan metode indeks infiltrasi (ɸ)


A 4
ɸ = 10,4903 - (3,8985×10-6 × A) + (1,685×10-13 × ( SN ) )
76,700 4
= 10,4903 - (3,8985×10-6 × 76,700) + (1,685×10-13 × ( ))
0,778

= 10,468 mm/jam

f) Aliran dasar (Qb), dihitung berdasarkan persamaan:


Qb = 0,4751 × A0,6444 × D0,9430
= 0,4751 × 76,7000,6444 × 0,4030,9430
= 3,307 m3/det

g) Ordinat hidrograf kurva naik (0 < t < Tp)


t
Qt = × Qp
Tr
1
= × 6,047
2,645

= 2,286 m3/det

Tabel 3.6.13 Ordinat Kurva Naik (0 < t < Tp)


t Qt
(jam) (m3/det)
0 0
1 7,583
2,000 12,942
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

124
h) Ordinat hidrograf kurva turun (t > Tr)
Qr = Qp × e-t/k
= 12,942 × e-3/4,054
= 6,175 m3/det

Tabel 3.6.14 Ordinat Kurva Turun (t > Tr)


t Qt
(jam) (m3/det)
3 6,175
4 4,825
5 3,770
6 2,946
7 2,302
8 1,799
9 1,406
10 1,098
11 0,858
12 0,671
13 0,524
14 0,409
15 0,320
16 0,250
17 0,195
18 0,153
19 0,119
20 0,093
21 0,073
22 0,057
23 0,044
24 0,035
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

125
Tabel 3.6.15 Rekapitulasi Ordinat Hidrograf HSS Gamma I
t Qt Qt Koreksi
(jam) (m3/det) (m3/det)
0 0 0
1 7,583 3,321
2,000 12,942 5,668
3 6,175 2,704
4 4,825 2,113
5 3,770 1,651
6 2,946 1,290
7 2,302 1,008
8 1,799 0,788
9 1,406 0,616
10 1,098 0,481
11 0,858 0,376
12 0,671 0,294
13 0,524 0,229
14 0,409 0,179
15 0,320 0,140
16 0,250 0,109
17 0,195 0,086
18 0,153 0,067
19 0,119 0,052
20 0,093 0,041
21 0,073 0,032
22 0,057 0,025
23 0,044 0,019
24 0,035 0,015
∑ 48,647 21,306
VLL (m^3) 175130,350 76700,000
TLL (mm) 2,283 1,000
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

126
Hidrograf Satuan Sintetik Gamma I
14
13
12
11
10
Qt (m3/det)

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Durasi (jam)

Qt Hitung Q Koreksi

Grafik 3.15 Hidrograf Satuan Sintetik Gamma I


(Sumber : Kelompok 5 Sipil, 2023)

Untuk Mendapatkan hidrograf debit banjir rencana tahapannya sebagai berikut:


a) Untuk menghitung debit banjir dapat berupa rumus:

Q total = (U1 × Rei) + (U2 × Rei2) + (U3 × Rei3) + Un × Rei (n-1) + Qb

Keterangan :
Q total = Debit banjir rencama untuk periode ulang T tahun
Ui = Ordinat unit HSS (m3/det)
Rei = Hujan efektif pada jam ke-I (mm/jam)
Qb = Aliran dasar atau base flow (m3/det)

Perhitungan selanjutnya memerlukan data Rekapitulasi Perhitungan Curah


Hujan Rencana Metode Gumbel. Dengan data tersebut dapat digunakan untuk
menghitung intensitas curah hujan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

0,75 × xt 3 2/3
Rt = ×( )
3 t

127
Keterangan :
Rt = Intensitas hujan pada jam ke-t
xt = Curah hujan rencana pada periode T (2, 5, 10, 20 dan 50 tahun)
t = Durasi hujan (jam)

b) Intensitas hujan pada periode 2 tahun dengan durasi 1 - 3 jam


0,75 × xt 3 2/3
R1 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 1
= 27,727 mm/jam
0,75 × xt 3 2/3
R2 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 2
= 13,864 mm/jam
0,75 × xt 3 2/3
R3 = ×( )
3 t

0,75 × 53,32 3 2/3


= ×( )
3 3
= 9,242 mm/jam

Selanjutnya curah hujan efektif (Re) pada periode 2 tahun dengan durasi 1 - 3 jam
Re1 = R1 - ɸ
= 27,727 - 10,468
= 17,259 mm/jam
Re2 = R2 - ɸ
= 13,864 - 10,468
= 3,396 mm/jam
Re3 = R3 - ɸ
= 9,242 - 10,468
= 1,225 mm/jam

128
Untuk hasil perhitungan nilai debit banjir rancangan untuk priode ulang 2, 5, 10, 20,
25 dan 50 dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut:
Tabel 3.6.16 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 2 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 27,727 13,864 9,242
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
17,259 3,396 1,225
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 130,871 25,750 9,291 3,307 169,218
2 12,942 223,378 43,951 15,858 3,307 286,494
3 6,175 106,575 20,969 7,566 3,307 138,417
4 4,825 83,277 16,385 5,912 3,307 108,881
5 3,770 65,072 12,803 4,619 3,307 85,802
6 2,946 50,847 10,005 3,610 3,307 67,768
7 2,302 39,732 7,817 2,821 3,307 53,677
8 1,799 31,046 6,109 2,204 3,307 42,666
9 1,406 24,259 4,773 1,722 3,307 34,062
10 1,098 18,956 3,730 1,346 3,307 27,339
11 0,858 14,812 2,914 1,052 3,307 22,085
12 0,671 11,574 2,277 0,822 3,307 17,980
13 0,524 9,044 1,779 0,642 3,307 14,773
14 0,409 7,067 1,390 0,502 3,307 12,266
15 0,320 5,522 1,087 0,392 3,307 10,308
16 0,250 4,315 0,849 0,306 3,307 8,777
17 0,195 3,372 0,663 0,239 3,307 7,581
18 0,153 2,635 0,518 0,187 3,307 6,647
19 0,119 2,059 0,405 0,146 3,307 5,917
20 0,093 1,609 0,317 0,114 3,307 5,346
21 0,073 1,257 0,247 0,089 3,307 4,901
22 0,057 0,982 0,193 0,070 3,307 4,552
23 0,044 0,767 0,151 0,054 3,307 4,280
24 0,035 0,600 0,118 0,043 3,307 4,067
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

129
Tabel 3.6.17 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 5 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 34,512 17,256 11,504
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
24,045 6,789 1,037
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 182,321 51,475 7,859 3,307 244,962
2 12,942 311,197 87,861 13,415 3,307 415,779
3 6,175 148,473 41,919 6,400 3,307 200,099
4 4,825 116,016 32,755 5,001 3,307 157,079
5 3,770 90,654 25,595 3,908 3,307 123,464
6 2,946 70,837 19,999 3,054 3,307 97,197
7 2,302 55,352 15,627 2,386 3,307 76,672
8 1,799 43,251 12,211 1,864 3,307 60,634
9 1,406 33,797 9,542 1,457 3,307 48,102
10 1,098 26,408 7,456 1,138 3,307 38,310
11 0,858 20,635 5,826 0,890 3,307 30,658
12 0,671 16,124 4,552 0,695 3,307 24,679
13 0,524 12,600 3,557 0,543 3,307 20,007
14 0,409 9,845 2,780 0,424 3,307 16,356
15 0,320 7,693 2,172 0,332 3,307 13,504
16 0,250 6,011 1,697 0,259 3,307 11,275
17 0,195 4,697 1,326 0,202 3,307 9,533
18 0,153 3,670 1,036 0,158 3,307 8,172
19 0,119 2,868 0,810 0,124 3,307 7,108
20 0,093 2,241 0,633 0,097 3,307 6,277
21 0,073 1,751 0,494 0,075 3,307 5,628
22 0,057 1,368 0,386 0,059 3,307 5,121
23 0,044 1,069 0,302 0,046 3,307 4,724
24 0,035 0,835 0,236 0,036 3,307 4,414
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

130
Tabel 3.6.18 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 10 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 39,005 19,503 13,002
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
28,538 9,035 2,534
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 216,388 68,508 19,215 3,307 307,418
2 12,942 369,345 116,934 32,798 3,307 522,384
3 6,175 176,215 55,790 15,648 3,307 250,960
4 4,825 137,694 43,594 12,227 3,307 196,822
5 3,770 107,593 34,064 9,554 3,307 154,519
6 2,946 84,073 26,617 7,466 3,307 121,463
7 2,302 65,694 20,799 5,834 3,307 95,634
8 1,799 51,333 16,252 4,558 3,307 75,451
9 1,406 40,111 12,699 3,562 3,307 59,680
10 1,098 31,343 9,923 2,783 3,307 47,356
11 0,858 24,491 7,754 2,175 3,307 37,727
12 0,671 19,137 6,059 1,699 3,307 30,203
13 0,524 14,954 4,734 1,328 3,307 24,323
14 0,409 11,685 3,699 1,038 3,307 19,729
15 0,320 9,130 2,891 0,811 3,307 16,139
16 0,250 7,135 2,259 0,634 3,307 13,334
17 0,195 5,575 1,765 0,495 3,307 11,142
18 0,153 4,356 1,379 0,387 3,307 9,429
19 0,119 3,404 1,078 0,302 3,307 8,091
20 0,093 2,660 0,842 0,236 3,307 7,045
21 0,073 2,078 0,658 0,185 3,307 6,228
22 0,057 1,624 0,514 0,144 3,307 5,589
23 0,044 1,269 0,402 0,113 3,307 5,090
24 0,035 0,992 0,314 0,088 3,307 4,701
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

131
Tabel 3.6.19 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 20 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 43,314 21,657 14,438
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
32,847 11,190 3,970
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 249,061 84,845 30,106 3,307 367,320
2 12,942 425,114 144,819 51,388 3,307 624,628
3 6,175 202,823 69,094 24,517 3,307 299,741
4 4,825 158,485 53,990 19,158 3,307 234,939
5 3,770 123,840 42,187 14,970 3,307 184,303
6 2,946 96,768 32,965 11,697 3,307 144,737
7 2,302 75,614 25,759 9,140 3,307 113,820
8 1,799 59,084 20,128 7,142 3,307 89,661
9 1,406 46,168 15,728 5,581 3,307 70,784
10 1,098 36,076 12,289 4,361 3,307 56,033
11 0,858 28,189 9,603 3,408 3,307 44,507
12 0,671 22,027 7,504 2,663 3,307 35,500
13 0,524 17,212 5,863 2,081 3,307 28,463
14 0,409 13,449 4,582 1,626 3,307 22,964
15 0,320 10,509 3,580 1,270 3,307 18,667
16 0,250 8,212 2,797 0,993 3,307 15,309
17 0,195 6,417 2,186 0,776 3,307 12,685
18 0,153 5,014 1,708 0,606 3,307 10,635
19 0,119 3,918 1,335 0,474 3,307 9,033
20 0,093 3,061 1,043 0,370 3,307 7,781
21 0,073 2,392 0,815 0,289 3,307 6,803
22 0,057 1,869 0,637 0,226 3,307 6,039
23 0,044 1,461 0,498 0,177 3,307 5,442
24 0,035 1,141 0,389 0,138 3,307 4,975
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

132
Tabel 3.6.20 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 25 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 44,681 22,341 14,894
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
34,214 11,873 4,426
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 259,428 90,028 33,562 3,307 386,325
2 12,942 442,808 153,666 57,286 3,307 657,067
3 6,175 211,265 73,315 27,331 3,307 315,218
4 4,825 165,082 57,288 21,356 3,307 247,033
5 3,770 128,994 44,764 16,688 3,307 193,753
6 2,946 100,795 34,979 13,040 3,307 152,121
7 2,302 78,761 27,332 10,189 3,307 119,589
8 1,799 61,543 21,357 7,962 3,307 94,169
9 1,406 48,090 16,688 6,221 3,307 74,306
10 1,098 37,577 13,040 4,861 3,307 58,786
11 0,858 29,363 10,190 3,799 3,307 46,658
12 0,671 22,944 7,962 2,968 3,307 37,181
13 0,524 17,928 6,222 2,319 3,307 29,776
14 0,409 14,009 4,861 1,812 3,307 23,990
15 0,320 10,947 3,799 1,416 3,307 19,468
16 0,250 8,554 2,968 1,107 3,307 15,935
17 0,195 6,684 2,319 0,865 3,307 13,175
18 0,153 5,223 1,812 0,676 3,307 11,018
19 0,119 4,081 1,416 0,528 3,307 9,332
20 0,093 3,189 1,107 0,413 3,307 8,015
21 0,073 2,492 0,865 0,322 3,307 6,986
22 0,057 1,947 0,676 0,252 3,307 6,182
23 0,044 1,521 0,528 0,197 3,307 5,553
24 0,035 1,189 0,413 0,154 3,307 5,062
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

133
Tabel 3.6.21 Debit Banjir Rencana HSS Gamma I Periode Ulang 50 Tahun
Intensitas Hujan R1 R2 R3
(mm/jam) 48,892 24,446 16,297
Indeks Infiltrasi Base
10,468 Q
(mm/jam) Flow
(m3/det)
Hujan Efektif (m3/det)
38,425 13,979 5,830
(mm/jam)
t (jam) Qt (m3/det) H1 H2 H3
0 0,000 0,000 0,000 0,000 3,307 3,307
1 7,583 291,357 105,993 44,205 3,307 444,862
2 12,942 497,307 180,916 75,452 3,307 756,982
3 6,175 237,267 86,315 35,998 3,307 362,888
4 4,825 185,399 67,446 28,129 3,307 284,282
5 3,770 144,870 52,702 21,980 3,307 222,859
6 2,946 113,201 41,181 17,175 3,307 174,864
7 2,302 88,455 32,179 13,420 3,307 137,361
8 1,799 69,118 25,144 10,487 3,307 108,056
9 1,406 54,008 19,648 8,194 3,307 85,157
10 1,098 42,202 15,353 6,403 3,307 67,265
11 0,858 32,976 11,997 5,003 3,307 53,283
12 0,671 25,768 9,374 3,909 3,307 42,358
13 0,524 20,135 7,325 3,055 3,307 33,821
14 0,409 15,733 5,724 2,387 3,307 27,151
15 0,320 12,294 4,472 1,865 3,307 21,938
16 0,250 9,606 3,495 1,457 3,307 17,866
17 0,195 7,506 2,731 1,139 3,307 14,683
18 0,153 5,865 2,134 0,890 3,307 12,196
19 0,119 4,583 1,667 0,695 3,307 10,253
20 0,093 3,581 1,303 0,543 3,307 8,735
21 0,073 2,798 1,018 0,425 3,307 7,548
22 0,057 2,187 0,795 0,332 3,307 6,621
23 0,044 1,709 0,622 0,259 3,307 5,896
24 0,035 1,335 0,486 0,203 3,307 5,330
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

134
Hidrograf Banjir Periode Perulangan
800
700
600
Qt (m3/det)

500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Durasi (jam)

2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun


20 Tahun 25 Tahun 50 Tahun

Grafik 3.16 Hidrograf Banjir dengan Periode Perulangan HSS Gamma I


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

Untuk menentukan debit banjir diambil nilai terbesar dari masing-masing


perhitungan, sehingga debit banjir periode diperoleh sebagai berikut:
2 tahun = 286,494 mm/jam;
5 tahun = 415,779 mm/jam;
10 tahun = 522,384 mm/jam;
20 tahun = 624,628 mm/jam;
25 tahun = 657,067 mm/jam;
50 tahun = 756,982 mm/jam.

135
Tabel 3.6.22 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Periode 2, 5, 10, 20, 25, dan 50 Tahun
Periode Debit
Metode
(Tahun) (m3/det)
2 340,54
5 433,34
10 490,20
Rasional
20 533,52
25 556,68
50 603,24
2 163,297
5 236,396
10 296,670
Nakayasu
20 354,480
25 372,821
50 429,313
2 286,494
5 415,779
10 522,384
Gamma I
20 624,628
25 657,067
50 756,982
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

136
3.7 Evapotranspirasi
Food and Agriculture Organization of The Unit Nation (FAO) tahun 1977, telah
memodifikasi persamaan Penman untuk perhitungan Evapotranspirasi Potensial
(ETP), termasuk revisi bagian fungsi kecepatan angin, dengan persamaan berikut.

Etp = C [ WRn + (1 - W) × F(u) × (Ea - Ed)

Keterangan :
ETP = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
C = Faktor koreksi Penman
W = Faktor pertimbangansuhu dan elevasi daerah
Rn = Radiasi bersih ekuivalen evaporasi
F(u) = Fungsi kecepatan angin
(Ea - Ed) = Saturation deficit (m.bar)
Ea = Tekanan uap jenuh (m.bar)
Ed = Tekanan uap nyata (m.bar)

Berikut analisa ETP pada bulan Januari tahun 2017 Periode I.


Diketahui :
Suhu (T) = 29,59° (berdasarkan data)
Tekanan uap jenuh (Ea) = 41,46 m.bar (berdasarkan data)
Kelembaban relatif (Rh) = 98,93 % (berdasarkan data)
Kecepatan angin (U) = 0,45 m/det (berdasarkan data)
Nilai faktor penimbang (W) = 0,78 (berdasarkan data)
Radiasi matahari (Ra) = 15,55 mm/hari (berdasarkan data)
Lama penyinaran matahari (n/N) = 12,80 % (berdasarkan data)
f(T) = 16,62 (berdasarkan data)
Faktor koreksi Penman = 1,10 (berdasarkan data)
α = 0,25

137
Ditanyakan :
Etp = .... mm/bln

Penyelesaian :
a) Tekanan uap nyata (Ed)
Ed = Ea × Rh/100
= 41,46 × 98,93/100
= 41,01

b) Saturation defisit (Ea - Ed)


= Ea - Ed
= 41,46 - 41,01
= 0,44 m.bar

c) Fungsi kecepatan angin


f(u) = 0,27 × (1 + U) × 0,864
= 0,27 × (1 + 0,45) × 0,864
= 0,37

d) Untuk daerah tropis (0,25 + 0,50 × n/N)


= 0,25 + 0,50 × n/N
= 0,25 + 0,50 × 12,80
= 0,31

e) Radiasi pendek (Rs)


Rs = Ra × (0,25 + 0,50 × n/N)
= 15,55 × 0,31
= 4,88 mm/hari

138
f) Radiasi gelombang pendek (Rns)
Rns = Rs × (1 - α)
= 4,88 × (1 - 0,25)
= 3,66 mm/hari

g) Radiasi gelombang panjang (Rnl)


Rnl = f(t) × f(Ed) × f(n/N)
f(Ed) = 0,34 - 0,044 × √Ed
= 0,34 - 0,044 × √41,01
= 0,06

f(n/N) = 0,10 + 0,9 × ((n/N)/100)


= 0,10 + 0,9 × (12,80/100)
= 0,22

Rnl = f(t) × f(Ed) × f(n/N)


= 16,62 × 0,06 × 0,22
= 0,21

h) Radiasi bersih ekuivalen evapotranspirasi (Rn)


Rn = Rns - Rnl
= 3,66 - 0,21
= 3,45

i) Radiasi bersih ekuivalen evapotranspirasi (Etp)


Etp = C [WRn + (1 - W) × f(U) × (Ea - Ed)]
= 1,10 (0,78 + 0,22 × 0,37 × 0,44)
= 3,00 mm/hari
= 3,00 × 31 (Januari)
= 93,11 mm/bln

139
Untuk data evapotranspirasi pada DAS tahun 2017, 2018 dan 2019, 2020 dan
2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

140
Tabel 3.7.1 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2017 Periode I
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 29,59 29,23 29,34 29,49 29,31 29,33 29,41 28,66 28,97 29,73 31,63 31,33
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 41,46 40,63 40,88 41,23 40,81 40,86 41,04 39,32 40,03 41,78 46,60 45,79
Kelembaban Relatif (RH) % 98,93 98,93 99,00 98,64 99,00 99,00 99,00 99,00 95,93 97,71 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 41,01 40,19 40,47 40,67 40,40 40,45 40,63 38,92 38,40 40,82 46,13 45,33
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,44 0,43 0,41 0,56 0,41 0,41 0,41 0,39 1,63 0,96 0,47 0,46
Kecepatan Angin (U) m/det 0,45 0,47 0,35 0,32 0,22 0,17 0,23 0,27 0,33 0,31 0,32 0,38
f (U) m/det 0,37 0,38 0,35 0,34 0,32 0,31 0,32 0,33 0,35 0,34 0,34 0,36
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,80 0,79
(1-W) - 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,20 0,21
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 12,80 26,53 26,67 37,40 23,47 13,07 33,67 43,60 53,13 52,20 45,80 30,80
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,31 0,38 0,38 0,44 0,37 0,32 0,42 0,47 0,52 0,51 0,48 0,40
Rs mm/hari 4,88 6,06 5,98 6,50 5,04 4,14 5,58 6,67 7,78 7,98 7,45 6,24
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 3,66 4,54 4,49 4,87 3,78 3,11 4,19 5,00 5,83 5,99 5,59 4,68
f (T) 16,62 16,55 16,57 16,60 16,56 16,57 16,58 16,43 16,49 16,65 17,13 17,07
f (Ed) 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06 0,04 0,04
f (n/N) 0,22 0,34 0,34 0,44 0,31 0,22 0,40 0,49 0,58 0,57 0,51 0,38
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,21 0,34 0,34 0,43 0,31 0,22 0,40 0,53 0,64 0,56 0,36 0,28
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 3,45 4,20 4,15 4,44 3,47 2,89 3,79 4,47 5,19 5,43 5,23 4,40
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,00 3,65 3,27 3,51 2,60 2,17 2,99 3,50 4,59 4,74 4,82 4,05
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

141
Tabel 3.7.2 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2017 Periode II
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 29,31 29,12 29,57 29,06 29,46 29,33 28,36 28,69 29,43 30,21 31,69 30,98
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 40,81 40,38 41,41 40,24 41,16 40,86 38,63 39,39 41,09 42,93 46,76 44,85
Kelembaban Relatif (RH) % 98,69 98,83 99,00 98,27 99,00 99,00 98,93 98,44 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 40,28 39,90 41,00 39,54 40,75 40,45 38,21 38,77 40,68 42,50 46,30 44,40
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,53 0,47 0,41 0,70 0,41 0,41 0,41 0,61 0,41 0,43 0,47 0,45
Kecepatan Angin (U) m/det 0,34 0,29 0,28 0,24 0,17 0,23 0,22 0,28 0,30 0,35 0,40 0,48
f (U) m/det 0,35 0,34 0,34 0,33 0,31 0,32 0,32 0,34 0,34 0,35 0,36 0,38
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,77 0,78 0,78 0,78 0,80 0,79
(1-W) - 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,23 0,22 0,22 0,22 0,20 0,21
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 25,06 38,00 35,06 36,87 24,00 28,07 16,00 19,63 41,00 52,19 37,00 36,63
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,38 0,44 0,43 0,43 0,37 0,39 0,33 0,35 0,46 0,51 0,44 0,43
Rs mm/hari 5,84 6,97 6,63 6,46 5,08 5,13 4,41 4,96 6,86 7,98 6,76 6,69
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 4,38 5,23 4,98 4,84 3,81 3,84 3,30 3,72 5,15 5,98 5,07 5,02
f (T) 16,56 16,52 16,61 16,51 16,59 16,57 16,37 16,44 16,59 16,76 17,14 16,99
f (Ed) 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,06 0,05 0,04 0,05
f (n/N) 0,33 0,44 0,42 0,43 0,32 0,35 0,24 0,28 0,47 0,57 0,43 0,43
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,33 0,45 0,40 0,45 0,31 0,35 0,27 0,30 0,46 0,51 0,30 0,34
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,05 4,77 4,57 4,39 3,50 3,49 3,03 3,42 4,69 5,48 4,77 4,68
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,52 4,13 3,60 3,48 2,62 2,62 2,38 2,70 4,05 4,75 4,41 4,29
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

142
Evapotranspirasi Tahun 2017
160

140
Evapotranspirasi Pontensial (mm/bln)

120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.17 Evapotranspirasi Tahun 2017 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

143
Tabel 3.7.3 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2018 Periode I
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,09 26,95 26,77 27,69 25,00 27,64 27,12 25,23 25,11 26,26 26,62 27,21
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,89 35,60 35,22 37,15 31,70 37,04 35,95 32,14 31,91 34,15 34,90 36,14
Kelembaban Relatif (RH) % 97,93 97,40 97,73 97,53 98,00 96,47 99,00 98,33 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,15 34,67 34,42 36,23 31,07 35,74 35,59 31,60 31,59 33,80 34,55 35,78
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,74 0,93 0,80 0,92 0,63 1,31 0,36 0,54 0,32 0,34 0,35 0,36
Kecepatan Angin (U) m/det 0,34 0,64 0,38 0,29 0,24 0,26 0,24 0,31 0,33 0,44 0,45 0,42
f (U) m/det 0,35 0,42 0,36 0,34 0,33 0,33 0,33 0,34 0,35 0,37 0,37 0,37
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,77 0,74 0,77 0,76 0,74 0,74 0,75 0,76 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,23 0,26 0,23 0,24 0,26 0,26 0,25 0,24 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 28,80 48,53 28,87 47,00 42,73 49,53 38,00 11,87 63,47 70,87 0,00 49,13
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,39 0,49 0,39 0,49 0,46 0,50 0,44 0,31 0,57 0,60 0,25 0,50
Rs mm/hari 6,13 7,80 6,15 7,21 6,37 6,54 5,87 4,41 8,56 9,44 3,89 7,66
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 4,60 5,85 4,61 5,41 4,78 4,90 4,41 3,31 6,42 7,08 2,92 5,74
f (T) 16,12 16,09 16,05 16,24 15,70 16,23 16,12 15,75 15,72 15,95 16,02 16,14
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,08 0,09 0,08 0,08 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08
f (n/N) 0,36 0,54 0,36 0,52 0,48 0,55 0,44 0,21 0,67 0,74 0,10 0,54
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,46 0,70 0,47 0,64 0,72 0,68 0,55 0,30 0,98 0,99 0,13 0,67
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,14 5,15 4,14 4,77 4,05 4,22 3,85 3,00 5,44 6,09 2,79 5,07
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,53 4,41 3,21 3,73 2,90 3,17 2,96 2,28 4,47 5,07 2,46 4,48
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

144
Tabel 3.7.4 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2018 Periode II
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 26,97 26,67 26,59 26,20 24,76 27,53 26,22 25,36 26,05 26,41 27,01 27,30
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,64 35,01 34,84 34,02 31,24 36,81 34,06 32,38 33,71 34,46 35,72 36,33
Kelembaban Relatif (RH) % 97,81 97,85 97,63 97,60 97,69 96,67 99,00 98,38 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 34,86 34,25 34,01 33,20 30,52 35,59 33,72 31,86 33,37 34,12 35,36 35,97
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,78 0,75 0,83 0,82 0,72 1,23 0,34 0,52 0,34 0,34 0,36 0,36
Kecepatan Angin (U) m/det 0,49 0,35 0,38 0,22 0,22 0,19 0,32 0,34 0,38 0,51 0,41 0,57
f (U) m/det 0,38 0,35 0,36 0,32 0,32 0,31 0,34 0,35 0,36 0,39 0,37 0,40
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,75 0,74 0,77 0,75 0,74 0,75 0,75 0,76 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,25 0,26 0,23 0,25 0,26 0,25 0,25 0,24 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 37,81 44,31 38,75 40,47 27,63 19,40 36,11 52,81 61,00 73,13 25,27 31,75
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,44 0,47 0,44 0,45 0,39 0,35 0,43 0,51 0,56 0,62 0,38 0,41
Rs mm/hari 6,83 7,47 6,92 6,72 5,33 4,56 5,75 7,33 8,37 9,61 5,85 6,32
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 5,12 5,60 5,19 5,04 4,00 3,42 4,31 5,49 6,28 7,21 4,39 4,74
f (T) 16,09 16,03 16,02 15,94 15,63 16,21 15,94 15,77 15,91 15,98 16,10 16,16
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,09 0,10 0,08 0,08 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08
f (n/N) 0,44 0,50 0,45 0,46 0,35 0,27 0,42 0,58 0,65 0,76 0,33 0,39
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,57 0,66 0,60 0,64 0,53 0,34 0,57 0,83 0,89 1,01 0,41 0,47
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,55 4,94 4,59 4,40 3,47 3,07 3,74 4,66 5,39 6,21 3,98 4,26
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,88 4,18 3,54 3,38 2,49 2,32 2,84 3,51 4,48 5,18 3,51 3,78
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

145
Evapotranspirasi Tahun 2018
180

160
Evapotranspirasi Pontensial (mm/bln)

140

120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.18 Evapotranspirasi Tahun 2018 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

146
Tabel 3.7.5 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2019 Periode I
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,07 27,16 26,84 27,70 25,57 27,69 27,01 25,46 25,35 26,52 26,74 27,11
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,85 36,04 35,36 37,17 32,78 37,15 35,72 32,57 32,37 34,69 35,15 35,93
Kelembaban Relatif (RH) % 97,93 99,00 99,00 99,00 98,93 99,00 97,67 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,10 35,68 35,01 36,80 32,43 36,78 34,89 32,25 32,04 34,35 34,80 35,57
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,74 0,36 0,35 0,37 0,35 0,37 0,83 0,33 0,32 0,35 0,35 0,36
Kecepatan Angin (U) m/det 0,38 0,37 0,37 0,29 0,29 0,26 0,29 0,39 0,43 0,46 0,46 0,42
f (U) m/det 0,36 0,36 0,36 0,34 0,34 0,33 0,34 0,36 0,37 0,38 0,38 0,37
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,77 0,75 0,77 0,76 0,74 0,74 0,76 0,76 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,23 0,25 0,23 0,24 0,26 0,26 0,24 0,24 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 35,67 30,07 23,07 30,60 13,80 23,87 38,33 52,80 70,20 68,00 51,40 41,60
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,43 0,40 0,37 0,40 0,32 0,37 0,44 0,51 0,60 0,59 0,51 0,46
Rs mm/hari 6,66 6,34 5,70 5,99 4,38 4,85 5,90 7,32 9,07 9,21 7,88 7,08
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 5,00 4,75 4,27 4,49 3,29 3,64 4,42 5,49 6,80 6,91 5,91 5,31
f (T) 16,11 16,13 16,07 16,24 15,81 16,24 16,10 15,79 15,77 16,00 16,05 16,12
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,07 0,09 0,07 0,08 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08
f (n/N) 0,42 0,37 0,31 0,38 0,22 0,31 0,44 0,58 0,73 0,71 0,56 0,47
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,54 0,46 0,39 0,45 0,32 0,37 0,57 0,82 1,05 0,94 0,73 0,59
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,46 4,29 3,88 4,05 2,97 3,26 3,85 4,67 5,75 5,97 5,19 4,71
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,80 3,63 2,97 3,13 2,13 2,41 2,99 3,51 4,74 5,00 4,55 4,16
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

147
Tabel 3.7.6 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2019 Periode II
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,07 26,81 26,84 26,49 25,27 27,47 26,28 25,65 26,04 26,61 27,09 27,29
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,85 35,30 35,36 34,63 32,21 36,69 34,19 32,94 33,68 34,88 35,89 36,31
Kelembaban Relatif (RH) % 99,00 99,00 97,13 99,00 98,50 99,00 99,00 98,38 99,00 98,94 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,49 34,95 34,35 34,28 31,73 36,32 33,85 32,40 33,35 34,51 35,53 35,95
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,36 0,35 1,01 0,35 0,48 0,37 0,34 0,53 0,34 0,37 0,36 0,36
Kecepatan Angin (U) m/det 0,47 0,35 0,34 0,27 0,25 0,28 0,31 0,43 0,51 0,35 0,49 0,42
f (U) m/det 0,38 0,35 0,35 0,33 0,33 0,34 0,34 0,37 0,39 0,35 0,38 0,37
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,75 0,74 0,76 0,75 0,75 0,75 0,76 0,76 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,25 0,26 0,24 0,25 0,25 0,25 0,24 0,24 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 38,69 49,38 34,50 23,07 23,31 34,60 45,08 55,56 60,60 65,44 58,87 22,63
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,44 0,50 0,42 0,37 0,37 0,42 0,48 0,53 0,55 0,58 0,54 0,36
Rs mm/hari 6,90 7,87 6,59 5,43 5,03 5,56 6,35 7,52 8,34 9,01 8,46 5,61
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 5,17 5,90 4,94 4,07 3,78 4,17 4,76 5,64 6,26 6,76 6,35 4,21
f (T) 16,11 16,06 16,07 16,00 15,75 16,19 15,96 15,83 15,91 16,02 16,12 16,16
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,08 0,09 0,07 0,08 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08
f (n/N) 0,45 0,54 0,41 0,31 0,31 0,41 0,51 0,60 0,65 0,69 0,63 0,30
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,56 0,70 0,54 0,41 0,45 0,50 0,68 0,85 0,88 0,90 0,79 0,37
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,61 5,20 4,40 3,67 3,33 3,67 4,08 4,79 5,37 5,86 5,56 3,83
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,89 4,37 3,42 2,80 2,39 2,69 3,10 3,63 4,47 4,91 4,90 3,40
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

148
Evapotranspirasi Tahun 2019
180

160
Evapotranspirasi Pontensial (mm/bln)

140

120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.19 Evapotranspirasi Tahun 2019 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

149
Tabel 3.7.7 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2020 Periode I
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,07 27,16 26,84 27,69 29,01 27,33 26,63 26,54 26,97 28,41 27,75 26,71
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,85 36,04 35,36 37,15 40,12 36,39 34,92 34,73 35,64 38,74 37,28 35,09
Kelembaban Relatif (RH) % 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 98,93 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,49 35,68 35,01 36,78 39,72 36,03 34,57 34,39 35,26 38,36 36,90 34,74
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,36 0,36 0,35 0,37 0,40 0,36 0,35 0,35 0,38 0,39 0,37 0,35
Kecepatan Angin (U) m/det 0,50 0,36 0,35 0,26 0,28 0,26 0,28 0,32 0,33 0,34 0,31 0,37
f (U) m/det 0,39 0,35 0,35 0,33 0,34 0,33 0,34 0,34 0,35 0,35 0,34 0,36
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,77 0,78 0,76 0,76 0,76 0,76 0,77 0,77 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,23 0,22 0,24 0,24 0,24 0,24 0,23 0,23 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 20,47 0,00 31,40 35,53 42,00 22,93 29,00 44,13 49,53 52,93 52,73 24,80
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,35 0,25 0,41 0,43 0,46 0,36 0,40 0,47 0,50 0,51 0,51 0,37
Rs mm/hari 5,48 3,96 6,35 6,36 6,32 4,79 5,27 6,71 7,51 8,04 7,99 5,78
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 4,11 2,97 4,76 4,77 4,74 3,59 3,95 5,03 5,63 6,03 5,99 4,33
f (T) 16,11 16,13 16,07 16,24 16,50 16,17 16,03 16,01 16,09 16,38 16,25 16,04
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,07 0,06 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07 0,08
f (n/N) 0,28 0,10 0,38 0,42 0,48 0,31 0,36 0,50 0,55 0,58 0,57 0,32
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,36 0,12 0,49 0,50 0,49 0,38 0,47 0,65 0,69 0,64 0,68 0,42
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 3,75 2,84 4,27 4,27 4,24 3,22 3,48 4,38 4,94 5,39 5,31 3,92
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,18 2,42 3,27 3,30 3,17 2,36 2,66 3,34 4,16 4,62 4,72 3,44
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

150
Tabel 3.7.8 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2020 Periode II
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,07 26,81 26,84 29,06 27,19 26,71 24,63 27,52 25,93 29,06 28,60 26,82
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,85 35,30 35,36 40,24 36,10 35,09 31,00 36,79 33,47 40,24 39,18 35,32
Kelembaban Relatif (RH) % 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 98,38 98,94 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,49 34,95 35,01 39,84 35,74 34,74 30,49 36,40 33,13 39,84 38,79 34,97
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,36 0,35 0,35 0,40 0,36 0,35 0,50 0,39 0,33 0,40 0,39 0,35
Kecepatan Angin (U) m/det 0,43 0,35 0,30 0,26 0,28 0,25 0,25 0,41 0,33 0,35 0,38 0,38
f (U) m/det 0,37 0,35 0,34 0,33 0,34 0,33 0,33 0,37 0,35 0,35 0,36 0,36
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,76 0,76 0,78 0,76 0,76 0,74 0,77 0,75 0,78 0,78 0,76
(1-W) - 0,24 0,24 0,24 0,22 0,24 0,24 0,26 0,23 0,25 0,22 0,22 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 31,94 16,43 32,63 39,87 19,31 18,60 36,44 62,06 47,33 62,25 50,33 17,38
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,41 0,33 0,41 0,45 0,35 0,34 0,43 0,56 0,49 0,56 0,50 0,34
Rs mm/hari 6,37 5,26 6,45 6,68 4,76 4,50 5,77 7,98 7,34 8,76 7,80 5,21
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 4,78 3,94 4,83 5,01 3,57 3,38 4,33 5,99 5,51 6,57 5,85 3,90
f (T) 16,11 16,06 16,07 16,51 16,14 16,04 15,59 16,20 15,89 16,51 16,42 16,06
f (Ed) 0,08 0,08 0,08 0,06 0,08 0,08 0,10 0,07 0,09 0,06 0,07 0,08
f (n/N) 0,39 0,25 0,39 0,46 0,27 0,27 0,43 0,66 0,53 0,66 0,55 0,26
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,49 0,32 0,50 0,47 0,34 0,35 0,65 0,80 0,72 0,68 0,60 0,33
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,29 3,63 4,33 4,54 3,23 3,03 3,68 5,19 4,78 5,89 5,25 3,58
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,63 3,06 3,31 3,57 2,36 2,21 2,75 4,01 3,97 5,09 4,72 3,15
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

151
Evapotranspirasi Tahun 2020
180

160
Evapotranspirasi Pontensial (mm/bln)

140

120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.20 Evapotranspirasi Tahun 2020 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

152
Tabel 3.7.9 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2021 Periode I
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 26,97 28,42 27,27 27,76 29,00 28,02 26,35 26,81 26,77 28,07 27,44 26,50
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 35,64 38,77 36,27 37,30 40,10 37,85 34,34 35,30 35,22 37,96 36,62 34,65
Kelembaban Relatif (RH) % 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 98,93 98,93 98,93 98,93
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 35,28 38,38 35,90 36,92 39,70 37,47 33,99 34,95 34,84 37,55 36,23 34,28
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,36 0,39 0,36 0,37 0,40 0,38 0,34 0,35 0,38 0,41 0,39 0,37
Kecepatan Angin (U) m/det 0,33 0,45 0,31 0,35 0,21 0,29 0,19 0,29 0,30 0,38 0,27 0,42
f (U) m/det 0,35 0,37 0,34 0,35 0,32 0,34 0,31 0,34 0,34 0,36 0,33 0,37
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,76 0,77 0,76 0,77 0,78 0,77 0,75 0,76 0,76 0,77 0,76 0,76
(1-W) - 0,24 0,23 0,24 0,23 0,22 0,23 0,25 0,24 0,24 0,23 0,24 0,25
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 30,53 40,13 47,60 41,73 33,20 50,13 19,93 38,47 28,67 47,27 30,07 15,87
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,40 0,45 0,49 0,46 0,42 0,50 0,35 0,44 0,39 0,49 0,40 0,33
Rs mm/hari 6,26 7,14 7,61 6,82 5,71 6,58 4,67 6,30 5,93 7,60 6,23 5,09
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 4,70 5,35 5,71 5,11 4,28 4,93 3,50 4,73 4,45 5,70 4,67 3,82
f (T) 16,09 16,38 16,15 16,25 16,50 16,30 15,97 16,06 16,05 16,31 16,19 16,00
f (Ed) 0,08 0,07 0,08 0,07 0,06 0,07 0,08 0,08 0,08 0,07 0,08 0,08
f (n/N) 0,37 0,46 0,53 0,48 0,40 0,55 0,28 0,45 0,36 0,53 0,37 0,24
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,47 0,51 0,65 0,56 0,41 0,64 0,37 0,57 0,46 0,60 0,45 0,32
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 4,22 4,84 5,06 4,55 3,87 4,30 3,13 4,16 3,99 5,09 4,22 3,50
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,56 4,16 3,89 3,53 2,90 3,17 2,38 3,18 3,36 4,35 3,74 3,07
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

153
Tabel 3.7.10 Rekapitulasi Evopotranspirasi Tahun 2021 Periode II
Periode I Bulan
Uraian (2017) Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Oct Nov Dec
Suhu (T) °C 27,64 27,63 28,34 28,27 28,33 27,05 26,66 27,41 26,03 27,78 27,53 27,22
Tekanan Uap Jenuh (Ea) m bar 37,04 37,02 38,58 38,42 38,56 35,81 34,99 36,56 33,66 37,34 36,81 36,16
Kelembaban Relatif (RH) % 99,00 99,00 98,38 99,00 98,50 98,33 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00
Tekanan Uap Nyata (Ed) m bar 36,67 36,65 37,96 38,04 37,98 35,21 34,64 36,20 33,33 36,96 36,44 35,80
Saturation defisit (Ea - Ed) m bar 0,37 0,37 0,63 0,38 0,58 0,60 0,35 0,37 0,34 0,37 0,37 0,36
Kecepatan Angin (U) m/det 0,39 0,50 0,30 0,23 0,24 0,23 0,22 0,24 0,28 0,34 0,32 0,37
f (U) m/det 0,36 0,39 0,34 0,32 0,33 0,32 0,32 0,33 0,34 0,35 0,34 0,36
Nilai Faktor Penimbang (W) - 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,76 0,76 0,76 0,75 0,77 0,77 0,76
(1-W) - 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,24 0,24 0,24 0,25 0,23 0,23 0,24
Radiasi Matahari (Ra) mm/hari 15,55 15,83 15,60 14,87 13,73 13,13 13,35 14,25 15,08 15,62 15,55 15,45
Penyinaran Matahari (n/N) % 18,25 12,23 35,75 54,60 40,94 31,20 31,50 29,56 31,27 56,56 35,13 14,56
(0.25+0.50 n/N)... Utk daerah tropis - 0,34 0,31 0,43 0,52 0,45 0,41 0,41 0,40 0,41 0,53 0,43 0,32
Rs mm/hari 5,31 4,93 6,69 7,78 6,24 5,33 5,44 5,67 6,13 8,32 6,62 4,99
Rns = Rs x (1-α) dengan α = 0.25 mm/hari 3,98 3,69 5,02 5,83 4,68 4,00 4,08 4,25 4,60 6,24 4,96 3,74
f (T) 16,23 16,23 16,37 16,35 16,37 16,11 16,03 16,18 15,91 16,26 16,21 16,14
f (Ed) 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0,09 0,07 0,07 0,08
f (n/N) 0,26 0,21 0,42 0,59 0,47 0,38 0,38 0,37 0,38 0,61 0,42 0,23
Rnl = f(T) f(Ed) f(n/N) 0,32 0,25 0,48 0,66 0,53 0,48 0,50 0,45 0,52 0,72 0,50 0,29
Faktor Koreksi Penman (c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
Rn 3,66 3,44 4,54 5,17 4,16 3,51 3,58 3,81 4,08 5,52 4,46 3,45
Evapotranspirasi Potensial (Etp) mm/hari 3,12 2,94 3,56 4,02 3,09 2,58 2,74 2,94 3,39 4,70 3,96 3,06
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

154
Grafik 3.23 Evapotranspirasi Tahun 2021

Evapotranspirasi Tahun 2021


160
Evapotranspirasi Pontensial (mm/bln)

140

120

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.21 Evapotranspirasi Tahun 2021 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

155
3.8 Debit Andalan
Debit andalan biasanya digunakan untuk perencanaan irigasi, dengan ini maka
persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

TRO × A × 1000
Q=
d × 24 × 3600

Keterangan :
Q = Debit andalan (m3/dtk)
TRO = Total limpasan (mm/bln)
A = Luas DAS (km2)
d = Jumlah hari dalam 1 bulan

Berikut analisa ETP pada bulan Januari tahun 2017 Periode I.


Diketahui :
Hujan bulanan (P) = 58,28 mm/bln (berdasarkan tabel)
Jumlah hari hujan (n) = 16 hari (berdasarkan tabel)
Evapotranspirasi Potensial (Etp) = 93,11 mm/bln (berdasarkan tabel)
Exposed Surface (m) = 30% (berdasarkan tabel)
Koefisien infiltrasi (i) = 0,4 (berdasarkan tabel)
Faktor resensi (k) = 0,75 (berdasarkan tabel)
Luas DAS (A) = 76,700 km2 (berdasarkan tabel)

Ditanyakan :
Q = .... m3/detik

Penyelesaian :
a) E = (m/20) × (18 - n)
= (30%/20) × (18 - 16)
= 0,030 mm

156
b) Ep = Etp × E
= 93,11 × 0,030
= 2,793 mm

c) Et = Etp - Ep
= 93,11 - 2,793
= 90,319 mm/bln

d) As = P - Et
= 58,28 - 90,319
= -32,039 mm

e) ROS = 10% × P
= 10% × 58,28
= 5,828 mm

f) IS = As - ROS
= -32,039 – 5,828
= -37,867 mm

g) SM = IS + 100
= -37,867 + 100
= 62,133 mmHg

h) WS = As - IS
= -32,039 – (-37,867)
= 5,828 mm

i) I = WS × i
= 5,828 × 0,4
= 2,331 mm

157
j) Vn = 0,5 × I × (1+k) + k × V(n-1)
= 0,5 × 2,331 × (1 + 0,75) + 0,75 × 300
= 2,040 + 225
= 227,040 mm

k) DVn = Vn - V(n-1)
= 227,040 - 300
= -72,960 mm

l) BF = I - DVn
= 2,331 - (-72,960)
= 75,291 mm

m) DRO = WS - I
= 5,828 – 2,331
= 3,497 mm

n) TRO = BF + DRO
= 75,291 + 3,497
= 78,788 mm/bln

TRO × A × 1000
o) Q =
d × 24 × 3600
78,788 × 76,700 × 1000
=
31 × 24 × 3600
= 2,256 m3/detik

Untuk data debit andalan pada DAS tahun 2017, 2018 dan 2019, 2020 dan 2021
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

158
Tabel 3.8.1 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2017 Periode I
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
A. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28
Jumlah Hari Hujan (n) hari 16 17 18 20 28 28 25 22 15 15 18 14
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
B. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 93,11 102,06 101,25 105,22 80,62 65,02 92,57 108,57 137,68 146,80 144,68 125,64
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,030 0,015 0,000 -0,030 -0,150 -0,150 -0,105 -0,060 0,045 0,045 0,000 0,060
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 2,793 1,531 0,000 -3,157 -12,094 -9,753 -9,720 -6,514 6,196 6,606 0,000 7,538
Evapotranspirasi A. 90,319 100,531 101,249 108,375 92,717 74,776 102,290 115,080 131,483 140,190 144,684 118,101
C. Water Balance
As = P - Et mm -32,039 -42,251 -42,969 -50,095 -34,437 -16,496 -44,010 -56,800 -73,203 -81,910 -86,404 -59,821
Run Off Storm (ROS) mm 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828
Soil Storage (IS) mm -37,867 -48,079 -48,797 -55,923 -40,265 -22,324 -49,838 -62,628 -79,031 -87,738 -92,232 -65,649
Soil Moisture (SM) mmHg 62,133 51,921 51,203 44,077 59,735 77,676 50,162 37,372 20,969 12,262 7,768 34,351
Water Surplus (WS) mm 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828
D. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331
Storage Volume (Vn) mm 227,040 170,790 128,602 96,962 73,231 55,433 42,085 32,074 24,565 18,934 14,710 11,543
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,960 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,291 58,581 44,519 33,972 26,062 20,129 15,680 12,342 9,840 7,963 6,555 5,499
Direct Run Off (DRO) mm 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497
Total Run Off (TRO) mm/bln 78,788 62,078 48,016 37,469 29,558 23,626 19,176 15,839 13,336 11,459 10,052 8,996
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,256 1,968 1,375 1,109 0,846 0,699 0,549 0,454 0,395 0,328 0,297 0,258
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

159
Tabel 3.8.2 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2017 Periode II
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
E. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28 58,28
Jumlah Hari Hujan (n) hari 16 17 18 20 28 28 25 22 15 15 18 14
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
F. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 109,11 115,72 111,54 104,26 81,25 78,49 73,66 83,81 121,62 147,18 132,38 132,98
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,030 0,015 0,000 -0,030 -0,150 -0,150 -0,105 -0,060 0,045 0,045 0,000 0,060
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 3,273 1,736 0,000 -3,128 -12,187 -11,774 -7,734 -5,028 5,473 6,623 0,000 7,979
Evapotranspirasi A. 105,833 113,982 111,539 107,387 93,433 90,264 81,390 88,834 116,142 140,561 132,380 125,002
G. Water Balance
As = P - Et mm 47,553 55,702 53,259 49,107 35,153 31,984 23,110 30,554 57,862 82,281 74,100 66,722
Run Off Storm (ROS) mm 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828
Soil Storage (IS) mm 41,725 49,874 47,431 43,279 29,325 26,156 17,282 24,726 52,034 76,453 68,272 60,894
Soil Moisture (SM) mmHg 141,725 149,874 147,431 143,279 129,325 126,156 117,282 124,726 152,034 176,453 168,272 160,894
Water Surplus (WS) mm 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828 5,828
H. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331 2,331
Storage Volume (Vn) mm 227,040 170,790 128,602 96,962 73,231 55,433 42,085 32,074 24,565 18,934 14,710 11,543
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,960 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,291 58,581 44,519 33,972 26,062 20,129 15,680 12,342 9,840 7,963 6,555 5,499
Direct Run Off (DRO) mm 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497 3,497
Total Run Off (TRO) mm/bln 78,788 62,078 48,016 37,469 29,558 23,626 19,176 15,839 13,336 11,459 10,052 8,996
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,256 1,968 1,375 1,109 0,846 0,699 0,549 0,454 0,395 0,328 0,297 0,258
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

160
Debit Andalan 2017
2,5

2
Debit Andalan (m^3/detik)

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.22 Debit Andalan Tahun 2017 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

161
Tabel 3.8.3 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2018 Periode I
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
I. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80
Jumlah Hari Hujan (n) hari 17 15 14 17 29 23 19 17 7 1 11 24
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
J. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 109,45 123,38 99,42 111,90 89,95 95,06 91,79 70,60 133,99 157,31 73,76 138,90
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,015 0,045 0,060 0,015 -0,165 -0,075 -0,015 0,015 0,165 0,255 0,105 -0,090
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 1,642 5,552 5,965 1,678 -14,841 -7,129 -1,377 1,059 22,108 40,113 7,745 -12,501
Evapotranspirasi A. 107,810 117,825 93,454 110,220 104,788 102,186 93,169 69,544 111,878 117,193 66,020 151,406
K. Water Balance
As = P - Et mm 35,010 45,025 20,654 37,420 31,988 29,386 20,369 3,256 39,078 44,393 6,780 78,606
Run Off Storm (ROS) mm 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280
Soil Storage (IS) mm 27,730 37,745 13,374 30,140 24,708 22,106 13,089 -4,024 31,798 37,113 -0,500 71,326
Soil Moisture (SM) mmHg 127,730 137,745 113,374 130,140 124,708 122,106 113,089 95,976 131,798 137,113 99,500 171,326
Water Surplus (WS) mm 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280
L. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912
Storage Volume (Vn) mm 227,548 171,298 129,111 97,470 73,739 55,942 42,593 32,582 25,073 19,442 15,219 12,051
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,452 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,364 59,162 45,100 34,553 26,642 20,710 16,260 12,923 10,420 8,543 7,136 6,080
Direct Run Off (DRO) mm 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,732 63,530 49,468 38,921 31,010 25,078 20,628 17,291 14,788 12,911 11,504 10,448
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,283 2,014 1,417 1,152 0,888 0,742 0,591 0,495 0,438 0,370 0,340 0,299
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

162
Tabel 3.8.4 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2018 Periode II
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
M. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80 72,80
Jumlah Hari Hujan (n) hari 17 15 14 17 29 23 19 17 7 1 11 24
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
N. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 120,38 117,12 109,86 101,30 77,17 69,60 88,07 108,93 134,54 160,69 105,35 117,16
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,015 0,045 0,060 0,015 -0,165 -0,075 -0,015 0,015 0,165 0,255 0,105 -0,090
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 1,806 5,270 6,591 1,520 -12,732 -5,220 -1,321 1,634 22,199 40,975 11,062 -10,545
Evapotranspirasi A. 118,573 111,847 103,265 99,784 89,898 74,823 89,395 107,298 112,341 119,712 94,287 127,708
O. Water Balance
As = P - Et mm 45,773 39,047 30,465 26,984 17,098 2,023 16,595 34,498 39,541 46,912 21,487 54,908
Run Off Storm (ROS) mm 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280
Soil Storage (IS) mm 38,493 31,767 23,185 19,704 9,818 -5,257 9,315 27,218 32,261 39,632 14,207 47,628
Soil Moisture (SM) mmHg 138,493 131,767 123,185 119,704 109,818 94,743 109,315 127,218 132,261 139,632 114,207 147,628
Water Surplus (WS) mm 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280 7,280
P. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912 2,912
Storage Volume (Vn) mm 227,548 171,298 129,111 97,470 73,739 55,942 42,593 32,582 25,073 19,442 15,219 12,051
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,452 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,364 59,162 45,100 34,553 26,642 20,710 16,260 12,923 10,420 8,543 7,136 6,080
Direct Run Off (DRO) mm 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368 4,368
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,732 63,530 49,468 38,921 31,010 25,078 20,628 17,291 14,788 12,911 11,504 10,448
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,283 2,014 1,417 1,152 0,888 0,742 0,591 0,495 0,438 0,370 0,340 0,299
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

163
Debit Andalan 2018
2,5

2
Debit Andalan (m^3/detik)

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.23 Debit Andalan Tahun 2018 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

164
Tabel 3.8.5 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2019 Periode I
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Q. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54
Jumlah Hari Hujan (n) hari 19 16 21 18 12 24 21 8 17 15 19 14
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
R. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 117,80 101,64 92,18 94,02 66,08 72,16 92,76 108,83 142,08 154,95 136,64 129,03
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm -0,015 0,030 -0,045 0,000 0,090 -0,090 -0,045 0,150 0,015 0,045 -0,015 0,060
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm -1,767 3,049 -4,148 0,000 5,947 -6,494 -4,174 16,325 2,131 6,973 -2,050 7,742
Evapotranspirasi A. 119,568 98,587 96,333 94,019 60,134 78,652 96,937 92,509 139,946 147,975 138,691 121,284
S. Water Balance
As = P - Et mm 64,028 43,047 40,793 38,479 4,594 23,112 41,397 36,969 84,406 92,435 83,151 65,744
Run Off Storm (ROS) mm 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554
Soil Storage (IS) mm 58,474 37,493 35,239 32,925 -0,960 17,558 35,843 31,415 78,852 86,881 77,597 60,190
Soil Moisture (SM) mmHg 158,474 137,493 135,239 132,925 99,040 117,558 135,843 131,415 178,852 186,881 177,597 160,190
Water Surplus (WS) mm 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554
T. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222
Storage Volume (Vn) mm 226,944 170,694 128,506 96,866 73,135 55,337 41,989 31,978 24,469 18,838 14,614 11,447
DVn = Vn - V(n-1) mm -73,056 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,278 58,472 44,409 33,862 25,952 20,019 15,570 12,233 9,730 7,853 6,445 5,389
Direct Run Off (DRO) mm 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332
Total Run Off (TRO) mm/bln 78,610 61,804 47,742 37,195 29,284 23,352 18,902 15,565 13,062 11,185 9,778 8,722
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,251 1,959 1,367 1,101 0,839 0,691 0,541 0,446 0,387 0,320 0,289 0,250
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

165
Tabel 3.8.6 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2019 Periode II
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
U. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54 55,54
Jumlah Hari Hujan (n) hari 19 16 21 18 12 24 21 8 17 15 19 14
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
V. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 120,67 122,39 106,14 83,92 73,94 80,77 96,16 112,41 134,15 152,19 147,08 105,41
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm -0,015 0,030 -0,045 0,000 0,090 -0,090 -0,045 0,150 0,015 0,045 -0,015 0,060
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm -1,810 3,672 -4,776 0,000 6,655 -7,269 -4,327 16,861 2,012 6,848 -2,206 6,324
Evapotranspirasi A. 122,484 118,720 110,914 83,923 67,289 88,035 100,484 95,547 132,138 145,338 149,284 99,083
W. Water Balance
As = P - Et mm 66,944 63,180 55,374 28,383 11,749 32,495 44,944 40,007 76,598 89,798 93,744 43,543
Run Off Storm (ROS) mm 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554
Soil Storage (IS) mm 61,390 57,626 49,820 22,829 6,195 26,941 39,390 34,453 71,044 84,244 88,190 37,989
Soil Moisture (SM) mmHg 161,390 157,626 149,820 122,829 106,195 126,941 139,390 134,453 171,044 184,244 188,190 137,989
Water Surplus (WS) mm 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554 5,554
X. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222 2,222
Storage Volume (Vn) mm 226,944 170,694 128,506 96,866 73,135 55,337 41,989 31,978 24,469 18,838 14,614 11,447
DVn = Vn - V(n-1) mm -73,056 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,278 58,472 44,409 33,862 25,952 20,019 15,570 12,233 9,730 7,853 6,445 5,389
Direct Run Off (DRO) mm 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332 3,332
Total Run Off (TRO) mm/bln 78,610 61,804 47,742 37,195 29,284 23,352 18,902 15,565 13,062 11,185 9,778 8,722
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,251 1,959 1,367 1,101 0,839 0,691 0,541 0,446 0,387 0,320 0,289 0,250
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

166
Debit Andalan 2019
2,5

2
Debit Andalan (m^3/detik)

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.24 Debit Andalan Tahun 2019 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

167
Tabel 3.8.7 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2020 Periode I
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Y. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09
Jumlah Hari Hujan (n) hari 21 24 21 24 24 25 26 8 19 12 18 16
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Z. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 98,47 67,65 101,37 99,09 98,35 70,77 82,58 103,42 124,85 143,33 141,67 106,76
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm -0,045 -0,090 -0,045 -0,090 -0,090 -0,105 -0,120 0,150 -0,015 0,090 0,000 0,030
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm -4,431 -6,089 -4,562 -8,918 -8,851 -7,431 -9,910 15,513 -1,873 12,900 0,000 3,203
Evapotranspirasi A. 102,904 73,743 105,935 108,008 107,201 78,202 92,494 87,907 126,718 130,434 141,667 103,562
AA. Water Balance
As = P - Et mm 37,814 8,653 40,845 42,918 42,111 13,112 27,404 22,817 61,628 65,344 76,577 38,472
Run Off Storm (ROS) mm 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509
Soil Storage (IS) mm 31,305 2,144 34,336 36,409 35,602 6,603 20,895 16,308 55,119 58,835 70,068 31,963
Soil Moisture (SM) mmHg 131,305 102,144 134,336 136,409 135,602 106,603 120,895 116,308 155,119 158,835 170,068 131,963
Water Surplus (WS) mm 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509
BB. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604
Storage Volume (Vn) mm 227,278 171,028 128,841 97,200 73,470 55,672 42,323 32,312 24,804 19,172 14,949 11,781
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,722 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,325 58,854 44,791 34,244 26,334 20,401 15,952 12,615 10,112 8,235 6,827 5,771
Direct Run Off (DRO) mm 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,231 62,759 48,697 38,150 30,239 24,307 19,857 16,520 14,017 12,140 10,733 9,677
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,269 1,990 1,394 1,129 0,866 0,719 0,569 0,473 0,415 0,348 0,318 0,277
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

168
Tabel 3.8.8 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2020 Periode II
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
CC.Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09 65,09
Jumlah Hari Hujan (n) hari 21 24 21 24 24 25 26 8 19 12 18 16
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
DD.Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 112,41 85,60 102,70 107,07 73,31 66,23 85,35 124,22 119,17 157,84 141,68 97,73
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm -0,045 -0,090 -0,045 -0,090 -0,090 -0,105 -0,120 0,150 -0,015 0,090 0,000 0,030
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm -5,059 -7,704 -4,622 -9,637 -6,598 -6,954 -10,242 18,633 -1,788 14,206 0,000 2,932
Evapotranspirasi A. 117,472 93,299 107,322 116,711 79,908 73,186 95,589 105,587 120,956 143,638 141,680 94,794
EE. Water Balance
As = P - Et mm 52,382 28,209 42,232 51,621 14,818 8,096 30,499 40,497 55,866 78,548 76,590 29,704
Run Off Storm (ROS) mm 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509
Soil Storage (IS) mm 45,873 21,700 35,723 45,112 8,309 1,587 23,990 33,988 49,357 72,039 70,081 23,195
Soil Moisture (SM) mmHg 145,873 121,700 135,723 145,112 108,309 101,587 123,990 133,988 149,357 172,039 170,081 123,195
Water Surplus (WS) mm 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509 6,509
FF. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604 2,604
Storage Volume (Vn) mm 227,278 171,028 128,841 97,200 73,470 55,672 42,323 32,312 24,804 19,172 14,949 11,781
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,722 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,325 58,854 44,791 34,244 26,334 20,401 15,952 12,615 10,112 8,235 6,827 5,771
Direct Run Off (DRO) mm 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905 3,905
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,231 62,759 48,697 38,150 30,239 24,307 19,857 16,520 14,017 12,140 10,733 9,677
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,269 1,990 1,394 1,129 0,866 0,719 0,569 0,473 0,415 0,348 0,318 0,277
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

169
Debit Andalan 2020
2,5

2
Debit Andalan (m^3/detik)

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.25 Debit Andalan Tahun 2020 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

170
Tabel 3.8.9 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2021 Periode I
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
GG. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05
Jumlah Hari Hujan (n) hari 18 16 22 15 22 20 22 20 17 19 16 15
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
HH. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 110,37 116,47 120,50 105,75 89,77 95,14 73,90 98,54 100,75 134,99 112,30 95,30
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,000 0,030 -0,060 0,045 -0,060 -0,030 -0,060 -0,030 0,015 -0,015 0,030 0,045
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 0,000 3,494 -7,230 4,759 -5,386 -2,854 -4,434 -2,956 1,511 -2,025 3,369 4,288
Evapotranspirasi A. 110,375 112,978 127,730 100,991 95,153 97,998 78,335 101,498 99,237 137,019 108,933 91,007
II. Water Balance
As = P - Et mm 34,325 36,928 51,680 24,941 19,103 21,948 2,285 25,448 23,187 60,969 32,883 14,957
Run Off Storm (ROS) mm 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605
Soil Storage (IS) mm 26,720 29,323 44,075 17,336 11,498 14,343 -5,320 17,843 15,582 53,364 25,278 7,352
Soil Moisture (SM) mmHg 126,720 129,323 144,075 117,336 111,498 114,343 94,680 117,843 115,582 153,364 125,278 107,352
Water Surplus (WS) mm 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605
JJ. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042
Storage Volume (Vn) mm 227,662 171,412 129,224 97,584 73,853 56,055 42,707 32,696 25,187 19,556 15,332 12,165
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,338 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,380 59,292 45,230 34,683 26,772 20,840 16,390 13,053 10,550 8,673 7,266 6,210
Direct Run Off (DRO) mm 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,943 63,855 49,793 39,246 31,335 25,403 20,953 17,616 15,113 13,236 11,829 10,773
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,289 2,025 1,426 1,161 0,897 0,752 0,600 0,504 0,447 0,379 0,350 0,308
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

171
Tabel 3.8.10 Rekapitulasi Debit Andalan Tahun 2021 Periode II
Bulan
Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
KK. Data Meteorologi
Hujan Bulanan (P) mm/bln 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05 76,05
Jumlah Hari Hujan (n) hari 18 16 22 15 22 20 22 20 17 19 16 15
Jumlah Hari Bulanan hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
LL. Evapotranspirasi Aktual
Evapotranspirasi P. mm/bln 96,83 82,32 110,36 120,64 95,90 77,50 84,86 91,01 101,83 145,63 118,85 94,95
Exposed Surface (m) % 30
E = (m/20)x(18-n) mm 0,000 0,030 -0,060 0,045 -0,060 -0,030 -0,060 -0,030 0,015 -0,015 0,030 0,045
Ep = Etp (m/20)x(18-n) mm 0,000 2,469 -6,621 5,429 -5,754 -2,325 -5,091 -2,730 1,527 -2,184 3,566 4,273
Evapotranspirasi A. 96,833 79,846 116,977 115,210 101,653 79,830 89,949 93,745 100,302 147,814 115,285 90,680
MM. Water Balance
As = P - Et mm 20,783 3,796 40,927 39,160 25,603 3,780 13,899 17,695 24,252 71,764 39,235 14,630
Run Off Storm (ROS) mm 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605
Soil Storage (IS) mm 13,178 -3,809 33,322 31,555 17,998 -3,825 6,294 10,090 16,647 64,159 31,630 7,025
Soil Moisture (SM) mmHg 113,178 96,191 133,322 131,555 117,998 96,175 106,294 110,090 116,647 164,159 131,630 107,025
Water Surplus (WS) mm 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605
NN.Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
Koefisien Infiltrasi (i) - 0,4
Faktor Resensi (k) - 0,75
Infiltrasi (I) mm 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042 3,042
Storage Volume (Vn) mm 227,662 171,412 129,224 97,584 73,853 56,055 42,707 32,696 25,187 19,556 15,332 12,165
DVn = Vn - V(n-1) mm -72,338 -56,250 -42,188 -31,641 -23,730 -17,798 -13,348 -10,011 -7,508 -5,631 -4,224 -3,168
Base Flow (BF) mm 75,380 59,292 45,230 34,683 26,772 20,840 16,390 13,053 10,550 8,673 7,266 6,210
Direct Run Off (DRO) mm 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563 4,563
Total Run Off (TRO) mm/bln 79,943 63,855 49,793 39,246 31,335 25,403 20,953 17,616 15,113 13,236 11,829 10,773
Luas DAS (A) km2 76,700
Debit Bulanan m3/dtk 2,289 2,025 1,426 1,161 0,897 0,752 0,600 0,504 0,447 0,379 0,350 0,308
(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

172
Debit Andalan 2021
2,5

2
Debit Andalan (m^3/detik)

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan

Periode I Periode II

Grafik 3.26 Debit Andalan Tahun 2021 Periode I dan II


(Sumber : Hasil Perhitungan Kelompok 5 Sipil, 2023)

173
BAB IV
PENUTUP

3.9 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari tugas besar Rekayasa Hidrologi ini adalah sebagai
berikut:
1. Debit rencana (QT) adalah debit dengan periode ulang tertentu (T) yang
diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air. Periode ulang sendiri
adalah waktu hipotetik dimana suatu kejadian dengan nilai tertentu, debit
rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu
hipotetik tersebut. Metode yang digunakan pada perhitungan kami yaitu metode
rasional modifikasi, metode HSS Nakyasu, dasn metode HSS Gamma I.

2. Untuk menentukan debit banjir rencana (design flood), perlu didapatkan harga
suatu intensitas curah hujan. Intensitas curah hujan adalah adalah ketinggian
curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut
berkonsentrasi. Analisis intensitas curah hujan ini dapat diproses dari data curah
hujan yang telah terjadi pada masa lampau. Analisa intensitas curah hujan ini
dapat diproses berdasarkan data curah hujan yang telah terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya. Perhitungan besarnya intensitas curah hujan dapat dipergunakan
beberapa rumus empiris dalam hidrologi. Untuk menghitung intensitas curah
hujan, dapat digunakan metode Mononobe.

3. Pada perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan parameter Ck, Cs


dan Cv, metode distribusi yang dapat diterima adalah log person III dan Gumbel.
Berdasarkan hasil perhitungan metode uji Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof
dapat kita lihat bahwa dari hasil analisa hujan rencana, metode distibusi Gumbel
yang dapat memenuhi untuk menganalisis intensitas hujan. Pada uji distribusi
Chi kuadrat metode distibusi yang dapat diterima untuk menganalisis intensitas
hujan adalah Normal, Log Normal, dan Gumbel. Sedangkan pada uji distribusi

174
Smirnov-kolmogorof secara analisis bahwa metode distribusi Log Person Type
III, gumbel dan normal dapat diterima untuk menganalisis intensitas hujan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa gumbel adalah metode distribusi
paling tepat, yang akan digunakan dalam proses analisis perhitungan intensitas
hujan pada DAS Maretumbo.

3.10 Saran
Adapun saran dari kelompok 5 Sipil Genap adalah sebelum dimulai pengerjaan
Tugas Besar ini, alangkah baiknya ada pengenalan awal tentang analisa perhitungan
maupun materi-materi yang terdapat dalam Tugas Besar ini agar para praktikan dapat
lebih mudah memahami mengenai Tugas Besar Rekayasa Hidrologi ini.

175
DAFTAR PUSTAKA

Loebis, dkk, 1993, Hidrologi Sungai, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta
Soemarto, 1986, Hidrologi Teknik, Jakarta
Soemarto, C.D, 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga Jakarta
Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Nova,
Bandung
Sri Harto, 1993, Analisa Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Triatmodjo, B, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta

176
L
A
M
P
I
R
A
N
177
Nilai Reduksi Variat (YT)

Periode Ulang (Tahun) Reduced Variate

2 0,3665

5 1,4999

10 2,2502

20 2,9606

25 3,1985

50 3,9019

100 4,6001

200 5,2960

500 6,2140

1000 6,9190

5000 8,5390

10000 9,9210

Nilai Rata-Rata Dari Reduksi Variat (Yn)


n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5300 0,5820 0,5882 0,5343 0,5353
30 0,5363 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5400 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5463 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0.5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,560

178
Deviasi Standar Dari Reduksi Variat (Sn)
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0315 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590

50 1,1607 1,1923 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2046 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065

Harga Nilai Koefisien Sweeknes Pada Distribusi Log Person III


Periode Ulang
Tahun
Koefisien 2 5 10 25 50 100 200 1000
Kemencengan (Cs) Peluang (%)
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
3,0 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250

2,5 -0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600


2,2 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200

2,0 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910

1,8 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660

1,6 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990 5,390

1,4 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110

1,2 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820


1,0 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489 4,540

0,9 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395

0,8 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891 3,312 4,250

0,7 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105

0,6 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960


0,5 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815

0,4 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670

0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525


0.2 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380

0,1 -0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235

179
Periode Ulang
Tahun
Koefisien 2 5 10 25 50 100 200 1000
Kemencengan (Cs) Peluang (%)
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090

-0,1 0,017 0,836 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 3,950

-0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810

-0,3 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675


-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540

-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400

-0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1, 880 2,016 2,275

-0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150

-0,8 0,132 0,856 1,166 1,488 1,606 1,733 1,837 2,035


-0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800

-1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625

-1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465

-1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,200 1,216 1,280


-1,8 0,282 0,799 0,945 0,035 1,069 1,089 1,097 1,130

Metode Distribusi Normal - Nilai Variabel Reduksi Gauss


No Periode Ulang (T) Tahun Peluang KT
1. 1,001 0,999 -3,05
2. 1,250 0,800 -0,84
3. 1,670 0,600 -0,25
4. 2,500 0,400 0,25
5. 2,000 0,500 0,00
6. 5,000 0,200 0,84
7. 10,000 0,100 1,24
8. 20,000 0,050 1,64
9. 50,000 0,020 2,05
10. 1000,000 0,010 2,33

180
Nilai Kritis Pada Sebaran Smirnov - Kolomogorof
Probabilitas
n
0,01 0,02 0,05 0,1 0,2
1 1,63000 1,52000 1,36000 1,22000 1,07000
2 1,15258 1,07480 0,96167 0,86267 0,75660
3 0,94108 0,87757 0,78520 0,70437 0,61776
4 0,81500 0,76000 0,68000 0,61000 0,53500
5 0,72896 0,67976 0,60821 0,54560 0,47852
6 0,66544 0,62054 0,55522 0,49806 0,43683
7 0,61608 0,57451 0,51403 0,46112 0,40442
8 0,57629 0,53740 0,48083 0,43134 0,37830
9 0,54333 0,50667 0,45333 0,40667 0,35667
10 0,51545 0,48067 0,43007 0,38580 0,33836
11 0,49146 0,45830 0,41006 0,36784 0,32262
12 0,47054 0,43879 0,39260 0,35218 0,30888
13 0,45208 0,42157 0,37720 0,33837 0,29676
14 0,43564 0,40624 0,36348 0,32606 0,28597
15 0,42086 0,39246 0,35115 0,31500 0,27627
16 0,40750 0,38000 0,34000 0,30500 0,26750
17 0,39533 0,36865 0,32985 0,29589 0,25951
18 0,38419 0,35827 0,32056 0,28756 0,25220
19 0,37395 0,34871 0,31201 0,27989 0,24547
20 0,36448 0,33988 0,30411 0,27280 0,23926
21 0,35570 0,33169 0,29678 0,26623 0,23349
22 0,34752 0,32407 0,28995 0,26010 0,22812
23 0,33988 0,31694 0,28358 0,25439 0,22311
24 0,33272 0,31027 0,27761 0,24903 0,21841

181
Nilai Kritis Pada Sebaran Chi-Square Test
α (alpha)
v
0,995 0,99 0,975 0,95 0,9 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,0000 0,0002 0,0010 0,0039 0,0158 2,7055 3,8415 5,0239 6,6349 7,8794
2 0,0100 0,0201 0,0506 0,1026 0,2107 4,6052 5,9915 7,3778 9,2103 10,5966
3 0,0717 0,1148 0,2158 0,3518 0,5844 6,2514 7,8147 9,3484 11,3449 12,8382
4 0,2070 0,2971 0,4844 0,7107 1,0636 7,7794 9,4877 11,1433 13,2767 14,8603
5 0,4117 0,5543 0,8312 1,1455 1,6103 9,2364 11,0705 12,8325 15,0863 16,7496
6 0,6757 0,8721 1,2373 1,6354 2,2041 10,6446 12,5916 14,4494 16,8119 18,5476
7 0,9893 1,2390 1,6899 2,1673 2,8331 12,0170 14,0671 16,0128 18,4753 20,2777
8 1,3444 1,6465 2,1797 2,7326 3,4895 13,3616 15,5073 17,5345 20,0902 21,9550
9 1,7349 2,0879 2,7004 3,3251 4,1682 14,6837 16,9190 19,0228 21,6660 23,5894
10 2,1559 2,5582 3,2470 3,9403 4,8652 15,9872 18,3070 20,4832 23,2093 25,1882

Tabel Z Distribusi Normal


z 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

-3,5 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002

-3,4 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0002

-3,3 0,0005 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0003

-3,2 0,0007 0,0007 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0005 0,0005 0,0005

-3,1 0,0010 0,0009 0,0009 0,0009 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0007 0,0007

-3,0 0,0013 0,0013 0,0013 0,0012 0,0012 0,0011 0,0011 0,0011 0,0010 0,0010

-2,9 0,0019 0,0018 0,0018 0,0017 0,0016 0,0016 0,0015 0,0015 0,0014 0,0014

-2,8 0,0026 0,0025 0,0024 0,0023 0,0023 0,0022 0,0021 0,0021 0,0020 0,0019

-2,7 0,0035 0,0034 0,0033 0,0032 0,0031 0,0030 0,0029 0,0028 0,0027 0,0026

-2,6 0,0047 0,0045 0,0044 0,0043 0,0041 0,0040 0,0039 0,0038 0,0037 0,0036

-2,5 0,0062 0,0060 0,0059 0,0057 0,0055 0,0054 0,0052 0,0051 0,0049 0,0048

-2,4 0,0082 0,0080 0,0078 0,0075 0,0073 0,0071 0,0069 0,0068 0,0066 0,0064

-2,3 0,0107 0,0104 0,0102 0,0099 0,0096 0,0094 0,0091 0,0089 0,0087 0,0084

-2,2 0,0139 0,0136 0,0132 0,0129 0,0125 0,0122 0,0119 0,0116 0,0113 0,0110

-2,1 0,0179 0,0174 0,0170 0,0166 0,0162 0,0158 0,0154 0,0150 0,0146 0,0143

-2,0 0,0228 0,0222 0,0217 0,0212 0,0207 0,0202 0,0197 0,0192 0,0188 0,0183

-1,9 0,0287 0,0281 0,0274 0,0268 0,0262 0,0256 0,0250 0,0244 0,0239 0,0233

-1,8 0,0359 0,0351 0,0344 0,0336 0,0329 0,0322 0,0314 0,0307 0,0301 0,0294

182
z 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

-1,7 0,0446 0,0436 0,0427 0,0418 0,0409 0,0401 0,0392 0,0384 0,0375 0,0367

-1,6 0,0548 0,0537 0,0526 0,0516 0,0505 0,0495 0,0485 0,0475 0,0465 0,0455

-1,5 0,0668 0,0655 0,0643 0,0630 0,0618 0,0606 0,0594 0,0582 0,0571 0,0559

-1,4 0,0808 0,0793 0,0778 0,0764 0,0749 0,0735 0,0721 0,0708 0,0694 0,0681

-1,3 0,0968 0,0951 0,0934 0,0918 0,0901 0,0885 0,0869 0,0853 0,0838 0,0823

-1,2 0,1151 0,1131 0,1112 0,1093 0,1075 0,1056 0,1038 0,1020 0,1003 0,0985

-1,1 0,1357 0,1335 0,1314 0,1292 0,1271 0,1251 0,1230 0,1210 0,1190 0,1170

-1,0 0,1587 0,1562 0,1539 0,1515 0,1492 0,1469 0,1446 0,1423 0,1401 0,1379

-0,9 0,1841 0,1814 0,1788 0,1762 0,1736 0,1711 0,1685 0,1660 0,1635 0,1611

-0,8 0,2119 0,2090 0,2061 0,2033 0,2005 0,1977 0,1949 0,1922 0,1894 0,1867

-0,7 0,2420 0,2389 0,2358 0,2327 0,2296 0,2266 0,2236 0,2206 0,2177 0,2148

-0,6 0,2743 0,2709 0,2676 0,2643 0,2611 0,2578 0,2546 0,2514 0,2483 0,2451

-0,5 0,3085 0,3050 0,3015 0,2981 0,2946 0,2912 0,2877 0,2843 0,2810 0,2776

-0,4 0,3446 0,3409 0,3372 0,3336 0,3300 0,3264 0,3228 0,3192 0,3156 0,3121

-0,3 0,3821 0,3783 0,3745 0,3707 0,3669 0,3632 0,3594 0,3557 0,3520 0,3483

-0,2 0,4207 0,4168 0,4129 0,4090 0,4052 0,4013 0,3974 0,3936 0,3897 0,3859

-0,1 0,4602 0,4562 0,4522 0,4483 0,4443 0,4404 0,4364 0,4325 0,4286 0,4247

0,0 0,5000 0,4960 0,4920 0,4880 0,4840 0,4801 0,4761 0,4721 0,4681 0,4641

0,0 0,5000 0,5040 0,5080 0,5120 0,5160 0,5199 0,5239 0,5279 0,5319 0,5359

0,1 0,5398 0,5438 0,5478 0,5517 0,5557 0,5596 0,5636 0,5675 0,5714 0,5753

0,2 0,5793 0,5832 0,5871 0,5910 0,5948 0,5987 0,6026 0,6064 0,6103 0,6141

0,3 0,6179 0,6217 0,6255 0,6293 0,6331 0,6368 0,6406 0,6443 0,6480 0,6517

0,4 0,6554 0,6591 0,6628 0,6664 0,6700 0,6736 0,6772 0,6808 0,6844 0,6879

0,5 0,6915 0,6950 0,6985 0,7019 0,7054 0,7088 0,7123 0,7157 0,7190 0,7224

0,6 0,7257 0,7291 0,7324 0,7357 0,7389 0,7422 0,7454 0,7486 0,7517 0,7549

0,7 0,7580 0,7611 0,7642 0,7673 0,7704 0,7734 0,7764 0,7794 0,7823 0,7852

0,8 0,7881 0,7910 0,7939 0,7967 0,7995 0,8023 0,8051 0,8078 0,8106 0,8133

0,9 0,8159 0,8186 0,8212 0,8238 0,8264 0,8289 0,8315 0,8340 0,8365 0,8389

1,0 0,8413 0,8438 0,8461 0,8485 0,8508 0,8531 0,8554 0,8577 0,8599 0,8621

1,1 0,8643 0,8665 0,8686 0,8708 0,8729 0,8749 0,8770 0,8790 0,8810 0,8830

1,2 0,8849 0,8869 0,8888 0,8907 0,8925 0,8944 0,8962 0,8980 0,8997 0,9015

1,3 0,9032 0,9049 0,9066 0,9082 0,9099 0,9115 0,9131 0,9147 0,9162 0,9177

1,4 0,9192 0,9207 0,9222 0,9236 0,9251 0,9265 0,9279 0,9292 0,9306 0,9319

183
z 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

1,5 0,9332 0,9345 0,9357 0,9370 0,9382 0,9394 0,9406 0,9418 0,9429 0,9441

1,6 0,9452 0,9463 0,9474 0,9484 0,9495 0,9505 0,9515 0,9525 0,9535 0,9545

1,7 0,9554 0,9564 0,9573 0,9582 0,9591 0,9599 0,9608 0,9616 0,9625 0,9633

1,8 0,9641 0,9649 0,9656 0,9664 0,9671 0,9678 0,9686 0,9693 0,9699 0,9706

1,9 0,9713 0,9719 0,9726 0,9732 0,9738 0,9744 0,9750 0,9756 0,9761 0,9767

2,0 0,9772 0,9778 0,9783 0,9788 0,9793 0,9798 0,9803 0,9808 0,9812 0,9817

2,1 0,9821 0,9826 0,9830 0,9834 0,9838 0,9842 0,9846 0,9850 0,9854 0,9857

2,2 0,9861 0,9864 0,9868 0,9871 0,9875 0,9878 0,9881 0,9884 0,9887 0,9890

2,3 0,9893 0,9896 0,9898 0,9901 0,9904 0,9906 0,9909 0,9911 0,9913 0,9916

2,4 0,9918 0,9920 0,9922 0,9925 0,9927 0,9929 0,9931 0,9932 0,9934 0,9936

2,5 0,9938 0,9940 0,9941 0,9943 0,9945 0,9946 0,9948 0,9949 0,9951 0,9952

2,6 0,9953 0,9955 0,9956 0,9957 0,9959 0,9960 0,9961 0,9962 0,9963 0,9964

2,7 0,9965 0,9966 0,9967 0,9968 0,9969 0,9970 0,9971 0,9972 0,9973 0,9974

2,8 0,9974 0,9975 0,9976 0,9977 0,9977 0,9978 0,9979 0,9979 0,9980 0,9981

2,9 0,9981 0,9982 0,9982 0,9983 0,9984 0,9984 0,9985 0,9985 0,9986 0,9986

3,0 0,9987 0,9987 0,9987 0,9988 0,9988 0,9989 0,9989 0,9989 0,9990 0,9990

3,1 0,9990 0,9991 0,9991 0,9991 0,9992 0,9992 0,9992 0,9992 0,9993 0,9993

3,2 0,9993 0,9993 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9995 0,9995 0,9995

3,3 0,9995 0,9995 0,9995 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9997

3,4 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9998

3,5 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998 0,9998

Tabel Hubungan Antara Suhu (T) Dengan Ea, W, f(T)


Ea w 1-w
suhu (T) f(T)
(mbar) elevasi 1-250 m
20 23,4 0,68 0,32 14,6
21 24,9 0,7 0,3 14,8
22 26,4 0,71 0,29 15
23 28,1 0,72 0,28 15,2
24 29,8 0,73 0,27 15,4
25 31,7 0,74 0,26 15,7
26 33,6 0,75 0,25 15,9

184
Ea w 1-w
suhu (T) f(T)
(mbar) elevasi 1-250 m
27 35,7 0,76 0,24 16,1
28 37,8 0,77 0,23 16,3
29 40,1 0,78 0,22 16,5
30 42,4 0,78 0,22 16,7
31 44,9 0,79 0,21 17
32 47,6 0,8 0,2 17,2
33 50,3 0,81 0,19 17,5
34 53,2 0,81 0,19 17,7
35 56,2 0,82 0,18 17,9
36 59,4 0,83 0,17 18,1
37 62,8 0,84 0,16 18,3
38 66,3 0,84 0,16 18,5
39 69,9 0,85 0,15 18,7

Tabel Penentuan Nilai Penyinaran Matahari (Ra) berdasarkan letak koordinat


Lintang Utara Lintang Selatan
Bulan
5 4 2 0 2 4 6 8˚ 10˚
Jan 13 14,3 14,7 15 15,3 15,5 15,8 16,1 16,1
Feb 14 15 15,3 15,5 15,7 15,8 16 16,1 16
Mar 15 15,5 15,6 15,7 15,7 15,6 15,6 15,5 15,3
Apr 15,1 15,5 15,3 15,3 15,1 14,9 14,7 14,4 14
May 15,3 14,9 14,6 14,4 14,1 13,8 13,4 13,1 12,6
Jun 15 14,4 14,2 13,9 13,5 13,2 12,8 12,4 12,6
Jul 15,1 14,6 14,3 14,1 13,7 13,4 13,1 12,7 11,8
Aug 15,3 15,1 14,9 14,8 14,5 14,3 14 13,7 12,2
Sep 15,1 15,3 15,3 15,3 15,2 15,1 15 14,9 13,3
Oct 15,7 15,1 15,3 15,3 15,5 15,6 15,7 15,8 14,6
Nov 14,8 14,5 14,8 15,1 15,3 15,5 15,8 16 15,6
Dec 14,6 14,1 14,4 14,8 15,1 15,4 15,7 16 16

185
Tabel Faktor Koreksi Penman

Faktor Koreksi
Bulan
Penman Blaney-Criddle
Jan 1,10 0,80
Feb 1,10 0,80
Mar 1,00 0,75
Apr 1,00 0,75
May 0,95 0,70
Jun 0,95 0,70
Jul 1,00 0,75
Aug 1,00 0,75
Sep 1,10 0,80
Oct 1,10 0,80
Nov 1,15 0,83
Dec 1,15 0,83

186

Anda mungkin juga menyukai