Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI POMPA PADA SISTEM

PENYALIRAN TAMBANG BAWAH TANAH DI


PT. CIBALIUNG SUMBER DAYA, PROVINSI
BANTEN
Anton Yudi Umsini Putra1), Ariyanto1)
1)
Mahasiswa Magister Teknik Pertambangan UPN ”Veteran” Yogyakarta,
e-mail : antonyudi.umsiniputra@yahoo.com

Abstrak
Dalam menunjang jalannya aktivitas penambangan, maka harus disesuaikan dengan sistem penyaliran
tambangnya, sehingga berbagai infrastruktur dibuat untuk mengendalikan air yang mengalir di area penambangan,
khususnya di dalam lubang bukaan. Sistem penanganan air di daerah ini lebih diprhatikan karena berhubungan
langsung dengan aktivitas penambangan yang selalu bersifat mobile (bergerak) dan curah hujan yang tinggi di daerah
PT. CSD, sehingga level debit air yang keluar harus harus berimbang dengan debit air yang masuk ke dalam tambang.
Pompa yang sesuai adalah Centrifugal Pump, pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam
pompa. Air yang masuk akan di putar oleh impiller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan di lemparkan dengan
kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini banyak digunakan di tambang, karena dapat melayani air
yang berlumpur, kapasitasnya besar, dan perawatannya lebih mudah.
Metodologi pada penelitian, alat dan bahan, tahapan penelitian, analisis data, hambatan penelitian,
penyusunan laporan.
Sistem penyaliran tambang yang diterapkan pada daerah blok Cibitung PT. Cibaliung Sumber Daya adalah
mine dewatering dengan menggunakan 2 pompa utama yang memompa ke permukaan (surface), dan 3 pompa
pembantu yang menyuplai ke pompa utama. Spesifikasi pompa utama yang digunakan adalah jenis TF 086 dan TF
104, sedangkan pompa pembantu yang digunakan adalah wilden T15 dan gawa.
Pada area CBT_1116, debit air yang masuk pada area CBT_1116 lebih besar di bandingkan dengan spek
pompa wilden yang di gunakan. Dimana ada selisih antara Q masuk dan Q pompa sebesar 1,78 l/d. Hal ini yang
menyebabkan daerah CBT_1116 mengalami banjir. SUMP CUDDY 8, air yang masuk ke sump cuddy berasal dari 2
pompa wilden yang berada di CBT_1116 dan CBT_CX_3_1061 dan dari rembesan atas dan rembesan samping yang
berada di sepanjang jalur Dicline yang di alirkan melaui paritan, di area ini tidak mengalami masalah atau banjir,
dikarenakan pompa yang digunakan sudah dapat mengatasi air yang masuk ke dalam sump cuddy. DICLINE, di area
dicline Q masuk dan Q pompa mengalami selisih yang cukup besar yaitu 4 l/d, dikarenakan tidak optimalnya pompa
gawa yang digunakan. Hal inilah yang menyebabkan area ini mengalami banjir. XC_6_1016_CBT, di area ini juga
mengalami masalah yang sama dengan area Dicline. Dimana area ini terjadi selisih Q masuk dan Q pompa sebesar
0,5679 l/d.

Kata Kunci : Sistem Penyaliran, Pompa, Debit Air, Bocoran dan Rembesan

I. Pendahuluan Klasifikasi, Ekstraksi (Leaching) dan yang


Dalam melakukan kegiatan terakhir Recovery yang akan membentuk Dore
penambangan emas, PT. Cibaliung Sumber Bullion. Rencana produksi bijih PT.
Daya (CSD) menggunakan sistem Cibaliung : 220.000 Ton/tahun dari vein”ore
penambangan bawah tanah (underground shoots”Cikoneng dan Cibitung dengan Decline
mining) dengan metode penambangan gali dan access melalui Cikoneng Portal.
isi (cut and fill). PT. Cibaliung Sumber Daya Dalam menunjang jalannya aktivitas
menggunakan sistem tambang bawah tanah penambangan, maka harus di sesuaikan dengan
(underground mine). Kegiatan umum pada sistem penyaliran tambangnya, sehingga
tambang bawah tanah diawali dengan berbagai infrastruktur dibuat untuk
pembuatan lubang bukaan Development, yang mengendalikan air yang mengalir di area
dilanjutkan dengan Peledakan (Blasting), penambangan, khususnya di dalam lubang
Pembersihan (Scalling), Penyanggaan bukaan. Sistem penanganan air di daerah ini
(Supporting), Pemuatan dan Pengangkutan lebih diprhatikan karena berhubungan
(Mucking dan Transporting) dan Pengisian langsung dengan aktivitas penambangan yang
Lombong (Back Filling). Setelah bijih di selalu bersifat mobile (bergerak) dan curah
angkut ke tempat peremukan (Crushing) atau hujan yang tinggi di daerah PT. Cibaliung
ke tempat penampungan (Stockpile) maka Sumber Daya, sehingga level debit air yang
selanjutnya akan melalui proses pengolahan keluar harus harus berimbang dengan debit air
yaitu Peremukan (Crushing), Penggerusan yang masuk ke dalam tambang.
(Grinding), Pemisahan (Screening),

215
sungai dan akhirnya ke laut. Besarnya
komponen-komponen daur hidrologi sangat
II. Metodologi berbeda-beda dari satu ke lain daerah.
a. Daur Hidrologi Beberapa daerah mempunyai curah hujan yang
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah kecil tetapi mudah menimbulkan banjir pada
3
1,3-1,4 milyard km air: 97,5% adalah air laut, permukaan, menaikkan tingkat kelembaban
1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di dan mudah merembes ke massa tanah yang
daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah
dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap lebih dalam. Bagian daur hidrologi yang
di udara. air di bumi ini mengulangi terus berhubungan dengan presipitasi pada massa
menerus sirkulasi – penguapan, presipitasi dan tanah pada dasarnya mempuyai 3 komponen
pengaliran keluar (outflow). Air menguap ke utama :
udara dari permukaan tanah dan laut, berubah
menjadi awan sesudah melalui beberapa proses 1. Infiltrasi ke dalam tanah dan perkolasi ke
dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke tingkat yang lebih dalam di dalam tanah yang
permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba di menghasilkan penyimpanan air tanah.
permukaan bumi sebagian langsung menguap
ke udara dan sebagian tiba di permukaan bumi. 2 . Limpasan air permukaan dan aliran bawah
Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan tanah ke sungai-sungai.
permukaan bumi mencapai permukaan tanah. 3. Penguapan dari tanah dan oleh tanaman.
Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan
dimana sebagian akan menguap dan sebagian
lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-
dahan ke permukaan tanah.
Sebagian air hujan yang tiba di
permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah
(infiltrasi). Bagian lain yang merupakan
kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk
permukaan tanah, kemudian mengalir ke
daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-
sungai dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir
air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam
perjalan ke laut sebagian akan menguap, dan
kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke Gambar. Siklus hidrologi (www.uwsp.edu)
dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-
sungai (disebut aliran intra = interflow). Tetapi b. Curah hujan
sebagian akan tersimpan sebagai air tanah Pada sistem tambang bawah tanah,
(groundwater) yang akan keluar sedikit demi pemilihan suatu sistem penyaliran sedikit
sedikit dalam jangka waktu yang lama ke dipengaruhi oleh curah hujan, berbeda bila
permukaan tanah d daerah-daerah yang rendah dibandingkan dengan sistem tambang terbuka
(groundwater runoff = limpasan air tanah). yang lebih dipengaruhi oleh besar kecilnya
Jadi sungai itu mengumpulka 3 jenis curah hujan. Sebagian uap air yang
air limpasan, yakni limpasan permukaan terkondensasi dan jatuh ke bumi atau yang
(surface runoff), aliran intra (interflow) dan disebut presipitasi (berbentuk hujan, salju ,es
limpasan air tanah (groundwater runoff) yang dan embun) akan meresap masuk ke dalam
akhirnya akan mengalir ke laut. Singkatnya tanah. Sedangkan sebagian mengisi lekuk-
ialah : uap dari laut dihembus ke atas daratan lekuk permukaan tanah kemudian mengalir ke
(kecuali bagian yang telah jatuh sebagai daerah yang rendah. Air hujan yang
presipitasi ke laut), jatuh ke daratan sebagai mempengaruhi secara langsung sistem
presipitasi (sebagian jatuh langsung ke sungai- penyaliran adalah air hujan yang mengalir pada
sungai dan mengalit langsung ke laut). permukaan tanah ditambah dengan sejumlah
Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di air yang keluar dari proses infiltrasi.
daratan menguap dan meningkatkan kadar uap Dalam menentukan jumlah rata-rata
di atas daratan. Bagian yang lain mengalir ke presipitasi pada beberapa bagian permukaan
bumi maka faktor-faktor berikut ini, disamping
sirkulasi uap air, adalah penting dalam
mengendalikan keragaman ruang presipitasi:
1. Garis lintang.

216
2. Ketinggian tempat. mempengaruhi infiltrasi antara lain ialah :
3. Jarak dari sumber-sumber air. dalamnya genangan diatas permukaan tanah
4. Posisi di dalam dan ukuran massa tanah. dantebal lapisan jenuh, kelembaban tanah,
5. Hubungan dengan deretan gunung. penyumbatan ruang antara padatan didalam
Untuk banyak tujuan 4 unsur berikut tanah oleh bahan yang halus, pemampatan oleh
ini mencirikan presipitasi yang jatuh pada suatu manusia atau hewan, struktur tanah, vegetasi
titik : dan udara yang terdapat di dalam tanah.
1. Intensitas : jumlah presipitasi yang jatuh pada d. Limpasan
saat tertentu (mm/mnt, cm/jam). Limpasan adalah bagian presipitasi
2. Lama hujan : periode presipitasi jatuh (mnt, (juga kontribusi air permukaan dan bawah
jam, dll). permukaan) yang terdiri atas gerakan gravitasi
3. Frekuensi : ini mengacu pada harapan bahwa air dan nampak pada saluran permukaan dari
suatu presipitasi tertentu akan jatuh pada suatu bentuk permanen maupun terputus-putus.
saat tertentu. Macam-macam limpasan:
4. Luas areal : luas areal dengan suatu curah  Limpasan permukaan : bagian limpasan yang
hujan yang dapat dianggap sama. melintang di atas permukaan tanah menuju
Data curah hujan yang akan dianalisa saluran sungai.
adalah besar curah hujan harian maksimum  Limpasan bawah permukaan : limpasan ini
dalam satu tahun selama 10 – 20 tahun. Angka merupakan sebagian dari limpasan permukaan
tersebut merupakan data kadar (data mentah yang disebabkan oleh bagian presipitasi yang
yang tidak dapat digunakan langsung untuk berinfiltrasi ke tanah permukaan dan bergerak
perhitungan). secara lateral melalui horizon-horizon tanah
Data curah hujan harus data lengkap bagian atas ke dalam tanah.
dalam arti tidak boleh hilang dan data harus Penggambaran hubungan antara
homogen dan konsisten. Pengolahan dilakukan presipitasi (P), penguapan (E), limpasan (R),
dengan metode Gumbels yang didasarkan atas dan perubahan penyimpangan (dS) adalah
distribusi normal. Beranggapan bahwa sebagai berikut
distribusi variabel-variabel hidrologi tidak P = E + R . dS
terbatas, maka harus digunakan harga-harga Besarnya air limpasan adalah besarnya

terbesar (harga maksimum) curah hujan dikurangi dengan besarnya
Periode Ulang Hujan(PUH)
penyimpangan dan penguapan. Besarnya air
Adalah periode yang menyatakan kemungkinan limpasan tergantung pada banyak faktor antara
terjadi tinggi hujan yang sama dengan lain jenis presipitasi yaitu air hujan atau air
intensitas yang sama dalam satu kali periode salju, intensitas curah hujan, lamanya hujan,
ulang yang ditetapkan. distribusi curah hujan dalam daerah penyaliran,
Penentuan PUH berhubungan dengan faktor arah pergerakan curah hujan. Faktor yang
resiko dalam perencanaan tambang.Setelah paling berpengaruh adalah kondisi penggunaan
PUH ditetapkan maka dapat dibaca nilai lahan dan kemiringan atau perbedaan
extreme dari hujan harian berdasarkan garis ketinggian daerah hulu dan hilirnya.
regresi yang telah dibuat.Selanjutnya dapat Penentuan besarnya air limpasan maksimum
digunakan untuk rancangan intensitas curah ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Q =
hujan. Jika angka tersebut dikorelasikan 0,278 . C . I . A
dengan durasi maka dapat dihitung intensitas Keterangan :
c. Infiltrasi Q = debit air, m3/dt
Infiltrasi adalah proses merembesnya C = koefesien limpasan
air ke dalam tanah. Kapasitas infiltrasi air I = intensitas curah hujan, mm/jam
hujan dari permukaan ke dalam tanah sangat A = luas penangkap hujan, km2 Koefesien
bervariasi yang tergantung pada kondisi tanah limpasan (C) adalah bilangan yang menunjukan
pada saat ini. Disamping itu infiltrasi dapat perbandingan antara besar air limpasan
berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah terhadap besarnya curah hujan. Adapun cara
hujan. Kecepatan infiltrasi semacam ini disebut menentukan koefesien limpasan adalah:
laju infiltrasi. Sedangkan laju infiltrasi a. Tentukan curah hujan rata-rata dalam suatu
maksimum yang terjadi pada kondisi tertentu daerah.
disebut kapasitas infiltrasi. Faktor-faktor yang
217
b. Ubah nilai curah hujan dalam dalam tambang yang harus
satuan mm/tahun. dikeluarkan.
c. Hitung jumlah air yang mengalir pada tahun t, Tujuan penyaliran tambang adalah :
dengan cara mencatat rata-rata debit bulanan. 
Mencegah terjadinya korosi pada peralatan
tambang.
Hitung volume total curah hujan dalam 
Mencegah terjadinya akumulasi (genangan) air di
tangkapan hujan dengan cara mengalikan luas dalam tambang.
area yaitu : 
Volume = 1000 . A
Menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman
di dalam tambang.
P = Jumlah curah hujan, mm/tahun. Secara hidrologi air dibawah
A = Luas area, m2. permukaan tanah dapat dibedakan menjadi air
Sehingga koefesien limpasan (C) adalah: pada daerah tak jenuh dan air pada daerah
d. 86400. Q
jenuh. Daerah tidak jenuh air umumnya
=
terdapat pada bagian teratas dari lapisan tanah
dan dicirikan oleh gabungan tiga fasa, yaitu :
P/100. A

Keterangan : 
C = koefesien limpasan. Fase padat (material atau butiran padatan).
Q = debit air per bulan , m3/detik. 
Fase cair ( air adsorbsi, air kapiler dan air
P = curah hujan rata-rata selama 1 infiltrasi).
tahun. 
Fase gas.
A= luas area, m2. Daerah ini dipisahkan dari daerah
Waktu terkumpulnya air dihitung jenuh air oleh jaringan kapiler.Daerah jenuh
dengan menggunakan rumus Kirpich : merupakan bagian dibawah zona tak jenuh.Air
tc = 0,0195 . L0,77 . S- yang terdapat pada zona atau daerah jenuh
0,382 Keterangan : inilah yang disebut “Ground Water”.
tc = waktu terkumpulnya air, menit.
L = jarak titik terjauh sampai Air Bawah Permukaan
tempat berkumpulnya a. Air Tanah dalam Batuan
air, m. Akumulasi air dan kapasitas transport
S= beda ketinggian. dari suatu formasi ditentukan oleh porositas.
Faktor yang mempengaruhi limpasan dapat Porositas adalah sebagai perbandingan
dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: volume pori-pori terhadap volume total.
Faktor Meteorologi dan faktor fisik Ada dua jenis porositas yaitu :
daerah pengaliran.Yang termasuk dalam faktor 
Porositas primer, yaitu porositas yang telah
Meteorologi adalah : jenis presipitasi, ada pada waktu pembentukan dan konsolidasi
intensitas curah hujan, lama hujan, distribusi batuan.

Porositas sekunder, yaitu porositas yang
curah hujan, kelembaban tanah suhu dan dihasilkan dari tekanan tektonik yang
angin. Sedangkan yang termasuk faktor fisik menyebabkan retakan dan saluran-saluran
daerah pengaliran adalah : luas daerah, tata karena pelarutan yang membentuk jalur-jalur
guna lahan, keadaan topografi, jenis tanah dan aliran.
saluran penirisan Porositas menentukan kapasitas
e. Sistem penyaliran memuat atau mengantarkan air (permeable)
Pengertian penyaliran adalah suatu dari suatu formasi batuan.Batuan vulkanik
usaha untuk mencegah, mengeringkan dan mempunyai porositas primer yang sangat
mengeluarkan air yang menggenangi suatu rendah, tetapi rekahan-rekahan dan joint serta
daerah tertentu. Penirisan tambang adalah bidang-bidang perlapisan adalah saluran utama
penirisan yang diterapkan didaerah dari gerakan air pada zona ini. Permeabilitas
penambangan yang bertujuan untuk mencegah akan sangat ditentukan dan tergantung pada
masuknya air atau mengeluarkan air yang tingkat keretakannya
telah masuk menggenangi daerah b. Kualitas Air
penambangan Dinyatakan dalam istilah kuantitas
yang dapat mengganggu aktivitas dan jenis-jenis garam yang larut didalamnya.
penambangan. Sistem penyaliran yang ada Pentingnya faktor-faktor tersebut karena
dilokasi tambang bawah tanah (Underground alasan sebagai berikut :
Mining) dilaksanakan karena akumulasi air di

21
8
 Air ini merupakan air baru yang
Kerusakan pada peralatan penyaliran karena korosi. ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari
 kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini
Efek yang merugikan pada peralatan tambang.
dibagi lagi menurut sumber spesifiknya ke

Kerusakan pada sistem penyangga dalam tambang. dalam :
 a. air magmatik.
Dari aspek lingkungan dengan memompakan b. air gunung api dan air kosmik (yang
sejumlah besar air ke sistem penyaliran umum dibawa oleh meteor).
daerah tersebut.
Pada umumnya korosi bertambah dengan 3. Air diremajakan (rejuvenated).
berkurangnya nilai pH dan bila pH turun < 6,5 Air yang untuk sementara waktu telah
sebaiknya dilakukan penyelidikan. dikeluarkan dari daur hidrologi oleh
c. Sumber Air Tanah pelapukan, namun ke daur lagi dengan proses-
Hampir semua air tanah adalah proses metamorfisme, pemadatan atau proses-
dibentuk dari presipitasi. Air yang terdapat proses yang serupa.
dalam batuan selama pembentukannya dan 4. Air konat
terjebak didalamnya sering berkadar garam Air yang dijebak pada beberapa batuan
tinggi. Presipitasi air menjadi air tanah dengan sedimen atau gunung pada saat asal mulanya.
infiltrasi dan perkolasi dan mengisi kembali air Air tersebut biasanya sangat termineralisasi
tanah yang ada didaerah dimana muka air dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi dari
tanahnya tinggi. Tanah yang permeabilitasnya pada air laut.
tinggi dan batuan kartstik cenderung Air tanah ditemukan pada formasi
mempunyai laju pengisian kembali yang geologi permeabel (tembus air) yang dikenal
tinggi. Di daerah dimana muka air tanah sangat dengan akifer (juga disebut reservoir air tanah,
dalam (puluhan meter), sedikit atau tak ada formasi pengikat air, dasar-dasar yang tembus
pengisian yang dapat diharapkan dengan cara air) yang merupakan formasi pengikat air yang
perkolasi secara langsung. Didaerah seperti ini memungkinkan jumlah air yang cukup besar
rembesan dari danau-danau dan sungai-sungai untuk bergerak melaluinya pada kondisi
dalah satu-satunya sumber pengisian kembali lapangan yang biasa. Air tanah juga ditemukan
air. Daerah-daerah oleh aliran bawah tanah pada akiklud (atau dasar semi permeabel) yang
melalui akifer-akifer yang sangat poros. mengandung air tetapi tidak mampu
Air tanah Lebih dari 98 % dari semua memindahkan jumlah air yang nyata (seperti
air di atas bumi tersembunyi di bawah tanah liat). Kondisi alami dan distribusi akifer,
permukaan dalam pori-pori batuan dan bahan- akiklud dan akuitard dikendalikan oleh
bahan butiran. Dua persen sisanya adalah apa lithologi, stratigraphi dan struktur dari materi
yang kita lihat di danau, sungai dan reservoir). simpanan geologi dan formasi. Lithologi
Jumlah air tanah yang besar memerankan merupakan susunan phisik dari simpanan
peranan penting dalam sirkulasi air alami. geologi. Susunan ini termasuk komponen
Asal-muasal air tanah juga dipergunakan mineral, ukuran buitr, dan kumpulan butir
sebagai konsep dalam mengggolongkan air (grain packing) yang terbentuk dari
tanah ke dalam 4 macam yang jelas, yaitu 1. sedimentasi atau batuan yang menampilkan
Air meteorik sistem geologi. Stratigrafi menjelaskan
Air ini berasal dari atmosfer dan hubungan geometris dan umur antara macam-
mencapai mintakat kejenuhan baik secara macam lensa, dasar dan formasi dalam geologi
langsung maupun tidak langsung dengan : sistem dari asal terjadinya sedimentasi. Bentuk
a. Secara langsung oleh infiltrasi struktur seperti pecahan, retakan, lipatan dan
pada permukaan tanah patahan merupakan sifat-sifat geometrik dari
sistem geologi yang dihasilkan oleh perubahan
b. Secara tidak langsung oleh perembesan
influen (dimana kemiringan muka air bentuk (deformasi) akibat proses penyimpanan
tanah menyusup di bawah aras air (deposisi) dan proses kristalisasi dari batuan.
permukaan kebalikan dari efluen) dari Pada simpanan yang belum terkonsolidasi
danau, sungai, saluran buatan dan lautan. (unconsolidated deposits) lithologi dan
c. Secara langsung dengan cara kondensasi stratigraphi merupakan pengendali yang paling
uap air (dapat diabaikan) penting.
2. Air juvenil Ada tiga tipe akifer utama :

219
1. Akifer tidak tertekan total pompa yang harus disediakan untuk
Akifer ini (disebut juga bebas, freatik mengalirkan cairan atau fluida seperti yang
atau non-artesis) batas-batas atasnya adalah direncanakan dapat ditentukan dari kondisi
muka air tanah. Kelengkungan dan kedalaman instalasi pipa yang akan dilayani oleh pompa.
muka air tanah beragam tergantung pada Pompa berfungsi untuk
kondisi-kondisi permukaa, luas pengisian mengeluarkan air dalam tambang. Sesuai
kembali, debit, pemompaan dari sumur, dengan prisnsipnya, pompa di bedakan atas :
permeabilitas, dan lain-lain. 1. Reciprocating Pump
Bekerja berdasarkan torak maju
mundur secara horizontal di dalam
2. Akifer tertekan selinder.Keuntungan jenis ini adalah efisien
Akifer ini disebut juga akifer artesis untuk kapasitas kecil dan umumnya dapat
atau akifer tekanan dimana air tanah tertutup mengatasi kebutuhan energi (julang) yang
antara dua strata yang relatif kedap air. Airnya tenggi.Kerugiannya adalah beban yang berat
ada di bawah tekanan dan bagian atasnya serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis
dibatasi oleh permukaan piezometrik. Jika ini kurang sesuai untuk air berlumpur karena
suatu sumur dimasukan dalam akifer ini, aras katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu
air akan naik sampai aras piezometrik dan akan jenis pompa ini kurang sesuai digunakan untuk
membentuk suatu sumur yang mengalir. tambang.
3. Akifer melayang 2. Centrifugal Pump
Akifer ini merupakan kasus khusus Pompa ini bekerja berdasarkan putaran
dari akifer terbatas yang terjadi dimana tubuh impeller di dalam pompa. Air yang masuk
utama air tanah oleh stratum yang relatif akan di putar oleh impiller, akibat gaya
terdapat air dengan luas yang kecil. sentrifugal yang terjadi air akan di lemparkan
4. Akifer semi tertekan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran
Akifer ini merupakan kasus khusus pompa. Pompa jenis ini banyak digunakan di
akifer bertekanan yang dibatasi oleh lapisan- tambang, karena dapat melayani air yang

lapisan semi-permeabel. berlumpur, kapasitasnya besar, dan
Beberapa parameter akifer :
perawatannya lebih mudah.
1. Koefesien simpanan
3. Axial Pump
Koefesien simpanan diberi batas
Pada pompa axial, zat cair mengalir
sebagai volume air yang akan dilepaskan (atau
pada arah axial (sejajar poros) melalui
diambil) oleh akifer ke dalam simpanan
kipas.Umumnya bentuk kipas menyerupai
persatuan luas permukaan akifer dan per satuan
baling-baling kapal.Pompa ini digunakan
perubahan tinggi.
untuk julang yang rendah.
2. Permeabilitas
Dalam pemompaan di kenal istilah
Merupakan suatu ukuran kemudahan
aliran melalui suatu media porous. julang (head), yaitu energi yang diperlukan
untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi
Permeabilitas selain ditentukan oleh
tertentu. Semakin besar debit air yang
karakteristik mineral yang membentuk akifer
juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti dipompa, maka head juga akan semakin besar.
temperatur, udara, komposisi ion dalam air. Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah

Debit air tanah air seperti yang di rencanakan dapat di
Disamping parameter-parameter lain, tentukan dari kondisi instilasi yang akan di
permeabilitas merupakan salah satu parameter layani oleh pompa tersebut. Hs (Static
yang perlu diperhitungkan. Secara umum Head)adalah energi yang diakibatkan karena
permeabilitas dapat diartikan sebagai adanya perbedaan tinggi antara permukaan
kemampuan suatu fluida bergerak melalui fluida dengan pusat pompa.Static head terdiri
rongga pori massa batuan. dari 2 jenis yaitu :1 . Static Suction Lift
(SL) Adalah jarak pusat pompa dengan
Pompa dan Pemipaan permukaan fluida yang akan dihisap,dimana
Untuk mengalirkan cairan atau posisi pompa lebih tinggi daripada permukaan
fluida dari suatu tempat ke tempat lain, maka fluida. 2. Static Suction Head (SH)
pompa harus mengatasi sejumlah head. Head Adalah jarak pusat Pompa dengan permukaan
fluida yang akan dialirkan, dimana posisi
220
pompa lebih rendah daripada permukaan Merupakan upaya untuk
fluida. Sihingga julang total pompa dapat di mencengahmasuknyaairkedaerah
tuliskan sebagai berikut : penambangan. Hal ini umumnya dilakukan
V² untuk penanganaan air tanah dan air yang
= hs + hp + Hf
2
berasal dari sumber air permukaan. Cara yang
Keterangan : biasa digunakan untuk mencengah air
h = head total pompa (m) permukaan adalah dengan membuat
hs = head statis pompa (m) saluran/paritan sekeliling tambang atau lantai
hp = beda head tekanan pada head kedua jenjang. Untuk air tanah dapat di cengah
permukaan air (m) dengan menggunakan beberapa metode
hf = head untuk mengatasi berbagai hambatan pada penyaliran antara lain :
pompa dan pipa (m), meliputi head gesekan a. Metode Siemens
pipa , serta head belokan dll. Pada setiap jenjang dari
V²/2g = head kecepatan m kegiatan penambangan dipasang pipa ukuran
Perhitungan bebagai julang pada pemompaan : 8 inch, di setiap pipa tersebut pada bagian
a) Head statis (hs) ujung bawah diberi lubang-lubang, pipa yang
hs = h2- h1 berlubang ini berhubungan dengan air tanah,
Keterangan : h1 = elevasi sisi isap (m) sehingga di pipa bagian bawah akan terkumpul
h2 = elevasi sisi keluar (m) air, yang selanjutnya dipompa ke atas secara
b) Head tekanan (hp) seri dan selanjutnya dibuang.
hp = h p2 - h p1 b. Metode Elektro Osmosis
Keterangan : hp1 = julang tekanan pada sisi Bilamana lapisan tanah terdiri dari
isap tanah lempung, maka pemompaan sangat sulit
hp2 = julang tekanan pada sisi keluaran diterapkan karena adanya efek kapilaritas yang
c) Head gesekan (hf) disebabkan oleh sifat dari tanah lempung itu
LV²
sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
1=f.
2Dg
diperlukan cara elektro osmosis. Pada metode
keterangan : f = koefisien gesekan ( tampa ini digunakan batang anoda serta katoda. Bila
elemen-elemen ini dialiri listrik, maka air pori
satuan )
yang terkandung dalam batuan akan mengalir
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
menuju katoda (lubang sumur) yang kemudian
L = panjang pipa (m)
terkumpul dan dipompa keluar.
D = diameter pipa (m)
c. Metode kombinasi dengan lubang bukaan
g = kecepatan gravitasi bumi ( m/detik)
bawah tanah
atau dapat juga menggukan persamaan sebagai
Dilakukan dengan membuat lubang
berikut :
bukaan mendatar didalam tanah guna

menampung aliran air dari permukaan.
= HST + HDV = H0 + 2 Beberapa lubang sumur dibuat untuk
Keterangan : menyalurkan air permukaan kedalam
HT = Head total pompa (m) terowongan bawah tanah tersebut. Cara ini
H ST = Head statis total (m) cukup efektif karena air akan mengalir sendiri
HO = Merupakan perbedaan tinggi antara akibat pengaruh gravitasi sehingga tidak
muka air disisi keluar dengan di sisi memerlukan pompa.
isap. Tanda (+) dipakai apabila muka 2.Mine dewantering
air disisi keluar lebih tinggi dari Merupakan upaya untuk mengeluarkan
pada sisi isap (m) air yang telah masuk ke daerah penambangan.
H DV =Head dinamis, merupakan Upaya ini terutama untuk menangani air yang
penjumlahan dari berbagai head berasal dari air hujan. Beberapa metode
kerugian. penyaliran mine dewantering adalah sebagai
Cara Pengendalian/Penyaliran berikut :
a. Sistem sumuran (sump)
Penanganan masalah air dalam tambang dapat Sistem ini diterapkan untuk membuang
di bedakan menjadi dua yaitu : air yang telah masuk ke daerah
1. Mine drainage

221
penambangan.Air di kumpulkan pada sumuran pemboran. Air tanah merupakan air yang paling
(sump), kemudian di pompa keluar keluar. banyak masuk ke area tambang dikarenakan
b. Sistem paritan banyaknya keterdapatan kekar pada batuan.
Penyaliran dengan cara paritan ini Untuk mengatasi air yang masuk
merupakan cara yang paling mudah dengan kedalam tambang, maka dibuatlah sistem
perbuatan paritan (saluran)pada lokasi penyaliran tambang. Hal ini digunakan untuk
penambangan. Pembuatan paritan ini bertujuan mengatasi air tanah yang tergenang di daerah
untuk menampung air limpasan yang yang Penambangan atau Heading agar daerah
menujuh lokasi penambangan. Air air limpasan penambangan dapat aman bagi para pekerja. Dari
akan masuk ke saluran-saluran yang di alirkan ke hasil peninjauan yang dilakukan di Cibitung ada
suatu kolam penampung atau di buang langsung kondisi kerja yang masih terlalu berlumpur dan
ketempat pembuangan dengan memanfaatkan ada yang sampai banjir, sehingga mempersulit
gaya gravitasi. para pekerja untuk melakukan aktivitas
III. Hasil dan Pembahasan penambangan.
Hasil
Sistem penyaliran tambang yang
diterapkan pada daerah blok Cibitung PT.
Cibaliung Sumber Daya adalah mine dewatering
dengan menggunakan 2 pompa utama yang
memompa ke permukaan (surface), dan 3 pompa
pembantu yang menyuplai ke pompa utama.
Spesifikasi pompa utama yang digunakan adalah
jenis TF 086 dan TF 104, sedangkan pompa
pembantu yang digunakan adalah wilden T15
dan gawa.
Sistem Penambangan Gambar. Banjir di daerah Dicline
Pada penambangan emas yang dikelola Kajian Sistem Penyaliran.
oleh PT. Cibaliung Sumber Daya. Sistem Sistem penyaliran tambang di PT.
penambangan yang diterapkan adalah sistem Cibaliung Sumber Daya menggunakan motode
penambangan bawah tanah dan metode yang Mine dewatering. Yaitu air yang ada pada
digunakan adalah Cut and Fill yaitu Heading dan Decline dipompa ke Sump Cuddy
penambangan yang diikuti oleh penyanggaan kemudian dari Sump Cuddy di Pompa ke Pump
serta pengisian butiran atau waste pada bekas Station (Truflo) dan dari Pump Station di pompa
lubang penggalian. Adapun kegiatan ke luar ke permukaan. Pompa yang digunakan
penambangan yang dilakukan disini adalah adalah Pompa pneumatik dan pompa listrik KW
pembuatan lubang-lubang bukaan, penggalian 11. Pompa angin dapat memompa debit air 6
ore, pengangkutan dan pemuatan serta liter/detik dan pompa listrik yang 11 KW dengan
pengolahan dan reklamasi. Selain itu ada sarana kapasitas pompa 10 liter/detik .
penunjang penambangan, yaitu : Pompa
penyanggaan, ventilasi tambang, dan penyaliran Pemompaan dilakukan karena air yang
tambang. berada pada Decline dan Heading tidak dapat
Peninjauan sistem penyaliran yang dialirkan dengan memanfaatkan gravitasi
diterapakan di Cibitung dilakukan dengan sehingga untuk mengalirkan air yang ada pada
memperhatian daerah penambangan, koefesien Heading harus dilakukan pemompaan. Analisis
limpasan dan debit limpasan, sehingga dapat yang dilakukan berkaitan dengan spesifikasi
digunakan untuk mengkaji kembali sistem Pompa untuk mengalirkan air yang berada pada
penyaliran yang telah ada. Decline dan Heading.
Kondisi Daerah Penambangan. Spesifikasi pompa yang di gunakan adalah
Pada kegiatan penambangan di Cikoneng sebagai berikut :
dan Cibitung keberadaan penyaliran sangat Tabel 4.1 data spesifikasi pompa
penting. Dikarenakan air yang masuk ke dalam
area tambang sangat melimpah. Air yang masuk
ke dalam area tambang berasal dari air hujan, air
tanah, air filling dan air 222
Tipe Pompa Kecepatan Aliran Head Pompa Diameter Pipa Tipe dan Lokasi Wakktu Pengambilan Sampel
Truflo 86 14 L/Second 360 m 6 inch
Pompa I II III IV V
Truflo 104 20 L/Second 240 m 5 inch Truflo 86 MB. 9 1.61 1.44 1.67 1.2 1.35
Gawa pump 11 kw 10 L/Second 25 m 4 inch
Wilden T15 6 L/Second 15 m 3 inch
Truflo 104 XC_5 1.27 1.20 1 1.17 1.4

Luasan Area Banjir


Tabel. data pengukuran area yang di genangi air
Lokasi Panjang Lebar Tinggi Tinggi air Luas Area Luas Area
(m) (m) (m) (cm) ( ) Banjir ( )
1116 8,3 5 5 55 207,5 22,8
Dicline 9,2 4,2 4,8 70 199,9 27,1
CX_6 1016 6,1 5 5 25 152,5 7,6
Sump cuddy 1,5 1,5 1 46 2,25 1,04

Gambar.Wilden pump sedang beroperasi di 1116


Pembahasan
Cibitung Hasil analisa dan perhitungan untuk
mendapatkan nilai Q dan pompa yang sesuai
Debit Air Di Semua Area untuk mengatasi air yang masuk pada blok
Alat – alat yang digunakan adalah sebagai Cibitung dengan menghitung Q yang masuk
berikut

: dan Q yang keluar.
Wadah 20 liter

Wadah 250 ml

Stop watch.

Alat-alat tulis;bolpoin, pensil, form Perhitungan Debit Air Yang Masuk dan
pemantaun kinerja pompa.
Keluar Di Blok Cibitung
Berikut adalah data debit air yang didapatkan Alat – alat yang digunakan adalah sebagai
pada blok Cibitung tanggal 6 Desember 2013 : berikut :

Wadah 20 liter 1.
Tabel . Data pengukuran Rembesan atas dan Rembesan 
samping area banjir Wadah 250 mili liter 1
Lokasi Rembesan Atas (↓) Rembesan Jumlah Jumlah

Stop watch.
(↓) 
Alat-alat tulis;bolpoin, pensil, form
Samping (↘) (↘)

1116 20L/7mnt,25det 250ml/18det 166 16


Dicline 20L/5mnt,29det 250ml/12det 155 18 pemantauan
C_X 6 20L/8mnt,15det 250ml/19det 122 12
1016 Air Masuk
Tabel. data pengukuran debit air yang masuk ke truflo
Air yang masuk ke dalam area
MB. 9 dengan menggunakan wadah 20 liter tambang berasal dari 3 lokasi dengan debit air
Tipe dan Wakktu Pengambilan Sampel yang bervariasi, data debit air diambil dari
Lokasi Pompa I II III IV V rembesan atas dan rembesan samping yang ada
Gawa pump 2.86 3.57 3.55 3.78 3.86 pada area banjir.
Dicline Tabel. Jumlah debit (Q) air yang masuk
Gawa pump 4.98 4.42 5.01 3.75 4.22
Lokasi Rembesan Rembesan Jumlah Jumlah Q Masuk
XC_6_1016 Atas (↓) (↓)
samping (↘) (↘)

Tabel. data pengukuran debit air yang masuk ke truflo CBT_1116 0,045 L/det 0,013889 L/det 166 16 7,7 L/det
XC_5 dengan menggunakan wadah 20 liter CBT_Dicline 0,06 L/det 0,020833 L/det 155 18 9,68 L/det
Tipe dan Wakktu Pengambilan Sampel CBT_CX6_1016 0,04 L/det 0,013158 L/det 122 12 8,09 L/det
Lokasi Pompa I II III IV V Debit Pompa (Q)
Gawa pump 3.01 2.30 2.45 2.37 2.01
Debit pompa diukur dari debit air yang
Sump cuddy 8
keluar dari pompa yang digunakan. Lokasi
pengambilan debit pompa berada di pompa Tru
Tabel. data pengukuran debit air yang keluar ke surface
dengan menggunakan wadah 20 liter Flo 86 dan Tru Flo 104.
Tabel.Jumlah debit (Q) Pompa
Lokasi Jenis Pompa Q Pompa Head Loss Head Eff

CBT_1116 Wilden T15 5,92L/det 0,08 L/det 6,08 L/det

Sump cuddy 8 Gawa 8,24 L/det 1,76 L/det 11,76 L/det

CBT_Dicline Gawa 5,68 L/det 4,32 L/det 14,32 L/det

CBT_CX6_1016 Gawa 4,47 L/det 5,53 L/det 15,53 L/det

223
Pada CBT_1116 Debit air yang masuk Lokasi Tipe Pompa Q Pompa
dari rembesan atas dan rembesan samping MB_9_1041 Truflo 086 13,76 L/det
sebesar 7,7 L/det. Sedangkan, pompa wilden
hanya memompa sebesar 5,92 L/det sehingga XC_5_1031 Truflo 104 15,56 L/det
ada selisih antara air yang masuk dengan debit
pompa wilden sebesar 1,78 L/det. Hal inilah Total air yang keluar dari blok Cibitung :
yang menyebabkan terjadinya banjir di area 16,56 + 13,76 = 30,31 L/det
CBT_1116. Air yang masuk ke dalam kedua
Air yang masuk ke sump cuddy berasal pompa utama, berasal dari pompa pembantu
dari 2 pompa wilden yang berada di yang diletakan di heading dan sump cuddy.
CBT_1116 dan CBT_CX_3_1061 dan dari Data debit pompa diambil di permukaan tanah
bocoran dan rembesan yang berada di (surface), nilai debit yang di dapatkan adalah
sepanjang jalur Dicline yang di alirkan melaui 30,31 L/det dengan jeda waktu pompa hingga
paritan. Berdasarkan perhitungan debit pompa pompa penuh . Jika dilihat dari spek pompa,
Air yang dipompa dari sump cuddy ke bak maka pompa utama ini sudah bekerja optimal.
penampungan Truflo sebesar 8,24 L/det, Karena pompa dapat memompa lebih besar
sedangkan air yang masuk 8,09 L/det. Artinya dari air yang masuk ke dalam pompa sebesar
bahwa pompa yang digunakan sudah dapat 18,39 L/det. Sehingga tidak ada masalah pada
mengatasi air yang masuk ke dalam sump pompa utama.
cuddy.
Berdasarkan spesifikasi pompa Gawa
11 kw, jika pompa bekerja secara optimal
maka akan memompa air sebesar 10 L/det.
Berdasarkan perhitungan rembesan atas dan
rembesan samping menghasilkan 9,68L/det air
yang masuk kedalam area Dicline CBT.
Apabila hal ini berjalan sesuai dengan
spesifikasi pompa, maka tidak terjadi banjir di
dalam Dicline CBT. Akan tetapi berdasarkan
perhitungan Debit Pompa (Q) hanya
menghasilkan 5,68 L/det, sehingga ada selisih
sebesar 4,00 L/det. Hal ini yang menyababkan
terjadinya banjir di dalam Dicline CBT.
Berdasarkan spesifikasi pompa Gawa
11 kw, jika pompa bekerja secara optimal
maka akan memompa air sebesar 10 L/det.
Berdasarkan perhitungan rembesan atas dan
rembesan samping menghasilkan 5,0379L/det
air yang masuk kedalam area
XC_6_1016_CBT. Apabila hal ini berjalan
sesuai dengan spesifikasi pompa, maka tidak
terjadi banjir di dalam XC_6_1016_CBT. Akan
tetapi berdasarkan perhitungan Debit Pompa
Gambar 4.3
(Q) hanya menghasilkan 4,47 L/det, sehingga Sisitem Penyaliran di Blok Cibitung
ada selisih sebesar 5,53 L/det. Hal ini yang
menyababkan terjadinya banjir di dalam
XC_6_1016_CBT. IV. PENUTUP
Total air yang dipompa dari setiap Heading Kesimpulan
dan sump cuddy blok cibitung : Setelah melalui hasil dan pembahasan,
8,24 + 5,68 + 4,47 = 18,39 L/det maka penulis mengambil beberapa kesimpulan
Air Keluar :
A. CBT_1116
Tabel. Jumlah debit (Q) yang keluar dari pompa utama
Debit air yang masuk pada area
CBT_1116 lebih besar di bandingkan dengan

224
spek pompa wilden yang di gunakan. Dimana pembantu lebih kecil dibandingkan dengan
ada selisih antara Q masuk dan Q pompa debit air yang masuk kedalam blok Cibitung.
sebesar 1,78L/det. Hal ini yang menyebabkan Dalam hal ini pompa yang digunakan kurang
daerah CBT_1116 mengalami banjir. optimal dalam manangani air yang masuk. Hal
B. SUMP CUDDY 8 ini yang menyebabkan banjir di daerah
Air yang masuk ke berasal dari 2 Heading.
pompa wilden yang berada di CBT_1116 dan
CBT_CX_3_1061 dan dari rembesan atas dan
rembesan samping yang berada di sepanjang
jalur Dicline yang di alirkan melaui paritan,
debit air yang masuk ke Sump dari Saran
CBT_CX_3 dan sepanjang jalur dicline Saran yang dapat penulis berikan, adalah :
sebesar 2,17 L/det. Di area ini tidak mengalami  Area CBT_1116, Dicline dan
masalah atau banjir, dikarenakan debit air yang XC_6_1016_CBT untuk mengatasi banjir di
masuk 8,09 L/det dan yang di pompakan 8,24 ketiga area tersebut Perusahan harus merubah
L/det. Berarti Pompa yang digunakan sudah instalasi pompa atau menambah 1 unit pompa
dapat mengatasi air yang masuk ke dalam dengan jenis yang sama.
sump cuddy.  Perlunya pengamatan secara rutin terhadap
C. DICLINE jumlah air yang masuk ke area banjir agar
Di area dicline Q masuk dan Q pompa sistem penirisan dapat berfungsi secara
mengalami selisih yang cukup besar yaitu 4 optimal, sehingga kegiatan penambangan dapat
L/det, dikarenakan tidak optimalnya pompa berjalan dengan lancar.
gawa yang digunakan.Hal inilah yang
menyebabkan area ini mengalami banjir. DAFTAR PUSTAKA
D. XC_6_1016_CBT Sosrodarsono Suyono dan Takeda Kensaku
Di area ini juga mengalami masalah “Hidrologi Untuk Pengairan”Jakarta,
yang sama dengan area Dicline. Dimana area Indonesia, 2003.
ini terjadi selisih Q masuk dan Q pompa Kiyotoka Mori, dkk “Manual on Hidrology”
sebesar 0,5679L/det. Tokyo,k Jepang, 1976.
Powers, J. Patrick “Construction Dewatering :
Total air yang masuk melalui rembesan atas New Methods and Applications”, Wiley Jhon
( dan rembesan samping (↘) di area 1116, dicline, sump cuddy dan XC_6 :
& Sons, inc, New York, 1992.
7,7 + 9,68 + 5,0379 + 2,17 = 24,5879 L/det
Sularso dan Tahara Haruo “Pompa &
Total air yang dipompa dari setiap Heading Kompresor” Bandung, Indonesia dan Tokyo,
dan sump cuddy blok cibitung : Jepang, 1983.
8,24 + 5,68 + 4,47 = 18,39 L/det
dari data diatas dapat disimpulkan Gautama Sayoga. “Penirisan (Drainage) Di
bahwa debit air yang keluar dari pompa-pompa Tambang Terbuka, Bandung, Indonesia, 1990.

225

Anda mungkin juga menyukai