Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RANCANGAN SALURAN TERBUKA PADA SISTEM

PENYALIRAN TAMBANG PADA PT. CITRA SILIKA MALLAWA


KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
Oleh : Mis Dayana1, Nurfasiha2, Hasriyanti2
1. Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2. Dosen Teknik Pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka

email : misdayana18@gmail.com

ABSTRAK
PT. Citra Silika Mallawa adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan
bijih nikel (ore). Sebagai perusahaan pertambangan PT. Citra Silika Mallawa akan melakukan upaya untuk
meminimalisir kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh air limpasan dengan membuat sistem penirisan
tambang di area penambangan yang terdiri dari paritan dan kolam pengendapan (Settlling Pond). Sistem
penirisan tambang memiliki peranan penting yaitu agar penambangan berjalan continue atau tetap berjalan
walaupun musim penghujan. Curah hujan yang tinggi ini menyebabkan jumlah air tambang cenderung
meningkat, sehingga sistem penirisan tambang sangat dibutuhkan, guna mengatasi air yang masuk ke area
penambangan, baik yang berasal dari air yang mengalir diatas permukaan tanah maupun air yang langsung
masuk kedalam bukaan tambang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang saluran terbuka yang sesuai dengan debit air limpasan
yang masuk ke area penambangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode gumbel, yang
digunakan untuk menentukan intensitas curah hujan, metode rasional yang digunakan untuk menentukan debit
air limpasan dan rumus manning yang digunakan untuk menghitung debit air saluran, serta menggunakan rumus
produktifitas alat mekanis untuk menghitung biaya pembuatan saluran terbuka.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh intensitas curah hujan 36,63 mm/jam, debit air limpasan
sebesar 2,3 m /detik dan adapun kapasitas debit air limpasan saluran terbuka sebesar 3,1 m3/detik dengan daerah
3

tangkapan hujan 1 seluas 18 Ha dan daerah tangkapan hujan 2 seluas 17 Ha. Serta biaya pembuatan saluran
terbuka sebesar Rp22.850.100. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sehingga proses
ekploitasi dapat berjalan secara continue.
Kata kunci : Rancangan Saluran Terbuka, Daerah Tangkapan Hujan, Biaya Pembuatan Saluran Terbuka

ABSTRACK
PT Citra Silica Mallawa is one of the companies engaged in the mining of nickel ore (ore).As a mining
company, PT Citra Silica Mallawa will work to minimize the environmental damage caused by runoff by
creating a mine drainage system in the mining area consisting of ditches and settling ponds. The mine drainage
system has an important role, especially for mining to continue or continue even in the rainy season. This high
rainfall tends to increase the amount of mine water, so the mine drainage system is sangay di. necessary, in
order to treat water entering the mining area, both water flowing over the ground surface and water entering
directly into the mine opening.

1
The purpose of this research is to design an open channel suitable for the evacuation of runoff water
entering the mining area. The method used in this research is the Gumbel method, which is used to determine
the rainfall intensity, the rational method is used to determine the runoff water flow and Manning's formula,
which is used to calculate the rainfall flow. Canal water, and uses the productivity formula of a mechanical
device to calculate the cost of manufacturing open canal.
Based on the results of the study, it was obtained that the rainfall intensity was 36.63 mm/hour, the
runoff rate was 2.3 m3/second, and the drainage capacity of runoff water was 3.1 m3/sec with catchment 1 of 18
ha and Rain catchment 2 covering an area of 17 ha and the cost of constructing an open channel of
Rp22.850.100. With this research, it is hoped that it can be a reference so that the mining process can be
carried out continuously.
Keywords : open channel design, rain catchment area, open channel construction cost

PENDAHULUAN sistem penyaliran tambang di area penambangan


Dalam operasi penambangan perlu adanya yang terdiri dari paritan dan kolam pengendapan
sistem penyaliran yang berfungsi untuk (Settlling Pond). Sistem penyaliran tambang
memastikan bahwa air hujan hingga limbah cair memiliki peranan penting yaitu agar penambangan
yang keluar akibat proses penambangan dapat berjalan continue atau tetap berjalan walaupun
dicegah dan di alirkan dengan baik tanpa musim penghujan. Curah hujan yang tinggi ini
mengganggu aktivitas penambangan. Air tersebut menyebabkan jumlah air yang masuk kedalam
akan dialirkan menuju sump yang selanjutnya akan front penambangan cenderung meningkat, sehingga
di settling pond. Diharapkan air yang keluar dari sistem penyaliran tambang sangat dibutuhkan, guna
daerah penambangan sudah memenuhi baku mutu mengatasi air yang masuk ke area penambangan,
air dan tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai baik yang berasal dari air yang mengalir diatas
atau laut sebagai pembuangan akhir. Dengan ini permukaan tanah maupun air yang langsung masuk
dilakukan sistem penyaliran yang baik agar tidak kedalam bukaan tambang.
terganggu aktivitas penambangan karena pada saat Tinjauan Pustaka
terjadinya hujan di lokasi tambang terbuka air  Sistem Penyaliran Tambang
limpasan akan masuk ke area kerja penambangan Penyaliran tambang adalah bentuk upaya
yang berasal dari sekitar tambang dapat untuk mencegah atau mengeluarkan air limpasan
mengakibatkan lantai tambang tergenang air yang memasuki daerah sekitar tambang yang akan
sehingga memberikan dampak negatif bagi dapat mengganggu segala aktivitas kegiatan
perusahaan. penambangan. Pengertian dari sistem penyaliran
PT. Citra Silika Mallawa adalah salah satu tambang secara umum adalah suatu usaha yang
perusahaan yang bergerak dalam bidang diterapkan pada daerah penambangan untuk
pertambangan bijih nikel (ore) dengan sistem mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air
tambang terbuka dan metode penambangan open yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini
cut. Sebagai perusahaan pertambangan PT. Citra dimaksudkan untuk mencegah terganggunya
Silika Mallawa akan melakukan upaya untuk aktivitas penambangan akibat adanya air dalam
meminimalisir kerusakan lingkungan yang di jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
akibatkan oleh air limpasan dengan membuat hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini

2
juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan Curah hujan biasanya terjadi menurut pola
alat serta mempertahankan kondisi kerja yang tertentu di mana curah hujan biasanya akan
aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal
pada daerah tersebut dapat beraktifitas dengan dengan periode ulang hujan. Periode ulang hujan
optimal. adalah periode (tahun) di mana suatu hujan dengan
 Air Limpasan tinggi intensitas yang sama kemungkinan bisa
Bila curah hujan melampaui melampaui terjadi lagi. Kemungkinan terjadinya adalah satu
kapasitas penyerapan (infiltrasi), maka besarnya kali dalam batas periode (tahun) ulang yang
limpasan permukaan akan segera meningkat sesuai ditetapkan. Penentuan periode ulang dan resiko
dengan peningkatan intensitas curah hujan, akan hidrologi dapat dihitung dengan menggunakan
tetapi besarnya air limpasan ini tidak sebanding rumus :
dengan peningkatan curah hujan karena disebabkan
oleh efek penggenangan di permukaan tanah. Air Pr = 1 – (1 – 1/Tr)Tl
limpasan disebut juga dengan air permukaan tanah.
Besarnya air limpasan adalah besarnya curah hujan Keterangan :
dikurangi besarnya penyerapan dan penguapan. Pr = Resiko hidrologi (kemungkinan suatu kejadian
Besarnya air limpasan tergantung pada banyak akan terjadi minimal satu kali pada periode
faktor, sehingga tidak semuanya air yang berasal ulang tertentu)
dari curah hujan akan menjadi sumber bagi suatu Tr = Periode ulang
sistem drainase atau pembuangan air. Tl = Umur tambang (tahun)
Dari sekian banyak faktor yang paling  Curah Hujan Dan Intensitas Curah Hujan
banyak atau besar pengaruhnya adalah kondisi Curah hujan adalah besarnya air hujan yang
penggunaan lahan dan kemiringan atau perbedaan jatuh kepermukaan bumi pada satuan luas. Satuan
ketinggian daerah, faktor-faktor ini digabungkan curah hujan dinyatakan dalam millimeter. Dengan
dan dinyatakan oleh suatu angka yang disebut demikian apabila diketahui curah hujan 1 mm
koefisien limpasan (Tabel 3.3). Penentuan besar berarti curah hujan tersebut adalah sama dengan 1
debit air limpasan maksimum ditentukan dengan liter/m2. Jadi curah hujan merupakan jumlah air
metode “Rasional”. Metode ini hanya berlaku hujan yang jatuh pada suatu satuan luas.
untuk menghitung limpasan curah hujan yang 1. Metode Distribusi Normal
dinyatakan dalam rumus : XT = x+ K . Sx

Q = 0,278 .C .I . A 2. Metode Gumbel

X = x+ (K . SD )
Dimana : Yt−Yn
Q = Debit aliran limpasan K =
Sn
(m³/detik) 𝑛+1−𝑚
Yn = 𝑙𝑛 [− ln = { }]
C = Koefisien limpasan 𝑛+1

I = Intensitas curah hujan Yt = −𝑙𝑛 [−𝑙𝑛 {


𝑇−1
}]
(mm/jam) 𝑇
A = Luas daerah tangkapan 2
Hujan (Km²)
√ ∑(𝑥− x)
 Periode Ulang Hujan
SD = 𝑛−1

3
Intensitas curah hujan dapat dihitung dengan rumus terbuka yang dapat digunakan. Bentuk penampang
yaitu :
2/3
saluran terbuka diantaranya bentuk segi empat,
R 24  24 
Rumus Mononabe : I =   bentuk segitiga dan bentuk trapesium.
24  t 
 Kolam Pengendapan (Settling Pond)
 Saluran
Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang
Saluran air pada penambangan berfungsi
dibuat khusus untuk menampung air tambang
untuk menampung limpasan permukaan pada suatu
sebelum dibuang langsung menuju daerah
daerah dan mengalirkannya ke tempat
pengaliran umum seperti sungai maupun danau.
penampungan air (settling pond). Dalam
Kolam pengendapan berfungsi untuk
merencanakan saluran air maka perlu dilakukan
mengendapkan lumpur – lumpuratau material
analisa pada daerah penambangan sehingga saluran
padatan yang bercampur dengan air limpasan yang
air tersebut dapat memenuhi hal-hal sebagai
disebabkan adanya aktivitas penambangan maupun
berikut:
karena erosi. Disamping tempat pengendapan,
1. Dapat mengalirkan debit air yang
kolam pengendapan juga dapat berfungsi sebagai
direncanakan.
tempat pengontrol kualitas dari air yang akan
2. Kecepatan air yang tidak merusakkan saluran
dialirkan keluar kolam pengendapan, baik itu
(erosi).
kandungan materialnya, tingkat keasaman ataupun
3. Kecepatan air yang tidak menyebabkan
kandungan material lain yang dapat
terjadinya pengendapan
membahayakan lingkungan.
4. Kemudahan dalam pengaliran atau
 Biaya Bahan Bakar
pembuatan.
Kebutuhan bahan bakar berbeda-beda,
5. Kemudahan dalam pemeliharaan.
untuk setiap jenis peralatan, tergantung pada jenis
Untuk mencegah terjadinya air limpasan
dan ukuran mesin, kegunaan peralatan dan
selama masa penambangan dan meningkatkan
efesiensi pengoperasian. Pemakain bahan bakar per
produktifitas alat, maka dibuat saluran dan settling
jam juga dipengaruhi oleh kondisi medan kerja
pond. Bentuk saluran dapat dibuat sesuai dengan
dimana alat tersebut akan dioperasikan. Makin
kondisi di lapangan. Saluran terbuka berfungsi
berat kondisi medan kerja maka semakin besar pula
untuk menampung dan mengalirkan air ke tempat
pemakaian bahan bakar per jamnya. Untuk mencari
pengumpulan (kolam pengendapan) atau tempat
biaya bahan bakar, digunakan persamaan sebagai
lain. Bentuk saluran terbuka umumnya dipilih
berikut:
berdasarkan debit air, tipe material serta
Biaya bahan bakar = kebutuhan per jam (ltr) ×
kemudahan dalam pembuatannya.
harga per liter
Dalam merancang bentuk saluran terbuka,
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain,
METODOLOGI PENELITIAN
dapat mengalirkan debit air yang direncanakan dan
Pada penelitian ini menggunakan metode
mudah dalam penggalian serta tidak lepas dari
kuantitatif. Metode penelitian kuntitatif adalah
penyesuaian dengan bentuk topografi dan jenis
sebuah penyelidikan tentang masalah sosial
tanah. Bentuk dan dimensi saluran terbuka juga
berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang
harus memperhitungkan efektifitas dan
terdiri dari variable-variabel, diukur dengan angka,
ekonomisnya. Dalam sistem penyaliran itu sendiri
dan dianalisis dengan prosedur statistic untuk
terdapat beberapa bentuk penampang saluran

4
menentukan apakah generalisasi prediktif teori Perhitungan Debit Air Limpasan
tersebut benar. Parameter untuk menghitung debit air
limpasan yaitu intensitas curah hujan, koefisien
HASIL DAN PEMBAHASAN limpasan, luasan daerah tangkapan hujan. Besarnya
Penentuan curah hujan ekstrem dalam penelitian ini debit air limpasan yang masuk bukaan tambang
menggunakan metode annual maximum series dari masing-masing daerah tangkapan hujan. Untuk
yaitu menggunakan data curah hujan maksimum menghitung debit air limpasan dapat digunakan
disetiap tahunnya menggunakan data curah hujan metode Rasional
10 tahun. Tabel 3 Perhitungan Debit Air Maksimum
Daerah Tangkapan Hujan Koefisien
Luas Luas Intensitas
Debit
Lokasi DTH DTH Curah Hujan
Daerah tangkapan hujan ditentukan Limpasan (m3/detik)
(Ha) (Km2) (mm/jam)
dengan menggunakan peta topografi yang DTH 1 0,6 18 0,18 36,63 1,09

dilengkapi dengan garis-garis kontur. Garis-garis DTH 2 0,7 17 0,17 36,63 1,21
Total Debit Air Maksimum 2,3
kontur di pelajari untuk menentukan arah air
(Sumber : Mis Dayana, 2022)
limpasan permukaan. Limpasan berasal dari titik-
Saat terjadi hujan, air limpasan tidak akan
titik tertinggi dan bergerak menuju titik-titik lebih
langsung menuju titik konsentrasi tetapi
rendah dalam arah gerak lurus dengan garis-garis
memerlukan waktu oleh air untuk mencapai
kontur. Dalam penelitian ini untuk menentukan
titik konsentrasi tersebut. Hal ini dipengaruhi
luas daerah tangkapan hujan didasarkan pada peta
oleh koefisien limpasan disetiap luasan daerah
topografi dan perhitungan luas menggunakan
tangkapan hujan. Namun, sebagian dari air
Program ArGis 10.3.
limpasan tersebut juga ada yang meresap ke dalam
Tabel 2 Luas Daerah Tangkapan Hujan
tanah. Penentuan koefisien setiap daerah tangkapan
Luas Daerah Tangkapan Hujan hujan didasarkan dengan memperhatikan data tata
Lokasi
(Ha) (Km2) guna lahan atau tutupan lahan yang meliputi faktor
DTH 1 18 0,18 topografi, kondisi tanah, dan kondisi vegetasi
DTH 2 17 0,17 dalam lingkup batasan daerah tangkapan hujan,
(Sumber : Mis Dayana, 2022) sehingga nantinya akan didapatkan nilai koefisien
Berikut merupakan gambar peta daerah tangkapan hujan yang berbeda.
PT. Citra Silika Mallawa

Dimensi Saluran Terbuka


Dimensi saluran terbuka yang di
rekomendasikan adalah trapesium karena lebih
tahan erosi atau longsoran pada dinding saluran dan
mampu mengalirakn debit yang besar
dibandingsaluran lainnya. Dalam penentuan dari
dimensi saluran terbuka dilakukan metode trial and
eror (mencoba memasukan perkiraan) hingga
memperoleh nilai masing-masing dari parameter
dimensi yang sesuai dengan debit yang di
Gambar 1 Peta Daerah Tangkapan Hujan
rencanakan berdasarkan luas DTH (Daerah

5
Tangkapan Hujan) atau dengan artian debit yang Tabel 5 Dimensi Settling Pond
mampu dialirkan oleh saluran harus lebih besar di Lebar Panjang
Kedalaman Lebar Kedalaman Luas Volume
kolam Total
kolam Penyekat penyekat Kolam Kolam
banding dengan debit air limpasan. Hal ini (b) Kolam
(m) (m) (m) (m2) (m3)
(m) (m)
dilakukan untuk mencegah air meluap. Adapun
3 13 4 3 189 2.457 7.131
sudut kemiringan dinding saluran yang di
rekomendasikan sebesar 60o. Adapun dimensi
Padatan yang berhasil di endapkan hanya 75 % dari
saluran meliputi lebar puncak saluran (B), lebar
total padatan yang masuk ke kolam pengendapan.
dasar saluran (b), kedalaman hidrolik (y), panjang
Padatan tidak terendapakan secara penuh
sisi miring saluran (a), tinggi jagaan (W), luas
dikarenakan ukuran partikel yang kecil, semakin
penampang basah (A), keliling basah (P), jari-jari
kecil ukuran partikel maka semakin lambat untuk
hidrolik (R), kecepatan aliran air (V), debit air yang
mengendap dan semakin besar ukuran partikel
mampu dialirkan (Q). Berikut hasil perhitungan
maka semakin cepat dan banyak yang terendapkan.
dimensi saluran terbuka (lampiran 1) :
Padatan yang berhasil di endapakan dalam waktu
Tabel 4 Perhitungan Dimensi Saluran Terbuka
sehari dengan jam hujan per hari 1 jam adalah 27
b y A P R a W B V Q
h
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (mm/detik) 3
(m /detik) m3/hari, Sehingga pengerukan endapan dari dasar
1,2 1,5 3,1 5,9 0,5 4,3 2,2 3,86 1 3,1 3,7
kolam dapat di lakukan dengan interval 9 bulan
sekali.

Gambar 2 Dimensi Saluran Terbuka


Dimensi Kolam Pengendapan
Untuk mendukung kerja dari saluran terbuka,
maka perlu dibuatkan suatu tempat penampung
berupa kolam pengendapan yang berfungsi untuk
mengendapakan lumpur atau material lain, Gambar 3 Dimensi Settling Pond
sehingga air yang dialirkan keluar dari kolam Biaya Pembuatan Sistem Penyaliran
pengendapan sudah memenuhi baku mutu yang Dalam pembuatan saluran terbuka
telah ditetapkan. Selain itu juga dimaksudkan menggunakan alat mekanis excavator komatsu PC
untuk mencegah terjadinya pendangkalan sungai 210 dengan jumlah alat 1 unit. Dengan panjang
dan meminimalisir dampak lingkungan yang saluran 1 dan 2 = 1,3 Km = 1300 m
diakibatkan proses penambangan. Adapun dimensi
kolam pengendapan yaitu :

6
Harga Pengunaan solar Jam Kerja/hari Biaya Bahan Bakar
No Unit Unit
solar/liter (Rp) (liter/jam) (Jam/hari) (Rp)
1 Excavator PC 210 11.500 20 6,51 1 1.757.700

Total Biaya bahan Bakar Selama 13 Hari Kerja 22.850.100

Tabel 5 Biaya Bahan Bakar Pembuatan Saluran

UCAPAN TERIMA KASIH


Biaya upah karyawan yang mengerjakan pembuatan Penulis mengucapakan terima kasih kepada semua
sistem penyaliran tambang pada PT Citra Silika pihak terutama :
Mallawa tidak masuk dalam biaya total pembuatan 1. Bapak Risdal,S.T, selaku Mine Plant PT.
saluran karena menggunakan karyawan dari Citra Silika Mallawa.
perusahaan sendiri dan upah karyawan tersebut masuk 2. Ibu Ayu Julianti,S.T,selaku admin produksi
dalam gaji bulanan. PT. Citra Silika Mallawa.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu : Currie, J.M., 1973, Unit Operations In Mineral
1. Besar debit air limpasan yang masuk pada PT. Processing, CSM Press
Citra Silika Mallawa untuk daerah tangkapan Gautama, R.S., 1999, Sistem Penyaliran Tambang,
3
hujan 1 sebesar 1,09 m /detik dan daerah Institut Teknologi Bandung.
3
tangkapan hujan 2 sebesar 1,21 m /detik. Gautama, R.S., 1993, Pengantar Penirisan
2. Dimensi saluran yang akan dibuat untuk Tambang, Institut Teknologi Bandung.
mengalirkan debit air pada Citra Silika Juneris Admin., 2017, Evaluasi Daya Tampung
Mallawa adalah trapesium meliputi lebar dasar Check Dam Terhadap Debit Air Limpasan
saluran (b) 1,2 meter, lebar puncak saluran (B) Pada Area Bukit L, CF, O2, O1 Tambang
2
3,86 meter, luas penampang basah (A) 3,1 m , Selatan PT. ANTAM (Persero) Tbk.,
keliling basah (P) 5,9 meter, jari-jari hidrolik Sekolah Tinggi Teknologi Nasional,
(R) 0,5 meter,tinggi jagaan (W) 2,2 meter, Yogyakarta.
kecepatan aliran (V) 1 mm/detik, debit yang Kodoatie, R. J., 1996, Pengantar Hidrogeologi,
3
mampu dialirkan saluran (Q) 3,1 m /detik. Penerbit ANDI Yogyakarta.
3. Dimensi settling pond yang sesuai dengan Limantara, L.M., 2010, Hidrologi Praktis, Lubuk
jumlah air limpasan yang masuk ke settling Agung, Bandung.
pond PT.Citra Silika Mallawa, yaitu :Jumlah Partanto Prodjosumarto., 1994, Rancangan Kolam
kompartmen 3, Kedalaman Kolam 3m, Lebar Pengendapan Sebagai Perlengkapan
kolam (b) 13 m, lebar penyekat 4 m , panjang Sistem Penirisan Tambang, Bandung.
penyekat 10 m, kedalaman penyekat 3m, Soemarto, CD., 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga
panjang tiap kolam kompartmen 63 m, panjang Jakarta.
total kolam (L) 189 m, luas Kolam 2.457m 2, Seyhan, E., 1995, Dasar-Dasar Hidrologi, Gajah
3
volume kolam 7.131 m . Mada University Press.
4. Estimasi biaya yang digunakan dalam Suyono, S. dan Takeda, K., 1983, Hidrologi Untuk
pembuatan saluran terbuka dengan Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.
menggunakan 1 unit excavator komatsu PC 210 Suripin., 2004, Sistem Drainase Yang
selama 13 hari kerja yaitu sebesar Rp Berkelanjutan, Andi Offset, Yogyakarta.
22.850.100. Thalib,A., 1978, Metode Sistem Drainase Tambang

7
8

Anda mungkin juga menyukai