Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No.

Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang pada Tambang


Terbuka Batubara PT. Nusa Alam Lestari, Kenagarian
Sinamar, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya
Arief Rahmat Khusairi1*, ,
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
*ariefrahmat180@gmail.com

Abstract.PT. Nusa Alam Lestari is one of the companies that enganged in coal mining. PT. Nusa
Alam Lestari have Izin Usaha Pertambangan (IUP) in Kanagarian Sinamar, Kec. Asam Jujuhan, Kab.
Dharmasraya.PT. Nusa Alam Lestari use surface mining system with open pit mine method so it will be
forming a basin in mine area. Flows system in PT. Nusa Alam Lestari are using mine dewatering
system. Mine dewatering is a flow method to manage the water in mine location for a patch in the sump
and drop from mine area with pump. The mine drainase system use to prevent and handle much water
come in the mine area with making a channel arround the mine area.The width of the catchment area in
east pit PT. Nusa Alam Lestari is 35,16 ha. The maximum capacity of sump to accomodating the runoff
debi and underwater debit is 106,462 m3. The form of channels drainage is trapesium in pit mine to
reducing the runoff debit that come in. The pump system that use HDPE pipe type as much as 4 unit
centrifugal Sykes HH220i with total maximum head is 92 meter and maximum debit is 230 liter/second.
The result of the pump flows to the settling pond (KPL) with maximum volume is 6.739 m3. The fungtion
of settling pond (KPL) is to neutralize harmful substances from pumping result before flows to the river.

Keywords: Technical Review, Rainfall, Catchment Area, Sump and Pump.

1. Pendahuluan
Dari observasi dan pengamatan yang penulis lakukan di
Salah satu sumberdaya energi yang dapat dimanfaatkan tambang terbuka PT. Nusa Alam Lestari,penulis
saat ini adalah batubara. Batubara merupakan menemukan terdapatnya genangan air pada area kerja di
sumberdaya alam dengan jumlah cadangan yang jalan tambang. Posisi jalan tambang bersebelahan
memadai serta cukup potensial di Indonesia. Batubara langsung dengan sumuran (sump) yang merupakan
merupakan salah satu sumber energi alternatif yang saat tempat terkumpulnya air pada cekungan paling rendah di
ini berkembang dalam pasaran dunia sebagai sumber lokasi penambangan. Genangan air yang memenuhi jalan
energi yang berlimpah serta ekonomis. Adanya kegiatan tambang dikarenakan air yang terkumpul pada sump
pertambangan akan memberikan dampak positif dan telah melebihi kapasitas sump yang kemudian meluap
negatif bagi Negara dan daerah disekitar industri hingga menggenangi badan jalan.
pertambangan. Sehingga kegiatan pengupasan overburden dan coal
Secara umum dampak positif yang akan dihasilkan pada getting tidak bisa dikerjakan dikarenakan adanya
kegiatan pertambangan yaitu dapat meningkatan genangan air yang menggenangi badan jalan. Untuk
pendapatan asli daerah (PAD), pertumbuhan ekonomi, kegiatan berikutnya harus menunggu genangan air
kualitas sumberdaya, serta mengurangi angka tersebut mengering dari badan jalan dengan cara
pengangguran terutama masyarakat di daerah sekitar menunggu proses pemompaan berlangsung sampai air
industri pertambangan. Selain itu, dampak negatif dari pada sump menyusut dan tidak lagi meluap menggenangi
kegiatan pertambangan dapat merubah bentangan alam, badan jalan. Untuk mengurangi resiko meluapnya air
dan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup dari sump tersebut diperlukan perhitungan dalam
yang signifikan, baik itu hutan, tanah, udara, serta menganalisis bagaimana dimensi sump yang memadai
pencemaran air sehingga terganggunya biota. dan apakah dengan 1 pompa yang sudah ada cukup atau
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses tidak untuk memompakan air keluar dari sump sehingga
penambangan adalah masalah penanganan air, atau lebih meminimalisir terjadinya resiko air di sump meluap
umum disebut dengan istilah penyaliran tambang. kebadan jalan tambang.
Metode penambangan yang terpapar langsung dengan Selain itu, masalah yang ditemukan penulis yaitu adanya
udara luar adalah metode tambang terbuka. Dimana saluran drainase yang berada di pinggir jalan
sangat dipengaruhi oleh iklim seperti cuaca hujan, cuaca penambangan mengalami pendangkalan. Kedalaman
panas, dan lain-lain akan mempengaruhi kondisi tempat yang awalnya 1,5 meter sekarang menjadi 0,8 meter
kerja alatdan kondisi pekerja, yang selanjutnya dapat karena menumpuknya tanah-tanah lereng yang tergerus
mempengaruhi produktivitas penambangan. air hujan dan menumpuk pada saluran. Saluran drainase
tersebut difungsikan untuk meminimalisir air limpasan

1
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

dari curah hujan yang masuk ke front dengan cara


mengalirkan air yang terkumpul langsung menuju sungai
Lokasi penelitian secara umum adalah daerah
dengan memanfaatkan ketinggian saluran drainase
penyelidikan merupakan bagian dari peta geologi lembar
tersebut terhadap sungai.
daerah Jorong Sinamar, Nagari Sinamar, Kecamatan
Dari permasalahan di atas, maka diperlukan analisis
Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya. Areal PT. Nusa
mine dewatering system dengan menganalisis aspek-
Alam Lestari secara regional terletak diantara Cekungan
aspek penyaliran yang menyebabkan terganggunya
Sumatera Tengah dan Cekungan Sumatera Selatan.
aktifitas penambangan seperti dimensi sump, drainase,
Cekungan Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan
settling pond, serta kebutuhan pompa. Sehingga masalah
berawal dari masa kuarter dan diendapkan Formasi
tersebut dapat ditangani dengan baik walaupun datang
Sinamar. Formasi Sinamar diendapkan dalam kondisi
hujan dengan intensitas yang tinggi dimasa yang akan
peralihan, dimana bagian bawah formasi menunjukan
datang. lingkungan daratan yang diendapkan pada Kala Oligosen
akhir, sedangkan bagian atas formasi diendapkan dalam
2. Kajian Pustaka lingkungan laut pada Kala Miosen Bawah. Tebal
Formasi Sinamar mencapai > 1000 m.
Air dalam jumlah yang besar merupakan permasalahan
Geomorfologi daerah disusun oleh kondisi bentang alam
besar dalam pekerjaan penambangan, baik secara
dengan pola perbukitan bergelombang lemah-sedang
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
dengan kemiringan lereng berkisar antara 10 % sampai
produktivitas. Ini berlaku baik pada tambang terbuka
15 % dengan memanjang ke arah Barat-Timur. Tersusun
(open minning) maupun tambang dalam (under
oleh litologi berupa batu lempung, konglomerat, dan
minning).
batu pasir. Vegetasi pada daerah tersusun oleh vegetasi
Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu
lebat berupa perkebunan rakyat yang sudah ditanami
usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk
oleh pohon karet. Daerah PT. Nusa Alam Lestari
mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang
tersusun oleh litologi yang berasal dari Formasi Sinamar
masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan
sebagai batuan tertua dan endapan vulkanik sebagai
untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan
endapan batuan termuda.
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan,
Stuktur geologi yang terdapat di daerah ini adalah berupa
terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran
lipatan monoklin dengan jurus pelapisan relatif Barat
tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat
Laut–Tenggara. Bentuk morfologinya berupa perbukitan
kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang
bergelombang sedang sehingga kuat yang terjadi pada
aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada
ketinggian berkisar 85-180 meter dari permukaan laut.
daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
Bentuk morfologi ini dikontrol oleh litologi yang berasal
Sumber air yang masuk ke lokasi penambangan, dapat
dari Formasi Sinamar berupa batulempung, batulanau,
berasal dari air permukaan tanah maupun air bawah
dan batupasir serta litologi dari endapan vulkanik kuarter
tanah. Air yang meresap ke dalam tanah sebagian
berupa batuan breksi laharik. Proses infiltrasi terjadi
mengalir kedalam tanah (perkolasi) mengisi air tanah
karena hujan yang jatuh di atas permukaan tanah
yang kemudian ke luar sebagai mata air atau mengalir ke
sebagian atau seluruhnya akan mengisi pori-pori tanah.
sungai. Akhirnya aliran air di sungai akan sampai ke
Curah hujan yang mencapai permukaan tanah akan
laut. Proses tersebut berlangsung terus menerus yang
bergerak sebagai air limpasan permukaan (run off) atau
disebut dengan siklus hidrologi[1]. Air permukaan tanah
sebagai infiltrasi[3].
merupakan air yang terdapat dan mengalir di permukaan
Pada struktur geologi Daerah Tanjung Belit Kecamatan
tanah. Jenis air ini meliputi, air limpasan permukaan, air
Jujuhan ditemukan anomali geologi struktur berupa
sungai, rawa atau danau yang terdapat di daerah tersebut,
struktur patahan (sesar normal) dan banyak cleat
air buangan (limbah), dan mata air. Sedangkan air bawah
(rekahan).
tanah merupakan air yang terdapat dan mengalir di
Sesar ditemukan indikasi sesar turun minor yang
bawah permukaan tanah. Jenis air ini meliputi air tanah
membentuk half graben, pada area coal getting.
dan air rembesan. Penanganan masalah air dalam suatu
Sehingga menyebabkan offset pada batubara yang
tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua[2] yaitu :
terlihat seolah-olah batubara mengalami penebalan
kearah selatan dengan radius ± 15m. Sesar turun ini
2.1 Mine Drainage
mempunyai nilai plunge (sudut penunjangan)[4].
Cleavage ditemukan pengkekaran dalam batubara,
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke
khususnya batubara sub-bituminous, umumnya
daerah penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk
menunjukkan pola cleavage. Hal ini ditunjukkan oleh
penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber
serangkaian retakan yang sejajar, biasanya berorientasi
air permukaan.
tegak lurus perlapisan.

2.2 Mine Dewatering


3. Metode Penelitian
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah
masuk ke daerah penambangan. Upaya ini terutama Penelitian ini dilakukan di PT. Nusa Alam Lestari
untuk menangani air yang berasal dari air hujan. (NAL) terletak di jorong Sinamar, Nagari Sinamar,
2
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya,


Provinsi Sumatera Barat.Secara geografis terletak antara Sn = Reduced standart deviation
koordinat 01o24’15”- 01o25’15” LS dan 101o43’3” -
101o43’58” BT.

3.1 Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif. Penelitian tipe kuantitatif dapat
digunakan apabila data yang dikumpukan berupa data
kuantitatif atau jenis data lain yang dapat dikuantitaskan
dan diolah menggunakan teknik statistik[5].
Selain menggunakan metode penelitian kuantitatif pada
penelitian ini juga digunakan metode penelitian terapan.
Penelitian terapan lebih menekankan pada penerapan
ilmu dan aplikasi ataupun penggunaan ilmu ataupun
untuk keperluan tertentu[6].

3.2 Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dimulai dengan mengambil
data primer berupa elevasi titik tertinggi, elevasi pipa
buang dan pipa hisap, penentuan luas catchment area,
debit air limpasan, debit air tanah tanah, jarak terjauh
dari daerah konsentrasi pengaliran. Data sekunder
berupapeta topografi pada saat penelitian, data curah
hujan harian maksimum, spesifikasi pompa, panjang
dan diameter pipa, spesifikasi alat gali settling pond,
nilai TSS.

4. Analisa data dan Pembahasan


Perencanaan sistem penyaliran tambang pada PT. Nusa
Alam Lestari tidak terlepas dari curah hujan rancangan.

4.1 Hujan Rancangan


Data curah hujan didapatkan dari Badan Lingkungan
Hidup (BLH), Kabupaten Dharmasraya yang berlokasi
di Pulau Punjung. Analisa dilakukan selama 15 tahun
terakhir dari 2002 sampai 2016 meliputi data curah hujan
tiap periode waktu dan curah hujan harian maksimum.
Data curah hujan tersebut merupakan data mentah yang
belum bisa digunakan langsung untuk perencanaan
tambang. Tetapi data tersebut perlu diolah terlebih
dahulu dengan prinsip statistika. Hasil pengolahan ini
merupakan angka angka perkiraan tinggi hujan
maksimum yang dianggap terjadi sekali dalam periode
ulang hujan yang direncanakan.
Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk
mendapatkan data curah hujan tiap selang waktu dan
intensitas curah hujan yang siap pakai untuk
perencanaan. Metode yang dipakai dalam pengolahan
data curah hujan adalah menggunakan metode analisa
Gumbell[2],
( )
Xt X (1)

Keterangan:
Xt = Curah hujan rencana (mm/hari)
̅ = Rata-rata curah hujan (mm/hari)
Yn = Reduced mean

3
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

Yt = Reduced variate Penentuan intensitas curah hujan dimaksudkan untuk


S = Standard deviation mendapatkan kurva durasi yang nantinya akan
didapatkan curah hujan harian maksimum sepeti digunakan sebagai dasar perhitungan air limpasan di
terlihat di tabel 1. daerah penelitian.
Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk
Tabel 1. Curah hujan harian maksimum
mendapatkan kurva durasi yang nantinya akan
Curah Hujan Harian digunakan sebagai dasar perhitungan air limpasan di
No Tahun Maksimum daerah penelitian.. Metode yang dipakai dalam
(mm)
pengolahan Intensitas curah hujan adalah metode
1 2002 98 Analisa Monnonobe[7], yaitu:
2 2003 128
3 2004 143
( ) (2)
4 2005 155
5 2006 149
6 2007 159
7 2008 136
dimana:
8 2009 118
9 2010 110 I = intensitas hujan (mm/jam) R24=
10 2011 124 curah hujan rencana (mm/hari)
2012 98
tc = lamanya waktu konsentrasi (jam)
11
12 2013 157 Dari perhitungan intensitas curah hujan diketahui bahwa
13 2014 134 di dalam tambang PT. Nusa Alam Lestari memiliki
14 2015 199 daerah tangkapan hujan dengan diketahui elevasi
15 2016 102 tertinggi dan elevasi terendah, sehingga didapatkan
Jumlah 2010 perhitungan intensitas curah hujan pada PT. Nusa Alam
Rata-Rata Lestari seperti Tabel 2 di bawah ini:
134
Diketahui:
4.2 Intensitas Curah Hujan Elevasi tertinggi = 124 mdpl
Elevasi terendah = 50 mdpl
Tabel 2. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
saat tidak terjadi hujan. Pengukuran dilakukan berkala
sebanyak 10 kali selama 18 hari dengan rentang waktu 8
Curah jam pada saat pompa diistirahatkan. Pengukuran debit air
Hujan tanah dilakukan menggunakan alat total stations untuk
Tc I
L H S Maksimum mendapatkan elevasi awal air dan elevasi akhir air. Hasil
(mm (mm
(m) (m) Rancangan
(mm/
/jam) /jam) dari perhitungan debit air tanah sebagai berikut:
hari) Tabel 3. Perhitungan debit air tanah
Perhitungan Debit Air Tanah
637 74 0,116 158.259 6.444 15.838
elevasi
awal
muka elevasi
4.3 Daerah Tangkapan Hujan Dengan intensitas air
Tanggal curah hujan
akhir periode
Tinggiulang 5 tahun sebesar
Luas Luas
Pengukuran Bukaan Bukaan
(Catchment Area) 15,838 mm/jam dan koefisien limpasan awal
ketika dalam kenaika 0,9. Didapatkan
akhir
debit limpasan[2] pompa
sebagai waktu 8
berikut: n (m) (m2) (m2)
Daerah tangkapan hujan pada pit penambangan PT. Nusa dimati jam (m)
kan
Alam Letari dibatasi oleh tanggul-tanggulpada sisi (m) (3)
selatan barat dan timur dari pit tersebut. Keadaaan
tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan kemiringan dimana:
1 Maret 2017 53,175 53,206 0,031 1504,95 1505,83
> 15º, sehingga koefisien limpasannya adalah 0,9. Air Q = Debit Limpasan (m3/detik) C
dari catchment area ini akan mengalir ke lokasi tambang 3 Maret 2017 53,584 53,611 0,027 1516,52 1517,29
= Koefisien limpasan
dalam bentuk air limpasan. I = 6Intensitas
Maret 2017 curah hujan52,926
52,891 (mm/jam) A=
0,035 1496,91 1497,90
Dari hasil pengolahan data topografi menggunakan Luas catchment area (km2)
software tambang dapat diketahui kemungkinan arah 7 Maret 2017 53,231 53,255 0,024 1506,53 1507,21

aliran air limpasan dengan melihat elevasi tertinggi di Dengan intensitas curah hujan periode ulang 5 tahun sebesar
11 Maret 2017
sekeliling pit. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan 15,838 mm/jam 54,179 54,219
dan koefisien 0,04
limpasan 1533,36 1534,5
0,9. Didapatkan
batasasan daerah tangkapan hujan dengan menggunakan debit limpasan
12 Maret 2017 sebagai
54,236 berikut:
54,269 0,033 1534,98 1535,91

software tambang dan didapatkan luas daerah tangkapan 14 Maret 2017 53,459 53,496 0,037 1512,99 1514,03
hujan pada pit penambangan sebesar 35,16 ha.
15 Maret 2017 53,962 53,993 0,031 1527,22 1528,10

4.4 Debit Limpasan (Run Off) 16 Maret 2017 54,043 54,072 0,029 1530,33 1530,33

18 maret 2017 54,582 54,607 0,025 1544,77 41545,48


Rata-rata Q ((m3/Jam) 112,32 1520,77 1521,66

Rata-rata Q ((m3/s) 0,0312


ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

4.6 Air Total yang masuk ke Front


Penambangan Tambang
Total debit air yang masuk ke front penambangan adalah
debit air limpasan ditambah dengan debit air tanah,
sehingga didapatkan total debit air yang masuk ke pit
tambang PT. Nusa Alam Lestari sebesar[8] :
Q total = Q limpasan + Q air tanah (4)

= 1,3932 m3/detik + 0,012 m3/detik


= 1,4047 m3/detik = 121.366,08 m3/hari

4.7 Sistem Pemompaan
4.5 Debit Air Tanah
Perhitungan kapasitas pemompaan:
Pengukuran debit air tanah dilakukan menggunakan alat
total stations untuk mendapatkan elevasi awal air dan 4.7.1 Debit pemompaan kondisi maksimum
elevasi akhir air dan perhitungan luas bukaan dihitung Dari hasil penelitian pompa yang digunakan untuk
dengan mengunakan software tambang dengan mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang adalah
memasukan data perbedaan elevasi pada saat pompa pompa sentrifugal SYKES HH220i yang memiliki head
dimatikan. maksimum 140 m dan kapasitas maksimum 282
Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan liter/detik, maka didapatkan perhitungan debit pompa
pengukuran kenaikan permukaan air di sump setelah yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air yang masuk
pompa dimatikan sampai dihidupkan kembali dan pada tersebut sebagai berikut[9]:

(5) (9)

Keterangan: 5. Head belokan

Qp = debit pompa yang dibutuhkan


Q = debit air total masuk ( ) (10)
D = lama waktu pemompaan
[() ]() (11)

R = Jari-jari lengkung belokan (m)

(12)

4.7.2 Perhitungan Head Total Pompa Kecepatan aliran pada pipa buang[13]:
1. Julang (head)
Julang pompa adalah energi yang harus disediakan untuk (13)
dapat mengalirkan sejumlah air seperti yang
direncanakan. Rumus yang digunakan adalah[9]: ⁄

(6)
Keterangan: ⁄

H = Head total pompa (meter)


Hs = Head statik (meter) Hf = kerugian karena gesekan (meter)
∆Hp = perbedaan julang tekan pada kedua Hb =kerugian pada belokan dan sambungan pipa(meter) Hv
permuakaan air = julang kecepatan (meter)

5
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3
No V G D Θ R F Hsv
Total
2. Head Static
Julang statistik merupakan perbedaan elevasi antara Sehingga didapatkan Head belokan seperti dalam Tabel
muka air pada pipa isap dan keluar. Berdasarkan (m/s)
4 berikut:
(m/s2) (m) (m) (m)
pengukuran dilapangan diperoleh julang statik sebesar
(96 – 55) meter = 41 meter. Tabel
1 4. Head belokan
1,540 9,8 pompa49
0,254
0,55735 0,0968 0,0117
3. Head Pressure
2 1,540 9,8 0,254 36
Julang tekanan (∆Hp) yang bekerja pada kedua 0,78173 0,0832 0,0101
permukaan tekanan air dianggap sama karena tekanan
3 1,540 9,8 0,254 40
pada muka air isap sama dengan tekanan pada muka air 0,69786 0,0876 0,0106
keluar[10].
4 1,540 9,8 0,254 19
1,51784 0,0629 0,0076
Δ Hp= Hp1 – Hp2 (7)
Hp1 = ( 5 1,540 9,8 0,254 20
) = 10,262 m 1,44051 0,0641 0,0078

Hp2 = ( ) = 10,213 m 6 1,540 9,8 0,254 15


1,92932 0,0591 0,0071
Δ Hp= Hp1 – Hp2 = 10,262 m – 10,213 m = 0,049 m 1,540 9,8 0,254 30
7
0,94794 0,0763 0,0092
4. Head Loss Jumlah 0,0641
Head loss adalah energi untuk mengatasi kehilangan-
kehilangan yang timbul akibat aliran fluida yang terdiri
dari kehilangan julang gesek di dalam pipa, kehilangan
julang pada belokan, katup dan perubahan diameter 6. Head Velocity (Julang kecepatan)
pipa[2]. Julang kecepatan dihitung berdasarkan rumus dibawah
Kehilangan julang gesek ini[14]:
(14)
(8)

Jadi julang gesek total pada pipa adalah[11]


Ukuran volume sump optimal yang akan dibuat untuk
menampung air yang masuk ke lokasi penambangan
7. Head total
berbentuk trapesium, kemiringan sumuran adalah
Julang total pompa adalah: sebesar 60º dan kedalaman kolam (Z) yang direncanakan
adalah 7 meter, adapun perhitungan sumuran bentuk
(H)= Hs + ΔHp + Hf + Hsv +Hv
trapesium adalah sebagai berikut[10]:
= 41 + 0,049 + 2,651 + 0,0641 + 0,121
(18)
= 43,88 meter ( ) (19)
4.7.3 Pemilihan Pompa ()
Jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengatasi debit Diketahui volume trapesium:
air yang masuk ke tambang adalah[15] :
()
(15) (20)
*( ) +

⁄ ( )
9 pompa
Nilai V telah diketahui berdasarkan volume sump
4.8Sumuran (Sump)
optimal yang direncanakan, sehingga persamaan diatas
Sumuran (sump) dibuat untuk menampung air menjadi:
sementara sebelum air dipompakan ke kolam
pengendapan. Desain bentuk dan geometri sumuran
(sump) dihitung berdasarkan jumlah air yang masuk
serta air yang keluar dari sumuran. Jumlah air yang
masuk kedalam sumuran merupakan total debit air
limpasan ditambah dengan debit air tanah. Untuk mencari nilai Y dapat digunakan rumus abc
sebagai berikut:
Sumuran (sump) dibuat pada daerah dengan topografi
terendah didalam pit tujuanya adalah agar air mudah untuk mengalir masuk
6
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

kedalam sump, selain dari pada itu lokasi sump √


(21)
sebaiknya jauh dari aktifitas penggalian[16].
Dimensi sump yang dibuat harus dapat menampung
volume air yang masuk kedalam pit. Rancangan dimana:
dimensi sump yang akan dirancang adalah sebesar a=7
b = 56,56
c=-
volume air yang masuk perharinya, hal ini bertujuan Dengan memasukkan nilai-nilai di atas maka dapat
untuk mengantisipasi kondisi ketika hujan terjadi dicari ukuran dimensi sump[19].
dengan durasi waktu yang cukup lama sehingga volume
sump yang dibuat masih dapat menampung volume air √
yang masuk kedalam bukaan tambang[17].
Volume air pada sump dihitung dari jumlah debit air
limpasan dan air tanah yang masuk ke lokasi √( ) ( ( ))
penambangan di kali dengan lama waktu konsentasi air
dalam satuan hari atau 24 jam [18]. Pompa yang
digunakan untuk mengeluarkan air dari sump adalah
pompa SYKES HH220i dengan jumlah pompa sebanyak
1 unit pompa dengan debit pompa yang didapatkan dari
grafik pompa yaitu sebesar 828 m3/jam.
Maka didapatkan nilai X
Volume pompa = Jam kerja x Q max pompa (16)
()
= 18jam x (828 m3/jam x 1)
= 14.904 m3/hari ()
=
Selisih antara debit air yang masuk dan debit =
pemompaan merupakan volume sump yang harus = 128,08 m = 129 m
dibuat adalah sebagai berikut[9]:
Vsump = Debit total masuk – Volume pompa (17) Volume maksimum yang dapat ditampung oleh sump
= 121.366 m3/hari – 14.904 m3/hari dengan dimensi di atas adalah[20]:
= 106.462 m3 (22)
*( )+ *( )+ 4.9 Saluran Drainase
Berdasarkan catchment area yang telah dibuat, penulis
= 108.643,5 m3 merencanakan membuat saluran drainase. Untuk
Maka ukuran volume sump optimal yang akan dibuat perhitungan kapasitas pengaliran suatu saluran dapat
untuk menampung air yang masuk ke lokasi dilakukan dengan menggunakan rumus[2]:
penambangan dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini: (23)
Q = 1/n .A . S1/2 . R2/3

Keterangan:
Q = Debit pengaliran (m3/detik) A =
Luas penampang (m2)
S = Kemiringan dasar saluran (%) R =
Jari-jari hidrolis (meter)
n = Koefisien kekerasan manning
Dimensi penampang yang dapat di katakan efisien, yaitu
apabila dapat mengalirkan debit aliran secara maksimum.
Beberapa jenis penampang efisien yang paling sering
digunakan adalah sebagai berikut[8]:
1. Penampang saluran trapesium
2. Penampang saluran segi empat
3. Penampang saluran setengah lingkaran
Saluran dalam areal penambangan berfungsi untuk
mengeluarkan air limpasan ke luar tambang, selain itu
saluran juga terdapat di luar areal penambangan.Saluran
yang berada di luar areal penambanan ini dikatakan sebagai
saluran pengelak.Saluran pengelak merupakan saluran yang
Gambar 1. Dimensi Sump berfungsi untuk mencegah masuknya air limpasan kedalam
areal penambangan.

7
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

Saluran drainase yang akan dibuat berbentuk saluran (m), maka selanjutnya dicari nilai lebar dasar
trapesium, karena pembuatanya yang relatif mudah saluran (b) dan kedalaman penampang aliran (d), dengan
dibandingkan dengan bentuk saluran yang lain. rumus:
Saluran drainase dibuat untuk meminimalisir air
b/d = 2 {(1 + m2)0.5 - m}
limpasan yang masuk menuju sump.
= 2 {(1 + 0,582)0.5 – 0,58}
Dalam menentukan dimensi saluran drainase bentuk
trapesium dengan luas maksimum hidrolis, luas b = 1,15 d
penampang basah saluran (A), jari-jari hidrolik (R),
Kemudian substitusikan nilai b ke dalam rumus luas
kedalaman penampang aliran (d), kedalaman saluran
penampang basah saluran (A) sebagai berikut:
terbuka (h), lebar dasar saluran (b), penampang sisi
saluran dasar ke pernmukaan (a), lebar permukaan A = (b x d) + (m x d2)
saluran (B), dan kemiringan dinding saluran (m), = (1,15d x d) + (0,58 x d2)
mempunyai hubungan yang dapat dinyatakan sebagai = 1,732 d2
berikut:
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai d, maka
A = (b x d) + (m x d2) (24) substitusikan lagi persamaan luas penampang ke dalam
R = 0.5 x d persamaan mencari debit saluran drainase (Q), dimana
B = b + (2m x h) nilai debit limpasan sudah diperoleh sebesar 1,3932
b/d = 2 {(1 + m2)0.5 - m} m3/detik, kemiringan saluran 0,25%, dan koefisien
a = h/sinɑ manning sebesar 0,03 karena tipe dinding saluran yang
x = 15% ada berupa tanah. Selanjutnya akan diperoleh nilai d
xdh=d dengan menggunakan rumus debit saluran drainase
+x sebagai berikut:
Untuk dimensi saluran drainase dengan bentuk Q = 1/n x A x S1/2 x R2/3
trapesium dengan luas penampang optimum dan = 1/0,03 x (1,732 d2) x (0,00251/2) x (0,5 d)2/3
mempunyai sudut kemiringan 60o, maka:
1,3932 = 1/0,03 x (1,732 d2) x (0,00251/2) x (0,5 d)2/3
m = Cotg ɑ (25)
= 1,294 d8/3
= Cotg 60o
= 0,58 d= 0,90 meter
Setelah mendapatkan nilai kemiringan dinding A= 1,732 d2
= 1,732 x 0,902 a = 1,035 m/sin 60
= 1,402 m2 = 1,195 m
Selanjutnya nilai d yang diperoleh disubstitusikan ke Hasil perhitungan dimensi saluran drainase pada
dalam persamaan b yang telah diperoleh diatas, maka catchment area yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.
akan diperoleh nilai lebar dasar saluran (b) sebagai
Tabel 5. Dimensi Saluran Drainase
berikut:
B = 1,15 x d
= 1,15 x 0,90 m
= 1,035 m
Nilai x dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut:
X= 15% x d (26)
= 15% x 0,90 m
= 0,135 m
Nilai kedalaman saluran (h) dapat diperoleh dari rumus
sebagai berikut:
h=d+x (27)
= 0,90 m + 0,135 m
= 1,035 m
Nilai lebar permukaan saluran (B) dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
B = b + (2m x h) (28)
= 1,035 m + (2 x 0,58 x 1,035 m)
= 2,235 m
Nilai penampang sisi saluran dari dasar ke permukaan
(a) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
8
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3

Dari hasil perhitungan dimensi saluran drainase 4.10 Perencanaan Kolam Pengendapan Lumpur
didapatkan gambaran bentuk dimensi saluran (Settling Pond)
drainase tersebut seperti yang terlihat pada Gambar
Pembuatan kolam pengendapan lumpur bertujuan untuk
2.
mengendapkan lumpur-lumpur atau material padatan
yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan
adanya aktivitas penambangan.
4.10.1 Perhitungan Persen Solid
Sebelum melakukan perencanaan kolam pengendapan
lumpur, sebelumnya harus mengetahui berapa persen
padatan yang terkandung ketika air dipompakan menuju
kolam pengendapan. Jenis pompa yang bekerja pada
sump Sykes HH220i, total debit pemompaan yang masuk
ke kolam pengendapan lumpur adalah sebesar 0,23
m3/detik.
Residu tersuspensi = TSS x Debit pemompaan (29)
Saluran 1
= 142 gr/m3 x 0,23 m3/detik
Gambar 2. QBentuk Saluran Drainase
(m3/detik) 1,4047 = 32,66 gr/detik

S (%) 0,25 Dari persamaan:


(30)
ɑ (o) 60 Diketahui partikel padatan adalah 1.730 kg/m3
(engineeringtoolbox.com) maka volume padatan yang
N 0,003 masuk adalah:
d (m) 0,90
Volume padatan yang masuk (Vpm) =
x (m) 0,135 = 0,000019m3/detik

h (m) 1,035 Sehingga persentase padatan yang masuk terhadap total


air dan padatan adalah:
b (m) 1,035

A (m2) 1,402 Solid = x 100% = 0,0082%

B (m) 2,235
Air = 100% - 0,0082% = 99,9918%
a (m) 1,195
Berdasarkan data perhitungan persen solid padatan
0,00817% dan persen air 99,9918% dengan volume
padatan 0,0000188 m3/detik. Maka untuk persen padatan

9
yang kurang dari 40% digunakan hukum stokes sebagai Berdasarkan spesifikasi yang telah diperhitungkan, maka
berikut[16]: dapat direncanakan dimensi kolam pengendapan sebagai
berikut:
()
( Tabel 6. Dimensi Kolam
3 Pengendapan
Keterangan:
1
v = Kecepatan )
pengendapan partikel
(m/detik)
g = Percepatan
gravitasi
No 2 (9,8 Dimensi
m/detik
1 ) Lebar atas kolam 40 meter
ρs =2BeratLebar
jenis bawah kolam 37 meter
partikel
3 padatan
Panjang atas kolam 55 meter
3
(1.730
4 kg/m )
Panjang bawah kolam 52 meter
ρa = Berat
5 jenis
Lebar air
atas penyekat 5 meter
3
(1.0006 kg/mLebar
) bawah penyekat 7 meter
µ = 7Kekentalan
Panjang dinamik air (0,801 x 10-3 kg/mdetik)
atas penyekat 50 meter
D =Diameter
8 Panjangpartikel
bawahpadatan (0,0000625 m Wentworth)
penyekat 50 meter
9 kecepatan
Maka Banyakpengendapan
kompartmen partikel (Vt) adalah:3
Lebar (atas
) masing-masing
10 kompartment 15 meter
Lebar bawah masing-masing
11 12 meter
kompartmen
( 12 Banyak penyekat 2
13 Kedalaman kolam 5 meter
) 14 Kapasitas seluruh kompartmen 7.796,5 m3
15 Kapasitas tiap kompartmen 2598,75 m3
(

m sukan
a 2. Zona pengendapan
4.10.2 Penentuan t 3. Zona endapan
Letak e lumpur
dan ri 4. Zona keluaran
Dimensi a
Kolam l
Pengendapan p
a
Bentuk kolam
d
pengendapan biasanya
a
hanya digambarkan secara
t
sederhana, yaitu berupa
a
kolam berbentuk empat
n
persegi panjang, tetapi [9
sebenarnya bentuk ]
,
tersebut dapat bermacam-
y
macam, disesuaikan
a
dengan keperluan dan
it
keadaan lapangannya.
u
Walaupun bentuknya
:
dapat bermacam-macam,
namun pada setiap kolam 1. Zo
pengendap akan selalu n
ada empat zona penting a
yang terbentuk karena m
proses pengendapan a

1210
ambar tampak atas pengendapan) dapat dicari
pengendapan akan
dan tampak dengan rumus[18]:
dilakukan apabila
samping ideal
lumpur sudah
kolam
terendapkan sebesar ¼
Berikut dimensi pond). g pengendapan
dari kapasitas kolam[17].
lumpur (settling
Persentase padatan yang
Penentuan letak kolam masuk akan berbeda
pengendapan harus Gambar 3. Rancangan setiap kompartmennya,
memperhatikan Kolam Pengendapan maka waktu pengerukan
beberapa ketentuan Lumpur masing- masing
antara lain kolam kompartmen juga akan
4.10.3 Perhitungan
pengendapan yang akan berbeda sehingga waktu
Persentase
dibuat berada diluar area pengerukan terlihat
pengendapan
penambangan sehingga seperti tabel 6.
tidak menggangu Waktu yang dibutuhkan t
h Tabel 6. Waktu Pengerukan
kegiatan penambangan, partikel untuk mengendap
Kolam Pengendapan
dibuat pada daerah yang (tv) adalah[19]:
rendah dengan P = Panjang aliran dalam Lumpur
memperhatikan keadaan kolam pengendapan.
topografi daerah Dimana panjang aliran
Kapasitas Volume Waktu
Kompart
penambangan, dianggap samaKompartm
dengan Pengendapan Pengeruka
men
ent (m3)
sisi lebar kolam ditambah (m3/hari) n (hari)
letaknya diusahakan tv = (
dekat dengan saluran dengan lebar sekat.
3 Nilai P untuk setiap
alami yang akan menuju
= 2 kompartmennya
1 2598,75
berbeda 0,999 650,33
pembuangan akhir[17].
= ) sehingga waktu yang
Bentuk kolam
pengendapan yang dibuthkan material untuk
direncanakan yaitu
2.579,98 keluar 2 dari 2598,75kolam 0,105 6.187,5
detik = pengendapan juga
berbentuk persegi 42,99
panjang dan berbelok- berbeda.3 Kolam
2598,75 0,037 17.559,12
menit pengendapan rencana
belok agar kecepatan air
dan material yang memiliki 3 kompartment
masuk dapat diperkecil, dengan ukuran masing-
dengan kecepatan aliran Waktu yang masing kompartment
yang kecil maka waktu dibutuhkan material adalah 40m x 15m x 5m.
untuk mengendapkan untuk keluar dari Berikut adalah nilai P
material padatan pada kolam pengendapan untuk setiap
kolam pengendapan (th). Partikel-partikel compartment:
akan semakin lama. padatan dapat Pkompartment 1= 40 m
Dengan adanya kolam mengendap dengan Pkompartment 2= 40 m + 5 m
pengendapan diharapkan baik jika tv < th. + 40 m = 85 m
semua Kecepatan air dalam Pkompartment 3= 40 m + 5 m
kolam adalah : + 40 m + 5 m + 40 m
air yang keluar dari = 130 m
daerah penambangan V
benar-benar air yang Maka waktu yang
sudah memenuhi dibutuhkan material
ambang batas yang endapan untuk keluar
diizinkan oleh dari kolam pengendapan
Keputusan menteri (th) sejauh Ptotal adalah:
Lingkungan Hidup th 0 detik
Nomor 113 tahun
2003 untuk Ph, residu tersuspensi, besi (Fe) total dan =
1
( )
Mangan (Mn) toatal =
sesuai aturan sehingga () 1
= = 67,5 m2
mencegah terjadinya 1
pencemaran .
lingkungan[18]. 7
6
Vh = = 0,0034 m/detik dibutuhkan air dan 4
material tersuspensi ,
Sehingga th (waktu yang keluar dari kolam 7
1211
5. K i ulan dan Pengendapan dibutuhkan
e m Saran Kompartmen 1 = sebanyak 8 unit
()
s p dengan
5.1 Kesimpulan = 82,01 % spesifikasi yang
th2 = = 1,4047 m3/detik, sama.
= 2. Dimensi Pengendapan
25.000 4. Dimensi settling
sump yang Kompartmen 2 = pond yang akan
detik ()
optimal untuk dibuat adalah
= menampung = 90,64 % sebagai berikut
416,6 debit air yang 1) Lebar atas kolam
7 Pengendapan
masukpada Kompartmen 3 = = 40 m
menit Pit Timur () 2) Lebar bawah
yaitu dengan = 93,68 % kolam = 37 m
luas 3) Panjang atas
permukaan kolam = 55 m
sump 129 m x 4) Panjang bawah
129 m, dasar kolam = 52 m
sump 120 m 5) Lebar atas
= x 120 m, penyekat = 5 m
th3 = 6) Lebar bawah
kedalaman sump 7
= 3 m serta kapasitas penyekat = 7 m
tampung 7) Panjang atas
8 keseluruhan .
. penyekat = 50 m
2 8) Panjang bawah
3 penyekat = 50 m
5 4.10.4 Upaya 9) Banyak kompartment
, Perawatan =3
2 Kolam 10)Lebar atas masing-
9 Pengenda masing kompartment
pan = 15 m
d (Settling 11)Lebar bawah masing-
e Pond) masing kompartment
t = 12m
Untuk menjaga supaya 12)Banyak penyekat = 2
i kolam pengendapan tetap
k 13)Kedalaman kolam = 5
berfungsi sebagaimana 14)Kapasitas seluruh
= 637,25 menit mestinya, maka perlu
3. Pompa yang kompartment=
Dari perhitungan yang digunakan adalah dilakukan perawatan 7.796,5 m3
telah dilakukan maka pompa sentrifugal secara teratur yaitu 15)Kapasitas tiap
didapatkan tv < th. Sykes HH220i dengan pengerukan kompartment =
Dengan dengan head terhadap kolam 2.598,75 m3
membandingkan waktu pompa yang pengendapan.
pengendapan dan waktu didapat sebesar 92 Pengerukan kolam
keluarnya air dan m, maka 5.2 Saran berkala dan terjadwal
material dapat berdasarkan grafik untuk menghindari
digunakan rumus berikut pompa didapatkan 1. Pada saat proses kerusakan pompa pada
untuk mengetahui debit pompa penggalian, saat jam operasi
persentase pengendapan, sebesar 230 sebaiknya 3. Dinding-dinding pada
yaitu[20]: liter/detik dengan memperhatikan settling tersebut harus
putaran mesin kemiringan lantai di maintenance
1800 rpm. Waktu bukaan tmbang dengan baik. Sehingga
pemompaan sehingga air dapt jika terjadi hujan tidak
yang ditetapkan mengalir dengan terjadi erosi atau
oleh perusahaan baik menuju sump pengikisan dinding-
maksimal 18 jam agar tidak terjadi dinding setlling pond
per hari. Dengan genangan air pada yang membuat
debit air total yang lantai bukaan kekeruhanyang tinggi.
masuk sebanyak tambang Kolam pengendap
Pengenda % 121.366,08 m3/hari,
pan = ( ) 2. Perlunya perawatan lumpur harus di
tambahan unit pompa pompa yang perhatikan dan
yang dilakukan secara dilakukan pengerukan

1212
secara teratur agar U Saismana. Kajian
Darma Henwa Site Penyaliran Air
dapat berfungsi Teknis Sistem
Asam-asam. Jurnal Tambang Batu
dengan baik dan Penyaliran dan
Himasapta, Kapur PT. Semen
optimal Penirisan Tambang
2, 3 (2017) Baturaja
Pit 4 PT
[9] Sularso, Tahara. (Persero) di
Daftar Pustaka Pompa dan Pabrik Baturaja.
Kompresor. Jurnal Desiminasi
[1] Bambang Jakarta: Pradnya Teknologi,2, 1
Triatmodjo. Paramita (2000) (2014)
Hidrologi Terapan. [10] K Yusran dkk. [15] Endhrianto dan
Yogyakarta: Beta Sistem Ramli.
Offset (2008). Penyaliran Perencanaan
[2] Rudi, Sayoga. Tambang PIT AB Sistem Penyaliran
Sistem Penyaliran pada PT. Tambang Terbuka
Tambang. Jurusan Andalan Mining . Jurnal Penelitian
Teknik Jobsite Kaltim Geosains, 09, 01
Pertambangan Prima Coal (2013)
FTM :ITB (1999). Sangatta [16] Bambang, S.
[3] Suyono Kalimantan Perencanaan
Sosrodarsono dan Timur. Jurnal Drainase
Kensaku Geomine, 3 Tambang
Takeda.“Hidrologi (2015) Terbuka, PT.
Untuk Pengairan”. [11] Diyah Ayu Pradnya Paramita,
Jakarta: PT. Purwaningsih dan Jakarta (1985)
Pradnya Paramita Suhariyanto. [17] Hartono. Diktat
(1983). Kajian Dimensi Kuliah Sistem
[4] Y K Suhendra dkk. Penyaliran Penyaliran
Kajian Teknis Tambang Tambang.
Sistem Penyaliran Terbuka PT. Yogyakarta:
Tambang Terbuka Baturona Universitas
di PT Megumy Inti Adimulya Pembangunan
Anugerah Kabupaten Musi Nasional “veteran”
Kabupaten Berau Banyuasin Yogyakarta (2013)
Provinsi Provinsi [18] Keputusan Menteri
Kalimantan Timur. Sumatera Lingkungan Hidup
Jurnal Teknologi Selatan. Jurnal Nomor 113 Tahun.
Pertambangan, 1, 1 Geologi “Tentang Baku
(2015) Pertambangan, 2 Mutu Air Limbah
[5] A . Muri Yusuf. (2015) bagi Usaha dan
Metodologi [12] Widodo, Lilik atau Kegiatan
Penelitian. UNP Eko. “Hidrologi, Pertambangan
Press: Padang Hodrogeologi Batubara” (2003)
(2005) serta Penyaliran [19] Endra Setiawan
[6] R Siahan dkk. Tambang”. dkk. Kajian Teknis
Evaluasi Teknis Bandung: Lap Sistem Penyaliran
Sistem Penyaliran ITB (2012). pada Tambang
Tambang Studi [13] Sita Dewi Batubara di Pt
Kasus: PT. Bara Prahastini dan Small PT. Pipit
Energi Lestari Rudy Sayoga Mutiara Jaya Site
Kbupaten Nagan Gautama. Berbatu Provinsi
Rsya Aceh. Jurnal Perancang Kalimantan Utara.
Ilmiah Mahasiswa Aplikasi untuk Jurnal Teknologi
Teknik Kebumian, Sistem Pertambangan,1 2
1, 1 (2017) Penyaliran (2016)
[7] Tamrin, Kasim. pada Tambang [20] Isnaeni dkk.
Bahan Kuliah Terbuka. Jurnal Kajian Teknis
Penyaliran Teknologi Dimensi Kolam
Tambang. Padang: Mineral, XIX, 3 Pengendapan di
Universitas Negeri (2012) Settling Pond 71 C
Padang (2010) [14] Yuliantani Eka PT. Perkasa
[8] M U Batubara dan Putri. Analisa Inakakerta
1213
Kecamatan
Bengalon
Kabupaten
Kutai Timur
Provinsi
Kalimantan
Timur. Jurnal
Teknologi
Pertambangan
1, 2 (2016)

1214

Anda mungkin juga menyukai