Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

KAJIAN LAJU INFILTRASI PADA BEBERAPA TUTUPAN LAHAN


DI KAWASAN KARST SANGKULIRANG-MANGKALIHAT
KABUPATEN KUTAI TIMUR

Sri Sarminah1 dan Indirwan2


1
Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jl. Ki Hajar
Dewantara, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75119
E-Mail: sri_fahutan@yahoo.com

ABSTRAK

Kajian Laju Infiltrasi pada Beberapa Tutupan Lahan di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi pada beberapa tutupan
lahan sertasifat fisik tanahnya di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihatdi Desa Sekerat, Bengalon,
Kabupaten Kutai Timur. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan menggunakanDouble Ring
Infiltrometerdengan tiga kali pengulangan pada beberapa tutupan lahanyaitu Semak Belukar, Hutan Sekunder
dan kawasan Karst. Analisis fisik tanahmeliputi Bulk Density, Total Pori, Kadar Air Tanah, Tekstur Tanah
dan Struktur Tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan nilai laju infiltrasi, yaitu pada semak
belukar sebesar 724,44 mm/jam (Sangat Cepat), hutan sekunder sebesar 259,88 mm/jam (Sangat Cepat)
danlahan karst sebesar 93,07 mm/jam (Cepat). Hasil analisis laboratorium sifat fisik tanah yaitu semak
belukar diperoleh bulk density 1,07 g/cm3, total pori 39,65 %, kadar air tanah 3,112 %, tektur tanah pasir dan
struktur tanah butir tunggal; hutan sekunder diperoleh bulk density 1,26 gr/cm3, total pori 34,63 %, kadar air
11,994 %, tekstur tanah lempung dan struktur tanah granular dankarst diperoleh bulk density 1,27 gr/cm3,
total pori 34,27 %, kadar air tanah 18,457 %, tekstur tanah lempung dan struktur tanah granular.
Kata kunci : Laju infiltrasi, Tutupan lahan, Karst.

ABSTRACT

Infiltration Rate at Several Land Cover in Sangkulirang-Mangkalihat Karst Area of East Kutai
Regency. This study aims to determine the rate of infiltration in some land cover and soil physical properties
in Sangkulirang-Mangkalihat Karst Area in Sekerat Village, Bengalon, East Kutai Regency. Infiltration rate
measurements were made using Double Ring Infiltrometer with three repetitions at several land cover ie
semak belukar, secondary forest and Karst area. Soil physical analysis includes bulk density, total pores,soil
moisture content, soil texture and soil structure. The results showed that the average infiltration rate of
724.44 mm / hour (Very Fast), secondary forest 259.88 mm / hour (Very Fast) and karst land of 93.07 mm /
hour (Fast ). The result of laboratory analysis of soil physical characteristic that is bulk density is 1.07 g /
cm3, total pores 39.65%, soil moisture content 3,112%, sand soil texture and single grain ground structure;
secondary forest obtained bulk density 1.26 gr / cm3, total pores 34.63%, soil moisture content 11.994%,
clay soil texture and granular soil structure and in karst land obtained bulk density 1.27 gr / cm3, total pore
34, 27%, soil moisture content 18.457%, clay soil texture and granular soil structure.
Key words : Infiltration rate, Land cover, Karst.

1. PENDAHULUAN dari uap air yang jatuh ke permukaan


bumi yang terbawa oleh angin melintasi
Air merupakan sumberdaya alam
daratan, dan apabila keadaan atmosfer
yang sangat penting dalam memenuhi
memungkinkan, sebagian uap air akan
kebutuhan makhluk hidup. Air yang
turun menjadi air hujan disebut siklus
digunakan pada dasarnya berasal dari air
hidrologi.
hujan yang jatuh dan akan tersimpan
Menurut Asdak (1995),
menjadi air bumi baik dalam bentuk mata
sebelum mencapai permukaan
air maupun badan air. Air hujan berasal

301
Kajian Laju Infiltrasi … Sri Sarminah dan Indirwan.

tanah, air hujan tersebut akan diakibatkan oleh run off (Hakim,
tertahan oleh tajuk vegetasi. 1986).
Sebagian dari air hujan akan Kawasan Karst
tersimpan di permukaan tajuk atau Sangkulirang-Mangkalihat berada
daun selama proses pembasahan di dua kabupaten, yaitu
tajuk, dan sebagian lainnya akan Kabupaten Berau dan Kabupaten
jatuh ke atas permukaan tanah Kutai Timur. Kawasan tersebut
melalui sela-sela daun atau seluas 1,8 juta hektar dan khusus
mengalir ke bawah melalui untuk Karst mencapai 505.000
permukaan batang pohon. hektar. Kawasan ini merupakan
Sebagian kecil air hujan tidak hulu dari 5 sungai besar, yaitu
akan sampai di permukaan tanah Sungai Bengalon, Karangan,
melainkan terintersepsi melalui Tabalar, Lesan dan Pesab. Ada
tajuk dan serasah dan sebagian lebih dari 100.000 jiwa
lagi mengalami proses masyarakat hidup di kawasan
evapotranspirasi. Air hujan yang Karst Sangkulirang. Kawasan
dapat mencapai permukaan tanah Karst sekarang ini menjadi
atau permukaan bumi jika kawasan strategis di Pulau
permukaannya tidak kedap air, Kalimantan. Adanya aktivitas
dapat bergerak masuk ke dalam masyarakat dikawasan ini
tanah dengan gaya gerak gravitasi dikhawatirkan dapat mengganggu
dan gaya gerak kapiler dalam salah satu parameter penentu
suatu aliran yang disebut infiltrasi siklus hidrologi yaitu laju
(Seyhan, 1990). infiltrasi. Oleh karena itu perlu
Kapasitas infiltrasi adalah dilakukan penelitian laju infiltrasi
laju yang tertinggi dimana air di daerah ini dengan beberapa
dapat diserap oleh suatu tanah tutupan lahan yang
tertentu, dan pada suatu hutan berbeda.Tujuan penelitian adalah
yang utuh kapasitas tersebut dapat untuk mengetahui perbedaan laju
melebihi intensitas curah hujan infiltrasi pada tutupan lahan yang
yang terbesar. Bagian air yang berbeda,mengetahui sifat fisik
terinfiltrasi ke dalam tanah cukup tanah dan mengetahui hubungan
penting karena memberikan antara sifat fisik tanah dan laju
ketersediaan air bumi dan menjadi infiltrasi pada tutupan lahan yang
sumber-sumber air yang berbeda di kawasan karst
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sangkulirang-Mangkalihat,
Pada tata guna lahan yang Kabupaten Kutai Timur.
berbeda akan dijumpai jenis
vegetasi dan tingkat pengolahan 2. METODA PENELITIAN
lahan yang berbeda. Dimana
kedua hal tersebut juga akan 2.1. Tempat dan Waktu
menyebabkan terjadinya laju Penelitian ini dilaksanakan di
infiltrasi yang berbeda. Laju kawasan Karst Sangkulirang-
infiltrasi yang tinggi tidak hanya Mangkalihat pada beberapa tutupan
meningkatkan jumlah air yang lahan yaitu semak belukar, hutan
tersimpan dalam tanah untuk sekunder dan kawasan karst di Desa
pertumbuhan tanaman, tetapi juga Sekerat, Bengalon Kabupaten Kutai
mengurangi banjir dan erosi yang

302
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Timur. Pada bulan Februari-April 3. HASIL PENELITIAN DAN


2016. PEMBAHASAN
2.2. Bahan dan Alat
3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Bahan dan peralatan yang digunakan
3.1.2. Geografis
adalah : Double ring infiltrometer,
Kecamatan Bengalon adalah
Ring sample ,Tally sheet, parang,
bagian dari wilayah Kabupaten Kutai
kameraserta alat tulis dan komputer.
Timur dengan luas wilayah 3.196,24 km2
yang merupakan hasil pemekaran
2.3. Prosedur Penelitian
Kecamatan Sangatta. Keseluruhan
Penelitian inidimulai dengan
wilayah Kecamatan Bengalon yang
melakukan survei lapangan untuk
cukup luas terdapat di daratan dan juga
menentukan titik pengukuran pada
langsung dengan laut dengan pantai yang
masing-masing penutupan lahan,
indah dan potensi kelautannya. Beberapa
yaitu: semak belukar, hutan sekunder
wilayahnya dibelah oleh anak sungai dan
dan kawasan karst.Setelah itu
sungai, sedangkan transportasi sebagian
dilakukan pengukuran laju infiltrasi
besar melalui jalan darat yang merupakan
(mm/jam) dengan menggunakan
sarana utama bagi masyarakat di
double ring infiltrometerserta
dalamnya.
pengambilan contoh tanah pada tiap
Kecamatan Bengalon memiliki
penutupan lahan untuk dianalisis sifat
banyak potensi wisata, salah satu potensi
fisik tanahnya di laboratorium.
wisata alam yang sangat menarik dan
Parameter fisik tanah yang diamati
menjadi kebanggaan masyarakat
meliputi struktur tanah, tekstur tanah,
Bengalon adalah pantai Sekerat,
bulk density, kadar air tanah dan
keindahan pantai Sekerat ini ramai
porositas tanah.
dikunjungi wisatawan lokal bila hari-hari
libur, selain itu letak geografis pantai
2.4. Pengolahan dan Analisis Data
Sekerat dinilai sangat strategis.
Hasil pengukuran laju infiltrasi di
lapangan dan hasil analisa fisik tanah
3.1.3. Iklim
di laboratorium di tabulasi dan
Di sebagian besar wilayahnya
digambarkan secara grafis dan
udara terasa panas karena dipengaruhi
dianalisissecara deksriptif kualitatif
oleh angin laut yang datangnya dari Selat
dan kuantitatif.
Makasar dan adanya pembukaan hutan
lahan perkebunan kelapa sawit.
Sedangkan pada daerah pegunungan
udaranya terasa lebih sejuk. Gambar 2
menggambarkan curah hujan bulanan
Tahun 2015 di Kecamatan Bengalon.

303
Kajian Laju Infiltrasi … Sri Sarminah dan Indirwan.

450
400
350

Curah Hujan (mm)


300
250
200
150
100
50
0

Gambar 2. Curah Hujan Bulanan Tahun 2015 di Kecamatan Bengalon.

Curah hujan yang terbanyak


terjadi di bulan Desember sekitar 420 3.1.5. Vegetasi
mm, dan curah hujan terkecil terjadi pada Pada lahan semak belukar banyak
bulan September yaitu sekitar 69 mm. didominasi oleh rumput teki dan pakis.
Berdasarkan sistem Klasifikasi Sedangkan untuk hutan sekunder
iklim (SKI) Schmidt dan Ferguson bahwa dijumpai vegetasi cepat tumbuh namun
pada Kawasan Karst termasuk pada tipe tidak berusia panjang seperti Merkubung
iklim B yang artinya bahwa kawasan (Macaranga gigantea), Mara
tersebut termasuk basah dan curah hujan (Macaranga tanarius), dan Jabon
relatif tinggi. (Antocephalus cadamba). Pada kawasan
karst terdapat beberapa vegetasi yaitu
3.1.4. Tanah Mahoni (Swietina mahagoni), Mikania
Jenis tanah terdiri tanah aluvial (Mikania micrantha), dan Kirinyuh
dari bahan endapan tanah liat dan pasir (Eupatorium inulifolium).
yang banyak terdapat di dataran dan di
sekitar sungai, Brown Forest Ciil dari 3.2. Laju Infiltrasi Tanah
batuan kapur, Podsolik Merah dari batuan Nilai laju infiltrasi pada beberapa
sendimen bercampur pasir dan Podsolik tipe penutupan lahan ditampilkan pada
Merah Kuning dari batu pasir di daerah. Tabel 1 dan Gambar 3 berikut.

304
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Tabel 1.Laju Infitrasi pada Beberapa Penutupan Lahan

Tutupan Lahan
Jarak Semak Belukar Hutan Sekunder Karst
No. Penurunan Laju Laju Laju
(mm) Waktu Waktu Waktu
Infiltrasi Infiltrasi Infiltrasi
(menit) (menit) (menit)
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
1 10 6,56 961,90 10,48 96,19 30,88 42,79
2 20 7,05 1271,11 12,25 153,36 35,58 71,82
3 30 8,08 576,63 13,68 214,48 38,56 91,56
4 40 9,70 514,45 15,63 247,82 42,42 98,89
5 50 11,76 609,59 16,98 285,37 49,71 98,65
6 60 13,06 646,69 19,04 300,79 53,73 107,15
7 70 13,93 720,73 21,54 330,90 58,10 103,16
8 80 15,77 652,38 22,98 348,09 63,55 103,07
9 90 17,73 589,56 26,02 320,52 68,69 107,15
10 100 20,64 499,35 29,34 301,28 74,80 106,43
Rata-rata 12,43 704,44 18,79 259,88 51,60 93,07

Sumber: Data Primer (2016)

1400.00
Laju Infiltrasi (mm/jam)

1200.00
1000.00
800.00
600.00 Semak Belukar
400.00 Hutan Sekunder
200.00 Karst
0.00

Waktu (jam)
Gambar 3.Nilai Rataan Laju Infiltrasi pada Tiap Penutupan Lahan.

Tabel 1 dan Gambar 3 mempengaruhi besarnya laju infiltrasi


menunjukkan bahwa urutan laju infiltrasi selain sifat fisik tanah.
yang terbesar terjadi pada lahan Semak Berdasarkan Gambar 3 di atas
Belukar dengan rata-rata laju infiltrasi menunjukkan bahwa semakin banyak air
704,44 mm/jam, lahan Hutan Sekunder yang masuk dan diserap maka laju
259,88 mm/jam dan terkecil pada infiltrasi semakin lambat.Hal ini
kawasan Karst 93,07 mm/jam.Pada dikarenakan pada permukaan tanah yang
kondisi jenis tanah yang sama laju pada awalnya tidak jenuh kemudian
infiltrasi bisa berbeda tergantung pada dengan masuknya air ke dalam tanah dan
vegetasi yang mendominasi dan kondisi keadaan ini berlangsung terus-menerus
permukaan tanah yang dikarenakan maka tanah tersebut menjadi jenuh dan
pemampatan oleh manusia dan hewan. kecepatan air yang masuk ke dalam tanah
Kelembaban tanah juga sangat semakin lambat.

305
Kajian Laju Infiltrasi … Sri Sarminah dan Indirwan.

Arsyad (1985) mengemukakan Hutan Sekunder lebih banyak


bahwa infiltrasi air ke dalam tanah mendapatkan sinar matahari sehingga
(vertikal) yang pada mulanya tidak jenuh menyebabkan terjadinya penguapan
umumnya terjadi di bawah pengaruh (evapotranspirasi) air yang lebih banyak
sedotan matrik dan gaya gravitasi. pada permukaan tanah maka dapat
Dengan masuknya air lebih dalam dan mengurangi kandungan air tanahnya.
lebih dalamnya profil tanah yang basah Selain itu serasah yang terdapat pada
maka sedotan matrik berkurang.Hal ini permukaan tanah di lahan Hutan
disebabkan karena jarak antara air dan Sekunder lebih tebal dibandingkan
permukaan tanah dengan bagian tanah serasah yang terdapat pada lahan Karst
yang belum basah semakin jauh. Keadaan sehingga dapat mengurangi terjadinya
ini berjalan terus dengan semakin pengaruh pukulan tetesan air hujan yang
jauhnya bagian dalam yang belum basah dapat merusak sifat fisik tanah dengan
dari permukaan tanah sampai sedotan demikian maka laju infiltrasi pada lahan
matrik semakin kecil, sehingga timbul Hutan Sekunder akan lebih besar.
gaya tarik gravitasi saja yang Hal tersebut sejalan dengan yang
menyebabkan air bergerak ke bawah. dikemukakan oleh Lee (1998) bahwa
Pada Tabel 1 diketahui bahwa pada lahan yang bervegetasi pada
lahan Semak Belukar memiliki laju umumnya lebih banyak dalam menyerap
infiltrasi lebih besar yaitu 704,44 air, karena akan mengurangi pengaruh
mm/jam bila dibandingkan dengan laju pukulan butir-butir hujan. Selain itu
infiltrasi pada penutupan lahan Hutan bahan organik tanah, mikroorganisme
Sekunder dan Karst. Hal ini dikarenakan serta akar-akar tanaman cenderung
pada lahan Semak Belukar memiliki meningkatkan porositas tanah dan
tekstur tanah dari pasir.Plaster(1992) memantapkan struktur tanah. Vegetasi
menjelaskan tanah-tanah yang memiliki juga dapat menghabiskan kandungan air
ukuran struktur yang lebih kecil memiliki tanah dan meningkatkan peluang
laju infiltrasi yang lebih tinggi daripada penyimpanan air yang menyebabkan laju
tanah-tanah yang ukuran agregat infiltrasi akan lebih besar.
tanahnya besar. Tekstur tanah juga Hal lain yang dapat menyebabkan
berperan dimana tekstur tanah berpasir hal tersebut antara lain dikarenakan pada
relatif lebih baik dalam meloloskan air lahan Karst terjadi pemadatan yang
hal ini disebabkan tanah memiliki ruang disebabkan oleh hewan ataupun manusia
kosong akibat adanya pasir di tanah akan karena pada areal tersebut sudah terdapat
tetapi sebaliknya pada tekstur tanah jalan setapak dan juga terdapat kembala
dengan tekstur lempung, lempung berliat ternak. Banyak juga pohon-pohon yang
dan liat relatif lebih sulit untuk tumbang karena aktivitas warga sekitar.
meloloskan air. Kelas laju infiltrasi pada beberapa
Sedangkan pada lahan Hutan tutupan lahan yaitu pada semak belukar,
Sekunder lebih besar yaitu 259,88 hutan sekunder dan kawasan karst
mm/jam dibandingkan pada lahan Karst termasuk dalam kelas cepat sampai
dimana laju inifltrasinya yaitu 93,07 sangat cepat, ditampilkan pada tabel 2.
mm/jam. Hal ini disebabkan pada lahan

306
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Tabel 2. Kelas Laju Infitrasi pada Beberapa Penutupan Lahan


No Tutupan Lahan Laju infiltrasi Kelas
(mm/jam)
1 Semak Belukar 704,44 Sangat cepat
2 Hutan Sekunder 259,88 Sangat cepat
3 Lahan Karst 93,07 Cepat
Sumber : Data Primer (2016)

3.3. Sifat Fisik Tanah Porositas tanah pada tutupan lahan


3.3.1. Kerapatan Tanah Semak Belukar, Hutan Sekunder dan
Bulk density ialah kerapatan tanah Karst berturut-turut sebesar 39,65 %,
yang menunjukkan perbandingan antara 34,63 %, dan 34,27 %. Perbedaan nilai
berat tanah kering dengan volume tanah, dari porositas sendiri banyak disebabkan
yang merupakan petunjuk kerapatan oleh faktor-faktor vegetasi dan
tanah.Semakin padat tanah maka semakin mikroorganisme yang berada dalam
tinggi bulk density, yang berarti semakin tanah.Nilai porositas pada areal lokasi
sulitnya untuk meloloskan air. penelitian yang mempunyai nilai
Nilai bulk density pada areal porositas tertinggi pada (Semak Belukar)
penelitian mempunyai nilai sebesar 1,07 hal ini disebabkan oleh faktor tekstur
gr/cm3 untuk tutupan lahan Semak tanah yaitu pasir.
Belukar; 1,26 gr/cm3 untuk tutupan lahan
Hutan Sekunder; dan 1,27 gr/cm3 untuk 3.3.3. Kadar Air Tanah
tutupan lahan Karst. Nilai tutupan lahan Kadar air tanah merupakan salah
Hutan Sekunder dan tutupan lahan Karst satu faktor penentu besarnya laju
tidak berbeda jauh dikarenakan memiliki infiltrasi dimana peningkatan kadar air di
tekstur tanah yang sama berbeda dengan dalam tanah akan mengakibatkan
yang dimiliki tutupan lahan Semak lambatnya laju iniltrasi pada tanah. Jika
Belukar. Tingginya nilai bulk density kadar air yang ada dalam tanah
akan menyebabkan dan mengakibatkan cenderung menurun akan mengakibatkan
penurunan laju infiltrasi sementara peningkatan nilai laju infiltrasi pada
semakin kecil nilai dari bulk density akan tanah.
menambah nilai kecepatan laju infiltrasi Kadar air pada tutupan lahan
(Harto, 1993). Semak Belukar sebesar 3,112 %, pada
tutupan lahan Hutan Sekunder sebesar
3.3.2. Porositas Tanah 11,994 %, dan pada tutupan lahan Karst
Total pori (porositas tanah) sebesar 18,457 %. Berdasarkan nilai
merupakan salah satu penentu besarnya kadar air di atas dapat diketahui bahwa
laju infiltrasi, semakin besar nilai nilai kadar air pada lokasi penelitian
porositas tanah, maka laju infiltrasi khususnya tutupan lahan Hutan Sekunder
cenderung akan meningkat. Hal ini dan Karst lebih tinggi dari areal lainnya.
berbalik jika penurunan nilai porositas Hal ini disebabkan tekstur tanah pada
tanah akan mengakibatkan penurunan areal ini lempung. Tanah dengan tekstur
laju infiltrasi tanah. Selain itu porositas tersebut bersifat padat dan cenderung
tanah bisa juga menjadi petunjuk susah dalam meloloskan air sehingga
kerapatan lindak tanah (bulk density), semakin tinggi nilai kadar air dalam tanah
semakin besar bulk density tanah maka semakin rendah daya serap tanah
makin rendah porositas tanah yang berarti terhadap air akan menyebabkan
semakin sulit untuk meloloskan air. lambatnya laju infiltrasi. Harto (1993)

307
Kajian Laju Infiltrasi … Sri Sarminah dan Indirwan.

menjelaskan bahwa kelembaban tanah 3.3.5. Struktur Tanah


yang selalu berubah setiap saat juga Struktur tanah merupakan susunan
berpengaruh terhadap nilai laju infiltrasi. partikel-partikel tanah yang membentuk
Semakin tinggi kadar air tanah maka laju agregat tanah.Agregat tanah itu tersusun
infiltrasi dalam tanah tersebut semakin oleh butir-butir debu, pasir dan liat yang
kecil. terikat oleh bahan organik, oksidasi-
oksidasi besi dan lainnya.Agregat tanah
3.3.4. Tekstur Tanah memiliki bentuk, ukuran, dan
Tekstur tanah merupakan kemantapan yang berbeda-beda
gambaran halus atau kasarnya tanah.Hasil (Hardjowigono, 1993).
uji sampel tanah yang telah dilakukan Struktur tanah berperan penting
menunjukkan bahwa struktur tanah pada dalam peningkatan laju infiltrasi pada
areal lokasi penelitian memiliki tekstur tanah sehingga jika struktur tanah baik
tanah lempung dan berpasir.Tekstur maka akan mudah dalam meloloskan air
mempunyai peran penting dalam pada tanah. Berdasarkan hasil uji sampel
menentukan lajunya nilai infiltrasi pada tanah yang telah dilakukan diketahui
tanah, sehingga nilai laju infiltrasi pada bahwa struktur tanah pada areal lokasi
areal penelitian tidak begitu jauh berbeda penelitian memiliki struktur tanah yang
dan cenderung cepat.Nilai laju infiltrasi beragam yaitu granular dan butir
juga dipengaruhi oleh adanya vegetasi tunggal.Hardjowigono (1993)
dan mikroorganisme yang ada di dalam menerangkan bahwa struktur tanah
tanah. remah, lempemg dan granular merupakan
Hanafiah (2004) mengatakan struktur tanah yang baik dalam
bahwa tanah yang didominasi pasir akan meloloskan air dan mempunyai unsur
banyak mempunyai pori-pori makro hara yang lebih mudah tersedia bagi
(besar), tanah yang didominasi debu akan tumbuhan. Berbeda dengan struktur butir
banyak mempunyai pori-pori meso tunggal yang mampu meloloskan lebih
(sedang) sedangkan yang didominasi liat cepat air tetapi miskin akan unsur hara.
akan mempunyai pori-pori mikro (kecil). Tabel sifat- sifat fisik tanah pada
Dengan demikian tanah yang memiliki beberapa tutupan lahan yaitu pada semak
pori lebih besar mempunyai nilai laju belukar, hutan sekunder dan kawasan
infiltrasi yang lebih besar seperti yang karst di lokasi penelitian disajikan pada
ditunjukan pada tutupan lahan Semak tabel 3 berikut.
Belukar (pasir).

Tabel 3.Sifat Fisik Tanah pada Beberpa Tutupan Lahan di Lokasi Penelitian.
Tekstur Struktur Bulk Density Porositas K.A
No Tutupan Lahan Tanah Tanah (gr/cm3) (%) Berat
(%)
1 Semak belukar pasir Butir 1,07 39,65 3,11
tunggal
2 Hutan Sekunder Lempung Granular 1,26 34,63 12,00
3 Kawasan Karst Lempung Granular 1,27 34,27 18,46

4. KESIMPULAN Semak Belukar dengan rata-rata laju


infiltrasi 704,44 mm/jam dan masuk pada
Rata-rata laju infiltrasi tanah pada kategori Sangat Cepat; Lahan Hutan
ketiga lokasi penelitian adalah: Lahan Sekunder dengan rata-rata laju infiltrasi

308
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

259,88 mm/jam dan masuk pada kategori Laju Infiltrasi pada Lahan Hutan
Sangat Cepat; serta Lahan Karst dengan Tanaman Industri Pinus, Jati dan
rata-rata laju infiltrasi 93,07 mm/jam dan Mahoni.Jurnal Sumberdaya
masuk pada kategori Cepat. Alam dan Lingkungan.
Karakteristik beberapa parameter sifat
fisik tanah pada ketiga lokasi penelitian [5] Hardjowigeno, 2010. Ilmu Tanah.
antara lain Bulk Density, dimana pada Penerbit Akademika. Presindo.
lahan Semak Belukar sebesar 1,07 g/cm3, Jakarta.
lahan Hutan Sekunder sebesar 1,26
gr/cm3 dan yang terkecil adalah pada [6] Hanafiah, K, A. 2005. Dasar-dasar
lahan Karst sebesar 1,27 gr/cm3. Ilmu Tanah PT. Raja Grafindo
Total pori tanah pada lokasi penelitian Persada. Jakarta.
adalah pada lahan Semak Belukar sebesar
39,65 %, lahan Hutan Sekunder sebesar [7] Juanda, D. J. 2003. Kajian Laju
34,63 % dan lahan Karst sebesar 34,27 Infiltrasi dan Beberapa Sifat
%. Fisik Tanah pada Tiga Jenis
Nilai kadar air tanah pada lokasi Tanaman Pagar dalam Sistem
penelitian yaitu 3,112 % pada lahan Budidaya Lorong.Jurnal Ilmu
Semak Belukar; 11,994 % pada lahan Tanah dan Lingkungan Vol 4 (1)
Hutan Sekunder dan 18,457 % pada lahan (2003) pp 25-31. Fakultas
Karst. Pertanian Universitas Jenderal
Kelas laju infiltrasi pada kawasan karst Soedirman. Purwokerto.
tergolong masih baik karena termasuk
dalam kategori cepat sehingga disarankan [8] Jury, W. A, dan Horton, R. 2004.Soil
untuk tetap terjaga kelestariaannya dari Physics. John Willey dan Sons .
usaha-usaha atau kegiatan masyarakat New Jersey.
sekitar untuk tidak mengeksplotasi
kawasan ini. [9] Maro’ah, S. 2011. Kajian Laju
Infiltrasi dan Permeabilitas
Tanah Pada Beberapa Model
DAFTAR PUSTAKA Tanaman.Surakarta (Jurnal).

[1] Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah [10] Rahmawaty, 2002.Reastorasi Lahan


dan Air. IPB Press. Bogor. Bekas Tambang dengan Kaidah
Ekologi. Sumatera Utara.
[2] Asdak, C. 1995. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran [11] Rohmat, D. dan Setiawan, I.
Sungai.Gadjah Mada University 2006.Tipikal Kuantitas Infiltrasi
Press.Yogyakarta. Menurut Karakteristik Lahan
(Kajian Empirik di DAS
[3] Baver, C. D. Gardne, W. H and Cimanuk Bagian Hulu).
Gardnev W. R . 1972. Soil Bandung. 12 (1) :14-24.
Physic. John Willey and Sons,
Inc, New York, London, Sidney [12] Suryatmojo, H. 2006.Konsep Dasar
and Toronto. Hidrologi Hutan. Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan,
[4] Budianto, P. T. H, Wirosoedarmo, R. Fakultas Kehutanan, UGM.
dan Suharto, B. 2009. Perbedaan Yogyakarta.

309
Kajian Laju Infiltrasi … Sri Sarminah dan Indirwan.

[13] Setyowati, D. W. 2007. Sifat Fisik [16] Thierfelder, C, Wall P, C. 2009.


Tanah dan Kemampuan Tanah Effect of Conservation
Meresapkan Airnya Pada Lahan Agriculture Techniques on
Hutan, Sawah dan Pemukiman. Infiltration and Soil Water
Jurnal Geografi. Content in Zambia and
Zimbawe. Soil Tillres 105:217-
[14] Subroto, 2003.Pengelolaan Tanah 227.
dan Dampaknya. Fajar
Gemilang. Samarinda. [17] Utaya, S. 2008. Pengaruh Perubahan
Penggunaan Lahan Terhadap
[15] Sutanto, R. 2009. Dasar-dasar Ilmu Sifat Biofisik Tanah dan
Tanah, Konsep dan Kenyataan. Kapasitas Infiltrasi di Kota
Penerbit.Karnisius.Yogyakarta. Malang.Forum Geografi.
Malang.

310

Anda mungkin juga menyukai