Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 31-38

Jurnal Einstein
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein

Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara


Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Muhammad Kadri*

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas


Negeri Medan, Indonesia

Diterima Agustus 2016; Disetujui September 2016; Dipublikasikan Nopember 2016

Abstrak

Air tanah adalah air yang terdapat dalam suatu lapisan tertentu di dalam tanah yang
berada dalam ruang antar butiran batuan ataupun rekahan batuan. Air tanah
merupakan alternatif air yang dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan. Di daerah
Tanjung Balai, air tanah sangat sulit diperoleh, khususnya kecamatan Teluk Nibung.
Penelitian ini dilakukan untuk untuk mendapatkan alternatif sumber air yang lain
yaitu sumber air tanah guna memenuhi kebutuhan air bersih dan layak minum bagi
penduduk setempat untuk saat ini dan masa yang akan datang di Kecamatan Teluk
Nibung. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik resistivitas dengan
konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan mengambil 3 lintasan. Lintasan I dan II
sebanyak 32 elektroda dengan panjang lintasan 155 meter. Lintasan ketiga sebanyak
16 elektroda dengan panjang lintasan 75 meter. Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan software Res2DinV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga
lintasan yang berbeda di Kecamatan Teluk Nibung memiliki resistivitas yang
bervariasi yaitu sekitar 0,199 Ωm sampai dengan 48,8 Ωm pada lintasan pertama dan
0,085 Ωm sampai dengan 12,1 Ωm pada lintasan kedua serta pada lintasan ketiga
yaitu sekitar 0,5 Ωm sampai dengan 138 Ωm. Potensi air tanah di daerah yang diteliti
pada lintasan pertama dan kedua masih kecil dan diduga air tanah berada pada
akuifer tertekan karena di sekitarnya dilapisi oleh lapisan kedap air seperti lempung /
tanah liat. Sedangkan pada lintasan ketiga potensi air tanah cukup besar dan berada
pada akuifer bebas. Sumber air tanah pada lintasan ketiga dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena potensinya lebih besar
dari pada lintasan pertama dan lintasan kedua dan berada pada akuifer bebas
sehingga mudah untuk dibor.

Kata kunci : Air Tanah, Akuifer, Geolistrik

How to Cite: Muhammad Kadri, (2016) Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera
Utara Dengan Menggunakan Metode Geolistrik, Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 4 (3) : 31-38.
*Corresponding author: p-ISSN : 2338 – 1981
E-mail : kdrmhmmd8@gmail.com e-ISSN : 2407 – 747x

31
Muhammad Kadri, Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara Dengan
Menggunakan Metode Geolistrik

PENDAHULUAN lapisan ini dapat berfungsi untuk


Air tanah merupakan salah satu menahan air tanah agar tidak turun ke
sumber air yang dapat mendukung bagi lapisan bawahnya (Juandi, 2008).
kehidupan makhluk di muka bumi. Air Metode geolistrik digunakan
tanah adalah air yang terdapat dalam untuk memperoleh gambaran mengenai
suatu lapisan tertentu di dalam tanah. lapisan tanah di bawah permukaan dan
Air tanah terdapat dalam ruang antar kemungkinan terdapatnya air tanah dan
butiran batuan ataupun rekahan batuan. mineral pada kedalaman tertentu.
Ruang antar butir, rongga batuan serta Didasarkan pada kenyataan bahwa
rekahan pada batuan merupakan tempat material yang berbeda akan mempunyai
untuk menyimpan dan mengalirkan air tahanan jenis yang berbeda apabila
dalam tanah. Air tanah dapat bergerak dialiri arus listrik. Air tanah mempunyai
secara vertikal maupun lateral yang tahanan jenis yang lebih rendah daripada
dipengaruhi oleh keadaan morfologi, batuan mineral yaitu berkisar antara 0,5
hidrologi, dan keadaan geologi setempat. sampai 300 ohm meter (Telford, 1990
Pengaruh geologi antara lain adalah dalam Zubaidah, 2008).
bentuk dan penyebaran besar butir, Di kota Tanjung Balai, khususnya
perbedaan dan penyebaran lapisan kecamatan Teluk Nibung merupakan
batuan dan struktur geologi. daerah yang sulit memperoleh air bersih.
Penyelidikan air tanah sangat penting Sumber air diperoleh penduduk setempat
dilakukan untuk mencari alternatif berasal dari air permukaan yaitu laut
tambahan sumber air. dan sungai yang pada umumnya memiliki
Beberapa metode penyelidikan karakteristik tingginya kandungan zat-
permukaan tanah yang dapat dilakukan, zat anorganik yang berasal dari sisa-sisa
diantaranya adalah metode geologi, kehidupan dan memiliki kadar suspensi
metode gravitasi, metode magnit, metode yang tinggi seperti lumpur dan pasir
seismik, dan metode geolistrik. Dari (laut) yang menyebabkan air menjadi
metode-metode tersebut, metode keruh dan berbau dan berasa.
geolistrik merupakan metode yang Kota Tanjung Balai adalah kota
banyak sekali digunakan dan hasilnya yang mengkonsumsi air bersih dari
cukup baik. PDAM Wilayah Sungai Asahan
Berdasarkan hasil penelitian terbanyak dibandingkan dengan
tentang penentuan letak dan kedalaman kabupaten/kota yang ada di Sumatera
akuifer air tanah dengan menggunakan Utara yaitu sebanyak 15254 pelanggan,
metode geolistrik yang telah dilakukan dengan kebutuhan produksi air bersih
oleh Juandi (2008) di daerah Riau terlihat sebesar 5193061m3. Pelanggan terbesar
lapisan batuan dengan nilai resistivitas berasal dari rumah tangga yaitu sebesar
1,5 – 1,9 Ωm diperkirakan merupakan 14094 unit, diikuti hotel dan restoran
lapisan batu pasir yang diharapkan sebanyak 782 unit dan badan
berfungsi sebagai lapisan akuifer. Hal ini sosial/rumah sakit sebanyak 231 unit. Ini
karena batu pasir memiliki kandungan menunjukkan bahwa kebutuhan air
porus yang lebih banyak dibandingkan bersih di Kota Tanjung Balai sebagian
batuan yang lain sehingga ketebalan batu besar disuplai dari air PDAM.
pasir akan sangat menentukan dimensi Perusahaan Daerah Air Minum
akuifer. Pada kedalaman lebih dari 63 kota Tanjung Balai, Tirta Kualo telah
meter dengan ketebalan kurang dari 53 mampu melayani sekitar 60% penduduk
meter, dalam hal ini lapisan terdalam kota. Kemampuan sebesar 60% tersebut
yang dapat dideteksi dalam penelitian sebenarnya cukup baik jika dikaitkan
ini, dengan resistivitas 49,7 – 78 Ωm yang dengan besarnya investasi yang
diperkirakan merupakan lapisan diperlukan untuk penyediaan air minum
impermeabel sehingga diharapkan melalui pengolahan air permukaan,
32
Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 31-38

tetapi dengan pertimbangan sumber air Tujuan Penelitian


minum altenatif sulit diperoleh di Adapun tujuan dari penelitian ini
Tanjung Balai. Sumber air baku yang adalah:
potensial adalah air sungai Silau Bagian 1. Untuk mengetahui penyebaran
hulu yang relatif rendah tingkat ekuifer di daerah Teluk Nibung
pencemaran air limbahnya dibanding 2. Untuk mengetahui seberapa besar
Sungai Asahan dan anak sungai lainnya. potensi air tanah di daerah Teluk
Untuk mengatasi hal tersebut Nibung.
maka diperlukan penetapan sumber- Manfaat Penelitian
sumber air baku (air tanah) guna Adapun manfaat yang diperoleh
memenuhi kebutuhan air bersih dan setelah melakukan penelitian ini adalah
layak minum bagi penduduk setempat sebagai berikut:
untuk saat ini dan masa yang akan 1. Mampu memberikan sumbangan
datang. Salah satu cara untuk pemikiran bidang ilmu pengetahuan
menentukan sumber air tanah adalah terutama geofisika dalam
dengan metode geolistrik dengan memecahkan berbagai permasalahan
konfigurasi Wenner-Schlumberger karena tentang air tanah sebagai sumber
konfiigurasi Wenner Schlumberger cukup air.
sensitif terhadap struktur horisontal 2. Memberikan informasi tentang
maupun vertikal dan juga kedalaman seberapa besar potensi air tanah di
penyelidikan sekitar 10 kali lebih besar daerah Teluk Nibung.
daripada konfigurasi Wenner dan lebih
tinggi dari konfigurasi Schlumberger. METODOLOGI PENELITIAN
Menurut peta geologi, daerah Tempat Penelitian
Tanjung Balai merupakan daerah yang Penelitian dilaksanakan di daerah
terdiri dari Aluvium yaitu kerikil, pasir, Kota Tanjung Balai, Kecamatan Teluk
batu pasir dan lempung yang berpotensi Nibung, Kabupaten Asahan, Sumatera
sebagai lapisan akuifer. Kerikil, pasir, Utara.
batu pasir dan lempung memiliki Alat Penelitian
kandungan porus yang lebih banyak Adapun alat yang dipergunakan dalam
dibandingkan batuan yang lain sehingga penelitian ini adalah:
ketebalan batu pasir akan sangat 1. GPS (Global positioning system)
menentukan dimensi akuifer. yaitu alat untuk menentukan posisi
Batasan Masalah berdasarkan hasil pantauan satelit.
Adapun Batasan masalah dalam 2. Sumber arus
penelitian ini adalah sebagai berikut: Sumber arus berupa accu kering
1. Parameter yang dicari adalah dengan tegangan 12 volt
resistivitas lapisan tanah. 3. Meteran
2. Menggunakan metode geolistrik Meteran digunakan untuk mengukur
resistivitas konfigurasi Wenner panjang lintasan bentangan dan
Schlumberger. menetukan jarak antar elektroda
3. Pengolahan data menggunakan pada setiap konfigurasi pengukuran.
software Res2Dinv. 4. Geolistrik (Resistivity meter) ARES-
Rumusan Masalah G4.V47, SN:0609135
Berdasarkan latar belakang diatas, (Autematic Resistivity System)
maka rumusan masalahnya yaitu : Prosedur Kerja
1. Bagaimana penyebaran akuifer di Prosedur penelitian yang
daerah Teluk Nibung? dilakukan adalah :
2. Bagaimana potensi air tanah pada 1. Meninjau lokasi serta pengambilan
daerah Teluk Nibung? gambar yang akan dijadikan daerah
penelitian.
33
Muhammad Kadri, Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara Dengan
Menggunakan Metode Geolistrik

2. Menentukan titik lintasan dan HASIL DAN PEMBAHASAN


sekaligus menentukan posisi daerah Hasil Pengambilan Data
survey dengan menggunakan GPS, Setelah dilakukan pengambilan data
titik yang diambil sebanyak 3 dengan menggunakan alat geolistrik
lintasan. (Reisitivity meter), ARES- G4 v4,7 SN:
3. Menentukan jarak dari satu titik ke 0609135 (Autematic Resistivity System),
titik lainnya, dimana dalam hal ini GPS (Global Position System), di kedua
jarak antara per titik lainnya adalah lintasan yang telah ditelah ditentukan
5 meter. diperoleh hasil pengambilan data sebagai
4. Melakukan pengukuran dengan berikut:
menggunakan alat geolistrik ARES
(Autematic Resistivity System). 1. Lintasan Pertama
5. Melakukan pengambilan data Nilai resistivitas semu (𝜌s) bervariasi
melalui alat perekam. karena struktur bawah tanah sangat
6. Melakukan pengolahan data dengan bervariasi yaitu 0,199 Ωm sampai dengan
software res2dinv. 48,8 Ωm. Panjang lintasan pertama
Diagram Alir Penelitian adalah 155 meter, jarak antara elektroda
Adapun kerangka penelitian 5 meter. Dan GPS (Global Position
untuk tugas akhir ini dapat dilihat pada System) adalah N = 03000.504’ dan E =
gambar 1. diagram alir penelitian yaitu : 99048.771’ dengan ketinggian dari
permukaan laut (dpl).
Mulai
Data yang diperoleh dengan
menggunakan alat geolistrik (Reisitivity
Menganalisis Geologi Daerah meter), ARES- G4 v4,7 SN: 0609135
Penelitian (Autematic Resistivity System). Nilai
resistivitas semu pada lintasan pertama
Penentuan Grid menggunakan adalah 0,199 Ωm sampai dengan 48,8 Ωm.
GPS Panjang lintasan pertama adalah 155
meter, jarak antara elektroda 5 meter.
Lintasan pertama dapat dilihat di
Perancangan Model Lintasan Gambar 2. Setelah diinversikan dengan
Pengukuran Software Res2Dinv diperoleh gambar
penampang seperti gambar 3.
Pengambilan Data Lapangan

Pengolahan Data
Menggunakan software
Res2Dinv Potensi air tanah
berada di titik 16
sampai titik 20
Interpretasi Data
Gambar 2 Lintasan I
Kesimpulan

Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

34
Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 31-38

Potensi air tanah berada pada 03o00.497’ dan E= 099o48.820’ dengan


jarak 80 meter (titik 16) sampai ketinggian dari permukaan laut (dpl).
Lintasan kedua dapat dilihat pada
gambar 4.

Lapisan lempung / Potensi air tanah berada


Lapisan tanah
tanah liat di titik 24 dan titik 25
lanau dan pasir

Gambar 3. Penampang Kontur


Resistivitas Lintasan I Gambar 4. Lintasan II

Berdasarkan gambar 4.5. terdapat


potensi air tanah yang ditunjukkan
dengan warna jingga, merah tua dan ungu
pada jarak 80 meter (elektroda 16) berada
di koordinat N 03o00.504’ E 099o48.771’
sampai dengan jarak 100 meter (elektroda
20) berada di koordinat N 03o00.503’ E
099o48.724’ yang memiliki nilai
resistivitas paling tinggi sekitar 22,2 –
48,8 Ωm dan berada di kedalaman 15, 9 –
28,7 meter yang merupakan tanah lanau,
pasiran (berdasarkan tabel 2.2 dan 2.3). Lapisan
Air tanah ini berada pada akuifer Lapisan Tanah lanau
lempung /
tanah liat
tertekan karena akuifernya dibatasi oleh dan lanau lembek
lapisan kedap air yaitu lempung / tanah Gambar 5. Penampang Kontur
liat yang ditunjukkan oleh warna biru Resistivitas Lintasan II
tua, biru, biru muda, hijau muda, hijau
tua hingga kuning kecoklatan dengan Berdasarkan penampang kontur
nilai resistivitas 0,19 – 2,10 Ωm. resistivitas pada lintasan kedua, maka
jenis tanah/batuan lapisan penyusun
dapat diinterpretasikan yaitu terdapat
2. Lintasan Kedua
potensi air tanah yang ditunjukkan
Nilai resistivitas semu (𝜌s) yaitu dengan warna merah kecoklatan dan
0,0853 Ωm sampai 12,1 Ωm dengan-
ungu pada jarak 115 (elektroda 24) berada
panjang lintasan kedua adalah 155
di koordinat N 03°00,478 E 099°48,886´
meter, jarak antar elektroda 5 meter.
sampai dengan jarak 120 meter (elektroda
Dan GPS (Global Position System)
25) berada di koordinat N 03°00,481 E
adalah N= 03o00.497’ dan E=
099°48,879´ yang memiliki nilai
099o48.820’ dengan ketinggian dari
resistivitas paling tinggi sekitar 10 – 12,1
permukaan laut (dpl).
Ωm dan berada di kedalaman 1,25 – 15,9
meter. Lapisan ini merupakan tanah
Nilai resistivitas semu (𝜌s) yaitu
lanau, dan tanah lanau lembek
0,0853 Ωm sampai 12,1 Ωm dengan-
(berdasarkan tabel 2.2 dan 2.3). Air tanah
panjang lintasan kedua adalah 155 meter,
ini berada pada akuifer tertekan karena
jarak antar elektroda 5 meter. Dan GPS
akuifernya dibatasi oleh lapisan kedap air
(Global Position System) adalah N= yaitu lempung / tanah liat yang
35
Muhammad Kadri, Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara Dengan
Menggunakan Metode Geolistrik

ditunjukkan oleh warna biru, hijau muda, Software Res2Dinv diperoleh gambar
hijau, kuning dan jingga dengan nilai penampang seperti gambar 4.8.
resistivitas 0,085 – 2,5,97 Ωm. Berdasarkan penampang kontur
resistivitas pada lintasan ketiga, maka
3. Lintasan Ketiga jenis tanah/batuan lapisan penyusun
Nilai resistivitas semu (𝜌s) yaitu 0,505 dapat diinterpretasikan. Terdapat potensi
Ωm sampai 138 Ωm panjang lintasan air tanah yang ditunjukkan dengan warna
ketiga adalah 75 meter, jarak antar merah dan cokelat pada jarak 20 meter
elektroda 5 meter. Dan GPS (Global (elektroda 5) berada di koordinat N
Position System) adalah N= 03o00.498’ 03°00,521´ E 099o48.803’ sampai dengan
dan E= 099o48.801’ dengan ketinggian jarak 30 meter (elektroda 7) berada di
dari permukaan laut (dpl). koordinat N 03°00,541´ E 099o48.793’
yang memiliki nilai resistivitas paling
tinggi sekitar 27,8 – 100 Ωm dan berada di
Lintasan III kedalaman 1,25 – 12,4 meter. Lapisan ini
merupakan tanah lanau, dan tanah lanau
lembek (berdasarkan tabel 2.2 dan 2.3).
Air tanah ini berada pada akuifer bebas
karena tidak ada pembatas di lapisan
Potensi air tanah
berada di titik ke 5
atasnya. Sedangkan bagian yang
sampai titik ke 7 berwarna biru muda dan biru tua
merupakan lempung / tanah liat dengan
nilai resistivitas 0,25 – 2,51 Ωm serta
bagian yang ditunjukkan oleh warna hijau
Gambar 6. Lintasan Ketiga muda hingga hijau tua dengan nilai
resistivitas 0,559 – 12,5 Ωm adalah tanah
lanau dan tanah lanau lembek.
Gambar ketiga lintasan dapat
dilihat pada Gambar 8. berikut :

Lapisan tanah Lapisan


lanau dan tanah Potensi air tanah berada
jarak 20 meter (titik 5) lempung /
lanau lembek Tanah Liat
sampai jarak 30 (titik 7)

Gambar 7. Penampang Kontur Gambar 8. Gambar Ketiga Lintasan


Resistivitas Lintasan III Penelitian.
Data yang diperoleh adalah nilai
resistivity semu bervariasi karena Lintasan yang berpotensi besar
struktur bawah tanah sangat bervariasi, menyimpan air tanah adalah lintasan
nilainya 0,5 Ωm sampai dengan 138 Ωm. pertama dan lintasan ketiga. Berdasarkan
Panjang lintasan kedua adalah 75 meter, bentuk dari ketiga lintasan , panjang
jarak antara elektroda 5 meter (Gambar akuifer di lintasan pertama yang berada
4.7). Setelah diinversikan dengan pada jarak 80 – 100 meter yaitu 20 meter,
kemudian panjang akuifer di lintasan
ketiga yang berada pada jarak 20 – 30
36
Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 31-38

meter yaitu 10 meter dan kedalaman disebabkan oleh kandungan unsur klorida
akuifer dari ketiga lintasan 12,4 meter, yang terkandung di dalam air sumur yang
maka diperoleh volume total untuk terdiri dari ion positif (kation) dan ion
potensi air tanah di daerah penelitian negatif (anion) dan jika ditinjau dari segi
yaitu ±2480 m3. massa jenis, ion klorida memiliki massa
Berdasarkan hasil analisa terlihat jenis lebih besar dari air yaitu sebesar
bahwa pada daerah penelitian terdapat 1,18 g/cm3. Daerah penelitian merupakan
empat lapisan tanah yang tersusun atas daerah merupakan daerah pesisir
lempung, lanau, lanau lembek, dan pasir. sehingga klorida dapat mencapai air
Lapisan tanah / batuan yang terdapat di tanah melalui rembesan air laut atau
ketiga lintasan didominasi oleh oleh kristal-kristal garam kecil yang
lapisan lempung / tanah liat. Lempung dihasilkan dari penguapan air laut.
atau tanah liat yang paling banyak berada
di lintasan ketiga di jarak 35 meter KESIMPULAN DAN SARAN
(elektroda 8) berada di koordinat N Kesimpulan
03°00,545´ E 099o48.781’ sampai dengan Dari hasil pengolahan, analisis dan
jarak 75 meter (elektroda 15) berada di interpretasi data pada penelitian dapat
koordinat N 03°00,557´ E 099o48.764’. diambil kesimpulan sebagai berikut:
Besarnya potensi lempung / tanah liat di 1. Lapisan batuan yang berpotensi
lokasi penelitian dapat dimanfaatkan mengandung air tanah adalah
untuk membuat batu bata. Sedangkan lapisan tanah lanau dan pasiran
tanah lanau dapat digunaka sebagai yang memiliki harga resitivitas 22,2
material tanah dasar (subgrade) pada - 48,8 Ωm pada lintasan pertama di
konstruksi jalan, dengan kualifikasi kedalaman 6,38 – 28,7 meter dan 10
sangat baik sampai baik. – 12,1 Ωm pada lintasan kedua
Daerah penelitian merupakan dengan kedalaman 6,38 – 15,9 meter
daerah yang secara umum tersusun atas serta 27,8 – 100 Ωm pada lintasan
tanah lanau berlempung berpasir, dan ketiga dengan kedalam 6,38 – 12,4
dapat dikategorikan sebagai material meter.
dengan formasi renggang (unconsolidated 2. Berdasarkan bentuk dari ketiga
material) sehingga relatif tidak stabil. lintasan , panjang akuifer di lintasan
Material jenis ini apabila ada gangguan pertama yang berada pada jarak 80 –
terhadap strukturnya, maka ikatan antar 100 meter yaitu 20 meter, kemudian
butir sangat mudah lepas. Interpretasi panjang akuifer di lintasan ketiga
umum tentang kondisi bawah permukaan yang berada pada jarak 19 – 29
menunjukkan bahwa pada daerah meter yaitu 10 meter dan kedalaman
penelitian terdapat lapisan tanah yang akuifer dari ketiga lintasan 12,4
diindikasikan sebagai bidang gelincir dan meter, maka diperoleh volume total
dapat berpotensi sebagai pemicu untuk potensi air tanah di daerah
terjadinya gerakan tanah. penelitian yaitu ±2480 m3.
Berdasarkan hasil analisis kimia
dari penelitian sebelumnya yang Saran
dilakukan oleh Lastiar Sinaga (2013) Dari hasil penelitian yang telah
tentang analisis intruisi air laut pada diperoleh, maka saran untuk penelitian
sumur gali di lokasi yang sama selanjutnya yaitu:
memperlihatkan kualitas air yang tidak 1. Hasil penelitian ini menunjukkan
baik, bahkan di beberapa lokasi terasa terdapat potensi air tanah yang
asin dan payau. Air sumur gali telah cukup besar di lintasan III dan
terintruisi jika ditinjau dari segi nilai diperkirakan masih ada potensi
DHL dan jika ditinjau dari segi pH air tanah di kedalaman lebih dari 12,4
sumur gali dalam keadaan netral. Hal ini meter, maka perlu dilakukan
37
Muhammad Kadri, Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara Dengan
Menggunakan Metode Geolistrik

penelitian lebih lanjut dengan Juandi, (2008), Analisis Air Bawah Tanah
memperluas daerah pengambilan Dengan Metode Geolistrik,
data sehingga potensinya akan lebih FMIPA Universitas Riau. ISSN
terlihat. 1978-5283.
2. Pemodelan penampang bawah Kadri, M and Nawawi, M.N.M., (2010),
permukaan untuk air tanah atau Groundwater Exploration using
struktur bawah permukaan dapat 2D Resistivity Imaging in Pagoh,
dikembangkan dalam pemodelan Johor, Malaysia. The 4th Asian
secara tiga dimensi menggunakan Physics Symposium, an
software Res3dinv sehingga international symposium. AIP
diperoleh gambaran akuifer yang Conference Proceeding. Melaka.
lebih baik. Malaysia Volume 1325, pp-151-
154.
DAFTAR PUSTAKA Loke, M. H. (1999), Electrical imaging
Arsyad, R. (2002), Kebijakan Pemerintah surveys for environmental and
daerah mengenai Potensi Panas engineering studies.
Bumi Dalam Memenuhi Naryanto, Heru Sri, (2008), Potensi Air
Kebutuhan listrik Di Sumatera Tanah Di Daerah Cikarang Dan
Selatan. Dinas Pertambangan Sekitarnya, Kabupaten Bekasi
Dan Pengembangan Energi Berdasarkan Analisis
Provinsi Sumatera Selatan. Pengukuran Geolistrik, Jurnal
Azhar, Handayani G, (2004), Penerapan Natur Indonesia Vol. 4, No. 1
Metode Geolistrik Konfigurasi 2008.
Schlumberger untuk Penentuan Santoso, Djoko, (2002), Pengantar Teknik
Tahanan Jenis Batubara. Jurnal Geofisika, Bandung: Departemen
Natur Indonesia 6(2) hal 122-126, Teknik Geofisika ITB.
ISSN1410- 9379. Sinaga, Lastiar, (2013), Analisis intruisi
Badan Statistik Daerah, (2012). Statistik air laut pada sumur gali di
daerah, Tanjung Balai kecamatan Teluk Nibung
Halik, Gusfan dan Joko Widodo S, (2008), Tanjung Balai dengan metode
Pendugaan Potensi Air Tanah Konduktivitas Listrik,
Dengan Metode Geolistrik Universitas Negeri Medan.
Konfigurasi Schlumberger Di Wuryantoro, (2007). Aplikasi Metode
Kampus Tegal Boto Universitas Goelistrik Tahanan Jenis Untuk
Jember. Universitas Jember. Menentukan Letak dan
Irham.M.N, Noviyanti.I, Widodo., (2005), Kedalaman Aquifer Air Tanah Di
Estiminasi Hubungan Porositas Desa Temperak Kecamatan
Dan PermeabilitasnPada Batu Serang Kabupaten Rembang
Pasir (Study Kasus Formasi Jawa Tengah, Skripsi, FMIPA,
Kerek, Ledok, Selorejo) FPIK UNNES, Semarang.
UNDIP. Jurnal Rekayasa Vol.8 : Zubaidah, Teti dan Bulkis Kanata, (2008),
87-90 Pemodelan Fisika Aplikasi Metode
Indriatmoko, R. H. (2006), Pendugaan Geolistrik Konfigurasi
Potensi Air Tanah Wilayah Schlumberger Untuk Investigasi
Pesisir Kabupaten Pasir Keberadaan air Tanah,
Kalimantan Timur, Jurnal Natur Universitas Mataram.
Indonesia Vol. 2, No. 1 2006.

38

Anda mungkin juga menyukai