ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian di daerah Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta dengan tujuan
untuk mengidentifikasi keberadaan lapisan akuifer di daerah tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger. Metode
geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode aplikatif geofisika yang berguna untuk
mengetahui bagaimana kondisi geologi bawah permukaan yang berdasarkan hubungan
antara nilai resistivitas dengan lapisan akuifer yang terkandung di bawah permukaan. Metode
ini memiliki keunggulan yang cukup menarik, yaitu dapat mengadakan eksplorasi dangkal
hanya dengan biaya yang relative murah serta waktu pengerjaan efektif atau relative singkat.
Identifikasi lapisan akuifer penelitian ini dilakukan terhadap 5 lintasan, dimana lintasan 1
memiliki panjang 160 meter sedangkan 4 lintasan lainnya memiliki panjang 200 meter.
Berdasarkan hasil pengolahan data model struktur lapisan bawah permukaan, pada Lintasan
gabungan 1 dan 2 diperoleh lapisan akuifer dengan nilai resistivitas 10.2 – 980.2 Ωm.
Sedangkan pada Lintasan gabungan 3, 4, dan 5 nilai resistivitas untuk akuifer yang
teridentifikasi ditunjukkan dengan nilai 12 - 416 Ωm. Secara keseluruhan, daerah Bumi
Perkemahan Ragunan, Jakarta ini memiliki beberapa lapisan bawah tanah yang bersifat
akuifer, sehingga potensi air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang tidak diragukan lagi,
berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah
ini memiliki sumber air yang bagus.
Kesimpulan
Gambar 6 : Hasil pengolahan IPI2Win pada lintasan gabungan 1 dan 2
l1
l1
0 0
238.8 238.8
-2 -2
85.2 85.2
-4 -4
-6 -6
382.5 382.5
-8 -8
-10 -10
-12 -12
10.2 10.2
-14 -14
-16 -16
-18 -18
-20 -20
-24 -24
-26 -26
980.2 980.2
0 2 4 6 8 10
L22 :
Gambar 7 : Hasil pengolahan menggunakan software IPIRes3 untuk lintasan 1-1 dan
lintasan 2-2
Gambar diatas merupakan hasil yang resistivitas dengan jenis akuifer yang ada
diproses melalui software Surfer 15, pada lapisan tersebut. Lapisan 1 dan 2 ini
dimana didapatkan penampang litologi diperkirakan memiliki kualitas air yang
yang nantinya dikorelasikan dengan cukup bagus sesuai dengan lapisan akuifer
infromasi hubungan antara nilai yang teridentifikasi.
4.1.2 Lintasan 3, 4, dan 5 IPI2Win, dimana error yang ditampilkan
adalah 2.73% dengan gambar sebagai
Hasil dibawah ini adalah hasil pengolahan
berikut :
lintasan 3, 4 dan 5 berdasarkan software
l3
l3
0 0
241.3 241.3
152.3 152.3
-5 -5
415.7 415.7
-10 -10
-15 -15
132.8 132.8
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
11.98 11.98
-40 -40
-45 -45
-50 -50
59.42 59.42
0 2 4 6 8 10
L44 :
l4
l4
0 0
125 125
185 185
96.7 96.7
-5 -5
208 208
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
65.3 65.3
-35 -35
-40 -40
-45 -45
-50 -50
11.5 11.5
0 2 4 6 8 10
L55 :
l5
l5
0 0
174 174
31.3 31.3
606 606
-5 -5
-10 -10
146 146
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
10 10
-35 -35
-40 -40
44.9 44.9
0 2 4 6 8 10
Gambar 7 : Hasil pengolahan menggunakan software IPIRes3 untuk lintasan 3-3. 4-4 dan
lintasan 5-5
Gambar diatas menunjukkan penampang digabung dengan lintasan 4, dan lintasan 5
vertikal 1-D yang dihasilkan oleh software digabung dengan lintasan 5, seperti yang
IPIRes3, dimana hasil tersebut terlihat diatas. Kemudian hasil diatas
menunjukkan nilai resistivitas pada setiap dibawa dan diolah menuju surfer untuk
batas lapisan yang digabung dengan mendapatkan forward modelling dengan
lintasan itu sendiri, seperti lintasan 3 hasil sebagai berikut :
digabung dengan lintasan 3, lintasan 4
L33 :
L44 :
L55 :
Gambar diatas merupakan hasil yang sesuai dengan lapisan akuifer yang
diproses melalui software Surfer 15, teridentifikasi. Akan tetapi, lapisan yang
dimana didapatkan penampang litologi tersebut diatas kurang memiliki
yang nantinya dikorelasikan dengan kemampuan meloloskan air yang cukup
infromasi hubungan antara nilai banyak, dalam artian jika ingin
resistivitas dengan jenis akuifer yang ada mengeksploitasi air bersih diantara lapisan
pada lapisan tersebut. Lapisan pada ini, maka haruslah diambil sekaligus
lintasan 3, 4, dan 5 ini diperkirakan dengan batunya, tidak dengan pengeboran.
memiliki kualitas air yang cukup bagus
4.2 Pembahasan (akuifer), dengan rentang nilai
resistivitasnya 20.44 – 119.7 Ωm.
Dari hasil pengolahan pada
lintasan gabungan 1 dan 2 yang melalui Jika dibandingkan dengan hasil
software IPI2Win, didapatkan interpretasi yang sudah diolah melalui software Surfer,
berupa informasi mengenai adanya lapisan dapat diketahui bahwa penampang lntasan
akuifer pada penampang Pseudo-cross L11 dan L22 merupakan representasi yang
section. Untuk lintasan 1 (kiri), dijelaskan jelas dari lapisan 1 dan 2 secara berurutan
bahwa lapisan tersebut memiliki rentang yang berasal dari hasil pengolahan
nilai resistivitas 85.2, 238.8, dan 382.5 Ωm IPI2Win. Penampang L11 dan L22 ini
pada kedalaman N ke 1-3, dimana nilai menjelaskan secara signifikan tentang
resistivitas tersebut merepresentasikan rentangan nilai sekaligus letak keberadaan
sedikit adanya lapisan akuifer. Hal ini lapisan akuifernya. Terlihat bahwa pada
dapat dibuktikan pada lapisan 1-20 m L11 akuifer teridentifikasi pada lapisan
kebawah permukaan ditemukannya batu pasir dan lapisan batu gamping,
lapisan gravel (akuitard) dan sedikit dengan nilai resistivitas dari lapisan batu
lapisan batu pasir (akuifer). Namun pada pasirnya 85.2 Ωm dan untuk lapisan batu
kedalaman 25-40m, ditemukan resistivitas gampingnya bernilai 980.2 Ωm.
dengan nilai 10.2, 14.34, dan 980.2 Ωm, Sedangkan pada penampang L22 akuifer
dimana nilai tersebut merepresentasikan teridentifikasi pada lapisan batu pasir saja,
bahwa terdapat lapisan akuifer di dengan nilai resistivitasnya 52 dan 85.3
kedalaman N ke 4-6 yang dibuktikan Ωm, sehingga menurut data yang sudah
dengan ditemukannya lapisan batu diperoleh, Lintasan 1 dan 2 terbilang
gamping (akuifer). Sedangkan untuk cukup bagus persediaan air bersihnya.
lintasan 2 (kanan), dijelaskan bahwa
Selanjutnya adalah hasil
lapisan tersebut memiliki nilai resistivitas
pengolahan lintasan gabungan 3, 4, dan 5
antara 85.3, 165, 285, dan 382 Ωm pada
pada software IPI2Win. Dari hasil
kedalaman N ke 1-4, dimana nilai
pengolahan pada lintasan ini didapatkan
resistivitas tersebut merepresentasikan
interpretasi yang sama halnya dengan
sedikit adanya lapisan akuifer. Hal ini
lintasan 1 dan 2, yaitu berupa informasi
dibuktikan dengan ditemukannya lapisan
mengenai adanya lapisan akuifer pada
gravel (akuitard) dan sedikit lapisan batu
penampang Pseudo-cross section. Untuk
pasir (akuifer) pada kedalaman tersebut.
lintasan 3 (kiri), dijelaskan bahwa lapisan
Namun, pada kedalaman N ke 4-6,
tersebut memiliki nilai resistivitas 132.8,
ditemukan nilai resistivitas antara 11.5, 52,
152.3, 241.3, dan 415.7 Ωm pada
dan 85.3 Ωm , dimana nilai tersebut
kedalaman N ke 1-4, yang menyatakan
merepresentasikan adanya akuifer di
bahwa pada lapisan tersebut
daerah tersebut, sesuai dengan lapisan
menganalogikan tidak ditemukannya
yang ditemukan berupa batu pasir
lapisan bersifat akuifer, tetapi hanya
ditemukan banyak lapisan gravel lapisan akuifer. Terlihat jelas bahwa
(akuitard). Akan tetapi, pada kedalaman N lapisan 3, 4, dan 5 memiliki kualitas air
ke 5 dan 6, ditemukannya lapisan akuifer bersih yang cukup bagus karena
dengan bukti lapisan batu pasir terdeteksi ditemukannya lapisan-lapisan yang
pada daerah rentangan kedalaman tersebut bersifat akuifer, seperti gamping. Lapisan
dengan nilai resistivitasnya 59.42 Ωm. batu gamping tersebut dapat teridentifikasi
Untuk lintasan 4 (tengah), dijelaskan sehubungan dengan geologi regional yang
bahwa lapisan tersebut memiliki nilai dimiliki Provinsi DKI Jakarta berpotensi
resistivitas 96.7, 125, 185, dan 208 Ωm menyimpan cadangan air bersih sekaligus
pada kedalaman N ke 1-4, dimana nilai dapat dieksploitasi untuk kepentingan
tersebut menyatakan sedikit ditemukannya sumber air bersih dikalangan masyarakat.
lapisan akuifer dikarenakan lapisan yang
5. KESIMPULAN
ditemukan berupa lapisan gravel yang
bersifat akuitard, dan sedikit lapisan batu Setelah dilakukan penelitian dan
pasir (akuifer). Namun pada kedalaman N pengolahan data dengan hasil yang sudah
ke 6, teridentifikasi bahwa adanya lapisan disertakan, dapat ditarik beberapa
akuifer dengan ditemukannya lapisan batu kesimpulan yaitu :
pasir dengan nilai resistivitas 65.3 Ωm.
1. Lintasan 1 dan 2 memiliki rentang nilai
Dan untuk lintasan 5 (kanan), dapat
resistivitas antara 10.2 – 980.2 Ωm,
dianalisis bahwa lapisan tersebut memiliki
dimana terdapat beberapa lapisan akuifer
nilai resistivitas yang cukup signifikan
yang tersebar disekitar kedalaman N ke 5
disetiap kedalamannya, dikarenakan
dan 6. Oleh karena itu, Lintasan 1 dan 2
terdapat lapisan akuifer berupa batu pasir
memiliki potensi air bersih yang terbilang
dan batu gamping dekat lapisan top soil,
cukup bagus untuk digunakan dikalangan
yaitu pada kedalaman N ke 2 dan 3 dengan
masyarakat.
nilai resistivitasnya secara berurutan
adalah 31.3 Ωm dan 606 Ωm. Pada 2. Lintasan 3, 4, dan 5 memiliki rentang
kedalaman N ke 6, ditemukan lapisan batu nilai resistivitas antara 12 – 416 Ωm,
pasir dengan nilai resistivitas 44.9 Ωm dimana teridentifikasi beberapa lapisan
yang merepresentasikan lapisan tersebut akuifer yang tersebar di berbagai
adalah lapisan akuifer. kedalaman. Diluar hal itu, menurut data
yang sudah diperoleh, Lintasan ini
Jika dibandingkan dengan hasil
memiliki potensi air bersih yang lebih
yang diolah melalui software Surfer, dapat
bagus disbanding dengan lintasan 1 dan 2,
dikorelasikan bahwa nilai resistivitas yang
dikarenakan lapisan akuifer yang
ditunjukkan pada Pseudo-cross section
ditemukan lebih banyak daripada Lintasan
dari IPI2Win sudah menunjukkan
1 dan 2.
kecocokan antara batas lapisan dengan
hubungan antara nilai resistivitas dan
3. Secara keseluruhan, daerah Bumi
Perkemahan Ragunan, Jakarta ini
memiliki beberapa lapisan bawah tanah
yang bersifat akuifer, sehingga potensi air
bersih dengan kualitas dan kuantitas yang
tidak diragukan lagi, berdasarkan data
yang diperoleh dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Todd, D.K. 1959. Groundwater
Hydrology. New York :
Associate Professor of Civil
Engineering California
University, John Wiley & Sons.
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E.
Sheriff. 1990. Applied
Geophysics, Second Edition.
Cambridge University Press.
New York.
Setiyawan, Teguh & Utama, Widya.
2009. Interpretasi Bawah
Permukaan Daerah Porong
Sidoarjo Dengan Metode
Geolistrik Tahanan Jenis Untuk
Mendapatkan Bidang Patahan.
ITS Surabaya.