Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Geografi, Vol. 3 No.

1 / Januari 2010

KAJIAN KARAKTERISTIK DAS LUKULO HULU DENGAN


MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH

Study of Upstream Lukulo Watershed Characteristic Using Remote Sensing Data

Puguh Dwi Raharjo


Balai Informasi dan Konservasi Kebumian, Karangsambung
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Karangsambung Km. 19 Kebumen 54353 Jawa Tengah
Email : puguh.draharjo@yahoo.co.id

Abstract
Upstream Lukulo watershed is one of the watershed had been having land degradation. It is showed from high
sedimentation level in watershed zone. By using data remote sensing the analyze of watershed characteristic is to
be easy. The current problems are water resource such flood and drought. Upstream Lukulo watershed’s wide is
about 26.635 ha with dendritic flow pattern. Its landform consist of structural, denudational, fluvial process source
landforms. Most of the watershed region is classified in steep slope level class. The vegetation brightness in alluvial
zone shows low spectral radiation. It because high sediment and mining activities. The watershed characteristic
region that still has lots of bed rock cause high surface flow value and low groundwater storage.
Keywords: surface fow, Upstream Lukulo watersheed, degradation, watersheed cahracteristic, remote sensing.

Abstrak
DAS Lukulo Hulu merupakan salah satu DAS yang telah mengalami degradasi lahan. Hal tersebut terlihat dari
tingkat sedimentasi yang berlebih pada kawasan DAS. Dengan menggunakan data penginderaan jauh, maka
dengan mudah dapat dianalisis karaktersitik DAS secara umum. Permasalahan yang ada pada DAS ini adalah
mengenai sumberdaya air meliputi banjir, dan kekeringan. DAS Lukulo Hulu memiliki luas kurang lebih 26.635
hektar dengan pola aliran dendritik. Bentukan lahan yang ada meliputi bentuklahan asal proses struktural,
bentuklahan asal proses denudasional, serta bentuklahan asal proses fluvial. Sebagian besar wilayah dalam DAS
masih tergolong dalam kategori kelas kemiringan yang curam. Tingkat kecerahan vegetasi di daerah sekitar
bentuklahan dataran aluvial menampakan pancaran spektral yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya endapan
sedimentasi yang berlebih serta adanya aktivitas penambangan. Wilayah karakteristik DAS yang masih banyak
terdapat batuan dasar menyebabkan nilai aliran permukaan yang tinggi dan simpanan air tanah rendah.
Kata Kunci : aliran permukaan, DAS Lukulo Hulu, degradasi, karakteristik DAS, penginderaan jauh.

I. PENDAHULUAN
satu terhadap yang lain serta kaitannya dengan
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan komponen lain di luar jalur hidrologi perlu
daerah yang di batasi punggung-punggung dilakukan (Asdak, 1995).
gunung dimana air hujan yang jatuh pada Daerah aliran sungai (DAS) dapatlah
daerah tersebut akan ditampung oleh punggung dianggap sebagai suatu ekosistem. Pada suatu
gunung tersebut dan dialirkan melalui ekosistem terdapat hubungan antara
sungai-sungai kecil ke sungai utama. Dalam lingkungan biotik, lingkungan abiotik, dan
permasalahan hidrologi daerah tangkapan air lingkungan budaya yang saling berinteraksi dari
lebih ditekankan pada tinjauan menyeluruh berbagai fungsi komponen untuk membentuk
komponen-komponen hidrologi, pengaruhnya satu kesatuan yang teratur.

Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh 47
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

Ekosistem daerah aliran sungai (DAS) Output dari analisis citra penginderaan jauh
terdiri dari tiga bagian, yaitu DAS bagian hulu, dilakukan suatu gambaran spasial dengan Sistem
DAS bagian tengah dan DAS bagian hilir. Informasi Geografis (SIG). Perkembangan
Ketiga bagian DAS tersebut mem-punyai ciri mengenai pengelolaan DAS informasi spasial
khas yang berbeda. DAS adalah suatu sistem sangat dibutuhkan, yaitu dengan melakukan
dalam hidrologi, sehingga di sini terdapat permodelan-permodelan ataupun analisis data.
sistem masukan dan sistem keluaran. Salah satu Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan
keluran dari sistem DAS adalah debit aliran suatu penyajian data keruangan dengan tujuan
sungai. Debit aliran sungai adalah integrator dari tertentu. Dengan menggunakan analisis
suatu DAS. Hal ini mempunyai arti bahwa debit penginderaan jauh dan SIG, maka keterbatasan
aliran sungai merupakan penyimpan informasi mengenai lahan khususnya dalam pengelolaan
tentang ciri dan kondisi DAS tersebut. DAS untuk mengetahui kekritisan DAS dapat
Air hujan yang jatuh di daerah hulu DAS dilakukan pengkajian.
sebagian besar akan menjadi aliran permukaan, Puguh & Saifudin (2008) dalam
hal tersebut disebabkan karena adanya alih penelitiannya mengenai tingkat erosi di
fungsi lahan yang intensif dan tidak mengikuti DAS Lukulo Hulu ini dengan menggunakan
kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Aliran data penginderaan jauh dan SIG. Metode
air permukaan mampu menggerus permukaan yang digunakan dalam penelitian tersebut
tanah yang tidak mengikuti kaidah-kaidah menggunakan pendekatan persamaan “Universal
konservasi sehingga akan mengakibatkan erosi Soil Loss Equation” (USLE) yang dikembangkan
di bagian hulu daerah aliran sungai. Akibat oleh Wischmeier dan Smith (1978). Dari hasil
adanya lahan pemukiman yang padat, air hujan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak mampu meresap ke dalam tanah dan secara fisik DAS Lukulo Hulu sebagian besar
aliran permukaan akan mengalir, mengumpul mempunyai tingkat kemiringan yang curam
pada alur-alur sungai, sehingga apabila air yang yaitu sekitar 33,64 % dengan curah hujan tinggi
masuk pada sistem sungai tidak dapat tertampung lebih dari 3.000 mm/th sehingga DAS Lukulo
maka akan menyebabkan banjir. Kondisi curah Hulu ini memiliki aliran permukaan yang tinggi
hujan yang tinggi akan mengakibatkan debit air dan mengakibatkan erosi dan sedimentasi pada
sungai lebih besar dari kapasitas alur sungainya sistem sungai. Dengan menggunakan data
sehingga terjadilah limpasan, terjadinya debit penginderaan jauh dan SIG kelas erosi sangat
puncak banjir. Kota-kota yang mengalami berat di DAS Lukulo Hulu meliputi desa
penggenangan diakibatkan karena debit aliran Wadasmalang, Langse, Wonotirto, Kalibening,
yang mengalir pada sistem drainase kota cukup Pesangkalan, Kebutuhjurang, Seboro,
besar sehingga sungai-sungai yang ada tidak Pagedangan, Gunungjati, Kebondalem, Duren,
mampu menampung air dan menimbulkan Lebakwangi dan Kedunggong, dan kelas erosi
luapan disekitar sungai (Puguh, 2005). berat terdapat di desa giritirto, pesangkalan, dan
Citra penginderaan jauh berupa Landsat TM tersebar merata pada DAS.
(Land Sattelite Thematic Mapper) merupakan DAS Lukulo Hulu merupakan DAS yang
citra multispektral yang dapat menyajikan mempunyai nilai ilmiah tinggi, hal tersebut
informasi fisik permukaan lahan suatu daerah. dikarenakan pada DAS ini berlokasi di Cagar
Landsat TM terdiri dari tujuh saluran dengan Alam Geologi Karangsambung dimana di tempat
resolusi spasial 30 meter untuk band 1-5 dan tersebut banyak terdapat singkapan batuan yang
band 7, resolusi spasial untuk band 6 (inframerah di lindungi baik batuan beku, batuan sedimen,
thermal) adalah 120 meter. Perkiraan ukuran dan batuan metamorf. Untuk itu, diperlukan
cakupan adalah 170 kilometer sebelah utara- suatu pengkajian terhadap karakteristik DAS
selatan dan 183 kilometer sebelah timur-barat. Lukulo Hulu guna mendapatkan gambaran

48 Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

secara umum mengenai kondisi DAS dalam survei lapangan dan peralatan lapangan.
hubungannya dengan sumberdaya air. Gambar 1 merupakan peta kajian wilayah DAS
Lukulo Hulu.
II. METODOLOGI
2.2 Metode
2.1 Data
Bahan citra berupa satelit Landsat TM
Penelitian ini dilaksanakan pada DAS Luk dilakukan suatu pengkoreksian sebelum
Ulo hulu yang secara administrasi terdapat di dilakukan analisis, koreksi tersebut meliputi
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara koreksi geometrik, yaitu koreksi pada citra agar
dan Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa terdapat kesamaan geometri antara citra dengan
Tengah. Alat dan bahan yang digunakan dalam permukaan bumi akibat adanya rotasi bumi dan
penelitian ini meliputi Citra satelit Landsat TM pergerakan wahana sensor. Koreksi yang kedua
path/row 120/065, citra radar SRTM 30 tile adalah koreksi radiometrik yang merupakan
e100n40, peta dasar digital, komputer dengan koreksi sebagai pembebasan awan.
aplikasi sofware untuk pemrosesan digital dan
vektor, alat tulis-menulis, dan perlengkapan

Gambar 1. Lokasi DAS Lukulo Jawa Tengah

Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh 49
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

Komposit warna semu (False Color RGB 432 dan RGB 457. Komposit warna 342
Composit) digunakan pada citra dengan digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis
maksud agar dapat menonjolkan karakteristik tutupan lahan vegetasi, sedangkan penggunaan
tertentu permukaan sesuai dengan tujuan. Pada citra komposit RGB 457 ini digunakan dalam
penelitian ini digunakan analisis intepretasi citra mendeteksi konfigurasi permukaan agar terlihat
secara visual. Band komposit yang digunakan dengan jelas topografi dan bentuk-bentuknya.
pada penelitian ini antara lain menggunakan Gambar 2 merupakan diagram alir penelitian.

Citra Landsat Citra SRTM Survei Lapangan

Koreksi Geometrik Proses

DEM
Komposit Warna Komposit Warna

Penutup Konfigurasi Topografi

Pemetaan

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Citra radar SRTM 30 tile e100n40 dalam keadaan yang kritis, hal tersebut terlihat
digunakan untuk mengetahui nilai DEM (digital dari penambangan pasir pada endapan sungai
elevation model) dari DAS Lukulo. Data sungai yang terlalu berlebihan. Penggunaan
SRTM tersebut dilakukan pengkonversian ke peralatan mesin (mesin sedot) sudah tidak
dalam bentuk vektor sehingga dapat dilakukan melakukan penambangan pada daerah
pengkelasan terhadap kemiringan lerengnya pengendapan-pengendapan lagi tetapi juga
dengan menggunakan Metode Horn. Dengan mulai melakukan penambangan di wilayah
mengetahui keadaan secara umum permukaan yang merupakan dataran aluvial dan dataran
maka akan dapat dilakukan suatu kajian banjir yang peruntukannya sudah sebagai
mengenai karaktersitik DAS Lukulo. lahan pertanian. Untuk mengetahui kondisi
permukaan vegetasi pada DAS Lukulo Hulu
maka digunakan analisis komposit citra.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3 merupakan peta citra satelit Landsat
TM komposit warna 432 DAS Lukulo Hulu.
DAS Lukulo merupakan salah satu DAS Penggunaan komposit RGB 432 tersebut
yang telah mengelami degradasi lahan serta saluran 4 dengan panjang gelombang 0,78 µm

50 Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

– 0,90 µm merupakan saluran inframerah dekat warna merah; saluran 3 dengan panjang
peka terhadap pantulan vegetasi sekitar 50 %, gelombang 0,63 µm – 0,69 µm merupakan
pantulan tanah kering sekitar 30 %, diberikan saluran visibel dengan warna cenderung ke

Gambar 3. Peta Citra Satelit Landsat TM Komposit Warna 432 DAS Lukulo Hulu

arah merah peka terhadap pantulan tanah kering mempertahankan kemantapan kapasitas tanah
sekitar 28 %, pantulan vegetasi sekitar 11 % dalam menyerap air (Asdak 1995).
diberikan warna hijau; saluran 2 dengan panjang Vegetasi peka terhadap panjang gelombang
gelombang 0,53 µm – 0,61 µm merupakan inframerah dekat, sehingga vegetasi pada
saluran visibel dengan warna cenderung ke arah komposit RGB 432 ini akan memancarkan
hijau - kuning peka terhadap pantulan tanah warna merah, begitu juga dengan saluran merah
kering sekitar 25 %, pantulan vegetasi sekitar 12 pada komposit ini merupakan kenampakan
% dan pantulan air sekitar 5 % diberikan warna asli dari warna hijau di permukaan yang
biru. Kenampakan akan vegetasi dipermukaan diintepretasikan sebagai vegetasi, warna biru
lebih jelas dengan penggunaan komposit warna diberikan pada panjang gelombang warna hijau
RGB 432 citra Landsat ini. sehingga kenampakan seperti tubuh air akan
Vegetasi merupakan faktor yang penting nampak lebih kehijau-hijauan. Pada Gambar
dalam terjadinya erosi, air hujan yang jatuh ke 2 tersebut terlihat bahwa kondisi DAS Lukulo
permukaan tanah akan dapat tertahan dalam Hulu ini masih relatih rapat vegetasinya, akan
tajuk-tajuk vegetasi sehingga tenaga kinetik tetapi lokasi ini merupakan bagian dari hulu
air tidak langsung mengenai permukaan tanah. DAS sehingga perlu diperhatikan tingkat
Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap kerapatannya. Kenampakan warna biru-
erosi adalah (1) melalui fungsi melindungi kehijauan tersebut menandakan bahwa lokasi
permukaan tanah dari tumbukan air hujan, (2) tersebut merupakan permukaan suatu tubuh
menurunkan kecepatan air larian, (3) menahan air atau lahan terbuka dan bahkan dapat juga
partikel-partikel tanah pada tempatnya, dan (4) berupa tanaman vegetasi dengan tingkat

Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh 51
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

kerapatan yang sangat jarang. Di sepanjang atas tersebut memiliki jenis vegetasi berupa
sungai pantulan memperlihatkan adanya suatu tegalan, kebun campur serta sebagian besar
pola yang merupakan suatu lahan terbuka dan merupakan hutan produksi. Pada DAS Lukulo
juga merupakan wilayah luapan (warna cyan) Hulu ini masih banyak ditemukan singkapan
ketika terjadi hujan. batuan baik pada lokasi hulu ataupun hilir DAS,
Secara administratif desa-desa yang sehingga air hujan sebagai input utama dalam
merupakan wilayah dengan vegetasi sangat sumberdaya air sebagian besar akan mengalir
jarang terdapat di Desa Labak, Kalidadap, menjadi aliran langsung permukaan (runoff).
Cangkring, Wonosari, Seboro, Pucangan, Hal ini terbukti pada musim penghujan ketika
Kaeangsambung, Banioro, Kebakalan, Logandu, hujan datang wilayah bagian hilir sering terjadi
Clapar, Pagebangan. Di antara beberapa desa luapan air permukaan dari sistem sungainya.
tersebut yang berada pada wilayah upstream Gambar 4 merupakan peta citra satelit Landsat
adalah Desa Labak, Kalidadap, Cangkring, dan TM komposit warna semu 457 DAS Lukulo
Desa Wonosari. Kerapatan vegetasi pada daerah Hulu.

Gambar 4. Peta Citra Satelit Landsat TM Komposit Warna 457 DAS Lukulo Hulu

Pada Gambar 3. merupakan citra FCC vegetasi. Kenampakan konfigurasi permukaan


RGB 457, dimana band 4 yang mempunyai pada komposit warna ini lebih kentara, sehingga
panjang gelombang 0,78 – 0,90 µm, band 5 dapat diketahui bentukan lahan yang ada di
yang mempunyai panjang gelombang 1,55 – DAS Lukulo Hulu. Dari hasil citra tersebut
1,75 µm dengan pantulan terkuat berupa tanah (Gambar 4) terlihat pada bagian utara terkesan
kering sekitar 52% dan pantulan vegetasi sekitar adanya kesan dengan permukaan yang keras
38% diberikan warna hijau, dan band 7 yang hal ini tercermin dari kondisi pengaliran dan
mempunyai panjang gelombang 2,09 – 2,35 µm adanya efek bayangan dari citra serta pantulan
dengan pantulan terkuat berupa tanah kering dan air/kelembaban relatif sedikit atau hampir

52 Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

tidak ada, wilayah ini yang disebut sebagai merupakan sungai meander sehingga banyak
daerah melang (keras). Sedangkan pada bagian ditemukan point- bar yang merupakan material
selatan terlihat seperti adanya suatu cekungan yang terendapkan oleh transportasi air. Proses
dengan kondisi kelembaban tinggi dan lahan hydrolic action yang berupa menumbuk,
terbuka (warna cyan) wilayah ini merupakan menggerus dan menggendapkan sangat intensif
suatu antiklinal yang telah mengalami proses terjadi. Selain banyak terdapat endapan akibat
denudasi. hydrolic action tersebut maka semakin lama
Secara umum bentuklahan yang ada di sungai semakin tidak terkontrol, meandering
kawasan ini meliputi bentuklahan struktural, yang terjadi semakin besar dan akan memotong
bentuklahan denudasional serta bentuklahan sungai mencari jalur yang lebih pendek. Daerah
fluvial, akan tetapi sebagian besar dari yang ditinggalkan akan membentuk seperti
bentuklahan pada kawasan ini merupakan danau yang mirip dengan tapal kuda dan juga
bentuk lahan asal proses struktural, yaitu blok terdapat sungai mati.
patahan dan lipatan. Bentuklahan denudasional Permukaan lahan digunakan sebagai
merupakan suatu bentukan lahan di permukaan dasar untuk melakukan aktivitas masyarakat.
yang telah mengalami/terkena tenaga dari Daerah dengan kondisi topografi yang landai,
proses eksogen. Pelapukan yang terjadi mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi, air
mengakibatkan proses gradasi dan agrasi tanah yang melimpah serta sistem pengaliran
permukaan. Pada kawasan ini proses erosi sangat air permukaan yang baik maka masyarakat
mudah terjadi walaupun dalam ruang lingkup akan lebih banyak dan terkonsentrasi di daerah
yang kecil, seperti pada daerah Waturanda tersebut. Kesesuaian penggunaan lahan sangat
perlapisan batuan sangat kentara dan tanah menentukan kenyamanan dalam bermukim,
yang terjadi masih relatif tipis berada di atas dengan menggunakan citra satelit tutupan lahan
bidang batuan yang padu, ketika terjadi hujan dapat diketahui keberadaan serta luasannya.
maka longsoran-longsoran tanah kerap terjadi. Pola aliran juga terlihat jelas pada komposit
Pada daerah perbukitan terisolasi terjadi pula warna 457 ini, pola aliran yang terbentuk pada
longsoran tanah yang mengakibatkan wilayah DAS Lukulo Hulu ini merupakan dendritik
di sekitarnya tertimbun material longsoran. dengan, bentuklahan fluvial terdominasi oleh
Kebanyakan proses pelapukan ini merupakan bentuklahan dataran banjir serta bentuklahan
pelapukan fisika dan menyebabkan longsor aluvial. Pada daerah upstream terlihat
akibat adanya tenaga gravitasi oleh beban air banyak adanya perbukitan-perbukitan yang
pada waktu hujan. menampakan bentuk prismatik, kesan ini
Bentuklahan fluvial pada kawasan hanya dikarenakan zonasi pada wilayah upstream
sebagian kecil saja yaitu hanya di sekitar merupakan wilayah struktural yang masuk
sungai. Bentuklahan fluvial dipengaruhi oleh pada zona melange, dimana terdapat berbagai
adanya tenaga air yang mengalir sehingga macam batuan dengan umur pra-tersier yang
proses erosi, transportasi dan sedimentasi yang teraduk. Selain
dari material-material permukaan di proses mengakibatkan luapan pada sistem sungai,
pada zona ini. Bentuklahan fluvial di kawasan aliran air permukaan di DAS Lukulo Hulu juga
meliputi daerah dataran aluvial yang secara menyebabkan sedimentasi pada sungai, hal ini
material penyusun merupakan daerah yang dikarenakan adanya erosi yang berlebih pada
subur akan tetapi daerah yang sering terkena wilayah hulu.
dampak banjir pada saat sungai meluap. Gosong Secara morfometri DAS Lukulo Hulu ini
sungai adalah dasar dari sungai tersebut, sungai memiliki bentuk DAS yang membulat sehingga
yang melewati kawasan Karangsambung ini sehingga waktu konsentrasinya (Tc) sangat

Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh 53
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

cepat untuk mencapai pada titik keluar (outlet). menggunakan analisis dari DEM (Digital
Grafik antara debit dengan waktu membentuk Elevation Model) yang didapat dari data SRTM
suatu puncak yang apabila terjadi hujan maka 30. Tabel 1 merupakan kemiringan lereng pada
akan menyebabkan terjadinya banjir. DAS Lukulo Hulu.
Kemiringan dapat dihitung dengan

Tabel 1. Kemiringan Lereng DAS Lukulo Hulu

Kemiringan
Topografi Nilai LS Hektar
Lereng (%)
Landai 0-5 0,25 3950,280
Agak curam 5 -15 1,20 7455,290
Curam 15 - 35 4,25 8960,463
Sangat curam 35 -50 9,50 3888,190
Terjal > 50 12,00 2381,101
Sumber : Perhitungan SIG, 2008

Luasan kemiringan paling tinggi berada awal mengenai karaktersitik DAS Lukulo
pada wilayah yang curam yaitu sekitar Hulu guna terciptanya pengelolaan DAS yang
8960,463 hektar, kemiringan sekitar 15 – 35 tepat. DAS Lukulo Hulu memiliki bentuk DAS
% dengan penyebaran lokasinya meliputi Desa yang membulat dimana aliran permukaan yang
Kebutuhduwur, Pesangkalan, Kedunggong, terjadi dapat menimbulkan luapan sungai.
Kaliguwo, Pesodongan, Kalidadap, dan Desa Selain aliran permukaan (runoff) yang tinggi
Giritirto. Sehingga termasuk dalam DAS DAS Lukulo Hulu juga memiliki tingkat
dengan kemiringan lereng yang relatif tinggi sedimentasi yang cukup besar pula. Tingkat
dengan angka-angka pengaliran air permukan kebutuhan akan air (sumberdaya air) pada DAS
yang besar. Daerah-daerah dengan topografi Lukulo Hulu, air tanah dirasa kurang memadai
yang tinggi dengan tidak ada/jarang penutup hal ini dikarenakan karakteristik wilayah yang
lahan yang efektif, maka akan mempengaruhi masih banyak batuan dasar sehingga air hujan
kepekaan tanah untuk tererosi. Selama sebagian besar menjadi aliran permukaan dan
kemiringan meningkat, maka kecepatan aliran hanya sedikit yang tersimpan dalam tanah.
permukaan meningkat yang meningkatkan
kekuatan pengikisan tanah. Dengan mengetahui DAFTAR PUSTAKA
karaktersitik DAS Lukulo Hulu ini, maka dapat
dilakukan langkah konservasi serta rekomendasi Asdak, C. 1995. Hidrologi dan pengelolaan
mengenai arahan-arahan penggunaan lahan daerah aliran sungai. Gadjah Mada
guna terciptanya konsep pengelolaan DAS University Press, Yogyakarta.
yang terpadu. Puguh, R. 2005. Aplikasi Teknik Peng-
inderaan Jauh Untuk Mengkaji Pengaruh
Perubahan Penggunaan Lahan di Daerah
IV. KESIMPULAN Aliran Sungai Kreo Semarang. Skripsi,
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
bahwa penggunaan data penginderaan jauh Mada. (tidak dipublikasikan)
dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi Puguh, R. dan Saifudin. 2008. Pemetaan Erosi

54 Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh
Jurnal Geografi, Vol. 3 No. 1 / Januari 2010

DAS Lukulo Hulu dengan menggunakan


Data Penginderaan Jauh Sistem
Informasi Geografis. Jurnal Ilmu Tanah
dan Lingkungan, Vol. 8 No. 2. hal. 103
-113.

Kajian Karakteristik DAS Lukulo Hulu dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh 55

Anda mungkin juga menyukai