3 November 2018
ABSTRAK
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi yang meliputi
aspek cuaca seperti curah hujan, angin, suhu, dan kelembaban. Salah satu bencana hidrometeorologi yang
terjadi di Indonesia yaitu banjir. Dalam 8 tahun terakhir, telah terjadi banjir di DAS Jali Cokroyasan yang
menggenangi sebagian Kabupaten Purworejo. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kerawanan
banjir di DAS Jali Cokroyasan. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi
(SIG) diaplikasikan untuk memetakan tingkat kerawanan banjir di DAS Jali Cokroyasan. Parameter yang
digunakan antara lain curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan bentuklahan. Data curah
hujan didapatkan dari Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo. Data
penggunaan lahan didapatkan dari citra Landsat 8 OLI yang diolah berdasarkan klasifikasi multispektral
tidak terselia. Data kemiringan lereng diekstraksi dari DEM ALOS PALSAR dengan resolusi 10 m. Data
bentuklahan dihasilkan dari interpretasi visual DEM ALOS PALSAR dan citra Landsat 8 OLI. Semua
parameter diproses dengan analisis spasial berdasarkan metode skoring Analytical Hierarchy Process
(AHP) dan metode overlay Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). Pengujian model dilakukan dengan
metode in depth interview. Hasil analisis berupa peta tingkat kerawanan banjir di DAS Jali Cokroyasan.
Berdasarkan peta tersebut, hilir DAS yang mendekati outlet DAS menjadi area yang rawan terjadinya
bencana banjir luapan karena hilir DAS memiliki topografi yang landai. Zonasi tingkat kerawanan pada
peta diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menanggulangi resiko akibat banjir, meningkatkan
kapasitas masyarakat, dan meminimalisasi kerugian akibat bencana.
Kata kunci: banjir, DAS Jali Cokroyasan, penginderaan jauh, SIG, kerawanan
ABSTRACT
1
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
2
0
Gambar 1. Diagram Alir
2.1 Pra Lapangan
Tahun a. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan DAS
Jali Cokroyasan Kabupaten Purworejo
Grafik 1. Frekuensi Banjir DAS Jali Cokroyasan Tahun 2015
Purworejo
Penggunaan lahan merupakan fungsi lahan
Kejadian banjir luapan yang sering terjadi DAS dengan segala campur tangan manusia baik
Jali Cokroyasan Purworejo menyebabkan secara permanen maupun secara siklus terhadap
wilayah di sekitar sungai menjadi rawan suatu kelompok sumberdaya alam dan
sehingga resiko bencana akan meningkat. Atas sumberdaya buatan dengan tujuan untuk
dasar hal tersebut dibutuhkan kajian kerawanan memenuhi kebutuhan manusia (Malingreau,
banjir di DAS Jali Cokroyasan Purworejo. 1977). Penggunaan lahan menjadi sangat
Tulisan ini menjelaskan tingkat kerawanan penting terhadap banyak bentuk pemetaan
banjir di DAS Jali Cokroyasan Purworejo. tematik karena pengaruh timbal baliknya secara
Penggunaan citra satelit penginderaan jauh langsung terhadap kehidupan manusia. Variasi
digunakan karena dapat menggambarkan dan perubahan yang relatif cepat menjadikan
wilayah DAS yang luas dan memiliki resolusi
2
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
penggunaan lahan menjadi parameter yang interpretasi menurut Liliesand dan Kiefer
patut selalu diperhatikan. (1990). Klasifikasi yang diperoleh selanjutnya
Peta penggunaan lahan dibuat dengan akan digunakan untuk mengestimasi tekstur
menggunakan citra penginderaan jauh Landsat relatif tanah sebagai indikasi kapasitas infiltrasi
8 OLI path 120 row 65 dengan tanggal setiap satuan lahan.
perekaman 18 September 2015. Pemilihan
waktu perekaman didasarkan pada bulan basah
dan integrasi dengan data lain. Asumsi yang
dibangun adalah bahwa dalam bulan basah
daerah kajian memiliki input air hujan dalam
keadaan mendekati maksimum. Citra tersebut
diproses dengan melakukan klasifikasi
multispektral terselia dengan membangun lima
kelas penggunaan lahan berdasarkan klasifikasi
SNI 7645-2010 mengenai klasifikasi penutup
lahan skala 1:100.000.
memperhitungkan jarak sebagai bobot sehingga berbanding terbalik dengan jarak antara lokasi
jarak terdekat akan memiliki bobot yang lebih estimasi dan lokasi yang sudah diketahui
tinggi seperti yang dipaparkan oleh Lu dan nilainya. Berdasarkan adanya pembobotan,
Wong (2008) bahwa nilai atribut dari titik yang wilayah dalam satu kecamatan akan memiliki
tidak diketahui nilainya dalah rata-rata intensitas hujan yang sama karena berdekatan
tertimbang nilai yang diketahui pada titik dan intensitas hujan wilayah sekitarnya dapat
disekitarnya yang diketahui dan bobotnya diestimasi.
300
250
200
150
100
50
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan
Tahun
Perikanan Kabupaten Purworejo
d. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng DAS mampu untuk menghasilkan DEM yang
Jali Cokroyasan Kabupaten Purworejo mencapai permukaan. Namun untuk lahan yang
Peta kemiringan lereng dibuat melalui ekstraksi memiliki kerapatan vegetasi cukup tinggi,
dari DEM ALOS Palsar dengan resolusi 30 gelombang yang dipancarkan oleh DEM ALOS
meter. DEM ALOS PALSAR menggunakan PALSAR tidak mampu untuk mencapai
gelombang L yang memiliki tingkat penetrasi permukaan. Sehingga DEM produk dari ALOS
yang tinggi terhadap tutupan vegetasi. Sehingga
4
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
PALSAR cenderung semi DSM (Digital e. Pembuatan Peta Kerawanan Banjir DAS
Surface Model). Jali Cokroyasan Kabupaten Purworejo
Peta kemiringan lereng dibuat dengan skala
1:200.000. Kemiringan lereng sangat berkaitan Peta kerawanan banjir dibuat dengan
dengan tingkat kerawanan banjir. Klasifikasi menggunakan metode Analytical Hierarchy
kemiringan lereng dilakukan dalam satuan Process dan Spatial Multi-Criteria Evaluation
derajat. Hal tersebut disebabkan karena satuan dengan menggunakan perangkat lunak ILWIS
tersebut lebih lumrah dan banyak digunakan. 3.3. Parameter yang digunakan yaitu
kemiringan lereng, curah hujan, bentuklahan,
dan penggunaan lahan. Parameter tersebut
merupakan aspek-aspek yang dianggap
berpengaruh besar terhadap kerawanan banjir.
Analytical Hierarchy Process merupakan salah
satu metode pembobotan yang bersifat sangat
rinci, sistematis, dan matematis yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang kompleks
dengan menyusun hirarki pembobotan mulai
dari sub-parameter secara terstruktur (Rai dan
Bushan, 2004). Setiap sub-parameter
diperhitungkan tingkat hubungan dan
pengaruhnya terhadap kerawanan banjir.
Parameter yang digunakan juga dibobot dengan
metode yang sama untuk menentukan
parameter yang dianggap paling berpengaruh
terhadap kerawanan banjir.
5
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
Gambar 10. Matriks Analytical Hierarchy Process untuk Parameter Kerawanan Banjir
6
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
memanjang menurut Dam (1973) dalam Seyhan yang homogen yaitu 200-240,2 mm. Variasi
(1990) memiliki fungsi peubah-peubah DAS curah hujan dalam satu DAS tersebut
diantaranya debit banjir yang kurang atau waktu disebabkan karena pengaruh topografi wilayah.
perjalanan yang lebih. Hal tersebut berarti debit Sebagian Kecamatan Bruno merupakan wilayah
banjir menuju outlet dan mencapai puncak perbukitan dengan kemiringan lereng yang
membutuhkan waktu yang relatif lama, selain lebih besar daripada wilayah tengah dan hilir
itu debit tertinggi tidak terlalu besar. sehingga terpengaruh efek orografis. Efek
tersebut menyebabkan pergerakan masa udara
Berdasarkan hasil interpolasi dan perhitungan
menuju ke tempat lebih tinggi lalu terjadi
curah hujan rata-rata dalam 10 tahun, curah
proses kondensasi kemudian terjadi hujan
hujan paling tinggi yaitu 362-401 mm terjadi di
orografis sehingga curah hujan di wilayah hulu
wilayah hulu terutama di sebagian Kecamatan
lebih tinggi. Hujan tersebut akan menjadi
Bruno dan sebagian Kecamatan Gebang.
limpasan sehingga menaikkan debit sungai.
Sebagian wilayah tengah memiliki curah hujan
Hujan tersebut menjadi pasokan air di hulu
sedang hingga paling rendah yaitu 200-240,2
sungai yang selanjutnya mengalir menuju
mm sedangkan wilayah hilir yaitu Kecamatan
wilayah hilir.
Ngombol dan Grabag memiliki curah hujan
8
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
Peta kerawanan yang telah diperolah bahwa DAS Jali yang berada di Kabupaten
menunjukan bahwa pada DAS Jali yang berada Purworejo rawan terhadap bencana banjir.
di Kabupaten Purworejo memiliki tingkat Kecamatan yang rawan terpapar bencana banjir
kerawanan banjir yang cukup rawan. Hilir DAS merupakan kecamatan yang berada pada daerah
yang mendekati outlet DAS menjadi area yang hilir sungai. Terutama daerah yang berada di
rawan terjadinya bencana banjir luapan. Hal sekitar sungai yaitu daerah dataran banjir dan
tersebut disebabkan hilir DAS memiliki dataran aluvial. Parameter yang paling
topografi yang landai. Sehingga ketika terjadi berpengaruh dalam pendugaan kerawanan
kiriman debit yang besar dari catchment area banjir adalah paramater kemiringan lereng.
akan berakibat luapan debit air pada hilir DAS Kemiringan lereng yang menunjukan topografi
yang memiliki topografi relatif landai. Daerah akan mempengaruhi infiltrasi dan limpasan
disekitar sungai atau dataran banjir menjadi permukaan.
area yang paling rawan. Hal tersebut Metode pembobotan Analytical Hierarchy
disebabkan karena pada area tersebut Process yang diintegrasikan dengan metode
merupakan area yang paling dekat dengan Spatial Multi-Criteria Evaluation dapat
pantai. Selain itu memiliki topografi landai dan digunakan untuk membantu dalam pendugaan
tanah yang cenderung memiliki kapasitas kerawanan banjir menggunakan parameter-
infiltrasi yang rendah. Selain itu di daerah parameter biofisik. Metode tersebut mengolah
dataran banjir dan dataran aluvial terdeapat data dalam bentuk raster. Sehingga terjadi
banyak permukiman yang menjadi basis tempat banyak perubahan ketika proses konversi data
tinggal warga setempat. Sehingga akan sangat vektor ke raster atau sebaliknya. Kelemahan
beresiko ketika terjadi banjir luapan. tersebut mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Kecamatan yang memiliki tingkat kerawanan Sehingga akan lebih baik jika data yang
cukup tinggi yaitu Kecamatan Grabag, didapatkan sejak dari awal merupakan data
Ngombol, Purwodadi, Buruh, Kutoarjo, Banyu raster.
Urip, Bayan, dan sebagian Kecamatan Gebang.
Daerah yang tergolong tidak rawan banjir UCAPAN TERIMA KASIH
berada pada topografi yang curam dan memiliki
Penulisan makalah yang
relief berbukit hingga bergunung. Hal tersebut
berjudul ”Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG
disesbabkan karena pada daerah tersebut
dengan Metode Analytical Hierarchy Process
memiliki tutupan lahan yang mampu menyerap
untuk Kajian Kerawanan Banjir di Das Jali
air yang berasal dari hujan. Sehingga kapasitas
Cokroyasan Purworejo” dapat terlaksana
infiltrasi menjadi lebih baik. Selain itu pada
dengan baik berkat bantuan, dorongan,
daerah tersebut merupakan daerah hulu yang
juga bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
memiliki banyak cabang sungai berorde kecil,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sehingga limpasan permukaan dapat langsung
yang sebesar-besarnya kepada
masuk ke cabang-cabang sungai dan tidak
berdampak pada permukaan. 1. Sudaryatno selaku dosen pembimbing
2. Wirastuti Widyatmanti yang telah
Peristiwa banjir yang pernah terjadi banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan
dialami di Kecamatan Grabag dan Ngombol.
selama pembuatan makalah
Berdasarkan hasil wawancara dengan sampel
3. Emilya Nurjani yang telah memberikan
menyatakan bahwa banjir terjadi disebabkan
pengarahan dan bimbingan selama
karena luapan air akibat ketidakmampuan
pembuatan makalah
sungai untuk menampung debit yang mengalir.
4. Masyarakat sebagian Kabupaten Purworejo
Selain itu banjir pernah terjadi akibat pertemuan
sebagai responden penelitian
dua anak sungai yang memiliki debit berbeda
pada daerah hilir yang mendekati muara
sehingga meluap tepat pada titik pertemuan dan DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan dampak hingga ratusan meter Aronoff, S. 1989, Geographic Information
baik ke arah hulu maupun ke arah hilir. System; A Management Perspective,
WDL Publications, Ottawa.
Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan
4. KESIMPULAN
Perikanan. 2014. Data Curah Hujan,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diakses 25 Februari 2018,
dan hasil yang telah didapatkan menunjukan
9
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 November 2018
10