ABSTRACT
Based on data from BPBD of Riau province, there were 7 flood events in the 2015 to
2016 period. The flood disaster occurred in Kampar district, especially in the downstream
area of the Koto Panjang hydropower plant. The main cause is the discharge overflows
from spillway of reservoir that was over capacity of the river downstream causing a
inundation in the downstream area of the Koto Panjang hydropower plant. Kampar Utara
District is one of the main areas affected by the flood. Therefore the purpose of this study
is to determine several parameters such as depth, area, and hazard level classification. By
applying the hydraulic flow computation model using HEC-RAS, HEC-GeoRAS and GIS
software, the parameters can be obtained. Inundation depth is obtained at return period of
Q1 of 0.49 m, Q2 of 0.63 m, Q5 of 0.65 m, Q10 of 0.71 m, and Q25 of 0.76 m. The
highest inundation area was obtained 647.5 Ha at return period of Q25, with a depth of
0.76 m, and the flood hazard criteria was moderate to high.
ABSTRAK
Berdasarkan data dari BPBD provinsi Riau, telah terjadi 7 kali kejadian banjir rentang
waktu 2015 sampai 2016. Bencana banjir tersebut terjadi di kabupaten Kampar terutama
di daerah hilir PLTA Koto Panjang. Penyebab utama adalah debit banjir melalui spillway
waduk melebihi kapasitas sungai di hilirnya, sehingga menimbulkan genangan pada
daerah hilir PLTA Koto Panjang. Kecamatan Kampar Utara merupakan salah satu
wilayah terdampak dari kejadian banjir tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan
beberapa parameter seperti kedalaman, luas, serta klasifikasi tingkat bahaya. Dengan
menerapkan model komputasi aliran hidraulika HEC-RAS dan HEC-GeoRAS serta
perangkat lunak SIG, diperoleh parameter-paramater tersebut. Diperoleh kedalaman
genangan pada kala ulang Q1 sebesar 0,49 m, Q2 sebesar 0,63 m, Q5 sebesar 0,65 m,
Q10 sebesar 0,71 m, dan Q25 sebesar 0,76 m. Luas genangan tertinggi diperoleh 647,5
hektar pada kala ulang Q25, dengan kedalaman 0,76 m, serta kriteria bahaya banjir
termasuk kategori sedang sampai tinggi.
Kata Kunci : daerah genangan, kriteria bahaya banjir, GIS, HEC-RAS, HEC-GeoRAS
912
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
1. PENDAHULUAN
Banjir merupakan salah satu masalah yang cukup rentan terjadi pada kecamatan
Kampar Utara sehingga secara tidak langsung memberikan kerugian bagi masyarakat
yang tinggal di lingkungan yang rawan terjadi banjir tersebut, berdasarkan BPBD
Provinsi Riau pada tahun 2015 – 2016 terdapat 7 kejadian banjir, bencana banjir
terbesar di provinsi Riau terdapat di daerah PLTA Koto Panjang kabupaten Kampar
(Vanezsa, 2018). Akibatnya perlu ada peta sebaran genangan yang dipergunakan untuk
mengetahui sebaran dan tingkat kerawanan banjir yang terjadi agar menjadi tambahan
informasi dalam memanajemen pembangunan serta mitigasi bencana
2. TINJAUAN PUSTAKA
Model elevasi digital atau yang biasa disebut Digital Elevation Model (DEM) merupakan suatu
model topografi permukaan bumi, Terminologi lain yang juga akrab digunakan selain Digital
Elevation Model yaitu Digital Terrain Model (DTM) dan Digital Surface Model (DSM). DEM
memperhitungkan (mengukur) titik-titik (unsur-unsur) tertinggi yang terletak di bawah tinggi
nominal pengamat (contoh sensor satelit) yang mengorbit di atas permukaan bumi dengan
liputan data-data berupa ketinggian (bagian paling atasnya) (Prahasta, 2008, dalam Asih,
2012).
Klasifikasi bahaya banjir dalam penentuan bahaya banjir, sering digunakan untuk
menentukan parameter indeks bahaya yang nantinya digunakan dalam penentuan indeks
risiko bencana. Salah satu parameter klasifisakasi bahaya banjir adalah kedalaman genangan
akibat limpasan banjir. Kriteria dan klasifikasi bahaya banjir dari parameter kedalaman
genangan, dapat dilihat pada Tabel 1.
913
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
Alat bantu analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah aplikasi Hydrologic
Engineering Center – River Analysis System (HEC-RAS) 5.0.5. perangkat lunak HEC-
RAS merupakan aplikasi yang digunakan untuk menghitung analisis hidraulika, yaitu
perhitung profil muka air pada aliran permanen (steady flow) dan tidak permanen
(unsteady flow). HEC-RAS dirancang untuk mensimulasi fenomena pada jaringan
saluran alami maupun buatan. Kunci utama pemodelan pada HEC-RAS adalah
penggunaan represantasi data geometri dan perhitungan geometri serta perhitungan
hidraulika berulang (Istirto, 2011).
HEC-Geo-RAS merupakan salah satu ekstensi yang digunakan pada salah satu sistem
SIG yang hak cipta di pegang oleh environmental systems research institute (ESRI).
Ekstensi ini berguna atau secara khusus didesain untuk memproses data geospasial
untuk digunakan dengan HEC-RAS. Alat ini memperbolehkan pengguna untuk
mendapatkan data attribute geometri dari data DEM atau DTM dan perlengkapan
lainnya dalam bentuk import file geometri pada HEC-RAS. Hasil komputasi profil
muka air dapat diproses untuk menampilkan kedalaman serta batas-batas genangan,
panduan penggunaan ekstensi HEC-GeoRAS dapat dilihat pada modul pengguna pada
halaman resmi penyedia.
914
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
3. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun data-data yang diiperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data curah hujan Kecamatan Kampar utara tahun 2003 sampai 2017
2. Data penampang sungai Kampar di Kecamatan Kampar utara sepanjang ± 14 km
menggunakan HEC-GeoRAS dengan basis peta DEMNAS.
3. Tata guna lahan dan Daerah Aliran sungai (DAS) sungai Kampar yang didapatkan dari
BPDAS Indragiri Rokan
4. Data debit turbin dan pelimpah dari PLTA koto Panjang
915
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
Gambar 58. Debit banjir rencana dari data hujan (di hilir waduk)
b. Debit yang keluar dari spillway ditentukan dengan menggunakan data debit tahun
2008 – 2018 dari kantor operasional PLTA Koto Panjang. Data debit dianalisis
dengan analisa frekuensi (Dsiatribusi Log Pearson III) dan hasilnya dikombinasikan
dengan debit rencana hasil HSS Nakayasu. Debit hasil HSS Nakayasu (debit puncak
saja) dikombinasikan dengan data debit turbin dan pelimpah dari PLTA Koto
Panjang didapatkan debit total input pada pemodelan di HEC-RAS (Tabel 2).
916
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
Gambar 59. Hasil simulasi elevasi banjir di setiap kala ulang (CS 12154)
Untuk menganalisa sebaran genangan dan klasifikasi bahaya banjir di daerah studi,
dilakukan analisis elevasi muka air banjir dengan software HEC-RAS. Analisa
dilakukan dengan debit kala ulang Q1 – Q25. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
maka hasil running model HECRAS harus dilakukan proses kalibrasi dengan data
observasi lapangan.
Kalibrasi Model
Menurut excimap (2007) data historik diperlukan dalam kalibrasi model untuk
menentukan seberapa akurat permodelan dengan kejadian dilapangan, data historik
diperlukan sebagai komparasi agar dapat dijadikan sebagai data publik yang dapat
dipakai kembali. Pada penelitian ini peninjauan dilakukan dengan melakukan tanya
jawab dengan warga sekitar dengan melihat lokasi peta sebaran genangan banjir yang
telah dimodelkan. Pada sesi tanya jawab dilakukan juga pengecekan terhadap daerah
sekitar. Kekurangan dari metode peninjauan secara langsung adalah kurangnya tanda
atau bekas genangan atau kejadian banjir yang terjadi sudah cukup lama sehingga tanda
atau bekas menjadi cukup tidak jelas. Hasil kalibrasi model (Tabel 3) menunjukkan
917
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
bahwa kesalahan antara simulasi model dan pengukuran lapangan sebesar 0,0344
(3,44%). Hasil kalibrasi < 5% menunjukkan bahwa model HECRAS cukup handal
digunakan dalam simulasi elevasi muka air banjir di sungai Kampar.
Tabel 31. Pengukuran data genangan di lokasi studi (periode banjir 2 tahun)
Simulasi Observasi
No. Titik koordinat Lokasi Tahun Tempat
Model (m) (m)
E:101.071625
1. Jl Utama Sp kubu 0,63 0,58 – 0,65 2016-2018 Ruko
N:0.360218
E:101.076727
2. Ds Limau Manis 0,63 0,55 – 0,65 2016-2018 Rumah
N:0.367657
E:101.106114
3. Bukut Ranah 0,63 0,60 – 0,70 2016-2018 Ruko
N:0.356548
Tabel 32. Hasil kalibrasi Elevasi muka air di Model dan Pengukuran Lapangan
Hasil analisis hidrolika profil muka air banjir yang terjadi di sungai Kampar, dengan
daerah studi sepanjang 14 km ditunjukkan pada Gambar 4. Pada simulasi debit dengan
kala ulang 25 tahun (Q25), dapat dilihat bahwa sebagian besar penampang sungai
mengalami over flow atau elevasi muka air melewati tebing sungai (pada Gambar 4,
tebing sungai ditunjukkan dengan titik merah). Hasil simulasi menunjukkan bahwa
masih banyak daerah dataran banjir di sepanjang daerah studi yang elevasinya lebih
rendah sehingga pada banjir kala ulang 25 tahun didominasi genangan banjir dengan
tinggi di atas 70 cm (sekitar 647,5 ha, lihat Tabel 5).
918
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
Gambar 60. Hasil simulasi profil muka air banjir di daerah studi dengan HEC-
RAS
Pada proses ini hasil dari HEC-RAS diimpor ke GIS, kemudian dilanjutkan
menggunakan HEC-GeoRAS untuk memvisualisasikan hasil di GIS. Hasil dari
visualisasi ini kemudian diperiksa kembali dan diambil data yang diperlukan semisal
luas dan kedalaman.
Gambar 61. Proses render genangan dan hasil render Q25 menggunakan HEC-
GeoRAS dan GIS
Luas genangan yang disimulasikan adalah luas genangan dari limpasan air di
dataran banjir saluran utama sungai yang ditinjau. Pada kala ulang Q25 tahun didapati
dari hasil model GIS luas genangan termasuk sungai sebesar 647,5 Ha sedangkan untuk
919
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
luas yang tergenang berdasarkan model boundary sebesar 232,5 Ha. Untuk kedalaman
banjir dominan pada simulasi kala ulang 25 tahun (Q25) didapati 0,76 m dengan
klasifikasi bahaya banjir kategori “tinggi”. Data raster yang diperoleh dari simulasi kala
ulang Q1.1, Q2, Q5, Q10, Q25 dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil dari tabel ini
merupakan hasil dari model sebelum dilakukan kembali ground check, hal ini perlu
dilakukan agar dapat menentukan keandalan model serta eror dari model yang telah di
lakukan.
Tabel 33. Rekapitulasi luas dan kedalaman serta klasifikasi bahaya banjir
Luas Genangan (ha)
Sungai Q1.1 Q2 Q5 Q10 Q25
379,8 495,7 562,7 602,2 647,5
Kedalaman Genangan (m)
Kampar Q1.1 Q2 Q5 Q10 Q25
0,49 0,63 0,65 0,71 0,76
Klasifikasi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi
920
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
5. KESIMPULAN
6. DAFTAR PUSTAKA
921
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat
922