Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI

PENGUKURAN KECEPATAN ARUS DAN DEBIT AIR DI


DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WANGGU DESA KONDA
SATU

Oleh:

REZKI AMELIA WAHYUNI


M1B122101

ASISTEN: ROY SAPUTRA AMMAI

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

PENGUKURAN KECEPATAN ARUS DAN DEBIT AIR DI DAERAH


ALIRAN SUNGAI (DAS) WANGGU DESA KONDA SATU

Oleh:

REZKI AMELIA WAHYUI


M1B122101

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Hidrologi

PROGRRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang

berjudul “Pengukuran Kecepatan Arus Dan Debit Air Di Daerah Aliran

Sungai (Das) Wanggu Desa Konda Satu” ini tepat pada waktu-Nya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah “Hidrologi“. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang pengetahuan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan

juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pengampuh

mata kuliah hidrologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari

kata sempurna.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya butuhkan

demi kesempurnaan laporan ini.

Kendari, Desember 2023

Rezki Amelia Wahyuni


M1B122101
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang seluk

beluk air di bumi, peredaran dan distribusinya, kejadian, sifat alami dan kimianya

serta reaksinya terhadap lingkungan. Hujan menjadi faktor terpenting dalam

penentuan besarnya kapasitas air yang ada di suatu daerah. Hujan yang turun akan

jatuh pada daerah aliran sungai kemudian mengalir ke sungai dan akhirnya

bermuara ke laut .Hujan yang terjadi di setiap daerah tidak akan sama. Hal ini

disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor iklim, ketinggian daerah, musim

dan faktor-faktor lain. Data hidrologi merupakan kumpulan keterangan atau fakta

mengenai fenomena hidrologi. Dimana data hoidrologi sangat penting untuk

melakukan analisa hidrologi. Karena itu, data curah hujan di suatu daerah selalu

dicatat pada stasiun pengamat curah hujan untuk keperluan perencanaan yang

akan dilakukan. Pencatatan ini dilakukan di beberapa titik stasiun pencatat pada

suatu daerah aliran sungai untuk mengetahui sebaran hujan yang turun pada

daerah aliran sungai tersebut. Untuk memperoleh data curah hujan yang dapat

mewakili hujan pada suatu daerah aliran sungai tertentu diperlukan stasiun hujan

dengan jumlah dan kerapatan tertentu yang terdapat pada daerah aliran sungai

tersebut. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, setiap stasiun hujan bisa mewakili

area dengan luasan.Semakin banyak stasiun hujan yang digunakan, maka semakin

teliti perhitungan yang dilakukan.


Analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan

bangunan-bangunan hidraulik. Analisis hidrologi dalam pengembangan sumber

daya air, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data curah

hujan, data debit dan data iklim. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan

terutama meliputi periode ulang curah hujan, karena berkaitan dengan perhitungan

banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung,

bendungan dan jembatan.. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya jumlah pos hujan

yang ideal serta penempatan lokasi pos yang dapat mewakili sebagai representasi

karakteristik suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).

Kesalahan dalam pemantauan data dasar hidrologi suatu daerah aliran

sungai akan menghasilkan data yang kurang optimal. Kesalahan tersebut biasanya

disebabkan oleh jumlah pos hujan dalam daerah aliran sungai (DAS) yang kurang

memadai dan pola penyebaran pos hujan yang tidak merata. Demikian juga, pos

hujan yang tersedia yang ada saat ini dalam suatu DAS sudah memadai atau tidak

serta jumlah dan lokasinya dapat memantau karakteristik hidrologi di daerah

tersebut atau belum. Kemudian dalam kondisi dimana posisi stasiun hujan yang

belum tepat misalnya di bagian hilir DAS yang daerah datar terdapat banyak

stasiun hujan sedangkan di bagian hulu DAS yang kondisi lereng/gunung dimana

variasi hujan (secara spasial) tinggi seharusnya membutuhkan banyak stasiun

tetapi 2 masih sedikit. Maka salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah

melakukan suatu studi rasionalisasi jaringan pos hujan yang ada dalam daerah

aliran sungai (DAS) untuk menganalisa pos hujan yang efektif dan efisien,
sehingga dapat diketahui pospos mana yang sangat dominan dan atau dapat

direlokasi.

Sungai mempunyai peran yang sangat penting bagi Masyarakat. Berbagai

aktifitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan rumah

tanggamenyebabkan menurunnya kualitas air Sungai. Penambahan bahan buangan

dalam jumlah besar dari bagian hulu hingga hilir Sungai yang terjadi terus

menerus akan mengakibatkan Sungai tidak mampu lagi melakukan pemulihan

pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan terhadap konsentrasi faktor

kimia, fisika dan biologi dalam Sungai. Sungai merupakan perairan terbuka yang

mengalir (lotik) yang mendapat masukan dari buangan berbagai kegiatan manusia

di daerah pemukiman, pertanian dan industry di daerah sekitarnya.

DAS Wanggu merupakan bagian dari Wilayah Sungai Lasolo – Sampara.

Secara administrasi DAS Wanggu ini meliputi Kota Kendari (Kecamatan

Mandonga, Baruga dan Anduonohu) dan Kabupaten Konsel (Kecamatan

Ranomeeto, Moramo dan Konda). Secara pembagian system DAS maka wilayah

Kota Kendari merupakan wilayah tengah-hilir, sedangkan wilayah Kabupaten

Konawe Selatan merupakan wilayah hulu-tengah DAS. Luas DAS ini sekitar

37.974,4 Ha, dengan batas-batas geografis yaitu 3° 56' 54" LS - 4° 10' 24" Lintang

Selatan dan 122° 22’ 30" BT - 122o 35’12” Bujur Timur. Pada DAS Wanggu ini

mengalir beberapa sungai besar maupun kecil, antara lain sungai induknya yaitu

Sungai Wanggu, dan anak-anak sungai seperti Sungai Konda, Sungai Lapulu,

Sungai Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Ambololi, Sungai Lambusa,

Sungai Amohalo, Sungai Lepo-Lepo, dan Sungai Ea. Sungai Wanggu ini
membentang dari Barat Daya di Pegunungan Watu Re arah Utara (Kabupaten

Konsel) dan bermuara di Teluk Kendari (Kota Kendari). Panjang Sungai Wanggu

dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Ketinggian pada daerah pegunungan di

hulu berkisar 200 m dpal., di daerah tengah (Daerah Rawa Tanea dan Daerah

Irigasi Tanea Lama) berada pada ketinggian antara 7 sampai 27 m dpal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan ini adalah.

1. Bagaimana cara menghitung dan menganalisis debit air di Sungai konda (1)

2. Bagaimana cara menghitung dan menganalisis kerapatan arus di Sungai

Konda (1)

3. Bagaimana cara menghitung dan menganalisis luas penampang aliran di

Sungai Konda (1)

1.3 Tujuan

Adapun rumusan masalah pada laporan ini adalah.

1. Untuk mengetahui cara menghitung dan menganalisis debit air di Sungai Konda

satu

2. Untuk mengetahui cara menghitung dan menganalisis kerapatan arus Sungai

Konda satu

3. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung luas penampang aliran Sungai

Konda satu
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hidrologi

Kata Hidrologi berasal dari dituliskan sebagai sejarah singkat Hidrologi

dan digambarkan mengikuti kronologis sebagai berikut: tahun 1000 SM

ditemukan asal air, oleh Hormer (dalam bukunya: Hiad) dan pada tahun 650 SM

asal air juga dibahas oleh Thales. Homer yakin bahwa terdapat tampungan yang

demikian besar yang dapat mencatu air di sungai, laut, mata air, sumur, dan lain-

lain. Ada suatu hal yang menarik untuk dicatat bahwa saat itu Homer telah

memahami tentang debit dan kecepatan air yang mengalir dalam saluran di

Yunani. Kemudian hal yang sama juga dibahas oleh Aristoteles (tahun 483 SM)

dan plato (tahun 427 SM), namun hubungan antar komponen air masih belum

dikemukakan secara jelas. Tahun 1608 M ditemukan Hidrologi praktis antara lain

ditandai dengan pengukuran hujan selama 3 tahun dan pengukuran limpasan di

Daerah Aliran Sungai (DAS) Seine oleh Pierre Perrault. Hidrologi Praktis ini juga

diamati oleh Edme Mariotte (tahun 1620 M) dan Edmund Haley (tahun 1656 M).

Saat itu beliau menganggap bahw a air di mata air tidak sama dengan air sungai

yang berasal dari hujan, alasannya air hujan tidak cukup banyak dan permukaan

bumi sangat kedap. Pada jaman Nabi Isa, Marcus Virturius menemukan infiltrasi

(tahun 1452 M). Dalam buku Volume 8 of his treatise De Architectura Libri

Decem (the engineer's chief handbook during the Middles Ages), Marcus Viturius

sudah mulai memperhatikan adanya siklus hidrologi antara lain dengan

memberikan hipotesis bahwa hujan dan salju yangjatuh di daerah pegunungan

terinfiltrasi ke dalam permukaan bumi dan akhirnya muncul di dataran rendah


sebagai aliran dan mata air. Kemudian pada tahun 1509 M, Pallisy dan Leonardo

Da Vinci mengembangkan lebih lanjut tentang siklus hidrologi. Akhirnya sejak

saat inilah Hidrologi berkembang terus sampai sekarang. Siklus hidrologi adalah

pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik prosesdi atmosfir, tanah

dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi,

evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan

kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan merupakan kunci proses

siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu (Yendri et all.,2023).

Hidrologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan

gerakan air di alam, antara lain meliputi bentuk air, yang terkait dengan

perubahannya seperti kondisi cair, padat, dan gas di dalam atmosfir bumi yang

berada di atas dan di bawah permukaan tanah. secara umum menyatakan bahwa

hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah air. Dalam pertemuan

International Association of Scientific Hidrology di Zurich, hidrologi dibagi

menjadi 3 bagian, antara lain Potamology (ada kaitannya dengan sungai),

Cryology (ada kaitannya dengan salju) dan Limnology (ada kaitannya dengan

danau) (Limantara, 2019).

idrologi Secara Umum adalah Cabang ilmu geografi yang mempelajari

seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi serta siklus

hidrologi dan sumber daya air. Sedangkan Pengertian Siklus Hidrologi Secara

Umum adalah sirkulasi air dari laut ke atmosfer lalu ke bumi dan kembali lagi ke

laut dan seterusnya. Hidrologi berasal dari kata “Hidrologia” artinya “ilmu air”

hidrologi adalah Cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan,


distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman

1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air

dibumi. Dalam kajian hidrologi meliputih potamalog (aliran permukaan),

geohidroligi (air tanah), hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud

gas), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau, dan waduk),

kriologi (air berwujud padat seperti es dan salju). Orang yang mempelajari

hidrologi disebut dengan hidrologist (Asdak,2023).

hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik menurut waktu dan

ruang tentang kuantitas dan kualitas air dibumi termasuk proses hidrologi,

pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan

manajemen. Dalam pengertian hidrologi yang mengatakan bahwa hidrologi adalah

ilmu yang mempelajari tentang terjadinya pergerakan dan distribusi air di bumi

baik diatas maupun di bahwa permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air

dengan reaksi terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.

Sedangkan pengertian hidrologi adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang air

yang ada dibumi yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat

fisika dan kimia serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk hubungan dengan

kehidupan (Yendri, O., et al. 2023).

Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle atau siklus air. Suatu

sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke

tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan.

rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat

lainnva hingga kembali ke tempat asalnya. Air naik ke udara dari permukaan laut
atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau

awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh radiasi

tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi dingin untuk

terjadi kondensasi (Prasetia et all., 2023).

2.2 Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan gerakan perputaran air di permukaan bumi,

yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan

tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah berhenti. Siklus Hidrologi adalah

sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke

atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air

laut oleh sinar matahari merupakan faktor utama dalam proses siklus hidrologi

dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai

presipitasi dalam bentuk hujan, salju ataupun kabut (Rosita et all.,2020).

Panas yang bersumber dari sinar matahari, akan mengakibatkan evaporasi

penguapan pada permukaan air sungai, danau, waduk dan pada permukaan tanah

transpirasi penguapan dari permukaan tanaman. uap air hasil penguapan ini pada

ketinggian tertentu akan menjadi awan kemudian karena beberapa sebab, awan

akan berkondensasi menjadi presipitasi (salju, hujan es, hujan, embun). Air hujan

yang jatuh kadang tertahan oleh ujung daun atau oleh bangunan, dan lain

sebagainya. istilah untuk hal tersebut adalah intersepsi, di mana besarnya

intersepsi pada tanaman tergantung dari jenis tanaman atau tingkat pertumbuhan,

tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan-hujan pertama, kemudian sekitar 20%

pada hujan-hujan berikutnya. Air hujan yang mencapai tanah sebagian terinfiltrasi
(menembus permukaan tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan

over-land flow kemudian terkumpul di saluran. Aliran ini disebut surface run-off.

Hasil infiltrasi sebagian mengalir menjadi aliran air bawah permukaan (aliran

antar aliran/aliran bawah permukaan/aliran tembus), tanah aomhasahi air yang

menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil.

Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan

airnya akan berperkolasi (mengalir vertikal) menjadi air tanah. Aliran air tanah

ground water flow akan terjadi sesuai dengan hukum-hukum fisika. Air yang

mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, sungai

dan laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh

cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah. Berdasarkan

sistem sirkulasi ini, dapat dikategorikan variabel-variabel yang berperan sebagai

input dan yang berperan sebagai output (Syarifudin,2017).

Sirkulasi hidrologi di bawah lapisan tropopause melibatkan proses

evaporasi, yaitu ketika kenaikan massa air (H2O) berfasa cair berubah menjadi

massa air berfasa uap di atas permukaan laut; dan proses kondensasi pada

ketinggian tertentu, yaitu ketika massa air berfasa uap berubah menjadi massa air

berfasa cair pada kondisi suhu, tekanan dan kelembaban udara cukup memadai.

Sirkulasi hirologi berlangsung akibat dari kondisi ketidakstabilan lapisan

troposphere yang telah diungkapkan Espy (1841) sebagai dinamika penyerapan

dan pelepasan kalor laten. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Emanuel et al.

(1994), perpindahan panas dalam lapisan atmosfer berlangsung melalui kombinasi


antara 2/3 dari proses konduksi dan konveksi yang berkontribusi pada proses

evaporasi dan kondensasi, dan 1/3 dari proses radiasi (Aqramunnisah,2019).

Siklus hidrologi menggambarkan proses siklus air yang berlangsung

secara terus menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi [3]. Siklus

hidrologi adalah salah satu konsep dasar dalam biogeokimia. Siklus ini memiliki

beberapa tahapan yaitu; proses penguapan, proses evaporatranspirasi, proses

hujan, proses aliran air, proses pengendapan air tanah, dan proses air tanah ke laut.

Proses penguapan adalah berubahnya air – air yang tertampung di sungai, danau,

atau laut menjadi uap air karena panas matahari. Evapotranspirasi adalah

penguapan air terjadi diseluruh permukaan bumi termasuk badan air dan tanah

maupun jaringan mahluk hidup. Proses hujan adalah suatu proses mencairnya

awan disebabkan suhu udara yang tinggi. Proses aliran air adalah proses

pergerakan air dari dataran yang tinggi ke daratan yang rendah di permukaan

bumi. Proses pengendapan air tanah adalah suatu proses pergerakan air ke dalam

pori tanah. Dimana proses air tanah ke laut adalah air yang telah mengalami siklus

hidrologi akan kembali ke laut (Syahputra dan Arifitama,2018).

Siklus Air atau siklus hidrologi adalah proses transfer atau pergerakan air

melewati atmosfer, geosfer, biosfer dan hidrosfer. Pergerakan utama dari siklus air

ini dipengaruhi oleh radiasi panas matahari. Dalam siklus ini air yang menguap di

lautan sebagian besar kembali kelautan, sedangkan air pada daratan 60% menguap

kembali ke atmosfer dan sisanya sebesar 40% mengalir ke laut siklus air

merupakan tahapan pergerakan dan perubahan wujud air dibumi (melalui

atmosfer, geosfer, biosfer dan hidrosfer). Dalam pergerakan dan perubahan wujud
air ini berlangsung dalam beberapa tahapan atau proses penting yang terjadi dalam

siklus air, antara lain presipitasi adalah proses jatuhnya air kepermukaan bumi dari

atmosfer karena proses kondensasi. Proses ini terjadi karena udara dalam kondisi

melebihi titik jenuh yang disebabkan oleh pendinginan dan atau penambahan uap

air. Produk air yang sampai pada permukaan bumi dapat berupa hujan, salju,

hujan es, kabut dan embun. Interupsi oleh kanopi pepohonan Proses presipitasi

yang terjadi diarea dengan banyak vegetasi atau hutan, mengalami interupsi oleh

kanopi pepohonan sehingga air tidak sampai pada permukaan bumi. Air yang

terhalang oleh kanopi ini lebih cenderung kembali ke atmosfer melalu proses

penguapan dibanding jatuh kepermukaan tanah. Melelehnya salju Pergerakan air

pada permukaan bumi karena proses melelehnya salju. Runoff Variasi pergerakan

air diatas permukaan bumi, selama mengalir air pada permukaan bumi dapat

mengalami proses peresapan kedalam tanah menguap kembali keatmosfer

disimpan pada reservoir seperti danau dan waduk serta mengalir pada sungai

hingga sampai kelaut. Infiltrasi Aliran atau pergerakan air dari permukaan menuju

bawah permukaan tanah. Ketika dibawah permukaan tanah, air dapat menjadi

kelembaban tanah atau tersimpan dalam air bawah tanah. Aliran dibawah

permukaan tanah Pergerakan air dibawah permukaan tanah terjadi pada zona

vadose (lapisan tanah dengna kelembaban tinggi) dan aquifer (lapisan air yang

terdapat dibawah permukaan tanah). Air dibawah permukaan tanah dapat muncul

kembali kepermukaan tanah dalam bentuk mata air pada lapisan permukaan tanah

yang lebih rendah atau penggunan sumur. Evaporasi atau penguapan adalah

proses perubahan dan pergerakan air pada permukaan bumi menjadi uap air di
atmosir. Proses evaporasi terjadi karena pengaruh dari radiasi panas matahari.

Jumlah total air yang terevaporasi pertahunnya adalah sebesar 505.000 km3 ,

dimana sebesar 434.000 km3 bersal dari evaporasi air laut setiap tahunnya sebesar

505.000 km3 yang terbagi sebesar 398.000 km3 jatuh dilautan dan 107.000 km3

jatuh didaratan (Sabna,2022).


III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan di Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan Dengan titik koordinat 4˚ 11ˈ2.283ˈˈ LS dan 122˚29ˈ 2.994ˈˈ BT yang

berlangsung pada tanggal 26 November 2023 mulai pada jam 08.00 – 11.40

WITA.

3.2 Bahan Dan Alat

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut.

3.2.1 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aliran

Sungai yang ada di desa konda satu

3.2.2 Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah vegetasi

yang ada di desa konda satu

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Patok kayu Sebagai penanda
masing-masing
sekat
Pengikat pimpong
2. Tali rafia agar tidak hanyut

3. Meteran roll Mengukur jarak


tiap sekat

4. Kamera mendokumentasi

5. Alat tulis Mencatat data


hasil yang ada di
lapangan
6. pimpong Alat bantu
menghitung
kecepatan arus
sungai
DAFTAR PUSTAKA

Aqramunnisah, A. (2019). Penelusuran Siklus Hidrologi Ditinjau Dari

Perubahan Fase (Doctoral Dissertation, Universitas Hasanuddin).

Limantara, I. L. M. (2019). Rekayasa Hidrologi: Edisi Revisi. Penerbit Andi.

Prasetia, I. P., Suryatmaja, I. B., & Wangsa, A. A. R. R. (2023). Analisis Hidrologi

Rancangan Pada Saluran Drainase di Daerah Peguyangan Kangin

Denpasar Utara. Jurnal Ilmiah Teknik Universitas Mahasaraswati

Denpasar (JITUMAS), 3(2), 86-91.

Sabna, A. (2022). PENGARUH MEDIA KOMSA TERHADAP PEMAHAMAN

PESERTA DIDIK DALAM MATERI SIKLUS AIR.

sdak, C. (2023). Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. UGM PRESS.

Syahputra, A., & Arifitama, B. (2018). Pengembangan alat peraga edukasi proses

siklus air (hidrologi) menggunakan teknologi Augmented

Reality. Semnasteknomedia Online, 6(1), 2-11.

Syarifudin, A. (2017). Hidrologi Terapan. Penerbit Andi.

Yendri, O., Ayuningtyas, E. A., Yasin, A., Rusmayadi, G., Duppa, H., Ardana, P.

D. H., ... & Rachim, F. (2023). Hidrologi. Global Eksekutif

Teknologi.

Yendri, O., Ayuningtyas, E. A., Yasin, A., Rusmayadi, G., Duppa, H., Ardana, P.

D. H., ... & Rachim, F. (2023). Hidrologi. Global Eksekutif

Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai