Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEKUASAAN


BANGSA BARAT DI INDONESIA

OLEH:

NAMA : SERLI YANTI


NIM : N1C122091
KELAS :A

JURUSAN ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
makalah ilmiah tentang PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA
KEKUASAAN BANGSA BARAT DI INDONESIA
Makalah ini sudah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah Proses Masuk Dan
Berkembangnya Kekuasaan Bangsa Barat Di Indonesia dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Kendari, November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Di Indonesia. . 3
B. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat....................................... 3
C. Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia............................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 18
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-
rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat
digunakan sebagai pengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat.
Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan
harganya pun menjadi mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia
Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Setelah
memonopoli hasil rempah-rempah bangsa Indonesia, mereka menjual
kembali kepada orang-orang di Eropa dengan harga yang lebih tinggi.
Selain memonopoli hasil rempah-rempah bangsa Indonesia, mereka juga
mengdu domba penduduk bangsa Indonesia dan memihak salah satu dari
yang diadu dombakan. Kemudian, setelah salah satu dari pihak yang diadu
dombakan kalah (bukan pihak yang didukung), mereka kemudian
menghianati dan menyerang pihak yang sebelumnya didukung. Setelah
pihak tersebut kalah, para kaum bangsa barat membuat perjanjian yang
tentu saja merugikan pihak yang terkait atau pihak yang dikalahkan serta
mewajibkan setiap penduduk untuk membayar pajak dan kerja rodi.
Kurang lebih seperti itulah yang terjadi ketika masa kolonialisme.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Datang Ke
Indonesia?
2. Apa Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat Di Indonesia?
3. Bagaimana Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan tugas
sekolah yang diberikan oleh guru, makalah ini akan menguraikan sedikit
tentang kolonialisasi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia selama 3,5 abad,
yaitu dimulai dari latar belakang mengapa bangsa barat datang ke Indonesia
dan merampas rempah-rempah atau hasil bumi lainnya smpai dengan
perjalanan bangsa-bangsa barat datang ke Indonesia. Setelah pembaca
membaca makalah ini, tentu pengetahuan kita tentang penjajahan yang
dialami oleh bangsa Indonesia akan sedikit bertambah dan makin jelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Di Indonesia


Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah
penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-
rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan,
bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di
pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang
Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan
menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani
mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal
ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini
mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah
yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan
Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja
berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara
penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia .
B. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah,
dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia
Timur adalah sebagai berikut :
 Mencari kekayaan termasuk berdagang
 Menyalurkan jiwa penjelajah
 Meyakini Keberadaan Prester John
 Menyebarkan agama
 Mencari kemuliaan bangsa

3
Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang
yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha
mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini
diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai
bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka
berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke
satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-
orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada
Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu,
mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang
seagama.
Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian
besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun
guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan
Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu
panggilan hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari
kekayaan (Gold) dan kebanggaan serta kejayaan (Glory) bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya
untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan
semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah,
mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai
daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli
perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak
mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa
menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-
bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak
monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan.
Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu
perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka
selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak
jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian

4
mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah
dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam
berdagang.
C. Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Sejarah datangnya bangsa Eropa ke Indonesia atau dahulu disebut dengan
Hindia Timur tidak lepas dari niat mereka menemukan Negeri penghasil
rempah-rempah.
1. Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia
a. Awal Proses Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia
Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan
memasuki perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498,
Vasco da Gama sampai di India. Namun, orang-orang Portugis ini
segera mengetahui bahwa barang-barang dagangan yang hendak
mereka jual tidak dapat bersaing di pasaran India yang canggih
dengan barang-barang yang mengalir melalui jaringan perdagangan
Asia. Karena itu, mereka sadar harus melakukan peperangan di laut
untuk mengukuhkan diri.

Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar


pada masa itu. Pada tahun 1503 Albuquerque berangkat menuju
India, dan pada tahun 1510, dia menaklukan Goa di Pantai Barat
yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis. Pada waktu itu
telah dibangun pangkalan-pangkalan di tempat-tempat yang agak ke
barat, yaitu di Ormuzdan Sokotra. Rencananya ialah untuk
mendominasi perdagangan laut di Asia dengan cara membangun
pangkalan tetap di tempat-tempat krusial yang dapat digunakan
untuk mengarahkan teknologi militer Portugis yang tinggi. Pada
tahun 1510, setelah mengalami banyak pertempuran, penderitaan,
dan kekacauan internal, tampaknya Portugis hampir mencapai
tujuannya. Sasaran yang paling penting adalah menyerang ujung
timur perdagangan Asia di Maluku.

5
Setelah mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia
mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar, Raja Portugis
mengutus Diogo Lopez de Sequiera untuk menekan Malaka,
menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya, dan menetap
disana sebagai wakil Portugis di sebelah timur India. Tugas Sequiera
tersebut tidak mungkin terlaksana seluruhnya saat dia tiba di Maluku
pada tahun 1509. Pada mulanya dia disambut dengan baik oleh
Sultan Mahmud Syah (1488-1528), tetapi kemudian komunitas
dagang internasional yang ada di kota itu meyakinkan Mahmud
bahwa Portugis merupakan ancaman besar baginya. Akhirnya,
Sultan Mahmud melawan Sequiera, menawan beberapa orang anak
buahnya, dan membunuh beberapa yang lain. Ia juga mencoba
menyerang empat kapal Portugis, tetapi keempat kapal tersebut
berhasil berlayar ke laut lepas. Seperti yang telah terjadi di tempat-
tempat yang lebih ke barat, tampak jelas bahwa penaklukan adalah
satu-satunya cara yang tersedia bagi Portugis untuk memperkokoh
diri.

ada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa


menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah
kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan
berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal
Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan
Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi
kekuasaan atas Negara namun dibunuh atas perintah ayahnya.

Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque


menetap di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia
mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan
balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal
yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia
berangkat ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri

6
ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua
barang rampasan yang dijarah di Malaka.

Setelah satu kapal layar lagi tenggelam, sisa armada itu tiba di
Ternate pada tahun itu juga. Dengan susah payah, ekspedisi pertama
itu tiba di Ternate dan berhasil mengadakan hubungan dengan Sultan
Aby Lais. Sultan Ternate itu berjanji akan menyediakan cengkeh
bagi Portugis setiap tahun dengan syarat dibangunnya sebuah
benteng di pulau Ternate.

Hubungan dagang yang tetap dirintis oleh Antonio de Abrito.


Hubungannya dengan Sultan Ternate yang masih anak-anak, Kacili
Abu Hayat, dan pengasuhnya yaitu Kacili Darwis berlangsung
sangat baik. Pihak Ternate tanpa ragu mengizinkan De Brito
membangun benteng pertama Portugis di Pulau Ternate (Sao Joao
Bautista atau Nossa Seighora de Rossario) pada tahun 1522.
Penduduk Ternate menggunakan istilah Kastela untuk benteng itu,
bahkan kemudian benteng itu lebih dikenal dengan nama benteng
Gamalama. Sejak tahun 1522 hingga tahun 1570 terjalin suatu
hubungan dagang (cengkih) antara Portugis dan Ternate.

Portugis yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka


tidak menguasai perdagangan Asia yang berpusat disana. Portugis
tidak pernah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan sangat
tergantung kepada para pemasok bahan makanan dari Asia seperti
halnya para penguasa Melayu sebelum mereka di Malaka. Mereka
kekurangan dana dan sumber daya manusia. Organisasi mereka
ditandai dengan perintah-perintah yang saling tumpang tindih dan
membingungkan, ketidakefisienan, dan korupsi. Bahkan gubernur-
gubernur mereka di Malaka turut berdagang demi keuntungan
pribadi di pelabuhan Malaya, Johor, pajak dan harga barang-
barangnya lebih rendah, dan hal tersebut telah merusak monopoli

7
yang seharusnya mereka jaga. Para pedagang Asia mengalihkan
sebagian besar perdagangan mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain
dan menghindari monopoli Portugis yang mudah.

Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang


revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-
teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat oleh
saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis
yang dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia.
Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka,
dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan
Portugis agar bisa menguasai Malaka.

Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada


dibawah cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil
memonopoli perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit
pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal
di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di
dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara
mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu
pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan,
tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka
dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya
komunitas dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan
pertempuran sengit meletus di Selat.

Segera setelah Malaka ditaklukan, dikirimlah misi penyelidikan yang


pertama ke arah timur dibawah pimpinan Francisco Serrao. Pada
tahun 1512, kapalnya mengalami kerusakan, tetapi dia berhasil
mencapai Hitu (Ambon sebelah utara). Disana dia mempertunjukkan
keterampilan perang melawan suatu pasukan penyerang yang
membuat dirinya disukai oleh penguasa setempat. Hal ini mendorong

8
kedua penguasa setempat yang bersaing (Ternate dan Tidore) untuk
menjajaki kemungkinan memperoleh bantuan Portugis. Portugis
disambut baik di daerah itu karena mereka juga dapat membawa
bahan pangan dan membeli rempah-rempah. Akan tetapi
perdagangan Asia segera bangkit kembali, sehingga Portugis tidak
pernah dapat melakukan suatu monopoli yang efektif dalam
perdagangan rempah-rempah.

Sultan Ternate, Abu Lais (1522) membujuk orang Portugis untuk


mendukungnya dan pada tahun 1522, mereka mulai membangun
sebuah benteng disana. Sultan Mansur dari Tidore mengambil
keuntungan dari kedatangan sisa-sisa ekspedisi pelayaran keliling
dunia Magellan di tahun 1521 untuk membentuk suatu persekutuan
dengan bangsa Spanyol yang tidak memberikan banyak hasil dalam
periode ini.

Hubungan Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena


upaya yang lemah Portugis melakukan kristenisasi dan karena
perilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan. Pada tahun 1535,
orang-orang Portugis di Ternate menurunkan Raja Tabariji (1523-
1535) dari singgasananya dan mengirimnya ke Goa yang dikuasai
Portugis. Disana dia masuk Kristen dan memakai nama Dom
Manuel, dan setelah dinyatakan tidak terbukti melakukan hal-hal
yang dituduhkan kepadanya, dia dikirim kembali ke Ternate untuk
menduduki singgasananya lagi. Akan tetapi dalam perjalanannya dia
wafat di Malaka pada tahun 1545. Namun sebelum wafat, dia
menyerahkan Pulau Ambon kepada orang Portugis yang menjadi
ayah baptisnya, Jordao de Freitas.

Akhirnya orang-orang Portugis yang membunuh Sultan Ternate,


Hairun (1535-1570) pada tahun 1570, diusir dari Ternate pada tahun
1575 setelah terjadi pengepungan selama 5 tahun. Mereka kemudian

9
pindah ke Tidore dan membangun benteng baru pada tahun 1578.
Akan tetapi Ambon-lah yang kemudian menjadi pusat utama
kegiatan-kegiatan Portugis di Maluku sesudah itu. Ternate sementara
itu menjadi sebuah negara yang gigih menganut Islam dan anti
Portugis dibawah pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583) dan
putranya Sultan Said ad-Din Berkat Syah (1584-1606).

Pada waktu itu juga Portugis terlibat perang di Solor. Pada tahun
1562, para pendeta Dominik membangun benteng dari batang kelapa
disana. Pada tahun berikutnnya dibakar para penyerang beragama
Islam dari Jawa. Namun orang-orang Dominik tetap bertahan dan
segera membangun ulang benteng dari bahan yang lebih kuat dan
mulai melakukan kristenisasi pada penduduk lokal.

Pada tahun sesudahnya, muncul serangan-serangan dari Jawa.


Masyarakat Solor sendiri pun tidak secara keseluruhan senang
terhadap orang-orang Portugis dan agama mereka, sehingga
seringkali muncul perlawanan. Pada tahun 1598-1599,
pemberontakan besar-besaran dari orang Solor memaksa pihak
Portugis mengirimkan sebuah armada yang terdiri dari 90 kapal
untuk menundukkan para pemberontak itu. Namun Portugis tetap
menduduki benteng-benteng mereka di Solor sampai diusir oleh
Belanda pada tahun 1613 dan setelah itu Portugis melakukan
pendudukan kembali pada tahun 1636.

Diantara para petualang Portugis tersebut ada seorang Eropa yang


tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia
Timur. Orang ini bernama Francis Xavier (1506-1552) dan Santo
Ignaius Loyola yang mendirikan orde Jesuit. Pada tahun 1546-1547,
Xavier bekerja di tengah-tengah orang Ambon, Ternate, dan Moro
untuk meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi yang tetap disana.
Pada tahun 1560-an terdapat sekitar 10.000 orang katolik di wilayah

10
itu dan pada tahun 1590-an terdapat 50.000-an orang. Orang-orang
Dominik juga cukup sukses mengkristenkan Solor. Pada tahun 1590-
an orang-orang Portugis dan penduduk lokal yang beragama Kristen
di sana diperkirakan mencapai 25.000 orang.

b. Pengaruh Bangsa Portugis Di Indonesia


Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan
beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada
keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal
dari kebudayaan Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang
berasal dari bahasa Portugis yaitu pesta, sabun, bendera, meja,
Minggu, dll. Hal ini mencerminkan peranan bahasa Portugis
disamping bahasa Melayu sebagai lingua franca di seluruh pelosok
nusantara sampai awal abad XIX. Bahkan di Ambon masih banyak
ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da
Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva,
dll. Pengaruh besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu
penanaman agama Katolik di beberapa daerah timur di Indonesia.
2. Kedatangan Bangsa Spanyol Di Indonesia
Kedatangan Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol
sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Pelopor berkebangsaan Spanyol yang mencari jalan langsung ke
Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berlayar ke arah barat.
Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan
San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol
selanjutnya ke daerah rempah-rempah dipelopori oleh Ferdinand
Magelhaens. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519
Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung
Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada

11
tahun 1521. bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti
oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan
Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu
itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Ketika mencoba
mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magelhaens terbunuh. Posisinya
kemudian digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke
Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama
antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal
perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol
di Tidore. Sementara itu, Portugis yang membuka kantor dagangnya di
Ternate merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini
diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama
bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan
Tidore. Berhasil merebut Benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat
perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan
perjanjian yang disebut Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian itu,
Maluku dikuasai Portugis sedangkan Philipina dikuasai Spanyol.
Isi Perjanjian Saragosa:
1. Daerah kekuasaan dan pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke
Timur sampai Halmahera (Maluku).
2. Spanyol berkuasa atas Mexico ke Barat terus sampai Phillipina.
3. Kedatangan Bangsa Inggris Di Indonesia
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di
daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi
dagang yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah
operasinya adalah India. Pusat kekuatan EIC adalah Kalkuta (India), dan
dari kota inilah Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada
tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil

12
membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat
Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh
Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I
meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka
menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa
kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan
Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC
yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat
Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang
Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus
berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di
Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604.
menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604,
EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh,
Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta
dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan
Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas
Stamford Raffes telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan
Belanda di Indonesia.
pada tahun 1811, inggris mampu menguasai daerah jajahan belanda,
maka belanda harus menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18
september 1811, yang isinya:
 daerah jajahan belanda diserahkan kepada inggris
 tentara belanda menjadi tawanan inggris
 orang-orang belanda dapat menjadi pegawai inggris
Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada
dagang Belanda. dan Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris

13
diharuskan mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda.
Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya itu.
Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka
berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan
Bombay.

Tujuan kedatangan bangsa inggris di Indonesia :


Bangsa inggris datang ke nusantara pada 1811 dengan kongsi dagang
bernama East India Company (EIC) tujuannya, merebut seluruh
kekuasaan belanda yang saat itu sudah menguasai sebagian besar
Nusantara (tidak hanya ternate)
Dampak kedatangan bangsa inggris di Indonesia :
Dengan datangnya bangsa inggris, inggris membuat kebijakan
kebijakan, seperti :
1. memperbaiki dalam bidang pemerintahan. Caranya :
a. Indonesia (pulau jawa) dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Para bupati diangkat menjadi pegawai negri
c. Daerah keratin jogjakarta dan surakarta dipersempit
d. Mengurangi kekuasaan raja
2. memperbaiki dalam bidang keuangan. Caranya :
a. Melaksanakan system perdagangan bebas
b. Melaksanakan system sewa tanah / land-rente
c. Melanjutkan system perdagangan perkebunan kopi
d. Memonopoli perdagangan garam
3. memperbaiki dalam bidang social. Caranya :
a. Menghapuskan system perbudakan
b. Mengurangi pengaruh kekuasaan tradisional serta jasa2 yang di
berikan Raffles selama memerintah Indonesia
c. Mendukung lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang
bernama Bataviaasch Genootschop di harmoni
d. Menulis buku –the history of java-

14
e. Menemukan bunga –rafflesia arnoldi-
f. Istrinya, Olivia Marianne, -merintis kebun raya bogor-
g. Mengembalikan sultan sepuh menjadi sultan yogyakarta
4. Kedatangan Bangsa Belanda Di Indonesia
Larangan terhadap bangsa Belanda mengambil rempah-rempah di
Lisabon, mendorong bangsa tersebut datang sendiri ke Indonesia.
Pelayaran pertama dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter
Keyzer. Pada tahun 1596 mereka sampai di Banten, tetapi belum
mendapat keuntungan . Pelayaran kedua dipimpin Van Neck dan
Warwijk (1598) dengan membawa keuntungan yang besar. Keberhasilan
ini memacu perusahaan-perusahaan Belanda untuk melakukan pelayaran
ke Indonesia. Untuk menghindari terjadinya persaingan di antara mereka,
atas anjuran Johan Olden Barneveld dibentuklah VOC (1602) dengan
tujuan sebagai berikut:
a. Menghindari persaingan antarpedagang Belanda
b. Memperkuat diri menghadapi persaingan dengan pedagang asing yang
lain
c. Monopoli perdagangan untuk mendapatkan keuntungan yang besar
d. Membantu pemerintah Belanda yang sedang perang menghadapi
Spanyol
Modal pertama VOC sebesar 6,5 miliar gulden. VOC dipimpin oleh 17
direktur yang dikenal dengan sebutan Heren Zeventien. VOC memiliki
hak-hak khusus, antara lain:
a) Hak monopoli.
b) Hak memiliki tentara, pengadilan, dan pengumuman perang.
c) Hak mencetak mata uang sendiri.
d) Hak mengadakan perjanjian dengan pengusaha setempat atas nama
pemarintah Belanda.
Dengan hak khusus tersebut, VOC menjadi lembaga pemerintahan
sekaligus perdagangan yang otonom di wilayah jajahan, dipimpin oleh
seorang gubernur jenderal, yang sekaligus termasuk Heren Zeventien.

15
Gubernur jenderal menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai
direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
Setelah berjalan kurang lebih 200 tahun, VOC mulai mengalaami
kebangkrutan. Hingga pada tanggal 31 Desember 1799, VOC
dibubarkan. Beberapa faktor yang mendorong kebangkrutan VOC, antara
lain:
e) Pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi.
f) VOC banyak menanggung utang karena besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk perang.
g) Kemerosotan moral di kalangan para pengusaha akibat sistem
monopoli perdagangan.
h) Tidak berjalannya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
VOC akibat banyaknya korupsi.
Setelah VOC bubar, Indonesia dikuasai oleh kolonial Belanda. Sejalan
dengan perubahan kekuasaan di Indonesia, terjadi pula di negari Belanda.
Untuk mengelola wilayah Indonesia, maka diangkatlah Daendels sebagai
gubernur jenderal. Tugas yang diberikan kepadanya sebagaai berikut:
i) Mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
j) Mengatur pemerintahan di Indonesia termasuk membereskan
keuangan
Untuk menjalankan tugas tersebut, Daendels mengambil langkah-langkah
antara lain:
2) Bidang politik pemerintah
a. Membagi pulau Jawa menjadi 9 daerah prefecture.
b. Membentuk pengadilan keliling.
c. Membentuk sekretariat Negara.
3) Bidang ekonomi
a. Mengeluarkan uang kertas.
b. Mengadakan penyerahan wajib (upeti).
c. Mengadakan Prianger Stelsel.
4) Bidang pertahanan

16
a. Menambah jumlah prajurit.
b. Membangun benteng-benteng baru.
c. Membangunn jalan dari Anyer sampai Panarukan.
4) Bidang social
a. Rakyat dipaksa kerja rodi.
b. Menghapus upacara penghormatan residen kepada Sunan atau
Sultan.
Tindakan yang dilakukan Daendels tersebut tidak berhasil dalam bidang
pertahanan. Hal itu terbukti pada tahun 1811 Inggris dapat menguasai
Pulau Jawa, berdasarkan Kapitulasi Tuntang.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang kami buat ini adalah pada awalnya, tujuan
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah
dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan
industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-
daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat
ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk
kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-
rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini.
Kemudian mereka sendiri yang menentukan harga dari rempah-rempah yang
mereka beli.
Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak
jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para
penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan
bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik
suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok
masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini,
mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-
hak istimewa dalam berdagang.
B. Saran
Setelah melihat uraian materi kami pada bab pembahasan, kiranya kita
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat kita jadikan pedoman untuk
menghindari hal kolonialisasi oleh bangsa lain. Menghindari kolonialisas dapat
dilakukan dengan cara mengolah dengan baik dan cerdas hasil bumi ibu pertiwi
kita, belajar dengan giat agar kita tidak tidak mudah dibodohi oleh bangsa lain,
dan selalu berfikir rasional serta positif agar kita tidak mudah diadu dombakan
oleh bangsa lain .

18
DAFTAR PUSTAKA

http://kedatangan-bangsa-belanda-di-indonesia..html

http://kedatangan-bangsa-eropa-ke-indonesia.htm

http://kedatangan-bangsa-inggris-di-indonesia.html

http://kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html

http://Latar_belakang_bangsa_Eropa_datang_ke_Indonesia.htm

19

Anda mungkin juga menyukai