Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DI INDONESIA”


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Guru Mata Pelajaran : Herna, S.Pd

Disusun Oleh:
Ditha Ariani
Alfrisa Regina Cahyani
Aditama Seto Wicaksono
Heti Kusriani
Marsya Aura Azzahra
Muh. Ridho Syahputra
Purnama Fatmawansyah
Raisya Chuznul Radia
Tegar Bayu Setyo

X MIPA 3

SMAN 1 Unaaha
Tahun ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya
yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan tugan makalah yang berjudul
“Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang “Kedatangan
Bangsa Portugis Di Indonesia”.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat membangun penyempurnaan makalah
ini.

Unaaha, 12 Agustus 2023

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Proses Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia..........................................3
B. Pengertian Imperialisme.............................................................................................5
C. Tujuan Kedatangan Bangsa Portugis.........................................................................6
D. Imperialisme Portugis Di Indonesia...........................................................................6
E. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis.......................................................................8
1. Perlawanan di Aceh terhadap Portugis.................................................................8
2. Ternate melawan Portugis.....................................................................................9
3. Perlawanan kerajaan Demak.................................................................................10
F. Pengaruh Kedatangan Portugis Ke Indonesia.............................................................10
G. Periode Kejayaan Portugis Di Nusantara...................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu Negara tidak selamanya membawa
berkah. Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia mampu menjadi daya tarik
bagi orang-orang Eropa dan bangsa Jepang. Bangsa Spanyol, Portugis, Inggris, dan
Belanda mulai berdatangan ke Indonesia disusul oleh bangsa Jepang. Tujuan
kedatangan mereka ada 3, yaitu Glory, Gold, dan Gospel. Semula mereka hanya
tertarik watak mengambil rempah-rempah saja, tetapi kemudian berkembang untuk
menguasai dan sploitasi seluruh SDA dan SDM yang dimiliki Indonesia. Sumber
daya manusia digunakan untuk memenuhi tenaga kerja murah. Eksploitasi SDA
dan SDM tersebut mampu mengisi kas keuangan mereka yang kosong.
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia telah membawa dampak yang sangat
besar bagi Indonesia. Pada awalnya, kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah
untuk berdagang, tetapi lambat laun mereka kemudian menguasai wilayah
Indonesia untuk dijarah kekayaan alamnya sebagai modal pembangunan negara
mereka.
Kolonialisme dan imperialisme yang terjadi di Indonesia sejak awal abad ke-18
telah menjadikan Indonesia mengalami kesengsaraan, yaitu dengan menjadikan
Indonesia sebagai negara terjajah berada dibawah kekuasaan bangsa-bangsa Eropa.
Kedatangan orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal
abad XVI kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting
dalam sejarah kawasan ini. Pada abad XVI, bangsa Portugis merupakan salah satu
bangsa yang mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Bangsa Portugis
telah membuat kapal-kapal yang lebih layak dan canggih dibandingkan dengan
kapal-kapal sebelumnya memungkinkan mereka melakukan sebuah pelayaran dan
melebarkan kekuasaan keseberang lautan. Dengan alasan untuk menguasai import
rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan
penghasil rempah-rempah terbaik. Rempah-rempah di kawasan Eropa merupakan
kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa, tidak ada salah satu
cara pun yang dapat dijalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan
ternak dapat tetap hidup. Karena itu, banyak hewan ternak yang disembelih dan
dagingnya kemudian harus diawetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam
dan rempah-rempah. Cengkeh dari Indonesia Timur adalah yang paling berharga
Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaan alam
Indonesia yang begitu melimpah termasuk tanaman rempah-rempah menjadi alasan
Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran Eropa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal proses kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia?
2. Apa itu Imperialisme?
3. Apa tujuan bangsa Portugis datang ke Indonesia?
4. Bagaimana perlawanan Rakyat terhadap bangsa Portugis?
5. Apa pengaruh kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia?
6. Bagaimana periode kejayaan Portugis di Nusantara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia
2. Untuk mengetahui pengertian Imperialisma
3. Untuk mengetahui tujuan bangsa Portugis datang ke Indonesia
4. Untuk mengetahui perlawanan rakyat terhadap Bangsa Portugis
5. Untuk mengetahui apa pengaruh kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia
6. Untuk mengetahui periode kejayaan Portugis di Nusantara

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Proses Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia
Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai kepulauan
Nusantara. Pencarian mereka untuk mendominasi perdagangan rempah-rempah
yang menguntungkan pada abad ke-16 dan usaha penyebaran Katolik Roma.
Percobaan awal bangsa Portugis menjadikan koalisi dan perjanjian damai pada
tahun 1512 dengan kerajaan Sunda di Parahyangan gagal akibat sikap permusuhan
yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintah Islam di Jawa, seperti Demak dan
Banten. Bangsa Portugis mengalihkan arah ke kepulauan Maluku, yang terjadi atas
berbagai perkumpulan negara yang awalnya berperang satu sama lain namun
memelihara perdagangan antar pulau dan internasional. Melalu penaklukan militer
dan persekutuan dengan penguasa setempat mereka mendirikan pos, benteng, dan
misi perdagangan di Indonesia Timur, termasuk pulau Ternate, Ambon, dan Solor.
Motivasi bangsa portugis memulai petualangan ke Timur menurut ahli sejarah
dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal “five
hundred years of historycal relationship (Cepesa, 2002) :
1. Feitoria: emas
2. Fortoleza: kejayaaan
3. Igreja: gereja

Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki


perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, Vasco da Gama sampai di
India. Namun, orang-orang Portugis ini segera mengetahui bahwa barang-barang
dagangan yang hendak mereka jual tidak dapat bersaing di pasaran India yang
canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia.
Karena itu, mereka sadar harus melakukan peperangan di laut untuk mengukuhkan
diri.
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut portugis dibawah
pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan
dunia timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya hanya sampai di ujung
afrika selatan (1496). Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak
samudera hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa Bartholomeus Diaz tidak
berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung ini dinamakan Tanjung
Pengharapan (Cape oge Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).
Portugis mencapai India pada tahun 1498 dengan melalui jalur pantai Barat
Afrika dan melewati Tanjung Pengharapan yang terletak di selatan benua Afrika.

3
Tujuan Portugis adalah menguasai daerah-daerah penghasil rempah-rempah,
sehingga Portugis tidak segan-segan menyerang dan menaklukkan kota-kota
pelabuhan yang tidak mau tunduk.
Setelah menaklukkan dan mendirikan kantor dagang di Goa India. Portug
melanjutkan ekspedisinya yang berhasil merebut Malaka pada tahun 1511 dan
Maluca tahun 1512. Portugis mendirikan benteng-benteng untuk mempertahankan
kekuasaan di daerah-daerah yang sudah didudukinya. Daerah-dareah tersebut
kemudian dijadikan sebagai bagian kerajaan Portugis yang berada di seberang
lautan yang menandai dilaksanakannya politik imperialisme.
Pertemuan antara Portugis dengan orang Indonesia sudah terjads sejak Portugis
menguasai Goa, India. Ketika Portugis menyerang Malaka, keadaan di Malaka
tidak siap untuk melawan serangan Portugis. Ketidaksiapan dalam menghadapi
seraitgal Portugis dikarena faktor kekuatan militer dan persenjataan yang tidak
seimbang.
Penguasaan terhadap Maluku terjadi ketika sedang adanya persaingan antara
kerajaan Ternate dan Tidore. Dalam hal ini Ternate meminta bantuan kepada Porus
untuk membantu mendirikan benteng pertahanan Portugis memanfaatkan dengan
baik situasi ini dengan memberikan bantuan kepada Terrato dengan menina mbulon
hak monopoli rempah-rempah.
Pada tahun 1498, raja portugis mengirim ekspedisinya dibawah pinipman
Vasco D Gama. Ekspedisi ini berhasil mendarat di kalicato (india) pada tahun 1498,
Kemudian pada tahun 1511 dari india bangsa portugis mengirim elopelisinya
dibawali pimpinan Alfonso d'Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang
islam. Pada tahun itu juga portugis berhasil menduduki malaka, pusat perdagangan
islam di Asia Tenggara. Kemudian portugis tiba di Ternate(maluku) tahun 1512.
Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik dan saling berebut menanamkan
pengaruh kepada portugis agar portugis dapat membeli rempah-rempah dan
membantu masyarakat Maluku menghadapi para musuh. Kedatangan bangsa
Portugis diterima baik oleh sultan ternate adalah:
1. Portugis dianggap sebagai pembeli rempah-rempah dengan harga tinggi.
2. Portugis dimintai bantuan untuk bersama sama menyerang Tidore.

Pada saat itu, kesultanan ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus
meminta bantuan Portugis untuk mendirikan sebuah benteng agar terhindar dari
serangan daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan permintaan sultan ternate
dengan mendirikan benteng Saint John. Benteng tersebut harus dibayar mahal
dengan perjanjian monopoli perdagangan rempah-rempah, perjanjian tersebut
ternyata menimbulkan kesengsaraan rakyat tidak boleh menjual rempah dengan

4
harga bebas karna harga sudah ditetapkan portugis dengan harga murah. Akibat nya
terjadi permusuhan antara Ternate dan Portugis Sebab-sebab perlawanan rakyat
ternate terhadap Portugis:
1. Portugis melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate
sehingga merugikan rakyat
2. Portugis memaksa Sultan Ternate mengakui kekuasaannya di Ternate.
3. Portugis membunuh Sultan Hairun sebagai raja Ternate

Lalu Bangsa Spanyol pun tiba di Maluku, timbul lah pertentangan antara
bangsa Portugis dan Spanyol, pertikaian tersebut sejalan dengan adanya
pertentangan sultan Ternate dan Tidore.
Untuk menyelesaikan pertikaian kedua bangsa kulit putih itu, Paus turun
tangan dan pada tahun 1529 dilakukan perjanjian Saragossa (Zaragosa). Isi
perjanjian itu antara lain:
1. Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan bangsa
Portugis.
2. Wilayah kekuasaan Spanyol membentang Mexico ke arah barat sampe ke
kepulauan Philipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia
ke arah Timur sampai ke kepulauan Maluku.

B. Pengertian Imperialisme
Imperialisme berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.
Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium
adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang
mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau
lebih sejahtera Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari
suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk
pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang
kehidupan daerah yang dijajah.
Imperialisme adalah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh
dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
“Menguasai” disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi
dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja
dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-
jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan
diri sendiri.

5
C. Tujuan Kedatangan Bangsa Portugis
Secara umum, kedatangan bangsa Portugis dan Bangsa Eropa lainnya ke
Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang,
menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama
Sejak abad ke-13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang
sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari
harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan
adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama
untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan
Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali
ke tempat semula. Selain itu, orang- orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol
yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama
Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu
dengan orang-orang seagama.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Eropa
termasuk Portugis ke Indonesia adalah 3G yaitu:
1. Gold yaitu untuk mencari emas atau kekayaan
2. Glory yaitu untuk mencari kejayaan atau kekuasaan
3. Gospel yaitu untuk menyebarkan agama Kristen

D. Imperialisme Portugis Di Indonesia


Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan
persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan
ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru
ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama
yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk
menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan untuk memperluas usaha
misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan
Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai
utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, termasuk dua pelabuhan
Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon. Khawatir peran pelabuhan Sunda
Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan
untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke
Portugis, penguasa Malaka. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri
Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis

6
menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun
benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda
untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut
bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan dunia oleh Magellan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque.
Tahan itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastido, di bawah komandan
Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai dengan barang-barang berharga
untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan
akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci Yang pertama adalah dokumen asli
Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan
tandatangan para saksi, dan yang kedua adalah lapora kejadian yang disampaikan
oleh Jolo de Barros dalam bukunya "Da Asia", yang dicetak tidak lama sebelum
tahun 1777/78
Menurut sumber-sumber sejarah ini, raja Sunda menyambut hangat
kedatangan orang Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik tahta
menggantikan ayahandanya dan Barros memanggilnya "raja Samio". Raja Sunda
sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal dan memutuskan
untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal
Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai
maka beliau akan menyumbangkan serbu karung lada kepada Portugis. Dokumen
kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi
untuk raja Portugal: keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam
Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah
"Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda
Kelapa". Saksi dan pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama
João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak
menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui
"selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional
Republik Indonesia, Jakarta
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan
Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan
menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan
prasasti, yang disebut Luso- Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi
Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis
untuk mendirikan padrao saat mereka menemukan tanah baru. Padrao tersebut
sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta

7
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa
pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di
Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke
Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda
Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari
berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke
arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan
para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang. benteng, dan
misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan
Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada
pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti
dan minat mereka beralih kepada Jepang, Makao dan Cina; serta gula di Brazil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor
Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan
setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda. Pengaruh
Portugis terhadap budaya Indonesia relatif kecil: sejumlah nama marga Portugis
pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan
nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes,
Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata
pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju,
dll.

E. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis


Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis 1511, maka terjadilah
persaingan dagang antara pedagang-pedagang Portugis dengan pedagang di
Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai perdagangan, maka terjadilah
perlawanan-perlawanan terhadap Portugis, perlawanan tersebut antara lain:
1. Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, kerajaan Aceh merupakan
saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang Muslim segera
mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini
tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh
kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat
kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu
menemui kegagalan. Keberhasilan Aceh untuk mempertahankan diri dari
ancaman Portugis disebabkan:

8
a) Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.
b) Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari pedagang
Muslim di pulau Jawa
c) Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang
tangguh.

Diantara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah:


a) Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) ; berhasil membebaskan Aceh dari
upaya penguasaan bangsa Portugis
b) Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568) ; berani menentang dan mengusir
Portugis yang bersekutu dengan Johor
c) Sultan Iskandar Muda (1607-1636) ; pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar
Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka. Usaha-usaha
Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis
antara lain:
1) Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan
Gujarat (India),
2) Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari
beberapa pedagang Muslim di Jawa
3) Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup
baik dan prajurit yang tangguh
4) Meningkatkan kerja sama dengan kerajaan Demak dan Makassar.

Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-


sama tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan
VOC tahun 1641. VOC bermaksud membuat Malaka menjadi pelabuhan
yang ramai dan ingin menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti
yang pernah dialami Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC.
Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan
penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636-1841). Pada saat Iskandar
Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya. Tetapi
setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin 91641-1675) Aceh tidak dapat
berbuat banyak mempertahankan kebesarannya.
2. Ternate melawan Portugis
Pada awalnya Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan
diijinkan mendirikan benteng, namun lama-kelamaan, rakyat Ternate
mengadakan perlawanan. Perlawanan ini terjadi karena Portugis melakukan
monopoli perdagangan, Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan,

9
Portugis ingin menyebarkan agama Katolik, yang berarti bertentangan dengan
agama yang telah dianut rakyat Ternate, Portugis membenci pemeluk agama
Islam karena tidak sepaham dengan mereka, Portugis sewenang-wenang
terhadap rakyat, dan keserakahan serta kesombongan bangsa Portugis.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak
oleh raja Ternate. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu
dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Pada
waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh
Antoni Galvo, sehingga Portugis mampu bertahan di Maluku. Pada tahun
1565, rakyat Temate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun.
Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, namun rakyat bangkit untuk
melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan Hairun dan tawanan
lainnya. Akan tetapi Portugis melakukan tindakan licik dengan mengajak
Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan
dibunuh. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan
Baabullah (putera Sultan Hairun). Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat
direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan
menetap di Timor-Timur sampai Tahun 1975.
3. Perlawanan Kerajaan Demak
Untuk menyingkirkan Portugis dari Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau
Dipati Unus menghimpun dan mengirimkan pasukan dari Jawa, Makasar,
Lampung dan bekerjasama dengan kerajaan Aceh untuk merebut pelabuhan
Malaka namun gagal karena kalah persenjataan bahkan Dipati Unus
tertembak namun masih selamat sampai di Jawa. Untuk menghalangi
kekuasaan Portugis atas Jawa pengganti Dipati Unus yaitu Sultan
Trenggonomemperluas kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Tetapi
Pasuruan dan Blambangan tidak berhasil ditaklukkan.

F. Pengaruh Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia


Zaman kekuasaan colonial Portugis yang berlangsung dari tahun 1511-1641
di wilayah Indonesia meninggalkan bekas-bekasnya di dalam kebudayaan
Indonesia saat ini. Peninggalan peninggalan zaman kolonial Portugis baik yang
berupa yang berupa kebudayaan rohani maupun jasmani masih dapat kita saksikan
hingga sekarang.
Semboyan dari penjelajahan bangsa Portugis, yaitu berusaha untuk
menyebarkan. agama Katolik pada daerah-daerah yang dikuasainya. Fransiscus
Xaverius, seorang misionaris, telah meyebarluaskan agama Katolik di Ambon.
Banyak orang Ambon yang akhirnya memeluk agama Katolik dan terlihat dari

10
nama-namanya yang meniru nama- nama bangsa Portugis seperti, De Pereira, De
Fretes, Lopies, De Quelju, Diaz, dan sebagainya.
Benda-benda peninggalan bangsa Portugis kemudian dianggap keramat oleh
bangsa Indonesia seperti meriam-meriam yang terkenal dengan nama Nyai Setomi
di Solo, Si Jagur di Jakarta, Ki Amuk di Banten dan sebagainya. Khusus meriam
Si Jagur yang terdapat di Jakarta dianggap sebagai alat perantara kekuatan gaib
untuk mendapatkan anak.
Pengaruh lainnya seperti bahasa Portugis yang turut memperkaya jumlah
kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti kata San Domingo (Tuhan yang
keramat), gereja, mentega, mona (dari kata madona), sinyo (dari kata signor) dan
sebagainya. Adapun seni musik yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah
seni musik keroncong yang berasal dan seni musik Portugis. Keroncong
berbahasa Portugis yang pernah terkenal di Indonesia adalah keroncong Morisco.

G. Periode Kejayaan Portugis Di Nusantara


Periode 1511-1526 selama 15 tahun Nusantar menjadi pelabuhan maritim
kerajaan Portugis yang secara reguler menjadi rute menuju pulau sumatra, jawa,
banda, dan maluku.
Pada tahun 1511 portugis mengalahkan kerajaan Malaka.
Pada tahun 1512 portugis melakukan perjanjian d gang berupa lada terhadap
kerajaan Sunda.
Pada tahun 1512 juga pasukan Antonio albreu dan Francissco serao mencari
jalan ketempat asal rempah di maluku, mereka singgah di Madura, Bali, dan
Lombok.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai
kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Bangsa Portugis telah dapat membuat
kapal-kapal yang lebih layak dan canggih di bandingkan dengan kapal-kapal
sebelumnya memungkinkan mereka melakukan sebuah pelayaran dan melebarkan
kekuasaaan ke seberang lautan. Dengan alasan untuk menguasai impor rempah-
rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan penghasil
rempah-rempah terbaik. Rempah-rempah di kawasan Eropa merupakan kebutuhan
dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa, tidak ada salah satu cara pun
yang dapat di jalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak
dapat tetap hidup. Kerena itu banyak hewan temak yang disembelih dan dagingnya
kemudian harus di awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam dan
rempah-rempah. Cengkih dari Indonesia timur adalah yang paling berharga
Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaaan alam
Indonesia yang begitu melimpah termasuk tanaman rempah- rempah menjadi
alasan portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran di
eropa.

B. Saran
Itulah laporan yang sempat kami susun mengenai Proses Masuknya Bangsa
Portugis Ke Indonesia.
Sebaiknya,sebelum menyusun makalah ini diperlukan kesiapan baik mental
maupun fisik.Sebagai seorang siswa kita juga perlu blajar sungguh-sungguh untuk
mengetahui materi masuknya bangsa spanyol agar dalam penyusunan makalah,kita
dapat mencapai suatu hasil yang maksimal.
Selain itu,setelah melihat uraian materi kami pada bab pembahasan,kiranya
kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat kita jadikan pedoman untuk
menghindari hal kolonialisasi dapat dilakukan dengan cara mengolah dengan baik
dan cerdas hasil bumi ibu pertiwi kita,belajar dengan giat agar kita tidak mudah
dibodohi oleh bangsa lain,dan selalu berfikir rasional serta positif agar kita tidak
mudah diadu dombakan oleh bangsa lain.

12
Dalam menyusun makalah ini,masih banyak kesalahan-kesalahan serta
kekurangan yang kami lakukan. Oleh karena itu,saran dan kritikan dari bapak atau
ibu guru dan teman sekalian sangat kami harapkan untuk penyempumaan
penyusunan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/370279514/MAKALAH-KEDATANGAN-BANGSA-
PORTUGIS-KE-INDONESIA-docx

13

Anda mungkin juga menyukai