Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA EROPA KE NUSANTARA

Disusun Oleh:
ATHALLA RANIA INSYIRA
DIAN AIDA CAHYANI
FATMA PUTRI MAHARANI MAHRUP
I GDE AGUSDHARMA PUTRA
LALU DEDE ARDIAN

SMAN 1 JONGGAT

1
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan MAKALAH ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya MAKALAH ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia .

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,


membimbing dan memberikan dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan pembuatan
makalah dan dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Terutama guru kami (guru
mata pelajaran Sejarah Indonesia) yang telah membimbing kami sampai sejauh ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam pengolahan data maupun dalam sistematika penulisan makalah. Untuk itu saya
harapkan dari semua pihak guna menyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Terlepas dari kekurangan yang ada, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, Baik bagi kami sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Pengenjek, 31 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 4

A. Latar Belakang.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 6

A. Latar belakang masuknya bangsa Eropa....................................... 6


B. Penjajahan portugis dan Spanyol.................................................. 7
C. Kejayaan Portugis di Nusantara.................................................... 8
D. Perlawanan Rakyat terhadap Portugis........................................... 8
E. Berakhirnya penjajahan Portugis.................................................. 8
F. Masa Lahirnya VOC..................................................................... 9
G. Masa berakhirnya VOC.................................................................14
H. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda..............................................15

BAB III. PENUTUP........................................................................................ 16

A. Kesimpulan ................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan
yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat
menggiurkan bangsa lain untuk menduduki atau menjajah bangsa Indonesia untuk
mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa rempah-
rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam
kehidupannya sehari-hari.
Sebelumnya bangsa Eropa mendapatkan pasokan rempah-rempah dari pedangan
Arab yang kemudian dibeli oleh para pedagang dari alexandria, italia, dll yang kemudian
disalurkan keseluruh Eropa sampai ke Eropa Utara dan Selatan. Sejak runtuhnya
Konstatinopel dan putusnya hubungan antara negara konstatinopel dengan negara Eropa
pasokan rempah-rempah yang biasanya disuplai oleh pedagang Arab ini menjadi langka
dan banyak dicari oleh para warga Eropa.
Sebab tersebutlah yang melatar belakangi bangsa Eropa mulai untuk melalukan
ekspedisi untuk mencari jalur menemukan tempat yang dapat memenuhi permintaan
rempah-rempah yang kurang di Eropa saat itu. Sehingga mulailah beberapa ekspedisi
dilakukan oleh beberapa negara. hingga pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil
mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera,
kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan
kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah
kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal
Agustus.
Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke beberapa negara Eropa salah satunya
ialah negara Spanyol. Spanyol yang mulanya bukan merupakan negara maritim ikut
mengeluarkan seseorang untuk melakukan espedisi untuk mencari jalan menuju India.
Hingga ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April
1521 telah sampai di Pulau Cebu.

4
Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke Indonesia.
Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis
melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke
negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.

B. Rumusan Masalah
1. Masa Kedatangan Penjajah Eropa
2. Masa Lahirnya VOC
3. Masa Kejayaan VOC
4. Masa Berakhirnya VOC

5
BAB II
MASA KEDATANGAN PENJAJAH EROPA DAN MASA PENJAJAHAN VOC DI
INDONESIA

A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa


Menurut Kartonagoro, (1975:138) dalam abad ke-15 Eropa sangat membutuhkan
rempah-rempah dari Indonesia, Sailon, dan India yang biasanya dikumpulkan oleh
pedagang-pedagang Arab lalu disalurkan ke Eropa melalui Alexsandria dan
Konstantinopel. Pendistribusian rempah-rempah tersebut melalui pedagang-pedagang Italy
dari Amalfi, Venitia, dan dari Genua dan kota-kota besar di laut tengah, rempah-rempah
tersebut dikirim ke Jerman dan Prancis.
Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453) mengakibatkan
hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah) terputus yang
berdampak pada kurangnya persediaan rempah-rempah di daerah Eropa. Hal tersebut
membuat beberapa bangsa di Eropa mencari solusi lain untuk mendapatkan rempah-
rempah. Ada beberapa negara di Eropa yang berlayar mencari rempah-rempah kearah
utara dan ada beberapa yang berlayar menuju timur. Terdapat beberapa faktor yang
mendorong bangsa Eropa pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut :
1. Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang
Islam.
2. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan
peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga
harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4. Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani
ke daerah-daerah yang dikunjungi.
5. Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan
penjelajahan samudra.

6
B. Penjajahan Portugis dan Spanyol
1. Penjajahan Spanyol
Menurut Kartonagoro (1975:139) pada waktu itu spanyol bukanlah negara
maritim, akan tetapi Spanyol mempunyai seorang raja putri yang bernama Isabella
yang merasa tertarik pada usulan seorang Columbus yang yakin serta sanggup
memimpin armada guna berlayar kearah barat untuk mencari jalan ke India. Columbus
menemukan pulau yang disangkanya bagian dari India maka ia mengadakan perjalanan
pulang pergi hingga empat kali. Tiap pelayaran menemukan pulau-pulau yang diambil
untuk kerajaan spanyol. Hingga akhir khayatnya di Valladoid ia yakin telah
menemukan jalan ke India.
Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April
1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja
Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Kedatangan
bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan
dengan Portugis.
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara
Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian
Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
a. Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
b. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

2. Penjajahan Portugis
Menurut Kartonagoro (1975:139) untuk sejarah Indonesia yang penting adalah
usaha-usahanya orang-orang Portugis yang pada waktu itu sudah i, para pedagang
muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan
merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira
dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.
Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang
Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d'
Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan

7
kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis
tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah
berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di
bawah pimpinanFransisco Serrao. Orang-orang Portugis kemudian tiba di Ternate.
Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor dagang lengkap dengan benteng di
Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat rempah-rempah.
C. Kejayaan Portugis di Nusantara
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka
dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah
kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal
Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya,
Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas perintah
ayahnya.
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka
sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka
untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan
kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke
India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas
pantai Sumatera beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.
D. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk
mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan
Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat
diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede.
Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang
kemudian bermukim di Pulau Timor.
E. Berakhirnya Penjajahan Portugis
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner.
Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer
berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti
meriam Portugis yang dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis

8
menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh
berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah
cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia.
Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia
yang tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam
lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi sistem
perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling
dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka dan
membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang telah
menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di Selat.
F. Masa Lahirnya VOC
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman
pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan
perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya
membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak
berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda,
maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde
Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
1. Latar Belakang Lahirnya VOC
Lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh masuknya para pedagang belanda ke
Indonesia dengan niat mencari rempah-rempah untuk dibawa pulang dan kemudian
dijualnya kembali. Untuk mengatasi persaingan tidak sehat antar pedagang belanda
dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda
bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan
(merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri
Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa
dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh
tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.

9
2. Proses Masuknya VOC di Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah
di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah
penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah
dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Putusnya hubungan perdagangan
rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk
mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya
menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan,
Samudra Hindia, Selat Sunda, Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–
1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh
masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Karena sikap yang
kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-
orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan
kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck,
dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat
itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai
mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan
muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah
kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam
perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang
ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda
sendiri.
3. Tujuan VOC masuk Indonesia
Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15
Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan
tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada
kurun Juni 1580 –Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak

10
merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa
Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.
G. Masa Kejayaan VOC
1. Puncak kekuasaan VOC
VOC mencapai puncak kejayaannya pada saat berada dibawah pimpinan
Maetsuyker. Joan Maetsuyker diangkat menjadi pengganti Gubernur Jenderal Cornelis
Reyniersz dan ia bertugas dalam kedudukan ini selama seperempat abad. Maetsuyker
memegang rekor lamanya memangku jabatan antara Gubernur Jenderal yang pertama
(Pieter Both) dan yang terakhir (Stachouwer, 1914). Masa jabatannya pun bersamaan
dengan tahun-tahun paling makmur dan berwibawa dari VOC.
Maetsuyker tiba di Batavia dalam tahun 1636 dengan gelar penasihat dewan
kehakiman. Tugas pokoknya adalah mengkodifikasi berbagai kumpilan undang-
undang yang berlaku, yang diselesaikan pada tahun 1642, dengan memberinya mana
Undang-undang Batavia. Sebagai panglima dari angkatan laut yang dikirim ke Srilanka
dan Goa dalam tahun 1644, ia merundingkan persetujuan gencatan senjata dengan
Portugis yang diumumkan dalam bulan Nopember tahun itu. Pada bulan oktober 1650
dia diangkat sebagai pejabat senior kedua dalam hierarki VOC, yaitu direktur jendral
di Batavia, tempat ia mengakhiri sisa hidupnya. Dia menjadi Gubernur Jenderal dalam
bulan Mei 1653 dengan meninggal pendahulunya. Selama masa Jabatan Gubernur
Maetsuyker yang penuh dengan aneka peristiwa, berakhir permusuhan dengan orang
Portugis dan dengan orang Inggris : kedua peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi
VOC.
Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin
(1662-1663) melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh dengan
mudah. Terutama orang Portugis sendiri sebagian besar yang menyebabkan
kehancuran militernya. Memang mereka kekurangan tenaga manusia, kapal, serta
sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-kesempatan kemungkinan yang
mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena kelalaian dan tidak adanya disiplin
mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664 adalah organisasi yang hebat yang dapat
dibandingkan dengan salah satu perusahaan multinasional modern yang besar dengan
mengadakan perbedaan dan waktu, ruang dan demografi.pada tanggal 22 Oktober,

11
pengusaha Kompeni yang terkenal memberitahukan kepada Dewan Perwakilan atas
nama Heren XVII, bahwa Heren XVII, bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal
dan 25.000orang tercantum dalam daftar gajinya.
Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang
damai. Dimulai pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC yang tiada taranya
ini, telah menghasilkan perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung yang paling
jauh di dunia ke dalam persatuan provinsi-provinsi Belanda, ketika mencapai ulang
tahunya yang keseratus. Kemakmuran perniagaanya dibuktikan dengan tibanya dengan
selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya muatan, kendatipun perang yang baru
pecah dengan Prancis dan Spanyol. Secara tersusun, maka puncak kejayaan VOC
antara lain :
a. Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang sederhana menjadi
persekutuan yang luar biasa kayanya.
b. Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
c. Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer dengan biaya sendiri.
d. Melakukan perang di darat dan di laut di bagian seluruh dunia yang jauh.
e. Merebut kastil-kastil, benteng-benteng, pelabuhan-pelabuhan dan daratan-
daratan musuh.
f. VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000 orang tercantum dalam
daftar gajinya.
2. Produk peraturan VOC
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :
a. Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC.
Tidak boleh menjual hasil bumi selain kepada VOC.
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
b. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak berupa hasil bumi.
c. Peraturan tentang ketentuan awal dan jumlah tanaman rempah- rempah yang
boleh ditanam.

12
d. Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)untuk mengawasi
pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya di
Maluku.
e. Ekstirpasi
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi over
produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
3. Gubernur Jenderal
Suatu organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah memiliki
susunan organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam organisasi
tersebut. dalam sebuah organisasi apa saja pastilah memiliki seorang yang memimpin
organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Begitu juga dengan VOC, orang
yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC disebut dengan Gouverneurs-generaal
VOC ( Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui bahwasannya VOC merupakan
organisasi yang dibentuk dari beberapa orang pedagang atau perusahaan agar tidak
terjadi sebuah persaingan yang sengit antar pedangan belanda. Berikut merupakan
beberapa nama orang yang pernah menjabat sebagai gubernur jendral VOC, yakni:
1) 1610-1614 Pieter Both
2) 1614-1615 Gerard Reynst
3) 1616-1619 Laurens Reaal
4) 1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
5) 1623-1627 Pieter Carpentier
6) 1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
7) 1629-1632 Jacques Specx
8) 1632-1636 Hendrik Brouwer
9) 1636-1645 Antonio van Diemen
10) 1645-1650 Cornelis van der Lijn
11) 1650-1653 Carel Reyniersz
12) 1653-1678 Joan Maetsuycker
13) 1678-1681 Rijcklof van Goens
14) 1681-1684 Cornelis Speelman

13
15) 1684-1691 Johannes Camphuys
16) 1691-1704 Willem van Outhoorn
17) 1704-1709 Joan van Hoorn
18) 1709-1713 Abraham van Riebeeck
19) 1713-1718 Christoffel van Swoll
20) 1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
21) 1725-1729 Mattheus de Haan
22) 1729-1731 Diederik Durven
23) 1732-1735 Dirk van Cloon
24) 1735-1737 Abraham Patras
25) 1737-1741 Adriaan Valckenier
26) 1741-1743 Johannes Thedens (waarnemend)
27) 1743-1750 Gustaaf Willem Baron van Imhoff
28) 1750-1761 Jacob Mossel
29) 1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
30) 1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
31) 1777-1780 Reinier de Klerk
32) 1780-1796 Willem Arnold Alting
H. Masa berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena
disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas
mengemukakan bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya
VOC, mereka ingin menekankan bahwa EIC, yang didalamnya juga memiliki masalah
yang sama yaitu korupsi, memiliki masalah lain seperti penyelewengan, patronase dan
main pengaruh, dianggap sebagai kenyataan hidup dalam rezim lama dan tidak punah
sampai saat ini. Sikap badan-badan pengurus kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan
VOC), sejak semula ditandai oleh kecurigaan terus-menerus terhadap ketidakjujuran para
abdi mereka. Para pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi tidak dapat dihindarkan jika
dilihat dari rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.
Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam bidang
keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving (penjelasan) rahasianya

14
yang disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII : ”bahwa para abdi kompeni
harus berusaha hidup dalam batas gaji mereka, adalah hal yang sejak semula diakui tidak
dapat dilakukan; dan karena itu adakalanya orang harus menutup mata dan berpaling
kearah lain”. Akan tetapi lain halnya dengan memaafkan instansi bawahan melakukan
penyogokan dan pemerasan, dengan membiarkan korupsi kasar dan jauh jangkauannya
seperti yang dilakukan oleh ”kompeni-kompeni kecil”. Kompeni-kompeni kecil ini adalah
kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-orang bawahan VOC, terutama
di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para pegawai VOC dengan
cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan kompeni sendiri.
Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur
Jendral, Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi. Ini
menimbulkan sensasi yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada pertengahan
abad ke 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
Sebab-sebabnya ialah sebagai berikut:
1. Ketidakjujuran para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara dengan
gaji yang mereka terima.
2. Kemunduran dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3. Perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang
dipimpin oleh pimpinan local setempat maupun ulama.
4. Konfrontasi dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.
I. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda
Beberapa tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam yang
dimiliki oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda ke
Eropa membuat kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu sendiri.
Keuntungan yang didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara Belanda
mendapatkan pemasukan dari pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun VOC itu
sendiri. Dimana pajak tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan dan juga
memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India.
Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada,
kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke
beberapa negara Eropa salah satunya ialah negara Spanyol. Hingga ekspedisi bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau
Cebu.
Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke Indonesia.
Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis
melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke
negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN Balai


Pustaka:Jakarta.
Notosusanto,Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. PN Balai Pustaka:Jakarta.
Radi. 2012. Kebijakan Pemerintah Kolonial. radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-
pemerintah-kolonial.html.
Saksono, Arie. 2008. Gubernur Jendral VOC Nederlandsch Indie.
ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/
Suyatno. 2012. Masuknya Bangsa Asing Ke Indonesia.
http://sejarah11-jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html
Suyitno. 2012. Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html

17

Anda mungkin juga menyukai