Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “PELAYARAN BANGSA-BANGSA EROPA
MENUJU INDONESIA”.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini,maka penulis mengucapkan banyak terima kasih guru mata
pelajaran serta semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini .
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
amin….

Pinolosian, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................


Kata Pengantar ................................................................................................
Daftar isi ...........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................


1.1.Latar Belakang ...........................................................................................

1.2.Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3.Tujuan Penulisan ........................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN .....................................................................................


2.1.Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Di Indonesia .........

2.2. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat ..........................................

2.3.1. Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia....................................

2.3.1.1. Awal Proses Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia ..........

2.3.1.2. Pengaruh Bangsa Portugis Di Indonesia ............................................

2.3.2 Kedatangan Bangsa Spanyol Di Indonesia .............................................

2.3.3 Kedatangan Bangsa Inggris Di Indonesia ...............................................

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................


A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Kritik dan Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain
rempahrempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat
digunakan sebagai pengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena
kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun
menjadi mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan
memonopoli perdagangan rempah-rempah. Setelah memonopoli hasil rempah-
rempah bangsa Indonesia, mereka menjual kembali kepada orang-orang di
Eropa dengan harga yang lebih tinggi.
Selain memonopoli hasil rempah-rempah bangsa Indonesia, mereka juga
mengdu domba penduduk bangsa Indonesia dan memihak salah satu dari yang
diadu dombakan. Kemudian, setelah salah satu dari pihak yang diadu dombakan
kalah (bukan pihak yang didukung), mereka kemudian menghianati dan
menyerang pihak yang sebelumnya didukung. Setelah pihak tersebut kalah,
para kaum bangsa barat membuat perjanjian yang tentu saja merugikan pihak
yang terkait atau pihak yang dikalahkan serta mewajibkan setiap penduduk
untuk membayar pajak dan kerja rodi. Kurang lebih seperti itulah yang terjadi
ketika masa kolonialisme.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Datang Ke
Indonesia?
2. Apa Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat Di Indonesia?
3. Bagaimana Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan
tugas sekolah yang diberikan oleh guru, makalah ini akan menguraikan sedikit
tentang kolonialisasi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia selama 3,5 abad,
yaitu dimulai dari latar belakang mengapa bangsa barat datang ke Indonesia
dan merampas rempah-rempah atau hasil bumi lainnya sampai dengan
perjalanan bangsa-bangsa barat datang ke Indonesia. Setelah pembaca
membaca makalah ini, tentu pengetahuan kita tentang penjajahan yang dialami
oleh bangsa Indonesia akan sedikit bertambah dan makin jelas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Latar Belakang Atau Faktor Pendorong Bangsa Barat Di Indonesia


Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah
penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini
digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena
kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun
mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli
perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para
petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani
mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini
dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong
orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki
bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam
perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber
rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia .

2.2. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat


Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan
menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur
adalah sebagai berikut :
· Mencari kekayaan termasuk berdagang
· Menyalurkan jiwa penjelajah
· Meyakini Keberadaan Prester John
· Menyebarkan agama
· Mencari kemuliaan bangsa
Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang
yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha
mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini
diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa
penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-
lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah,
maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa
terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John
(kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani
berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.
Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian
besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna
mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada
orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan
hidupnya.
Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan
(Gold) dan kebanggaan serta kejayaan (Glory) bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya
untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan
semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah,
mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai
daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli
perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak
mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa
menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini.
Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka.
Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang
melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa
setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa
Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah.
Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan
kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan
mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa
dalam berdagang.

2.3. Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia


Sejarah datangnya bangsa Eropa ke Indonesia atau dahulu disebut
dengan Hindia Timur tidak lepas dari niat mereka menemukan Negeri penghasil
rempahrempah.

2.3.1. Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia


2.3.1.1. Awal Proses Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia
Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan
memasuki perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, Vasco da
Gama sampai di India. Namun, orang-orang Portugis ini segera mengetahui
bahwa barang-barang dagangan yang hendak mereka jual tidak dapat bersaing
di pasaran India yang canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui
jaringan perdagangan Asia. Karena itu, mereka sadar harus melakukan
peperangan di laut untuk mengukuhkan diri.
Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar
pada masa itu. Pada tahun 1503 Albuquerque berangkat menuju India, dan
pada tahun 1510, dia menaklukan Goa di Pantai Barat yang kemudian menjadi
pangkalan tetap Portugis. Pada waktu itu telah dibangun pangkalanpangkalan di
tempat-tempat yang agak ke barat, yaitu di Ormuzdan Sokotra.
Rencananya ialah untuk mendominasi perdagangan laut di Asia dengan
cara membangun pangkalan tetap di tempat-tempat krusial yang dapat
digunakan untuk mengarahkan teknologi militer Portugis yang tinggi. Pada tahun
1510, setelah mengalami banyak pertempuran, penderitaan, dan kekacauan
internal, tampaknya Portugis hampir mencapai tujuannya. Sasaran yang paling
penting adalah menyerang ujung timur perdagangan Asia di Maluku.
Setelah mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia
mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar, Raja Portugis mengutus Diogo
Lopez de Sequiera untuk menekan Malaka, menjalin hubungan persahabatan
dengan penguasanya, dan menetap disana sebagai wakil Portugis di sebelah
timur India. Tugas Sequiera tersebut tidak mungkin terlaksana seluruhnya saat
dia tiba di Maluku pada tahun 1509. Pada mulanya dia disambut dengan baik
oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1528), tetapi kemudian komunitas dagang
internasional yang ada di kota itu meyakinkan Mahmud bahwa Portugis
merupakan ancaman besar baginya. Akhirnya, Sultan Mahmud melawan
Sequiera, menawan beberapa orang anak buahnya, dan membunuh beberapa
yang lain. Ia juga mencoba menyerang empat kapal Portugis, tetapi keempat
kapal tersebut berhasil berlayar ke laut lepas. Seperti yang telah terjadi di
tempat-tempat yang lebih ke barat, tampak jelas bahwa penaklukan adalah satu-
satunya cara yang tersedia bagi Portugis untuk memperkokoh diri.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa
menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal.
Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung
terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka
terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad
yang baru saja diserahi kekuasaan atas Negara namun dibunuh atas perintah
ayahnya.
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap
di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan
pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang
Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari
Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke India dengan kapal besar, dia
berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta
semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.
Setelah satu kapal layar lagi tenggelam, sisa armada itu tiba di Ternate
pada tahun itu juga. Dengan susah payah, ekspedisi pertama itu tiba di Ternate
dan berhasil mengadakan hubungan dengan Sultan Aby Lais. Sultan Ternate itu
berjanji akan menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun dengan syarat
dibangunnya sebuah benteng di pulau Ternate.
Hubungan dagang yang tetap dirintis oleh Antonio de Abrito.
Hubungannya dengan Sultan Ternate yang masih anak-anak, Kacili Abu Hayat,
dan pengasuhnya yaitu Kacili Darwis berlangsung sangat baik. Pihak Ternate
tanpa ragu mengizinkan De Brito membangun benteng pertama Portugis di
Pulau Ternate (Sao Joao Bautista atau Nossa Seighora de Rossario) pada
tahun 1522. Penduduk Ternate menggunakan istilah Kastela untuk benteng itu,
bahkan kemudian benteng itu lebih dikenal dengan nama benteng Gamalama.
Sejak tahun 1522 hingga tahun 1570 terjalin suatu hubungan dagang (cengkih)
antara Portugis dan Ternate.
Portugis yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka tidak
menguasai perdagangan Asia yang berpusat disana. Portugis tidak pernah
dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan sangat tergantung kepada para
pemasok bahan makanan dari Asia seperti halnya para penguasa Melayu
sebelum mereka di Malaka. Mereka kekurangan dana dan sumber daya
manusia. Organisasi mereka ditandai dengan perintah-perintah yang saling
tumpang tindih dan membingungkan, ketidakefisienan, dan korupsi. Bahkan
gubernur-gubernur mereka di Malaka turut berdagang demi keuntungan pribadi
di pelabuhan Malaya, Johor, pajak dan harga barang-barangnya lebih rendah,
dan hal tersebut telah merusak monopoli yang seharusnya mereka jaga. Para
pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan mereka ke
pelabuhan-pelabuhan lain dan menghindari monopoli Portugis yang mudah.
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang
revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik
pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan
mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis yang dengan cepat berhasil
direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan
konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling
mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada
dibawah cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli
perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap
kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan
segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah
mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada
lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan,
tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka dan
membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang
telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di
Selat.
Segera setelah Malaka ditaklukan, dikirimlah misi penyelidikan yang
pertama ke arah timur dibawah pimpinan Francisco Serrao. Pada tahun 1512,
kapalnya mengalami kerusakan, tetapi dia berhasil mencapai Hitu (Ambon
sebelah utara). Disana dia mempertunjukkan keterampilan perang melawan
suatu pasukan penyerang yang membuat dirinya disukai oleh penguasa
setempat. Hal ini mendorong kedua penguasa setempat yang bersaing (Ternate
dan Tidore) untuk menjajaki kemungkinan memperoleh bantuan Portugis.
Portugis disambut baik di daerah itu karena mereka juga dapat membawa bahan
pangan dan membeli rempah-rempah. Akan tetapi perdagangan Asia segera
bangkit kembali, sehingga Portugis tidak pernah dapat melakukan suatu
monopoli yang efektif dalam perdagangan rempahrempah.
Sultan Ternate, Abu Lais (1522) membujuk orang Portugis untuk
mendukungnya dan pada tahun 1522, mereka mulai membangun sebuah
benteng disana. Sultan Mansur dari Tidore mengambil keuntungan dari
kedatangan sisa-sisa ekspedisi pelayaran keliling dunia Magellan di tahun 1521
untuk membentuk suatu persekutuan dengan bangsa Spanyol yang tidak
memberikan banyak hasil dalam periode ini.
Akhirnya orang-orang Portugis yang membunuh Sultan Ternate, Hairun
(1535-1570) pada tahun 1570, diusir dari Ternate pada tahun 1575 setelah
terjadi pengepungan selama 5 tahun. Mereka kemudian pindah ke Tidore dan
membangun benteng baru pada tahun 1578. Akan tetapi Ambon-lah yang
kemudian menjadi pusat utama kegiatan-kegiatan Portugis di Maluku sesudah
itu. Ternate sementara itu menjadi sebuah negara yang gigih menganut Islam
dan anti Portugis dibawah pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583) dan
putranya Sultan Said ad-Din Berkat Syah (1584-1606).

2.3.1.2. Pengaruh Bangsa Portugis Di Indonesia


Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa
pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada keroncong romantic yang
dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan Portugis.
Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis
yaitu pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll. Hal ini mencerminkan peranan
bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai lingua franca di seluruh
pelosok nusantara sampai awal abad XIX. Bahkan di Ambon masih banyak
ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da Costa,
Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dll. Pengaruh besar
lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik di
beberapa daerah timur di Indonesia.

2.3.2 Kedatangan Bangsa Spanyol Di Indonesia


Kedatangan Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol
sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Pelopor berkebangsaan Spanyol yang mencari jalan langsung ke
Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berlayar ke arah barat. Setelah dua
bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador.
Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol
selanjutnya ke daerah rempah-rempah dipelopori oleh Ferdinand Magelhaens.
Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui
Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke
Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. bangsa Portugis sampai di
Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai
di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab
pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Ketika mencoba
mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magelhaens terbunuh. Posisinya
kemudian digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol,
mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan
Tidore.
Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat
dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Sementara itu, Portugis yang
membuka kantor dagangnya di Ternate merasa terancam dengan hadirnya
Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan
Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang
didukung pasukan Tidore. Berhasil merebut Benteng Spanyol di Tidore. Namun,
berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan
perjanjian yang disebut Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku
dikuasai Portugis sedangkan Philipina dikuasai Spanyol.
Isi Perjanjian Saragosa:
1. Daerah kekuasaan dan pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke Timur
sampai Halmahera (Maluku).
2. Spanyol berkuasa atas Mexico ke Barat terus sampai Phillipina.

2.3.3 Kedatangan Bangsa Inggris Di Indonesia


Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di
daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang
yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya
adalah India. Pusat kekuatan EIC adalah Kalkuta (India), dan dari kota inilah
Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun
1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa
rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia.
Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas
Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I
meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka
menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC
(East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC
kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James
Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka
gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di
selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus
berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di
Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. Menurut
catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan
kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar,
Japara, dan Makassar.
Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta
dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda
yang ada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffes telah
berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. pada tahun
1811, inggris mampu menguasai daerah jajahan belanda, maka belanda harus
menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18 september 1811, yang isinya:
 daerah jajahan belanda diserahkan kepada inggris
 tentara belanda menjadi tawanan ing gris
 orang-orang belanda dapat menjadi pegawai inggris

Dampak kedatangan bangsa inggris di Indonesia :


Dengan datangnya bangsa inggris, inggris membuat kebijakan kebijakan,
seperti :
1. Memperbaiki dalam bidang pemerintahan. Car anya :
a. Indonesia (pulau jawa) dibagi menjadi 16 kar esidenan
b. Para bupati diangkat menjadi pegaw ai negri
c. Daerah keratin jogjakarta dan surakarta dipersempit
d. Mengurangi kekuasaan raja
2. Memperbaiki dalam bidang k euangan. Caranya :
a. Melaksanakan system perdagangan bebas
b. Melaksanakan system sewa tanah / land-r ente
c. Melanjutkan system perdagangan perkebunan kopi
d. Memonopoli perdagangan garam
3. Memperbaiki dalam bidang social. Car anya :
a. Menghapuskan system perbudakan
b. Mengurangi pengaruh kekuasaan tradisional serta jasa2 yang di berikan
Raffles Selama memerintah Indonesia
c. Mendukung lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang bernama
Bataviaasch Genootschop di harmoni
d. Menulis buku –the history of javae.
e. Menemukan bunga –rafflesia arnoldif.
f. Istrinya, Olivia Marianne, -merintis k ebun raya bogorg.
g. Mengembalikan sultan sepuh menjadi sultan y ogyakarta
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang kami buat ini adalah pada awalnya,
tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-
rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya
kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim
daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-
tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli
perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli
bahan-bahan ini. Kemudian mereka sendiri yang menentukan harga dari
rempah-rempah yang mereka beli. Untuk memperoleh hak monopoli
perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan.
Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu
perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka
selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak
jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian
mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah
dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam ber
dagang.

3.2. Saran
Setelah melihat uraian materi kami pada bab pembahasan, kiranya kita
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat kita jadikan pedoman untuk
menghindari hal kolonialisasi oleh bangsa lain. Menghindari kolonialisas dapat
dilakukan dengan cara mengolah dengan baik dan cerdas hasil bumi ibu pertiwi
kita, belajar dengan giat agar kita tidak tidak mudah dibodohi oleh bangsa lain,
dan selalu berfikir rasional serta positif agar kita tidak mudah diadu dombakan
oleh bangsa lain .
DAFTAR PUSTAKA

http://Latar_belakang_bangsa_Er opa_datang_ke_Indonesia.htm
http://kedatangan-bangsa-inggris-di- indonesia.html
http://kedatangan-bangsa-eropa-ke-indonesia.htm
http://kedatangan-bangsa-belanda-d i-indonesia..html
http://kedatangan-bangsa-por tugis-ke-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai