Anda di halaman 1dari 10

AKHIR MASA KOLONIALISME DI INDONESIA

Ditulis untuk memenuhi tugas Sejarah Islam Pasca Kolonial

Dibimbing oleh Mahillah M.Fil.I

Di susun oleh :

Fatnur Aini (U20184008)

Khoirul Umam (U20184063)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

JEMBER, MARET, 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran allah SWT yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas
segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam
menegakkan Agama Islam di muka bumi ini. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dosen Mahillah M.Fil.I sebagai pengajar mata kuliah Sejarah Islam Pasca Kolonial yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hanya kepada
Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacaanya, serta semoga Allah meridhoi kita semua.

26 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................


DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................................
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Jepang ke Indonesia.....................................................................................................
B. Akhir Masa Kolonialisme di Indonesia.........................................................................................
.......................................................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia telah didatangi dan dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa Selama berabad-abad
lamanya. Bangsa-bangsa penjajah tersebut datang ke Nusantara membawa semangat imprealisme
dengan slogannya yang terkenal “Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), dan
Gospel (semangat mennyebarkan agama nasrani)”. Dalam catatan sejarah, bangsa-bangsa Eropa
tersebut adalah Portugis, Spanyol Belanda, dan Inggris yang berkuasa atas Nusantara, sekaligus
berebut kekuasaan dengan sesamanya selama hampir satu millennia.
Nusantara (Indonesia) di gunakan sebagai “laboratorium” atau lahan penjajahan, guna meneliti
untuk menemukan bagaimana cara dan metode untuk menguasai Nusantara dengan baik dan
benar. Hasil dari penelitian tersebut dapat kita lihat dari berbagai macam sistem yang diterapkan
oleh bangsa-bangsa tersebut, walaupun tetap berujung pada kepentingan politik, baik itu sistem
yang menyangkut politik, ekonomi hingga yang menyangkut masalah ras dan agama yang ada di
Nusantara.
Sekitar abad ke- 19 merupakan suatu periode baru bagi imprealisme kolonial Belanda yang di
tandai oleh adanya politik kolonial yang berbeda sekali dengan politik kolonial yang telah
diterapkan sebelum-sebelumnya. Pada awalnya kepentingan-kepentingan Belanda semula terbatas
pada perdagangan. Maka dalam periode ini Belanda mulai fokus dan lebih mengutamakan
kepentingan politik. Kegiatan-kegiatan ekonomis memang menguasai politik kolonial Belanda,
tetapi ini tidak berarti bahwa faktor-faktor lainnya boleh di abaikan. Bahkan sebaliknya, beberapa
contoh menunjukan sejarah imprealisme Belanda adalah manifestasi-manifestasi dari idealisme
politik dan agama.1
Periode abad 19-awal abad 20 merupakan periode puncak kekuasaan pemerintah Hindia-Belanda,
namun juga sekaligus merupakan puncak-puncak penderitaan rakyat Indonesia sebagai akibat
sistem eksploitasi kolonialnya. Pada masa-masa tersebut Hindia-Belanda telah memperoleh
bentuk, baik wilayah kekuasaan dan sistem pemerintahannya.
Salah satu yang melatarbelakangi berbagai perubahan politik kolonial Belanda di Indonesia yaitu
dengan berdirinya kongsi dagang kerajaan Belanda yang dikenal VOC (Vereenig-de Oost-
Indische Compagnie)13 pada tahun 1602. Tujuannya adalah yaitu untuk menyaingi perdagangan
1
Sartono Kartodirdjo, 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional “ Dari Kolonialisme
Sampai Nasionalisme”. Jakarta, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jilid 2. Hlm: 3-5
antara Portugis dan Spanyol yang pada waktu itu mengambil alih seluruh perdagangan yang ada
di Indonesia serta untuk menjalankan politik monopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia.2
Indonesia sebelum 17 Agustus adalah Indonesia yang terus bergelora. Ketika itu, daerah-daerah
lain di Indonesia juga sedang bergolak menentang kolonialisme. Berbagai aksi sporadis untuk
mengusir penjajah juga digelar di mana-mana. Peristiwa pengibaran Bendera Merah Putih dan
Lagu Indonesia Raya saat dikumandangkan di Gorontalo, pada akhirnya menjadi spirit bagi
daerah-daerah lain. Lebih dari itu, memberi semacam inspirasi bagi daerah-daerah lain dalam
perjuangan meraih kemerdekaaan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Melihat bagaimana para bangsa asing menjajah Indonesia hingga waktu yang sangat lama
hingga akhirnya Indonesia merdeka, maka ada beberapa hal yang harus kita ketahui yaitu:
Bagaimana akhir masa kolonialisme di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan informasi tentang berakhirnya masa kolonial di Indonesia
2. Untuk menjelaskan bagaimana akhir dari masa kolonialisme di Indonesia
3. Untuk menambahkan wawasan dan sumber baru bagi para pembaca mengenai akhir masa
kolonialisme di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masuknya Jepang ke Indonesia

Imperialisme dan kolonialisme merupakan suatu bentuk penindasan dan pemerasan

2
Sartono Kartodirdjo et al. 1992. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta. Penerbit: Balai Pustaka., Hlm: 45-47.
dari sebuah negara terhadap daerah jajahan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi negara dengan mengeksploitasi sumber daya negara jajahan agar memperoleh
keuntungan dan status sebagai negara yang besar dan kuat. Hal ini yang mengakibatkan
penderitaan dan rasa tidak puas dari bangsa yang dijajah.3

Bentuk imperialisme dan kolonialisme di Indonesia berkaitan erat dengan negara-


negara yang ingin menguasai Indonesia, seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan
Jepang. Negara-negara tersebut melakukan berbagai cara untuk menguasai Indonesia demi
kepentingan negaranya. Hal ini dikarenakan Indonesia dianggap sebagai negara yang
penuh dengan sumber daya, baik alam dan manusianya.

1. Masuknya Jepang ke wilayah Indonesia

Gubernur Jenderal Hindia Belanda jhr. Mr. A. W. L. Tjarda mengumumkan perang


melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk dalam font ABCD (Amerika Serikat,
Brittana/Inggris, Cina, Ducth/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai
panglima tertinggi yang berkedudukan di Bandung. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang
pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang
bernama Prince of Wales dan HMS Repuls, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di
Asia.

Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai


berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemudian Minahasa,
Sulawesi, Balikpapan, dan Ambon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang
menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan Bali.

2. Penjajah Jepang di Indonesia


Bala tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan
Jepang. Dalam pelaksaanya, dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat
(rikugun) dan angkatan lau (kaigun).

3. Organisasi pembentukan Jepang

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentukalah organisasi resmi


3
Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan.
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995, hlm. 1.
seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia,
Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia serta dipimpin oleh Syamsuddin SH. Pusat
Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk pada tahun 1943 dipimpin oleh “Empat Serangkai”, yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Pembela
Tanah Air merupakan organisasi bentukan Jepang yang keanggotaanya terdiri atas
pemuda-pemuda Indonesia.

4. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang

Bentuknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat


dibeberapa tempat seperti:

1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Cot
Plieng,Lhok Sumawe dibawah pimpinan Tengku Abdul Jalil.

2. Karang Ampel, Sindang (kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat
didaerah itu kepada Jepang.
3. Sukamanah (kabupaten Tsikmalaya), tahun 1943
4. Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjdi pemberontakan PETA.

B. Akhir Masa Kolonialisme di Indonesia


Banyaknya negara yang ingin menguasai Indonesia menjadikan Indonesia mengalami berbagai
bentuk sistem pemerintahan dengan berbagai kebijakan yang tentunya lebih banyak merugikan
bangsa Indonesia. Akibat dari kebijakan yang diterapkan oleh negara-negara yang ingin
menguasai Indonesia sangat banyak, bangsa Indonesia mengalami berbagai penderitaan mulai
dari kemiskinan, kelaparan, dan kematian. Oleh karena itu, kemudian muncul perjuangan bangsa
Indonesia untuk bebas dari pengaruh pemerintahan asing.
Perjuangan bangsa Indonesia memiliki arti penting bagi kemerdekaan Indonesia. Republik
Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 17 Agustus 1945, sejak saat itu
Indonesia menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Kedaulatan Indonesia menjadi
sebuah negara tetapi tidak diakui oleh Belanda. Proklamasi kemerdekaan Indonesia bagi Belanda
merupakan suatu pemberontakan. Sikap Belanda tersebut dikarenakan kemerdekaan Indonesia
hanya sebuah gerakan yang dibuat oleh para pimpinan Indonesia yang bekerjasama dengan
Jepang.4 Sehingga bagi Belanda,kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya mendapat dukungan
dari rakyat Indonesia dan kedaulatan Indonesia masih berada di tangan Belanda.
Kedatangan sekutu di Indonesia disambut netral oleh bangsa Indonesia. Selain itu, pihak sekutu
juga secara tidak langsung telah mengakui secara de facto6 kemerdekaan Indonesia. Sekutu juga
menyatakan tidak akan mencampuri masalah politik dalam negeri Indonesia. Pernyataan tersebut
yang dikemukakan oleh Letjen Christison, Panglima Sekutu di Indonesia bahwa, “Kita tidak
tertarik kepada masalah politik. Pasukan-pasukan Inggris dan India tidak akan melibatkan diri di
dalam masalah politik di dalam negeri. Pemerintah Indonesia diakui dan diharapkan tetap
berfungsi untuk menjalankan pemerintahan di luar daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan-
pasukan Inggris…”. Pernyataan Letjen Christison tersebut tentunya membuatBelanda kecewa.
Belanda merasa bahwa Inggris memihak Indonesia. Oleh karena itu Belanda dengan
membonceng tentara sekutu segera melakukan cara untuk dapat segera mengambil alih kekuasaan
Indonesia dari Inggris. Belanda kemudian melakukan tindakan-tindakan provokasi bersenjata
yang menimbulkan pertempuran di beberapa kota di Indonesia.
Kembalinya Belanda ke Indonesia memunculkan perlawanan dari bangsa Indonesia yang merasa
telah bebas dari penjajah sejak 17 Agutus 1945. Pertempuran melawan Belanda yang terjadi di
berbagai wilayah Indonesia menjadikan Belanda semakin melemah. Belanda mengalami banyak
kerugian akibat banyaknya pertempuran yang terjadi. Belum sepenuhnya kembali menguasai
Indonesia, Belanda sepakat untuk memilih jalur diplomasi dengan Indonesia untuk
menyelesaikan masalah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

4
Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka,
2008, hlm. 8-9.
Imperialisme dan kolonialisme merupakan suatu bentuk penindasan dan pemerasan dari
sebuah negara terhadap daerah jajahan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi negara dengan mengeksploitasi sumber daya negara jajahan agar memperoleh
keuntungan dan status sebagai negara yang besar dan kuat. Hal ini yang mengakibatkan
penderitaan dan rasa tidak puas dari bangsa yang dijajah.
Perjuangan bangsa Indonesia memiliki arti penting bagi kemerdekaan Indonesia.
Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 17 Agustus 1945,
sejak saat itu Indonesia menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Kedaulatan
Indonesia menjadi sebuah negara tetapi tidak diakui oleh Belanda. Proklamasi
kemerdekaan Indonesia bagi Belanda merupakan suatu pemberontakan. Sikap Belanda
tersebut dikarenakan kemerdekaan Indonesia hanya sebuah gerakan yang dibuat oleh para
pimpinan Indonesia yang bekerjasama dengan Jepang. Sehingga bagi
Belanda,kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyat
Indonesia dan kedaulatan Indonesia masih berada di tangan Belanda.

Daftar Pustaka

Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional “
Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme”. Jakarta, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jilid 2

Kartodirdjo, Sartono et al. 1992. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta. Penerbit: Balai Pustaka.
Utomo, Cahyo Budi. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia dari Kebangkitan
Hingga Kemerdekaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia VI.
Jakarta: Balai Pustaka.

https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/masa-kolonial.pdf (diakses pada 25 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai