Anda di halaman 1dari 26

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

(Dosen Pengampu: DR.H. Muaz Tanjung, MA)

Disusun Oleh
Kelompok 8
Melisa NIM: 0102183116
Muhtadia Hasibuan NIM: 0102183216
Reni Al-Munawaroh NIM: 0102183115

Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdullilahpuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah Sejarah Dan Peradaban Islam yang
membahas tentang “Peradaban islam di Indonesia ” ini dapat diselesaikan dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamya,kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia Dan Perlawanan Kerajaan-Kerajaan Islam
Di Indonesia Terhadap Imperialisme . Makalah ini kami buat berdasarkan refernsi
yang kami temukan dari berbagai sumber-sumber yang ada.

Demikian sedikit pengantar dari kami ,semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi yang membacanya.terimakasih kami ucapkan kepada dosen
pengampuh DR.H.Muaz Tanjung,MA yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini,dan kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan makalah-makalah yang akan kami buat di masa yang akan
mendatang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 26 September 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi……………………………………………………………................…ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................1
C.Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Kedatangan Imperialisme Barat Keindonesia........................................2
B.Keberadaan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda
Datang……………………………………………………………………3
C.Maksud Dan Tujuan Kedatangan Belanda ........................................... 5
D.Strategi Politik Belanda......................................................................... 6
E.Perlawanan Rakyat Terhadap Imperialisme.......................................... 7
F.Peradaban Indonesia ............................................................................12
G.Organisasi Islam Di Indonesia.............................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam masuk ke nusantara sekitar abad ke 7 masehi dan sebelum
islam masuk di nusantara, sudah banyak agama dan kepercayaan yang
berkembang seperti animisme, dinamisma,hindu, budha. Islam masuk di
nusantara melalui berbagai macam cara yaitu melalui perdagangan,
kurtural, pendidikan, kekuasaan politik.
Setelah islam masuk di nusantara, islam langsung berkembang
dengan sangat pesat dan semakin banyak orang yang masuk islam karena
cara penyebaran islam sangat bagus dan tanpa paksaan. Karena semakin
banyak orang yang memeluk agama islam sehingga hal ini menyebabkan
mulai banyak kerajaan kerajaan islam yeng berdiri di nusantara.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditemukan suatu rumusan masalah
berikut ini:
1. Bagaiman Kedatangan Imperialisme barat ke Indonesia ?
2. Bagaiman Keberadaan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia ketika
Belanda datang?
3. Apa Maksud dan Tujuan Kedatangan Belanda ke-indonesia ?
4. Bagaiman Strategi Politik Belanda ?
5. Bagaiman Perlawanan Rakyat terhadap Imperialisme ?
6. Bagaiman Peradaban Indonesia ?
7. Apa saja Organisasi Islam di Indonesia ?

C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang sejarah masuknya islam di
indonesia,sebab-sebab berkembangnya islam di indonesia sangat cepat dan
mengetahui beberapa kerajan-kerajan islam yang ada di indonesia serta
kesultan yang ada di nusantara .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedatangan Imperialisme Barat di Indonesia


Pada abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan indonesia.
Selama berabad-abad perairan Nusantara hanya di layari oleh kapal-kapal dari
indonesia dan Asia, seperti cina, pegu, Gujarat, Bengkala dll. Dan sejak abad-
16 muncullah pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran
menyebabkan Eropa mampu berlayar ke perairan indonesia.
Orang-orang portugislah yang mula-mula muncul di indonesia.
Kedatangan mereka keindonesia karena beberapa faktor yaitu ekonomi,
mereka ingin mendpatkan untung besar dengan berniaga, mereka ingin
membeli rempah-rempah dimaluku dengan harga yang murah dan dijual di ke
Eropa dengan harga yang mahal. Faktor yang lainnya yaitu hasrat untuk
menyebarkan agam kristen dan melawan orang islam. Sejak abad ke-8 kaum
muslimin menguasai jazirah Andalusia, selama itu juga terjadi perang dan
pertarungan antara orang kristen dan kaum muslmimin, baik di anadalusia
maupun kemudian di Timur Tengah. Peperangan itu dikenal dengan perang
salib.Faktor lain yaitu hasrat berpetualang yang timbul karena sikap hidup
yang dinamis. Pelaut-pelaut portugis itu ingin melihat dunia diluar tanah
airnya.Dengan faktor-faktor itulah orang-orang portugis berlayar menyusuri
pantai barat Afrika terus keselatan dan melingkari Tanjung Harapan( Cope
Town), dan menuju keindia.
Pada abad ke-16, perairan indonesia kedatangan orang eropa lainnya,
yaitu orang belanda, inggris, Denmark, dan prancis. Maksud kedatangan orang
belanda dan inggris ketanah air indonesia tidak berbeda dengan orang portugis
dan spayol, yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.[1]
Setelah kompeni di kepalai oleh Gubernur Jendarl J.P Coen, maka
tujuan mereka makin jelas, yakni menguasai perdagangan rempah rempah di
indonesia, secara sendirian atau monopoli. Dalam upaya melakasanakan
monopoli mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan. Kompeni mul1ai

[1]Drs. Samsul Munir Amin M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah 2010, hlm 373
menguasai berbagai wilayah, baik secara langsunga atau tidak langsung.
Praktek yang demikian sangat merugikan kerajaan kerajaan di indonesia.
Sekitar tahun 1618-1691, pihak belanda menyerang pangeran
Wijayakrama dan dapat merebut Jayakarta; diatas runtuhnya kota tersebut
dibangunlah kota baru yang diberinama Batavia. Banten yang menganggap
dirinya berkuasa di Jayakarta tentu tidaktinggal diam, sehingga sejak itulah
timbullah permusuhan antara banten dan belanda.
Konsolidasi kekuasaan belanda atas jawa membuka jalan bagi ekspansi
Belanda ke wilayah Hindia Timur lainnya.Selama rentang waktu 1824-1858,
belanda telah menguasai seluruh Sumatra.Ekspansi komersil dan militer
menimbulkan parmasalahan antara Belanda dengan Aceh, yaitu perebutan
kekuasaan atas beberapa pelabuhan lada di wilayah Sumatra bagian Barat dan
utara.

B.Keberadaan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia Ketika Belanda


Datang
Menjelang kedatangan belanda di indonesia pada akhir abad 16 dan
awal abad ke-17 keadaan kerajaan-kerajaan islam di indonesia tidaklah sama.
Perbedaan tersebut bukan hanya berkenaan dengan politik, tetapi juga dalam
proses pengembangan islam dikerajan-kerjaan tersebut. Misalnya di sumatra,
penduduk sudah memeluk islam sekitar tiga abad. Sementara di Maluku dan
sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.
Disumatra setelah malaka jatuh ketangan portugis, percaturan politik
dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi tiga: Aceh, portugis, dan
Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan malaka islam. Pada abad ke-
16, tampaknya aceh lebih dominan, terutama karena para pedangang muslim
menghindar dari malaka , dan memilih Aceh sebagai pelabuhan transit. Aceh
berusaha menarik perdagangan internasional dan antarkepulauan
Nusanatara.Kemenangan aceh atas Johor, membuat kerajaan terahir ini pada
tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[2]

[2]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 231
Ketika itu memang Aceh sedang mengalami kejayaan dibawah
pimpinan Sultan iskandar muda.Ia wafat pada usia 46 tahun pada 27 Desember
1636. Ia digantikan oleh iskandar Tsani. Sultan ini masih mampu
mempertahankan kebesaran aceh. Akan tetapi, setelah ia meninggal dunia, 17
februari 1641, Aceh kemudian secara berturut-turut dipimpin oleh 3 orang
wanita selama 59 tahun. Dan pada masa ini Aceh mulai mengalami
kemunduran.
Dijawa pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir kepedalaman,
yaitu dari demak kepajang kemudian kemataram. Berpindahan tersebut
membawa pengaruh besar untuk perkembangan sejarah islam di jawa. Pada
tahun 1691, Di antaranya adalah (1) Kekuasaan dan Sistem politik di dasarkan
atas basis agraris, (2) Peranan daerah pesisir dalam perdagangan dan pelayaran
mundur, Demikian juga peranan pedagang dan pelayar jawa, dan (3)
Terjadinya, pergeseran pusat-pusat perdagangan dalam abad ke-17 dengan
segala akibatnya.[3]
Seluruh jawa timur praktis sudah berada dibawah kekuasaan mataram.Yang
ketika itu dibawah pemerintahan Sultan Agung.Pada masa ini kontak-kontak
bersenjata antara kerajaan mataram dan VOC mulai terjadi.
Di sulawesi, pada ahir abad ke-16, pelabuhan makasar berkembang
dengan pesat. Letaknya memang strategis yaitu tempat persingggahan ke
maluku, Filipina, Cina, Batani, kepulauan Nusa Tenggara, dan kepulauan
indonesia bagian barat. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mempercepat
perkembangan itu, dianatarnya sebagai berikut:
1. Penduduk malaka oleh portugis mengakibatkan terjadinya migrasi
2. Arus migrasi melayu bertambah besar setelah Aceh mengalami ekspedisi
3. Blokade belanda terhadap malaka dihindari oleh pedagang-pedagang baik
indonesia maupun india, Asia barat dan Asia timur.
4. Merosotnya pelabuhan jawa timur .
2

[3]Sartono Kurtodirdjo, Ibid., hlm. 65.


C. Maksud dan Tujuan Kedatangan Belanda
Tujuan Kedatangan bangsa belanda di Indonesia pada mulanya
didorong oleh keinginan mendapatkan rempah-rempah secara langsung di
Indonesia, karena waktu itu dibarat mengalami kesukaran memperoleh
rempah-rempah. Maka pada tahun 1506 bersandarlah empat buah kapal
belanda di banten, tapi usaha pertama ini dapat dikatakan gagal, karena sifat
sombong orang-orang belanda terhadap penduduk setempat, disamping itu juga
orang-orang portugis tidak senang kedatangan belanda sebagai saingannya.
Pelayaran pertama disusul pelayaran selanjutnya dan berhasil, namun
timbul persaingan antara orang-orang belanda sendiri, maka untuk
menghilangkan persaingan itu dibentuklah perserikatan yang terkenal dengan
VOC pada bulan maret 1962 M.
Dibentuknya VOC karena melihat hasil yang diperoleh perseroan
Amsterdam, yang mengirimkan empat angkatan, yang pertama tahun 1595
oleh cornelis dehout man, kedua tahun 1598 oleh Van Nede Heem Skerck dan
Van Warwijck, ketiga tahun 1599 oleh Vander Hagen dan terakhir tahun 1600
oleh Van Neck, yang mana banyak perseroan lain berdiri yang juga ingin
berdagang dan berlayar ke Indonesia. Sehingga VOC ini dibentuk dan
disahkan oleh Staten General republic dengan satu piagam yang memberi hak
khusus kepada VOC untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan di
kawasan antara tanjung harapan dan kepulauan Solomon.
Di samping itu secara khusus hak-hak istimewa yang diminta VOC, seperti:
1. Hak monopoli di daerah sebelah timur tanjung harapan hingga selat
Magelhaens.
2. Diijinkan mengadakan perjanjian dengan raja-raja Indonesia atas nama
pemerintah Belanda.
3. Diijinkan membuat benteng-benteng.
4. Diperkenankan diangkat seorang.
5. Diperbolehkan membentuk tentara.
Pada tahun 1798 M. VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar
134,7 juta Golden. Ini terjadi karena ada beberapa faktor, di antaranya,
pembukuan yang curang, pegawai yang korup, dan sistem monopoli serta
sistem tanam paksa dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman yang
menimbulkan kemerosotan moral baik penguasa maupun penduduk yang
sangat menderita.[4]
Setelah bubar, secara resmi Indonesia pindah ketangan Belanda pada
pergantian abad ke-18.Pemerintah belanda berlangsung sampai tahun 1942 dan
hanya diinterupsi oleh inggris selama beberapa tahun, pada tahun 1811-
1816.Pemerintah belanda tidak berubah sama sekali, bahkan 1816. Belanda
memanfaatkan daerah jajahan untuk menanggulangi kemerosotan ekonomi
akibat kebangkrutan perang. Dan tahun 1830 M. pemerintah Hindia Belanda
menjalankan sistem tanam paksa dan politik liberal di Indonesia setelah terusan
suez dibuka dan industri belanda berkembang.

D. Strategi Politik Belanda


Raja Mataram ( jawa) sultan Agung sejak semula sudah melihat bahwa
Belanda adalah Ancaman. Pada tahun 1628 dan 1629, mataram dua kali
melakukan serangan ke Batavia, tetapi gagal.Masuknya pengaruh belanda
kepusat kekuasaan mataram adalah karena Amangkurat II (1677-1703)
meminta bantuan VOC untuk memadamkan pemberontakan Trunojoyo, adipati
madura, dan pemberontakan Kajoran. Pada masa Amangkurat III mataram
menglami krisis, sementara Belanda .Belanda harus dibayar dengan wilayah
dan konsesi dagang.
Dalam jaringan perdagangan di indonesia bagian barat, kedudukan
malaka, Johor, dan Banten adalah sangat penting maka Belanda bermaksud
untuk menguasainya. Ahirnya mereka memilih Jakarta, daerah yang paling
lemah sebagai basis kegiatanya.Meluasnya pengaruh Belanda dalam
pemerintahan Mataram, di percepat dengan konflik intern dalam istana. Oleh
karenanya pada tahun 1755 mataram terpecah menjadi dua yaitu: Surakarta dan
Yogyakarta, tahun 1757 muncul kekuasaan mangkunegara, dan ahirnya pada
tahun 1813 muncul kekuasaan pakualam.Hubungan banten dengan belanda
beruncing ketika sultan Ageng tirtayasa naik tahta tahun 1651.Ia sangat
memusuhi Belanda karena Belanda dipandang menghalangi usaha Banten
memajukan usaha perdagangan.
Disulawesi, Gewo tallo melakukan ekpedisi ke Buton, Solor,
Sumbawa, Ende, Bima tahun 1626, dan pada tahun berikutnya ke Limboto
yang dianggap sebagai daerah kekuasaan ternate.

E. Perlawanan Rakyat Terhadap Imperialisme Belanda


Penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia, mendapat perlawanan
sengit dari rakyat dan bangsa indonesia pada umumnya.Perlawanan tersebut
tidak hanya bermotif politik kebangsaan, melainkan juga motif Agama.
Penjajahan Belanda disamping ingin menguasai indonesia mereka juga
menyebarkan agama mereka ke penduduk pribumi yaitu agama kristenisasi.
Pada abad ke-17 perlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukan oleh sbb:
1. Sultan Agung Mataram
2. Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Aceh
3. Sultan Hasanudin Makasar
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5. Raja Iskandar Minangkabau
6. Trunojoyo Madura
7. Karaeng Galesong dari Makasar
8. Untung Surapati, Adipati Aria Jaya, Dll.[5]
Disamping itu perlawanan-perlawanan rakyat terhadap penjajahan juga
berlangsung terus menerus saling berkesinambungan di satu wilayah dan
wilayah lainnya. Perlawanan-perlawanan tersebut adalah Sbb:

1. Perang Padri di Minangkabau


Perang ini tejadi antara tahun 1821-1837. Perang ini dipimpin oleh
Tuanku imam Bonjol, dan dibantu oleh ulama yang lain. Walaupun islam
sudah masuk pada abad ke-16, tetapi proses sinkretisme berlangsung lama.
Pemurnian islam dimulai oleh Tuanku Koko Tuo dengan pendekatan damai.
Akan tetapi pendekatan ini tidak diterima oleh murid-muridnya yang lebih
Radikal, terutama Terutama Tuanku Nan Renceh , Seorang yang sangat
berpengaruh dan memiliki banyak murid di daerah Luhak Agam.[6]
Kelompok radikal ini mendapat kekuatan baru tahun1803, ketika tiga
ulama; HAJI Miskin dari pandai sikat, Haji Sumanik dari VIII kota, dan Haji
Piobang dari lima puluh kota pulang dari Mekah. Mereka datang membawa
semangat yang diilhami oleh gerakan wahabi yang puritan.
Setelah takluknya minangkabau akibat perang Padri kebijakan belanda
mencoba menahan pengaruh para guru agama dengan mengasingkan mereka
sejauh mungkin dari urusan rakyat dan dengan menegakan wewenang para
kepala adat yang sah.Pada tanggal 21 Februari 1921 M terjadi permulaan
peperangan antara kaum adat dan Belanda.Peperangan pertama Belanda gagal,
sehingga Belanda mengajak perdamaian melalui perjanjian pada 22 Januari
1824.Namun Belanada mengkhianati begitu pula peperangan selanjutnya.

2. Pangeran Diponegoro
Peristiwa yang memicu peperangan adalah rencana pemerintah Hindia
Belanda untuk membuat jalan yang merobos tanah milik Pangeran Diponegoro
dan harus membongkar makam keramat.Belanda ingin berunding dengan
pangeran Diponegoro yang mencabut patok-patok yang ditanam dan
mengalihkan jalan patih Daniarejo harus diganti.Pada tahun 1825 M pangeran
Diponegoro bangkit berontak melawan pemerintahan kolonial yang
kafir.Pangeran diponegoro menggunakan taktik gerilya, dimana pasukan
Belanda dikepung oleh prajurit pangeran Diponegoro di Yogya.

Pada tahun 1826 M. Banyak korban berguguran dipihak Belanda, yang


memunculkan dengan memperkuatkan diri dengan melakukan benteng untuk
mempersempit gerakan tentang Pangeran Diponegoro. Di tahun 1827 M.
Pangeran Diponegoro ditawan karena beliau membangkang untuk berunding
dengan Belanda dan ahirnya tahun 1830 M. Dibuang ke Manado, lalu tahun
1834 M. Dipindah meninggal dalam 70 tahun pada 8 Januari 1855 M.
3

[4]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 236
3. Perang Banjarmasin
Pengangkatan Pangeran Tamjid menjadi Sultan menimbulkan kekecewaan
dikalangan rakyat dan pembesar lainnya.Dari kericuhan itu Belanda kembali
memasuki persoalan politik untuk mengambil keuntungan yang lebih
besar.Ketika itulah perang Banjarmasin di mulai, Andresen yang didatangkan
dari Batavia menyimpulkan bahwa sultan Tamjid merupakan sumber
kericuhan.Dan ahirnya diturunkan dari tahta dan kekuasaanya diambil alih oleh
Belanda.
Perlawanan rakyat berkobar-kobar di daerah yang semula ditunjukan
untuk sultan Tamjidil kepada Belanda.Perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran
Antasari dengan 3.000 pasukan untuk menyerbu pos-pos Belanda.Awalnya
Belanda banyak korban, tetapi dengan taktik dan kelicikan Belanda berhasil
mengalahkan beberapa pembesar kerajaan satu persatu dan pangeran Hidayat
tertangkap dan dibuang ke jawa.
Sebelashari setelah pembuangan Pangeran Hidayah, pangeran Antasari
memproklamirkan kemerdekaan Banjarmasin, yang beribu kota Sumatra
Tengah, markas besar perjuangan melawan Belanda. Namun 9 bulan setelah
proklamasi, Pangeran Antasari wafat di Temeh tanggal 11 Oktober 1862 M.
Karena sakit.Dan kemudian digantikan oleh anaknya Pangeran Muhammad.

4. Perang Aceh
Perang Aceh tanggal 26 Maret 1873 M., ketika Terusan Suez dibuka
negara Belanda berlomba-lomba mencari jajahan baru dan mendesak untuk
mengadakan perundingan.Pada ahirnya ini memberi peluang kepada Belanda
untuk meneruskan agrerisnya.Perang ini juga disebut perang Rakyat karena
seluruh rakyat Aceh terlibat secara aktif melawan kolonial.
Pada tanggal 5 Apri 1873 M. Tentara belanda menyerang masjid dengan
3.000 personil, yang akhirnya karena kuatnya tentara Aceh, dapat di rebut
kembali oleh pasukan Aceh. Dan pada bulan November pada tahun ini juga

[5]Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid IV, hlm. 271


belanda dapat menguasai masjid kraton.Setelah meninggalnya sultan Belanda
berunding tapitidak ditanggapi Aceh.Sehingga Belanda memakai sistim
pasifikasi.Akan tetapi sistim ini gagal.
Setelah gagalnya sistem pasifikasi belanda menerapkan sistim konsentrasi
kota raja sebagi pusatnya, akan tetapi sistem ini justru memberi peluang
kepada pejuang Aceh untuk menggagalkan perang gerilya. Aceh besar mulai
bergejolak, ketika Teuku Umar membelot dari Belanda tahun 1896 dan
Belanda Melakukan ofensif yang memaksa pihak Aceh bersipat defensif.Teuku
Umar gugur dalam perang ini kemudian ia digantikan oleh Nya’Dien. Ahirnya
Belanda meninggalkan indonesia (1942 M).

5. Pembrontakan Rakyat Di Cilegon Banten


Pembrontakan rakyat di cilegon terjadi pada tahun 1888, dipimpin oleh
KH.Wasit Bersama H.Ismail, dan para ulama lain, Menyusun perlawanan
terhadap penjajah.Kemurkaan rakyat cilegon karena kelaparan , Kematian
ternak yang di tembaki belanda dengan semena-mena,dan kebencian yang telah
berkumpul karena melihat keangkuhan pegawai pemerintah belanda ,
pengekangan penjajahan terhadap pengamalan ajaran islam, serta berbagai
sebab lain menjadi pemicu perlawanan rakyat cilegon terhadap belanda.
Dalam pembrontakan rakyat tersebut, asisten residen Goebels dan
beberapa orang keluarganya tewas. Akan tetapi , ketika bantuan dari serang
yang membawa 40 pasukan serdadu dibawah pimpinan letnan bartlemy datang,
perlawanan rakyat menjadi melemah.
Pimpinan perang KH.Wasit dihukum gantung oleh belanda. Adapun para
pimpinan yang lain dibuang kewilayah lain, seperti H. Abdurrahman dan haji
Akib dibuang kebanda, H.haris di buang kebukit tinggi, H.Arsyad thawil di
buang kegorontalo,H.arsyad Qasir di buang keButon, dan H.ismail kdi buang
keflores.

6. Perang Makasar
Raja Gowa ke-12 adalah daeng mattawang yang bergelar sultan Hasanudin
Perang makasar bermula akibat sikap belanda yang mau menguasai
perdagangan rempah-rempah di maluku . Belanda tidak senang rakyat makasar
berdagang rempah-rempah di maluku, karena merugikan perdagangan
belanda. Oleh karena itu , Untuk melaksanakan keinginan tersebut, belanda
mau menaklukan kerajaan Gowa Dan kerajaan Bone di Sulawesi selatan .
Langkah VOC menduduki Buton yang merupakan daerah kekuasaan Gowa.[7]
Perang pertama kali terjadi pada bulan April 1655 , Dalam hal ini
angkatan laut Gowa menyerang belanda di pulau Buton di bawah pimpinan
Sultan Hasanudin dan berhasil memukul mundur Belanda
Pada tahuun 1666 armada Gowa menyerang button dengan 700kapal
hingga dapat dikuasai kembali dari belanda. Pada 1 Januari 1667 belanda ingin
merebut kembali buton dari tangan Gowa . Dalam hal ini nasib belanda
sebetulnya tergantung pada kekuatan pasukan Arung Palaka yang berjumlah
15.000 orang . Arung palaka adalah seorang bone yang membantu belanda
dengan maksud agar kerajaan bone terlepas dari kekuasaan kerajaan Gowa saat
itu.
Pada 7-10 juli 1667 pasukan Gowa sebanyak 7000 orang mempertahankan
Bantaeng dari serbuan belanda . karena seluruh kekuatan belanda dipusatkan
bantaeng Barombong , maka ahirnya pasukan arung palaka dapat menguasai
pertempuran.
Untuk membalas jasanya , Arung Palaka di angkat oleh belanda menjadi
raja bone menggantikan La Maddaremmeng . perjanjian Bungaya tidaklah
sepenuhnya dipatuhi Gowa , oleh karena itu pada tanggal 27 juni terpaksa
sultan hasanudin memperkuat perjanjian bungaya dengan membubuhkan cap
kerajaan, setelah anggota majelis pemerintahan Gowa menandatanganinya.

7. Perang Jambi ( 1858-1907 )


Perang jambi terjadi di jambi antara belanda dengan pihak kesultanan
jambi. awalnya hubungan kesultanan jambi dengan belanda dimulai sejak
sultan Abdul Kahar ( 1615-1643 M). Sultan ini mengizinkan belanda
membuka perwakilan dagangnya di jambi .
Sultan Sri Ingologo sebagai pengganti Sultan Abdul Kahar tidak suka
dengan konsesi yang diberikan sultan Abdul Kahar Kepada belanda.4
Rasa permusuhan dimulai antara kesultanan jambi dengan belanda tidak
dapat dihindari lagi setelah perwakilan belanda di jambi, yaitu Syhrandt Swart
mati terbunuh . dalam pertempuran ini belanda dapat menangkap sultan Sri
ingologo lalu di asingkan kebanda, maluku.[8]
Pada tahun 1890 kedudukan belanda di Surolangun Rawas diserang
pasukan H.Kaemang Rantau . Belanda mendatangkan bantuan pasukan dari
luar daerah. Pada pertempuran tahun 1902 tidak kurang dari 500 pasukan
belanda tewas. Pasukan kesultanan jambi mengadakan serangan taktik perang
grilnya untuk menghadapi belanda sehingga belanda kesulitan menghadapi
pasukan jambi.
Dengang berbagai tipu muslihat , belanda melakukan perlawanan terhadap
rakyat jambi , tetapi perlawanan rakyat jambi tidak padam. Sultan Thaha
Saefuddin tidak pernah ditangkap belanda. Ia meninggal di muara Tabu pada
26 April 1904 karena usia tua. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan bangsa ,
Sultan Thaha Saefuddin diakui sebagai pahlawan Nasional dari pemerintah RI.

F. Peradaban Islam di Indonesian


1. Sistem Birokrasi Keagamaan
Oleh karena penyebaran islam di Indonesia pertama-tama
dilakukan oleh para pedagang, pertumbuhan komunitas Islam bermula di
berbagai pelabuhan penting di Sumatra, Jawa dan pulau lainnya. Kerajaan
islam yang pertama berdiri juga didaerah pesisir. Seperti: kerajaan
samudra pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Ternate, dan Tidore.[9]

Ibu kota kerajaan selain merupakan pusat politik dan perdagangan,


juga tempat berkumpul para ulama dan mubaligh islam. Raja-raja Aceh
mengangkat para ulama menjadi penasihat dan pejabat di bidang

[6]Taufik Abdullah (ED) , Sejarah Umat Islam Indonesia, hlm. 155


[7]Muhammad Syamsu Ass, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Hlm. 181.
[8]Muhammad Syamsu Ass, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Hlm. 183
keagamaan.Kedudukan jabatan ulama yang terkuat diantaranya adalah di
Aceh dan di Banten.

Birokrasi keagamaan juga berlangsung dibeberapa kerajaan Islam


seperti di Kesultanan Demak di Jawa.Semasa menjadi raja Demak dengan
gelar senopati jimbun ngabdurrahman panembahan Palembang sayyidin
panatagama.Demikian pula yang berlaku di Kerajaan Mataram
Islam,Sultan Agama bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma
Sayyidinpanata Agama Khalifatullah ing Tanah Jawi.Sultan Agung
bahkan memberlakukan kebijakan perpaduan tahun Jawa Saka disesuaikan
dengan tahun hijriyah.Hal ini menunjukan perpaduan akulturasi budaya
setempat (Jawa) dengan tradisi hukum Islam yang dituangkan dalam
sistem birokrasi keagamaan. Demikian pula yang berlaku di beberapa
kerajaan lain di Indonesia pada umumnya.

2. Peran Para Ulama dan Karya-Karyanya


Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan umat islam di Indonesia
terutama terletak di pundak para ulama. Paling tidak ada dua cara yang
dilakukan: Pertama, membentuk para kader ulama yang akan bertugas
sebagai mubaligh ke berbagai daerah yang lebih luas. Kedua, melalui
karya-karya yang tersebar dan dibaca di berbagai tempat yang jauh.Pada
abad ke-16 dan 17, banyak sekali bermunculan tulisan para cendekiawan
Islam di Indonesia.
Para tokoh-tokoh ulama pertama di Indonesia adalah Hamzah
Fansuri, seorang sufi yang berasal dari Fansur (pansur), Sumatra Utara.
Karyanya yang terkenal berjudul Asarul Arifin fi Bayan ila Suluk wa At-
Tauhid, suatu uraian singkat tentang sifat-sifat dan inti ilmu kalam
menurut teologi Islam. Karyanya yang bersifat mistik (tasawuf)
adalahSyair Perahu. Karya-karya yang lain adalah Syair Burung Pingai,
Syair Dayang, Syair Jawi.
Syamsudin As-Sumatrani adalah murid Hamzah Fansuri.
Syamsuddin mengarang buku berjudul Mir’atul Mu’minin (Cermin Orang
Beriman) pada tahun 1601 M. Karya lainnya adalah Jauhar Al-Haqaid,
Risalah At-Tubayyin Mulahazat Al-Muwahidin ‘ala Al-Mulhidin fi
Dzikrillah, Kitab Al-Haraqah dan Nur Ad-Daqaiq.
Di Sulawesi, pemikiran tasawuf yang sama juga berkembang,
terutama melalui Syaikh Yusuf Al-Makassari (1626-1699M). Karya-karya
Syaikh Yusuf al-Makassari yang sebagian dalam bidang tasawuf
diperkirakan berjumlah 20 buah.
Pada abad ke-19 M, pemikiran tasawuf mulai bergasar ke
pamikiran fiqh seperti yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Arsyad Al-
Banjari (1710-1812) yang menulis kitab Sabibul Muhtadin dan
kitabPerukunan Melayu.Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1875) yang menulis
banyak buku, di antaranya Husnul Mathalib, Asnal Maqashid dan Jam’ul
Masa’il.
Di Semarang, terdapat ulama terkenal, Syaikh Shaleh Darat (1820-
1903). Karya-karyanya antara lain: Kitab Tafsir Faidhur Rahman (1891
M), Kitab Lathaifuth Thaharat (fiqh), KitabJauharatut Tauhid (tauhid), dan
lain-lain.
Disamping mareka yang disebutkan di atas, masih banyak para
ulama lain yang sangat berjasa dalam pengembangan agama islam di
Indonesia melalui karya-karyanya.

3. Corak Bangunan Arsitek


Hasil seni bangunan pada zaman pertumbuhan dan berkembangan
Islam di Indonesia antara lain masjid kuno Demak, Masjid Agung
Ciptarasa Kesepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, Baiturrahman di
Aceh, Masjid Ampel di Surabaya. Masjid-masjid itu menunjukan
keistimewaan dalam denahnya yang berbentuk persegi empat atau bujur
sangkardengan bagian kaki yang tinggi serta pejal, atapnya bertumpang
dua, tiga, lima atau lebih, dikelilingi parit atau kolam air di bagian depan
atau sampingnya yang berserambi.Selain itu, pada pintu gerbang, baik di
keraton maupun di makam orang yang dianggap keramat berbentuk candi
bentar, kori agung yang menunjukan corak pintu gerbang sebelum islam.
Beberapa bangunan arsitektur Islam di Indonesia, memiliki ciri
khas tersendiri dengan mengadaptasi budaya sebelumnya.

4. Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga-lembaga pendidikan islam sebenarnya sudah
berkembang sejak zaman penjajahan belanda. Salah satu bentuk
pendidikan islam tertua di Indonesia adalah pesantren. pesantren sebagai
lembaga pendidikan islam mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam
pembentukan budaya masyarakat Islam di Indonesia.
Setelah merdeka, pendidikan islam mulai mendapat kedudukan
yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Terutama setelah
dibentuknya Departemen Agama pada tanggal 3 Desember 1946 yang
bertugas mengurusi penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah umum
dan madrasah serta pesantren-pesantren.
Pada tahun 1958 pemerintah terdorong untuk mendirikan
Madrasah Negeri.Perkembangan pendidikan islam terus di ditingkatkan.
Tuntutan untuk mendirikan Perguruan Tinggi juga meningkat. Sebelum
kemerdekaan di Minangkabau sudah berdiri perguruan tinggi pertama,
yaitu Sekolah Islam Tinggi yang didirikan oleh persatuan Guru-guru
Agama Islam (PGAI) di padang. Di Jakarta didirikan STI (Sekolah Tinggi
Islam) pada juli 1945, karena pergolakan kemerdekaan STI dipindah ke
Yogyakarta dan pada 22 Maret 1945 STI berubah menjadi UII
(Universitas Islam Indonesia). Setelah kemerdekaan di Yogya juga dibuka
UGM (Universitas Gadjah Mada).Di Jakarta dibuka ADIA (Akademik
Dinas Ilmu Agama).Pada bulan Mei 1960 Departemen Agama
menggabungkan PTAIN dengan ADIA menjadi IAIN yang berkedudukan
di Yogya dan bercabang di Jakarta. Di Banda Aceh juga didirikan
Fakultas Agama Islam Negeri. Tahun 1960 FAIN diubah menjadi Fakultas
Syariah Banda Aceh yang merupakan Cabang IAIN Yogyakarta.Setelah
beberapa tahun Departemen Agama memisahkan IAIN menjadi dua yang
masing-masing berdiri sendiri, yaitu IAIN Yogyakarta dan IAIN Jakarta.
IAIN bertambah pesat, selain itu ditambah dengan tumbuhnya
perguruan tinggi swasta, diantaranya UNJ, UM, UNISBA,
UNISMA.Pendidikan Islam mengalami kemajuan dalam mengiringi
modernitas. Terakhir pada tahun 2002, IAIN Syarif Hidayatullah berubah
menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidatullah yang
didalamnya menyenggarakan pendidikan fakultas agama, dan juga
membuka Fakultas Psikologi. Di samping itu sedang dirancang pendirian
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

G. Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia


Beberapa organisasi islam di Indonesia telah memiliki andil yang cukup
besar terhadap proses pengembangan agama Islam. Di antara organisasi-
oarganisasi Islam di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Al-Jami’at Al-Khairiyah
Organisasi yang lebih dikenal dengan nama Jami’at Khair ini
didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Anggota organisasi ini
mayoritas orang-orang Arab, tetapi untuk seiap muslim bisa menjadi
anggota tanpa diskriminasi asal usul.

Dua bidang yang sangat diperhatikan oleh organisasi ini


ialah,pertama, pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat dasar
dan,kedua, pengiriman anak-anak muda ke turki untuk melanjutkan studi.
Selain itu jami’at khair adalah organisasi pertama dengan bentuk modern
dan mendirikan suatu lembaga pendidikan dengan sistem yang modern.
2.Syarikat Islam (SI)
Syarikat Islam (SI) awalnya adalah Serikat Dagang Islam (SDI)
yang didirikan oleh KH.Samanhudi pada tahun 1950 M di Solo.Kemudian
pada tahun 1912 M, SDI berubah menjadi Syarikat Islam (SI) yang
diprakarsai oleh HOS. Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus Salim.
Awalnya SI merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan,
tetapi kemudian menjadi gerakan politik.
3.Muhammadiyah
Organisasi islam yang didirikan oleh K.H.A. Dahlan pada tahun
1912. Pada awalnya, Dahlan dengan organisasinya dianggap sebagai tokoh
controversial karena jalan pikirannya menentang arus, tidak sejalan dengan
sistem pendidikan islam tradisional. Namun sebenarnya di situlah letak
gagasan “pembaruan” Dahlan dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia
ia mengambil alih sistem pengajaran barat dengan ilmu pengetahuan
‘umum’ dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.Usaha
Muhammadiyah di bidang pendidikan menyiratkan gerak aktivitas yang
beragam dan bersekala luas, yaitu sejak dari pendidikan taman anak-kanak
hingga perguruan tinggi.
4.Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama ( NU ) artinya Kebangkitan Ulama , adalah
organisasi masa islam yang didirikan oleh para ulama pesantren dibawah
pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari, di surabaya pada tanggal 31 Januari 1926.
Lapangan usaha NU meliputi bidang-bidang pendidikan , dakwah, dan
sosial. NU memiliki pondok pesantren besar yang menyebar di Indonesia ,
seperti pesantren Tebu Ireng Jombang, Pesantren Lirboyo Kediri,
Pesantren Ploso Kediri, Pesantren Asem Bagus Situbondo, Pesantren
Kajen Pati, Pesantren Lasem Rembang dan lain-lain. Di samping
pesantren pendidikan yang dikelola NU adalah sekolah-sekolah formal
sejak MI, MTS, MA, juga SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
Nu pernah terjun kebidang politik, setelah keluar dari partai politik
Masyumi ( 1955 ). Dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, peran NU
cukup besar. Bahkan di antara para tokoh NU ada yang diakui sebagai
pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI antara lain : KH. Hasyim Asy’ari,
KH.Wahid Hasyim, KH.Zaenal Mustafa, KH.Zainul Arifin.
Dalam perjuangan politik, NU ahirnya menyatakan kembali kekhitah 26,
yaitu meninggalkan perjuangan politik praktis.
5.Jam’iyatul Washliyah
Suatu organisasi Islam yang diresmikan pendiriannya pada 30
November 1930 M didirikan di Medan. Para Ulama yang ikut mendirikan
Jam’iyatul Washliyah antara lain: Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, M
Arsyad Thahir Lubis. Al-Jam’iyatul Wasliyah banyak memiliki sekolah
madrasah yang telah mengeluarkan lulusannya sebagai tokoh terkemuka di
masyarakat.

6.Al-Islah Wal Irsyad (Al-Irsyad Al-Islamiyyah)


Organisasi ini didirikan pada tahun 1914 oleh Syaikh Ahmad
Surkati yang dilahirkan di Dunggala, Sudan pada tahun 1872.kemudian
organisasi ini terkenal dengan sebutan Al-Irsyad, yang terdiri dari
golongan-golongan awali. Pada tahun 1915 berdirilah sekolah Al-Irsyad
yang pertama di Jakarta, yang kemudian disusul oleh beberapa sekolah dan
pengajian lain yang sehaluan dengan itu.
7.Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)
Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Bukittinggi Sumatra
Barat oleh sejumlah ulama terkemuka di Minangkabau, di bawah
pimpinan Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli.PERTI memiliki bidang usaha
dalam bidang pendidikan dan dakwah.PERTI pernah terjun di bidang
politik praktis sebagai partai politik.
8.Persatuan Umat Islam (PUI)
Persatuan Umat Islam (PUI) didirikan oleh KH. Abdul Halim,
seorang ulama pengasuh pondok pesantren di Majalengka Jawa Barat
tahun 1911. Dalam perkembangan berikutnya PUI memiliki banyak
sekolah dan pondok pesantren yang menyebar di Wilayah Jawa Barat. PUI
merupan gabungan dua organisasi islam di jawa barat , yaitu persyarikatan
umat islam yang didirikan oleh KH.Abdul Halim dan organisasi Al-Ittihad
Al-Islamiyah yang didirikan oleh KH.Ahmad Sanusi di suka bumi jawa
barat.
9.Persatuan Islam (PERSIS)
Organisasi massa Islam yang didirikan oleh para ulama yang
beraliran pembaharu di Bandung pada 12 September 1923. Para ulama
pendiri PERSIS adalah KH.Zamzam dan A. Hassan.persis merupakan
organisasi yang bergerak dalam bidang pembaruan.Bidang usahanya
meliputi bidang dakwah, pendidikan dan penerbitan.
10.Majlis Ulama Indonesia (MUI)
Didirikan pada 26 Juli 1975.Lembaga ini bertugas memberikan
fatwa dan nasihat seputar masalah keagamaan dan kemasyarakatan sebagai
bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan pembangunan.
Disamping organisai Islam yang disebutkan di atas, sebenarnya
masih terdapat berbagai organisasi Islam lainnya, baik yang bersifat
nasional maupun local yang bergerak dalam bidang dakwah
islamiyah.Semua organisasi tersebut memiliki andil dan kontribusi yang
sangat besar bagi pengembangan dakwah Islamiyah di negeri Indonesia.
11. Mathlaul Anwar ( MA )
Mathlaul Anwar ( MA ) adalah organisasi islam yang didirikan
oleh Mene Banten, pada 9 Agustus 1916. Didirikan oleh agama islam
banten yang dimotori oleh KH. Mas Abdurrahman.organisasi ini bersifat
keagamaan , bertujuan mewujudkan keluarga dan masyarakat Indonesia
yang takwa kepada Allah SWT, sehat jasmani dan rohani, berilmu
pengetahuan , cakap dan terampil serta berkepribadian Indonesia.
Organisasi ini juga merupakan organisasi islam yang bergerak di bidang
pendidikan dan dakwah islamiyah. Mathlaul Anwar cukup berjasa dalam
pengembangan agama islam di daerah Banten dan lebih Khususnya bagi
masyarakat Banten Selatan.
12. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ( Dewan Dakwah )
Dewan Dakwah Islam Indonesia, didirikan oleh M. Natsir dan
beberapa tokoh islam berhaluan pembaharu di Jakarta. Dewan Dakwah
Islam Indonesia merupakan organisasi dakwah yang banyak berjasa dalam
bidang dakwah di perkotaan, baik melalui dakwah pengajian-pengajian
maupun berbagai aktivitas dakwah yang lain seperti penerbitan, baik Buku
maupun Majalah. Berbagai tokoh lainya , yaitu Dr. Anwar Harjono, S.H.,
H. Buchari Tamam, dan lain-lain.
13. Majelis Dakwah Islamiyah ( MDI )
Majelis Dakwah Islamiyah ( MDI ) didirikan oleh para tokoh islam
yang tergabung dalam golongan karya pada masa pemerintahan orde baru
di bawah pemerintahan Suharto.
MDI merupakan organisasi dakwah yang cukup berjasa dalam bidang
dakwah pembangunan melalui pengiriman tenaga dakwah di lokasi
transmigrasi, khususnya di luar jawa. Di samping itu, MDI juga berjasa
dalam bidang dakwah terutama di kalangan Birokrasi. Tokoh MDI antara
lain H. Chalid Mawardi.
14. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ( ICMI )
Ikatan Cendiakawan muslim se Indonesia ( ICMI ) adalah
organisasi para cendiakawan di Indonesia yang didirikan oleh
cendiakawan atas dukungan birokrasi, pada tahun 1990.
Di antara para tokoh ICMI antara lain: Prof. Dr. Ing. Bj. Habibi,
Prof. Dr. H. Amien Rais , Prof. KH. Ali Yafie dan lain-lain.
Di samping organisasi islam di atas, sebenarnya masih terdapat berbagai
organisasi islam lainya, baik yang bersifat Nasional maupun lokal yang
bergerak dalam bidang dakwah islamiyah. Semua organisasi tersebut
memiliki andil dan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan
dakwah islamiyah di negri Indonesia tercinta ini.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain: Gabungan Usaha-usaha
Pembaharuan Pendidikan Islam ( GUPPI ), Persatuan Ulama Seluruh Aceh
( PUSA ), Darud Da’wah Wal Irsyad ( DDI ) , Badan Kontak Majelis
Ta’lim ( BKMT ) , Forum Umat Islam ( FUI ) , Persatuan Muslim
Indonesia ( PERMI ) dan lain-lain.

[9]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm.299
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam perkembangannya bangsa Indonesia banyak mendapat
rintangan baik dalam bidang Agama, Sosial dan Ekonomi.Hal itu
disebabkan adanya Imperialisme barat yang ingin menguasai kekayaan
alam bangsa ini serta menjadikan rakyat sebagai alat untuk mencapai
tujuan mereka.Tetapi para ulama dan rakyat tidak tinggal diam dengan hai
ini, mereka melakukan perlawanan agar terbebas dari kekangan bangsa
belanda.
DAFTAR PUSTAKA

Sartono Kurtodirdjo, Ibid.,


Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000,
Drs. Samsul Munir Amin M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah 2010,
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid IV,
Taufik Abdullah (ED) , Sejarah Umat Islam Indonesia,
Muhammad Syamsu Ass, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai