A. Latar Belakang............................................................................................................................3
2
A. Latar Belakang
Kondisi bangsa indonesia sebelum 1908 sangat memprihatinkan, hidupnya sengsara
karena penjajahan, bukan hanya orang luar saja yang menyebabkan penderitaan, namun sesama
bangsa kita sendiri juga terjadi pertikaian disebabkan aduh domba dari Belanda. Penderitaan
bangsa indonesia semakin parah ketika deandles yang berkuasa di indonesia, rakyat indonesia
dipaksa kerja rodi, dan berlanjut diadakan tanam paksa. Bangsa indonesia diperas oleh belanda
bukan hanya tenaganya saja, namun kekayaan juga.
Indonesia memperoleh kemerdekaan dalam waktu yang lama. Banyak para pahlawan yang
gugur demi mempertahankan bumi pertiwi tercinta. Mereka mengorbankan seluruh jiwa dan raga
untuk mengejar sebuah kata merdeka. Sebelum tahun 1908, telah banyak bangsa lain yang ingin
menjajah dan menguasai Indonesia. Mereka banyak memeras, menindas, dan merampas hak-hak
rakyat Nusantara. Banyak perlawanan dari pahlawan-pahlawan kita yang masih bersifat
kedaerahan. Muncul banyak tokoh-tokoh yang memegang andil besar dalam perlawanan
terhadap penjajahan yang bangsa lain lakukan.
Rusaknya ekonomi Eropa akibat peperangan dan berkembangnya teknologi pelayaran pada
abad ke 15 menyebabkan negara-negara di Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari sumber-
sumber ekonomi dan lahan baru untuk dilakukannya perdagangan. Ternyata kemudian bangsa
Eropa tidak hanya melakukan perdagangan melainkan langsung menguasai dan menjajah negara-
negara yang mereka anggap baru diketemukan. Awal dimulainya penjajahan Belanda di
Indonesia dimulai sejak didirikannya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal
20 Maret 1602. Sejak VOC berdiri, dimulailah berbagai bentuk kekerasan yang menimpa rakyat
Indonesia. Penderitaan rakyat Indonesia terjadi dalam berbagai segi kehidupan. Di berbagai
daerah, VOC melakukan tindakan dengan melaksanakan politik devide et impera (adu domba)
yaitu saling mengadu domba antar kerajaan yang satu dan kerajaan yang lain atau mengadu
domba di dalam kerajaan itu sendiri. Politik adu domba makin melemahkan kerajaan-kerajaan di
Indonesia dan merusak seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesia makin menderita ketika Daendels (1808-1811) berkuasa. Upaya kerja
paksa (rodi) guna membangun jalan sepanjang pulau Jawa (Anyer-Panarukan) untuk kepentingan
3
militer, membuat rakyat makin menderita. Penderitaan berlanjut karen Belanda
menerapkan cultur stelsel (tanam paksa). Peraturan tanam paksa diterapkan oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch tahun 1828. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat
menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh
pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Tanam paksa menyebabkan rakyat
diperas bukan hanya tenaga melainkan juga kekayaannya sehingga mengakibatkan banyak sekali
rakyat yang jatuh miskin. Di pihak lain, penjajah mendapatkan kekayaan bangsa Indonesia yang
berlimpah untuk membangun negara Belanda dan menjadi negara kaya di Eropa.
Penderitaan bangsa Indonesia menumbuhkan benih perlawanan di berbagai daerah.
Perjuangan melawan penjajah dipimpin ulama atau kaum bangsawan. Sultan Hasanudin di
Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat,
Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, memimpin perjuangan melawan penjajah. Perjuangan
rakyat untuk mengusir penjajah belum berhasil. Hal ini disebabkan perjuangan masih bersifat
kedaerahan dan belum terorganisasi secara modern. Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia
menyadarkan beberapa orang Belanda yang tinggal atau pernah tinggal di Indonesia. Diantaranya
Baron Van Houvell, Edward Douwes Dekker, dan Va Deventer. Edward Douwes Dekker,
terkenal dengan nama samaran Multatuli, menulis buku "Max Havelaar" pada tahun 1860. Buku
ini menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Lebak, Banten akibat penjajahan Belanda.
Mr. Van Deventer mengusulkan agar pemerintah Belanda menerapkan politik balas budi
"Etische Politic". Politik balas budi terdiri dari tiga program yaitu edukasi, transmigrasi, dan
irigasi.
Atas desakan berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menerapkan politik balas budi.
Politik balas budi bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia melainkan untuk kepentingan
pemerintahan Belanda. Contohnya seperti irigasi dibangun untuk kepentingan pengairan
perkebunan milik Belanda, pembangunan sekolah (edukasi) bertujuan untuk menyediakan tenaga
terampil dan murah. Di sisi lain, pembangunan sekolah melahirkan dampak positif bagi bangsa
Indonesia yaitu munculnya masyarakat terdidik atau mulai memiliki pemahaman dan kesadaran
akan kondisi bangsa Indonesia yang sebenarnya. Bangsa Indonesia saat itu kondisinya bodoh,
terbelakang, dan kemiskinan merajalela. Mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan
nasib bangsanya selanjutnya menjadi tokoh-tokoh kebangkitan nasional.
Bangsa indonesia mempunyai sejarah yang sangat panjang. Mereka hidup dalam
kemakmuran dan ketentraman selam berabad-abad. Beberapa kerajaan besar dan kecil banyak
berdiri di tanah nusantara. Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan besar yang
menggambarkan kejayaan bangsa yang mendiami tanah nusantara ini. Berbagai pengaruh budaya
dari luar yangbersumber dari jaran hindu, Budha, Islam secara damai turut menghiasi bangsa ini.
Namun pada abad kelima belas kehidupan yang tenteram di Indonesia mulai terusik oleh
kedatangan bangsa-bangsa barat ke kepulauan Nusantara. Bangsa-bangsa dari barat atau eropa
4
itu datang ke Dunia timur (Termasuk ke Indonesia) antar lain karena jalur perdagangan mereka
di laut tengah dikuasai pleh islam turki. Mereka akhirnyamencari jalan lain ke Dunia Timur
untuk mencari sendiri barang-barang dagangan yang mereka butuhkan.
Bangsa eropa yang pertama kali datang ke dunia Timur adalah bangsa Portugis dan
Spanyol. Mereka membawa armada kapalnya ke dunia Timur dengan membawa misi agama,
perdagangan, dan daerah koloni. Kenudian pada tanggal 7 Juni 1494 diadakan perjanjian antara
pihak Spanyol dan Portugis yang disebut dengan ”Tratados de tordesillas”, yang seakan
membagi dunia dalam kekuasaan mereka. Dalam perjanjian itu ditarik garis khayal dari sebuah
titik yang terletak 370 mil disebelah barat Tanjung Verde melintas dari Kutub Utara ke Kutub
Selatan. Berdasarkan perjanjian tersebut Armada Portugis berangakat ke arah timur dengan
harapan menemukan dunia Timur, sementara armada Spanyol berangkat ke arah barat. Yang
kemudian perjanjian tordesillas inilah yang mengawali lahirnya kolonialisme dan imperealisme
di dunia Timur oleh Bangsa-bangsa Barat.
Pada tahun 1511 bangsa Portugis yang dipimpin oleh Admiral Alfonso D’ Albuquerque
mulai menancapkan kuku penjajahannya di tanah air dan menaklukan malaka, yang merupakan
wilayah bagian nusantara. Sjak saat itulah mereka milai memperkuat kekuasaannya di Nusantara,
dengan dikuasainya malaka maka semakin terbukalah jalan untuk menguasai dareah-daerah yang
ada di Nusantara yang klaya akan rempah-rempahnya, yang pada saat itu merupakan barang
yang sangat mahal di Eropa. Satu demi satu kerajaan di Nusantara mulai ditaklukan oleh
Portugis. Setelah itu pada tahun 1521 Portugis sampai di Ternate dan pada tahgun 1575 Tidore
telah dikuasainys, Portugis yang pada awalnya hanya mencari rempah-rempah ke dunia Timur,
akhirnya mereka malah menaklukan, menguasai dan menjajah bangsa yang ada di Nusantara ini.
Perjuangan pertama dilakukan oleh rakyat malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak dan Sunda
Kelapa.
1. Perjuangan Rakyat Malaka
Serangan yang dilakukan rakyat malaka terhadap kapal portugis di anggap Albuquerque
sebagai hal yang baik. Karena albuquerque lebih suka menguasai malaka melalui perang
daripada membuat perjanjian denngan sultan malaka. Pada tahun 1511 ia pun berangkat
5
dari goa menuju malaka untuk memerangi sultan Mahmud Syah. Orang-orang portugis
mengadakan peperangan. Suatu pertempuran yang sangat dashyat terjadi, yang banyak
menumpahkan darah, banyak senjata-senjata seperti pedang, tombak, perisai, panah, dan
panah-panah beracun dapat dirampas oleh portugis. Bola-bola besi juga digunakan
sebagai senjata oleh orang malaka. Senjata ini diimpor dari cina. Di samping senjata-
senjata tersebut, orang-orang melayu dalam melawan orang-orang portugis, mereka juga
memakai meriam yang dibeli dari kalikut. Sultan malaka ahirnya harus meninggalkan
malaka, setelah ia sadar bahwa malaka tidak bisa mengimbangi senjata-senjata besar
orang-orang portugis. Sultan mencari perlindungan di pulau bintan. Sejak portugis
menduduki malaka pada tahun 1511, agama yang merupakan faktor yang penting
menjadi samar-samar, karena faktor ekonomi lah yang memegang faktor terpenting.
Pada tahun 1512, terjadi pemberontakan oleh seorang jawa bernama katir. Hal ini
disebabkan beras yang datang dri jawa untuk memenuhi kebutuhan di malaka di blokir
ole katir.sehingga memancing kemarahan pihak portugis. Pada perang yang pertama
katir mengalami kekalahan sehingga dia meminta bantuan dari japara yang merupakan
nehara asalnya. Japara mengirim bantuan dengan mengirim 100 kapal dan 10.000
prajurit untuk melawan portugis yang dianggap kafir di malaka.bantuan ini datang dari
Pati Unus. Pertempuran sengit berkobar tanggal 1 januari 1513 dimana armada jawa
mengalami kekalahan, hanya kira-kira 7 buah kapal yang berhasil pulang ke jawa. Pada
tahu 1599, belanda melakukan kerja sama dengan kerajaan aceh untuk megusir portugis
dari malaka. Baru pada tahun 1641 belanda berhasil merebut malaka dari tangan
portugis. Dan belan menetap di malaka. Ini menandai berahirnya kekuasaan portugis di
malaka.
2. Perjuangan Rakyat Johor
Dipimpin oleh Alaudin Ri’ayat Syah II mulai tahun 1530 kemudian dilanjutkan Abdul
Jalil Syah I (1580-1597) dapat menangkis serangan Portugis.
3. Perjuangan Rakyat Demak
Dipimpin oleh Dipati Unus. Pada tahun 1512-1523. Melakukan perlawanan terhadap
Portugis, dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. Berusaha merebut keembali
Malaka namun tidak berhasil
4. Perjuangan Rakyat Maluku
Berhasil menaklukkan Malaka tahun 1511 kemudian menuju ke Maluku Utara karena
sebagai penghasil rempah-rempah. Tahun 1512 Portugis mengadakan hubungan dagang
dengan Sulatan Harun dari Ternate. Portugis ternyata memonopoli perdagangan,
memeras dan menindas rakyat, penyebaran agama Kristen secara paksa sehingga
membuat rakyat melakukan perlawanan. Tahun 1550 rakyat Ternate dibawah pimpinan
Sultan Hairun melakukan perlawanan. Portugis menipu dan membunuh Sultan Hairun
dnegan dalih untuk mengadakan perundingan. Perjuangan diteruskan oleh Sultan
Baabullah, putra Sultan Hairun. Tahun 1570-1575 Ternate, Tidore, dan Halmahera
bersatu padu melawan Portugis. Tanggal 18 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil
mengusir Portugis dari Ternate.
5. Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama islam di Jawa Barat
memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527 Fatahillah
menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya.
Portugis terusir kembali ke Malaka. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh
Fatahillah kemudian berdirilah kerajaan Banten.
2. Perang Padri
Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat, yang bermula dari pertentangan
dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum adat. Kaum padri atau kaum ulama melakukan
gerakan perbaikan keadaan masyarakat di Minangkabau agar kembali kepada ajaran islam yang
murni, gerakan kaum padri ini ternyata mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa
oleh kebiasaan buruk mereka. Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama sesudah
kaum adat yang meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur tangan dalam
peperangan ini. Namun, tuuan Belanda bukan hanya melawan kaum Padri, tetapi untuk
menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18 Pebruari 1821 perang Padri
melawan Belkanda di mulai, perang padri terbagi kedalam tiga masa. Yaitu ; Tahun 1821 -1825
ditandai dengan meluasnya rakyat. Masa kedua Tahun 1825-1830 yang ditandai dengan
meredanya pertempuran karena belanda melakukan perjanjian dengan kaum Padri yang lemah.
Masa ketiga Tahun 1830-1838 yang diakhiri dengan tertangkapnya para pemimpin Padri.
Salah satu kekeuatan perlawanan kaum padri adalah di Bonjol yang di pimpin oleh Tuanku
Imam Bonjol kemudian belanda mendatangkan pasukan dari Batavia dengan bantuan ini belanda
dapat menguasai beberapa daerah kaum padri. Tahun 1834 Belanda menyerang Bonjol, mulai
tahun 1835 Belanada mengarahkan pasukannya untuk mengalahkan kaum padri di Bonjol karena
itu pasukan Padri semakin terjepit oleh Belanda namun selam tahun 1836 kekuatan Padri belum
terapatahkan.
Pada bulan Oktober 1837Belanda menyerang Benteng Bonjol yang pada akhirnya benteng
tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol dan
pasukannya menyerah pada belanda. Imam Bonjol kemudian dibuang oleh belanda ke Cianjur
dan dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi ke Menado dan Wafat disana yaitu pada
tanggal 6 Nopember 1864. secara umum perlawanan kaum padri dapat dipatahkan pada tahun
1838.
3. Perang Aceh
Perang Aceh yang terjadi pada bulan Maret 1873 belanda meminta Sultan Aceh yaitu
Sulatan Muhammad Daud Syah untuk menagkui kedaulatan Hindia Belanda namun ditolak
akhirnyta pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari Belanda. Maka dimuailah
perang rakyat Aceh. Pada bulan April 1837 belanda menyerang ke kerajaan Aceh namun
mengalami kegagalan. Pada bulan Desember 1873 Belanda melakukan serangan kedua yang
lebih besar, namun pada ahkirnya belanda berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana Aceh
pun jatuh ke tangan Belanda namun rakyat Aceh masih merasa merdeka dan gigih
mempertahankan kemerdekaannya. Belanda kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang
faham tentang agama islam atas nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara
memecah belah kekuatan masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda menyerang markas
pertahanan Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya diterusakan oleh isterinya Cut Nyak
Dien yang kemudian juga dapat ditangkap oleh Belanda. Pada tahun 1906 dibuang ke Sumedang.
Semenatara itu Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah menyerah pada tanggal 20 Januari 1903
dan pada tanggal 6 September 1903 Panglima Polem akhirnya menyerah juga. Maka, dengan
kejadian ini berarti pemerintah Hindia Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.
Perjuangan menentang penjajah belanda secara gagah berani dilakukan oleh rakyat
12 kerugian besar bagi pihak penjajah belanda
diberbagai daerah di indonesia yang menyebabkan
juga membawa pengorbanan harta benda dan jiwa yang besar pula bagi bangsa Indonesia namun
sampai abad ke-20 belanda tidak dapat di usir dari Indonesia. Kegagalan perjuangan bangsa
disebabkan adanya kelemahan yaitu ;
Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan
Para pejuang dapat diadu domba oleh pihak penjajah, sehingga perselisihan sering terjadi
antara para pempimpin.
Kelemahan ini menjadi pelajaran yang berarti bagi bangsa Indonesiadalam menentukan strategi
perjuangan pada masa berikutnya.