Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA

KOLONIALISME BARAT
A. Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Eropa

1. Portugal
Portugal adalah bangsa Eropa pertama yang sampai ke Indonesia. Afonso de
Albuquerque, pemimpin Portugal di India, mengirim arama untuk menaklukkan
Malaka, pusat perdagangan rempah-rempah saat itu, pada tahun 1511. Setelah
menguasai Malaka, maka Portugis mengirimkan kapal pada tahun 1512, dipimpin
oleh Antonio de Abreu dan Francisco Serrao dalam pelayaran ke Maluku, yang
merupakan asal muasal rempah-rempah.

2. Spanyol
Spanyol adalah bangsa berikutnya yang sampai ke Indonesia, ketika
anggota ekspedisi Ferdinand Magellan yang dipimpin oleh Juan Sebastian
Elcano sampai di Maluku.
Ekspedisi Ferdinand Magellan berangkat pada tahun 1519 dari Spanyol dalam upaya
mencari jalur ke Maluku ke arah barat, sebagai alternatif jalur ke arah timur mengitari
benua Afrika yang dikuasai Portugal. Magellan tewas di pulau Mactan, Filipina, tapi
wakilnya Juan Sebastian Elcano berhasil mencapai Maluku pada 6 November 1521.
Setelah membeli rempah-rempah mereka akhirnya kembali ke Spanyol.
 

3. Belanda
Proses kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dimulai dengan keinginan Belanda
menemukan jalur langsung perdagangan rempah-rempah, sehingga mereka megirim
eksedisi yang dipimpin oleh Cornelis De Houtman pada tahun 1592.
Kesuksesan ekspedisi De Houtman ini diikuti dengan lahirnya VOC pada tahun
1602, untuk untuk melakukan konsolidasi para pedagang Belanda agar bisa
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan agar pedagang Belanda
bisa bersaing dengan pedagang Eropa lainya dari Portugal, Spanyol dan Inggris.

4. Inggris
Inggris sampai di Indonesia ketika ekspedisi pertama Inggris yang dipimpin oleh Sir
James Lancaster sampai di Banten pada tahun 1602.  Lancaster membuka pusat
dagang pertama Inggris di Indonesia di Banten. Inggris juga berupaya mencari
sendiri jalur perdagangan  rempah-rempah karena saat itu sedang berperang
dengan Spanyol.
B. Kekuasaan Kongsi Dagang VOC di Indonesia
Berita tentang keuntungan yang melimpah berkat perdagangan rempah-rempah
itu menyebar luas. Dengan demikian semakin banyak orang-orang Eropa yang
tertarik pergi ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing dalam
meraup keuntungan berdagang. Para pedagang atau perusahaan dagang Portugis
bersaing dengan para pedagang Belanda, bersaing dengan para pedagang Spanyol,
bersaing dengan para pedagang Inggris, dan seterusnya. Bahkan tidak hanya
antarbangsa, antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun mereka
saling bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia timur masing-
masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama.
Sebagai contoh seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang
yang diberi nama East India Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya
berkedudukan di Kalkuta, India.

C. Penjajahan Pemerintahan Belanda


Selama abad ke-18, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (disingkat VOC)
memantapkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di pulau Jawa setelah
runtuhnya Kesultanan Mataram. Perusahaan dagang Belanda ini telah menjadi
kekuatan utama di perdagangan Asia sejak awal 1600-an, tetapi pada abad ke-18
mulai mengembangkan minat untuk campur tangan dalam politik pribumi di pulau
Jawa demi meningkatkan kekuasaan mereka pada ekonomi lokal.

Namun korupsi, manajemen yang buruk dan persaingan ketat dari Inggris (East India
Company) mengakibatkan runtuhnya VOC menjelang akhir abad ke-18. Pada tahun
1796, VOC akhirnya bangkrut dan kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah
Belanda. Akibatnya, harta dan milik VOC di Nusantara jatuh ke tangan mahkota
Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis menduduki Belanda antara tahun
1806 dan 1815, harta tersebut dipindahkan ke tangan Inggris. Setelah kekalahan
Napoleon di Waterloo diputuskan bahwa sebagian besar wilayah Nusantara kembali
ke tangan Belanda.
BAB 2 PERANG MENENTANG KOLONIALISME BARAT

A. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Kongsi Dagang


Berikut ini beberapa perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir VOC.

1. Perlawanan rakyat Maluku


Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Kakiali dan Talukabesi
pada 1635-1646.

2. Perlawanan rakyat Makassar


Perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dari
Kerajaan Gowa. Saat terjadi perselisihan antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone
dengan raja Gowa, VOC langsung memanfaatkan kesempatan itu dan berhasil
memanfaatkan Arung Palaka untuk menyerang Gowa pada 1666.

3. Perlawanan rakyat Mataram


Pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, Belanda
telah mendirikan kantor dagang di Batavia. Perselisihan keduanya tidak dapat
dihindari hingga VOC melancarkan serangan ke Jepara yang menimbulkan
kerugian sangat besar bagi Mataram. Sultan Agung kemudian menyiapkan
penyerangan terhadap VOC di Batavia sebanyak dua kali. Pada 22 Agustus 1628,
pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba di Batavia.
Serangan pertama ini gagal dan tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur
dalam pertempuran. Mataram kemudian menyiapkan serangan kedua dengan
dipimpin Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purabaya. Meski
persiapannya telah matang, perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC yang
kedua ini kembali menemui kegagalan. Kegagalan ini disebabkan oleh VOC yang
membakar persediaan makanan para tentara Mataram.
4. Perlawanan rakyat Banten Perlawanan
Banten terhadap VOC terjadi sejak awal Belanda menginjakkan kaki di Banten.
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada
1656. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara
merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari
Makassar.
B. Perlawanan Rakyat Terhadap Kekuasaan Hindia Belanda

1. Perang Saparua di Ambon


Perang saparua merupakan bentuk perlawanan rayat Ambon terhadap pemerintahan
Hindia Belanda di Ambon saat itu. Rakyat ambon dipimpin oleh Thomas Matulesi
atau yang kita kenal dengan nama Pattimura. Akan tetapi, perlawanan Pattimura
bisa diatasi oleh Hindia Belanda dengan datangnya pasukan pembantu dari Jakarta.
2. Perang Paderi di Sumatra Barat
Perang Paderi merupakan perlawanan yang sangat menyita biaya dan tenaga yang
sangat besar bagi rakyat Sumatra Barat dan juga Belanda. Saat itu, rakyat Sumatra
Barat merupakan persatuan antara kaum paderi atau ulama dengan kaum adat
ditambah lagi datangnya bantuan dari Aceh yang membuat Belanda kesulitan.
Belanda kemudian menerapkan sistem pertahanan benteng stelsel. Penerapan
sistem pertahanan benteng stelsel oleh Belanda ternyata berhasil menuai
kemenangan yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Paderi di
Bonjol tahun 1837.
3. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro berlangsung pada 1825 sampai 1830 yang menjadi salah satu
perang besar yang dihadapi oleh Belanda. awal mula timbulnya perang ini adalah
karena adanya campur tangan Belanda dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta.

4. Perang Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda merupakan semangat jihad, yaitu perang
membela agama Islam. Belanda harus susah payah melawan rakyat Aceh terbukti
dengan gugurnya Jendral Kohler dan kegagalan sistem pertahanan benteng stelsel.
Saat itu, Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanan fisik rakyat Aceh hingga
mereka mengutus Dr. Snouck Hurgroje untuk menyamar dan mencari tahu
kelemahan rakyat Aceh. Belanda kemudian menemukan cara untuk mengalahkan
perlawanan rakyat Aceh dengan politik adu domba antara golongan bangsawan dan
ulama Aceh.
5. Perang Sisingamagaraja di Sumatra Utara
Perlawanan rakyat Sumatra Utara terhadap Belanda dilakukan oleh
Sisingamangaraja XII yang berlangsung selama 24 tahun.
Pertempuran ini berawal dari serangan ke pusat pertahanan Belanda pada 1877 dan
berakhir dengan pengepungan benteng terakhir Sisingamangaraja.
6. Perang Banjar
Perang Banjar berawal dari ikut campurnya Belanda dalam pergantian raja di
Kerajaan Banjarmasin. Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari
setelah Belanda menangkap Prabu Anom.
7. Perang Jagaraga di Bali
Perang ini berawal saat Belanda dan kerajaan di Bali bersengketa mengenai hak
tawan karang. Hak tawan karang sendiri merupakan setiap kapal yang kandas di
perairan Bali adalah hak bagi penguasa di daerah tersebut.Belanda kemudian
melakukan protes terhadap penyitaan dua kapal Belanda yang kemudian timbul
serangan terhadap Kerajaan Buleleng tahun 1846.
BAB 3 DAMPAK PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME
A. Dampak di Bidang Politik Pemerintahan dan Ekonomi

1. bidang politik

Bangsa Barat membawa dampak yang cukup besar dalam dunia politik
Indonesia pada masa penjajahan.  Pengaruh penjajah perlahan semakin kuat
sehingga mampu melakukan intervensi masalah internal kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Hal ini membuat kekuasaan penguasa Indonesia pada masa tersebut
semakin melemah bahkan hilang. Dampak kolonialisme dan imperialisme
penjajah juga masih berpengaruh hingga sekarang. Hal ini terlihat dari sistem
pemerintahan di Indonesia sekarang yang merupakan warisan dari penerapan
ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda.

2. bidang ekonomi
Masuknya bangsa Eropa di Indonesia membawa berbagai pengaruh termasuk
dalam kehidupan perekonomian bangsa Indonesia. Pada masa penjajahan,
penduduk Indonesia diperkenalkan dengan mata uang yaitu uang kertas dan
logam.  Hal ini kemudian yang mendorong  munculnya sistem perbankan modern
ditandai dengan berdirinya de Javasche Bank, bank modern pertama di Hindia-
Belanda yang didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1828.

B. Dampak di Bidang Sosial Budaya dan Pendidikan

1. Bidang Sosial Budaya


Ilmu arsitektur khas bangsa Barat banyak digunakan pada masa penjajahan.
Banyak bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang
menjadi saksi bisu dampak kolonialisme di bidang budaya.  Sedangkan dalam
bidang sosial bisa dilihat dari menyebarnya agama Kristen Katolik dan Kristen
Protestan. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak lepas dengan
para misionaris yang berasal dari bangsa Barat. 

2. Bidang Ekonomi
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus
membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. Makanya,
mereka punya andil dalam pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya.
Bahkan mereka juga membangun waduk dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga
membangun industri pertambahan dengan membuka kilang minyak
bumi di Tarakan, Kalimantan Timur.
BAB 4 SUMPAH PEMUDA DAN JATI DIRI KEINDONESIAAN

A. Latar Belakang Peristiwa Sumpah Pemuda


Dalam proses pengambilan keputusan dilakukan tiga kali rapat atau perundingan
Rapat pertama dalam Kongres Pemuda ini dilakukan pada Sabtu, 27 Oktober 1928,
di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. acara dibuka
dengan sambutan dari Soegondo. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres
ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Setelah
itu, dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Selanjutnya, Rapat kedua dilakukan pada keesokan
harinya pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam rapat
kedua ini, kongres membahas mengenai pendidikan. Poernomo Woelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro keduanya berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, sementara itu harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah
dan di rumah. Selanjutnya pada rapat ketiga, Soenario menjelaskan pentingnya
nasionalisme dan demokrasi Setelah itu, diperdengarkan lagu "Indonesia" oleh Wage
Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta
kongres. Selanjutnya Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil
kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah
Setia yang kita kenal sekarang sebagai Sumpah Pemuda.

B. Sumpah Pemuda Tonggak Persatuan dan Kesatuan


Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah Pergerakan
Kemerdekaan Indonesia. Pada 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah
Pemuda, hal ini mengingat Sumpah Pemuda di selenggarakan pada tanggal 27 – 28
Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Sumpah Pemuda merupakan hasil keputusan dari
Kongres Pemuda II dan ikrar ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan sita-
sita berdirinya negara Indonesia. Sumpah Pemuda sendiri di rumuskan dan ditulis
oleh Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.

C. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan


Sumpah Pemuda memiliki makna strategis dalam rangkaian untuk mengembangkan
rasa persatuan dan proses penguatan jati diri bangsa, bangsa Indonesia. Karena hal
yang sangat menonjol, setelah terjadinya Sumpah Pemuda, organisasi-organisasi
dan partai yang ada secara tegas mendasarkan jiwa dan semangat keindonesiaan.
Partai atau organisasi politik yang belum mencantumkan namanya dengan kata
Indonesia, mulai menambahkan nama Indonesia. Penguatan jati diri keindonesiaan
ini sebagai implikasi dari Sumpah Pemuda. 

Anda mungkin juga menyukai