Disusun oleh:
2. Imperialisme
Kata imperialisme berasal dari kata latin imperium, yang berarti kekuatan
tertinggi. Imperialisme merupakan kebijakan atau ideologi untuk memperluas
kekuatan suatu negara atas negara-negara asing.
Imperialisme sangat umum diseluruh dunia sepanjang sejarah yang
tercatat, contoh paling awal yang berasal dari pertengahan milenium ketiga
sebelum Masehi. Dalam beberapa kondisi, imperialisme dianggap sebagai cela
secara moral dan dilarang oleh hukum internasional. Oleh karena itu, istilah ini
digunakan dalam propaganda internasional untuk mengancam kebijakan luar
negeri pihak lawan.
2. Perlawanan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar muda (1607-1639), armada Aceh
telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh
telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada tahun
1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang
dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapatkan kemenangan. Meskipun
demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.
4. Perang Aceh
Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka
kepada Inggris, dan Belanda mendapat hak atas Aceh. Belanda juga membakar
masjid Baiturrahman yang menjadi benteng pertahanan Aceh 5 April 1873.
Jendral Kohler terbunuh saat pertempuran di depan masjid
Baiturrahman, Banda Aceh. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan
dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil.
Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran
Abdul Gafar. Ia dimintai masukan atau rekomendasi tentang cara-cara
mengalahkan rakyat Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan
dengan kekerasan, sebab karakter orang Aceh tidak akan pernah menyerah.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara
golongan Uleebalang (bangsawan) dan kaum ulama. Belanda memberikan
tawaran kedudukan kepada para Uleebalang apabila kaum ulama dapat
dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak.
Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada 1899. Sultan
Aceh Mohammad daudsyah ditawan pada tahun 1903. Cut nyak Dien, tokoh
pemimpin perempuan, ditangkap tahun 1906, kemudia diasingkan ke
Sumedang.
Pahlawan perempuan cut Meutia gugur pada tahun 1910. Hingga tahun
1917, Belanda masih melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa perlawanan
aceh. Belanda mengumumkan berakhirnya perang Aceh pada tahun 1904.
Namun demikian, perlawanan seporadis rakyat Aceh masih berlangsung
hingga tahun 1930an.
6. Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Belanda campur tangan dalam urusan
pergantian raja di kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada
pangeran tamijidilah yang tidak disukai rakyat.
Perlawanan dilakukan oleh prabu Anom dan pangeran Hidayat. Pada
tahun 1859, pangeran Antasari memimpin perlawanan setelah prabu Anom
ditangkap Belanda. Pada tahun 1862, pangeran Hidayat menyerah, dan
berakhirlah perlawanan Banjar di pulau Kalimantan. Perlawanan benar-benar
dapat dipadamkan pada tahun 1905.