Anda di halaman 1dari 4

Indonesia Melawan Nasionalisme dan Imperalialisme

A. Perlawanan terhadap persekutuan dagang


1) Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Penyebab utama adalah Portugis menghalang-halangi perdagangan Banda dengan Tidore.
Dalam perang tersebut Portugis berhasil mengadu domba kerajaan Ternate dan Tidore. Portugis
mendapat dukungan dari Ternate dan bacan. akhirnya Portugis mendapat kemenangan. Rakyat
Maluku sadar bahwa Portugis hanya merusak perdamaian. Sultan hairun berhasil menyatukan
rakyat dan mengobarkan perlawanan pada tahun 1565. Portugis terdesak oleh gempuran
tentara kerajaan yang didukung rakyat. Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan
hairun. Sultan hairun adalah raja yang dicinta damai sehingga menerima ajakan Portugis.
Dengan adanya kelicikan Portugis menimbulkan kemarahan rakyat Maluku dengan gagah Sultan
baabullah (putra Sultan Hairun) melanjutkan perjuangan ayahandanya dengan memimpin
perlawanan pada saat bersamaan Ternate dan Tidore bersatu melancarkan serangan terhadap
Portugis. Akhirnya, pada tahun 1575 Portugis berhasil diusir dari Ternate.
2) Perlawanan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar muda tahun 1607 sampai 1639, Armada Aceh telah
disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka titik saat itu, Aceh telah memiliki
armada laut yang mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah kerajaan Aceh telah sampai di
Sumatera timur dan Sumatera barat. Pada tahun 1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis,
tetapi penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan titik
meskipun demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.

3) Ketangguhan “Ayam Jantan Dari Timur”


Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa di Sulawesi Selatan titik suatu ketika, kerajaan Gowa Sultan
Hasanuddin dan Bond arung Palakka berselisih paham. Hal ini dimanfaatkan VOC dengan
mengadu domba kedua kerajaan tersebut. VOC memberikan dukungan, sehingga bon menang
saat perang dengan Gowa tahun 1666 titik Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani
perjanjian bongaya pada 18 November 1667. Perjanjian bongaya adalah perjanjian antara Sultan
Hasanuddin dan VOC isinya di antara lain
A. Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar
B. Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar
C. Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar Makassar
D. Aru palaka diakui sebagai raja Bone
Perjanjian bongaya telah memangkas kekuasaan kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di
Sulawesi tingkat kerajaan-kerajaan kecil yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.

4) Serangan Mataram Terhadap VOC


Perselisihan antara Mataram dan Belanda terjadi karena nafsu monopoli Belanda titik pada
tanggal 8 November 1918 gubernur jenderal VOC Jan pieterszoon Coen memerintahkan Van
denmarks menyerang Jepara kerugian Mataram sangat besar di titik peristiwa tersebut
meruncing perselisihan antara Mataram dan Belanda titik raja Mataram Sultan agung segera
mempersiapkan penyerangan terhadap kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan
pada tahun 1628. Pasukan Mataram dipimpin tumenggung baworejo yang tiba di Batavia
tanggal 22 Agustus 1628. Selanjutnya, menyusul pasukan tumenggung Sura agul agul, dan
kedua bersaudara yaitu kyai Dipati mandurejo dan upa Santa. Serangan pertama mengalami
kegagalan dikarenakan kurangnya pembekalan, disebut juga disediakan Mataram kurang
matang dalam memperhitungkan medan pertempuran titik faktor lain adalah persenjataan
Belanda jauh lebih

Anda mungkin juga menyukai