A. Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai abad ke-18)
1.1 Aceh Versus Portugis dan VOC
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawahikmah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam
yang menyingkir dariMalaka menuju ke Aceh. Dengan demikian perdagangan di Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh
berkembang menjadi bandar dan pusatperdagangan. Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang olehPortugis sebagai
ancaman, oleh karena itu, Portugis berkehendak untukmenghancurkan Aceh. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan keAceh
di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpinoleh de Sauza.Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh
sedang berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal-kapal Portugis untuk ditangkap.Sebagai persiapan Aceh
melakukan langkah-langkah antara lain:
1. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, Meriam dan prajurit
2. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat
digagalkan oleh pasukan Aceh.Rakyat Aceh dan para pemimpinnya selalu ingin memerangi kekuatan dan dominasi asing, oleh karena
itu, jiwa dan semangat juang untuk mengusir Portugis dari Malaka tidak pernah padam. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda
adalah raja yang gagah berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari Malaka.
Angkatan lautnya diperkuat dengan kapal-kapal besar yang dapat mengangkut 600-800 prajurit. Sementara itu untuk mengamankan
wilayahnya yang semakin luas meliputi Sumatera Timur dan Sumatera Barat, ditempatkan para pengawas di jalur-jalur perdagangan.
Para pengawas itu ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan penting seperti di Pariaman. Para pengawas itu umumnya terdiri para
panglima perang pada tahun 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan ke Malaka.
KESIMPULAN
1. Perlawanan yang terjadi pada abad ke-16 di berbagai daerah ditujukan kepada Portugis, Spanyol dan Belanda. Kemudian
perawanan rakyat pada abad ke 17 dan 18 umumnya ditujukan kepada dominasi kongsi dagang VOC (Belanda).
2. Perlawanan rakyat Indonesia dilatarbelakangi karena tindakan monopoli, keserakahan dan intervensi politik dengan devide et
impera dari pemerintahan kongsi dagang itu.
3. Perlawanan rakyat Indonesia itu umumnya memang dapat dipatahkan oleh kekuatan musu yang sering berlaku licik dan
memiliki persenjataan yang lebih lengkap.
4. Akibat dominasi pemerintahan kongsi dagang dan kekalahan perlawanan rakyat berdampak sebagian besar Kepulauan
Indonesia dikuasai kekuasaan asing terutama VOC.
5. Perang yang terjadi pada abad ke-18 akhir hingga awal abad ke- 20 merupakan perlawanan terhadap pemerintah kolonial
Hindia Belanda.
6. Pemerintah kolonial Belanda tetap menjalankan taktik perang yang licik dan kejam. Tipu daya pura - pura mengajak damai,
mengadu domba dan menangkapi anggota keluarga pimpinan perang Indonesia terus dilakukan.
7. Perang melawan penjajahan pemerintahan kolonial Hindia Belanda memang belum berhasil tetapi semangat juang rakyat dan
para pemimpin perang kita tidak pernah padam. Kedaulatan dan kemerdekaan rakyat Indonesia harus terus diperjuangkan agar
bebas dari penjajahan.
8. Penjajahan pada hakikatnya selalu kejam, menangnya sendiri, serakah, tidak memperhatikan penderitaan orang lain.
Penjajahan senantiasa bertentangan dengan harkat dan hak asasi manusia.
9. Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Abad XX
Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antardaerah.
Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja
Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani.
Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi persenjataan.
Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya.
10. Banyak nilai - nilai keteladanan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya semangat cinta tanah air, rela
berkorban, kebersamaan, kerja keras pantang menyerah dengan berbagai tantangan, sehingga dapat memotivasi kita untuk
kerja keras dan giat belajar